Anda di halaman 1dari 38

A.

JUDUL : Tanah dan Nutrisi pada Tumbuhan


B. TEMPAT : Laboratorium Biologi Universitas Pasundan Bandung
C. WAKTU : 14.30-16.30
D. HARI / TANGGAL : Kamis, 13 Maret 2014
E. INDIKATOR :
 Mahasiswa dapat memahami konsep tanah dan nutrisi tumbuhan melalui
pengaplikasian praktikum.
 Mahasiswa dapat mengetahui kemampuan tanah menyerap air.
 Mahasiswa dapat membandingkan daya ikat (kapilaritas) tanah pasir, tanah
lempung (lempung), dan tanah liat terhadap penyerapan air.
 Mahasiswa dapat mengetahui jeis tanah yang baik untuk media tanam.
F. TUJUAN :
 Mengetahui daya ikat partikel tanah pasir terhadap air.
 Mengetahui daya ikat partikel tanah lempung terhadap air.
 Mengetahui daya ikat pertikel tanah liat terhadap air.
 Membandingkan daya ikat tanah pasir, lempung, dan tanah liat.
 Mengurutkan kemampuan daya ikat dari media tanam yang diamati.
 Mengetahui status air dalam tanah.
 Mengamati partikel tanah pasir.
 Mengamati partikel tanah lempung.
 Mengamati partikel tanah liat.
G. DASAR TEORI
a. Definisi Tanah
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat
tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan
menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan
penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-
unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi
berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam
penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman,
yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk
menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan,
industri perkebunan, maupun kehutanan.

1|Page
Sumber : http://andiopratama.blogspot.com/2013/02/definisi-dan-jenis-tanah.html

b. Ukuran Partikel Tanah


PARTIKEL UKURAN DIAMETER
PASIR 2 - 0.02 mm
DEBU (SILT) 0.02 - 0.002 mm

LIAT (CLAY) < 0.0002 mm

c. Proses Pembentukan Tanah


Pembentukan tanah di bagi menjadi empat tahap:
1. Batuan yang tersingkap ke permukaan bumi akan berinteraksi secara langsung
dengan atmsosfer dan hidrosfer. Pada tahap ini lingkungan memberi pengaruh
terhadap kondisi fisik. Berinteraksinya batuan dengan atmosfer dan hidrosfer
memicu terjadinya pelapukan kimiawi.
2. Setelah mengalami pelapukan, bagian batuan yang lapuk akan menjadi lunak. Lalu
air masuk ke dalam batuan sehingga terjadi pelapukan lebih mendalam. Pada tahap
ini di lapisan permukaan batuan telah ditumbuhi calon makhluk hidup.
3. Pada tahap ke tiga ini batuan mulai ditumbuhi tumbuhan perintis. Akar tumbuhan
tersebut membentuk rekahan di lapisan batuan yang ditumbuhinya. Di sini terjadilah
pelapukan biologis.
4. Di tahap yang terakhir tanah menjadi subur dan ditumbuhi tanaman yang ralatif
besar.
Sumber : http://aditya-pandhu.blogspot.com/2010/03/proses-pembentukan-faktor-
dan-jenis.html
d. Komponen Tanah
Ada lima komponen yang dapat kita kategorikan sebagai komponen tanah

 Mineral Tanah

Mineral tanah berasal dari batu-batuan induk,yang oleh berbagai macam


proses mengalami penghancuran sehingga menjadi partikel-partikel yang lebih kecil.
Penghancuran batuan induk dialam dapat terjadi karena iklim (perubahan panas dan
dingin,hujan,angin),oleh aktivitas tumbuhan pionir (lumut kerak atau lichen) atau

2|Page
kegiatan mekanik seperti terjadinya gesekan-gesekan antar batuan dan oleh adanya
aktivitas manusia

 Organik Tanah

Bahan organik didalam tanah berasal dari tumbuhan dan hewan-hewan yang
telah mati,yang setelah mengalami penghancuran dan pembusukan oleh serangga dan
mikroba,komponen organiknya akan masuk kedalam tanah dan merupakan bagian
dari tanah tersebut. bahan organik tanah adalah semua jenis senyawa organik yang
terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa
mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam air, dan bahan organik yang stabil
atau humus.

 Air dan larutan Tanah

Air dalam tanah merupakan komponen yang penting bagi kehidupan


tumbuhan yang tumbuh diatasnya,air dalam tanah berkisar mulai dari kurang sekali
sampai jenuh dengan air,didalam air tanah biasanya terlarut banyak mineral dan
senyawa lainya,yang secara keseluruhan disebut larutan tanah dan merupakan sumber
nutrisi bagi tumbuhan.

 Amosfir Tanah

Udara yang mengisi rongga-rongga antar partikel tanah disebut atmosfir


tanah.kandungan udara antar partikel tanah disebut atmosfir tanah.kandungan udara
antar partikel tanah ini sangat ditentukan oleh ukuran tanah yang membangunnya dan
berkisar antara 30% untuk tanah pasir sampai 50% untuk tanah liat. Kandungan udara
tanah ini akan lebih besar lagi pada tanah-tanah yang kaya akan bahan organik. pada
tanah yang kandungan airnya berlebihan,sehingga mengisi seluruh rongga antar
partikel tanah, kandungan udara tanahnya dapat mendekati 0%.

 Organisme Tanah

Organisme yang hidup dalam tanah dapat dimasukkan sebagai bagian dari
tanah itu sendiri,organism tanah yang terdiri dari flora dan fauna tanah,banyak
membantu dalam menentukan struktur dan sipat tanah,seperti tingkat kegemburan
tanah,kandungan organic dan mineral tanah serta udara tanah,termasuk kedalam flora
tanah adalah bakteri,jamur dan ganggang,sedangkan yang termasuk kedalam fauna

3|Page
tanah adalah protozoa,insekta dan hewan-hewan tinggi yang membuat lubang didalam
tanah.

Sumber: http://rahminazliah.blogspot.com/2011/10/tanah-dan-nutrisi-tanaman.html

e. Faktor Penting Tanah


Potensial Air Tanah. Potensial air tanah sangat bervariasi. Nilai potensial air tanah
yang jenuh dengan air murni pada tekanan atmosfer sama dengan nol (0). Meskipun
demikian secara normal air tanah berada dalam bentuk larutan, dan oleh karenanya
nilai potensial oosmotik akan di bawah nol.
Hubungan potensial air tanah dengan komponen-komponen lainnya di dalam tanah
adalah sebagai berikut.
PA= PO + PT + PM
Potensial matriks (PM) adalah suatu nilai yang disebabkan oleh adanya berbagai
daya tarik secara kimia dan fisika antara air dengan partikel tanah yang
menimbulkan kekuatan menahan air oleh tanah. Termasuk ke dalam potensial
matriks ini adalah daya tarik kapiler dan kekuatan intermolekuler dalam mengikat
air hidrasi dalam koloida tanah.

Kapasitas Lapang. Kapasitan lapang dicapai apabila tanah yang dibasahi air,
sampai air yang membasahi tanah tersebut, gerak kapiler dan gaya gravitasinya tidak
mampu lagi menurunkan air tersebut lebih lanjut. Tanah liat yang memiliki luas
permukaan yang besar tetapi memiliki potensial matriks yang rendah, dapat megikat
air lebih banyak pada kapasitas lapang dibanding dengan tanah pasir. Hubungan
antara potensial air dengan jumlah air yang berada pada suatu tipe tanah.

Permukaan Air Tanah. Permukaan tanah sering berada jauh dibawah permukaan
tanah, sehingga perannya menjadi kecil dalam membasahi lapisan tanah diatasnya,
yang diperlukan bagi tumbuhan untuk hidupnya karena akarnya tidak mampu
mencapai air tersebut. Beberapa tumbuhan yang memiliki akar yang dapat
menembus sampai dalam sekali, dapat memperoleh air dari air permukaan yang
dalamnya sekitar 10 meter. Letak air permukaan yang jauh lebih dalam dari itu,
menjadi tidak bermanfaat langsung bagi tumbuhanyang hidup diatasnya. Air kapiler

4|Page
yang naik dari permukaan air tanah, akan menjadi sumber air yang penting untuk
tumbuhan.
f. Pengukuran Air Tanah
Penetuan Kadar Air Tanah. Penentuan kadar air tanah dapat ditentukan dengan
cara mengambil sampel tanah, yang kemudian ditimbang berat basahnya. Sampel
tanah selanjutnya dikeringkan dalam oven, sampai beratnya konstan. Kehilangan
berat setelah dikeringkan merupakan kandungan air di dalam tanah tersebut. Dengan
membandingkan kehilangan berat terhadap berat basah atau berat keringnya, kita
akan mengetahui presentase kadar air tanah tersebut.

Kapasitas Lapang. Pengukuran kapasitas lapang secara lebih teliti, dapat dilakukan
dengan memanskan satu tipe tanah yang akan diukur kapasitas lapangnya ke dalam
satu tabung silinder gelas. Tanah yang hendak diukur terlebih dahulu dikeringkan
dan dihancurkan sampai terurai menjadi partikel-partikel. Ke atas tanah tadi
dituangkan sejumlah air , dan biarkan air tersebut meresap turun ke dalam silinder
dan usahakan jangan sampai ada air yang menguap dari permukaan atas tanah.
Biarkan 2-3 hari sampai air tadi tidak bergerak lagi ke bawah. Ambil bagian tanah
yang basah dan ukur kadar airnya, maka kadar air yang kia peroleh adalah kadar air
pada kapasitas lapang.

Moisture Equivalent. Moisture Equivalent didefinisikan sebagai presentase kadar


air yang dapat ditahan oleh tanah setelah melawan daya tarik 1000x gravitasi. Untuk
keperluan ini sampel tanah dimasukkan ke dalam tabung sentrifuga yang berpori,
yang selanjutnya dipusing dengan kekuatan putaran 1000 gravitasi sampai semua air
yang tidak dapat ditahan oleh tanah tersebut akan keluar. Sisa tanah diukur kadar
airnya, dan kadar air tersebut merupakan Moisture Equivalent.

Presentase Kadar Air Pada Kelayuan Permanen. Pengukuran ini merupakan


pengukuran secara fisiologi, karena paameter yang digunakan dalam pengukuran ini
adalah tumbuhan. Kadar air pada hasil pengukuran ini adalah tumbuhan. Kadar air
pada hasil pengukuran ini adalah presentase kadar air pada tanah, dimana tumbuhan
yang tumbuh diatasnya menjadi layu secara permanen.

5|Page
Kadar Air Pada Kisaran Kelayuan. Kisaran kadar air tanah antara saat tumbuhan
mulai layu sampai tercapai kelayuan yang permanen. Untuk keperluan ini dilakukan
dua kali pengukuran, sehingga kita memiliki dua nilai.

g. 3 Elemen Tanah
1. NUTRISI (NUTRITION) : adalah penyediaan /suplai dan absorbsi senyawa-
senyawa kimia yg dibutuhkan untuk pertumbuhan dan metabolisme tanaman
2. NUTRIENT : adalah senyawa-senyawa kimia yg dibutuhkan oleh organisme
(termasuk tanaman)
3.PROSES METABOLISME : adalah mekanisme bagaimana nutrien diubah
menjadi material sel atau digunakan sebagai energi. Terminologi “metabolisme”
merupakan bermacam reaksi yg terjadi dalam sel hidup dalam hubungannya dengan
kehidupan dan pertumbuhan. Nutrien dan metabolisme sangat erat hubungannya.

h. Macam tumbuhan berdasarkan nutrisi


Cara tumbuhan memperoleh makanan organiknya, tumbuhan dapat kita bagi dalam
2 kelompok yaitu autotrof dan heterotrof. Tumbuhan autotrof adalah kemlompok
tumbuhan yang dapat membuat bahan organiknya sendiri dari bahan-bahan
anorganik melalui proses fotosintesis dan kemosintesis. Tumbuhan heterotrof
merupakan kelompok tumbuhan yang kebutuhan bahan organiknya tergantung pada
bahan-bahan organik yang telah ada. Baik autotrof maupun heterotrof, kedua
kelompok tumbuhan ini memerlukan sumber nutrisi mineral dari lingkungan-
lingkungannya.
i. Fungsi Nutrisi
Nutrisi tanaman menjadi sangat vital bagi pertumbuhan tanaman. Pemahaman
pengetahuan tentang nutrisi tanaman ini sangat berguna bagi para pelaku pertanian.
Sayangnya, tingkat pemahaman pengetahuan nutrisi tanaman ini masih relatif sangat
minim dimiliki oleh para pelaku pertanian (petani), sehingga optimasi hasil produksi
menjadi terhambat. Di sisi lain karena mengejar optimasi produksi, efisiensi
produksi seringkali terabaikan yang pada gilirannya praktek pertaniannya menjadi
berbiaya tinggi dan tidak lagi profitable.
Kenyataan di atas yang kemudian menjadi salah satu sebab bidang pertanian
menjadi bidang yang dianggap tidak menjanjikan secara finansial. Negeri ini yang

6|Page
sebenarnya dianugerahi tanah yang subur kemudian banyak ditinggalkan para pelaku
pertanian dan digantikan dengan praktek industri yang seringkali mencemari dan
merusak struktur kesuburan tanah itu sendiri.
Pemahaman pengetahuan nutrisi tanaman sangat berpengaruh terhadap efisiensi
biaya produksi dan optimasi hasil produksi. Dalam hal ini pemahaman pengetahuan
sumber bahan organik yang sebenarnya tersedia melimpah di sekitar kita juga akan
melengkapi efisiensi dan optimasi produksi tersebut.
Yang tak kalah penting adalah pemahaman pengetahuan kondisi dasar tanah yang
ditempati dan digarap oleh pelaku pertanian tersebut, antara lain kondisi dasar tanah
yang meliputi jenis tanah liat, berpasir, remah dan sebagainya. Bagaimana pH
tanahnya, termasuk jenis tanah netral, basa atau asam. Sebab pemahaman tersebut
nantinya berpengaruh terhadap perlakuan dan unsur2 yang perlu ditambahkan ke
dalam tanah tersebut.
Ibarat manusia, tanaman pun memerlukan makanan pokok dan makanan tambahan.
Nutrisi tanaman terbagi dalam dua kategori, yakni elemen makro sebagai makanan
pokok, dan elemen mikro sebagai makanan tambahan (pelengkap).

j. Penyerapan dan Pemindahan Zat Terlarut


Zat – zat terlarut dapat bergerak dengan difusi melalui saluran yang terdapat pada
perintang fisik atau masuk bersama aliran pelarut. Zat – zat terlarut bergerak
melintasi membran melalui proses lain yaitu pinositosis.
1. Penyerapan pasif Penyerapan pasif merupakan proses penyerapan non metabolik.
Angkutan pasif dapat terjadi melalui aliran masa, sebagian dari mineral-mineral
yang diserap oleh tumbuhan berasal dari hasil penyerapan secara pasif.
2. Penyerapan dan Angkutan Aktif Pengangkutan ion dengan bantuan energi
metabolik disebut angkutan pasif. Sumber energi untuk keperluan angkutan berasal
dari ATP, yang dapat dihasilkan pada proses fotosintesis maupun respirasi. Beberapa
kemungkinan angkutan aktif yang terjadi didalam tumbuhan adalah:  Pompa
sitokrom, yang berperan sebagai pembawa anion.  Mekanisme lain, tidak semua
membran mengandung enzim angkutan elektro yang sebagian besar terdapat pada
mitokondria dan kloroplas, sedangkan pada membran lainnya, seperti tonoplas dan
plasmalema tidak dijumpai.

7|Page
k. Penyerapan garam mineral oleh perakaran tumbuhan
Garam mineral yang paling mudah tersedia bagi akar adalah yang larut dalam
larutan tanah, sekalipun konsentrasinya biasanya rendah. Hara ini mencapai akar
melalui tiga cara : difusi melalui larutan tanah, dibawa secara pasif dalam aliran
massa menuju akar, dan akar yang tumbuh mendekati unsur tersebut. Garam mineral
dapat diserap dan diangkut ke atas dari daerah akar yang berambut dan juga dari
daerah yang lebih tua yang letaknya beberapa senti meter dari ujung akar.

http://blogspot.com/2011/04/faktor.faktor.yang.memepengaruhi.16.html

Beberapa kemungkinan pengangkutan aktif dalam tumbuhan:


1. Pompa sitokhrom
Lundegardh dan Bustrom (1933): Laju respirasi meningkat bila tumbuhan
dipindahkan dari air ke dalam larutan garam. Melalui percobaan tersebut Lundegard
menyatakan teori:
a. Penyerapan kation berbeda dengan anion
b. Ada perbedaan konsentrasi oksigen dipermukaan luar dan permukaan dalam
membrane. Terjadi oksidasi pada membrane luar dan reduksi pada membrane dalam
c. Penyerapan anion terjadi melalui system sitokrom.

Menurut hipotesis Lundegardh:


1. Permukaan dalam membrane sel
o Reaksi dehidrogenasi pada permukaan dalam membrane akan menghasilkan
proton (H+) dan electron (e-)
o Elektron (e-) yang dihasilkan akan mengalir keluar melalui rangkaian
sitokrom, sementara anion+ bergerak ke arah dalam
o Besi teroksidasi dan sitokrom tereduksi akibat penambahan electron (e-) hasil
dehidrogenasi
2. Permukaan luar membrane sel
o Besi tereduksi dan sitokrom teroksidasi, melepaskan electron (e-) dan
menangkap anion+
o Elektron (e-) yang dilepaskan bergabung dengan proton dan oksigen
menghasilkan molekul air

8|Page
Akhir reaksi
o Anion akan dilepaskan pada bagian dalam
o Kation akan diserap secara pasif untuk menyeimbangkan perbedaan potensial

l. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengangkutan mineral


Ada faktor yang dapat mempengaruhi pengangkutan/penyerpan mineral baik
secara pasif maupun aktif pada tumbuhan.
1. Suhu
Peningkatan suhu akan meningkatkan kemampuan penyerapan sampai batas suhu
tertentu,dan setelah itu akan menurun. Peningkatan suhu juga dapat
meningkatkan respirasi, yang secara tidak langsung dapat meningkatkan produksi
energy yang sangat diperlkukan dalam angkutanm aktif. Dilain pihak, suhu tinggi
dapat menimbulkan denaturasi protein enzim, sehingga secara tidak langsung
akan mempengaruhi penyerapan/angutan mineral.
2. Konsentrasi ion H+ (pH)
Perolehan lingkungan dari lingkungan tanaman sanagat dipengaruhi oleh
konsenbtrasi ion H+ ditempat mineral tersebut berada. Secara umum tumbuhan
lebih mudah menyerap mineral dari lingkungannya jika berada pada pH normal
yaitu antara 6,5-7.
3. Cahaya
Pengaruh cahaya tidaklah secara langsung.Cahaya penting untuk fotosintesis dan
selama proses fotosintesis dihasilkan energi (ATP) yang sangat dioperlukan
dalam angkutan aktif. Cahaya juga dapat mempengeruhi membukan dan
menutupnya stomata yang berkaitan dengan proses transpirasi, sehingtga
transpirasi yang meningkat akan meningkatan meningkatkan pengangkutan
mineralo melalui aliran masa.
4. Pengudaraan Tanah
Tanah dengan pengudaraan yang baik akan merangsang terjadinya respirasi sel-
sel akar sehingga akan ada cukup energy untuk angkutan aktif.
5. Interaksi
Ini ada kaitannya dengan pengikatan ion oleh binding site. Apabila binding site
untuk suatu ion sangat spesifik, maka penyerapan ion tersebut tidak akan

9|Page
mengalami gangguan. Sebaliknya jika hanya ada satu binding site, maka untuk
beberapa macam ion akan terjadi kompetisi.

m. Defisiensi Pada Tanaman


Defisiensi atau kahat unsur hara adalah kekurangan meterial (bahan) yang berupa
makanan bagi tanaman untuk melangsungkan hidupnya. Kebutuhan tanaman akan
unsur hara berbeda-beda tergantung dari jenis tanamannya, ada jenis tanaman yang
rakus makanan dan adapula yang biasa saja. Jika unsur hara dalam tanah tidak
tersedia maka pertumbuhan tanaman akan terhambat dan produksinya menurun.
Kita sebagai petani tidak mungkin mengecek kandungan hara tanah setiap saat
untuk mengetahui ketersediaan unsur hara tersebut, salah satu upayanya adalah
dengan mengetahui gejala defisiensi unsur hara pada tanaman.
Gejala Defisiensi Unsur Hara Pada Tanaman
o Nitrogen (N)
Gejala kekurangan nitrogen ditandai dengan warna daun berubah menjadi hijau muda
kemudian menjadi kuning sempurna, jaringan daun mati dan mengering berwarna
merah kecoklatan. Pembentukan buah tidak sempurna, kecil-kecil, kekuningan, dan
masak sebelum waktunya.
Cara penanganan kekurangan unsur nitrogen adalah dengan menambahkan pupuk
kimia berupa urea (N=46%), ZA (N=21%), KNO3, NPK serta pupuk daun kandungan
N tinggi.
o Fosfor (P)
Gejala kekurangan fosfor ditandai dengan warna bagian bawah daun terutama tulang
daun merah keunguan, daun melengkung, dan terpelintir (distorsi). Tepi daun, cabang
dan batang juga berwarna ungu. Kekurangan unsur ini menyebabkan terhambatnya
sistem perakaran dan pembuahan.
Cara penanganan kekurangan unsur fosfor adalah dengan menambahkan pupuk kimia
SP36 (P=36%), NPK, MKP serta pupuk daun kandungan P tinggi.
o Kalium (K)
Gejala kekurangan kalium ditandai dengan mengerutnya daun terutama daun tua
meski tidak merata, tepi dan ujung daun menguning yang kemudian menjadi bercak
coklat. Bercak daun ini akhirnya gugur, sehingga daun tampak bergerigi dan akhirnya

10 | P a g e
mati. Buah yang terbentuk tidak sempurna, kecil, kualitas jelek dan tidak tahan
simpan.
Cara penanganan kekurangan unsur kalium adalah dengan menambahkan pupuk
kimia KCl (K=52%), NPK, MKP, serta pupuk daun kandungan K tinggi.
o Sulfur (S)
Gejala kekurangan sulfur ditandai dengan warna daun muda memudar (klorosis),
berubah menjadi hijau muda, kadang-kadang tampak tidak merata, menguning atau
keputih-putihan. Pertumbuhan tanaman terhambat, kerdil, berbatang pendek, dan
kurus.
Cara penanganan kekurangan unsur sulfur adalah dengan menambahkan pupuk kimia
ZA (S=20%), Phonska (S=10%), serta pupuk daun yang mengandung unsur S.
o Kalsium (Ca)
Gejala kekurangan kalsium ditandai dengan pertumbuhan kuncup yang terhenti dan
mati, pertumbuhan tanaman lemah dan merana, tepi daun muda mengalami klorosis,
buah muda banyak yang rontok dan masak sebelum waktunya, warna buah kurang
sempurna.
Cara penanganan kekurangan unsur kalsium adalah dengan menambahkan kapur
dolomite (Ca=38%), kalsium karbonat (Ca=90%), serta pupuk kalsium kandungan Ca
80-99%.
o Magnesium (Mg)
Gejala kekurangan magnesium ditandai dengan daun tua yang semula hijau segar
berubah menjadi kekuningan dan tampak pucat. Diantara tulang-tulang daun terjadi
klorosis, warna berubah menguning dan terdapat bercak-bercak berwarna kecoklatan,
sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau.
Cara penanganan kekurangan unsur magnesium adalah dengan menambahkan pupuk
kimia kieserite, kapur dolomite (Mg=18%), serta pupuk daun yang mengandung unsur
Mg.
o Unsur Mikro
Besi (Fe). Gejala kekurangan besi ditandai dengan warna kuning pada daun-daun
muda, pertumbuhan tanaman terhambat, daun berguguran dan mati pucuk, tulang
daun yang berwarna hijau berubah kekuningan kemudian memutih, pertumbuhan
tanaman seolah terhenti.

11 | P a g e
o Boron (B). Gejala kekurangan boron ditandai dengan tepi daun mengalami klorosis
mulai dari bawah daun kemudian mengering dan akhirnya mati. Pada tanaman
bercabang, ruas tanaman memendek, batang keropos, pembentukan cabang tumbuh
sejajar berdampingan.
o Tembaga (Cu). Gejala kekurangan tembaga ditandai dengan daun berwarna hijau
kebiru-biruan, ujung daun secara tidak merata ditemukan layu, terkadang terjadi
klorosis meski jaringannya tidak mati, pertumbuhan tanaman kerdil dan gagal
membentuk bunga.

o Mangan (Mn). Gejala kekurangan mangan ditandai dengan pertumbuhan tanaman


kerdil, daun berwarna kekuningan atau kemerahan, jaringan daun di beberapa tempat
mati, serta biji yang terbentuk tidak sempurna.
o Seng (Zn). Gejala kekurangan seng ditandai dengan daun tua berwarna kekuningan
atau kemerahan, daun berlubang, mengering dan akhirnya mati.
o Molibedenum (Mo). Gejala kekurangan molibdenum ditandai dengan warna daun
memudar, keriput dan mengering, pertumbuhan tanaman seolah terhenti dan akhirnya
mati.
Cara penanganan kekurangan unsur mikro adalah dengan menambahkan pupuk
organik yang tinggi, pemberian pupuk organik cair untuk pemupukan susulan, serta
penyemprotan pupuk daun dengan kandungan mikro lengkap.

Sumber : https://www.facebook.com/pertaniansulut/posts/339266772873025

H. ALAT & BAHAN

Kegiatan 1

Daftar Alat

No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah Kegunaan Foto

12 | P a g e
Sebagai
Terbuat dari media untuk
1. Gelas ukur kaca,berbentuk silindris, 1 mengukur
10 ml. endapan
tanah.

Sebagai alat
untuk
2. Corong Terbuat dari kaca 1
memasukan
tanah.

Sebagai alat
Terbuat dari stainless steel
untuk
3. Spatula berbentuk menyerupai 1
mengambil
sendok.
tanah.

Sebagai alat
untuk
4. Plastik Terbuat dari palstik 1 membungkus
ujung gelas
ukur.

Sebagai alat
Terbuat dari untuk
5. Karet 1
karet,berbentuk bulat. mengikat
plastik.

13 | P a g e
Sebagai alat
6. Penggaris Terbuat dari plastik,30 cm 1 ukur endapan
tanah.

Sebagai alat
pengukur
7. Stopwacth Stopwacth handphone 1
waktu
pengendapan.

Sebagai
8. Kamera Kamera handphone 1 media
dokumentasi.

Daftar Bahan

No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Kegunaan Foto

Yang sudah dikeringkan Sebagai


1. Tanah Pasir 1
dan diayak objek

Yang sudah dikeringkan Sebagai


2. Tanah Kebun 1
dan diayak objek

14 | P a g e
Yang sudah dikeringkan Sebagai
3. Tanah Liat 1
dan diayak objek

4. Aquades Air yang sudah disuling 1

Kegiatan 2

Daftar Alat

No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah Kegunaan Foto

Sebagai
media untuk
1. Pipa kaca Terbuat dari kaca. 3
meletakan
tanah.

Sebagai
Terbuat dari kaca
media untuk
2. Erlenmeyer menyerupai bentuk 3
menampung
corong.
tetesan air.

15 | P a g e
Sebagai alat
Terbuat dari plastik
3. Selang 3 keluar
berbentuk silindris.
tetesan air.

Sebagai alat
penutup
4. Gabus Terbuat dari steroform 3
ujung pipa
kaca.

Sebagai alat
Terbuat dari stainless
untuk
5. Spatula bentuknya menyerupai 1
mengambil
sendok
tanah.

Sebagai alat
6. Neraca Terbuat dari besi 1
penimbang.

Sebagai alat
7. Penggaris Terbuat dari plastik 1
ukur.

16 | P a g e
Sebagai alat
8. Stopwacth Stopwacth handphone 1 penghitug
waktu.

Daftar Bahan

No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Kegunaan Foto

Yang sudah dikeringkan Sebagai


1. Tanah Pasir 1
dan diayak objek

Yang sudah dikeringkan Sebagai


2. Tanah Kebun 1
dan diayak objek

Yang sudah dikeringkan Sebagai


3. Tanah Liat 1
dan diayak objek

4. Air Keran Air Ledeng 1

17 | P a g e
Untuk
menutup
5. Vaseline 1
gabus agar
kedap udara

Kegiatan 3

Daftar Alat

No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah Kegunaan Foto

Sebagai
Terbuat dari bahan media
1. Pipa reaksi 3
kaca,berbentuk silindris. meletakan
tanah.

Sebagai
Terbuat dari media air
2. Aqua glass 3
plastik,berbentuk silindris. untuk
perendaman.

Sebagai alat
Terbuat dari stainless steel untuk
3. Spatula 3
berbentuk seperti sendok. mengambil
tanah.

18 | P a g e
Sebagai
media untuk
4. Corong Terbuat dari bahan kaca. 3
memasukan
tanah.

Sebagai alat
untuk
5. Kain kassa Terbuat dari benang 3
menutup pipa
reaksi.

Sebagai
perekat kain
6. Selotipe Terbuat dari plastik 1
kasa pada
pipa.

Sebagai alat
ukur
7. Penggaris Terbuat dari plastik,30 cm. 1
ketinggian
tanah.

Sebagai
8. stopwacth Stopwacth handphone 1 penghitung
waktu.

Daftar Bahan

No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Kegunaan Foto

19 | P a g e
Yang sudah dikeringkan Sebagai
1. Tanah Pasir 1
dan diayak objek

Yang sudah dikeringkan Sebagai


2. Tanah Kebun 1
dan diayak objek

Yang sudah dikeringkan Sebagai


3. Tanah Liat 1
dan diayak objek

4. Air Keran Air ledeng 1

Kegiatan 4

Pengamatan Partikel Tanah (Persentase equivalen)

Daftar Alat

Jumla
No. Nama Alat Spesifikasi Kegunaan Foto
h

20 | P a g e
Mikroskop Untuk mengamati objek
1. 1
cahaya (partikel tanah)

Untuk menyimpan
2. Objek glass 3
objek yang akan diamati

3. Spatula 3 Untuk mengambil tanah

Daftar Bahan

No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Kegunaan Foto

Yang sudah dikeringkan Sebagai


1. Tanah Pasir 1
dan diayak objek

Yang sudah dikeringkan Sebagai


2. Tanah Kebun 1
dan diayak objek

21 | P a g e
Yang sudah dikeringkan Sebagai
3. Tanah Liat 1
dan diayak objek

4. Aquades Air yang sudah disuling 1

I. CARA KERJA

Kegiatan 1

Persentase Proposi Jenis Tanah Pada Campuran Soil

22 | P a g e
1. Timbang ketiga jenis tanah (pasir, lempung, liat) masing-masing satu spatula.
2. Masukan ketiga jenis tanah tersebut kedalam gelas ukur.
3. Tambahkan 7,5 ml aquades kedalam baker glass.
4. Tutup mulut gelas ukur dengan menggunakan plastik dan ikat dengan karet.
5. Kocok sebanyak 50 kali.
6. Diamkan selama 30 menit.
7. Perhatikan lapisan endapan tanah yang terbentuk.
8. Ukur ketinggian masing-masing 3 jenis tanah.

Kegiatan 2

Kemampuan Tanah Mengikat Air

23 | P a g e
1. Siapkan tabung reaksi dan masukan kain kassa kecil sampai dasar .
2. Timbang berat bersih tabung.
3. Masukan setiap jenis tanah pada setiap tabung masing-masing sampai 5 cm.
4. Timbang kembali berat tabung yang telah diisi.Kemudian hitunglah berat bersih tanah.
5. Simpan masing-masing tabung pada labu Erlenmeyer dengan posisi tegak.
6. Masukan 25 ml air pada masing-masing tabung.
7. Hitung waktu tetesan air pertama sampai dengan tetesan terakhir.

24 | P a g e
8. Apabila tetesan air terakhir sudah menetes, hitunglah berat tanah.
9. Hitung ∆T, ∆A, ∆B tanah pada tabel.

Kegiatan 3

Pengamatan Daya Kapilaritas Tanah

1. Siapkan pipa kaca.


2. Bungkus salah satu mulut pipa kaca dengan kain kasa kemudian rekatkan dengan
perekat seloptipe atau karet.
3. Beri label pada masing-masing tabung.
4. Masukan tanah halus (pasir,lempung,dan liat).
5. Masing-masing tabung berisi tanah halus (pasir,lempung,dan liat) sebanyak 10cm.
6. Siapkan aqua glass tiga buah,kemudian isi aqua glass tersebut dengan aqudes ½ bagian.
7. Masukan tabung yang sudah berisi tanah kedalam aqua glass yang sudah berisi air.
8. Hitunglah ketinggian air terhadap tanah setiap 5 menit selama 15 menit.

25 | P a g e
Kegiatan 4

Pengamatan Partikel Tanah (Persentase equivalen)

1. Siapkan 3 buah objek glass yang telah diberi label dari 3 macam tanah.
2. Ambilah 3 macam tanah dengan menggunakan spatula.
3. Taruh tanah pada objek glass
4. Tambahkan aquades secukupnya.
5. Amati dibawah mikroskop cahaya.

J. BAHAN DISKUSI

Kegiatan 1 dan 2

1. Bagaimana urutan porositas tanah dan kemampuan tanah menahan air dari ketiga jenis
tanah?
2. Jenis tanah apakah yang memiliki porositas paling besar?
3. Jenis tanah apakah yang memiliki kemampuan menahan air?
4. Bagaimana hubungan antara kemampuan menahan air dan pororsitas tanah?
5. Faktor apakah yang terkait dengan kemampuan tanah mengikat air tersebut?

26 | P a g e
6. Beri penjelasan mengapa gejalanya demikian?
7. Apakah kelebihan dan kekurangan ketiga jenis tanah bila dijadikan media tanam?
8. Kesimpulan apakah yang dari percobaan ini?

Kegiatan 3

1. Pada jenis tanah apakah gerakan kapilaritas air paling cepat?


2. Bagaimana urutan kecepatan gerak kapilaritas pada tiga jenis tanah tersebut?
3. Beri penjelasan mengapa gejalanya demikian?
4. Bagaimana kaitan dengan peluang kesediaan air bagi tanaman apabila ketiga tanah
digunakan sebagai media taman?

Kegiatan 4

1. Jelaskan perbedaan ketiga jenis tanah dari berbagai segi dengan perbesaran tertentu!
2. Tanah jenis manakah yang memiliki tekstur paling halus dan pori-pori paling kecil?
3. Apa pengaruh tekstur dan pori-pori tanah terhadap tanaman apabila dijadikan media
tumbuh?

K. HASIL PENGAMATAN

Kegiatan 1

No. Jenis tanah Tinggi (mm) Foto


1. Pasir 5
2. Tanah lempung 4
3. Tanah liat 1

5
o Pasir : x 100 = 50
10
4
o Tanah kebun : x 100=40
10
1
o Tanah liat : x 100=10
10

Kegiatan 2

No. Jenis tanah ∆t ∆a ∆b

27 | P a g e
1. Pasir 89 - 44= 45 75,6 - 55,5 = 20,1
2. Tanah lempung 27,22 - 25,59 = 1,63 70,05 - 56,5 = 13,55
3. Tanah liat 25,27 - 16,43 = 8,84 60,65 – 53 = 7,65

Kegiatan 3

No. Jenis tanah 5 menit 10 menit 15 menit Foto

10 cm
1. Pasir - -
(2,15’)

2. Lempung 4 cm 6,2 cm 8,9 cm

3. Liat 3,2 cm 5,1 cm 6,1 cm

Kegiatan 4

Dengan perbesaran 125

No. Jenis tanah Hasil pengamatan Foto / Gambar

Ukuran partikel besar, pori-pori yang


1. Tanah Pasir renggang tekstur kasar, warna abu-abu
kehitaman

Ukuran partikel kecil, pori-pori yang agak


2. Tanah Kebun
renggang, tekstur halus, warna coklat

28 | P a g e
Ukuran partikel sangat kecil, pori-pori yang
3. Tanah Liat rapat tekstur sangat halus, warna coklat
kekuningan

L. HASIL DISKUSI

Kegiatan 1 dan 2

1. Urutan porositas dan kemampuan tanah menahan atau mengikat air yaitu:
a. Tanah Liat
b. Tanah Kebun
c. Tanah Pasir
2. Tanah pasir, karena porositas pada tanah pasir lebih besar dari pada tanah kebun atau
tanah liat.
3. Jenis tanah liat (Clay)
4. Keterkaitan porositas antara kemampuan menahan air yaitu semakin kecil porositas
partikel tanah semakin kuat untuk tanah tersebut menahan air. Begitupun sebaliknya,
jika porositas sebuah partikel tanah besar daya menahan airnya pun rendah.
5. Faktornya yaitu:
- Porositas partikel tanah
- Nutrisi yang terkandung dalam tanah.
- Penyusun partikel tanah.
- Ukuran partikel tanah.
6. Karena, faktor-faktor diatas sangat mempengaruhi tanah terhadap kemampuan
mengikat air. Jika porositas tanahnya kecil maka semakin memungkin tanah untuk
mengikat air. Nutrisi yang terkandung dalam tanah juga ikut berperan serta dalam
proses tanah mengikat air. Penyusun partikel tanah mempengaruhi porositas tanah dan
ukuran partikel.
7. Pada Tanah Pasir kekurangannya yaitu sukar untuk mengikat air dikarenakan
porositas yang besar dan cepat untuk menyerap zat hara. Pada Tanah Kebun
kelebihannya yaitu porositas pori-poronya sedang sehingga memungkinkan dengan
mudah air untuk melalui dan diserap oleh tumbuhan. Pada Tanah Liat kekurangannya

29 | P a g e
yaitu porositasnya begitu kecil dan padat sehingga menyulitkan air untuk
menembusnya. Yang paling cocok untuk media Tanam yaitu tanah kebun.

Kegiatan 3

1. Gerakan kapilaritas paling cepat terjadi pada jenis tanah liat.


2. Tabel gerak kapilaritas selama 15 menit.

No
Jenis tanah 5 menit 10 menit 15 menit
.
1. Pasir 10 cm (2,15’) - -
2. Lempung 4 cm 6,2 cm 8,9 cm
3. Liat 3,2 cm 5,1 cm 6,1 cm
3. Gejala pertambahan ketinggian tersebut di pengaruhi oleh daya serap tanah dan pori-
pori tiap tanah yang meimiliki ukuran partikel masing-masing. Namun gejala
kecepatan paling tinggi terlihat pada jenis tanah pasir hal ini terjadi karena tekstur
pasir lebih kasar dan partikel nya lebih besar sehingga memiliki daya ikat air yang
sangat tinggi, juga daya kelembaban pada pasir lemah sehingga temperatur pada tanah
jenis pasir cenderung panas. Kemudian pada jenis tanah lempung (terdapat sedikit
kandungan pasir dan liat) sifatnya partikel yang di miliki oleh tanah lempung hampir
mirip dengan pasir dan tanah liat namun daya ikat air pada tanah lempung cenderung
lebih stabil. Dan yang terakhir adalah tanah liat, tekstur dari tanah liat halus, ruang
pori nya kecil, aliran air nya lambat, daya kapilaritas airnya tinggi, sangat baik
mempertahankan air dan kelembaban tinggi. Jadi dapat terlihat dari sifat tanah liat,
mengapa tanah liat paling lama menyerap air, salah satu faktor yang mempengaruhi
adalah pori-pori yang relatif kecil.
4. - Jika tanah jenis pasir dikaitkan dengan kesediaan air bagi tanaman,jenis tanah ini
sangat sedikit kandungan airnya karena pori-pori pada teksturnya cendenrung besar
sehingga jika ditamanami tumbuhan kemungkinan tanaman tersebut akan cepat layu.
- Jika tanah jenis lempung dikaitkan dengan kesediaan air bagi tanaman,jenis tanah
ini sangat baik jika di tanami karena daya ikat airnya cukup stabil sehingga tanaman
dapat tumbuh dengan baik.
- Jika jenis tanah liat dikaitkan dengan kesediaan air bagi tumbuhan,jenis tanah ini
sangat banyak kandungan airnya,dapat menahan air dengan kuat tetapi kandungan
oksigen pada tanah ini sedikit karena padat,jika jenis tanah ini ditanami tumbuhan

30 | P a g e
akan baik karena kandungan airnya cukup banyak tetapi akan cepat layu karena
kandungan oksigennya kurang.

Kegiatan 4

1. Dilihat dibawah mikroskop dengan perbesaran 125


Tanah pasir : memiliki ukuran partikel yang besar, pori-pori yang renggang,
tekstur kasar, warna abu-abu kehitaman
Tanah lempung : memiliki ukuran partikel yang kecil, pori-pori yang agak
renggang, tekstur halus, warna coklat
Tanah liat : memiliki ukuran parikel yang sangat kecil, tekstur yang sangat halus,
warna coklat kehitaman.

2. Tanah liat memiliki tekstur yang paling halus dan pori-porinya paling kecil atau
rapat. Partikelnya padat.

3. Makin poreus tanah akan makin mudah akar untuk berpenetrasi, serta makin
mudah air dan udara untuk bersirkulasi tetapi makin mudah pula air untuk hilang
dari tanah dan sebaliknya, makin tidak poreus tanah akan makin sulit akar untuk
berpenetrasi serta makin sulit air dan udara untuk bersirkulasi. Oleh karena itu,
maka tanah yang baik dicerminkan oleh komposisi ideal dari kedua kondisi ini,
sehingga tanah bertekstur debu dan lempung akan mempunyai ketersediaan yang
optimum bagi tanaman, namun dari segi nutrisi tanah lempung lebih baik
ketimbang tanah bertekstur debu

Dalam keadaan tanah yang memiliki tekstur yang dominan pasir, maka daya ikat
tanah terhadap air serta bahan organik lainnya kecil. Tanah dengan tekstur
dominan pasir ini cenderung mudah melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan
tanaman. Dalam keadaan tanah seperti ini, pertumbuhan akar tanaman akan
berkembang dengan baik. Akar mudah untuk melakukan penetrasi ke dalam tanah.
Drainase dan aerasi pada tekstur tanah dominan berpasir ini cukup baik, namun
tekstur tanah ini cenderung mudah melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan
tanaman. Tanaman akan sulit mendapatkan unsur hara, dan pertumbuhan tanaman
akan terganggu.

31 | P a g e
Dalam keadaan tanah yang dominan liat, akar pada tanaman akan sulit untuk
melakukan penetrasi karena keadaan lingkungan tanah yang lengket pada saat
basah dan mengeras pada saat kering. Drainase dan aerasi buruk, sehingga
pertukaran udara maupun masuknya unsur hara pada akar tanaman akan
terganggu. Pada keadaan basah, tanaman sulit mengikat gas-gas yang berguna
bagi proses fisiologi karena pori-pori tanah yang kecil tergenang oleh air (kecuali
tanaman padi yang mampu beradaptasi di lingkungan yang tergenang air). Air
pada tanah dominan liat ini tidak mudah hilang. Tanaman dapat mengalami
kematian, karena kurangnya unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman untuk
melakukan proses-proses fisiologis yang semestinya.
Untuk pertumbuhan tanaman yang baik, tanah  dengan aerasi, drainase, serta
kemampuan menyimpan air maupun unsur hara yang baik harus memiliki
komponen pasir, debu, dan liat yang seimbang. Sehingga tanaman mampu tumbuh
dalam keadaan yang optimal.

M. PEMBAHASAN
Kegiatan 1
Dari Praktikum yang kami lakukan dapat diketahui hasil dari pencampuran ketiga
tanah dengan jumlah atau porsi yang sama Loam. Dengan komposis tanah sebagi
berikut:
- Tanah Pasir 5mm
- Tanah Kebun 4mm
- Tanah Liat 1mm

Dari ketiga tanah diatas, setelah dicampur dengan Aquades mendapatkan hasil yaitu
yang paling bawah dengan Porositas Partikel yang besar atau renggang yaitu Tanah
Pasir, disusul dengan Porositas Partikel yang sedang atau lembut yaitu Tanah Kebun,
dan yang paling atas dengan Porositas Partikel yang kecil dan padat yaitu Tanah Liat
yang nyaris tidak terlihat dan cemderung larut dalam air.

Adapun presentase dari hasil pengamatan yang kami lakukan yaitu:


5
o Pasir : x 100 = 50 mm
10

32 | P a g e
4
o Tanah kebun : x 100=40 mm
10
1
o Tanah liat : x 100=10 mm
10

Kegiatan 2

Dari praktikum yang kami lakukan dapat didapatkan hasil bahwa air lebih cepat
menyerap dan menetes habis pada tanah pasir, sedangkan pada tanah liat dan tanah
lempung memerlukan lebih banyak waktu agar air itu dapat menyerap dan menetes.

Berat tabung

Tabung A : 30,7 gr

Tabung B : 30,5 gr

Tabung C : 30,67 gr

Berat tabung setelah diberi tanah

Tabung A (tanah pasir) : 55,5 gr

Tabung B (tanah lempung) : 56,5 gr

Tabung C (tanah liat) : 53 gr

Berat tanah

Tanah pasir (A) : 55,5-30,7=24,8 gr

Tanah lempung (B) : 56,5-30,5=26,0 gr

Tanah liat (C) : 23,0-30,67= 22,33 gr

Pada tabung a yang berisi pasir, tetesan pertama terjadi pada detik ke 44 dan tetesan
terakhir terjadi pada detik ke 89 sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tabung yang
berisi pasir memerlukan waktu sebanyak 45 detik agar airnya dapat terserap dan
menetes habis, kemudian setelah air habis menetes, tabung berisi kembali ditimbang
dan mengalami kenaikan berat dari berat asal 55,5 gr menjadi 75,6 gr, jadi dapat
disimpulkan bahwa tanah mengalami penambahan berat sebanyak 20,1 gr

33 | P a g e
Pada tabung B yang berisi tanah lempung, tetesan pertama terjadi pada menit ke 25,59
dan tetesan terakhir pada 27,22 , setelah habis air kemudian ditimbang kembali
ternyata tabung berisi tanah mengalami penambahan berat dari berat awal yakni 56,5
gr menjadi 75,05 gr jadi dapat disimpulkan bahwa tanah mengalami penambahan
berat sebanyak 13,55 gr

Pada tabung C yang berisi tanah liat, kami medapatkan hasil bahwa air dapat
menyerap cukup lama dan pertama kali menetes pada menit ke 16 lebih 43 detik,
sedangkan tetesan terakhir terjadi pada menit ke 25 lebih 27 detik sehingga dapat
disimpulkan bahwapada tabung yang berisi tanah liat memerlukan waktu sebanyak (?)
agar arnya dapat menyerap dan menetes habis, setelah air habis tabung kembali
ditimbang dan mengalami kenaikan berat dari berat awal 53 gr menjadi 60,65 gr, jadi
dapat disimpulkan bahwa tanah liat mengalami penambahan berat sebanyak 7,65 gr

Kegiatan 3
Daya kapilaritas air tanah
Kapilaritas adalah pergerakan air dari situs yang berkadsar tinggi ke situs yang
berkadar air rendah akibat kenaikan energy retensinya (Kemas Ali Hanifah, 2007).
Keberadaan air di dalam tanah dapat menjadi komponen yang penting dalam tanah
yang dapat menguntungkan dan kadangpula merugikan. Tarik menarik antara air
dengan liat koloidal menyebabkan beberapa lapis molekul air yang menempel
dipermukaan liat koloidal ini disebut air adhesi. Kuatnya ikatan adhesi menyebabkan
air tidak dapat diserap aoleh tanaman sehingga mengkristal.
Pertama-tama dalam praktikum yang kami lakukan sediakan 3 buah aqua glass yang
diisi ½ air. Kemudian siapkan 3 buah pipa kaca lalu ikat salah satu ujung pipa kaca
tersebut dengan kain kasa dan rekatkan dengan menggunakan selotipe. Kemudian,isi
pipa kaca tersebut dengan ketiga jenis tanah (pasir,lempung,dan liat) setinggi 10 cm
pada setiap pipa kaca. Lalu masukan ketiga pipa ke dalam aqua glass yang sudah
berisi air rendam dan biarkan dalam keadaan tegak,lakukan pengamatan dan amati
petambahan ketinggian selama 15 menit sekali dan catat hasil pengamatan setiap 5
menit sekali.
a. Tanah pasir
Pada percobaan tanah pasir didapatkan hasil kenaikan air pada menit ke 2,15.
Kenaikan yang terjadi langsung pada ketinggian maksimal yaitu 10 cm. Hal ini

34 | P a g e
menunjukan bahwa pasir memiliki partikel yang lebih besar sehingga gerak pada
laju kapilaritasnya lebih lambat. Tanah pasir memiliki sifat jenuh ketika air tanah
menyerap air dengan maksimal berhari-hari jadi jika pengamatan ini dilakukan
berhari-hari sudah pasti akan terjadi penurunan ketinggian air. Sehingga
percobaan pada tanah jenis pasir ini dapat disimpulkan berhasil.
b. Tanah lempung (tanah kebun)
Pada percobaan tanah lempung didapatkan hasil kenaikan air pada 5 menit
pertama sebanyak 4 cm dan pada 5 menit kedua sebanyak 6,2 cm dan 5 menit
ketiga sebanyak 8,9 cm. Rata-rata perubahan ketinggian yang terjadi pada tanah
lempung adalah 2,35 cm.
c. Tanah liat
Pada percobaan tanah liat didapatkan hasil kenaikan air pada 5 menit pertama
sebanyak 3,2 cm, pada 5 menit kedua sebanyak 5,1 cm dan pada 5 menit ketiga
sebanyak 6,1 cm. Hal ini menunjukan bahwa tanah liat memiliki partikel yang
sangat kecil dari tekstur saja sudah terlihat jelas kelembaban dan mengandung
banyak air. Sehingga pada percobaan kali ini penyerapan air pada tanah liat
cenderung lambat.

Kegiatan 4

Tekstur tanah adalah susunan relative dari tiga ukuran zarah tanah, yaitu pasir
berukuran 2 mm-5 mikrometer, debu berukuran 50-2 mikrometer dan liat berukuran <
2 mikrometer.
Pertama-tama dalam kegiatan praktikum ini, masing-masing dar 3 jenis tanah
diletakan diatas objek glass dan di tetesi sedikit aquades. Lalu amati ketiga tanah
tersebut dibawah mikroskop dengan perbesaran 125.

Hasil pengamatan dibawah mikroskop menunjukan bahwa :

- Tanah pasir memiliki ukuran partikel yang besar, tekstur kasar dan pori-pori yang
renggang
- Tanah kebun memiliki ukuran partikel yang kecil, tekstur halus dan pori-pori yang
agak renggang dan
- Tanah liat memiliki ukuran partikel yang sangat kecil, tekstur sangat halus dan
pori-pori yang rapat.

35 | P a g e
Tanah pasir memiliki ukuran pori-pori yang paling renggang dan tanah liat memiliki
ukuran pori-pori paling rapat. Hubungan antara ukuran partikel tanah, ukuran pori-
pori tanah dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman jika dijadikan sebagai
media tanam yaitu semakin poreus tanah akan makin mudah akar untuk berpenetrasi,
serta makin mudah air dan udara untuk bersirkulasi tetapi makin mudah pula air untuk
hilang dari tanah dan sebaliknya, makin tidak poreus tanah akan makin sulit akar
untuk berpenetrasi serta makin sulit air dan udara untuk bersirkulasi.

N. KESIMPULAN
Kegiatan 1
Dari hasil pengamatan percobaan persentase porositas jenis tanah pada campuran soil
terjadi degradasi perbedaan antar satu partikel tanah dengan partikel lain. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa porositas tanah paling besar yaitu tanah pasir dan
yang paling kecil itu tanah liat dan yang tanah yang bisa mengikat air yaitu tanah liat.

Kegiatan 2
Dari hasil pengamatan diatas, dapat disimpulkan bahwa tanah yang memiliki
kemampuan menahan air yang paling tinggi adalah tanah lempung, karena semakin
kecil porositas partikel tanah maka semakin kuat untuk tanah tersebut menahan air.
Begitupun sebaliknya, jika porositas sebuah partikel tanah besar maka daya menahan
airnya pun rendah.

Kegiatan 3
Dari hasil percobaan diatas, kesimpulannya untuk gerak kapilaritas air percobaannya
belum dapat dikatakan berhasil atau tidak, dimana hasil yang didapatkan tidak sesuai
dengan lietratur yang ada. Secara umum daya gerak kapilaritas air pada tanah
pasir paling tinggi dibandingkan dengan tanah lempung dan tanah liat.

Kegiatan 4
Dari hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa makin poreus tanah akan
makin mudah akar untuk berpenetrasi, serta makin mudah air dan udara untuk
bersirkulasi tetapi makin mudah pula air untuk hilang dari tanah dan sebaliknya,

36 | P a g e
makin tidak poreus tanah akan makin sulit akar untuk berpenetrasi serta makin sulit
air dan udara untuk bersirkulasi.

O. DAFTAR PUSTAKA

o Mentari, Dwi. 2013. Laporan Fisiologi Tumbuhan [Online]


Tersedia: http://dwimentari40.blogspot.com/2013_05_01_archive.html (18 Maret
2014)

o Anonim. 2010. Hubungan Tekstur dan Struktur Tanah Terhadap Pertumbuhan


Tanaman [Online]
Tersedia: http://sisemutkota.blogspot.com/2010/12/hubungan-tekstur-dan-struktur-
tanah.html (18 Maret 2014)

o Rahmadi. 2011. Laporan Tekstur Tanah [Online]


Tersedia: http://madi-cmos.blogspot.com/2011/11/laporan-tekstur-tanah.html (18
Maret 2014)
o Anonim. 2010. Tanah & Nutrisi Tumbuhan [Online]
Tersedia: http://acehcekgu.blogspot.com/2010/09/tanah-nutrisi-tumbuhan.html (18
Maret 2014)

P. LEMBAR PENGESAHAN DAN PENILAIAN

Kerapihan
Ketepatan Kelengkapan Diskusi dan
dan Nilai
Waktu Isi Kreatifitas
Keindahan

Kolom Responsi Asistensi

37 | P a g e
Bandung, 2014
Mengetahui
Asisten Penilai Dosen Mata Kuliah

( ) Ida Yayu Nurul Hizqiyah, S.Pd.,M.Si

38 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai