Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

Dosen Pengampu:
Rosdiana T.S, S.Pd, SKM, M.Kes

Disusun Oleh:
Nurul Sofia
P07525020095

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
TA.2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Pancasila Sebagai Ideologi Nasional. Makalah Pancasila Sebagai
Ideologi Nasional disusun guna memenuhi tugas dari pada mata kuliah Pancasila
di Politeknik Kesehatan Medan. Selain itu, saya juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Pancasila Sebagai Ideologi
Nasional.
Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu pembimbing
selaku dosen mata kuliah Pancasila. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan saya. Saya menyadari bahwa makalah yang
saya susun ini memiliki banyak kekurangan dan kelemahan, maka dari itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga karya ini
dapat bermanfaat bagi saya dan semua pihak.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Medan, 26 April 2021

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ...............................................................................................i


Kata Pengantar ...............................................................................................ii
Daftar Isi .......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................2
1.3 Tujuan ..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................3
2.1 Pengertian Ideologi ......................................................................3
2.2 Menjelaskan Pancasila Sebagai Ideologi Nasional ......................6
2.3 Menejelaskan Perbedaan Ideologi dari
Negara Singapura, Inggris dan Brunei Darussalam
dengan Ideologi Negara Indonesia ...........................................11
2.4 Menjelaskan Peran Penting Pancasila Sebagai
Ideologi Nasional Bangsa dan Negara Indonesia .....................14
BAB III PENUTUP .....................................................................................16
3.1 Kesimpulan ................................................................................16
3.2 Saran ..........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila adalah sebuah sumber ideologi yang dianut oleh Bangsa dan
Negara Indonesia secara nasional/menyeluruh. Adanya Pancasila sebagai ideologi,
menjadi dasar arah dan petunjuk bagi tata penyelenggaraan bangsa dan negara.
Dengan Pancasila, organisasi ketatanegaraan akan berjalan secara sistematis.

Lahirnya pancasila tidak serta-merta hadir dalam masyarakat dan menjadi


pedoman Bangsa Indonesia. Terdapat proses panjang dalam perumusan setiap
butir dari isi Pancasila. Pancasila mengalami proses sangat panjang dalam sejarah
Indonesia. Tidak hanya itu, dalam perumusannya, membutuhkan musyawarah
yang sangat matang. Melalui musyawarah, para tokoh pendiri Negara Indonesia
merumuskan pancasila. Saat proses musyawarah pun, membutuhkan pemikiran
yang keras dan pertimbangan yang sangat teliti, dimana kepentingan rakyat adalah
patokan agar rumusan yang dihasilkan tidak menyimpang dari tujuan awal.

Permasalahan ideologi bukan hanya masalah nilai apa saja yang terkandung
dalam pancasila, namun juga permasalahan perihal implementasi dan penerapan
nilai Pancasila di setiap sendi kehidupan masyarakat dalam berbangsa dan
bernegara. Setiap bangsa dan negara yang ingin berdiri kokoh kuat, tidak mudah
terombang-ambing oleh kerasnya persoalan hidup berbangsa dan bernegara, sudah
tentu perlu memiliki dasar negara dan ideologi negara yang kokoh dan kuat pula.
Tanpa itu, maka bangsa dan negara akan rapuh, maka dari itu peran ideologi
sangat penting untuk sebuah negara.

Perlu adanya contoh kongkrit praktek Pancasila sebagai ideologi nasional


Bangsa dan negara Indonesia. Sehingga Pancasila tidak hanya terjabarkan dalam
undang-undang dan ketetapan pemerintah, namun juga tertanam dalam kegiatan
masyarakat. Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai
bangsa Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwujudkan dalam pergaulan

iv
hidup sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermartabat dan
berbudaya tinggi.

Untuk itulah diharapkan dapat menjelaskan Pancasila sebagai ideologi


nasional, menguraikan pengertian dari ideologi, menunjukkan sikap positif
terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta
menampilkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.
Pengetahuan yang diperoleh dalam makalah ini juga dapat dijadikan bekal
keterampilan menganalisis dan bersikap kritis terhadap sikap para penyelenggara
negara yang menyimpang dari cita-cita dan tujuan negara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Ideologi
2. Apa yang dimaksud dengan Pancasila Sebagai Ideologi Nasional
3. Apa yang membedakan Ideologi Negara Singapura, Inggris dan Brunei
Darussalam dengan Ideologi Negara Indonesia
4. Bagaimana peran Pancasila Sebagai Ideologi Nasional Bangsa dan Negara
Indonesia

1.3) Tujuan

1. Mengetahui arti Ideologi


2. Mengetahui Pancasila Sebagai Ideologi Nasional
3. Mengetahui perbedaan Ideologi Negara Singapura, Inggris, dan Brunei
Darussalam dengan Ideologi Negara Indonesia
4. Mengetahui peran Pancasila Sebagai Ideologi Nasional Bangsa dan
Negara Indonesia

v
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Arti Ideologi

A. Ideologi

Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri


diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan
“sains tentang ide“. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif,
sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara
umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis
(lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang
dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan utama dibalik ideologi adalah
untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah
sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan
pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara
implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak
diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.(definisi ideologi Marxisme).

Ideologi berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua
kata yaitu edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu.
Pengertian ideologi secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan
kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas, ideologi adalah
pedoman normative yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita,
nila dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi. Jadi Ideologi mempunyai arti
pengetahuan tentang gagasan-gagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of
ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-
hari menurut Kaelan ‘idea’ disamakan artinya dengan cita-cita. Dalam
perkembangannya terdapat pengertian Ideologi yang dikemukakan oleh beberapa
ahli.

Istilah Ideologi pertama kali dikemukakan oleh Destutt de Tracy seorang


Perancis pada tahun 1796. Menurut Tracy ideologi yaitu ‘science of ideas’, suatu

vi
program yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam
masyarakat Perancis.

Ada beberapa istilah ideologi menurut beberapa para ahli yaitu:

 Destut De Traacy : Istilah ideologi pertama kali dikemukakan oleh destut


de Tracy tahun 1796 yang berarti suatu program yang diharapkan dapat
membawa suatu perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
 Karl Marx : mengartikan Ideologi sebagai pandangan hidup yang
dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial
tertentu dalam bidang politik atau sosial ekonomi.
 Gunawan Setiardjo : mengemukakan bahwa ideologi adalah seperangkat
ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan
cita-cita hidup.
 Ramlan Surbakti : mengemukakan ada dua pengertian Ideologi yaitu :

1) Ideologi Secara Fungsional

Ideologi secara fungsional diartikan seperangkat gagasan tentang


kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap
paling baik. Ideologi secara fungsional ini digolongkan menjadi dua tipe,
yaitu Ideologi yang doktriner dan Ideologi yang pragmatis. Ideologi yang
doktriner bilamana ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Ideologi itu
dirumuskan secara sistematis, dan pelaksanaannya diawasi secara ketat
oleh aparat partai atau aparat pemerintah. Sebagai contohnya adalah
komunisme. Sedangkan Ideologi yang pragmatis, apabila ajaran-ajaran
yang terkandung di dalam Ideologi tersebut tidak dirumuskan secara
sistematis dan terinci, namun dirumuskan secara umum hanya prinsip-
prinsipnya, dan Ideologi itu disosialisasikan secara fungsional melalui
kehidupan keluarga, sistem pendidikan, system ekonomi, kehidupan
agama dan sistem politik. Pelaksanaan Ideologi yang pragmatis tidak
diawasi oleh aparat partai atau aparat pemerintah melainkan dengan
pengaturan pelembagaan (internalization), contohnya individualisme atau
liberalisme.

vii
2) Ideologi Secara Struktural

Ideologi secara struktural diartikan sebagai sistem pembenaran,


seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan
yang diambil oleh penguasa. Dengan demikian secara umum dapat ditarik
kesimpulan bahwa Ideologi adalah kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide,
keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut
berbagai bidang kehidupan manusia. Notonegoro sebagaimana dikutip
oleh Kaelan mengemukakan, bahwa Ideologi negara dalam arti cita-cita
negara atau cita-cita yang menjadi dasar bagi suatu sistem kenegaraan
untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya
merupakan asas kerokhanian yang antara lain memiliki ciri :

 Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan


kenegaraan;
 Mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia, pedoman hidup,
pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan
kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan
kesediaan berkorban.

Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat yang


sekaligus membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-citanya. Ideologi
merupakan sesuatu yang dihayati menjadi suatu keyakinan. Ideologi merupakan
suatu pilihan yang jelas membawa komitmen (keterikatan) untuk
mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang, maka akan
semakin tinggi pula komitmennya untuk melaksanakannya. Komitmen itu
tercermin dalam sikap seseorang yang meyakini ideologinya sebagai ketentuan
yang mengikat, yang harus ditaati dalam kehidupannya, baik dalam kehidupan
pribadi ataupun masyarakat. Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersifat
menyeluruh dan mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh seseorang atau suatu
masyarakat sebagai wawasan atau pandangan hidup mereka. Melalui rangkaian
nilai itu mereka mengetahui bagaimana cara yang paling baik, yaitu secara moral

viii
atau normatif dianggap benar dan adil, dalam bersikap dan bertingkah laku untuk
memelihara, mempertahankan, membangun kehidupan duniawi bersama dengan
berbagai dimensinya. Pengertian yang demikian itu juga dapat dikembangkan
untuk masyarakat yang lebih luas, yaitu masyarakat bangsa.

Berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), idiologi memiliki


arti Kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang
memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup; cara berpikir seseorang
atau suatu golangan; Paham, Teori dan Tujuan yang merupakan satu program
sosial politik;

B. Fungsi Ideologi

Setelah mengetahui pengertian ideologi, kita juga harus mengetahui fungsi


dari ideologi tersebut. Soerjanto Poespowardojo mengemukakan fungsi ideologi
sebagai berikut:

 Struktur kognitif, yakni keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan


landasan untuk memahami kejadian dalam keadaan alam sekitarnya.
 Orientasi dasar, dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta
menunjukkan tujuan dalam kehidupan masyarakat.
 Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang.
 Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menentukan identitasnya.
 Kemampuan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk
menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
 Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati,
serta mempolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-
norma yang terkandung didalamnya.

ix
2.2 Pancasila Sebagai Ideologi Nasional

A. Pancasila Ideologi Nasional

Kita semua mengetahui bahwa pancasila merupakan pedoman hidup


rakyat Indonesia. Tapi, tidak sedikit dari kita mengetahui dari manakah ide
Pancasila itu muncul di permukaan bumi indonesia. Lalu apa arti dari Pancasila
sebagai ideologi nasional. Kumpulan nilai-nilai dari kehidupan lingkungan sendiri
dan yang diyakini kebenarannya kemudian digunakan untuk mengatur
masyarakat, inilah yang disebut dengan ideologi.

Seperti yang dikatakan oleh Jorge Larrain bahwa ideology as a set of


beliefs yang berarti setiap individu atau kelompok masyarakat memiliki suatu
sIstem kepercayaan mengenai sesuatu yang dipandang bernilai dan yang menjadi
kekuatan motivasional bagi perilaku individu atau kelompok. Nilai-nilai itu
dipandang sebagai cita-cita dan menjadi landasan bagi cara pandang, cara berpikir
dan cara bertindak seseorang atau suatu bangsa dalam memecahkan setiap
persoalan yang dihadapinya.

Begitu pula dengan pancasila sebagai ideologi nasional yang artinya


Pancasila merupakan kumpulan atau seperangkat nilai yang diyakini kebenaranya
oleh pemerintah dan rakyat Indonesia dan digunakan oleh bangsa Indonesia untuk
menata/mengatur masyarakat Indonesia atau berwujud Ideologi yang dianut oleh
negara (pemerintah dan rakyat) indonesia secara keseluruhan, bukan milik
perseorangan atau golongan tertentu atau masyarakat tertentu saja, namun milik
bangsa Indonesia secara keseluruhan.

B. Klasifikasi Pancasila Sebagai Ideologi Nasional

Pancasila sebagai ideologi nasional dapat diklasifikasikan melalui :

 Dilihat dari kandungan muatan suatu ideologi, setiap ideologi


mengandung di dalamnya sistem nilai yang diyakini sebagai sesuatu yang
baik dan benar. Nilai-nilai itu akan merupakan cita-cita yang memberi arah
terhadap perjuangan bangsa dan negara.

x
 Sistem nilai kepercayaan itu tumbuh dan dibentuk oleh interaksinya
dengan berbagai pandangan dan aliran yang berlingkup mondial dan
menjadi kesepakatan bersama dari suatu bangsa.
 Sistem nilai itu teruji melalui perkembangan sejarah secara terus-menerus
dan menumbuhkan konsensus dasar yang tercermin dalam kesepakatan
para pendiri negara (the fouding father).
 Sistem nilai itu memiliki elemen psikologis yang tumbuh dan dibentuk
melalui pengalaman bersama dalam suatu perjalanan sejarah bersama,
sehingga memberi kekuatan motivasional untuk tunduk pada cita-cita
bersama.
 Sistem nilai itu telah memperoleh kekuatan konstitusional sebagai dasar
negara dan sekaligus menjadi cita-cita luhur bangsa dan negara.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pancasila ideologi nasional dipahami


dalam perspektif kebudayaan bangsa dan bukan dalam perpektif kekuasaan,
sehingga bukan sebagai alat kekuasaan.

C. Dimensi Pancasila Sebagai Ideologi Nasional

Selaku Ideologi Nasional, Pancasila Memiliki Beberapa Dimensi :

 Dimensi Idealitas artinya ideologi Pancasila mengandung harapan-harapan


dan cita-cita di berbagai bidang kehidupan yang ingin dicapai masyarakat.
 Dimensi Realitas artinya nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya
bersumber dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat penganutnya,
yang menjadi milik mereka bersama dan yang tak asing bagi mereka.
 Dimensi normalitas artinya Pancasila mengandung nilai-nilai yang bersifat
mengikat masyarakatnya yang berupa norma-norma atauran-aturan yang
harus dipatuhi atau ditaati yang sifatnya positif.
 Dimensi Fleksilibelitas artinya ideologi Pancasila itu mengikuti
perkembangan jaman, dapat berinteraksi dengan perkembangan jaman,
dapat mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, bersifat terbuka dan
demokratis.

xi
D. Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Ideologi

Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya merupakan nilai-nilai


Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Nilai-nilai ini
yang merupakan nilai dasar bagi kehidupan kenegaraan, kebangsaan dan
kemasyarakatan. Nilai-nilai Pancasila tergolong nilai kerokhanian yang
didalamnya terkandung nilai-nilai lainnya secara lengkap dan harmonis, baik nilai
material, nilai vital, nilai kebenaran (kenyataan), nilai estetis, nilai etis maupun
nilai religius. Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bersifat objektif dan subjektif,
artinya hakikat nilai-nilai Pancasila adalah bersifat universal (berlaku dimanapun),
sehingga dimungkinkan dapat diterapkan pada negara lain. Jadi kalau ada suatu
negara lain menggunakan prinsip falsafah, bahwa negara berKetuhanan,
berKemanusiaan, berPersatuan, berKerakyatan, dan berKeadilan, maka Negara
tersebut pada hakikatnya menggunakan dasar filsafat dari nilai-nilai Pancasila.

Nilai-nilai Pancasila bersifat objektif, maksudnya adalah:

a) Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam
menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum universal dan abstrak karena
merupakan suatu nilai;
b) Inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan
bangsa Indonesia baik dalam adat kebiasaan, kebudayaan, kenegaraan
maupun dalam kehidupan keagamaan;
c) Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok
kaidah negara yang mendasar, sehingga merupakan sumber dari segala
sumber hukum di Indonesia.

Sedangkan nilai-nilai Pancasila bersifat subjektif, terkandung maksud


bahwa keberadaan nilai-nilai Pancasila itu bergantung atau terlekat pada bangsa
Indonesia sendiri. Hal ini dapat dijelaskan, karena:

 Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia, sehingga bangsa


Indonesia sebagai penyebab adanya nilai-nilai tersebut;
 Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia,
sehingga merupakan jati diri bangsa yang diyakini sebagai sumber nilai

xii
atas kebenaran, kebaikan, keadilan dan kebijaksanaan dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;
 Nilai-nilai Pancasila di dalamnya terkandung nilai-nilai kerokhanian, yaitu
nilai kebenaran, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, etis, estetis, dan nilai
religius yang sesuai dengan hati nurani bangsa Indonesia dikarenakan
bersumber pada kepribadian bangsa. Oleh karena nilai-nilai Pancasila yang
bersifat objektif dan subjektif tersebut, maka nilai-nilai Pancasila bagi
bangsa Indonesia menjadi landasan, menjadi dasar serta semangat bagi
segala tindakan atau perbuatan dalam kehidupan bermasyarakat maupun
kehidupan bernegara. Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber nilai bagi
manusia Indonesia dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan
bernegara, maksudnya sumber acuan dalam bertingkah laku dan bertindak
dalam menentukan dan menyusun tata aturan hidup berbangsa dan
bernegara.Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai yang digali, tumbuh
dan berkembang dari budaya bangsa Indonesia yang telah berakar dari
keyakinan hidup bangsa Indonesia. Dengan demikian nilai-nilai Pancasila
menjadi ideology yang tidak diciptakan oleh negara melainkan digali dari
harta kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat Indonesia sendiri.
Sebagai nilai-nilai yang digali dari kekayaan rohani, moral dan budaya
masyarakat Indonesia sendiri, maka nilai-nilai Pancasila akan selalu
berkembang mengikuti perkembangan masyarakat Indonesia.Sebagai
ideologi yang tidak diciptakan oleh negara, menjadikan Pancasila sebagai
ideologi juga merupakan sumber nilai, sehingga Pancasila merupakan asas
kerokhanian bagi tertib hukum Indonesia, dan meliputi suasana kebatinan
(Geistlichenhintergrund) dari Undang-Undang Dasar 1945 serta
mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara.Pancasila sebagai
sumber nilai mengharuskan Undang-Undang Dasar mengandung isi yang
mewajibkan
 Pemerintah, penyelenggara negara termasuk pengurus partai dan golongan
fungsional untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan
memegang cita-cita moral rakyat yang luhur.

xiii
2.3 Perbedaan Ideologi Negara Singapura, Inggris, dan Brunei Darussalam
dengan Ideologi Negara Indonesia

A. Singapura

dikaitkan dengan tahap pendemokrasian dalam ertikata ekonomi yang


lebih maju turut menyumbang kepada peningkatan tahap demokrasi yang
diamalkan oleh sesebuah negara. Tesis yang popular ini dikemukakan oleh Lipset
(1973). Lipset, ahli sosiologi politik yang tersohor, walau bagaimanapun melihat
hubungan pembangunan ekonomi dan demokrasi berpandukan pengalaman
masyarakat maju Barat yang homogen yang latarbelakang sejarah masyarakatnya
jauh berbeza dari masyarakat membangun seperti Asia Tenggara.

Singapura mempunyai tahap ekonomi yang lebih maju berbanding


Malaysia atau negara – negara lain di Asia Tenggara, tetapi ini tidak bermakna
tahap pendemokrasiannya lebih tinggi dari Malaysia. Sungguh pun demokrasi
Malaysia disifatkan sebagai ‘terhad’ atau ‘separuh matang’ (quasi) oleh
sebahagian penganalisis politik, sifat masyarakatnya yang majmuk
memungkinkan wujudnya politik pembangkang dan bangkangan yang agak kuat
berbanding dengan apa yang berlaku di Singapura. Mungkin dari sudut tahap
pendemokrasian, Myanmar berada di tangga yang tercorot atas hakikat negara ini
masih mengamalkan pemerintahan ketenteraan. Thailand dan Indonesia yang
pernah bereksperimentasi dengan pemerintahan ketenteraan nampaknya tidak
menyumbang kepada pertumbuhan ekonomi yang pesat. Vietnam, Laos dan
Cambodia yang pernah dicengkam oleh pemerintahan komunis juga tidak
mempamerkan pertumbuhan ekonomi yang memberangsangkan.

Nampaknya negara seperti Malaysia dan seterusnya Singapura yang


mewarisi sistem pemerintahan Inggeris yang membekalkan sistem birokrasi yang
agak utuh dan sistem ekonomi yang ‘terbuka’ telah membekalkan prasarana yang
baik bagi pertumbuhan ekonomi seterusnya. Sistem demokrasi yang lebih
dicirikan oleh elemen autoritarianisme nampaknya telah mendorong wujudnya
sistem politik yang relatif stabil dan sekaligus membekalkan persekitaran yang
kondusif bagi pertumbuhan ekonomi. Suasana ini berlaku di Malaysia dan

xiv
Singapura. Dari sudut pemikiran kepimpinan negara yang berkaitan, mungkin ini
adalah pilihan terbaik bagi negara – negara Asia Tenggara iaitu pilihan yang
menggabungkan amalan demokrasi dan autoritarianisme yang lahir dari acuan dan
nilai tempatan dalam usaha mereka melangkah ke arah mencapai status negara
maju.

B. Inggris

Negara Inggris menganut ideologi Sosialisme. Sosialisme adalah ajaran


kemasyarakatan (pandangan hidup) tertentu yang berhasrat menguasai sarana-
sarana produksi serta pembagian hasil produksi secara merata. Dengan kata lain,
sosialisme merupakan suatu keyakinan dan kepercayaan yang dianggap benar
mengenai tatanan politik yang mencita-citakan terwujudnya kesejahteraan
masyarakat secara merata melalui jalan evolusi, persuasi, konstitusional-
parlementer dan tanpa kekerasan.

Inggris (United Kingdom) merupakan negara kesatuan atau unitary state


yang terdiri dari Skotlandia, Wales, Inggris, dan Irlandia Utara yang memiliki
bentuk pemerintahan monarki atau kerajaan. Inggris dikenal sebagai ibu atau
pencetus sistem pemerintahan parlementer (the mother of parliament) sebab
Inggris lah yang membuat sebuah sistem pemerintahan parlemen yang dapat
diterapkan dengan baik untuk pertama kali. Sistem ini memeberikan hak kepada
masyarakat untuk memilih wakilnya melalui pemilihan umum yang demokratis
untuk dapat mengatasi persoalan sosial ekonomi kemasyarakatan sehingga
tercipta kesejahteraan rakyat. Kostitusi di inggris tidak tertulis (konvensi) dalam
bentuk teks namun tersebar dalam bentuk pelbagai hukum, peraturan, dan
konvensi. Inggris menggunakan sistem dwipartai. Di Inggris berdiri 2 partai yang
saling bersaing dan memerintah. Partai tersebut adalah Partai Buruh dan Partai
Konservatif. Partai yang menang dalam pemilu dan mayoritas di parlemen
merupakan partai yang memerintah, sedangkan partai yang kalah menjadi partai
oposisi.

Badan Peradilan ditentukan oleh kabinet sehingga tak ada hakim yang
dipilih. Meskipun demikian, mereka melaksanakan peradilan yang adil (bebas dan

xv
tidak memihak), termasuk juga memutuskan sengketa antara warga dengan
pemerintah. Inggris sebagai negara kesatuan menerapkan sistem desentralisasi.
Kekuasaan pemerintah daerah berada pada Council (dewan) yang dipilih oleh
rakyat di daerah. Sekarang ini, Inggris terbagi dalam tiga daerah, yaitu England,
Wales dan Greater London.

C. Brunai Darussalam

Melayu Islam Beraja (MIB) merupakan ideologi yang dianut resmi oleh
Kerajaan Brunei Darussalam yang secara resmi disahkan pada waktu proklamasi
kemerdekaan Brunei Darussalam tanggal 1 Januari 1984. Hal itu dapat dilihat
pada teks proklamasi kemerdekaan Brunei Darussalam yang dibacakan Sultan
Haji Hassanal Bolkiah yaitu, “Negara Brunei Darussalam adalah dan dengan izin
dan limpah kurnia Allah Subhanahuwa Taala akan untuk selama-lamanya kekal
menjadi sebuah Melayu Islam Beraja yang merdeka, berdaulat dan demokratik,
bersendikan kepada ajaran-ajaran Agama Islam menurut Ahlussunnah
Waljamaah”.

Sebagai sebuah negara yang baru merdeka, tentunya Brunei Darussalam


berupaya menyesuaikan diri dengan struktur ketatanegaraan modern seperti
ideologi negara, UUD (Konstitusi) dan lain sebagainya. Dengan proklamasi
kemerdekaan tersebut telah mengembalikan kedaulatan Brunei yang sebelumnya
dipegang oleh Kerajaan Inggris melalui suatu perjanjian tahun 1888. Meskipun
pencanangan MIB sebagai dasar negara sebagaimana “Pancasila” di Indonesia
maupun “Rukun Negara” di Malaysia dilakukan pada saat proklamasi
kemerdekaan, namun sebagaimana halnya Pancasila, nilai-nilai yang terkandung
di dalamnya telah berurat berakar dalam tradisi masyarakat Brunei sejak zaman
dulu yaitu sejak berdirinya kerajaan Brunei dengan raja pertamanya yaitu Awang
Alak Betatar atau Sultan Mohammad Syah. Untuk memasyarakatkan ideologi
MIB di kalangan rakyat Brunei, Sultan Haji Hassanal Bolkiah telah membentuk
sebuah lembaga khusus seperti BP-7 di Indonesia yang bernama “Majelis
Tertinggi Kebangsaan Melayu Islam Beraja (MTKMIB)” yang diketuai Pehin
Dato Abdul Aziz Umar (mantan Menteri Pendidikan). Lembaga ini bertugas
untuk mejabarkan pengertian MIB dalam kehidupan kebangsaan dan

xvi
menyebarluaskannya kepada masyarakat. Disamping itu, penjabaran dan
pemikiran MIB banyak dikeluarkan oleh Fakultas Kajian Brunei (Brunei Studies)
di Universiti Brunei Darussalam (UBD).

2.4 Peran Pancasila Sebagai Ideologi Nasional Bangsa dan Negara Indonesia

Ideologi sangatlah penting bagi sebuah bangsa dan negara khususnya


negara yang pernah dijajah, karna ideologi mempunyai pandangan, cita-cita, nilai,
dan keyakinan yang ingin diwujudkan.Ideologi sangat diperlukan karna dianggap
mampu membangkitkan semangat akan kemerdekaan,memberi motivasi dalam
perjuangan melawan penjajahan .

Pentingnya ideologi dapat kita lihat dari fungsi ideologi itu sendiri. Berikut
beberapa fungsi ideologi bagi bangsa dan negara:

 Negara mampu membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan,


memberikan orientasi mengenai dunia beserta isinya, serta memberikan
mutivasi perjuangan untuk mencapai apa yang di cita-citakan
 Dengan ideologi, nasionalnya suatu bangsa dan nengara dapat berdiri
kokoh dan tidak terombang- ambing oleh ideologi lain serta mampu
menghadapi persoalan-persoalan yang ada.
 Ideologi memberikan arah dan tujuan yang jelas menuju kehidupan yang
di cita-citakan, ideologi yang dipahami, dihayati dan diamalkan oleh
seluruh rakyat, dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan demi
kelangsungan hidupnya
 Ideologi dapat mempersatukan orang dari berbagai golongan,suku, ras,
bahkan dari berbagai ideologi
 Ideologi dapat mempersatukan orang dari berbagai macam agama
 Ideologi mampu mengatasi konflik atau ketegangan sosial

Makna Pancasila sebagai ideologi Negara adalah Pancasila mampu


memberika arah, wawasan, asas, dan pedoman dalam seluruh bidang kehidupan
Negara. Setidaknya ada 4 fungsi Pancasila sebagai ideologi, yaitu :

xvii
1) Mempersatukan bangsa, memelihara dan mengukuhkan persatuan dan
kesatuan.
2) Membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuan
3) Memberikan tekad dalam memelihara dan mengembangkan identitas
bangsa.
4) Menyoroti kenyataan yang ada dan kritis terhadap upaya perwujudan cita-
cita yang terkandung dalam Pancasila.

Dengan kata lain, sebagai ideologi Negara, Pancasila berfungsi sebagai


pedoman kehidupan bangsa Indonesia dalam menjaga keutuhan Negara dan
memperbaiki kehidupan bangsa Indonesia.

xviii
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Lahirnya Pancasila diawali dari pemikiran para tokoh pendiri Negara


Indonesia. Mereka merumuskan Pancasila sesuai dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, isi dari Pancasila sesuai
dengan kepribadian Bangsa Indonesia. Pancasila sebagai Idelogi Nasional Bangsa
dan Negara Indonesia memiliki makna komprehensif. Ini artinya, isi yang sesuai
dengan kepribadian bangsa menjadikan Pancasila dapat berfungsi sebagai
pedoman, arahan, petunjuk, dan sumber hukum bagi Bangsa dan Negara
Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara secara menyeluruh dan
mencakup semua lapisan masyarakat.

Nilai dari Pancasila sebagai ideologi negara diimplementasikan lewat


Pancasila sebagai ideologi terbuka. Pancasila adalah sumber hukum yang dinamis,
aktual, dan sesuai dengan perkembangan zaman. Keterbukaan Pancasilalah yang
menjadikan Pancasila bernilai konsisten di setiap perkembangan zaman. Nilai
Pancasila sebagai ideologi bangsa diimplementasikan lewat aktivitas masyarakat
berdasar nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila adalah pedoman
masyarakat dalam bertingkah laku sebagai anggota dari Bangsa Indonesia.
Pancasila yang berhasil diimplementasikan dala kehidupan berbangsa akan
mempererat persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.

3.2 Saran

Agar pembaca dapat mengetahui bahwa pancasila sangat penting sebagai


ideologi nasional dan bagi kehidupan kita, dan agar kita dapat melaksanakan atau
bisa menerapkan di kehidupan. Perlu adanya pembelajaran lebih dalam tentang
materi-materi ideologi pada mata kuliah pancasila agar memperlengkap
pengetahuan tentang pancasila sebagai ideologi nasional.

xix
Selain dari pada itu, saya memohon maaf apabila terdapat kesalahan
karena saya masih dalam proses pembelajaran dan yang saya harapkan dengan
adanya makalah ini,dapat menjadi wacana yang membuka pola pikir pembaca dan
memberi saran yang sifatnya tersirat maupun tersurat.

xx
DAFTAR PUSTAKA

https://ahmadjurnaidi.wordpress.com/2014/01/02/makalah-pancasila-
sebagai-ideologi-nasional/

http://nureuharisa.blogspot.com/2016/10/makalah-pancasila-sebagai-
ideologi.html?m=1

xxi

Anda mungkin juga menyukai