Anda di halaman 1dari 17

MENYUSUN SATPEL

A. Pendahuluan
Salah satu langkah dalam penyuluhan adalah mempersiapkan satuan acara
penyuluhan yang sangat bermanfaat sebagai pedoman bagi penyuluh. Di dalam Satuan
Acara Penyuluhan terdapat petunjuk secara terperinci,pertemuan demi
pertemuan,mengenai tujuan,ruang lingkup materi yang harus diajarkan,kegiatan belajar
mengajar,metode,media,waktu,evaluasi dan sumber kepustakaan yang harus digunakan.
Dengan menggunakan Satuan Acara Penyuluhan, penyuluh akan dapat menyampaikan
materi dengan baik,tanpa kekhawatiran keluar dari tujuan,keluar dari ruang lingkup
materi,atau keluar dari sistem evaluasi yang seharusnya.
B. Komponen SATPEL adalah :
1. Menulis Tujuan Instruksional Umum
Tujuan Instruksional Umum (TIU) terjemahan dari “general instrucsional
objective”atau sering pula disebut “instrucsional goal” atau “terminal goal” (tujuan
akhir).
TIU Berisi kompetensi-kompetensi yang diharapkan dikuasai,didemonstrasikan,atau
ditampilkan oleh peserta didik atau sasaran setelah menyelesaikan suatu penyuluhan.
Itulah sebabnya tujuan ini disebut pula tujuan penampilan (performance objective).
Kompetensi itu terdiri dari kata kerja (verb) dan objek (object). Kata kerja dalam TIU
dapat membentuk menunjukkan jenjang taksonomi tujuan instruksional dimaksud,
sedangkan objeknya menunjukkan ruang lingkup materi yang dicakup.
Sejak menjelang tahun 1980 TIU dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
yang bersifat perilaku dalam perumusan TIU adalah Walter Dick dan Lou Carey (1978).
Pakar lain A.J.Romiszowski (1981 p.46) menyebut TIU sebagai tujuan akhir suatu
pelajaran (end course objective) untuk membedakannya dengan TIK yang disebutnya
sebagai sub tujuan (sub objective).
Penggunaan kata kerja (verb) yang tidak kabur dalam TIU tidak akan
menyebabkan menyempitnya lingkup materi yang dicakup,karena lingkup materi dalam
TIU itu tidak terletak dalam kata kerjanya, seperti dalam kata kerja
menjelaskan,menyebutkan,menganalisis,menilai dan sebagainya,tetapi pada
objeknya seperti cara menggosok gigi yang baik dan benar,fungsi gigi,macam-
macam bentuk gigi,dan lain sebagainya.

7
Kompetensi umum tersebut dianggap cukup,baik lingkup (scope) maupun
ketinggiannya (level) bila penyuluh yang professional telah menilai bahwa :
1. Kompetensi itu mempunyai arti dan manfaat bagi kehidupan sasaran kelak
2. Kompetensi itu mempunyai arti dan manfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan
3. Kompetensi tersebut mempunyai kontribusi bagi tercapainya tujuan program.
Kompetensi umum dalam TIU itu akan dicapai sasaran setelah menyelesaikan
penyuluhan. Oleh karena itu kompetensi itu disebut sebagai hasil belajar. Teknik
penulisannya didahului dengan kata-kata sebagai berikut :

Setelah menyelesaikan penyuluhan ini sasaran dapat.....................


(Diikuti dengan kompetensi umum yang dimaksud)
Beberapa contoh kompetensi umum tersebut dalam kawasan kognitif adalah:
1. Menganalisis masalah kesehatan gigi dan mulut
2. Membuat perencanaan penyuluhan
3. Menjelaskan pengaruh gizi terhadap kesehatan ibu hamil
4. Mengetahui pola makan yang baik dan benar
Contoh kompetensi umum dalam kawasan psikomotor adalah:
1. Melakukan sikat gigi dengan berbagai metode
2. Menggunakan berbagai macam alat untuk membersihkan gigi
3. Menggunakan obat tradisional untuk mengatasi penyakit gigi dan mulut
4. Melaksanakan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di SD
Contoh kompetensi umum dalam kawasan afektif adalah:
1. Melakukan upaya pelihara kebersihan diri dengan teratur
2. Bertindak sesuai dengan etika profesi keperawatan gigi
3. Menyatakan pendapat secara positif tentang pendapat orang lain
4. Mempelajari pengetahuan pelihara kebersihan diri lebih lanjut

2. Menulis Tujuan Instruksional Khusus


Tujuan Instruksional Khusus (TIK) terjemahan dari “specific instruksional
objective”. Kadang-kadang TIK disebut pula sebagai sasaran belajar, tujuan

8
pembelajaran atau tujuan penyuluhan. Didalamnya terkandung kompetensi khusus yang
akan dicapai sasaran setelah mengikuti penyuluhan.
Kompetensi-kompetensi khusus tersebut merupakan uraian atau jabaran dari
kompetensi umum yang ada dalam TIU. Proses penjabaran kompetensi umum menjadi
kompetensi khusus disebut analisis instruksional.
Cara menuliskan TIK sama dengan menuliskan TIU, yaitu menggunakan kata-
kata sebagai berikut :
Setelah mengikut penyuluhan ini, sasaran dapat...............................
(Diikuti dengan kompetensi khusus yang dimaksud)
Berbeda dengan TIU, kompetensi yang ada dalam TIK dimulai dengan jenjang
yang lebih rendah dan lingkup yang lebih sempit. Rumusan TIK yang lebih lengkap,
mengandung pula unsur kondisi dan tingkat penguasaan, sehingga suatu TIK
mengandung empat unsur sebagai berikut : sasaran, kata kerja dan objek, kondisi,
dan tingkat penguasaan.
Suatu contoh perumusan TIK yang lengkap tersebut adalah sebagai berikut :
Murid-murid kelas IV SD Harapan Medan (sasaran) dapat menjelaskan penyebab
penyakit gigi (kompetensi khusus yang terdiri dari kata kerja dan objek) bila diberikan
macam-macam contoh dan bentuk makanan manis (kondisi) paling sedikit 80% benar
(tingkat penguasaan).
Rumusan tersebut sangat rumit, sehingga jarang digunakan orang, paling tidak untuk
sementara ini.
Kompetensi khusus dalam TIK seperti halnya dalam TIU mengandung kata
kerja dan objek. Tetapi kompetensi khusus dalam TIK mempunyai jenjang taksonomi
yg lebih rendah dari kompetensi dalam TIU, kecuali kompetensi khusus yang terakhir
yang mungkin sama dengan kompetensi dalam TIU. Disamping itu bila dilihat dari
lingkupnya kompetensi khusus dalam TIK lebih sempit dari TIU. Keadaan seperti itu
tentu dapat dipahami karena kompetensi khusus dalam TIK merupakan jabaran dari
kompetensi umum dalam TIU. Di bawah ini dikemukakan beberapa contoh kompetensi
khusus dalam TIK dalam setiap kawasan tujuan instruksional.

Contoh kompetensi khusus dalam kawasan kognitif


1. Menjelaskan pengertian atraumatic restorative treatment

9
2. Merumuskan masalah kesehatan gigi dan mulut
3. Menilai aspek yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut
4. Mengidentifikasi gejala abses dento alveolar

Contoh kompetensi khusus dalam kawasan psikomotorik

1. Melakukan gerakan menggosok gigi yang baik dan benar


2. Melakukan gerakan pemolesan pasta gigi
3. Menunjukan jenis makanan yang menyebabkan gigi berlubang
4. Menggunakan dental floss

Contoh kompetensi khusus dalam kawasan afektif

1. Membaca buku-buku lain untuk memperlancar pengetahuan tentang


kesehatan gigi dan mulut
2. Melakukan sikat gigi 2 kali sehari
3. Memelihara kredibilitas dalam melayani pasien
4. Menyatakan kekurangan dan kelebihan pendapat teman seprofesi secara
positif.

3. Menulis Pokok Bahasan

Pokok bahasan atau topik merupakan judul yang mencerminkan isi atau materi
penyuluhan yang konsisten dengan setiap TIK. Untuk menemukan pokok bahasan ini
anda harus membaca unsur objek dalam TIK anda. Unsur objek dalam TIK
menunjukkan pokok bahasan.

Pada umumnya setiap TIK yang dirumuskan dengan baik mengandung satu
pokok bahasan. Dalam contoh TIK di atas dapat kita tentukan pokok bahasan sebagai
berikut:

1. Atraumatic restorative treatment


2. Masalah kesehatan gigi dan mulut
3. Aspek yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut
4. Gejala abses dento alveolar
5. Gerakkan menggosok gigi yang baik dan benar

10
6. Gerakan pengolesan pasta gigi
7. Jenis makanan yang menyebabkan gigi berlubang
8. Dental floss

Apabila TIK anda sangat rinci, sehingga ruang lingkup objeknya sangat sempit, maka
anda dapat menggabungkan objek dari beberapa TIK untuk menjadi satu pokok
bahasan.

4. Menulis Sub Pokok Bahasan

Sub pokok bahasan atau sub topik adalah judul yang mencerminkan rincian
materi penyuluhan yang konsisten dengan pokok bahasan .

5. Menulis Kegiatan Belajar Mengajar

Yang dimaksud dengan kegiatan belajar mengajar adalah tahap-tahap kegiatan


yang dilakukan penyuluh dan sasaran untuk menyelesaikan materi penyuluhan. Dalam
hal ini materi penyuluh tersebut dibatasi oleh pokok bahasan dan sub pokok bahasan
yang ada dalam suatu perencanaan program penyuluhan. Tahap kegiatan ini terdiri dari
tahap pendahuluan (introduction), tahap penyajian (presentation), dan tahap penutup
(test and folllow up). Berikut ini akan diuraikan secara singkat setiap tahap tersebut.

1. Tahap pendahuluan
Yang dimaksud dengan tahap pendahuluan adalah tahap persiapan atau tahap awal
sebelum memasuki penyajian materi yang akan diajarkan. Pada tahap ini penyuluh
menjelaskan secara singkat (global) tentang materi yang akan diajarkan dalam
pertemuan tersebut, kegunaan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari, hubungan
materi tersebut dengan pengetahuan ysng telah diketahui sasaran, dan TIU serta TIK
yang akan dicapai sasaran pada akhir pertemuan. Tahap ini dimaksudkan untuk
persiapan mental sasaran agar memperhatikan dan belajar secara sungguh-sungguh
selama tahap penyajian. Bagian pendahuluan ini biasanya hanya membutuhkan waktu 5
sampai 10 menit atau sekitar 5% dari waktu penyuluhan.
2. Tahap Penyajian

Tahap penyajian merupakan proses belajar mengajar yang utama dalam suatu
penyuluhan. Didalamnya tercakup bagian-bagian sebagai berikut:

11
a. Uraian (explanation), baik dalam bentuk verbal maupun non verbal seperti
pengguna grafik,gambar, benda sebenarnya, model, dan/atau demonstrasi gerak
b. Contoh (example)yang praktis dan konkrit dari uraian konsep yang masih bersifat
abstrak.
c. Latihan (exercise)yang merupakan praktek bagi sasaran untuk menerapkan konsep
abstrak yang sedang dipelajari dalam bentuk kegiatan fisik misalnya kegiatan
studi kasus untuk pemecahan masalah ,kegiatan menggosok gigi yang baik dan
benar, dan kegiatan kumur-kumur dengan larutan fluor untuk mempraktekkan
penggunaan fluor yang baik dan benar.

Sebagian besar (80-90%) dari waktu belajar mengajar digunakan dalam tahap
penyajian ini.

3. Tahap Penutup

Tahap penutup merupakan tahap akhir suatu penyuluhan. Tahap ini meliputi tiga
kegiatan yaitu:

a. Pelaksanaan tes hasil penyuluhan, untuk dijawab atau dikerjakan sasaran.


Acapkali tes tersebut dilakukan secara tidak formal dan tidak tertulis, tetapi
diajukan secara lisan untuk dijawab atau dikerjakan oleh sasaran yang ditunjuk
sebagai sampel. Tetapi mungkin pula tes tersebut harus dijawab atau dikerjakan
oleh semua sasaran. Ini berarti untuk menyita waktu penyuluhan.
b. Umpan balik berupa informasi atau hasil tes.
c. Tindak lanjut berupa petunjuk tentang apa yg harus dilakukan atau dipelajari
sasaran selanjutnya, baik untuk memperdalam materi yang telah dipelajari dalam
pertemuan tersebut maupun untuk mempersiapkan diri mengikuti pertemuan yang
akan datang.

Tahap penutupan ini hanya membutuhkan waktu sekitar 10-20 menit atau 10-15% dari
waktu penyuluhan.

6. Menulis Metode Penyuluhan

Metode penyuluhan berfungsi sebagai cara dalam penyajian


(menguraikan,memberi contoh,dan memberi latihan) isi penyuluhan kepada sasaran

12
untuk mencapai tujuan tertentu. Tidak setiap metode sesuai untuk digunakan dalam
mencapai tujuan instruksional tertentu. Karena itu,penyuluh harus memilih metode yang
sesuai untuk setiap TIK yang ingin dicapai.

Beberapa metode berikut ini bisa digunakan dalam kegiatan penyuluhan.

1. Metode Ceramah

Metode ceramah berbentuk penjelasan penyuluh kepada sasaran dan biasanya


diikuti dengan tanya jawab tentang isi materi penyuluhan yang belum jelas. Yang perlu
disampaikan penyuluh hanyalah daftar topik yang akan diuraikan dan media visual
sederhana.

Metode ini tepat untuk diterapkan bila :

a. Kegiatan penyuluhan baru dimulai


b. Waktu terbatas,sedangkan informasi yang akan disampaikan banyak
c. Jumlah penyuluh sedikit,sedangkan jumlah sasaran banyak
2. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi mengambil bentuk sebagai contoh pelaksanaan suatu


keterampilan atau proses kegiatan. Penggunaan metode ini mempersyaratkan adanya
suatu keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan
tertentu seperti kegiatan sesungguhnya. Keahlian mendemonstrasikan tersebut harus
dimiliki oleh penyuluh atau orang lain yang dipilih oleh penyuluh. Setelah
demonstrasi,sasaran diberri kesempatan melakukan latihan keterampilan atau proses
yang sama dibawah supervisi penyuluh.

Metode demonstrasi tepat digunakan bila :

a. Kegiatan penyuluhan bersifat formal


b. Materi penyuluhan berbentuk keterampil gerak psikomotor
3. Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan interaksi antara sasaran dengan sasaran atau sassaran
dengan penyuluh untuk menganalisis,menggali atau memperrdebatkan topik atau
permasalahan tertentu.

13
Metode diskusi tepat bila :

a. Tahap menengah atau tahap akhir proses penyuluhan

b. Perluasan pengetahuan yang telah diketahui sasaran

4. Metode Sumbang Pendapat atau Sumbang Saran

Metode sumbang saran merupakan proses penampungan pendapat dari sasaran


tanpa evaluasi terhadap kualitas pendapat tersebut. Bila menggunakan metode
ini,penyuluh tidak boleh berorientasi terhadap hasil metode tersebut,tetapi terhadap
prosesnya,yaitu mendorong keberanian sasaran memunculkan pendapatnya tanpa takut
disalahkan. Setiap pendapat sasaran ditampung,tidak ada yang ditolak.

5. Metode bermain peran

Metode bermain peran berbentuk interaksi antara dua atau lebih sasaran tentang
suatu topik atau situasi. Dalam interaksi itu setiap sasaran melakukan peran terbuka.
Metode ini sering digunakan untuk memberikan kesempatan kepada sasaran untuk
mempraktekan isi materi penyuluhan yang baru saja diperoleh dalam rangka
menemukan kemungkinan masalah yang akan dihadapi dalam pelaksanaan
sesungguhnya. Metode ini memerlukan observasi yang cermat dari penyuluh untuk
menunjukkan kekurangan setiap peran yang dilakukan sasaran.

Disamping kelima metode penyuluhan di atas,masih banyak pula metode lain


yang dapat pula dipergunakan.

7. Menulis Media Penyuluhan

Media penyuluhan adalah alat yang digunakan oleh penyuluh di dalam


menyampaikan bahan penyuluhan. Media digunakan berdasarkan prinsip bahwa
pengetahuan yang ada pada setiap manusia diterima/ditangkap melalui panca indera.
Semakin banyak indera yang digunakan didalam menerima sesuatu, maka semakin
banyak dan jelas pengertian/pengetahuan yang diperoleh sehingga mempermudah
persepsi.

14
Media penyuluhan mempunyai intensitas yang berbeda-beda didalam membantu
persepsi seseorang.

Edgar Black membagi media sekaligus menggambarkan tingkat intensitas tiap


media tersebut dalam bentuk kerucut sebagai berikut :

1. Kata-kata
2. Tulisan
3. Rekaman, radio
4. Film
5. Televisi/video
6. Pameran
7. Field trip
8. Demonstrasi
9. Sandiwara
10. Benda tiruan
11. Benda asli

Dalam proses pemilihan media, penyuluh mungkin dapat mengidentifikasi beberapa


media yang sesuai untuk tujuan instruksional tertentu. Langkah selanjutnya salah satu
atau dua media diantaranya atas dasar pertimbangan berikut

Biaya yang lebih murah,baik pada saat pembelian maupun pemeliharaan

1. Kesesuaiannya dengan metode penyuluhan


2. Kesesuaian dengan karakteristik sasaran
3. Pertimbangan praktis
4. Ketersediaan media tersebut berikut suku cadangnya di pasaran serta
ketersediaannya bagi sasaran.
8. Menulis Waktu Penyuluhan

15
Menghitung jumlah waktu yang digunakan oleh penyuluh penting artinya bagi
penyuluh sendiri dalam mengelolah waktu penyuluhan. Ia harus dapat membagi waktu
untuk setiap langkah dalam pendahuluan,penyajian, dan penutup. Bagi
penyuluh,perhitungan jumlah waktu dapat digunakan untuk mengatur jadwal pertemuan
dan menentukan jangka waktu penyuluha secara keseluruhan.

9. Menulis Evaluasi

Yang dimaksud evaluasi adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur hasil
penyuluhan dan cara melaksanakan pengukuran tersebut. Alat ukur tersebut dapat
berbentuk tes karangan (essay test) atau tes objektif untuk tujuan instruksional dalam
kawasan kognitif,dan tes kinerja (performance tes) untuk kawasan psikomotor. Cara
pelaksanaannya dapat berbentuk tulisan atau lisan untuk kawasan kognitif dan untuk
kerja kawasan psikomotor.

Evaluasi dibuat sesuai dengan urutan dan jumlah TIK yang telah disusun.

Contoh membuat evaluasi dalam kawasan kognitif :

TIK : Setelah selesai penyuluhan sasaran dpat mengidentifikasi gejala abses


dento alveolar.

Evaluasi: Sebutkan gejala abses dento alveolar (tas lisan).

Contoh membuat evaluasi dalam kawasan psikomotor

TIK : Setelah selesai penyuluhan ini sasaran dapat melakukan gerakan


menggosok gigi dengan baik dan benar.

Evaluasi : Salah satu sasaran melakukan gerakan menggosok gigi didepan kelas
(tes kinerja).

10. Menulis Sumber Kepustakaan

Sumber kepustakaan adalah buku-buku atau sumber materi yang digunakan


dalam setiap pokok bahasan. Teknik penulisannya dimulai dari nama
pengarang,judul buku,kota,penerbit,tahun,dan halaman.

16
CONTOH : SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KESEHATAN GIGI

Pokok Bahasan : Memelihara Kebersihan Gigi dan Mulut


Sub Pokok Bahasan : Cara Menyikat Gigi Yang Baik Dan Benar
Sasaran : Siswa-siswi SD kelas IV
Waktu : 09 00 WIB
Tempat : SD Negeri 064023 Kec, Lau Cih
Hari/ Tanggal : 1 November 2016

A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah mendapatkan pembelajaran, diharapkan siswa- siswi dapat
memahami bagaimana menyikat gigi yang baik dan benar

2. Tujuan Intruksi Khusus


Setelah mendapatkan penyuluhan siswa-siswi mampu menjelaskan

a. Menjelaskan bagaimana memilih sikat gigi yang baik dan benar bagi
kesehatan gigi dan mulut

17
b. Cara menyikat gigi yang baik dan benar
c. Waktu dalam menyikat gigi
d. Kegunaan Sikat gigi

B. ISI MATERI
TERLAMPIR

C. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
D. MEDIA
1. Laptop
2. LCD serta phantom gigi, sikat gigi, gambar
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahap Kegiatan Kegiatan Metode Media Waktu
Kegiatan Penyuluhan Sasaran Penyuluhan Penyuluhan
Pendahuluan 1. Mengucapkan
salam serta
memperkenalkan - Menjawab
diri salam
2. Menjelaskan Ceramah - 5 menit
tujuan educator - Mendengar
3. Menjelaskan - Respon
materi secara
singkat materi
yang akan
diberikan
4. Apersepsi
5. Memberikan
Motivasi
Penyajian 1. Penjelasan
tentang
a. Menjelaskan
bagaimana
memilih sikat
gigi yang baik LCD,
dan benar Laptop
- Mendengar Ceramah 20 menit
b. Cara - Menjawab Model gigi
menyikat gigi pertanyaan dan sikat
yang baik dan
gigi,
benar
gambar

18
c. Ciri-ciri sikat
gigi yang baik
dan benar
d. Evaluasi
Penutup - Menjelaskan - Mendengar Ceramah - 5 menit
kembali bagian kan
yang belum - Menjawab
dimegerti salam
- Kesimpulan
- Saran
- Salam penutup
F. EVALUASI
Metode evaluasi : Tanya jawab
Jenis pertanyaan : Lisan

G. LAMPIRAN MATERI
TEKHNIK MENYIKAT GIGI PADA BALITA

Siapkan pasta gigi sebesar biji


kacang polong

Sikat gigi bagian depan dengan


gerakan naik turun

Makan makanan yang membantu membersihkan


Sikat gigi bagian
gigidepan
sepertidengan kiri sayuran yang berserat dan
buah-buahan,
kanan berair, selain akan kaya vitamin dapat juga

19

Sikat gigi bagian depan dengan kiri


kanan
membantu membersihkan gigi, dan berair, selain akan kaya vitamin dapat juga
membantu membersihkan gigi,

Menghindari makanan manis


dan lengket yang dapat
merusak kesehatan gigi

Yang terpenting adalah anak dibiasakan periksa ke dokter gigi setiap enam bulan sekali.

5. Pelaksanaan Praktikum :

20
A. Alat dan Bahan
Alat :
- Laptop
Bahan :
- Kertas HVS
- Perhitungan Jumlah Bahan yang diperlukan :
Setiap kelompok mahasiswa menyusun SATPEL penyuluhan dengan topik yang
berbeda dan mendiskusikan dibutuhkan kertas 1 rim.

B. Prosedur Kerja
a. Mahasiswa membentuk kelompok kecil dan pemilihan ketua kelompok
b. Melakukan diskusi cara menyusun SATPEL
c. Mahasiswa melakukan penyusunan SATPEL kesehatan gigi dan mulut dengan
topik yang berbeda antara kelompok satu dan kelompok lainnya.
d. Anda akan melaksanakan praktek penyusunan SATPEL dalam kelompok kecil
e. Tujuan latihan, yaitu menyusun SATPEL dengana baik dan benar
f. Kegiatan penyusunan SATPEL 30-60 menit
g. Latihan berlangsung 3-4 SATPEL sesuai dengan waktu yang tersedia

6. Latihan
Buatlah satuan acara penyuluhan sesuai topik dibawah ini dengan menerapkan
konsep-konsep yang telah diuraikan diatas.

1. Macam, bentuk, dan fungsi gigi


2. Bentuk dan fungsi jaringan periodontal
3. Penyebab dan perawatan penyakit gigi dan jaringan periodontal
4. Pencegahan penyakit gigi dan jaringan periodontal
5. Karang gigi
6. Karies gigi
7. Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut
8. Diet makanan yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut

7. Tugas

21
Setelah mahasiswa selesai melakukan praktek, mahasiswa mengumpulkan SATPEL
yang telah disusun sesuai dengan konsep-konsep penyusunan SATPEL.

22
23

Anda mungkin juga menyukai