Anda di halaman 1dari 68

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR

DITINJAU DARI ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

EVA RHISNA ANDRETTI

NIM. F0307101

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA
commit to user
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul :

STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR

DITINJAU DARI ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN

commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, guna melengkapi

tugas-tugas dan dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, 17 Desember 2011

Tim Penguji Skripsi :

1. (Dr. Payamta, M.Si., Ak.)

NIP. 19660925 199203 1 002

2. Muhammad Syafiqurrahman, S.E., M.M., Ak.

NIP. 19800604 200501 1 001

3. (Sri Hanggana, M.Si., Ak.)

NIP. 19661125 199402 1 001

commit to user

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini aku persembahkan untuk :

Mama dan Papaku

Rhesa, Pipin dan Yaya

Keluarga Besarku

Sahabat-sahabatku

Semua orang yang pernah hadir dalam hidupku

Masa depanku

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN MOTTO

Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan

Ia akan bertindak.

(Mazmur 37:5)

Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.

(Amsal 23:18)

Write your plan in pencil, but give God the eraser. His way is much better

than

we could have chosen. Trust Him!

(Awanama)

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat

dan anugerah-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi Kelayakan Peternakan Ayam Ras

Petelur Ditinjau dari Aspek Ekonomi dan Keuangan”. Skripsi ini disusun guna

memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas

Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada penyusunan skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk

memberikan yang terbaik. Namun, penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangannya. Tetapi, berkat adanya bimbingan, dukungan, dan bantuan dari

berbagai pihak, maka akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Dalam

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih atas segala bimbingan

dan bantuan kepada:

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Dr. Wisnu Untoro, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

3. Drs. Santoso Tri H, M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Sri Hanggana, M.Si, Ak., selaku dosen pembimbing yang selama ini telah

bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan, bimbingan, dan

commit
dukungan sehingga skripsi ini dapat to user
diselesaikan dengan baik.

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5. Lulus Kurniasih, SE, M.Si.Ak., selaku pembimbing akademik yang selama masa

perkuliahan selalu memberikan bimbingan dan arahannya.

6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta

seluruh staf dan karyawan yang telah memberikan ilmu, bimbingan, arahan,

serta pelayanan kepada penulis.

7. Mama dan Papaku tersayang, Mama Dalyanti dan Papa Andre Sugiyanto yang

selalu memberiku kasih sayang, perhatian, dukungan, didikan serta doa di setiap

waktu.

8. Adik-adikku, Rhesa Rhisma Andrean, Yosephin Rhistra Andretti dan Chintia

Rizta Andretti, yang memberiku dukungan dan doa.

9. Keluarga besarku yang selalu mendukung dan mendoakanku.

10. Sahabat-sahabatku, Putri, Cui, Ninuk, Dina, dan Nia yang selalu membantu,

mendukung, dan mendoakanku serta mengisi hari-hariku. Kebersamaan dengan

kalian akan selalu menjadi kenangan. J

11. Sahabat doaku, Terezia Mei Indriarti Pinto, yang selalu mendukungku dalam

keseharian lewat motivasi dan doa serta terimakasih bantuan laptopnya. J

12. Mas-mbak dan adek-adek keluarga besar PMK FE UNS terkasih, yang telah

mengisi hari-hariku dengan memberikan keceriaan, motivasi, dan dukungan

doanya untukku. Selamanya kita bersaudara dalam JC. J

13. Kakak rohaniku, Meyka Fatmawati, yang mengajar serta membimbingku untuk

menjadi seorang yang takut akan Tuhan dan melayani-Nya.

14. Sahabatku terkasih, Maria Kristin Pancawati, yang selalu mendukung dan

mendoakanku meskipun jarak kita jauh.


commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15. Prasetyo, yang selalu mendoakanku dan mendukungku. Terimakasih untuk

setiap kenangan yang ada.

16. Rekan seperjuanganku, Fajrika Cahyaning Dewi, yang telah bersama-sama

berjuang untuk menyelesaikan skripsi ini dan terimakasih untuk kebersamaan

kita selama ini. J

17. Teman-teman Akuntansi’07, yang melewati suka dan duka di jurusan Akuntansi

bersama semasa kuliah.

18. Semua kawan yang pernah singgah dalam hidupku dan mengisi hari-hari

bersama, terimakasih untuk setiap kenangan dan pelajaran hidup yang telah

kalian berikan.

19. Semua pihak yang turut membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat

penulis tulis satu per satu.

Pembuatan skripsi ini telah memberikan pengalaman dan manfaat yang besar

bagi penulis, dan penulis pun berharap semoga skripsi ini juga dapat bermanfaat bagi

orang lain. Sesungguhnya penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak

kekurangan dan kelemahan pada skripsi ini, oleh karena itu penulis sangat

mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat menjadi lebih baik

lagi.

Surakarta, 9 November 2011

Penulis

commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL…………………………………….....….…..…... I

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....……………..……. ii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………..…….. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………..……... iv

HALAMAN MOTTO…………………………………………..…..…. v

KATA PENGANTAR………………………………………..…….…. vi

DAFTAR ISI…………………….…………………......……....…….... ix

DAFTAR TABEL……………………...…………………..…..…........ xi

DAFTAR LAMPIRAN………………………………….…….....….... xiii

ABSTRAK………………………………………………..….……….... xiv

ABSTRACT………………………………………….....…….………... xv

BAB I PENDAHULUAN……...…...……………....……………....... 1

A. Latar Belakang..............………...……..…....…………........…… 1

B. Rumusan Masalah………………………....…………......…….... 5

C. Tujuan Penelitian…….………………......………………...……. 5

D. Manfaat Penelitian……………….......……………...……..……. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………..……….......………............... 7

A. Peternakan Ayam Ras Petelur..............................................…..... 7

B. Value Chain Analysis………...…....……......…......……….…..... 11

C. Studi Kelayakan Bisnis..…………...................………..….…...... 13

D. Aspek Ekonomi dan Keuangan dalam Studi Kelayakan............... 14


commit to user

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III METODE PENELITIAN..........………….............……….. 19

A. Populasi dan Sampel….......…..…..…..…..…..…..…......……. 19

B. Jenis Data..........................................................................……. 21

C. Metode Pengumpulan Data.…..…..…..…..…..................……. 22

D. Metode Analisis Data.......................…..…..…..…..….....……. 22

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN…..…..…..…....…......... 24

A. Pelaksanaan Penelitian.............................…..…..…..….....…… 24

B. Pembahasan Hasil Penelitian..............................................…… 24

BAB V PENUTUP…..…..…..….....…....…....…....…....…....…....... 48

A. Simpulan…………………………………………................ 48

B. Keterbatasan Penelitian..….....…....…...…....…..............…...... 49

C. Saran............………………………………………….............. 50

DAFTAR PUSTAKA……………………………….......………….. 52

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel III.1 Populasi Ayam Petelur di Eks-Karesidenan Surakarta


Tahun 2010............................................................... 19
Tabel III.2 Distribusi Sampel.........................................................
20
Tabel IV. 1 Investasi Peternakan Ayam Ras Petelur Per 100 Ekor
Ayam per 31 commit to user
Juli 2011……….....………………… 26

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel IV. 2 Pendapatan Peternakan Ayam Petelur Per 100 Ekor


Ayam Per Bulan……….......…....….........…....….... 28
Tabel IV. 3 Perincian Biaya Depresiasi Kandang Per 100 Ekor
Ayam Per Bulan...….......….........….................….... 30
Tabel IV. 4 Perincian Biaya Depresiasi Bangunan Per 100 Ekor
Ayam Per Bulan....…....….........………............…... 30
Tabel IV. 5 Perincian Biaya Depresiasi Mobil Per 100 Ekor Ayam
Per Bulan.....…..….........….......….........…....…...... 31
Tabel IV. 6 Perincian Biaya Depresiasi Sepeda Motor Per 100
Ekor Ayam Per Bulan.….........................…....…..... 31
Tabel IV. 7 Perincian Biaya Amortisasi Ayam Afkir Per 100 Ekor
Ayam Per Bulan…....................................…....…..... 33
Tabel IV. 8 Perincian Biaya Gaji Pegawai Kantor Per 100 Ekor
34
Ayam Per Bulan....…………………………….......
Tabel IV. 9 Perincian Biaya Gaji Pegawai Kandang Per 100 Ekor
34
Ayam Per Bulan.........................................................
Tabel IV. 10 Perincian Biaya Listrik Per 100 Ekor Ayam Per
Bulan...…................................................................... 35
Tabel IV. 11 ..
Perincian Biaya Tetap Peternakan Ayam Ras Petelur
Per 100 Ekor Ayam Per Bulan…...……...…............. 36
Tabel IV. 12 Perincian Biaya Pakan Per 100 Ekor Ayam Per
Hari....….........…....…................................................ 38
Tabel IV. 13 ..
Perincian Biaya Vaksin dan Obat Per 100 Ekor Ayam
Per Hari.......…..........…....…....….........…....…....... 39
Tabel IV. 14 Perincian Biaya Variabel Peternakan Ayam Petelur Per
100 Ekor Ayam Per Hari…......…....…....…............. 40
Tabel IV. 15 Laba Peternakan Ayam Petelur Per 100 Ekor Ayam
Per Bulan…..….........…....…....….........…....…....... 41
Tabel IV. 16 ROI Peternakan Ayam Petelur Per 100 Ekor Ayam Per
commit to user
Bulan..….....…....…....……....…....….........…....….. 43
.....

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel IV. 17 PBP Peternakan Ayam Petelur Per 100 Ekor Ayam Per
Bulan..….....…....…....….......…....….........…....…... 44
Tabel IV. 18 .... Peternakan Ayam Petelur Per 100 Ekor Ayam Per
BEP
Bulan..….....…....…....…....……....….........…....….. 46
.....

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran I Kuesioner Penelitian............................................................. 53

Lampiran II Rekap Data Kuesioner …………………….................…… 55

commit to user

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR


DITINJAU DARI ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN

Eva Rhisna Andretti


NIM. F0307101

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan dari peternakan


ayam ras petelur jika ditinjau dari aspek ekonomi dan keuangannya. Penelitian ini
mengambil sampel lima peternakan ayam ras petelur yang tersebar di beberapa area
eks-Karesidenan Surakarta. Data diperoleh dengan melakukan wawancara kuesioner
terhadap pemilik atau pengelelola peternakan, dan data yang digunakan seperti data
keuangan peternakan bulan Juli 2011. Dalam penelitian ini telah digunakan analisis
kriteria investasi, yang dilihat dari nilai ROI.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh sampel termasuk dalam usaha
yang layak untuk diteruskan, karena nilai rata-rata ROI yang dihasilkan sampel lebih
besar dari tingkat suku bunga bank per bulan. ROI yang dihasilkan sampel adalah
2,56% dan suku bunga bank 1,05%. Selain itu, penulis juga memperhitungkan PBP
dan BEP di mana hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel peternakan
membutuhkan rata-rata PBP selama 3 tahun 3 bulan untuk dapat menutup keseluruhan
biaya investasinya. Selanjutnya, untuk dapat mencapai BEP sampel peternakan harus
melakukan penjualan sebanyak 1.302 butir atau 81,37kg per 100 ekor ayam layer.

Kata kunci : kelayakan, peternakan ayam ras petelur, ROI, PBP, BEP

commit to user

xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

FEASIBILITY STUDY OF LAYER CHICKEN FARM


OBSERVED FROM ECONOMICS AND FINANCIAL ASPECT

Eva Rhisna Andretti


NIM. F0307101

The purpose of this researsch is to find out about feasibility of layer chicken
farm if being observed from economics and financial aspect. The research use five
layer farms for sample which spread in some areas of ex-Karesidenan Surakarta. Data
was collected by doing questionnaire interview to the owner or manager of the farm,
and data which be used like farm’s financial data on July 2011. In this research have
used the analysis of investment criteria, which was seen from value of ROI.

The results of this research showed that all of the samples were categorized as
feasible to be forwarded, because the average value of ROI was bigger than their bank
interest rate per month. It means that ROI was 2,56% and interest rate was 1,05%.
Besides, the writer also calculated PBP and BEP where the results of this research
showed that samples need average of PBP for 3 years and 3 months to cover all of the
invenstment costs. Moreover, to reach BEP samples must sale 1.083 piece of eggs or
81,37 kg per 100 layers.

Keywords : feasibility, layer farm, ROI, PBP, BEP

commit to user

xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan zaman yang diikuti peningkatan dalam gerak kemajuan

pembangunan, peningkatan pendapatan masyarakat, perbaikan tingkat pendidikan,

perubahan gaya hidup (lifestyle), perkembangan jumlah penduduk dan kesadaran akan

arti penting peningkatan gizi berdampak pada pola makanan yang terus meningkat

pada masyarakat (Daryanto, 2008). Daging, susu dan telur adalah produk pangan asal

ternak yang sangat penting dalam memenuhi gizi dan mencerdaskan masyarakat, di

samping itu juga adalah komoditas ekonomi yang strategis. Daging asal ternak

diperoleh dari berbagai sumber yaitu unggas, ruminansia besar, ruminansia kecil dan

ternak lain. Sementara itu susu diperoleh dari ruminansia besar dan ruminansia kecil,

dan telur diperoleh dari unggas.

Kebutuhan protein bagi manusia berbeda-beda tergantung kepada umur,

jenis aktivitas, dan faktor lainnya. Protein asal hewan sangat penting bagi manusia

karena komposisi asam aminonya lebih seimbang dibandingkan protein nabati. Selain

itu, protein hewani merupakan sumber mineral penting, sumber vitamin B12 yang

tidak terdapat dalam produk nabati, dan yang lebih penting adalah memiliki rasa yang

lebih lezat. Kebutuhan protein dari hewani dapat dipenuhi hewan air, yaitu ikan dan

produk air lainnya, serta hewan ternak, seperti ayam, kambing, dan sapi. Dari berbagai

sumber protein tersebut, daging dan telur yang berasal dari ayam merupakan sumber

protein yang mudah ditemukan dan memiliki harga yang mudah dijangkau. Namun
commit to user
jika melihat dari tingkat konsumsi masyarakat Indonesia terhadap daging dan telur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2

ayam yang merupakan sumber protein masih rendah, menandakan bahwa masyarakat

Indonesia masih kekurangan asupan protein, padahal daging dan telur ayam

merupakan sumber protein yang mudah paling didapatkan.

Telur merupakan jenis makanan bergizi yang sangat populer di kalangan

masyarakat dan merupakan salah satu sumber protein hewani (Sanjaya, 2007). Telur

dihasilkan oleh unggas seperti ayam, bebek, angsa, dll. Telur paling banyak dipasok

oleh ayam ras petelur dan merupakan sumber protein hewani asal ternak termurah

dengan harga yang dapat dijangkau oleh masyarakat luas. Ayam dapat diternakkan

dengan mudah dengan modal yang relatif kecil. Telur merupakan sumber protein

hewani yang paling tinggi nilai biologisnya, hal ini berarti telur merupakan sumber

protein yang paling mudah dicerna.

Khomsan (2010) menyatakan bahwa tingkat konsumsi protein telur di

Indonesia tertinggal jauh dibanding negara lain. Konsumsi protein hewani masyarakat

Indonesia masih jauh ketinggalan dibandingkan negara lain, seperti Jepang dan

Inggris. Jumlah penduduk yang besar dengan konsumsi telur yang hanya 50 butir per

kapita per tahun sangat kecil jika dibandingkan dengan Jepang yang sebanyak 269

butir dan Inggris yang mencapai angka 290 butir per kapita per tahunnya. Ali

Khomsan juga menyatakan bahwa kurangnya asupan protein yang cukup akan

membuat seseorang berpikir lambat dan memiliki perkembangan otak tidak optimal

yang kemudian dapat berdampak pada minimnya SDM berkualitas. Bahkan dalam

suatu studi pada tahun 2008 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia hanya

menduduki peringkat 107, hal ini menunjukkan bahwa tingkat kecerdasan bangsa

Indonesia rendah (United Nation Development Programme - UNDP 2007/2008).


commit to user
Untuk mengatasi hal tersebut, konsumsi protein hewani bangsa Indonesia harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3

ditingkatkan, karena protein hewani memiliki peran dominan dalam hubungan antara

kualitas otak dan gizi. Cara yang dapat ditempuh salah satunya dengan meningkatkan

konsumsi telur di kalangan masyarakat.

Selama ini masyarakat Indonesia makan hanya untuk menghilangkan rasa

lapar saja bukan sebagai sarana pemenuhan nutrisi (Utoyo, 2008). Tetapi data standar

nasional menunjukkan bahwa konsumsi protein per hari per kapita ditetapkan 55 gram,

yang terdiri dari 80% protein nabati dan 20% protein hewani (Merdeka, 2010). Hal ini

menunjukkan bahwa hal yang harus diupayakan untuk pemenuhan gizi bagi

masyarakat masih tinggi baik dalam hal pemberian pengetahuan dan penyediaan

sumber protein bagi masyarakat salah satunya adalah telur ayam. Telur ayam selain

dibutuhkan sebagai pemenuh kecukupan gizi juga memiliki sifat income estic demand.

Artinya, jika pendapatan seseorang meningkat, maka konsumsi telur juga akan

meningkat.

Beberapa tahun yang lalu industri perunggasan baik ayam pedaging maupun

petelur mengalami krisis karena serangan virus Avian Influenza (AI). Namun

demikian, banyak yang memprediksi bahwa pada tahun-tahun mendatang konsumsi

telur akan meningkat. Rahimi et. Al (2007) menyatakan bahwa dengan pemberian

antibodi kepada ayam serta pemeliharaan sistem pemeliharaan yang baik dapat

menekan kemungkinan ayam terjangkit virus AI. Dengan kemungkinan untuk

menekan penyebaran virus AI serta adanya pertambahan pada permintaan pasokan

telur dari ayam ras ini berkorelasi secara positif pada usaha ternak ayam ras petelur

yang telah ada di Indonesia karena dengan pertimbangan tersebut pengembangan

usaha ternak ayam petelur akan menjadi lebih potensial di masa depan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4

Rendahnya konsumsi masyarakat terhadap telur ayam serta upaya Pemerintah

untuk meningkatkan konsumsi tersebut merupakan suatu peluang bagi para pengusaha

perunggasan untuk mendukung peningkatan konsumsi telur ayam di Indonesia. Hal

tersebut didukung juga adanya keberhasilan atas upaya penekanan virus AI. Indonesia

memiliki penduduk yang banyak, dan pendapatan masyarakat diperkirakan akan terus

meningkat, tentunya faktor ini akan mendorong peningkatan konsumsi daging dan

telur ayam. Merdeka (2010) menyatakan bahwa secara ekonomi pengembangan usaha

ternak ayam ras petelur ini memiliki prospek bisnis menguntungkan, karena

permintaan selalu bertambah. Hal tersebut dapat berlangsung ketika perekonomian

berjalan secara normal. Peningkatan kesejahteraan dan pendapatan masyarakat yang

diikuti dengan kesadaran akan gizi menyebabkan permintaan produk hewani menjadi

tinggi. Tentunya faktor tersebut akan mendorong peningkatan konsumsi telur ayam,

dan hal ini merupakan indikasi yang baik bagi para pengusaha ternak untuk

menjalankan usaha ternak.

Upaya pengembangan terhadap suatu usaha tentunya tidak lepas pada

masalah kepentingan investasi yang harus diupayakan. Mengupayakan suatu investasi

untuk sebuah usaha perlu melakukan studi kelayakan bisnis. Hal ini dilakukan untuk

melihat peluang perusahaan dalam jangka panjang, mengingat bahwa kondisi yang

akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian.

Studi kelayakan adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek baik itu

dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek

teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya, dimana itu

semua digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan
commit to user
untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5

ditunda dan bahkan tidak dijalankan (wikipedia, 2011). Untuk mendesain suatu studi

kelayakan bisnis perlu ditentukan aspek-aspek apa saja yang akan dipelajari. Faktor-

faktor yang umumnya perlu dinilai dalam menyusun studi kelayakan bisnis adalah

menyangkut dengan beberapa aspek antara lain aspek pemasaran, aspek teknik, aspek

manajemen dan aspek keuangan. Apabila gagasan usaha yang telah dinyatakan layak

secara segi ekonomi, dalam pelaksanaan jarang mengalami kegagalan kecuali

disebabkan oleh faktor-faktor uncontrollable (seperti banjir, kebakaran, dan bencana

alam lainnya). Studi kelayakan bisnis ini menjadi pedoman kinerja bukan saja dalam

hal investasi tetapi juga pada proses produksi, pengeluaran biaya, pemasaran, hingga

kepemimpinan dalam usaha yang dilakukan.

Banyaknya usaha ternak ayam ras petelur di wilayah surakarta yang masih

mungkin untuk berkembang menjadi lebih besar lagi maka dalam skripsi ini penulis

mengambil judul “Uji Kelayakan Peternakan Ayam Ras Petelur Menurut Aspek

Ekonomi dan Keuangan”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka perumusan

masalah yang diambil adalah Apakah usaha peternakan ayam ras petelur layak

dijalankan ditinjau dari aspek ekonomi dan keuangan?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisa kelayakan

secara ekonomi dan finansial usaha peternakan ayam ras petelur yang ada.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi Perusahaan

Dapat dijadikan sebagai masukan dan informasi dalam menghitung dan

menganalisis kelayakan dari usaha peternakan yang telah dijalankan serta

dapat berguna bagi perkembangan usaha yang terkait.

2. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan kajian dalam hal

terkait, yaitu mengenai masalah kelayakan finansial agroindustri ayam ras

petelur.

3. Bagi Peneliti

Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah

ke dalam praktik yang sesungguhnya serta memberikan tambahan wawasan

yang lebih luas.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR

Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus

untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan

itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Tahun

demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar.

Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat

diambil telur dan dagingnya maka arah dari produksi yang banyak dalam seleksi

tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal

dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur.

Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal

ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat. Persilangan dan seleksi itu dilakukan

cukup lama hingga menghasilkan ayam petelur seperti yang ada sekarang ini.

Dalam setiap kali persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan

(“terus dimurnikan”). Inilah yang kemudian dikenal dengan ayam petelur unggul.

Jenis ayam petelur dibagi menjadi dua tipe:

1. Tipe Ayam Petelur Ringan.

Tipe ayam ini disebut dengan ayam petelur putih. Ayam petelur ringan

ini mempunyai badan yang ramping/kurus-mungil/kecil dan mata bersinar.

Bulunya berwarna putih bersih dan berjengger merah. Ayam ini berasal dari

galur murni white leghorn. commit to user


Ayam galur ini sulit dicari, tapi ayam petelur ringan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8

komersial banyak dijual di Indonesia dengan berbagai nama. Setiap pembibit

ayam petelur di Indonesia pasti memiliki dan menjual ayam petelur ringan

(petelur putih) komersial ini. Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur per

tahun produksi hen house. Sebagai petelur, ayam tipe ini memang khusus untuk

bertelur saja sehingga semua kemampuan dirinya diarahkan pada kemampuan

bertelur, karena dagingnya hanya sedikit. Ayam petelur ringan ini sensitif

terhadapa cuaca panas dan keributan, dan ayam ini mudah kaget dan bila kaget

ayam ini produksinya akan cepat turun, begitu juga bila kepanasan.

2. Tipe Ayam Petelur Medium.

Bobot tubuh ayam ini cukup berat. Meskipun itu, beratnya masih

berada di antara berat ayam petelur ringan dan ayam broiler. Oleh karena itu

ayam ini disebut tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi

juga tidak terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak dan juga dapat menghasilkan

daging yang banyak. Ayam ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna. Karena

warnanya yang cokelat, maka ayam ini disebut dengan ayam petelur cokelat

yang umumnya mempunyai warna bulu yang cokelat juga. Meskipun terdapat

perbedaan pada fisik telur, dari segi gizi dan rasa relatif sama.

Produksi telur yang baik dapat tercapai jika beberapa parameter dapat

terpenuhi, seperti bobot badan dan keseragaman sebagai penentu kualitas serta

sistem manajemen yang baik. Pedoman teknis budidaya ayam ras petelur:

a. Penentuan Lokasi

Tiga syarat lokasi yang baik bagi peternakan adalah:

1. Lokasi yang jauh dari keramaian/perumahan penduduk.


commit to user
2. Lokasi mudah dijangkau dari pusat-pusat pemasaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9

3. Lokasi terpilih bersifat menetap, tidak berpindah-pindah.

b. Penyiapan sarana dan peralatan

1) Kandang

Iklim kandang yang cocok untuk beternak ayam petelur meliputi

persyaratan temperatur berkisar antara 32,2–35 oC, kelembaban

berkisar antara 60–70%, penerangan dan atau pemanasan kandang

sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar

matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang serta

sirkulasi udara yang baik, jangan membuat kandang dengan permukaan

lahan yang berbukit karena menghalangi sirkulasi udara dan

membahayakan aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya

kandang dibangun dengan sistem terbuka agar hembusan angin cukup

memberikan kesegaran di dalam kandang. Untuk kontruksi kandang

tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan

tahan lama. Selanjutnya perlengkapan kandang hendaknya disediakan

selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air,

tempat ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat penerangan.

2) Peralatan

Hal yang harus diperhatikan adalah pentingnya peralatan teknis yang

memadai dan lengkap untuk menunjang kelancaran proses produksi

peternakan.

3) Penerangan dan pengaturan suhu

Pengaturan temperatur disesuaikan sengan umur anak ayam.


commit to user
Pengaturan ini hanya dilakukan pada masa pemeliharaah stater.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10

4) Penyiapan bibit

Kriteria dari bibit yang baik adalah berasal dari induk yang sehat, bulu

tampak halus dan lembut, pertumbuhannya baik, punya nafsu makan

yang bagus, tidak ada letakan kotoran di duburnya, gemuk, dan tidak

ada cacat fisik.

5) Konversi ransum

Ayam yang baik akan makan sejumlah ransum dan menghasilkan telur

yang lebih baik dari sejumlah ransum yang dimakannya. Protein pada

ransum yang diberikan pada ayam ras petelur akan berpengaruh pada

performans produksi telur (Suprijatna, 2005).

c. Pemeliharaan

Kualitas masa pemeliharaan pullet (calon petelur) akan menentukan kualitas

layer (ayam ptelur dewasa). Hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan

adalah sebagai berikut:

1) Sanitasi dan Tindakan Preventif

Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan

merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya

dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan

memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan

pada label yang dari poultry shoup.

2) Pemberian Pakan

Untuk pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase starter

(umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu). Pemberian
commit to user
pakan ini akan mempengaruhi kualitas dari telur yang akan dihasilkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11

3) Pemberian Vaksinasi dan Obat

Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang

menulardengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara

teratur sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi

2 macam, yaitu:

a) Vaksin aktif

vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan lebih

lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif.

b) Vaksin inaktif

vaksin yang mengandung virus yang telah dilemahkan atau

dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu

membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek,

keuntungannya disuntikan pada ayam yang diduga sakit.

B. VALUE CHAIN ANALYSIS

Womack et al. (1990) dalam Widarsono (2005) mendefinisikan Value

Chain Analysis (VCA) sebagai berikut:

“ …..is a technique widely applied in the fields of operations management,

process engineering and supply chain management, for the analysis and

subsequent improvement of resource utilization and product flow within

manufacturing processes.”

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12

Sedangkan Shank and Govindarajan (1992); Porter (2001) juga dalam

Widarsono (2005), mendefinisikan value chain analysis sebagai alat untuk

memahami rantai nilai yang membentuk suatu produk. Rantai nilai ini berasal dari

seluruh aktivitas yang dilakukan, mulai dari pengadaan bahan baku hingga

sampai ke tangan konsumen, termasuk juga pelayanan purna jual.

Jika mengacu pada pengertian-pengertian tersebut, maka value chain

analysis terhadap industri peternakan ayam adalah sebagai berikut:

1. Ayam yang diternak (baik untuk jenis pedaging maupun petelur) berasal dari

telur.

2. Selanjuntnya ayam tersebut dierami dan ditetaskan, sehingga dihasilkan

ayam DOC (Daily Old Chicken).

3. DOC yang sudah lahir, dipilih dan ditentukan untuk menjadi ayam ras

pedaging ataupun ras petelur.

4. Para peternak akan memasok DOC sebagai bibit usaha ternak mereka, DOC

yang dipilih sesuai dengan usaha peternak, DOC pedaging untuk usaha ayam

broiler, dan DOC petelur untuk usaha ayam petelur.

5. Setelah dipelihara dan dikembangkan sebagai ayam pedaging atau petelur,

kemudian ayam-ayam tersebut dapat dipanen dan diperoleh hasilnya. Hasil

yang diperoleh adalah daging untuk ayam jenis pedaging, dan telur untuk

ayam petelur.

6. Daging yang dihasilkan oleh ayam jenis pedaging akan dipasarkan dan dijual

kepada masyarakat luas, yang akan mengkonsumsinya untuk memenuhi

kebutuhan gizinya (protein hewani). Konsumsi ini dapat dilakukan oleh


commit to user
keluarga-keluarga, ataupun industri-industri seperti restaurant, catering,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13

rumah makan cepat saji, dan jenis-jenis usaha lainnya yang memerlukan

daging ayam.

7. Jika daging ayam yang berasal dari ayam ras pedaging akan dikonsumsi oleh

masyarakat, maka telur yang berasal dari ayam petelur juga akan dijual

kepada masyarakat yang membutuhkan telur untuk memenuhi kebutuhan

proteinnya, dan sama seperti ayam pedaging, konsumsi terhadap telur

mungkin dilakukan oleh keluarga-keluarga ataupun usaha-usaha yang

memerlukan telur.

C. STUDI KELAYAKAN USAHA

Studi kelayakan proyek atau bisnis adalah penelitian yang menyangkut

berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek

pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek ekonomi

dan keuangannya, di mana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi

kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu

proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan ditidakjalankan

(Wikipedia, 2011). Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu ide usaha

yang direncanakan (Ibrahim, 2009). Pengertian layak dalam penelitian ini adalah

kemungkinan dari ide suatu usaha yang akan dilaksanakan dapat memberikan

manfaat (benefit), baik dalam aspek financial ataupun nonfinansial.

Aspek-aspek dalam studi kelayakan usaha terbagi menjadi dua bagian

yaitu aspek primer dan aspek sekunder. Aspek primer merupakan aspek yang
commit
utama dalam penyusunan studi to user
kelayakan. Aspek primer ini terdapat dalam semua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14

sektor usaha yang terdiri dari: aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan

teknologis, dan aspek ekonomi. Aspek sekunder adalah aspek pelengkap yang

disusun berdasarkan permintaan instansi/lembaga yang terkait dengan objek studi,

yaitu aspek analisis mengenai dampak lingkungan dan aspek social. Secara umum

analisis kelayakan usaha terbagi menjadi aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis

dan teknologis, aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan, dan aspek keuangan.

D. ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN DALAM STUDI KELAYAKAN

Untuk melakukan uji kelayakan bisnis terhadap peternakan ayam petelur

yang tersebar di eks-Karesidenan Surakarta, penulis akan menggunakan aspek

ekonomi dan keuangan untuk menentukan kelayakan industri tersebut. Penilaian

dari aspek ekonomi dan keuangan menyangkut dengan hal-hal berikut:

1. Investasi

Jumlah dan investasi apa saja yang diperlukan dalam rencana kegiatan

usaha atau proyek yang akan dikerjakan harus jelas, baik mengenai jumlah dan

jenisnya, maupun harga dari masing-masing investasi. Biaya investasi adalah

biaya yang diperlukan dalam pembangunan usaha atau proyek, terdiri dari

pengadaan tanah, gedung, mesin, peralatan, biaya pemasangan, biaya

feasibility study, dan biaya lainnya yang berhubungan dengan pembangunan

proyek. Investasi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan jumlah biaya

pembangunan awal dan modal kerja yang dibutuhkan sampai suatu usaha

dapat beroperasi dan menghasilkan produknya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15

2. Pendapatan

Pendapatan merupakan arus masuk yang menambah harta bersih

(ekuitas) dari seluruh transaksi yang bersifat peripheral atas kegiatan

operasional pokok entitas dalam satu periode tertentu. Dalam SAK, IAI

(2007:23.1) menyatakan bahwa pendapatan adalah penghasilan yang timbul

dari aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda

seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti, dan sewa.

Jenis pendapatan yang diperoleh dari usaha peternakan ayam ras petelur adalah

penjualan atas telur.

3. Biaya

Biaya merupakan arus keluar yang mengurangi harta bersih (ekuitas)

dari seluruh transaksi yang bersifat peripheral atas kegiatan operasional pokok

entitas dalam satu periode tertentu. IAI (2007:13) mendefinisikan beban

sebagai penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam

bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam

modal. Istilah biaya dan beban yang tersebut di atas memiliki pengertian yang

sama. Perhitungan biaya ini harus disusun dan dihitung sedemikian rupa

sehingga tidak ada unsur biaya yang tertinggal.

Biaya operasi dan pemeliharaan terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan

biaya tidak tetap (variable cost), dan biaya semi variabel (semi vaiable cost).

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi

oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan


commit to user
tertentu, contohnya adalah biaya depresiasi, asuransi, dan bahan bakar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16

Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah

secara sebanding (proporsional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin

besar volume kegiatan maka semakin tinggi jumlah total biaya variabel,

semakin rendah volume kegiatan maka semakin rendah pula jumlah biaya

variabelnya, contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku. Biaya semi

variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan

perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding,

contohnya adalah biaya listrik. Karena perilaku biaya semi variabel mendekati

perilaku biaya tetap, maka biaya semi variabel diasumsikan sebagai biaya tetap.

4. Laba

Laba adalah keuntungan bersih yang diperoleh dari pengurangan

jumlah keseluruhan pendapatan yang diperoleh dengan keseluruhan biaya

operasional setiap periodenya. Laba usaha dapat dihitung dengan

menggunakan rumus berikut:

Laba

5. Analisis Kriteria Investasi

Analisis kriteria yang dimaksud ini adalah mengadakan perhitungan

mengenai layak (feasible) atau tidaknya usaha atau proyek yang

dikembangkan dilihat dari segi kriteria investasi. Analisis ini sangat diperlukan

apabila usaha yang direncanakan dalam bentuk jenis kegiatan produksi.

Analisis kriteria dilihat dari segi berikut ini:

a. Return on Investment (ROI)

Return on Investment (ROI) adalah kriteria investasi yang


commit to user
digunakan untuk menilai kompensasi keuangan kepada penyediaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17

pendanaan ekuitas dan utang, yaitu investor dan kreditur. Rasio ini

digunakan untuk melakukan analisis profitabilitas dari suatu usaha atau

proyek. ROI digunakan untuk membandingkan laba atas investasi antara

investasi-investasi yang sulit dibandingkan dengan menggunakan

nilai moneter. Semakin tinggi ROI sebuah usaha atau proyek, maka proyek

tersebut semakin bagus kinerjanya. Rumus dari ROI adalah sebagai

berikut:

b. Pay Back Period (PBP)

Pay back period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat

menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas

bersih (net cash flows). Dengan demikian PBP dari suatu investasi

menggambarkan panjangnya waktu yang dibutuhkan agar dana yang

tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya. Ibrahim

(2009:154) menyatakan bahwa semakin cepat pengembalian biaya

investasi sebuah proyek, semakin baik proyek tersebut, karena semakin

lancar perputaran modalnya. Berikut ini adalah formula untuk menghitung

pay back period :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18

c. Break-Even Point (BEP)

Analisa break-even adalah suatu teknik untuk mempelajari

hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan, dan volume

kegiatan (Rianto, 2010:359). Sedangkan break-even point adalah titik

pulang pokok di mana total revenue = total cost, sehingga perusahaan tidak

mendapatkan keuntungan atau menderita kerugian. Semakin lama sebuah

perusahaan mencapai titik pulang pokok, semakin besar saldo rugi karena

keuntungan yang diterima masih menutupi segala biaya yang telah

dikeluarkan.

Perhitungan break-even point dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus aljabar, dan dapat dlakukan dengan dua cara, yaitu :

1) Break-even point atas dasar unit (Quantity)

FC
BEP (Q) =
P - VC

2) Break-even point atas dasar sales dalam rupiah

FC
BEP (Rupiah) =
VC
1-
P

Keterangan:

Q = Kuantitas produk yang dihasilkan dan dijual

FC = Fixed Cost (Biaya tetap)

P = Harga jual per unit

V = Biaya variabel per unit

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, peristiwa, atau hal yang

ingin diteliti oleh penulis (Sekaran, 2006). Populasi yang diteliti oleh penulis

adalah peternakan-peternakan ayam ras petelur yang berlokasi di wilayah eks-

Karesidenan Surakarta, yaitu Karanganyar, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri,

Sragen, dan Klaten. Jumlah seluruh populasi peternakan ayam ras petelur di

wilayah eks-Karisidenan Surakarta tersaji dalam tabel di bawah ini:

Tabel III.1

Populasi Ayam Petelur di Eks-Karesidenan Surakarta Tahun 2010

Jumlah
No. Nama Kabupaten/ Kota
(ekor)
1. Kabupaten Boyolali 793.413
2. Kabupaten Karanganyar 1.853.142
3. Kabupaten Sukoharjo 706.654
4. Kabupaten Klaten 936.742
5. Kabupaten Sragen 398.047
6. Kabupaten Wonogiri 11.150
7. Kota Surakarta -
JUMLAH 4.699.148
Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah

Tabel III. 1 menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan populasi ayam

petelur yang berada di wilayah eks-Karesidenan Surakarta pada tahun 2010

adalah sejumlah 4.699.148 ekor ayam.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20

2. Sampel

Adalah sekelompok atau sebagian dari populasi, sampel terdiri atas

sejumlah anggota yang dipilih dari populasi (Sekaran, 2006). Sampel yang

digunakan penulis dalam penelitian ini adalah 5 peternakan ayam ras petelur

yang tersebar di sentra peternakan yang ada di Kabupaten Karanganyar dan

Boyolali dengan kriteria-kriteria di bawah ini:

a. Merupakan usaha Peternakan ayam ras petelur.

b. Berlokasi di wilayah eks-Karisidenan Surakarta.

c. Mampu memberikan data dan informasi yang wajar.

Dari penyebaran kuesioner yang dilakukan di peternakan ayam ras petelur,

penulis memperoleh 5 sampel peternakan yang bersedia memberikan data dan

informasi. Berikut ini adalah distribusi sampel dalam penelitian ini:

Tabel III. 2
Distribusi Sampel
Kapasitas
Nama Peternakan Lokasi
(ekor)
Star Farm Desa Pronasan, Karanganyar 66.000
THR Farm Desa Gondangrejo, Karanganyar 12.000
Peternakan Yudianto Desa Gondangrejo, Karanganyar 10.000
Peternakan Antonius Desa Sambi, Boyolali 8.000
Peternakan Tulus Desa Sambi, Boyolali 6.000

Tabel III.2 menunjukkan jumlah kapasitas masing-masing sampel

peternakan ayam ras petelur yang ada di Kabupaten Karanganyar dan Boyolali.

Jumlah kapasitas tersebut bila ditotal menjadi 102.000 ekor ayam. Jumlah

kapasitas tersebut memang tidak dapat mewakili seluruh kapasitas total ayam

commit
yang ada di eks-Karisidenan to user
Surakarta. Hal tersebut dikarenakan sulitnya akses

bagi penulis unttuk memperoleh data dan informasi dari peternakan ayam ras
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21

petelur yang ada. Tidak semua peternakan bersedia memberikan data dan

informasi yang diperlukan karena menurut kebanyakan peternak data dan

informasi tersebut besifat rahasia.

B. JENIS DATA

1. Data Primer

Sekaran (2006) menyatakan bahwa data primer merupakan data

mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang

berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik suatu studi. Penelitian

yang dilakukan oleh penulis menggunakan data primer yang dilakukan dengan

penyebaran kuesioner kepada pemilik atau pengelola peternakan ayam ras

petelur yang ada di Kabupaten Karanganyar dan Boyolali. Dengan dasar

kuesioner yang ada dilakukan wawancara untuk mendapatkan data secara

langsung dari peternak. Selain dengan menyebar kuesioner, penulis juga

melakukan pengamatan terhadap peternakan ayam petelur yang diteliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan oleh

seseorang, dan bukan peneliti yang melakukan studi mutakhir (Sekaran, 2006).

Data sekunder dapat berupa data internal atau eksternal organisasi dan diakses

melalui internet, penelusuran dokumen, atau publikasi informasi. Data

sekunder yang dipakai oleh penulis adalah literatur-literatur seperti buku,

majalah, dan jurnal-jurnal ilmiah yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti penulis yang dapat diperoleh dari internet maupun perpustakaan.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22

C. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini

adalah dengan cara memberikan kuesioner kepada pemilik atau pengelola

peternakan ayam ras petelur yang ada di Kabupaten Karanganyar dan Boyolali.

Pengisian kuesioner dilakukan penulis dengan cara wawancara dengan dasar

pertanyaan-pertanyaan yang tertera di kuesioner yang meliputi data inventaris

peternakan, biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, dan penjualan

yang terjadi.

D. METODE ANALISIS DATA

Agar dapat mengetahui kelayakan bisnis peternakan ayam petelur yang

berlokasi di eks-Karesidenan Surakarta, penulis akan menggunakan salah satu

aspek dalam studi kelayakan bisnis, yaitu aspek ekonomi dan keuangan. Dalam

aspek ekonomi dan keuangan yang dianalisa adalah :

1. Investasi.

2. Pendapatan.

3. Biaya.

4. Laba.

5. Kriteria investasi yang dilihat dari segi Return on Investment (ROI), Pay

Back Period (PBP), dan Break-Even Point (BEP).

Untuk dapat menentukan kelayakan bisnis peternakan ayam petelur yang

tersebar di Karesidenan Surakarta, penulis akan melakukan analisis dengan cara

menghitung kriteria-kriteria investasi berikut ini :


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23

1. Return on Investment (ROI)

Semakin tinggi ROI sebuah usaha atau proyek, maka proyek tersebut

semakin bagus kinerjanya, dan proyek tersebut semakin layak. Suatu usaha

dikatakan layak apabila ROI lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku

pada saat usaha tersebut diusahakan. Tingkat suku bunga yang digunakan

adalah tingkat suku bunga pinjaman bank responden pada saat survey

dilaksanakan. Apabila ROI > tingkat suku bunga pinjaman, berarti proyek

layak, sedangkan jika ROI < tingkat suku bunga pinjaman, proyek tidak

feasible (layak).

2. Pay Back Period (PBP)

PBP dapat digunakan untuk menilai kualitas sebuah proyek, semakin

cepat pengembalian investasi sebuah proyek, maka semakin baik proyek

tersebut.

3. Break-Even Point (BEP)

Semakin lama sebuah proyek mencapai break-even point, semakin

besar saldo rugi karena keuntungan yang diterima masih menutupi segala

biaya yang telah dikeluarkan. Sehingga akan lebih baik apabila sebuah proyek

semakin cepat dalam mencapai BEP-nya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan menyebar kuesioner ke beberapa

peternakan ayam ras petelur yang berada di daerah Kabupaten Karanganyar dan

Boyolali yang mewakili seluruh peternakana ayam petelur di wilayah eks-

Karisidenana Surakarta secara langsung. Penelitian ini mengambil 5 peternakan

ayam ras petelur yang berlokasi di dua Kabupaten tersebut sebagai sampel.

Peternakan-peternakan ayam ras petelur tersebut adalah Peternakan Tulus dan

Peternakan Antonius yang berlokasi di Desa Sambi, Boyolali; Peternakan

Yudianto dan THR Farm yang berlokasi di Desa Gondangrejo serta Star Farm

yang berlokasi di Desa Pronasan, Karanganyar.

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Studi kelayakan merupakan cara yang dapat dilakukan untuk menentukan

tingkat kelayakan suatu proyek sehingga dapat diketahui kelayakan dari proyek

tersebut untuk dijalankan. Penelitian ini melihat kelayakan suatu proyek

berdasarkan aspek ekonomi dan keuangan. Dalam penelitian ini, proyek yang

dimaksudkan adalah usaha peternakan ayam ras petelur yang berlokasi di

Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali. Penelitian dilakukan dengan

mengambil sampel dari kedua Kabupaten tersebut sebanyak 5 usaha peternakan.

Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dan diolah oleh penulis, berikut adalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25

pembahasan mengenai kelayakan usaha peternakan ayam petelur yang tersebar di

eks-Karesidenan Surakarta apabila dilihat dari segi ekonomi dan keuangan:

1. Investasi

Investasi yang diperlukan dalam usaha peternakan ayam petelur

adalah aktiva-aktiva yang terkait dengan segala bentuk persiapan atas usaha

peternakan tersebut mulai dari pembangunan hingga pelaksanaan kegiatan

operasinya. Aktiva-aktiva yang terkait dengan pembangunan usaha antara

lain adalah tanah, kandang ayam, pembangunan gudang penyimpanan dan

mess untuk pegawai, sarana transportasi seperti mobil ataupun motor. Selain

aktiva-aktiva tersebut, aktiva-aktiva yang dibutuhkan dalam pelaksanaan

usaha setiap periodenya juga harus diperhitungkan, seperti kas yang

digunakan untuk pembayaran gaji pegawai dan listrik, serta persediaan ayam

siap telur (layer), konsentrat, katul, jagung, serta vaksin dan obat. Penelitian

ini membagi aktiva-aktiva yang ada ke dalam dua kelompok yaitu aktiva

tetap dan aktiva lancar. Jumlah dan jenis investasi yang dimiliki oleh

peternakan sampel sangat dipengaruhi oleh kapasitas peternakan dan juga

kemampuan pemilik peternakan dalam mendanai pembangunan peternakan.

Penghitungan atas investasi ini sangat diperlukan untuk menentukan biaya,

titik impas, menghitung laba, dan penghitungan keuangan serta pendanaan

peternakan lainnya. Berikut ini disajikan rincian atas investasi peternakan

ayam petelur yang ada di Kabupaten Karanganyar dan Boyolali dalam Tabel

IV.1:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26

Tabel IV.1

Investasi Peternakan Ayam Petelur per 100 Ekor Ayam

Per 31 Juli 2011

Nama Peternakan
Keterangan Peternak Peternak Total
Peternak
THR Farm Star Farm an an
an Tulus
Yudianto Antonius
AKTIVA
LANCAR

Kas 21.600.000 3.600.000 3.350.000 3.150.000 2.600.000 34.300.000

Piutang 148.500.00 21.000.00 18.000.00 13.140.00


Dagang 0 27.720.000 0 0 0 228.360.000

Persediaan 10.500.00
Telur 74.250.000 13.860.000 0 9.000.000 6.570.000 114.180.000
Persediaan
Ayam 3.300.000.0 600.000.00 500.000.0 400.000.0 300.000.0 5.100.000.00
Layer 00 0 00 00 00 0

Persediaan 762.300.00 164.160.00 122.130.0 100.512.0 72.468.00 1.155.351.96


Pakan: 0 0 00 00 0 0
Persediaan
vaksin &
obat 3.300.000 600.000 500.000 400.000 300.000 5.100.000

Total Aktiva 4.309.950.0 809.940.00 657.530.0 531.102.0 494.900.0 6.803.752.00


Lancar 00 0 00 00 00 0
AKTIVA
TETAP

700.000.00 187.500.00 46.250.00 112.500.0 180.000.0 1.226.250.00


Tanah 0 0 0 00 00 0

11.000.00
Bangunan 10.000.000 9.500.000 9.000.000 6.000.000 0 45.500.000

1.980.000.0 300.000.00 250.000.0 240.000.0 180.000.0 2.950.000.00


Kandang 00 0 00 00 00 0

200.000.00
Mobil 0 - - - - 200.000.000

Kendaraan 26.000.000 - - - - 26.000.000

Total Aktiva 2.916.000.0 497.000.00 305.250.0 358.500.0 371.000.0 4.447.750.00


Tetap 00 0 00 00 00 0

TOTAL 7.225.950.0 1.306.940.0 962.780.0 889.602.0 865.900.0 11.251.502.0


INVESTASI 00 00 00 00 00 00
Jumlah
Ayam Layer 66.000 12.000 10.000 8.000 6.000 102.000
Harga Ayam
Layer 50.000 commit
50.000 to user
50.000 50.000 50.000 50.000
Kapasitas
Kandang 100.000 32.000 18.000 12.000 15.000 177.000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27

INVESTASI
PER 100 11.120.02 14.431.66
EKOR 10.948.409 10.891.167 9.627.800 5 7 11.030.884
Sumber : data yang diolah

Tabel IV.1 merupakan perincian investasi yang diperlukan dalam

usaha peternakan ayam ras petelur yang ada di Kabupaten Karanganyar dam

Boyolali. Perincian di atas di dapatkan kesimpulan bahwa, untuk

menjalankan sebuah usaha peternakan ayam petelur diperlukan investasi

sebesar Rp11.030.884,00. Nilai total investasi yang diperlukan untuk

peternakan dengan total kapasitas 102.000 ekor ayam siap telur (layer)

adalah sebesar Rp11.251.502.000,00 yang terbagi atas aktiva lancar sebesar

Rp6.803.752.000,00 dan aktiva tetap Rp4.447.750.000,00. Dapat dilihat

pula di dalam tabel, bahwa dari kelima peternakan ayam petelur yangg

menjadi sampel, Peternakan Tulus memiliki keperluan investasi yang paling

tinggi yaitu sebesar Rp14.431.667,00 dengan kapasitas 6.000 ekor ayam

layer.

2. Pendapatan

Pendapatan merupakan aliran kas masuk yang diperoleh dari

penjualan barang-barang hasil produksi atas kegiatan usaha yang dilakukan.

Peternakan ayam ras petelur memiliki produk berupa telur ayam, jadi

pendapatan yang diterimanya berasal dari penjualan telur yang dihasilkan.

Peternakan ayam ras petelur dapat menghasilkan dan menjual produksi

telurnya setiap hari. Jumlah pendapatan dalam usaha peternakan ayam ras

petelur ini dapat dihitung dengan mengalikan nilai kilogram telur ayam yang

diproduksi dengan harga jual telur tersebut. Perhitungan atas pendapatan ini
commit to user
dilakukan dalam masa satu bulan untuk setiap 100 ekor ayam siap telur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28

(layer). Perhitungan jumlah produksi telur dilakukan dengan berpedoman

pada kemungkinan ayam bertelur setiap harinya, berdasarkan data yang

diperoleh. Jumlah tersebut kemudian dikonversikan ke dalam satuan

kilogram, selanjutnya dikalikan dengan harga normal telur. Berikut

merupakan rincian penghitungan pendatapan peternakan ayam ras petelur

yang ada di Kabupaten Karanganyar dan Boyolali, yang dihitung per 100

ekor ayam setiap bulannya:

Tabel IV. 2
Pendapatan Peternakan Ayam Petelur per 100 Ekor Ayam per Bulan

Nama Peternakan
Keterangan Peternak Peternak Total
Star Peternak
THR Farm an an
Farm an Tulus
Yudianto Antonius
Jumlah
Ayam Layer 66.000 12.000 10.000 8.000 6.000 102.000
Persentase
ayam
bertelur
per hari 75% 77% 70% 75% 73% 74%
Jumlah Telur
per hari
(butir) 49.500 9.240 7.000 6.000 4.380 75.480
Jumlah Telur
per hari
(kg) 3.094 578 438 375 274 4.718
Harga Telur
per kg 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000

Penjualan
Telur per 3.285.00
hari 37.125.000 6.930.000 5.250.000 4.500.000 0 56.610.000
Penjualan
Telur per 1.113.750. 207.900.0 157.500.0 135.000.0 98.550.0 1.698.300.
bulan 000 00 00 00 00 000
Pendapatan
per 100
ekor per 1.642.50
bulan 1.687.500 1.732.500 1.575.000 1.687.500 0 1.665.000
Asumsi:
1 kg telur =
16 butir
Sumber : data yang diolah

Data pada Tabel commit


IV.2 di to user
atas menunjukkan persentase ayam bertelur

setiap harinya adalah 74% dari jumlah layer yang ada, hal ini berarti dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29

suatu peternakan ayam petelur mampu menghasilkan 74 telur per harinya per

100 ekor ayam atau sebanyak 4,62 kg telur per hari per 100 ekor. Hasil

produksi dari total kapasitas 102.000 ekor ayam layer adalah 75.480 butir

telur atau 4.718 kg telur. Jumlah telur tersebut menghasilkan pendapatan

dalam periode satu bulan peternakan ayam petelur sebesar Rp1.665.000,00

atas penjualan produk telur yang dihasilkan dari 100 ekor ayam layer.

Sedangkan untuk pendapatan yang mampu dihasilkan seluruh kapasitas

(120.000 ekor ayam layer) adalah sebesar Rp1.698.300.000,00 dalam satu

bulan. Peternakan yang memperoleh pendapatan paling tinggi adalah Star

Farm yaitu Rp1.732.500,00 dengan tingkat persentase ayam bertelur 77%

dari 12.000 ekor ayam layer, sedangkan peternakan yang pendapatannya

paling sedikit adalah Peternakan Yudianto yaitu Rp1.575.000,00 dengan

tingkat persentase ayam bertelur 70% dari kapasitas 10.000 ekor ayam layer.

3. Biaya

Biaya merupakan seluruh pengeluaran kas yang dilakukan dalam

proses pelaksanaan usaha peternakan ayam ras petelur ini. Biaya dalam

penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan

biaya variabel (variable cost). Biaya tetap terdiri atas biaya depresiasi aktiva

tetap, biaya amortisasi ayam afkir, biaya gaji pegawai, dan biaya listrik.

Biaya variabel dikeluarkan untuk melakukan pembelian pakan yang terdiri

dari konsentrat, jagung dan katul serta biaya pembelian vaksin dan obat.

Berikut merupakan perincian masing-masing biaya yang ada:

a. Biaya tetap (Fixed cost)


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30

Biaya tetap dalam usaha peternakan ayam petelur terdiri dari

gaji pegawai, biaya listrik, biaya depresiasi kandang, biaya depresiasi

bangunan, biaya depresiasi mobil, biaya depresiasi motor, dan biaya

amortisasi ayam afkir. Berikut ini adalah perincian biaya tetap yang

dikeluarkan sampel peternakan ayam petelur:

1) Biaya depresiasi

Aktiva tetap yang dimiliki oleh peternakan ayam petelur

seperti kandang, bangunan, mobil, dan sepeda motor harus

dihitung biaya depresiasi per periodenya. Penghitungan biaya

depresiasi akan disajikan dalan Tabel IV.3, Tabel IV.4, Tabel IV.5,

dan Tabel IV.6. Berikut adalah penghirungan biaya depresiasi

aktiva tetap yang ada:

Tabel IV.3

Perincian Biaya Depresiasi Kandang per 100 Ekor per Bulan


Nama Peternakan
Keterangan Star P. P. Total
THR Farm P. Tulus
Farm Yudianto Antonius

Nilai 25.000.00 25.000.00 30.000.00 30.000.00 170.000.00


Kandang 60.000.000 0 0 0 0 0

Unit 33 12 10 8 6 69

Total nilai 1.980.000.0 300.000.0 250.000.0 240.000.0 180.000.0 2.950.000.0


kandang 00 00 00 00 00 00
Umur
Ekonomis
(Tahun) 10 10 10 10 10 10
Tingkat
Depresiasi 10% 10% 10% 10% 10% 10%
Depresiasi
Kandang 198.000.00 30.000.00 25.000.00 24.000.00 18.000.00 295.000.00
per tahun 0 0 0 0 0 0
Depresiasi
Kandang commit to user
per bulan 16.500.000 2.500.000 2.083.333 2.000.000 1.500.000 24.583.333
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31

Jumlah
Ayam 66.000 12.000 10.000 8.000 6.000 102.000
Depresiasi
Kandang
per 100
per bulan 25.000 20.833 20.833 25.000 25.000 24.101
Sumber: data yang diolah

Tabel IV.4

Perincian Biaya Depresiasi Bangunan per 100 Ekor per Bulan


Nama Peternakan
Keterangan Peternak Peternak
THR Star Peternak
an an Total
Farm Farm an Tulus
Yudianto Antonius

Total nilai 10.000.0 9.500.0 11.000.00 45.500.0


Bangunan 00 00 9.000.000 6.000.000 0 00
Umur
Ekonomis
(Tahun) 20 20 20 20 20 20
Tingkat
Depresiasi 5% 5% 5% 5% 5% 5%
Depresiasi
Bangunan 2.275.00
per tahun 500.000 475.000 450.000 300.000 550.000 0
Depresiasi
Bangunan
per bulan 41.667 39.583 37.500 25.000 45.833 189.583

Jumlah Ayam 66.000 12.000 10.000 8.000 6.000 102.000


Depresiasi
Bangunan
per 100 per
bulan 63 330 375 313 764 186
Sumber : data yang diolah

Tabel IV.5

Perincian Biaya Depresiasi Mobil per 100 Ekor per Bulan


Nama Peternakan
Keterangan Peternaka Peternaka Total
Star Peternaka
THR Farm n n
Farm n Tulus
Yudianto Antonius

200.000.0 200.000.0
Nilai Mobil 00 - - - - 00

Unit 1 - - - - -

200.000.0 200.000.0
Total nilai Mobil 00 commit- to user - - - 00
Umur Ekonomis
(Tahun) 8 8 8 8 8 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32

Tingkat Depresiasi
Mobil 12,50% 12,50% 12,50% 12,50% 12,50% 12,50%

Depresiasi Mobil 25.000.00 25.000.00


per tahun 0 - - - - 0
Depresiasi Mobil
per bulan 2.083.333 - - - - 2.083.333

Jumlah Ayam 66.000 12.000 10.000 8.000 6.000 102.000


Depresiasi Mobil
per 100 per
bulan 3.157 - - - - 2.042
Sumber; data yang diolah
Tabel IV.6

Perincian Biaya Depresiasi Sepeda Motor per 100 Ekor per Bulan
Nama Peternakan
Keterangan Peternaka Peternaka Total
THR Star Peternaka
n n
Farm Farm n Tulus
Yudianto Antonius

Nilai Sepeda 13.000.00 13.000.00


Motor 0 - - - - 0

Unit 2 - - - - 2

Total nilai Sepeda 26.000.00 26.000.00


Motor 0 0
Umur Ekonomis
(Tahun) 4 4 4 4 4 4
Tingkat Depresiasi 25% 25% 25% 25% 25% 25%
Depresiasi
Sepeda Motor per
tahun 6.500.000 - - - - 6.500.000
Depresiasi
Sepeda Motor per
bulan 541.667 - - - - 541.667

120.00
Jumlah Ayam 66.000 0 10.000 8.000 6.000 102.000
Depresiasi Speda
Motor per 100 per
bln 821 - - - - 531
Sumber: data yang diolah
Data pada Tabel IV.3 menunjukkan adanya biaya

depresiasi atas kandang yang harus ditanggung peternakan sebesar

Rp24.101,00 per bulan per 100 ekor ayam, di man kandang

memiliki umur ekonomis selama 10 tahun dan tingkat depresiasi

sebesar 10%. Dari Tabel IV.4 dapat disimpulkan biaya depresiasi


commit to user
bangunan sebesar Rp186,00 per bulan per 100 ekor ayam dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33

umur ekonomis selama 20 tahun d an tingkat depresiasi 5%.

Tingkat depresiasi 12,5% dan umur ekonomis selama 8 tahun,

diperoleh biaya depresiasi mobil Rp2.042,00 per bulan per 100

ekor ayam, rincian atas penghitungannya dapat dilihat di Tabel

IV.5. Tabel IV.6 menyajikan rincian biaya depresiasi sepeda motor

yang menghasilkan biaya depresiasi sebesar Rp531,00 per bulan

per 100 ekor ayam dengan tingkat depresiasi 25% dan umur

ekonomis 4 tahun.

2) Biaya Amortisasi Ayam Afkir

Biaya amortisasi dikenakan atas nilai ayam layer yang

dimiliki dikurangi dengan nilai dari ayam yang mati. Jumlah dari

ayam mati diasumsikan sebesar 20% dari jumlah ayam layer yang

ada. Nilai ayam layer dihitung dengan mengalikan harga perolehan

ayam dengan jumlah ayam layer yang ada, sedangkan nilai ayam

yang mati diperoleh dari jumlah ayam yang mati dengan harga jual

ayam afkir. Ayam layer memiliki umur ekonomis 2 tahun, artinya

ayam layer memiliki masa produktif untuk menghasilkan telur

hingga usia 2 tahun. Ayam dengan usia diatas 2 tahun sudah tidak

produktif lagi untuk menghasilkan telur. Dari Tabel IV.7 diperoleh

biaya amortisasi usaha peternakan ayam petelur secara keseluruhan

(102.000 ekor ayam) adalah sebesar Rp195.925.000,00 setiap bulan

dari nilai yang harus diamortisasi sebesar Rp4.702.200.000,00,

sedangkan biaya amortisasi yang harus ditanggung oleh peternakan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34

ayam ras petelur untuk 100 ekor ayam setiap bulan adalah

Rp192.083,00. Berikut adalah rincian biaya amortisasi yang ada:

Tabel IV.7

Perincian Biaya Amortisasi Ayam Afkir Per 100 Ekor Per bulan

Nama Peternakan
Keterangan Peternak Peternaka Total
Star Peternak
THR Farm an n
Farm an Tulus
Yudianto Antonius
Jumlah Ayam
Layer 66.000 12.000 10.000 8.000 6.000 102.000
Harga Ayam
Layer 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000

Nilai Ayam 3.300.000. 600.000. 500.000. 400.000.00 300.000. 5.100.000.


Layer 000 000 000 0 000 000
Risiko Kematian 20% 20% 20% 20% 20% 20%

Kematian (ekor) 13.200 2.400 2.000 1.600 1.200 20.400


Harga Ayam
Afkir 13.000 13.000 13.000 13.000 13.000 13.000

Nilai 257.400.00 46.800.0 39.000.0 23.400.0 397.800.00


kematian 0 00 00 31.200.000 00 0

Nilai 3.042.600. 553.200. 461.000. 368.800.00 276.600. 4.702.200.


diamortisasi 000 000 000 0 000 000
Umur Ekonomis
(Tahun) 2 2 2 2 2 2

1.521.300. 276.600. 230.500. 184.400.00 138.300. 2.351.100.


Amortisasi 000 000 000 0 000 000

Amortisasi per 126.775.00 23.050.0 19.208.3 11.525.0 195.925.00


bulan 0 00 33 15.366.667 00 0
Amortisasi 100
ekor per bulan 192.083 192.083 192.083 192.083 192.083 192.083
Asumsi:
1 ekor ayam afkir = 1.5kg
Harga ayam afkir Rp13000/kg

Sumber: data yang diolah

3) Biaya Gaji Pegawai

Pelaksanaan kegiatan operasi usaha peternakan ayam petelur,

dibutuhkan beberapa tenaga kerja. Dalam usaha peternakan ayam

petelur, pegawai dibagi menjadi 2 yaitu pegawai kantor dan


commit to user
pegawai kandang. Pegawai kantor bertugas mencatat hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35

produksi telur sehari-hari, mengatur keuangan peternakan,

melakukan pembukuan dan fungsi administratif lainnya. sedangkan

pegawai kandang adalah mereka yang berkegiatan secara langsung

di kandang ayam untuk memberi pakan, memberikan vaksin dan

obat, membersihkan kandang, mengawasi kesehatan ayam, serta

mengambil dan mengumpulkan telur dari kandang setiap harinya.

Rincian penghitungan gaji pegawai kantor dan gaji pegawai

kandang peternakan ayam petelur di Kabupaten Karanganyar dan

Boyolali disajikan secara terpisah. Berikut merupakan rincian

biaya gaji pegawai kantor dan kandang:

Tabel IV.8

Perincian Biaya Gaji Pegawai Kantor Per 100 Ekor Per Bulan

Nama Peternakan
Keterangan Peternaka Peternaka Total
THR Star Peternaka
n n
Farm Farm n Tulus
Yudianto Antonius
Gaji Pegawai Kantor
per bulan 800.000 750.000 750.000 600.000 600.000 700.000
Jumlah Pegawai
Kantor 2 1 1 1 1 6

Total Gaji Pegawai 1.600.00 4.200.00


Kantor per bulan 0 750.000 750.000 600.000 600.000 0

Jumlah Ayam 66.000 12.000 10.000 8.000 6.000 102.000


Gaji Pegawai
Kantor per 100
per bulan 2.424 6.250 7.500 7.500 10.000 4.118
Sumber: data yang diolah

Tabel IV.9

Perincian Biaya Gaji Pegawai Kandang Per 100 Ekor Per Bulan

Nama Peternakan
Peternaka Peternaka
Keterangan THR Star Peternaka Total
n n
Farm Farm n Tulus
Yudianto Antonius
Gaji Pegawai
Kandang 600.000
commit
450.000
to user
525.000 450.000 450.000 495.000
Jumlah Pegawai
Kandang 25 5 4 5 4 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36

Total Gaji
Pegawai 15.000.00 2.250.00 21.285.00
Kandang 0 0 2.100.000 2.250.000 1.800.000 0

Jumlah Ayam 66.000 12.000 10.000 8.000 6.000 102.000


Gaji Pegawai
Kandang per
100 per bulan 22.727 18.750 21.000 28.125 30.000 20.868
Sumber: data yang diolah

Tabel IV.8 menunjukkan bahwa dengan total 6 pegawai

untuk kapasitas keseluruhan (102.000 ekor) diperlukan biaya gaji

sebesar Rp4.200.000,00 per bulan, sedangkan untuk biaya gaji

pegawai kantor setiap bulan yang harus dibayarkan oleh peternakan

untuk setiap 100 ekor ayam adalah sebesar Rp4.118,00. Pada Tabel

IV.9 ditunjukkan perhitungan atas biaya gaji pegawai kandang.

Tabel tersebut menunjukkan bahwa, peternakan harus mengeluarkan

biaya sebesar Rp21.285.000,00 untuk 43 pegawai dengan kapasitas

total (102.000 ekor) per bulannya, atau sebesar Rp20.868,00 per

bulan untuk setiap 100 ekor ayam.

4) Biaya Listrik

Biaya listrik yang harus dikeluarkan oleh peternakan ayam

petelur berbeda-beda, hal ini dipengaruhi luasnya lahan dan

banyaknya kapasitas ayam layer yang ada. Berikut ini adalah

rincian perhitungan biaya listrik per bulan dan per 100 ekor ayam

peternakan ayam petelur:

Tabel IV.10

Perincian Biaya Listrik Per 100 Ekor Per Bulan

Nama Peternakan
Keterangan THR
commit
Star
to user
Peternaka Peternaka
Peternaka Total
n n
Farm Farm n Tulus
Yudianto Antonius
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37

Biaya Listrik
seluruh
kapasitas per 5.000.00 600.00 6.600.00
bulan 0 0 500.000 300.000 200.000 0

Jumlah Ayam 66.000 12.000 10.000 8.000 6.000 102.000


Biaya Listrik per
100 per bulan 7.576 5.000 5.000 3.750 3.333 6.471
Sumber: data yang diolah

Pada Tabel IV.10 tersaji total biaya listrik yang harus

dikeluarkan oleh peternakan adalah sebesar Rp1.320.000,00 per

bulan untuk semua kapasitas. Sedangkan, untuk biaya listrik yang

harus dikeluarkan peternakan per 100 ekor adalah sebesar

Rp1.294,00 per bulannya. Biaya listrik secara individu

menunjukkan bahwa, THR Farm memiliki biaya listrik yang paling

tinggi yaitu Rp7.576,00 per bulan per 100 ekor ayam, sedangkan

Peternakan Tulus memiliki biaya yang paling kecil yaitu

Rp3.333,00 per 100 ekor ayam per bulan.

Setelah melakukan perincian terhadap komponen-komponen

biaya tetap yang ada, dilakukan perincian secara keseluruhan biaya-

biaya tetap yang ada. Komponen-komponen biaya tetap yang telah

dijabarkan, disatukan dan dijumlahkan. Berikut adalah perincian biaya

tetap peternakan ayam petelur per 100 ekor per bulan:

Tabel IV.11

Perincian Biaya Tetap Peternakan Ayam Petelur per 100 Per Bulan

Nama Peternakan
Biaya Tetap Peternak Peternak Total
THR Star Peternak
an an
Farm Farm an Tulus
Yudianto Antonius
Gaji Pegawai
Kantor 2.424 6.250 7.500 7.500 10.000 4.118
Gaji Pegawai commit to user
Kandang 22.727 18.750 21.000 28.125 30.000 20.868
Listrik 7.576 5.000 5.000 3.750 3.333 1.294
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38

Depresiasi:
Depresiasi
Kandang 25.000 20.833 20.833 25.000 25.000 24.101
Depresiasi
Bangunan 63 330 375 313 764 186
Depresiasi
Mobil 3.157 - - - - 2.042
Depresiasi
Kendaraan 821 - - - - 531
Amortisasi Ayam
Afkir 192.083 192.083 192.083 192.083 192.083 192.083
Biaya Tetap per
100 ekor ayam
per bulan 253.851 243.247 246.792 256.771 261.181 245.223
Kapasitas 66.000 120.000 10.000 8.000 6.000 102.000
Biaya Tetap 167.541.6 29.189.5 24.679.16 20.541.66 15.670.83 250.127.9
Keseluruhan 67 83 7 7 3 17
Sumber:data yang diolah

Tabel IV.11 di atas merupakan rincian dari seluruh biaya tetap yang

harus dikeluarkan oleh peternakan setiap bulan untuk 100 ekor ayam

layer. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa biaya tetap

yang harus dikeluarkan oleh sampel peternakan ayam petelur setiap

bulannya untuk 100 ekor ayam adalah sebesar Rp245.223,00.

Peternakan Tulus merupakan peternakan yang mengeluarkan total

biaya tetap per 100 ekor yang paling besar apabila dibandingkan

dengan sampel lainnya, yaitu sebesar Rp261.181,00, sedangkan

pengeluaran biaya tetap terkecil dikeluarkan oleh Star Farm, dengan

jumlah sebesar Rp243.247,00. Dari Tabel IV. 11 juga diketahui bahwa

biaya tetap keseluruhan yang harus dikeluarkan sampel peternakan

untuk 102.000 ekor ayam adalah sebesar Rp250.127.917,00.

Tabel IV.11 tersebut merupakan penyajian secara keseluruhan

dari biaya-biaya tetap yang sebelumnya telah dirinci pada tabel-tabel

yang sebelumnya. Tabel-tabel tersebut antara lain Tabel IV.3, tabel


commit
IV.4, tabel IV.5, dan tabeltoIV.6
useryang merinci biaya depresiasi aktiva
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39

tetap per 100 ekor per bulan. Tabel IV.7 yang merinci biaya amortisasi

per 100 ekor per bulan. Rincian biaya gaji pada tabel IV.8 dan tabel

IV.9 per 100 ekor per bulan. selain itu, Tabel IV.10 yang merinci biaya

listrik per 100 ekor per bulan.

b. Biaya variabel (Variable cost)

Biaya variabel terdiri dari biaya pembelian pakan (jenis pakan

yang digunakan oleh sampel peternakan dalam penelitian ini adalah

konsentrat, jagung, dan katul) dan pembelian vaksin dan obat. Berikut

ini adalah pembahasan biaya-biaya tersebut:

1) Biaya pembelian pakan

Peternakan ayam petelur memerlukan 3 jenis bahan sebagai

campuran pakan ayam layer. Campuran tersebur terdiri atas

konsentrat, jagung, dan katul.

Berikut ini adalah perincian biaya yang dikeluarkan untuk

pembelian pakan ayam petelur:

Tabel IV. 12
Perincian Biaya Pakan per 100 Ekor Ayam per Hari
Nama Peternakan
Keterangan Peternaka Peternaka Total
Peternak
THR Farm Star Farm n n
an Tulus
Yudianto Antonius
Konsentrat per
100 ekor per
hari:

Jumlah (kg) 3,30 9,50 3,45 3,60 3,30 4,63

Harga per kg 5.000 4.800 5.000 4.700 5.000 4.900


Nilai
Konsentrat per
100 ekor per
hari 16.500 45.600 17.250 16.920 16.500 22.687

Katul per 100 commit to user


ekor per hari:
Jumlah (kg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40

2,20 - 2,30 2,40 2,20 1,82

Harga per kg 2.500 - 2.700 2.400 2.800 2.080


Nilai Katul per
100 ekor per
hari 5.500 - 6.210 5.760 6.160 3.786

Jagung per 100


ekor per hari:

Jumlah (kg) 5,50 - 5,75 6,00 5,50 4,55

Harga per kg 3.000 - 3.000 3.200 3.200 2.480


Nilai Jagung
per 100 ekor
per hari 16.500 - 17.250 19.200 17.600 11.284

Biaya Pakan per


100 ekor per
hari 38.500 45.600 40.710 41.880 40.260 37.757

Jumlah Ayam 66.000 12.000 10.000 8.000 6.000 102.000


Biaya Pakan
seluruh
Kapasitas per 25.410.00
hari 0 5.472.000 4.071.000 3.350.400 2.415.600 38.511.732
Biaya Pakan
seluruh
Kapasitas per 762.300.0 164.160.0 122.130.0 100.512.0 72.468.00 1.155.351.9
bln 00 00 00 00 0 60
Sumber: data yang diolah

Tabel IV.12 merupakan rincian dari biaya yang harus

dikeluarkan oleh peternakan dalam memenuhi kebutuhan pakan

ayam layer yang ada. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan biaya

yang diperlukan oleh peternakan ayam petelur dengan kapasitas

102.000 ekor ayam layer adalah sebesar Rp38.511.732,00 setiap

harinya atau Rp37.757,00 per 100 ekor per hari. Peternakan yang

memiliki biaya penyediaan pakan paling besar adalah Star Farm

yaitu sebesar Rp45.600,00 per 100 ekor per hari, hal tersebut

karena peternakan tersebur hanya menggunakan konsentrat untuk

pakan sedangkan harga konsentrat sangat tinggi dibandingkan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41

harga katul maupun jagung. Biaya pakan terendah adalah THR

Farm yaitu sebesar Rp38.500,00 per 100 ekor per hari.

2) Biaya Vaksin dan Obat

Berikut ini adalah perincian penggunaan vaksin dan obat

oleh sampel peternakan ayam petelur selama satu periode:

Tabel IV. 13
Perincian Biaya Vaksin dan Obat per 100 Ekor Ayam per Hari
Nama Peternakan
Keterangan Peternaka Peternaka Total
THR Star Peternaka
n n
Farm Farm n Tulus
Yudianto Antonius

Biaya vaksin dan 3.300.00 5.100.00


obat per bulan 0 600.000 500.000 400.000 300.000 0

Jumlah Ayam 66.000 12.000 10.000 8.000 6.000 102.000


Biaya vaksin
&obat per 100
per bulan 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000
Biaya vaksin
&obat per 100
per hari 167 167 167 167 167 167
Sumber: data yang diolah
Tabel IV.13 merinci biaya vaksin dan obat yang harus

dikeluarkan oleh peternakan per 100 ekor ayam per hari. Dari

penghitungan tersebut diperoleh hasil bahwa dibutuhkan biaya

sebesar Rp167,00 per 100 ekor per hari untuk penyediaan vaksin

dan obat. Angka tersebut besarnya sama untuk semua peternakan,

hal ini karena harga vaksin dan obat uang cenderung stabil dan

sama di setiap daerah. Biaya vaksin dan obat yang paling besar

dimiliki THR Farm sebesar Rp3.300.000,00 untuk 66.000 ekor

ayam. Biaya terendah dimiliki Peternakan Tulus sebesar

Rp300.000,00 untuk 6.000 ekor ayam. Besar kecilnya biaya vaksin


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42

dan obat ini sangat dipengaruhi oleh kapasitas masing-masing

peternakan.

Dari beberapa tabel perincian biaya di atas, dapat dibuat sebuah

ringkasan biaya variabel seperti di tabel berikut:

Tabel IV. 14
Perincian Biaya Variabel Peternakan Ayam Petelur per 100 Ekor per Hari
Nama Peternakan
Biaya Variabel Peternak Peternak Total
THR Star Peternak
an an
Farm Farm an Tulus
Yudianto Antonius

Pakan 38.500 45.600 40.710 41.880 40.260 37.757


Vaksin dan
Obat 167 167 167 167 167 167
Biaya Variabel
per 100
ekorper hari 38.667 45.767 40.877 42.047 40.427 37.923
Biaya Variabel
per 100
ekorper
bulan 1.160.000 1.373.000 1.226.300 1.261.400 1.212.800 1.137.698

Jumlah Ayam 66.000 12.000 10.000 8.000 6.000 102.000


Biaya Variabel
per Seluruh
Kapasitas per 25.520.00
hari 0 5.492.000 4.087.667 3.363.733 2.425.600 38.681.732
Biaya Variabel
per Seluruh
Kapasitas per 765.600.0 164.760.0 122.630.0 100.912.0 72.768.00 1.160.451.9
bulan 00 00 00 00 0 60
Sumber: data yang diolah
Tabel IV.14 merupakan rincian biaya variable peternakan secara

keseluruhan yang dihitung per 100 ekor ayam per hari. Tabel tersebut

merangkum hasil dari perincian atas biaya pakan dalam tabel IV.12 dan

biaya vaksin dan obat dalam tabel IV.13. penghitungan diatas

menunjukkan kebutuhan biaya variable peternakan ayam ras petelur

untuk 102.000 ekor ayam per harinya adalah Rp38.681.732,00 atau

sebesar Rp1.160.451.960,00 per bulannya. Biaya per hari untuk 100


commit to user
ekor ayam adalah sebesar Rp37.923,00.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43

4. Laba Usaha

Laba usaha merupakan hasil yang diperoleh dari pengurangan atas

total pendapatan dengan total biaya yang harus dikeluarkan. Laba dihitung

dengan mengurangi total pendapatan yang diperoleh dengan total biaya

variabel yang dikeluarkan untuk mendapatkan margin kontribusi. Margin

kontribusi yang didapat kemudian dikurangi dengan biaya tetap yang

dikeluarkan oleh peternakan untuk menentukan jumlah laba usaha yang di

dapat. Laba usaha akan dihitung per 100 ekor ayam per bulan. Perincian atas

laba usaha sampel peternakan ayam ras petelur yang ada di Kabupaten

Karanganyar dan Boyolali akan disajikan dalam Tabel IV.15 berikut ini:

Tabel IV. 15
Laba Peternakan Ayam Petelur per 100 Ekor Ayam per Bulan
Nama Peternakan

Keterangan Peternak Peternak Total


THR Star an an Peternak
Farm Farm Yudianto Antonius an Tulus
Total 1.732.50
Pendapatan 1.687.500 0 1.575.000 1.687.500 1.642.500 1.665.000
1.373.00
Biaya Variabel 1.160.000 0 1.226.300 1.261.400 1.212.800 1.137.698
Margin
Kontribusi 527.500 359.500 348.700 426.100 429.700 527.302
Biaya Tetap 253.851 243.247 246.792 256.771 261.181 245.223
Laba Usaha per
100 Ekor
Ayam per
bulan 273.649 116.253 101.908 169.329 168.519 282.079

Jumlah Ayam 66.000 12.000 10.000 8.000 6.000 102.000


Laba Usaha per
Seluruh
Kapasitas per 180.608.3 13.950.3 10.190.80 13.546.32 101.111.4 287.720.5
bulan 40 60 0 0 00 80
Sumber: data yang diolah
Laba usaha yang diperoleh peternakan atas penjualan produk telur

adalah Rp282.079,00 per 100 ekor ayam per bulan. Laba usaha seluruh
commit to user
kapasitas adalah Rp 287.720.580,00 per bulannya untuk 102.000 ekor ayam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44

Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel IV.15 yang merinci penghitungan laba

usaha peternakan ayam petelur. Dari tabel tersebut juga dapat dilihat

peternakan yang mampu menghasilkan laba usaha paling besar adalah THR

Farm Rp273.649,00 per 100 ekor dan yang terendah adalah Peternakan

Yudianto sebesar Rp101.908,00 per 100 ekor ayam.

5. Analisis Kriteria Investasi

Kriteria investasi dilihat dari segi-segi berikut ini:

a. Return on Investment (ROI)

Rasio ini digunakan untuk menilai kelayakan investasi usaha atau

proyek, suatu usaha dikatakan layak ungtuk dijalankan apabila ROI lebih

besar dari tingkat suku bunga yang berlaku pada saat usaha tersebut

diusahakan. Berikut ini adalah rumus untuk menghitung ROI:

Dengan menggunakan rumus ROI tersebut, dapat dilakukan perhitungan

terhadap sampel peternakan ayam petelur, berikut ini adalah hasil

perhitungan ROI atas sampel yang diteliti penulis :

Tabel IV. 16
ROI Peternakan Ayam Ras Petelur Per 100 Ekor Ayam Per Bulan
Nama Peternakan
commit to Peternak
user Peternak
Keterangan THR Star Peternak Total
an an
Farm Farm an Tulus
Yudianto Antonius
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45

Laba Usaha
per 100 ekor 273.649 116.253 101.908 169.329 168.519 282.079

Investasi per 10.948.4 10.891.1 9.627.80 11.120.0 14.431.6 11.030.8


100 ekor 09 67 0 25 67 84
ROI 2,50% 1,07% 1,06% 1,52% 1,17% 2,56%
Suku Bunga
Bank Per Bulan 1,05% 1,05% 1,05% 1,05% 1,05% 1,05%
Sumber: data yamg diolah
Dengan melihat dan menganalisis Tabel IV. 16, dapat

disimpulkan bahwa seluruh sampel peternakan ayam petelur dalam

penelitian ini termasuk dalam usaha atau proyek yang layak untuk

dijalankan. Kelayakan tersebut dapat dilihat dari rata-rata ROI yang

dihasilkan oleh sampel peternakan yaitu 2,56% yang lebih besar dari

suku bunga bank sebesar 1,05% per bulan. Kelayakan usaha untuk

dijalankan juga terlihat dalam penrhitungan ROI untuk masing-masinh

peternakan.. Dari Tabel IV. 16 juga diketahui bahwa peternakan yang

menghasilkan ROI tertinggi adalah THR Farm dengan ROI 2,50%, dan

peternakan yang menghasilkan ROI terkecil adalah Peternakan Yudianto

dengan ROI sebesar 1,06%.

b. Pay Back Period (PBP)

Pay Back Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk

menutup kembali pengeluaran investasi yang dilakukan dengan

menggunakan aliran kas bersih. Semakin cepat pengembalian dari sebuah

proyek, maka kinerja proyek tersebut semakin baik. Rumus untuk

menghitung pay back period adalah sebagai berikut :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46

Berdasarkan rumus yang ada, pay back period sampel peternakan ayam

petelur yang digunakan dalam penelitian ini dapat dihitung sebagai

berikut :

Tabel IV. 17
PBP Peternakan Ayam Ras Petelur Per 100 Ekor Per Bulan
Nama Peternakan
Keterangan P. P. Total
THR Star Yudiant Antoniu P.
Farm Farm o s Tulus

Investasi per 10.948.4 10.891.1 9.627.8 11.120.0 14.431.6 11.030.8


100 ekor 09 67 00 25 67 84
Laba Usaha
per 100 ekor 273.649 116.253 101.908 169.329 168.519 282.079
Payback
Period (bulan) 40,0 93,7 94,5 65,7 85,6 39,1
Payback
Period (tahun) 3,33 7,81 7,87 5,47 7,14 3,26
Sumber: data yang diolah
Dari Tabel IV. 17 di atas dapat diketahui bahwa jumlah total

investasi yang diperlukan peternakan ayam petelur sebesar

Rp11.030.884,00 untuk 100 ekor ayam dengan jumlah laba tahunan

sebesar Rp282.079,00 membutuhkan rata-rata jangka waktu

pengembalian selama 3 tahun 3 bulan untuk dapat menutup keseluruhan

biaya investasinya. Dari tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa

peternakan yang memiliki PBP paling singkat adalah THR Farm yaitu 3

tahun 3 bulan untuk investasi sebesar Rp10.948.409,00. Sedangkan

peternakan yang memiliki PBP terlama adalah Peternakan Yudianto dan

Star Farm yaitu selama 7 tahun 10 bulan. Perbedaan PBP ini dipengaruhi

oleh besar kecilnya investasi yang dilakukan oleh masing-masing

peternakan.
commit to user
c. Break-Even Point (BEP)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47

Break-even point adalah titik pulang pokok di mana total revenue

sama dengan total cost. Semakin cepat suatu proyek dapat mencapai

titik impas, maka semakin baik proyek tersebut.BEP dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

1.) Break-even point atas dasar unit (Quantity)

FC
BEP (Q) =
P - VC

2.) Break-even point atas dasar sales dalam rupiah

FC
BEP (Rupiah) =
VC
1-
P

Keterangan :

Q = Jumlah unit produk yang dihasilkan dan dijual

FC = Fixed Cost (Biaya tetap)

P = Harga jual per unit

V = Biaya variabel per unit

Berdasarkan kedua rumus tersebut, maka Break-Even Point

sampel peternakan dapat dihitung, dan hasil perhitungannuya dapat

dilihat Tabel IV. 18 berikut ini :

commit to user
Tabel IV. 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48

BEP Peternakan Ayam Ras Petelur Per 100 Ekor Per Bulan

Nama Peternakan
Keterangan Peternak Peternak Total
THR Star Peternak
an an
Farm Farm an Tulus
Yudianto Antonius

Biaya Tetap 253.851 243.247 246.792 256.771 261.181 245.223

Biaya 1.160.0 1.373.0 1.137.6


Variabel 00 00 1.226.300 1.261.400 1.212.800 98
Biaya
variabel per
unit 516 594 584 561 554 562
Harga jual
per unit 750 750 750 750 750 750

BEP (Q) 1.083 1.563 1.486 1.356 1.331 1.302

BEP (Dalam 1.172.2


rupiah) 812.083 54 1.114.704 1.016.900 998.347 976.509
Sumber: data yang diolah

Perhitungan pada Tabel IV. 18 menunjukkan bahwa untuk

mencapai titik pulang pokok atau BEP, peternakan harus mampu menjual

produknya (telur) sebanyak 1.302 butir per 100 ekor ayam per bulan atau

sebanyak 81,37 kg bila diasumsikan 1kg telur sama dengan 16 butir telur.

Di dalam tabel juga dapat dilihat besarnya tingkat pendapatan yang harus

dicapai oleh peternakan ayam petelur agar mencapai kondisi BEP adalah

sebesar Rp976.509,00 per 100 ekor ayam per bulan. Masing-masing

sampel peternakan ayam ras petelur yang ada memiliki jumlah produk

dan pendapatan yang berbeda untuk mencapai kondisi BEP-nya.

Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh besarnya jumlah biaya tetap usaha

itu, semakin besar jumlah biaya tetap sebuah usaha maka penjualan

produknya juga harus semakin banyak, guna menutup biaya tetap yang

dikeluarkan tersebut. Selain itu,persentase ayam bertelur per harinya juga


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49

berpengaruh. Semakin besar kemungkinan ayam bertelur, maka kondisi

BEP juga semakin cepat dicapai.

THR Farm harus mampu menjual produk telur sebanyak 1.083

butir dengan persentase ayam bertelur setiap harinya sebesar 75% untuk

menutup biaya tetap sebesar Rp253.851,00. Star Farm harus mampu

menjual produk telur sebanyak 1.563 butir dengan persentase ayam

bertelur setiap harinya sebesar 77% untuk menutup biaya tetap sebesar

Rp243.247,00. Peternakan Yudianto harus mampu menjual produk telur

sebanyak 1.486 butir dengan persentase ayam bertelur setiap harinya

sebesar 70% untuk menutup biaya tetap sebesar Rp246.792,00.

Peternakan Antonius harus mampu menjual produk telur sebanyak 1.356

butir dengan persentase ayam bertelur setiap harinya sebesar 75% untuk

menutup biaya tetap sebesar Rp256.771,00. Peternakan Tulus harus

mampu menjual produk telur sebanyak 1.331 butir dengan persentase

ayam bertelur setiap harinya sebesar 73% untuk menutup biaya tetap

sebesar Rp261.181,00.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Dari penelitian terhadap peternakan ayam ras petelur di wilayah eks-

Karesidenan Surakarta ini, kesimpulan mengenai kelayakan usaha peternakan

tersebut jika ditinjau dari aspek ekonomi dan keuangan yang dapat diambil adalah

sebagai berikut :

1. Penghitungan dan analisis atas penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh

sampel peternakan ayam ras petelur dalam penelitian ini layak untuk

dijalankan. Kelayakan tersebut dapat dilihat dari rata-rata Return on

Investment (ROI) per 100 ekor ayam yang dihasilkan oleh sampel peternakan

yaitu 2,56%, yang jumlahnya lebih besar dari suku bunga bank keseluruhan

per bulan sebesar 1,05%. Dari data yang diolah juga diketahui bahwa

peternakan yang menghasilkan ROI tertinggi adalah THR Farm dengan ROI

2,50%, dan peternakan yang menghasilkan ROI terkecil adalah Peternakan

Yudianto dengan ROI sebesar 1,06%.

2. Penghitungan dan analisis atas Pay Back Period menunjukkan bahwa jumlah

total investasi keseluruhan sampel peternakan ayam petelur sebesar Rp

11.030.884 membutuhkan waktu pengembalian selama 3 tahun 3 bulan untuk

dapat menutup keseluruhan investasinya tersebut. Peternakan yang memiliki


commit to user
PBP tersingkat adalah THR Farm yaitu 3 tahun 3 bulan untuk investasi sebesar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51

Rp 10.948.409. Sedangkan peternakan yang memiliki PBP terlama adalah

Peternakan Yudianto dan Star Farm yaitu selama 7 tahun 10 bulan.

3. Penghitungan dan analisis atas Break-Even Point yang dilakukan menunjukkan

bahwa peternakan ayam ras petelur harus mampu menjual produk (telur)

sebanyak 1.302 butir per 100 ekor ayam per bulan atau sebanyak 81,37 kg bila

diasumsikan 1kg telur sama dengan 16 butir telur. Besarnya tingkat

pendapatan yang harus dicapai oleh peternakan ayam petelur agar mencapai

kondisi BEP adalah sebesar Rp 976.509 per 100 ekor ayam per bulan.

Peternakan yang harus mampu menjual paling banyak produk dan memperoleh

tingkat pendapatan paling tinggi adalah Star Farm, yaitu sebanyak 1.563 butir

telur harus terjual dengan tingkat pendapatan Rp1.172.254. Peternakan yang

harus mampu menjual paling rendah produk dan memperoleh tingkat

pendapatan paling rendah adalah THR Farm, yaitu sebanyak 1.083 butir telur

harus terjual dengan tingkat pendapatan Rp 812.083.

B. KETERBATASAN PENELITIAN

Di dalam penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan yang perlu

diperhatikan oleh penelitian yang berikutnya, yaitu :

1. Dalam sebuah studi kelayakan usaha secara keseluruhan banyak aspek

yang perlu diteliti, antara lain aspek ekonomi dan keuangan, aspek hukum,

sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, serta aspek teknis

dan teknologi. Sedangkan dalam penelitian ini hanya digunakan satu aspek

saja, yaitu aspek ekonomi dan keuangan. Hal tersebut menyebabkan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52

kelayakan usaha dari aspek-aspek yang lain tidak dapat disajikan dalam

penelitian ini.

2. Peneliti hanya menggunakan masa satu bulan dalam penelitian ini,

sedangkan dalam jelannya usaha pasti terjadi fluktuasi harga. Fluktuasi

tersebut mulai dari biaya penyediaan ayam layer, penyediaan pakan,

penyediaan vaksin dan obat, bahkan harga jual produk pun pasti

mengalami fluktuasi. Hal ini mengakibatkan hasil yang kurang maksimal

dalam penelitian ini.

3. Penelitian ini hanya mengambil sampel sebanyak 5 peternakan yang

berlokasi di 2 Kabupaten yaitu Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten

Boyolali, sehingga masih kurang mewakili seluruh populasi peternakan

ayam ras petelur yang ada di seluruh eks-Karisidenan Surakarta. Hal ini

disebabkan susahnya akses untuk memperoleh data dari peternakan. Tidak

semua peternakan ayam ras petelur bersedia memberikan data dan

informasi.

C. SARAN

Karena adanya beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, maka penulis

memberikan saran bagi peneliti selanjutnya agar lebih baik. Berikut ini adalah

beberapa saran yang dapat diberikan penulis:

1. Untuk penelitian selanjutnya mengenai studi kelayakan usaha sebaiknya

tidak hanya meneliti kelayakan suatu usaha hanya dari aspek ekonomi dan

keuangan saja, tetapi juga meneliti dari aspek-aspek yang lainnya seperti
commit to user
aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53

serta aspek teknis dan teknologinya. Sehingga kelayakan usaha peternakan

ayam ras petelur dapat digambarkan dari seluruh aspek kelayakan yang ada.

2. Dalam penelitian selanjutnya sebaiknya peneliti menambah jangka waktu

pengamatan penelitian untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dengan

mempertimbangkan fluktuasi harga juga dalam penghitungan dan

analisisnya.

3. Sebaiknya dalam penelitian berikutnya peneliti mengambil sampel

peternakan ayam ras petelur lebih banyak lagi, sehingga sampel dapat

mewakili seluruh populasi. Sampel yang diambil sebaiknya juga tidak

hanya dari 2 Kabupaten saja, melainkan dari Kabupaten-Kabupaten

lainnya juga yang masuk dalam eks-Karisidenan Surakarta, sehingga dapat

mewakili seluruh peternakan yang ada di eks-Karisidenan Surakarta.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai