Anda di halaman 1dari 8

GAMBARAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

PADA PETUGAS BALAWISTA

OLEH :

NURDIYANTI
NIM. 1702521001

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI


NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
OKTOBER, 2020
GAMBARAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
PADA PETUGAS BALAWISTA

Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

OLEH :

NURDIYANTI
NIM. 1702521001

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI


NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
OKTOBER, 2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Balawista merupakan badan penyelamat wisata tirta yang mempunyai tugas sebagai
pengawas/pemantau dan penjagaan kepada para pengunjung/wisatawan yang
melakukan kegiatan wisata bahari melakukan tindakan preventif dan refresif dengan
pencarian korban yang tenggelam (Chandra, 2009).

Adapun program kerja balawista yaitu mengadakan pengawasan sistematis terhadap


para pengunjung/wisatawan pantai dan kegiatan pantai, memberikan penerangan dan
informasi kepada para pengunjung/wisatawan mengenai lokasi laut yang aman untuk
berenang, lokasi laut yang berarus, lokasi laut yang berbahaya dan tata tertib di pantai
serta penempatan rambu-rambu/peringatan lainnya. (Buku Pedoman Balawista,
2014). Balawista juga mengarahkan para wisatawan yang berenang di daerah yang
berbahaya ke daerah yang aman untuk mendapat pengawasan khusus serta
memberikan tanda-tanda dengan bendera yang berwarna merah kuning, melakukan
pertolongan kepada para wisatawan, nelayan dan masyarakat sekitar yang mengalami
kecelakaan. Balawista , mengikuti pelatihan dan pendidikan dengan standar
internasional di Bali, mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah
daerah provinsi dan pemerintah kabupaten (Chandra, 2009).

Petugas penyelamat pantai diluar negeri yang serupa ama dengan balawista di sebut
sebagai lifeguard merupakan penyelamat yang mengawasi keselamatan dan
penyelamatan wisata dan peserta olahraga air seperti selancar, berenang dan lainnya.
Lifeguard terlatih dalam renang dan pertolongan pertama CPR/AED, bersertifikat
dalam penyelamatan air menggunakan berbagai alat bantu dan peralatan yaitu alat
pelindung diri (APD). Lifeguard terdapat di berbagai bagian negara yaitu Australia,
Belgia, Kanada, Denmark, Iran, Irlandia, India, Italia, Selandia Baru, Belanda,
Portugal, Singapura, Swiss, Afrika Selatan, Taiwan, Inggris. Balawista di Indonesia
terbagi di beberapa wilayah Padang, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten dan balawista
di Bali terbagi di beberapa wilayah yaitu untuk wilayah Badung dari Nusa Dua,
Jimbaran, Kuta, Legian hingga berbatasan dengan wilayah kabupaten Tabanan, dan
Buleleng (Chandra, 2009).

Keberadaan balawista di Kuta Bali yang berdiri sejak 1972 ini sangat penting.
Kehadirannya amat dibutuhkan untuk memberikan pertolongan kepada wisatawan
yang tenggelam atau terseret arus dan balawista saat ini sudah mempunyai sekitar 170
anggota yang tersebar di 16 pos tersebar di kabupaten Badung. Sedangkan untuk
daerah Pantai Kuta sendiri terdiri dari 4 pos, yaitu di pantai Kuta, pantai half way,
pantai depan Kamasutra, dan pantai Legian. Dimana setiap pos terdiri dari 7 anggota
yang dibagi menjadi 2 shif yaitu shif pagi dengan 2 anggota yang berjaga sedangkan
shif sore dengan 5 orang anggota yang berjaga setiap hari berpatroli untuk mengawasi
wisatawan yang beraktifitas di pantai sedangkan di Buleleng di desa Sangsit
merupakan satu satunya desa di kabupaten Buleleng yang telah memiliki balawista
dan diharapkan menjadi cikal bakal dibentuknya organisasi balawista kabupaten
Buleleng oleh pemerintah kabupaten Buleleng, sehingga dapat membantu membuka
lapangan pekerjaan bagi masyarakat pesisir pantai di sektor jasa pariwisata di bawah
dinas pariwisata Buleleng, selain menjaga kawasan pantai (Australian Sport
Commission, 2012). Balawista akan mengadakan wisata tirta/wisata bahari yang akan
dilaksanakan di kawasan perairan maupun pesisir pantai Bali kerap kali menimbulkan
kecelakaan yang menimpa wisatawan (Buku Pedoman Balawista, 2014).

Terdapat faktor eksternal dan internal yang berpengaruh terhadap beban kerja
balawista di pantai Kuta. Salah satu faktor berasal dari faktor eksternal yaitu faktor
lingkungan. Pengaruh lingkungan kerja terdiri atas lima faktor, yaitu faktor fisik,
kimia, biologi, dan psikologi (Buku Pedoman Balawista, 2014). Faktor fisik yang
indikatornya berupa suhu yang panas dan terik membuat fisik balawista mudah
terkuras saat menjalan tugas di pantai Kuta sehingga ini dapat membuat balawista
tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) pada saat kerja(Buku Pedoman
Balawista, 2014)

Sedangkan faktor Internal yang mempengaruhi beban kerja balawista adalah cara
kerja atau etos kerja balawista. Beberapa balawista yang tidak fokus dan terkesan
tidak serius dalam melakukan tugas, seperti adanya anggota balawista yang menegak
minuman keras seperti bir bersama wisatawan saat bertugas tentu sangat
membahayakan diri sendiri maupun wisatawan yang akan ditolong bila sewaktu-
waktu diperlukan, karena balawista dituntut untuk sigap bila terjadi terjadi insiden
yang menimpa wisatawan di pantai kuta (Buku Pedoman Balawista, 2014).

Berdasarkan studi pendahuluan dengan wawancara pada petugas balawista


didapatkan bahwa walaupun petugas balawista tidak menggunakan APD saat bekerja
tidak ditemukan data kecelakaan pada anggota balawista. Pada saat penyelamatan
wisatawan petugas balawista hanya memerlukan alat-alat seperti jetsky, Cub Rescue,
Papan selancar, Pluit, HT untuk menyelamatkan wisatawan. Beberapa alasan
membuat petugas balawista tidak menggunakan APD saat penyelamatan wisatawan
yaitu faktor waktu yang mana petugas balawista diharuskan untuk selalu sigap dalam
melakukan penyelamatan wisatawan dan karena kemampuan petugas balawista sudah
mumpuni untuk menyelamatkan wisatawan, seperti sudah menguasai teknik renang,
dan medan penyelamatan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai “Gambaran Penggunaan Alat Pelindung Diri
Pada Petugas Balawista “

1.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat dirumuskan masalah penelitian
yaitu “Bagaimana gambaran penggunaan alat pelindung diri (APD) pada petugas
balawista?”
1.2 Tujuan Penelitian
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
penggunaan alat pelindung diri (APD) pada petugas balawista
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui karakteristik petugas balawista
2. Untuk mengetahui gambaran penggunaan alat pelindung diri (APD)
pada petugas balawista
1.3 Manfaat Penelitian
1.3.1 Manfaat Teoritis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber
informasi dan tambahan pengetahuan dan pengembangan balawista di Bali
2. Sebagai sarana pengaplikasikan ilmu yang didapat dan sekaligus
menambah wawasan mengenai penggunaan alat pelindung diri (APD)
ketika menolong wisatawan dalam kajian keperawatan pariwisata
1.3.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi serta dapat
dikembangkan oleh peneliti selanjutnya dalam bidang keperawatan
pariwisata dengan cakupan penelitian yang lebih luas.
2. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Hasil penelitian diharapkan dapat member gambaran pada mahasiswa
keperawatan untuk menjadi dasar pengembangan strategi untuk
meningkatkan penggunaan alat pelindung diri (APD) yang benar
sehingga dapat terhindar dari kecelakaan dalam kajian keilmuan
keperawatan pariwisata.
DAFTAR PUSTAKA

(Balawista Badung. 2015). tersedia di http://balawistabadung.com/i


nformation.html. diakses tanggal 14 oktober 2020

(Bali Eksbis. 2017). Pelatihan Penyelamat Wisata Tirta di Pantai Kuta tersedia di
www.baliekbis.com. Diakses tanggal 12 oktober 2020

(Berita Bali. 2015). Gelombang Pasang Terjang Pesisir Kawasan Lovina dan Banjar
[online]. tersedia di http://beritabali.com/read/20
13/01/11/201107021977/Gel ombang-Pasang-TerjangPesisir-Kawasan
Lovina-danBanjar.html. diakses tanggal 13 oktober 2020

(Bpjs.2015).Diambil dari
https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/peraturan/19012016
_143835_Permenaker%20Nomor%2044%20Tahun%202015.pdf diakses
pada tanggal 12 oktober 2020

(Buku Pedoman Balawista).(http://balawistabadung.com/information. html),


diakses 12 oktober 2020

(Chandra.2009). Di ambil dari


http://eprints.undip.ac.id/1527/1/Anindya_Candra.pdf diakses pada tanggal
13 oktober 2020

(I Made Suparka & Australian Sport Commission.2012). Pedoman Balawista


Badung-Bali tersedia pada www.balawistabadung.com diakses tanggal 13
oktober 2020.

(Kepmenpar, 2016).diambil dari http://www.poltekkes-denpasar.ac.id/wp-


content/uploads/2018/12/AE4.17_compressed.pdf diakses 11 oktober 2020
Kusumaa, S. W., & Suryawana, I. B. (2016). Penerapan Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Balawista Di Pantai Kuta. Jurnal Destinasi Pariwisata
ISSN, 2338, 8811.

MADINAH, S. A. (2018). GAMBARAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN


DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD PADA PEKERJA UNIT
PRODUKSI DI PT SINAR INDOGREEN KENCANA (Doctoral
dissertation, Universitas Airlangga).

Sukmawati, S., & Andriyani, A. (2019). Gambaran Penggunaan Alat Pelindung


Diri Tenaga Outsourcing Distribusi Di PT PLN (Persero) Rayon
Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar. J-KESMAS: Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 4(1), 59-71.

Anda mungkin juga menyukai