Dosen Pembimbing :
Ns. Nyoman Agus Jagat Raya, S.Kep., MNS.
Anggota Kelompok 2 :
1. Nurdiyanti (2102621001)
2. Kadek Ririn Agnesia (2102621006)
3. Dewa Gede Ari Wisnawa (2102621007)
4. Ni Luh Putu Wahyu Widiani (2102621022)
5. Ni Wayan Windari (2102621032)
6. Luh Yudita Intan Pratiwi (2102621034)
7. Ni Gusti Ayu Putu Intan Sofiyantari (2102621050)
8. Ni Ketut Nadia Wini Sarah (2102621060)
Kelompok lansia berisiko lebih tinggi untuk terjadinya fraktur oleh karena
proses penuaan yang dialami yang menyebabkan penurunan fungsi fisiologik
tubuh, salah satunya ialah penurunan kepadatan dan kualitas tulang. Selain
itu, kelompok lansia memiliki risiko jatuh yang lebih tinggi dibandingkan
kelompok usia lainnya, yang meningkatkan risiko terjadinya fraktur. Tenaga
kesehatan perlu memperhatikan adanya syok, anemia atau pendarahan, dan
kerusakan pada organ lain. Selain itu, penyakit komorbid seperti diabetes
melitus, hipertensi, dan anemia turut memengaruhi kejadian fraktur geriatrik.
Penanganan yang menyeluruh dan kerjasama tim kesehatan diperlukan dalam
menangani fraktur geriatrik guna meningkatkan quality of life dari pasien dan
mencegah terjadinya disabilitas (Kepel & Lengkong, 2020).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan close fracture
right femur
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk melakukan pengkajian pada pasien dengan close fracture right
femur
2. Untuk merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan close
fracture right femur
3. Untuk menyusun rencana intervensi keperawatan pada pasien dengan
close fracture right femur
4. Untuk memberikan implementasi keperawatan serta alternatif pemecahan
masalah berdasarkan jurnal pada pasien dengan close fracture right
femur
5. Untuk melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada pasien dengan
close fracture right femur
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
Penyusunan laporan asuhan keperawatan pada pasien fraktur ini diharapkan
dapat menambah wawasan penulis serta pembaca mengenai pemberian
asuhan keperawatan kepada pasien yang mengalami fraktur dan dapat
dijadikan referensi dalam penyusunan askep pada pasien fraktur.
1.3.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas
Pasien
Nama : Ny. W
Jenis kelamin :P
Umur : 72 tahun
Pendidikan : Tidak sekolah
Pekerjaan : Petani
Status perkawinan : Menikah
Agama : Hindu
Suku : Bali
Alamat : Dusun Pangkuh Buluh, Kaliakah, Negara
Tanggal masuk : 12 November 2021
Tanggal pengkajian : 15 November 2021
Sumber informasi : Pasien dan keluarga.
Diagnosa masuk : CF Right Neck Femur Type II
Penanggung Jawab
Nama : Tn. G
Hubungan dengan pasien : Anak
2. Riwayat keluarga
Genogram
Keterangan genogram
: Perempuan
: Laki
X : Meninggal
: Pasien
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
3. Status kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
Keluhan utama (saat MRS dan saat ini)
Keluhan utama masuk rumah sakit yaitu pasien mengeluh nyeri pada
kaki kanan yang patah. Keluhan saat ini yaitu pasien masih
mengeluh terasa nyeri pada kaki kanan yang patah.
Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Riwayat pasien mengalami patah tulang karena jatuh di halaman
rumah pada hari selasa, 9 November 2021. Posisi jatuh yaitu paha
kanan lebih dulu menyentuh permukaan halaman yang berisi batu.
Keluarga pasien mengatakan kondisi pasien sebelum jatuh terlihat
lemas dan berjalan sedikit sempoyongan. Saat itu, keluarga tidak
langsung membawa pasien ke rumah sakit karena keluarga mengira
sakitnya tidak terlalu parah dan saat itu sedang ada kesibukan karena
bertepatan dengan persiapan hari raya Galungan. Setelah jatuh,
keluarga mengatakan bahwa pasien hanya berbaring dan tidak bisa
berjalan. Akhirnya, pasien dibawa ke RS Balimed Negara tanggal 10
November 2021 dan dilakukan rontgen pada area kaki kanan dan
ditemukan adanya fraktur pada persendian paha kanan. Pasien
direncanakan operasi, namun karena data lab menunjukkan Hb dan
trombosit rendah sehingga dilakukan rujukan ke RS Sanglah tanggal
12 November 2021. Hal tersebut karena peralatan yang kurang
lengkap dan ditakutkan terjadi perdarahan saat tindakan operasi. Saat
ini pasien terpasang skin traksi 5 kg.Tekanan darah 110/80 mmHg,
Nadi : 80x/menit, RR : 18 x/menit, S : 36,50C. Pasien direncanakan
untuk transfusi darah, untuk mengembalikan nilai Hb dan trombosit
agar dapat menjalani operasi.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya.
Pasien dan keluarga mencari pelayanan kesehatan ke Rumah Sakit
Balimed Negara dan dirujuk ke RSUP Sanglah dalam upaya
pengobatan patah tulang yang dialami pasien.
b. Status kesehatan masa lalu
Penyakit yang pernah dialami : Pasien dan keluarga mengatakan
tidak mempunyai riwayat penyakit lain.
Pernah dirawat : RS Balimed Negara tanggal 10 November 2021
kemudian dirujuk ke RSUP Sanglah tanggal 12 November 2021.
Riwayat alergi : Ya Tidak Jelaskan : -
Riwayat transfusi : Ya Tidak
Kebiasaan
Merokok : Ya Tidak Sejak :- Jumlah :-
Minum kopi : Ya Tidak, sudah berhenti ± 2 tahun
Sejak :- Jumlah :-
Penggunaan alkohol : Ya Tidak Sejak :- Jumlah :-
4. Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada
5. Diagnosa medis dan terapi : CF Right Neck Femur Type II
Terapi yang diberikan (15/11/2021)
- Paracetamol 4 x 500 mg PO
- Ketorolac 30 mg IV
- Lactulosa syrup 3 x Cth
- Skin traksi 5 kg
6. Pola fungsi kesehatan
a. Pemeliharan dan persepsi terhadap kesehatan
Saat ini keluarga membantu memenuhi kebutuhan harian pasien di
rumah sakit. Menurut keluarga pasien, patah tulang dapat diobati
dengan tindakan operasi. Hal tersebut juga berdasarkan pengalaman
sanak saudaranya yang menderita patah tulang setelah di operasi
akhirnya dapat sembuh kembali.
b. Nutrisi/metabolik
Berdasarkan hasil pengkajian pasien hanya mengonsumsi makanan
yang didapat dari rumah sakit yaitu bubur sebanyak 3 kali sehari.
Pasien juga minum sekitar 600 ml/hari dan juga terpasang infus 20
tpm. Pada saat pengkajian, pasien makan dengan baik dan makanannya
habis.
Pengkajian Gizi tanggal 13 November 2021
Antropometri
Berat badan saat ini : 47 kg (estimasi)
Tinggi badan (cm) : 155 cm
Berat badan ideal : 49,5 kg
BMI (kg/m2) : 19,56 kg/m2
Lingkar lengan atas : 22 cm
Biokimia
Albumin : 2, 61 mg/dL
Kreatinin : 0,70 mg/dL
BUN :12,0 mg/dL
SGOT : 34,2 u/L
SGPT : 28,7 u/L
Kalium : 4,25 mmol/L
Natrium : 138 mmol/L
Clinis (Klinik)
Pasien tidak ada mual, muntah, diare, tidak kesulitan mengunyah, tidak
ada kesulitan menelan, tidak ada sesak. Pasien hanya lemas, pusing,
dan mengalami nyeri pada bagian kaki kanan.
Diet
a. Pola makan :
Pasien makan 2-3 kali sehari, pasien mengonsumsi makanan
sumber protein/produk susu ≤ 1 porsi/hari, mengonsumsi kacang-
kacangan ≥ 2 porsi dalam seminggu, mengonsumsi daging, ikan,
atau unggas setiap hari, mengonsumsi lebih dari 2 porsi sayur dan
buah setiap hari, daan minum kurang lebih 5 cangkir/hari.
b. Asupan makan
- Asupan makan oral di rumah : < 80% (kurang)
- Asupan makan awal di rumah sakit : < 80% (kurang)
c. Pantangan dan alergi makanan
Pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan apapun.
d. Pola eleminasi
Saat sakit pasien sempat mengalami kesulitan BAB yang mana selama
3 hari belum BAB saat dirawat di rumah sakit. Namun saat ini pasien
sudah dapat BAB 1 kali sehari dengan konsistensi lembek. Pasien
terpasang pempers, BAK ± 2 kali sehari.
d. Sistem Pernafasan:
Batuk: Ya Tidak
Sesak: Ya Tidak
Inspeksi: Tidak terdapat penggunaan otot bantu napas,
dada simetris.
Palpasi : Tidak ada benjolan
Perkusi: Sonor
Auskultasi : Tidak terdapat suara tambahan.
Lain-lain: Tidak ada
e. Sistem Kardiovaskular :
Nyeri dada Ya Tidak
Palpitasi Ya Tidak
CRT < 3 dtk > 3 dtk
Inspeksi:Simetris
Palpasi: Tidak ada teraba massa.
Perkusi: Pekak
Auskultasi: Bunyi lup dup, tidak terdapat suara tambahan.
Lain-lain: Tidak ada
g. Sistem Gastrointestinal:
Mulut Bersih Kotor Berbau
Mukosa Lembab Kering Stomatitis
Pembesaran hepar Ya Tidak
Abdomen Meteorismus Asites
Nyeri tekan Peristaltik: 18 x/mnt
Lain-lain : Tidak ada
h. Sistem Urinarius :
Penggunaan alat bantu/ kateter Ya Tidak
Kandung kencing, nyeri tekan Ya Tidak
Gangguan Anuria Oliguria Retensi Inkontinensia
Nokturia Lain-lain: Tidak ada
i. Sistem Reproduksi Wanita/Pria :
Pasien sudah menikah dan mempunyai 4 orang anak.
Pasien tidak mengalami keluhan di area reproduksi, sudah
menopause.
j. Sistem Saraf:
GCS: 15 Eye:4 Verbal: 5 Motorik: 6
Rangsangan meningeal Kaku kuduk Kernig
Brudzinski I Brudzinski II
Refleks fisiologis Patela Trisep Bisep Achiles
Refleks patologis Babinski Chaddock Oppenheim
Rossolimo Gordon Schaefer Stransky Gonda
Gerakan involunter : tidak ada
k. Sistem Muskuloskeletal:
Kemampuan pergerakan sendi Bebas Terbatas
Deformitas Ya Tidak
l. Sistem Imun:
Perdarahan Gusi Ya Tidak
Perdarahan lama Ya Tidak
Pembengkakan KGB Ya Tidak Lokasi:
Keletihan/kelemahan Ya Tidak
Lainnya : Tidak ada
m. Sistem Endokrin:
Hiperglikemia Ya Tidak
Hipoglikemia Ya Tidak
Luka gangrene Ya Tidak
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Data Laboratorium yang berhubungan
Hasil pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik tanggal 11 November 2021
pukul 22:08:39 Wita
Nama Nilai
Parameter Hasil Satuan Keterangan
Pemeriksaan Rujukan
Darah MCH 35,10 pg 26,0-34,0 Tinggi
Lengkap WBC 3,13 103 /μL 4,1-11,0 Rendah
(DL) NE% 73,20 % 47-80
LY% 16,30 % 13-40
MO% 7,00 % 2,0-11,0
EO% 3,20 % 0,0-5,0
BA% 0,30 % 0,0-2,0
3
NE# 2,29 10 /μL 2,50-7,50 Rendah
LY# 0,51 103 /μL 1,00-4,00 Rendah
MO# 0,22 103 /μL 0,10-1,20
EO# 0,10 103 /μL 0,00-0,50
BA# 0,01 103 /μL 0,0-0,1
RBC 3,50 103 /μL 4,0-5,2 Rendah
HGB 12,30 g/dL 12,0,16,0
HCT 36,30 % 36,0-46,0
MCV 103,70 fL 80-100 Tinggi
MCHC 33,90 g/dL 31-36
RDW 15,10 % 11,6-14,8 Tinggi
3
PLT 42,00 10 /μL 140-440 Rendah
MPV 13,80 fL 6,80-10,0 Tinggi
NLR 4,49 <=3,13 Tinggi
PPT/INR PPT 13,4 detik 10,8-14,4
INR 1,20 0,9-1,1
APTT APTT 27,1 detik 24-36
SGOT AST/SGOT 34,2 U/L 5-34 Tinggi
SGPT ALT/SGPT 28,70 U/L 11,00-34,00
BS Acak/ Glukosa 171 mg/dL 70-140 Tinggi
Glukosa Darah
Acak / (Sewaktu)
Glukosa
Sewaktu
BUN/Ureum BUN 12,00 mg/dL 8,00-23,00
Creatinin Kreatinin 0,70 mg/dL 0,57-1,11
e-LFG 86,56 >=90 Rendah
Kalium (K) Kalium (K)- 4,25 mmol/L 3,50-5,10
serum
Natrium (Na) Natrium 138 mmol/L 136-145
(Na) –
Serum
Chlorida (CI) Klorida (Cl) 110,3 mmol/L 94-110 Tinggi
- Serum
Hasil pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik tanggal 12 November 2021 pukul 04:15:03 Wita
Nama Nilai
Parameter Hasil Satuan Keterangan
Pemeriksaan Rujukan
LED Laju Endap 13,0 mm/jam < 20
Darah
(LED/BBS)
Alkali Fosfatase 60 U/L 42 – 98
Phosphatase alkali
(ALP) (ALP)
CRP CRP 9,30 mg/dL <5 Tinggi
(Kuantitatif) Kuantitatif
LDH LDH 250 U/L 240 – 480
Kalsium (Ca) Kalsium 8,5 mg/dL 8,40 – 9,70
(Ca)
b. Pemeriksaan Radiologi
- X-Ray Pelvic (D)
- X-Ray Femur (D)
c. Hasil Konsultasi
Tanggal Jam Catatan Perkembangan Instruksi
15/11/2021 08.20 S: 1. IVFD NaCl 0,9%
WITA - Kontak adekuat (+) 20 tpm
- Perdarahan (-) 2. Diet 1900
- Traksi baik kkal/hari
O: 3. Transfusi TC 5-10
- TD : 120/70 mmHg kolf/hari
- N : 80x/menit 4. Tindakan operasi
- RR : 18x/menit jika PLT
- T : 360C >=50.000
- Mata tidak anemis
- Cardio : S1S2 tunggal, POC: Pantau keluhan,
regular, murmur (-) TTV, tanda
- Pulmo : vesikuler , perdarahan, DL post
rhonki (-), wheezing transfusi
(-)
- Abdomen : distensi (-),
bising usus (+)
- Ekstremitas : akral
hangat
A:
- CF Right Femur
Pro hemiarthroplasty
bipolar
- Obs bisitopenia ec susp
MDS dd aleukemic
leukemia
- Hipoalbuminemia ec
inflamasi kronis
P:
- Perbaikan keadaan
umum
B. Analisa Data
MASALAH
NO DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1. DS : - Trauma Risiko Perdarahan
DO : langsung(jatuh pada
- Pasien tampak lemah saat sembahyang hari
- PLT: 42,00 103 /μL raya)
(rendah)
- MCH: 35,10 pg (tinggi) Dislokasi tulang
- WBC: 3,13 103 /μL
(rendah) Close fraktur
- NE#: 2,29 103 /μL Rusaknya pembuluh
(rendah) darah jaringan karena
- LY#: 0,51 103 /μL tulang
(rendah)
- RBC: 3,50 103 /μL Swelling
(rendah)
- MCV: 103,70 fL (tinggi)
- RDW: 15,10% (tinggi) Risiko Perdarahan
- MPV: 13,80 fL (tinggi)
- NLR: 4,49 (tinggi)
- Terdapat darah pada
feses
2. DS : Trauma langsung, Nyeri akut
- Pasien mengeluh nyeri di trauma tidak
area fraktur paha kiri langsung, aktivitas
dengan skala 4 otot yang ekstrem,
- Pasien mengatakan nyeri kondisi patologis
biasanya berlangsung 2-
3 menit, nyeri terjadi Terjadinya fraktur
ketika pasien tertutup
menggerakkan
badannya. Nyeri terasa Terputusnya
seperti tertusuk kontinuitas jaringan
- Pasien mengatakan
pasien terkadang Perubahan segmen
terbangun saat tidur tulang
karena nyeri yang
dirasakan pada kaki Nyeri Akut
yang patah.
DO :
- Pasien tampak meringis
menahan nyeri
3. DS : Trauma langsung, Hambatan mobilitas
- Pasien mengatakan akan trauma tidak fisik
merasakan nyeri pada langsung, aktivitas
kakinya yang fraktur otot yang ekstrem,
saat digerakkan kondisi patologis
sehingga ia akan
berupaya untuk Terjadinya fraktur
meminimalkan tertutup
pergerakan
DO : Terputusnya
- Pasien terpasang skin kontinuitas jaringan
traksi 5 kg
Perubahan segmen
tulang
Tindakan konservatif:
reduksi dan
imobilisasi
Hambatan mobilitas
fisik
C. Diagnosa Keperawatan
No Dx Tanggal Dx Keperawatan Tanggal TTD
Muncul Teratasi
1. 15 November Resiko Teratasi (20
2021 Pendarahan November 2021) Kelompok 2
2. 15 November Nyeri akut Teratasi (20
2021 berhubungan November 2021) Kelompok 2
dengan agens
pencedera fisik
ditandai dengan
keluhan tentang
intensitas
menggunakan
standar skala nyeri
dan ekspresi wajah
nyeri.
3. 15 November Hambatan Teratasi (20
2021 mobilitas fisik November 2021) Kelompok 2
berhubungan
dengan usia ≥60
tahun dan riwayat
jatuh
D. RENCANA INTERVENSI
Hari/Tgl No Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
15/11/2021 1 Setelah dilakukan intervensi selama NIC : Pencegahan Perdarahan Pencegahan Perdarahan
3 x 24 Jam diharapkan risiko 1. Monitor dengan tepat risiko 1. Pemberian produk darah pada
perdarahan pasien berada pada terjadinya perdarahan pada pasien trombositopenia
kriteria sebagai berikut : pasien bertujuan untuk meningkatkan
NOC: Koagulasi darah 2. Monitor tanda gejala perdarahan jumlah trombosit hingga
1. Rasio kenormalan Prothrombin (cek sekresi darah yang terlihat rentang normal. Jumlah
time-international ratio (PT-INR) mau tidak terlihat) trombosit yang rendah
2. Waktu parsial tromboplastin 3. Monitor tanda-tanda vital (trombositopenia) dapat
(PTT) 4. Berikan Produk darah (seperti berisiko perdarahan pada
3. Hitung platelet pada rentang trombosit) dengan tepat pasien perioperative (Vera,
normal 5. Intruksikan keluarga atau 2009).
4. Tidak ada perdarahan pendamping pasien untuk 2. Monitor tanda-tanda vital
melaporkan adanya pengeluaran untuk mengetahui kondisi
darah kepada perawat umum umum pasien. Monitor
TTV dilakukan secara rutin
pada pasien untuk memonitor
perkembangan kondisi pasien
(Melyana & Sarotama, 2019) .
3. Tanda gejala perdarahan
seperti muntah darah, BAB
berdarah, buang air kecil
berdarah, darah yang keluar
dari hidung atau telinga, batuk
darah, dll) (Yuliati, 2017).
4. Apabila ditemukan gejala-
gejala perdarahan intruksikan
pendamping pasien untuk
segera melaporkannya ke
perawat. Pelaporan yang cepat
dapat mencegah dampak
buruk dari perdarahan.
15/11/2021 1 Setelah diberikan intervensi selama 3 NIC Label : Manajemen Nyeri Manajemen Nyeri
x 24 jam diharapkan pasien dapat 1. Lakukan pengkajan nyeri secara 1. Pengkjian secara komprehensif
melakukan control nyeri dengan komperhensif meliputi menjadi hal penting untuk
kriteria hasil : lokasi,karakteristik, onset atau dilakuakn ketika akan
NOC Label : Kontrol Nyeri durasi, kualitas atau intensitas mengidentifikasi permaslahan
1. Mengenali kapan nyeri terjadi beratnya nyeri pasien terkait nyeri yang
2. Menggunakan tindakan 2. Evaluasi bersama pasein dan tim dirasakan.
3. Melaporkan nyeri terkontrol kesehatan lain mengenai 2. Dengan melakukan evaluasi,
NOC Label : Tingkat Nyeri efektifitas tindakan pengontrolan mengetahui sejauh mana
1. Nyeri yang dilaporkan (3) nyeri yang dilakukan sebelumnya, keberhasilan dan efek
2. Panjangnya episode nyeri (4) misalnya pasie sudah diberikan terapi/obat yang diberikan
3. Tidak bisa beristirahat (3) tepai terkait manajemen nyeri, sehingga nantinya dapat
perawat bisa melakukan evaluasi dilakukan tindakan lanjutan
terkait keberhasilan dari 3. Selain terapi farmokolgi, untuk
management nyeri tersebut menurunkan kejadian nyeri,
3. Ajarkan prinsip-prinsip dapat dilakukan dengan terapi
manajemen nyeri seperti tehnik nonfarmakologi seperti tehnik
distraksi dengan menggunakan distraksi namun tetap
terapi musik dll dibarengi dengan pengobatan
4. Dukung istirahat /tidur yang farmakologi
adekuat untuk membantu 4. Istiharat dapat membantu
penurunan nyeri proses pemulihan dengan cepat
serta manajemen energi bagi
pasien.
15/11/2021 3 Setelah dilakukan intervensi NIC Label : Perawatan Traksi Perawatan Traksi
keperawatan selama 3 x 24 jam 1. Pastikan tarikan tali dan berat 1. Posisi yang tepat tali dan berat
diharapkan perfusi jaringan perifer tetap di sepanjang aksis dari pada traksi akan memastikan
pasien dalam status baik dengan tulang yang patah fungsi traksi berjalan dengan
kriteria hasil : 2. Pastikan berat yang digunakan baik
NOC Label : Perfusi Jaringan pada traksi tepat 2. Berat yang sesuai akan
Perifer 3. Monitor tonjolan tulang dan memastikan tujuan
- Pengisian kapiler jari kaki kulit terkait adanya tanda – tanda pemasangan traksi untuk
tidak terganggu terkelupasnya kulit mengimobilisasi fraktur
- Parastesia tidak terjadi 4. Monitor sirkulasi, gerakan dan tercapai.
- Kerusakan kulit tidak terjadi sensasi ekstremitas yang sakit 3. Daerah penonjolan tulang
NOC Label : Pergerakan Sendi 5. Berikasn perawatn kulit yang rentan mengalami luka tekan
- Ekstremitas tangan kanan sesuai pada area gesekan karena posisi tubuh yang
tidak terganggu NIC Label : Terapi Mobilitas statis akibat imobilisasi
- Ekstremitas tangan kiri tidak Sendi anggota gerak tubuh
terganggu 1. Dukung latihan ROM aktif pada 4. Pemasangan traksi yang tidak
- Ektremitas kaki kiri tidak ekstremitas yang tidak sakit tepat berpotensi
terganggu 2. Ajarkan keluarga membantu ROM menimbulkan gangguan pada
- Pergelangan kaki dan jari kaki pasif dengan bantuan pada bagian sirkulasi ekstremitas yang
kiri tidak terganggu kaki kiri yang tidak emngalami diimobilisasi
permasalahan (pergelangan kaki 5. Perawatan kulit yang sesuai
dan jari kaki).
dapat mencegah terjadinya
lesi pada kulit yang
terapasang traksi.
Terapi Mobilitas Sendi
1. Latihan ROM aktif pada
ekstremitas yang sehat
bermanfaat dalam
mempertahankan kekuatan
otot
6. Latihan ROM pasif dengan
bantuan kelaurga dapat
membantu menjaga kekuatan
otot bagian kaki yang tidak
memiliki masalah
E. IMPLEMENTASI
O:
1. Tanda-tanda vital
stabil : Tekanan darah
110/80 mmHg, Nadi :
80x/menit, RR : 18
x/menit, S : 36,50C
2. Tidak ada tanda
perdarahan
3. Hb 12,30 g/dL
(normal)
4. PLT 42,00 103/μL
(rendah)
O:
1. Pasien tampak tenang
dan kooperatif saat
dilakukan pengukuran
tanda-tanda vital.
2. Tidak tampak sekresi
darah yang terlihat.
3. TTV stabil
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,40C
RR : 20 x/menit
O:
O:
1. Kekuatan otot
ekstremitas atas kanan
dan kiri (555),
ekstremitas bawah kiri
(555), ektremitas
bawah kanan (111)
O:
TD : 120/70 mmHg
S : 370C
RR : 18 x/menit
N : 88 x/menit
O:
O:
Windari,
Yudita, Ari,
Kamis, 18 November 11.00 1. Cek tanda-tanda vital S:- Wini
2021 2. Pemberian cairan infus O:
1. TTV Stabil
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,40C
16.00 1. Mengecek tanda-tanda vital S: 16.00
2. Memberikan cairan infus 1. Pasien mengatakan saat
3. Memberikan bantal di bawah ini dirinya tidak merasa
punggung pasien untuk mencegah pusing, tidak ada nyeri,
dekubitus dan tidak ada keluhan
4. Meminta pasien untuk lainnya
menggerakkan jari-jari kakinya O:
yang fraktur 1. Hasil TTV
TD: 120/70 mmHG
S: 36.3⁰C
RR: 18x/menit
N: 80x/menit
2. Pasien tampak
menggerakkan jari-jari
kakinya pada kaki yang
fraktur
3. Keluarga memberikan
bantal dibawah
punggungnya
Jumat, 19 November 1 10.30 1. Pengukuran tanda tanda vital S: Wahyu,
2021 (tekanan darah, nadi, RR, dan suhu) 1. Pasien mengatakan Intan,
2. Monitoring tanda-tanda perdarahan masih merasa agak Nurdiyanti,
lemas. Ririn
O:
1. TTV stabil
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,40C
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 18 x/menit
Suhu : 36,70C
2. Tidak ada gejala
perdarahan
3. Tetesan infus lancar
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 18 x/menit
S : 36,20C
Windari,
Yudita, Ari,
Sabtu, 20 November 1,2,3 10.00 1. Melakukan TTV S: Wini
2021 2. Melakukan tranfusi TC 5 kantong 1. Pasien mengatakan saat
3. Meminta pasien menggerakkan jari- ini tidak memiliki keluhan
jari kakinya yang fraktur O:
4. Pasien melakukan swab dan 1. Pasien menggerakkan
persiapan operasi jari-jari kakinya pada kaki
yang fraktur
2. Hasil TTV
TD: 120/70 mmHg
S: 36,7⁰C
N: 80x/menit
RR: 18x/menit
No Jam
No Hari/Tgl Evaluasi TTD
Dx
1. Sabtu, 20 1 17.00 S:
November 2021 1. Keluarga pasien mengatakan tidak
ada perdarahan yang terlihat pada
pasien
O:
1. Tidak ada perdarahan yang
terlihat pada pasien
2. Konjungtiva merah muda
3. Mukosa lembab
4. Hasil uji lab darah pasien tanggal
21 November 2021 menujukkan
peningkatan
PLT : 54 .00 103 /µL (rendah)
A:
Tidak ada perdarahan yang terlihat
pada pasien
P:
Lanjutkan pemantauan perdarahan
2. Sabtu, 20 2 17.00 S:
November 2021 1. Pasien mengatakan terkadang
masih merasa nyeri dengan skala
1 pada area fraktur jika
digerakkan
2. Keluarga pasien mengatakan
pasien pada malam hari bisa
tidur. (Tidur pukul 20.00 dan
bangun pukul 07.00)
3. Pasien mengatakan tidak
mengalami mimpi buruk
O:
1. Pasien tampak tenang dan tidak
ada ekspresi wajah meringis
2. Hasil pemeriksaan TTV
TD: 120/70 mmHg
S: 36,7⁰C
N: 80x/menit
RR: 18x/menit
A:
Nyeri pada pasien terkontrol
P:
Lanjutkan terapi non farmakologi
napas dalam dan terapi farmakologi
Paracetamol 500 mg/O
3. Sabtu, 20 3 17.00 S:
November 2021 1. Keluarga mengatakan selalu
menemani pasien dan membantu
pemenuhan ADL pasien (makan,
minum, toileting, personal
hygiene, dan Perubahan posisi di
tempat tidur
O:
1. Terpasang bed side trail pada
bed pasien
2. Tidak ada lesi pada ekstremitas
pasien
3. Pasien mampu menggerakkan
jari-jari kaki pada kaki yg fraktur
dan kaki kiri pasien dapat
bergerak secara normal
A:
Pasien mampu pergerakan sendi
pada kaki yang normal (kiri), dan
mampu menggerakkan jari-jari kaki
pada kaki yang fraktur (kanan)
P:
Pertahankan posisi traksi
RINGKASAN JURNAL
Judul Jurnal : Pengaruh Teknik Relaksasi Napas Dalam Terhadap Penurunan Nyeri
Pada Pasien Fraktur
Tahun : 2018
Penulis : Aini, L. & Reskita, R.
Ringkasan :
Fraktur adalah kondisi retak atau patah tulang yang disebabkan oleh trauma,
tenaga fisik, kekuatan, sudut, keadaan tulang dan jaringan lunak disekitar tulang.
Manifestasi klinik dari fraktur ini berupa nyeri. Nyeri pada penderita fraktur bersifat
tajam dan menusuk. Seseorang dapat belajar mengontrol nyeri melalui aktivitas kognitif
dan perilaku, seperti distraksi, relaksasi, dan guided imagery. Penanganan nyeri dengan
melakukan teknik relaksasi merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk
mengurangi nyeri. Teknik relaksasi terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat,
berirama. Pasien dapat memejamkan matanya dan bernafas dengan perlahan dan
nyaman. Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh teknik
relaksasi nafas dalam terhadap penurunan nyeri pada pasien fraktur.
Penelitian ini menggunakan desain pra-eksperimental, dengan rancangan one
group pretest-posttest. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Juni-14 Juli 2017 di RSI
Siti Khadijah Palembang. Jumlah sampel sebanyak 30 responden diambil menggunakan
teknik purposive sampling. Hasil penelitian didapatkan rata-rata skala nyeri pasien
frakur sebelum dilakukan teknik relaksasi nafas dalam adalah skala 4 (nyeri sedang),
sedangkan rata-rata skala nyeri setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam adalah
2,80 atau dengan skala 3 (nyeri ringan). Hasil uji statistik didapatkan nilai p-
value=0,001, sehingga ada pengaruh yang signifikan tingkat skala nyeri sebelum dan
sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam pada pasien fraktur.
Teknik relaksasi dapat menurunkan nyeri dengan merilekskan ketegangan otot
yang menunjang nyeri. Pemberin teknik relaksasi nafas dalam menciptakan
kenyamanan, pasien merasa rileks dengan kegiatan tersebut mampu meningkatkan
suplai oksigen dalam sel tubuh yang akhirnya dapat mengurangi nyeri yang dialami
responden. Dari hasil penelitian ini, diharapkan petugas kesehatan dapat
mengimplementasikan teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan nyeri pada
pasien fraktur.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, L. & Reskita, R. (2018). Pengaruh Teknik Relaksasi Napas Dalam Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Pasien Fraktur. Jurnal Kesehatan, 9(2), 262-266
Black, J. & Hawks, J. (2014). Keperawatan medikal bedah: manajemen klinis untuk
hasil yang diharapkan. Jakarta: Salemba Emban Patria.
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta:
EGC.
Ridwan, U.N., Abdul, M.O. & Prita, A.M.S. (2019). Karakteristik kasus fraktur
ekstremitas bawah di Rumah Sakit Umum Daerah DR H Chasan Boesoirie
Ternate tahun 2018. Kieraha Medical Journal. Volume 1. No 1 Tahun 2019,
e-ISSN: 2686-5912.
Yuliati. (2017, Januari 1). Modul Pengelolaan Kasus Perdarahan . Retrieved from
digilib.esaunggul.ac.id: http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Course-
9520-7_00188.pdf