Anda di halaman 1dari 8

Studi Kasus : JIM FKep Volume 1 Nomor 4 Tahun 2022

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUMOR TULANG


: SUATU STUDI KASUS

Application Of Nursing Care In Patients With Bone Tumors


: A Case Study

Sri Wahyuni1, Teuku Samsul Bahri2, Laras Cynthia Kasih, M.Kep 2


1
Mahasiswa Program Studi Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Bagian Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Email: sri.whyn@mhs.unsyiah.ac.id

ABSTRAK

Tumor tulang termasuk tumor dengan insiden yang relatif jarang terjadi namun memiliki angka morbiditas dan
mortalitas yang tinggi. Tujuan dari karya ilmiah akhir ini adalah untuk memberikan asuhan keperawtaan pada
Ny. R dengan tumor tulang di ruang Raudah 6 Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Asuhan
keperawatan yang diberikan mulai dari tanggal 02 Desember 2022 sampai dengan 06 Desember 2022. Masalah
keperawatan yang di tegakkan pada pasien dengan tumor tulang yaitu nyeri kronis, gangguan mobilitas fisik,
ansietas, resiko jatuh, dan resiko gangguan integritas kulit. Hasil dari asuhan keperawatan yang telah diberikan
pada pasien selama rawatan di RS yaitu dari 5 masalah keperawatan, masalah resiko jatuh dapat teratasi, 2 masalah
keperawatan yaitu nyeri kronis dan ansietas berkurang, 2 masalah keperawatan yaitu gangguan mobilitas fisik dan
resiko gangguan integritas kulit belum teratasi, hal ini dapat dilihat dari tercapainya beberapa item dari kriteria
hasil pada hasil evaluasi rawatan pasien. Diharapkan pasien dan keluarga dapat menerima asuhan keperawatan
dengan baik serta mampu menerapkan kembali intervensi yang telah berikan.

Kata Kunci : Asuhan Keperawatan, Tumor Tulang

ABSTRACT

Bone tumors are relatively rare tumors but have high morbidity and mortality rates. The aim of this scientific
paper was to provide nursing care on Mrs. R with a bone tumor in the Raudah room 6 at dr. Zainoel Abidin Banda
Aceh. The nursing care was provided from 02 December 2022 to 06 December 2022.The nursing problems found
on the patients with bone tumors were chronic pain, impaired physical mobility, anxiety, risk of falling, and risk
of impaired skin integrity. The results of the nursing care given to patients during treatment at the hospital ranged
from 5 nursing problems. The problem of the risk of falling can be resolved, two nursing problems namely chronic
pain and anxiety are partially resolved, two nursing problems namely impaired physical mobility and the risk of
impaired skin integrity have not been resolved. This can be concluded from the achievement of several items from
the outcome criteria in the evaluation of patient care. It was expected to the patients and their family to accept the
nursing care well and able to re-implement the intervention that has been provided and able to re-implement the
intervention that has been provided.

Keywords: Nursing Care, Bone Tumor

1
Studi Kasus : JIM FKep Volume 1 Nomor 4 Tahun 2022

PENDAHULUAN OS adalah tumor tulang primer pertama


Menurut WHO, terdapat sekitar 4-5 (insiden: 0,3 per 100.000/tahun). Insiden lebih
kasus tumor tulang per 1.000.000 orang. tinggi pada remaja (0,8-1,1 per 100.000 per
Insiden tumor meningkat menjadi 8–11 per tahun pada usia 15-19 tahun). Rasio laki-laki
1.000.000 orang per tahun pada usia antara 15- dan perempuan adalah 1,4:1. Sebagian besar
19 tahun. Di Amerika pada tahun 2018, OS pasien yang lebih muda muncul di
dilaporkan 3.450 kasus dengan diagnosis ekstremitas, sedangkan proporsi lokasi tumor
kanker tulang (Kemenkes RI, 2018). Di pada aksial meningkat seiring bertambahnya
Indonesia, berdasarkan Riset Dasar Kesehatan usia. Faktor risiko terjadinya OS termasuk
2013, prevalensi penyakit kanker sekitar 1,4 per radioterapi sebelumnya, penyakit Paget tulang
mil (‰). Odds ratio tumor tulang adalah 4,62 dan kelainan genetik germline yang terkait
sedangkan insiden tumor tulang ganas di dengan sindrom Li-Fraumeni, sindrom Werner,
Indonesia didapatkan sebesar 1,6% dari seluruh sindrom Rothmund-Thomson, sindrom Bloom
jenis tumor ganas pada manusia, dengan dan retinoblastoma herediter. Lebih khusus
kecenderungan meningkat setiap tahunnya lagi, Osteosarcoma ditandai dengan distribusi
(Mahyudin et al., 2018). usia bimodal dengan puncak pertama pada usia
Tumor tulang jarang terjadi namun 15-19 tahun (8 kasus/juta/tahun) dan yang
memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang kedua pada 75-79 tahun (6 kasus/juta/tahun)
relatif tinggi. Insiden tumor tulang jinak tidak (Czarnecka et al., 2020).
diketahui jumlahnya secara pasti, sedangkan CS adalah sarkoma tulang yang paling
tumor tulang ganas jumlahnya hanya 0,2% dari sering terjadi pada orang dewasa. Insidennya
seluruh neoplasma. Bila dibandingkan dengan adalah 0,2 per 100.00 per tahun, dengan usia
tumor jaringan lunak, insiden tumor tulang 10 rata-rata saat di diagnosis antara 30 dan 60
kali lebih rendah (Putri & Stephanie, 2022). tahun. Tidak ada dominasi gender dilaporkan.
Subtipe tumor tulang yang berbeda memiliki ES adalah tumor tulang ganas primer
pola kejadian yang berbeda, dan masing- yang paling umum ketiga. Ini paling sering
masing memiliki tidak lebih dari 0,3 kasus terjadi pada anak-anak dan remaja, tetapi juga
insiden per 100.000/tahun. Osteosarcoma (OS) terlihat pada orang dewasa. Usia rata-rata saat
dan Ewing Sarcoma (ES) memiliki insiden diagnosis adalah 15 tahun dan didominasi oleh
yang relatif tinggi pada dekade kedua pria (1,5:1). ES memiliki insiden 0,3 per
kehidupan, sedangkan chondrosarcoma (CS) 100.000 per tahun, dan bahkan lebih jarang
lebih sering terjadi pada usia yang lebih tua pada populasi Afrika dan Asia. lokasi utama ES
(Casali et al., 2018). yang paling umum adalah tulang ekstremitas
Menurut Errol Untung Hutagalung (50% dari semua kasus), diikuti oleh panggul,
dalam jurnal (Seger, 2014), seorang guru besar tulang rusuk, dan tulang belakang. Namun,
dalam ilmu bedah Orthopaedi Universitas setiap tulang berpotensi terkena dan asal
Indonesia, dalam kurun waktu 10 tahun (1995 – jaringan lunak juga mungkin terjadi, terutama
2014) tercatat 455 kasus tumor tulang yang pada orang dewasa (30% kasus).
terdiri dari 327 kasus tumor tulang ganas (72%) Berdasarkan data di atas, maka penulis
dan 128 kasus tumor tulang jinak (28%). mengambil kasus tentang asuhan keperawatan
Osteosarkoma merupakan jenis tumor tulang pasien dengan tumor tulang. Penulias tertarik
yang sering didiagnosis di RS dan menjadikannya sebuh Karya Tulis Ilmiah
Ciptomangunkusumo, terhitung 22% dari dengan judul asuhan keperawatan pada pasien
keseluruhan tumor tulang dan 31% dari seluruh dengan tumor tulang di ruang Raudah 6 Rumah
tumor tulang ganas. Dari total kasus tumor Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
tulang, 90% kasus ditemukan pada kasus
stadium yang lebih lanjut.

2
Studi Kasus : JIM FKep Volume 1 Nomor 4 Tahun 2022

GAMBARAN KASUS saya” dan pasien hanya berbaring saja dan


Pasien bernama “Ny. R” umur 69 tahun, jarang bergerak atau merubah posisi.
masuk ke rumah sakit tanggal 28 November Studi kasus ini dilakukan di ruang bedah
2022 dan pengkajian dilakukan pada tanggal 02 orthopedi Rumah Sakit Umum dr. Zainoel
Desember 2022 dengan keluhan utama pasien Abidin Banda Aceh pada tanggal 2 Desember
terdapat benjolan di pinggang, nyeri di pangkal 2022. Asuhan keperawatan dengan pengkajian
paha kanan, nyeri dan bengkak di kedua kaki, dan analisa data dengan cara memaparkan fakta
dan kaki sulit digerakkan sejak 7 bulan yang dan membandingkan dengan teori serta
lalu. Diagnosa awal masuk adalah Neglected dituangkan ke dalam pembahasan. Analisis
Fracture Neck Femur Bilateral dan diagnosa yang dilakukan menggunakan narasi dari hasil
sekarang adalah tumor tulang. pengkajian, implementasi dan evaluasi.
Keadaan umum pasien sedang,
pemeriksaan Glasgow Coma Scale, E4V5M6. HASIL
Tekanan darah: 150/79 mmHg, nadi 84 x/ Berdasarkan hasil pengkajian, terdapat
menit, pernapasan 21 x/menit dan suhu 37,9ºC. masalah keperawatan pada kasus ini : nyeri
Berat badan 80 kg serta tinggi badan 163 cm. kronis, gangguan mobilitas fisik, ansietas,
Pada pengkajian head to toe dimulai dari risiko jatuh dan risiko gangguan integritas kulit.
inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
didapatkan data yaitu: kepala; terdapat benjolan Nyeri kronis
disebelah kiri dan bagian ekstremitas; kaki kiri Dari hasil pengkajian pasien merasakan
terbalut verban dan diberi traksi 4,5 kg. sakit dipangkal paha kanan, bengkak, nyeri di
Pasien mengalami kelemahan anggota kedua kaki dan sulit digerakkan sejak 7 bulan
gerak ekstremitas bawah dengan kekuatan otot yang lalu.
2222. Gerakan terbatas. Pasien berisiko tinggi Nyeri kronis adalah pengalaman sensorik
jatuh dengan skala jatuh morse 30. Dari hasil dan emosional yang berkaitan dengan
pemeriksaan foto polos abdomen didapatkan kerusakan jaringan aktual atau fungsional,
adanya fraktur neck femur kanan, fraktur dengan onset mendadak atau lambat dan
iliopectina dan acetabular roof kiri serta berintensitas ringan hingga berat dan konstan,
spondylosis lumbalis. Hasil Ct-Scan kepala yang berlangsung lebih dari 3 bulan. Luaran
tanpa kontras didapatkan hasil terdapat massa yang diharapkan adalah tingkat nyeri menurun
osteolitik-destruktif accentric extraaxial dengan kriteria hasil yang diharapkan keluhan
disertai soft tissue component pada os nyeri menurun, pasien tidak meringis dan
parietotemporal kiri yang ekstensi ke soft tissue gelisah menurun. Implementasi yang dilakukan
scalp serta menekan lobus temporal kiri. Dan pada hari rawatan ke dua ialah mengajarkan
hasil Ct-Scan 3 Dimensi didapatkan hasil teknik non-farmakologis untuk mengurangi
terdapat Massa osteolitik-destruktif accentric rasa nyeri yaitu tarik napas dalam dan pada hari
pada os parietotemporal kiri yang ekstensi ke rawatan ke tiga mengedukasi pemberian
soft tissue scalp kiri. Pemeriksaan laboratorium kompres hangat dan kompres dingin dengan
didapatkan hasil abnormal pada Free T3: 3,82 menggunakan media booklet.
pmol/L dan CA 125: 219,9 U/mL. Evaluasi yang didapatkan sebelumnya
Pasien merasakan nyeri dan hasil rasa nyeri berkurang dengan farmakologi dan
pengkajian nyeri, P:saat bergerak, Q:seperti non farmakologi dari skala 5 (sedang) menjadi
ditusuk-tusuk, R:pangkal paha dan kedua kaki, 3 (ringan) selama 5 hari rawatan, wajah masih
S:5 NRS (sedang), T:±5 menit dan hilang tampak meringis ketika nyeri muncul.
timbul. Pasien mengatakan “saya mau pulang Berdasarkan evaluasi tersebut, masalah nyeri
ke rumah, tidak mau dioperasi dan takut jika kronis berkurang dan memerlukan intervensi
dikemoterapi karena bisa merontokkan rambut lanjutan.

3
Studi Kasus : JIM FKep Volume 1 Nomor 4 Tahun 2022

Evaluasi yang menunjukkan bahwa


Gangguan mobilitas fisik pasien terlihat cemas akibat tindakan yang akan
Pada pengkajian kedua kaki tidak dapat dilakukan, pasien juga masih merasakan
digerakkan kecuali gerakan jari, rentang gerak kekhawatiran pada kondisinya dan pasien
pasien menurun, gerakan terbatas, ADL dibantu mengatakan lebih tenang ketika melakukan
keluarga, kaki dengan verban, terpasang traksi terapi zikir. Berdasarkan evaluasi tersebut,
kaki kiri 4,5 kg. masalah ansietas berkurang dan memerlukan
Gangguan mobilitas fisik adalah intervensi lanjutan.
keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau
lebih ekstremitas secara mandiri. luaran yang Risiko jatuh
diharapkan adalah mobilitas fisik meningkat Dari hasil pengkajian Kedua kaki nyeri,
dengan kriteria hasil yang diharapkan sulit digerakkan dan tidak bisa berjalan serta
pergerakan ekstremitas meningkat, kekuatan mempunyai riwayat jatuh 7 bulan yang lalu.
otot meningkat, rentang gerak (ROM) Skor skala morse: 60 yang berarti berisiko
meningkat, gerakan terbatas menurun dan tinggi jatuh.
kelemahan fisik menurun. Implementasi yang Risiko jatuh adalah berisiko mengalami
dilakukan pada hari rawatan keempat adalah kerusakan fisik dan gangguan kesehatan akibat
mengajarkan ROM aktif ke pasien dan terjatuh. Luaran yang diharapkan adalah tingkat
keluarga. risiko jatuh menurun dengan kriteria hasil yang
Evaluasi yang didapatkan pergerakan diharapkan pasien tidak terjatuh dari tempat
ekstremitas bawah masih terbatas dan kekuatan tidur, tidak terjatuh saat dipindahkan dan tidak
otot masih menurun. Berdasarkan evaluasi terjatuh saat duduk. Implementasi yang
tersebut, masalah gangguan mobilitas fisik dilakukan selama lima hari rawatan adalah
belum teratasi sehingga memerlukan intervensi memastikan roda tempat tidur dalam keadaan
lanjutan. terkunci, memastikan pagar tempat tidur
terpasang, meminta keluarga untuk selalu
Ansietas mengontrol pagar pengaman tempat tidur
Pada pengkajian pasien mengatakan terpasang jika ingin meninggalkan pasien, dan
“mau pulang ke rumah, tidak mau dioperasi dan menawarkan kepada keluarga pasien jika ada
takut jika dikemoterapi karena bisa yang ingin dibantu bisa memanggil perawat,
merontokkan rambut”, pasien tampak gelisah contohnya pada saat merubah posisi pasien.
ketika membahas tentang operasi atau Evaluasi selama hari rawatan pasien
kemoterapi, emosi berubah-ubah dan rencana tidak mengalami cedera, luka/ lecet. Pasien juga
operasi pro Bipolar Arthoplasty. tidak mengalami jatuh dari tempat tidur, tidak
Ansietas adalah kondisi emosi dan jatuh saat dipindahkan dan tidak jatuh saat
pengalaman subyektif individu terhadap objek duduk di tempat tidur. Berdasarkan evaluasi
yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi tersebut, masalah risiko jatuh tidak terjadi.
bahaya yang memungkinkan individu
melakukan tindakan untuk menghadapi Risiko gangguan integritas kulit
ancaman. Luaran yang diharapkan ialah tingkat Dari hasil pengkajian pasien hanya
ansietas menurun dengan kriteria hasil yang berbaring saja dan jarang bergerak atau
diharapkan pola tidur membaik, prilaku gelisah merubah posisi. pasien imobilisasi dan skala
menurun, tidak terjadi kebingungan dan Norton: 13 (risiko sedang terjadinya decubitus).
kekhawatiran akibat kondisi yang dihadapi Risiko gangguan integritas kulit adalah
menurun. Implementasi yang dilakukan pada berisiko mengalami kerusakan kulit (dermis
hari rawatan kedua adalah mengajarkan pasien dan/atau epidermis) atau jaringan (membrane
cara mengontrol dan mengurangi kecemasan mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang,
dengan terapi dzikir. kartilago, kapsul sendi dan/atau ligament).

4
Studi Kasus : JIM FKep Volume 1 Nomor 4 Tahun 2022

Luaran yang diharapkan adalah integritas kulit farmakologis yang diberikan adalah obat-obat
dan jaringan meningkat dengan kriteria hasil anti nyeri. Pemberian analgesik mampu
yang diharapkan elastilitas meningkat, hidrasi menghambat produksi prostaglandin dari
meningkat, kerusakan lapisan kulit menurun jaringan yang mengalami trauma atau inflamasi
dan kemerahan menurun. implementasi yang (Aini, Sudaryanto & Nilasari, 2018). Pasien
dilakukan adalah mengubah posisi dari mendapatkan dexketoprofen 1 amp/8 jam.
berbaring ke duduk dan memberikan minyak Perawat juga mengedukasi pasien
zaitun pada area kulit yang memerah dan mengenai kompres hangat dan dingin. Kompres
kering. hangat adalah tindakan dengan menggunakan
Evaluasi selama hari rawatan masih kain atau handuk yang telah dicelupkan pada air
terdapat beberapa area yang memerah sehingga hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh
masalah risiko gangguan integritas kulit tidak tertentu sehingga dapat memberikan rasa
teratasi dan memerlukan intervensi lanjutan. nyaman dan menurunkan suhu tubuh.
Penggunaan kompres hangat dilakukan selama
PEMBAHASAN 10-15 menit dengan temperature air 30-32°C,
Nyeri kronis akan membantu menurunkan panas dengan cara
Implementasi telah yang dilakukan panas keluar melalui pori-pori kulit dengan
adalah mengkaji nyeri secara komprehensif proses penguapan. Pemberian kompres hangat
perhari, mengajarkan terapi non farmakologis pada aksila (ketiak) lebih efektif karena pada
yaitu teknik relaksasi nafas dalam dan daerah tersebut banyak terdapat pembuluh
pemberian obat analgesik untuk pasien. darah besar dan banyak terdapat kelenjar
Karakteristik nyeri dapat dilihat atau diukur keringat (apokrin) yang mempunyai banyak
berdasarkan lokasi nyeri, durasi nyeri (menit, vaskuler sehingga akan memperluas daerah
jam, hari atau bulan), irama/periode nya (terus yang mengalami vasodilatasi yang akan
menerus, hilang timbul, periode bertambah atau memungkinkan percepatan perpindahan panas
berkurangnya intensitas) dan kualitas (nyeri dari dalam tubuh ke kulit. Penggunaan kompres
seperti ditusuk, terbakar, atau seperti ditekan), hangat dapat dilakukan di daerah lipatan-
hal tersebut biasanya disingkat dalam bentuk lipatan tubuh (seperti lipatan ketiak (aksila),
P,Q,R,S,T. Pengukuran nyeri yang dilakukan lipatan paha, dll), karena di lipatan-lipatan
secara komprehensif sangat penting dilakukan tubuh biasanya terdapat pembuluh darah yang
untuk pengkajian dan penanganan nyeri cukup besar sehingga mempercepat
(Gupta, 2014). vasodilatasi dan proses evaporasi panas tubuh
Pada diagnosa nyeri kronis, perawat (Rahayu, 2022).
mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam. Manengkey et al., (2019) mengatakan
Teknik relaksasi dapat menurunkan nyeri bahwa tindakan kompres dingin selain
dengan merilekskan ketegangan otot yang memberikan efek menurunkan sensasi nyeri,
menunjang nyeri. Teknik relaksasi terdiri atas kompres dingin juga memberikan efek
nafas abdomen dengan frekuensi lambat, fisiologis seperti menurunkan respon inflamasi
berirama. Pasien dapat memejamkan matanya jaringan, melancarkan aliran darah dan
dan bernafas dengan perlahan dan nyaman mengurangi edema.
(Smeltzer et al., 2010). Prinsip kerja dari teknik
relaksasi nafas dalam yaitu dengan Gangguan mobilitas fisik
mengutamakan ketenangan pikiran. Teknik Diagnosa gangguan mobilitas fisik
relaksasi nafas dalam bisa dilakukan dengan muncul didukung oleh data yaitu rentang gerak
cara mengambil nafas dalam, tahan selama 5 pasien menurun, kekuatan otot ekstremitas
detik, lalu hembuskan secara perlahan (Laila, bawah 2 dan skala ketergantungan 4.
2011). Selanjutnya penatalaksananan Berdasarkan hasil dari foto polos abdomen
menunjukkan bahwa terjadi fraktur neck femur

5
Studi Kasus : JIM FKep Volume 1 Nomor 4 Tahun 2022

kanan, fraktur iliopectina dan acetabular roof Perawat juga berbincang-bincang dengan
kiri. Hal ini membuat ekstremitas bawah pasien keluarga dan menemani pasien untuk
kesulitan untuk bergerak maupun berjalan. mengurangi kecemasan. Hasil evaluasi dari
Pada hari rawatan keempat tindakan pendekatan kepada pasien yaitu pasien cemas
keperawatan yang diberikan kepada Ny. R yaitu dengan keadaan yang dirasakan yaitu terlihat
melatih Range of Motion (ROM) aktif kepada dari raut wajah pasien dan kata-kata pasien
pasien dan juga kepada keluarga cara yang mengatakan pasien tidak mau di operasi
pelaksanaannya. ROM merupakan salah satu ataupun kemoterapi karena takut rambut pasien
indikator fisik yang berhubungan dengan fungsi rontok mengingat pasien sudah sangat berumur
pergerakan. ROM adalah latihan rentang gerak dan takut tidak bisa beraktifitas seperti biasa
semaksimal mungkin yang dilakukan oleh lagi.
sendi tersebut. ROM bertujuan membantu Menurut Saputra (2018), kesemasan
pasien yang mengalami keterbatasan gerak, merupakan hal yang umum terjadi pasa pasien
mengembalikan kembali kekuatan otot yang yang di rawat di rumah sakit termasuk juga
lemah akibat bed rest. ROM juga berguna pada pasien tumor tulang. Salah satu faktor
untuk mempertahankan fungsi dari jantung dan kecemasan yaitu dikarenakan kurangnya
latihan pernapasan serta menghindari pengetahuan tentang penyakit yang diderita
munculnya kontraktur serta kaku sendi. Latihan yang berakhir pada kondisi perasaan yang tak
ROM dapat dilakukan dengan posisi duduk dan berdaya, diekpresikan dengan cara menangis,
berdiri serta posisi terlentang di tempat tidur marah, menarik diri serta perasaan tidak ada
(Fitamania et al., 2022). harapan.
Menurut Harrington (2019), latihan Pada hari rawatan kedua, perawat
ROM dapat dilakukan dua kali dalam sehari membina hubungan terapeutik dengan
untuk menghindari komplikasi. ROM dapat menanyakan perasaan pasien. Perawat
melatih tonus otot dan memperlancar mencoba untuk terus mengajak pasien dan
peredaran darah, dan apabila ROM dilakukan keluarga berbincang-bincang, kemudian
secara teratur serta dilakukan secara rileks akan membahas tentang kegiatan apa saja yang
meningkatkan stimulus otot sendi dan saraf senang dilakukan oleh pasien saat dahulu dan
untuk merespon fungsi motorik tonus otot apa yang akan dilakukan saat pasien sudah
bagian ekstremitas yang dilatih. sembuh nanti. Perawat juga menganjurkan
Evaluasi yang didapatkan selama 5 hari pasien untuk melakukan kegiatan spiritualnya
rawatan Ny.R mengatakan masih kesulitan seperti terus berzikir agar pasien merasa lebih
bergerak dan tidak bisa berjalan. kekuatan otot tenang. Psikoterapi zikir adalah suatu teknik
ekstremitas bawah pasien masih mengalami pengobatan jiwa baik secara fisik maupun
penurunan. Selama proses evaluasi masalah psikis dengan membangun semua unsur jiwa
ganggaun mobilitas fisik pada Ny. R belum dan perilaku manusia sehingga dapat
teratasi sehingga intervensi masalah gangguan mencerminkan nilai-nilai dan norma-norma
mobilitas fisik perlu dilanjutkan. agama islam guna mendapatkan arti kehidupan
atau makna hidup sehingga mendatangkan
Ansietas ketenangan dan keseimbangan jiwa (Kamila,
Data pasien yang menunjukkan terjadi 2020). Terapi zikir dapat berguna untuk
masalah ansietas yaitu pasien terlihat gelisah mengurangi kecemasan dan membuat rasa
dan emosinya berubah-ubah. Pada hari rawatan tenang pada pasien. Zikir fungsional akan
pertama, perawat mengobservasi prilaku pasien mendatangkan banyak manfaat seperti
yang menunjukkan bahwa pasien mengalami mendatangkan kebahagiaan, menentramkan
ansietas dan perawat membina hubungan jiwa, obat penyakit hati dan sebagainya (Abdul,
terapeutik dengan menunjukkan empati dan 2017).
memberikan dukungan berupa kata-kata positif.

6
Studi Kasus : JIM FKep Volume 1 Nomor 4 Tahun 2022

Risiko jatuh ektrinsik: tekanan, friksi, pergeseran,


Berdasarkan hasil dari foto polos inkontinensia (Neloska et al., 2016).
abdomen menunjukkan bahwa terjadi fraktur Implementasi lain yang diberikan adalah
neck femur kanan, fraktur iliopectina dan pemberian minyak zaitun pada kulit pasien
acetabular roof kiri. Hal ini membuat yang mengalami kemerahan akibat tirah baring
ekstremitas bawah pasien kesulitan untuk yang lama. Tirah baring yang lama dapat
bergerak maupun berjalan dan rentan jatuh serta menyebabkan tekanan pada bebrapa bagian
skor skala morse mencapai 60. tubuh akibat berat tubuh. Pemberian minyak
Penelitian yang dilakukan oleh Kartika zaitun dimaksudkan dapat meredakan
(2015), faktor komunikasi adalah suatu bentuk kemerahan pada kulit. Hal ini sejalan dengan
komunikasi yang dapat di liat baik secara verbal penelitian yang dilakukan oleh Fajriyah et al.,
maupun secara tulisan yang sangat berpengaruh (2015), minyak zaitun mengandung berbagai
dalam pencegahan risiko jatuh pasien. asam lemak, vitamin, terutama sumber vitamin
Buruknya komunikasi menjadi salah satu E yang berfungsi sebagai anti oksidan alami
penyebab terjadinya kejadian yang tidak yang membantu melindungi struktur sel yang
diharapkan dan komunikasi yang tidak penting terutama membran sel dari kerusakan
terdokumentasikan dengan baik juga dapat akibat radikal bebas, juga berperan sangat
menimbulkan kesalahan. penting untuk menjaga kesehatan kulit:
meningkatkan elastisitas dan kelembaban kulit,
Risiko gangguan integritas kulit mencegah proses penuaan dini, melindungi
Intervensi utama yang dilakukan kulit dari kerusakan akibat sinar ultraviolet
menurut Standar Intervensi Keperawatan serta mempercepat proses penyembuhan luka
Indonesia (SIKI) yaitu mengidentifikasi (Fajriyah et al., 2015).
penyebab gangguan integritas kulit, memonitor
kondisi kulit, mengubah posisi tiap 2 jam, KESIMPULAN
menggunakan produk berbahan petrolium atau Masalah keperawatan risiko jatuh tidak terjadi,
minyak pada kulit yang kering, menganjurkan masalah keperawatan nyeri kronis dan ansietas
pemberian pelembab, berikan salep yang sesuai berkurang dan masalah keperawatan gangguan
ke kulit/lesi, jika perlu, memonitor efek mobilitas fisik dan risiko gangguan integritas
terapeutik obat/ salep dan mengeringkan daerah kulit belum teratasi.
kulit yang lembab akibat keringat serta
menjelaskan tanda dan gejala infeksi pada UCAPAN TERIMA KASIH
keluarga (Tim Pokja SIDI DPP PPNI, 2017). Ucapan terimakasih penulis kepada
Imobilisasi dan gaya gesek dosen pembimbing dan pihak Rumah Sakit
mengakibatkan tekanan, terutama pada area khususnya di ruang Raudah 6 yang telah
tulang yang mengalami tonjolan sehingga banyak membantu selama studi kasus serta
tekanan tersebut dapat menyebabkan iskemia kepada pasien dan keluarga pasien yang telah
atau hipoksemia pada jaringan yang tertekan mengizinkan penulis untuk melakukan studi
dikarenakan berkurangnya aliran darah ke terhadap kasus pasien.
tempat tersebut (Kowalak, 2014). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dekubitus tidak REFERENSI
hanya terjadi pada penderita yang tidak sadar Abdul, H. (2017). Bimbingan Konseling
tetapi juga dapat terjadi pada penderita yang Qur’ani. Yogyakarta: pustaka pesantren.
sadar dengan tirah baring lama akibat Casali, P. G., Bielack, S., Abecassis, N., Aro,
kelemahan atau kelumpuhan. Beberapa faktor H. T., Bauer, S., Biagini, R., Bonvalot, S.,
lain penyebab dekubitus seperti faktor intrinsik: Boukovinas, I., Bovee, J. V. M. G.,
keterbatasan aktivitas gerak, status gizi kurang, Brennan, B., Brodowicz, T., Broto, J. M.,
Brugières, L., Buonadonna, A., De Álava,
penyakit lain, penuaan kulit dan faktor

7
Studi Kasus : JIM FKep Volume 1 Nomor 4 Tahun 2022

E., Dei Tos, A. P., Del Muro, X. G., Dileo, Diagnosis Pemeriksaan Biopsi Aspirasi
P., Dhooge, C., … Blay, J. Y. (2018). Jarum Halus Tumor Tulang di
Bone sarcomas: ESMO-PaedCan- Departemen Patologi Anatomik FKUI /
EURACAN Clinical Practice Guidelines RSCM Tahun 2015- 2019 Diagnosis
for diagnosis, treatment and follow-up. Accuracy of Fine Needles Aspiration
Annals of Oncology, 29(August), iv79– Assessment in Bone Tumors in the
iv95. Department of Anatomical Pathology
https://doi.org/10.1093/annonc/mdy310 FKUI / RS. 31(1), 376–384.
Czarnecka, A. M., Synoradzki, K., Firlej, W., Rahayu, S. F. (2022). Penerapan Kompres
Bartnik, E., Sobczuk, P., Fiedorowicz, M., Hangat Untuk Menurunkan Demam Pada
Grieb, P., & Rutkowski, P. (2020). Anak Dengan Dengue Haemoragic Fever
Molecular biology of osteosarcoma. Di Rumah Sakit Martapura. Journal
Cancers, 12(8), 1–27. Nursing Army, 3(1), 47–53.
https://doi.org/10.3390/cancers12082130 Saputra, D. K., Muryani, N. M. S., Sukarja, I.
Fajriyah, N. N., Andriani, A., & Fatmawati, F. M., & Krisnayani, N. M. W. (2018).
(2015). Efektivitas Minyak Zaitun untuk Gambaran Tingkat Kecemasan Pada
Pencegahan Kerusakan Kulit pada Pasien Pasien Stroke Di Ruang Belibis Rsud
Kusta. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 7(1). Wangaya Denpasar. Jurnal Kesehatan
Fitamania, J., Astuti, D., & Puspasari, F. D. Medika Udayana, 4(1), 1-10.
(2022). Literature Review Efektifitas Seger, R. W. (2014). Studi kasus Osteosarkoma
Latihan Range Ofmotion ( Rom ) Metastase. Jurnal Widya Medika, 2(2),
Terhadap Gangguan Mobilitas Fisik 73–81.
Pada Pasien. 159–168. http://jurnal.wima.ac.id/index.php/JWM/
Harrington, A., Breaden, K. M. and Upchurch, article/view/848
L. AL. (2019). Lewis medical-surgical
nursing: assessment and management of
clinical problems.
Kamila, A. (2020). Psikoterapi Dzikir Dalam
Menangani Kecemasan. Happiness,
Journal of Psychology and Islamic
Science, 4(1).
Mahyudin, F., Edward, M., Basuki, M. H.,
Abdul, Y. B., & Suwandani, Y. (2018).
Osteosarcoma Has Not Become Attention
To Society Profile Of Osteosarcoma
Patients At Dr. Soetomo General Hospital
Surabaya “A Retrospective Study.” 7(1).
Manengkey, O., Timah, S., & Kohdong, N. M.
(2019). Perbandingan Pemberian
Kompres Dingin Dan Hangat Terhadap
Nyeri Pada Pasien Fraktur Ekstremitas
Tertutup Di Instalasi Gawat Darurat Rs
Bhayangkara Tk III Manado. Journal Of
Community and Emergency, 7(2), 244–
254.
http://ejournal.unpi.ac.id/index.php/JOC
E/article/view/212
Neloska, L., Damevska, K., Nikolchev, A.,
Pavleska, L., Petreska-Zovic, B., &
Kostov, M. (2016). The association
between malnutrition and pressure ulcers
in elderly in long-term care facility. Open
access Macedonian journal of medical
sciences, 4(3), 423.
Putri, V., & Stephanie, M. (2022). Akurasi

Anda mungkin juga menyukai