ABSTRAK
Tumor tulang termasuk tumor dengan insiden yang relatif jarang terjadi namun memiliki angka morbiditas dan
mortalitas yang tinggi. Tujuan dari karya ilmiah akhir ini adalah untuk memberikan asuhan keperawtaan pada
Ny. R dengan tumor tulang di ruang Raudah 6 Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Asuhan
keperawatan yang diberikan mulai dari tanggal 02 Desember 2022 sampai dengan 06 Desember 2022. Masalah
keperawatan yang di tegakkan pada pasien dengan tumor tulang yaitu nyeri kronis, gangguan mobilitas fisik,
ansietas, resiko jatuh, dan resiko gangguan integritas kulit. Hasil dari asuhan keperawatan yang telah diberikan
pada pasien selama rawatan di RS yaitu dari 5 masalah keperawatan, masalah resiko jatuh dapat teratasi, 2 masalah
keperawatan yaitu nyeri kronis dan ansietas berkurang, 2 masalah keperawatan yaitu gangguan mobilitas fisik dan
resiko gangguan integritas kulit belum teratasi, hal ini dapat dilihat dari tercapainya beberapa item dari kriteria
hasil pada hasil evaluasi rawatan pasien. Diharapkan pasien dan keluarga dapat menerima asuhan keperawatan
dengan baik serta mampu menerapkan kembali intervensi yang telah berikan.
ABSTRACT
Bone tumors are relatively rare tumors but have high morbidity and mortality rates. The aim of this scientific
paper was to provide nursing care on Mrs. R with a bone tumor in the Raudah room 6 at dr. Zainoel Abidin Banda
Aceh. The nursing care was provided from 02 December 2022 to 06 December 2022.The nursing problems found
on the patients with bone tumors were chronic pain, impaired physical mobility, anxiety, risk of falling, and risk
of impaired skin integrity. The results of the nursing care given to patients during treatment at the hospital ranged
from 5 nursing problems. The problem of the risk of falling can be resolved, two nursing problems namely chronic
pain and anxiety are partially resolved, two nursing problems namely impaired physical mobility and the risk of
impaired skin integrity have not been resolved. This can be concluded from the achievement of several items from
the outcome criteria in the evaluation of patient care. It was expected to the patients and their family to accept the
nursing care well and able to re-implement the intervention that has been provided and able to re-implement the
intervention that has been provided.
1
Studi Kasus : JIM FKep Volume 1 Nomor 4 Tahun 2022
2
Studi Kasus : JIM FKep Volume 1 Nomor 4 Tahun 2022
3
Studi Kasus : JIM FKep Volume 1 Nomor 4 Tahun 2022
4
Studi Kasus : JIM FKep Volume 1 Nomor 4 Tahun 2022
Luaran yang diharapkan adalah integritas kulit farmakologis yang diberikan adalah obat-obat
dan jaringan meningkat dengan kriteria hasil anti nyeri. Pemberian analgesik mampu
yang diharapkan elastilitas meningkat, hidrasi menghambat produksi prostaglandin dari
meningkat, kerusakan lapisan kulit menurun jaringan yang mengalami trauma atau inflamasi
dan kemerahan menurun. implementasi yang (Aini, Sudaryanto & Nilasari, 2018). Pasien
dilakukan adalah mengubah posisi dari mendapatkan dexketoprofen 1 amp/8 jam.
berbaring ke duduk dan memberikan minyak Perawat juga mengedukasi pasien
zaitun pada area kulit yang memerah dan mengenai kompres hangat dan dingin. Kompres
kering. hangat adalah tindakan dengan menggunakan
Evaluasi selama hari rawatan masih kain atau handuk yang telah dicelupkan pada air
terdapat beberapa area yang memerah sehingga hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh
masalah risiko gangguan integritas kulit tidak tertentu sehingga dapat memberikan rasa
teratasi dan memerlukan intervensi lanjutan. nyaman dan menurunkan suhu tubuh.
Penggunaan kompres hangat dilakukan selama
PEMBAHASAN 10-15 menit dengan temperature air 30-32°C,
Nyeri kronis akan membantu menurunkan panas dengan cara
Implementasi telah yang dilakukan panas keluar melalui pori-pori kulit dengan
adalah mengkaji nyeri secara komprehensif proses penguapan. Pemberian kompres hangat
perhari, mengajarkan terapi non farmakologis pada aksila (ketiak) lebih efektif karena pada
yaitu teknik relaksasi nafas dalam dan daerah tersebut banyak terdapat pembuluh
pemberian obat analgesik untuk pasien. darah besar dan banyak terdapat kelenjar
Karakteristik nyeri dapat dilihat atau diukur keringat (apokrin) yang mempunyai banyak
berdasarkan lokasi nyeri, durasi nyeri (menit, vaskuler sehingga akan memperluas daerah
jam, hari atau bulan), irama/periode nya (terus yang mengalami vasodilatasi yang akan
menerus, hilang timbul, periode bertambah atau memungkinkan percepatan perpindahan panas
berkurangnya intensitas) dan kualitas (nyeri dari dalam tubuh ke kulit. Penggunaan kompres
seperti ditusuk, terbakar, atau seperti ditekan), hangat dapat dilakukan di daerah lipatan-
hal tersebut biasanya disingkat dalam bentuk lipatan tubuh (seperti lipatan ketiak (aksila),
P,Q,R,S,T. Pengukuran nyeri yang dilakukan lipatan paha, dll), karena di lipatan-lipatan
secara komprehensif sangat penting dilakukan tubuh biasanya terdapat pembuluh darah yang
untuk pengkajian dan penanganan nyeri cukup besar sehingga mempercepat
(Gupta, 2014). vasodilatasi dan proses evaporasi panas tubuh
Pada diagnosa nyeri kronis, perawat (Rahayu, 2022).
mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam. Manengkey et al., (2019) mengatakan
Teknik relaksasi dapat menurunkan nyeri bahwa tindakan kompres dingin selain
dengan merilekskan ketegangan otot yang memberikan efek menurunkan sensasi nyeri,
menunjang nyeri. Teknik relaksasi terdiri atas kompres dingin juga memberikan efek
nafas abdomen dengan frekuensi lambat, fisiologis seperti menurunkan respon inflamasi
berirama. Pasien dapat memejamkan matanya jaringan, melancarkan aliran darah dan
dan bernafas dengan perlahan dan nyaman mengurangi edema.
(Smeltzer et al., 2010). Prinsip kerja dari teknik
relaksasi nafas dalam yaitu dengan Gangguan mobilitas fisik
mengutamakan ketenangan pikiran. Teknik Diagnosa gangguan mobilitas fisik
relaksasi nafas dalam bisa dilakukan dengan muncul didukung oleh data yaitu rentang gerak
cara mengambil nafas dalam, tahan selama 5 pasien menurun, kekuatan otot ekstremitas
detik, lalu hembuskan secara perlahan (Laila, bawah 2 dan skala ketergantungan 4.
2011). Selanjutnya penatalaksananan Berdasarkan hasil dari foto polos abdomen
menunjukkan bahwa terjadi fraktur neck femur
5
Studi Kasus : JIM FKep Volume 1 Nomor 4 Tahun 2022
kanan, fraktur iliopectina dan acetabular roof Perawat juga berbincang-bincang dengan
kiri. Hal ini membuat ekstremitas bawah pasien keluarga dan menemani pasien untuk
kesulitan untuk bergerak maupun berjalan. mengurangi kecemasan. Hasil evaluasi dari
Pada hari rawatan keempat tindakan pendekatan kepada pasien yaitu pasien cemas
keperawatan yang diberikan kepada Ny. R yaitu dengan keadaan yang dirasakan yaitu terlihat
melatih Range of Motion (ROM) aktif kepada dari raut wajah pasien dan kata-kata pasien
pasien dan juga kepada keluarga cara yang mengatakan pasien tidak mau di operasi
pelaksanaannya. ROM merupakan salah satu ataupun kemoterapi karena takut rambut pasien
indikator fisik yang berhubungan dengan fungsi rontok mengingat pasien sudah sangat berumur
pergerakan. ROM adalah latihan rentang gerak dan takut tidak bisa beraktifitas seperti biasa
semaksimal mungkin yang dilakukan oleh lagi.
sendi tersebut. ROM bertujuan membantu Menurut Saputra (2018), kesemasan
pasien yang mengalami keterbatasan gerak, merupakan hal yang umum terjadi pasa pasien
mengembalikan kembali kekuatan otot yang yang di rawat di rumah sakit termasuk juga
lemah akibat bed rest. ROM juga berguna pada pasien tumor tulang. Salah satu faktor
untuk mempertahankan fungsi dari jantung dan kecemasan yaitu dikarenakan kurangnya
latihan pernapasan serta menghindari pengetahuan tentang penyakit yang diderita
munculnya kontraktur serta kaku sendi. Latihan yang berakhir pada kondisi perasaan yang tak
ROM dapat dilakukan dengan posisi duduk dan berdaya, diekpresikan dengan cara menangis,
berdiri serta posisi terlentang di tempat tidur marah, menarik diri serta perasaan tidak ada
(Fitamania et al., 2022). harapan.
Menurut Harrington (2019), latihan Pada hari rawatan kedua, perawat
ROM dapat dilakukan dua kali dalam sehari membina hubungan terapeutik dengan
untuk menghindari komplikasi. ROM dapat menanyakan perasaan pasien. Perawat
melatih tonus otot dan memperlancar mencoba untuk terus mengajak pasien dan
peredaran darah, dan apabila ROM dilakukan keluarga berbincang-bincang, kemudian
secara teratur serta dilakukan secara rileks akan membahas tentang kegiatan apa saja yang
meningkatkan stimulus otot sendi dan saraf senang dilakukan oleh pasien saat dahulu dan
untuk merespon fungsi motorik tonus otot apa yang akan dilakukan saat pasien sudah
bagian ekstremitas yang dilatih. sembuh nanti. Perawat juga menganjurkan
Evaluasi yang didapatkan selama 5 hari pasien untuk melakukan kegiatan spiritualnya
rawatan Ny.R mengatakan masih kesulitan seperti terus berzikir agar pasien merasa lebih
bergerak dan tidak bisa berjalan. kekuatan otot tenang. Psikoterapi zikir adalah suatu teknik
ekstremitas bawah pasien masih mengalami pengobatan jiwa baik secara fisik maupun
penurunan. Selama proses evaluasi masalah psikis dengan membangun semua unsur jiwa
ganggaun mobilitas fisik pada Ny. R belum dan perilaku manusia sehingga dapat
teratasi sehingga intervensi masalah gangguan mencerminkan nilai-nilai dan norma-norma
mobilitas fisik perlu dilanjutkan. agama islam guna mendapatkan arti kehidupan
atau makna hidup sehingga mendatangkan
Ansietas ketenangan dan keseimbangan jiwa (Kamila,
Data pasien yang menunjukkan terjadi 2020). Terapi zikir dapat berguna untuk
masalah ansietas yaitu pasien terlihat gelisah mengurangi kecemasan dan membuat rasa
dan emosinya berubah-ubah. Pada hari rawatan tenang pada pasien. Zikir fungsional akan
pertama, perawat mengobservasi prilaku pasien mendatangkan banyak manfaat seperti
yang menunjukkan bahwa pasien mengalami mendatangkan kebahagiaan, menentramkan
ansietas dan perawat membina hubungan jiwa, obat penyakit hati dan sebagainya (Abdul,
terapeutik dengan menunjukkan empati dan 2017).
memberikan dukungan berupa kata-kata positif.
6
Studi Kasus : JIM FKep Volume 1 Nomor 4 Tahun 2022
7
Studi Kasus : JIM FKep Volume 1 Nomor 4 Tahun 2022
E., Dei Tos, A. P., Del Muro, X. G., Dileo, Diagnosis Pemeriksaan Biopsi Aspirasi
P., Dhooge, C., … Blay, J. Y. (2018). Jarum Halus Tumor Tulang di
Bone sarcomas: ESMO-PaedCan- Departemen Patologi Anatomik FKUI /
EURACAN Clinical Practice Guidelines RSCM Tahun 2015- 2019 Diagnosis
for diagnosis, treatment and follow-up. Accuracy of Fine Needles Aspiration
Annals of Oncology, 29(August), iv79– Assessment in Bone Tumors in the
iv95. Department of Anatomical Pathology
https://doi.org/10.1093/annonc/mdy310 FKUI / RS. 31(1), 376–384.
Czarnecka, A. M., Synoradzki, K., Firlej, W., Rahayu, S. F. (2022). Penerapan Kompres
Bartnik, E., Sobczuk, P., Fiedorowicz, M., Hangat Untuk Menurunkan Demam Pada
Grieb, P., & Rutkowski, P. (2020). Anak Dengan Dengue Haemoragic Fever
Molecular biology of osteosarcoma. Di Rumah Sakit Martapura. Journal
Cancers, 12(8), 1–27. Nursing Army, 3(1), 47–53.
https://doi.org/10.3390/cancers12082130 Saputra, D. K., Muryani, N. M. S., Sukarja, I.
Fajriyah, N. N., Andriani, A., & Fatmawati, F. M., & Krisnayani, N. M. W. (2018).
(2015). Efektivitas Minyak Zaitun untuk Gambaran Tingkat Kecemasan Pada
Pencegahan Kerusakan Kulit pada Pasien Pasien Stroke Di Ruang Belibis Rsud
Kusta. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 7(1). Wangaya Denpasar. Jurnal Kesehatan
Fitamania, J., Astuti, D., & Puspasari, F. D. Medika Udayana, 4(1), 1-10.
(2022). Literature Review Efektifitas Seger, R. W. (2014). Studi kasus Osteosarkoma
Latihan Range Ofmotion ( Rom ) Metastase. Jurnal Widya Medika, 2(2),
Terhadap Gangguan Mobilitas Fisik 73–81.
Pada Pasien. 159–168. http://jurnal.wima.ac.id/index.php/JWM/
Harrington, A., Breaden, K. M. and Upchurch, article/view/848
L. AL. (2019). Lewis medical-surgical
nursing: assessment and management of
clinical problems.
Kamila, A. (2020). Psikoterapi Dzikir Dalam
Menangani Kecemasan. Happiness,
Journal of Psychology and Islamic
Science, 4(1).
Mahyudin, F., Edward, M., Basuki, M. H.,
Abdul, Y. B., & Suwandani, Y. (2018).
Osteosarcoma Has Not Become Attention
To Society Profile Of Osteosarcoma
Patients At Dr. Soetomo General Hospital
Surabaya “A Retrospective Study.” 7(1).
Manengkey, O., Timah, S., & Kohdong, N. M.
(2019). Perbandingan Pemberian
Kompres Dingin Dan Hangat Terhadap
Nyeri Pada Pasien Fraktur Ekstremitas
Tertutup Di Instalasi Gawat Darurat Rs
Bhayangkara Tk III Manado. Journal Of
Community and Emergency, 7(2), 244–
254.
http://ejournal.unpi.ac.id/index.php/JOC
E/article/view/212
Neloska, L., Damevska, K., Nikolchev, A.,
Pavleska, L., Petreska-Zovic, B., &
Kostov, M. (2016). The association
between malnutrition and pressure ulcers
in elderly in long-term care facility. Open
access Macedonian journal of medical
sciences, 4(3), 423.
Putri, V., & Stephanie, M. (2022). Akurasi