ABSTRACT
Corresponding authors:
Desriyanisaputri4412@gmail.com Background:DFU need optimal care to prevent amputation. In DFS treatment, one of
the main components is wound debridement, which involves removing dead tissue
from the wound bed to replace it with healthy tissue which will speed up recovery
(Rayman et al., 2020). Debridement can be done mechanically, sharp, autolytic, or
biologically.
Aim: To assess the application of conservative sharp wound debridement (CSWD) in
wound care in diabetic foot ulcer patients
Methods: a case study with a retrospective observation study design taken 3 weeks
before June 12, 2023 and a prospective observation study taken from observations
June 12-July 1, 2023. Data was collected from observations, interviews, and medical
records.
Result: Based on the wound care process for 3 weeks and 5 observations made on Mrs.
R found a change in wound size although not significant in this case report the use of
sharp debridement in wound care can reduce dead tissue and callus to accelerate the
wound healing process
Conclusion: Application of debridement sharp Mrs. R can reduce calluses in the area
around the wound.
Keyword: Diabetes Mellitus, Diabetic foot ulcer, sharp debridement
p-ISSN: 2442-2665
Jurnal Luka Indonesia (Indonesian Wound Journal) Vol.x(x): 20xx
e-ISSN: 2614-3046
PENELITIAN yang dilaksanakan secara prospektif dalam bentuk laporan kasus yang
dimulai dari tanggal 12 Juni sampai 5 Juli 2023 di klinik Perawatan Luka
ETN Center Makassar. Sampel yang diteliti yaitu satu orang dengan jenis
dan sekunder yaitu melalui informasi perawat klinik luka, catatan medis
Android.
HASIL PENELITIAN
Dari tabel 1. Diatas diketahui bahwa Ny.R berusia 67 tahun beragama islam,
berasal dari suku bugis, pendidikan terakhir adalah SMA dan pasien seorang
Dari tabel 2. Diketahui bahwa body massa index (BMI) pasien normal,
yang lalu. Pasien memiliki terapi obat minum Metformin. Gula darah
debridement Ya Ya Ya Ya Ya
Dressing
Tepi luka Wound Wound Wound zalf Wound zalf Wound zalf
zalf zalf epitel epitel epitel
epitel epitel dan Vaseline dan Vaseline dan Vaseline
Petroleum Petroleum Petroleum
Jelly Jelly Jelly
p-ISSN: 2442-2665
Jurnal Luka Indonesia (Indonesian Wound Journal) Vol.x(x): 20xx
e-ISSN: 2614-3046
dan yang terakhir pemilihan dressing pada luka. Selama perawatan dressing
klien.
Tabel 7
Dokumentasi proses
penyembuhan luka
pasien.
26 Juni 2023
5 Juli 2023
Pada proses perawatan luka yang dilakukan pada Ny. R dimulai dari
DISKUSI
mencuci luka, debridement dan pengaplikasian balutan. Salah satu tahapan
penting dalam perawatan luka adalah pencucian luka (cleansing). Salah
satu upaya atau intervensi untuk mengurangi infeksi dengan melakukan
pembersihan luka (Nurbaya et al., 2018). Penelitian yang dilakukan oleh
Musmulyadi & Siatang (2022), menjelaskan bahwa pencucian luka berguna
untuk menyiapkan dasar luka, mengurangi bakteri dan mencegah biofilm.
Debridement yang dilakukan pada responden dengan debridement
sharp yang menggunakan bisturi sebagai pengangkatan kallus diarea luka.
Saat ini debridemen dianggap sebagai komponen utama perawatan luka
konvensional. Debridement digunakan untuk pengangkatan jaringan mati
dari dasar luka untuk menggantikannya dengan jaringan sehat yang akan
mempercepat pemulihan(Rayman et al., 2020). Debridemen sharp pada
ulkus, termasuk pengangkatan kalus (yang mungkin mengelilingi atau
menutupi ulserasi) dan jaringan yang rusak dipandang sebagai cara yang
efektif untuk memfasilitasi penyembuhan luka(Dayya et al., 2022).
Selanjutnya penggunaan dressing, saat ini modern dressing yang
sering digunakan dengan menggunakan metode moist wound healing
seperti oleh Primadani & Nurrahmantika, (2019) yang menilai perawatan
luka dengan metode moist wound healing lebih efektif untuk merawat luka
diabetic foot ulcer karena mampu menjaga luka agar tetap lembab sehingga
mempercepat pertumbuhan jaringan dan dapat mempercepat penyembuhan
luka. Bahan perawatan luka modern seperti hydrocolloid, topical cream,
film dressing, calcium alginate, hydrogel, antimicrobial dressing, dan foam
absorbant dressing. Dressing yang dilakukan pada responden pada dressing
primer yaitu wound zalf. Penggunaan krim topikal salep luka sebagai
autolitik debridement maupun perawatan tepi luka dinilai aman, mudah
digunakan, dapat digunakan di mana saja oleh siapa saja dan tidak merusak
jaringan sehat serta menjaga luka tetap lembab(Wintoko & Yadika, 2020).
Dalam laporan kasus ini menunjunkkan bahwa proses
penyembuhan luka tidak terlalu mengalami perkembangan yang signifikan.
Proses penyembuhan luka dapat mengalami kondisi peningkatan, stagnan
maupun penurunan. Pada kasus ini secara umum, berdasarkan skor DFUAS
yang mengalami penuruan menunjukkan bahwa keadaan luka pasien
p-ISSN: 2442-2665
Jurnal Luka Indonesia (Indonesian Wound Journal) Vol.x(x): 20xx
e-ISSN: 2614-3046
DAFTAR Dayya, D., O’Neill, O. J., Huedo-Medina, T. B., Habib, N., Moore, J., & Iyer, K.
(2022). Debridement of Diabetic Foot Ulcers. Advances in Wound Care,
PUSTAKA 11(12), 666–686. https://doi.org/10.1089/wound.2021.0016
Hajimohammadi, K., Parizad, N., Hassanpour, A., & Goli, R. (2021). International
Journal of Surgery Case Reports Saving diabetic foot ulcers from
amputation by surgical debridement and maggot therapy : A case report.
International Journal of Surgery Case Reports, 86, 1–5.
https://doi.org/10.1016/j.ijscr.2021.106334
Hurlow, J. J., Humphreys, G. J., Bowling, F. L., & Mcbain, A. J. (2018). Diabetic
foot infection : A critical complication. International Wound Journal, 15(5),
1–8. https://doi.org/10.1111/iwj.12932
IDF. (2021). Diabetes Atlas IDF Diabetes Atlas.Federasi Diabetes Internasional.
(ab2017). Atlas Diabetes IDF , edisi ke-8. Brussels, Belgia: Federasi Diabetes
Internasional
Meiarti, D., Rosnani, S. K., Kep, M., Mat, S., & Arifin, H. (2019). Buku Ozone Bagging
sebagai Terapi Modern pada Luka Diabetes Mellitus. Lembaga Chakra
Brahmana Lentera.
Musmulyadi, & Siatang, W. (2022). Tindakan Perawatan Luka DM Tipe II Dengan
Menggunakan Metode Pencuci Luka di Klinik Isam Cahaya Holistic
Makassar. Altruistik Nursing: Jurnal Ilmiah Keperawatan, 10(2), 1–7.
https://ejurnal.stikespanakkukang.ac.id/index.php/ALTRUISTIK/article/vie
w/252
Nurbaya, N., Tahir, T., & Yusuf, S. (2018). Peranan Pencucian Luka Terhadap
Penurunan Kolonisasi Bakteri Pada Luka Kaki Diabetes. Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah, 3(2), 110–115. https://doi.org/10.30651/jkm.v3i2.1829
Primadani, A. F., & Nurrahmantika, D. (2019). Modul Pelatihan Perawatan Luka. 9–16.
Rayman, G., Vas, P., Dhatariya, K., Driver, V., Hartemann, A., Londahl, M.,
Piaggesi, A., Apelqvist, J., Attinger, C., & Game, F. (2020). Guidelines on use
of interventions to enhance healing of chronic foot ulcers in diabetes
(IWGDF 2019 update). Diabetes/Metabolism Research and Reviews, 36(S1),
1–14. https://doi.org/10.1002/dmrr.3283
Riskesdas. (2018). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Ugwu, E., Adeleye, O., Gezawa, I., Okpe, I., Enamino, M., & Ezeani, I. (2019).
Burden of diabetic foot ulcer in Nigeria: Current evidence from the
multicenter evaluation of diabetic foot ulcer in Nigeria. World Journal of
Diabetes, 10(3), 200–211. https://doi.org/10.4239/wjd.v10.i3.200
Wintoko, R., & Yadika, A. D. N. (2020). Manajemen Terkini Perawatan Luka.
Jurnal Kesehatan Universitas Lampung, 4, 183–189.