Anda di halaman 1dari 34

DEPARTEMEN IKM DAN IKK LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN JULI 2023


UNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA:


OSTEOARTHRITIS GENU DI PUSKESMAS MARADEKAYA

Nurul Hazwani Binti Azmi C014201044


Ras Adiba Binti Rodzuan C014192138
Syed Syamil Bin Syed Ahmad Nizar C014192161
Ruhki Kristalina Anwar C014211007

SUPERVISOR PEMBIMBING :
Dr. dr. Sri Ramadhany, M.Kes (Supervisor Pembimbing)
drg. Adrina Zadaruddin, M.Kes (Kepala Puskesmas Maradekaya)

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


DEPARTEMEN IKM DAN IKK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Yang tersebut di bawah ini :


Nurul Hazwani Binti Azmi C014201044
Ras Adiba Binti Rodzuan C014192138
Syed Syamil Bin Syed Ahmad Nizar C014192161
Ruhki Kristalina Anwar C014211007

Laporan Kasus : Osteoarthritis Genu di Puskesmas Maradekaya


Telah menyelesaikan tugas kepaniteraan klinik pada Departemen Ilmu Kesehatan
Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Kerja Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin.

Makassar, 8 Juli 2023

Supervisor Pembimbing Kepala Puskesmas Maradekaya

Dr. dr. Sri Ramadhany, M.Kes drg. Adrina Zadaruddin, M.Kes

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
ABSTRAK 1
PENDAHULUAN 2
KASUS 4
LEMBAR PENATALAKSANAAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA 5
A. Identitas Pasien 5
B. Anamnesis Penyakit (4
C. Anamnesis Pengalaman Sakit (6
D. Instrumen Penilaian Keluarga 7
E. Pemeriksaan Fisik 12
F. Pemeriksaan Penunjang 13
G. Diagnosis Banding 13
H. Diagnostik Holistik 13
I. Pengelolaan Komprehensif 15
J. Data Anggota Keluarga Inti (Keluarga Asal) 18
K. Rumah dan Lingkungan Sekitar 18
L. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 20
KESIMPULAN APLIKASI KEDOKTERAN PADA KASUS 21
PEMBAHASAN 25
DAFTAR PUSTAKA 26

3
ABSTRAK

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA:


OSTEOARTHRITIS GENU DI PUSKESMAS MARADEKAYA

Nurul Hazwani Binti Azmi1, Ras Adiba Binti Rodzuan1, Syed Syamil Bin Syed
Ahmad Nizar1, Ruhki Kristalina Anwar1, , Sri Ramadhany1, Adrina Zadaruddin2
1) Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia.
2) Puskesmas Maradekaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Osteoartitis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif, dimana


keseluruhan struktur dari sendi mengalami perubahan patologis. Ditandai dengan
kerusakantulang rawan (kartilago) hyalin sendi, meningkatnya ketebalan serta
sklerosis dari lempeng tulang, pertumbuhan osteofit pada tepian sendi,
meregangnya kapsul sendi, timbulnya peradangan, dan melemahnya otot–otot yang
menghubungkan sendi. 1,2. Pasien perempuan usia 78 tahun terdaftar sebagai salah
satu pasien di wilayah kerja Puskesmas Maradekaya. Pasien datang ke puskesmas
kerana keluhan nyeri di kedua lututnya kurang lebih sudah 1 bulan dan rutin
mengambil obat anti nyeri. Riwayat nyeri lutut sebelumnya hanya pada lutut
kanannya pasien seterusnya tidak lama setelah itu lutut kirinya ikut nyeri. Pasien
juga mengeluhkan kaku lututnya di pagi hari kurang lebih 30 menit. Sebelum
keluhan, pasien sering mengangkat benda berat. Riwayat penyakit yang sama dalam
keluarga ada, yaitu oleh suaminya. Pasien sebagai ibu rumah tangga dan pekerjaan
seharian pasien ialah memasak Riwayat hipertensi ada kurang lebih 3 tahun.
Riwayat diabetes mellitus tidak ada. Riwayat nyeri dan sesak tidak ada..BAB kesan
lancar. BAK kesan normal.

1
PENDAHULUAN

Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkaitan


dengankerusakan kartilago sendi. Osteoartritis yang juga disebut sebagai penyakit
degeneratif merupakan salah satu masalah kedokteran yang paling sering terjadi
dan menimbulkan gejala pada orang usia lanjut maupun setengah baya. Terjadi
pada orang dari segala etnis, lebih sering mengenai wanita dan merupakanpenyebab
tersering pada penyebab disabilitas jangka panjang pada pasien denganusia lebih
daripada 65 tahun.1
WHO melaporkan 40% penduduk dunia yang lansia akan menderita OA,
dari jumlah tersebut 80% mengalami keterbatasan gerak sendi. Prevalensi
Osteoartritis di Indonesia cukup tinggi yaitu 5% pada usia > 40 tahun, 30%padausia
40-60 tahun dan 65% pada usia > 61 tahun. Degenerasi sendi yangmenyebabkan
sindrom klinis osteoartritis muncul paling sering pada sendi tangan, panggul, kaki,
dan spine meskipun bisa terjadi pada sendi sinovial mana pun. Prevalensi kerusakan
sendi sinovial ini meningkat dengan pertambahanusia. Diperkirakan 1 sampai 2 juta
orang usia lanjut di Indonesia menderita cacat karena OA. Oleh karena itu tantangan
terhadap dampak OA akan semakinbesar karena semakin banyaknya populasi yang
berusia tua.1
Osteoartritis seringkali terjadi tanpa diketahui penyebabnya yang dikenali
sebagai idiopatik. Osteoartritis sekunder dapat terjadi akibat trauma pada sendi,
infeksi, perkembangan, kelainan neurologi dan metabolik. Osteoartritismerupakan
sekuen retrogresif dari perubahan sel dan matriks yang berakibat kerusakan struktur
dan fungsi kartilago artikular, diikuti oleh reaksi perbaikandanremodeling tulang.
Karena reaksi perbaikan dan remodeling tulang ini, degenerasi permukan artikuler
pada OA tidak bersifat progresif, dan kecepatan degenerasi sendi bergantung pada
tiap individu dan sendi.1
Pengobatan OA yang ada pada saat ini adalah bersifat simtomatik
denganobat anti inflamasi non steroid dikombinasi dengan programrehabilitasi
danproteksi sendi. Pada stadium lanjut dapat dipikrkan berbagai tindakan operatif.1

2
KASUS

Pasien perempuan usia 78 tahun terdaftar sebagai salah satu pasien di


wilayah kerja Puskesmas Maradekaya. Pasien datang ke puskesmas kerana keluhan
nyeri di kedua lututnya kurang lebih sudah 1 bulan dan rutin mengambil obat anti
nyeri. Riwayat nyeri lutut sebelumnya hanya pada lutut kanannya pasien seterusnya
tidak lama setelah itu lutut kirinya ikut nyeri. Pasien juga mengeluhkan kaku
lututnya di pagi hari kurang lebih 30 menit. Sebelum keluhan, pasien sering
mengangkat benda berat. Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga ada, yaitu
oleh suaminya. Pasien sebagai ibu rumah tangga dan pekerjaan seharian pasien
ialah memasak Riwayat hipertensi ada kurang lebih 3 tahun. Riwayat diabetes
mellitus tidak ada. Riwayat nyeri dan sesak tidak ada..BAB kesan lancar. BAK
kesan normal.

3
LEMBAR PENATALAKSANAAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Fatimah
Tempat tanggal lahir : Makassar, 25 Agustus 1945
Usia : 78 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : JL. Monginsidi Baru No. 4
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Suku : Tana Toraja
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal pemeriksaan : 3 Juli 2023
Tanggal home visit : 3 Juli 2023
Diagnosis : Osteoarthritis

B. ANAMNESIS PENYAKIT (DISEASE)


Keluhan Utama : Nyeri di kedua lutut

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien perempuan usia 78 tahun terdaftar sebagai salah satu pasien di


wilayah kerja Puskesmas Maradekaya. Pasien datang ke puskesmas kerana
keluhan nyeri di kedua lututnya kurang lebih sudah 1 bulan dan rutin
mengambil obat anti nyeri. Riwayat nyeri lutut sebelumnya hanya pada lutut
kanannya pasien seterusnya tidak lama setelah itu lutut kirinya ikut nyeri.
Pasien juga mengeluhkan kaku lututnya di pagi hari kurang lebih 30 menit.
Sebelum keluhan, pasien sering mengangkat benda berat. Riwayat penyakit
yang sama dalam keluarga ada, yaitu oleh suaminya. Pasien sebagai ibu
rumah tangga dan pekerjaan seharian pasien ialah memasak Riwayat
hipertensi ada kurang lebih 3 tahun. Riwayat diabetes mellitus tidak ada.
Riwayat nyeri dan sesak tidak ada.BAB kesan lancar. BAK kesan normal.

4
Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat terdiagnosis Tuberkulosis : Tidak Ada

Riwayat terkonfirmasi Covid-19 : Tidak ada

Riwayat Vakisn Covid-19 : Ada ( 2 kali )

Riwayat Hepatitis : Tidak ada

Riwayat Diabetes Melitus : Tidak ada

Riwayat penyakit Jantung : Ada ( hipertensi – 3 tahun, rutin mengkonsumsi


obat)

Riwayat penyakit Ginjal : Tidak ada

Riwayat keganasan dalam keluarga : Tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama : Ada

Riwayat penyakit jantung dalam keluarga : Tidak ada

Riwayat hipertensi dalam keluarga : Tidak ada

Riwayat diabetes melitus dalam keluarga : Tidak ada

Riwayat penyakit TB : Tidak Ada

Riwayat Kebiasaan :

Pasien seorang ibu rumah tangga dengan aktivitas sehari-hari memasak di


rumah dan sering berbicara dengan anak kandungnya, menantu, cucu dan
cicitnya. Pasien sering berjalan di sekitar kawasan perumahanya. Pasien
tinggal bersama anak kandungnya, menantu , cucu dan cicitnya di dalam satu
rumah. Suaminya sudah meninggal kurang lebih 6 tahun yang lalu. Pasien
mengaku mengalami penurunan nafsu makan dan pola makan yang tidak
teratur, biasanya 1 kali makan dalam sehari. Riwayat merokok tidak ada.

5
Riwayat mengkonsumsi alkohol tidak ada. Riwayat penggunaan obat
terlarang tidak ada.

Review Sistem :

Sistem Respirasi : Tidak ada kelainan

Sistem Limfatik : Tidak ada kelainan

Sistem Kardiovaskuler : Hipertensi ( 3 tahun – terkontrol dengan obat )

Sistem Urinaria : Tidak ada kelainan

Sistem Endokrinologi : Tidak ada kelainan

Sistem Gastrointestinal : Tidak ada kelainan

Sistem Reproduksi : Tidak ada kelainan

Sistem Neurologi : Tidak ada kelainan

Sistem Dermatomuskular : Tidak ada kelainan

Riwayat Trauma : Tidak ada

C. ANAMNESIS PENGALAMAN SAKIT (ILLNESS)


Pengalaman Sakit Pasien :
Pasien mengaku sering merasakan kaku di pagi hari kurang lebih 30 menit.
Pasien merasakan nyeri di lutut setiap kali berjalan, menaiki dan menuruni
tangga. Pasien rutin melakukan kontrol pengobatan di PKM Maradekaya.

A. INSTRUMEN PENILAIAN KELUARGA


1. Genogram Keluarga (Family Genogram)
(Buatlah genogram keluarga sesuai kaidah umum pembuatan genogram
dan dilengkapi dengan keterangan/ legenda di bawahnya).

6
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Laki-Laki Meninggal
: Perempuan Meninggal
: Pasien OA Genu
: Tinggal Serumah

2. Bentuk Keluarga (Family Structure)


Keluarga Besar : Keluarga pasien merupakan keluarga besar dengan
anggota keluarga antara lain anak kandung, menantu, cucu dan cicit.

7
3. Tahapan Siklus Kehidupan Keluarga (Family Life Cycle)

Gaya Hidup
Baik
Psikososial-
Ekonomi:
Dukungan
Perilaku
keluarga baik,
Kesehatan Baik
KELUARGA namun ekonomi
Family APGAR Score : 10 yang tergolong
rendah

Pasien 75 tahun
Osteoatritis
Pelayanan Genu
Lingkungan
Kesehatan
Rumah: Padat
Puskesmas
Penduduk
Maradekayya

Lingkungan
Fisik, Rumah
Faktor Biologi
padat, bersih
(-)
Pencahayaan
cukup

4. Peta Keluarga (Family Map)


(Buatlah peta keluarga yang menggambarkan psikodinamika keluarga
sesuai kaidah umum pembuatan peta keluarga dilengkapi dengan
keterangan/legenda di bawahnya).
- Hubungan antara pasien dengan anak kandung, menantu, cucu dan
cicit baik, tidak ada konflik dalam keluarga. Pasien sering bercerita
ke anggota keluarga lainnya bila ada masalah.
- Tidak ada hubungan Disengagement, Triangulation, dan Coalition
dalam keluarga.

8
Anak kandung
Pasien Tn.Rl 50 tahun
Ny. R 75 Anak Kandung
tahun Tn.Rd 47 tahun

Cucu
(An.M) Menantu
16 tahun Ny. N 42
tahun

Cucu Cucu
(An.N) (An Zi)
17 tahun 16 tahun

Cucu Cucu
(An I) (An Zn)
19 thn 14 tahun

Menantu Cucu
Tn.S (An Sh)
45 tahun 10 tahun

Anak kandung Cucu


Ny.Ri (An Sl)
43 tahun 2 tahun
Cucu Anak kandung
(Nn. F) Ny. Rt
23 tahun 45 tahun

5. APGAR Keluarga (Family APGAR)


(Adaptability- Partnership-Growth-Affection-Resolve)
(Isilah instrumen APGAR berikut sebagai skrining awal untuk melihat
adanya disfungsi keluarga)7
APGAR Keluarga Hampir Kadang- Hampir Tidak
Selalu (2) Kadang (1) Pernah (0)
1. Saya merasa puas karena √
saya dapat meminta
pertolongan kepada
keluarga saya ketika saya
menghadapi permasalahan
2. Saya merasa puas dengan √
cara keluarga saya
membahas berbagai hal
dengan saya dan berbagi
masalah dengan saya
3. Saya merasa puas karena √
keluarga saya menerima
dan mendukung keinginan
saya untuk memulai

9
kegiatan atau tujuan baru
dalam hidup saya
4. Saya merasa puas dengan √
cara keluarga saya
mengungkapkan kasih
saying dan menanggapi
perasaan-perasaan saya
seperti kemarahan,
kesedihan, dan cinta
5. Saya merasa puas dengan √
cara keluarga saya dan
saya berbagi waktu
bersama
Skor Total : 10 (Keluarga Sangat Fungsional)
Skala Pengukuran:
Hampir Selalu = 2
Kadang-Kadang = 1
Hampir Tidak Pernah = 0
Skor:
Sangat Fungsional = 8-10
Disfungsional Sedang = 4-7
Disfungsional Berat = 0-3

6. SCREEM Keluarga (Family SCREEM)


(Social-Cultural-Religious-Educational-Economic-Medical)
Aspek SCREEM Kekuatan Kelemahan
Social Pasien dapat bersosialisasi dan
memiliki hubungan baik dengan
anggota keluarga lainnya.
Cultural Pasien dan keluarga bersuku Tana
Toraja. (tidak memengaruhi status
kesehatan pasien saat ini)

10
Religious Pasien dan keluarga beragama Islam.
Keluarga cukup taat dalam beribadah.
Educational Dukungan dari keluarga pasien serta
kemauan pasien untuk berobat
sehingga keluhan teratasi.
Economic Segala kebutuhan pasien ditunjang oleh
anak, menantu dan cucu pasien
Medical Pasien memiliki akses BPJS ke
Puskesmas dari rumahnya sekitar 5
menit dengan kendaraan bermotor.

7. Perjalanan Hidup Keluarga (Family Life Line)


(Uraikan tentang kejadian penting/ krisis dalam kehidupan keluarga pasien
yang mungkin mempengaruhi sakit pasien, misal : kecelakaan lalu lintas,
penyakit/ kematian anggota keluarga, PHK, pindah rumah/ pekerjaan,
bencana alam, dll.)
Waktu Usia Life Events/ Crisis Severity of Illness
Kejadian
1970 16 bulan Anak kedua pasien
meninggal karena campak
2017 78 tahun Suami pasien meninggal
karena komplikasi penyakit
kronik
2020 13 tahun Menantu dari anak kelima
pasien meninggal karena
penyakit kronik
Oktober 52 tahun Menantu dari anak pertama
2023 pasien meninggal karena
penyakit kronik

11
D. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik, Sadar
Kesadaran : Compos Mentis, GCS E4M6V5
Tanda-Tanda Vital :
- Tekanan Darah: 150/80 mmHg
- Nadi : 84 kali per menit
- Pernapasan : 22 kali per menit
- Suhu : 36,5oC
- SpO2 : 99%
Antropometri :
- Berat Badan : 45 kg
- Tinggi Badan : 150 cm
- IMT : 15kg/m2
- Status Gizi : Underweight
Pemeriksaan Umum :

a. Kepala
Mata : Konjungtiva tidak anemis , sklera tidak ikterik
Hidung : PCH (-), sekret (-)
Telinga : Normotia, tidak edema, tidak hiperemis.
Mulut : Mukosa tidak hiperemis , tonsil T1-T1 , faring tidak hiperemis

b. Leher
Tidak ada pembesaran KGB, tidak teraba pembesaran tiroid
c. Thoraks
Pulmo : bentuk dan gerak simetris, nyeri tekan (-), sonor, bunyi napas tambahan rhonki
(-/-), wheezing (-/-)
Cor : Ictus kordis tidak tampak dan tidak teraba, bunyi jantung S1/S2 murni regular

d. Abdomen
Datar, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba, bising usus (-)
e. Anogenital
Tidak dilakukan pemeriksaan
f. Ekstremitas
Tidak ada udem, akral hangat, kadang muncul rasa kram pada tangan dan kaki

12
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pasien merupakan pasien dari PKM Maradekaya, pemeriksaan
penunjang belum dilakukan dan akan dibuat foto ronsen genu di rumah sakit
rujukan.
F. DIAGNOSIS BANDING
- Rheumatoid Athritis
- SLE Athritis
- Gout Athritis
G. DIAGNOSTIK HOLISTIK
Diagnosis holistik merupakan salah satu standar dalam pelayanan
dokter keluarga dimana dokter melihat pasien sebagai bagian dari
komunitasnya, yaitu keluarga, tempat kerja, budaya, dan negara, serta
memahami bahwa pasien merupakan makhluk yang utuh dan terdiri dari fisik,
psikis dan jiwa (soul).
(Gabungan dari diagnosis klinis plus masalah psiko-sosial-kultural-
spiritual pasien dan keluarga)
Aspek Klinis :
Osteoarthritis Genu (ICD-10-A15.0)
Aspek Personal :
- Alasan kedatangan : pasien mengeluhkan nyeri di kedua lutut sejak 1
bulan lalu
- Persepsi : Nyeri sukar dihilangkan di karenakan faktor umur pasien
- Harapan : Keluhan nyeri bisa teratasi dan tidak bertambah parah.
- Kekhawatiran : Takut jika penyakitnya memberi dampak pada aktivitas
keseharian pasien dan memakan biaya yang tinggi
Aspek Risiko Internal :
- Pasien sudah berusia, menopause sudah 23 tahun lalu dan memiliki faktor
resiko untuk terjadinya OA (faktor usia dan degeneratif, JK perempuan)
- Rumah pasien merupakan rumah 2 lantai dan kamar pasien di lantai 2.
- WC di rumahnya merupakan WC jongkok yang kurang sesuai pada
pasien dengan OA.
Aspek Risiko Eksternal

13
- Psikososial keluarga : keluarga kurang memahami tentang penyakit
pasien namun memberi dukungan yang baik serta bersedia menjadi
pengawas minum obat.
- Lingkungan tempat tinggal : keadaan rumah dua lantai yang
menyukarkan pasien untuk sampai di kamarnya
- Sosioekonomi : biaya hidup pasien ditanggung oleh anaknya.
Aspek Derajat Fungsional :
1 (pasien mampu melakukan pengurusan diri seperti sebelum sakit)
Uraian Diagnosis Holistik :
Pasien perempuan umur 78 tahun mengeluhkan nyeri kedua lutut sebelum
ke Puskesmas. Riwayat nyeri lutut sebelumnya hanya pada lutut kanannya
pasien seterusnya tidak lama setelah itu lutut kirinya ikut nyeri. Pasien juga
mengeluhkan kaku lututnya di pagi hari kurang lebih 30 menit. Sebelum
keluhan, pasien sering mengangkat benda berat. Riwayat penyakit yang
sama dalam keluarga ada, yaitu oleh suaminya. Aspek resiko eksternal
pasien sebagai ibu rumah tangga yang sangat aktig dan pekerjaan seharian
pasien ialah memasak Riwayat hipertensi ada kurang lebih 3 tahun. Aspek
risiko internal dimana pasien memiliki faktor resiko untuk terkena
Osteoartritis seperti usia, jenis kelamin serta faktor degeneratif. Riwayat
konsumsi obat (NSAID) ada sejak sebulan lalu dikarenakan nyeri sendi.

H. DATA ANGGOTA KELUARGA INTI (KELUARGA ASAL)


No. Nama Jenis Usia Pekerjaan Status
Kelamin Kesehatan

1 Ny.F Perempuan 43 tahun IRT OA Genu

2 Tn,Rs Laki-laki 50 tahun Tidak bekerja Sehat

3 Tn,Rd Laki-laki 47 tahun Tukang parkir Sehat

4 Ny.N Perempuan 42 tahun IRT Sehat

5 An. Zi Laki-laki 16 tahun SMA Sehat

6 An. Zn Laki-laki 14 tahun SMP Sehat

7 An.Sh Perempuan 10 tahun SD Sehat

14
8 An. Sl Perempuan 2 tahun - Sehat

9 Ny. Rt Perempuan 45 tahun Toko buku Sehat

10 Nn. F Perempuan 23 tahun Toko emas Sehat

11 Ny. Ri Perempuan 43 tahun Toko emas Sehat

12 Tn. S Laki-lai 45 tahun Tukang jahit Sehat

13 Nn. I Perempuan 19 tahun Toko emas Sehat

14 Nn. N Perempuan 17 tahun Toko emas Sehat

15 Nn. M Perempuan 16 tahun SMA Sehat

16 An. F Laki-laki 17 tahun SMA Sehat

I. RUMAH DAN LINGKUNGAN SEKITAR


1. Kondisi Rumah
- Kepemilikan rumah : Rumah milik keluarga
- Daerah perumahan : Padat dan bersih
Karakteristik Sanitasi Rumah dan Tempat Tinggal

Lantai rumah Keramik

Atap rumah Seng

Dinding rumah Tembok

Cat dinding rumah Putih

Luas tanah 40 m2

Luas bangunan 80 m2

Jumlah kamar 4 kamar tidur, 2 kamar tidur

Dapur Ada

Cerobong asap Tidak ada

15
Jendela terbuka 4 terbuka

Jendela sebagai ventilasi Ada

Jendela sebagai pencahayaan 2 Jendela

Sumber air bersih Ada, Sumur bor

Sumber pencemaran dekat (<10m) Tidak ada


dari sumber air

Kemudahan mendapatkan air Ya (mudah)


bersih

Kualitas fisik air minum Baik

Pengolahan air minum sebelum Air galon dimasak


diminum

Tempat penampungan air sebelum Wadah tertutup


dimasak

Tempat penampungan air limbah Penampungan tertutup di selokan


dari kamar mandi/ tempat cuci/
dapur

Saluran pembuangan air limbah Saluran tertutup

dari kamar mandi/ tempat cuci/


dapur

Tempat pembuangan sampah di Ada, tempat sampah terbuka


luar rumah

Bahan bakar untuk memasak Gas/LPG


sehari-hari

Memelihara ternak di rumah Tidak ada

16
2. Lingkungan Sekitar Rumah
Karakteristik Akses dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Sarana pelayanan kesehatan yang Puskesmas


digunakan

Jarak dan waktu yang harus <1 KM


ditempuh
5 menit dengan kenderaan motor

Angkutan umum ke fasyankes Ada


terdekat

Tarif pelayanan kesehatan Terjangkau (BPJS)

Pelayanan kesehatan yang Memuaskan


diberikan

3. Lingkungan pekerjaan

Kesimpulan
Faktor Risiko
Ny. F, 78 Tahun
OA Genu, pasien merupakan wanita lansia
Faktor fisik kamar di lantai 2 sehingga sering naik
turun tangga
Faktor kimia -
Faktor biologis -
WC Jongkok, dengan kondisi umur ibu
yang tua, WC jongkok memberi beban
Ergonomis
pada kedua lutut ibu setiap kali
ingin membuang air
Faktor psikologis -
Interpretasi hasil kunjungan rumah

17
● Ukuran rumah cukup untuk ditempati 9 orang
● Rumah berada di lingkungan padat tetapi lingkungan di sekitar rumah bersih
● Rumah pasien 2 lantai, terletak di jalan yang kecil
● WC yang digunakan oleh pasien adalah WC jongkok
● Keadaan di dalam rumah bersih tetapi kurang rapi
● Ventilasi udara dan pencahayaan cukup
● Tempat penampungan limbah dan penampungan sampah ada
● Sumber air bersih untuk mandi dan mencuci berasal dari sumur bor , sedangkan untuk
minum dan memasak menggunakan air galon.
● Akses ke pelayanan kesehatan terdekat terjangkau

12. PENGELOLAAN KOMPREHENSIF


Pengelolaan komprehensif

Pelaksanaan kesehatan komprehensif merupakan upaya pelaksanaan kesehatan secara


menyeluruh meliputi upaya promotif, upaya preventif, upaya kuratif dan upaya
rehabilitatif

1. Patient-Centered

Preventif dan promotif


● Edukasi memberikan penjelasan mengenai osteoarthritis yang sedang diderita
oleh pasien dan komplikasinya
● Edukasi menjaga berat badan pasien agar tidak obesitas karena OA akan
menjadi lebih progresiv saat pasien obesitas
● Edukasi latihan terapeutik dengan beban yang ringan direkomendasikan untuk
mempertahankan luas gerak sendi dan menguatkan otot-otot disekeliling sendi
yang mengalami OA
● Edukasi pasien untuk dapat memahami kondisi penyakit mereka, dan
menganjurkan untuk terus aktif dan mempertahankan mobilitasnya, karena bila
sendi tidak digunakan akan dapat menyebabkan imobilitas lebih lanjut

18
Kuratif
Asam Mefenamat
Vit B Kompleks

Aktifitas fisik
1. Frekuensi : 2-3x/minggu
2. Intensitas : ringan
3. Waktu : 10-20 menit
4. Tipe : ritmis dan kontinue
5. Jenis olahraga : jalan santai

2. Family-Focused (Family Wellness Plan)

- Memberikan penjelasan kepada keluarga mengenai penyakit, pengobatan dan


pencegahan yang sedang diderita oleh pasien.
- Edukasi dan motivasi mengenai perlunya dukungan dan perhatian dari
keluarga.
- Edukasi COVID-19,PHBS, pakai masker, gizi seimbang, makan secara teratur
dan rutin kontrol kesehatan

Nam Status Kemo


NO Skrining Konseling Imunisasi
a Kesehatan profilaksis
PHBS, gizi
Tn. Tidak seimbang,
1. - COVID-19 -
Rs dilakukan rutin kontrol
kesehatan

PHBS, gizi
Tn. Tidak seimbang,
2. - COVID-19 -
Rd dilakukan rutin kontrol
kesehatan

Ny. Tidak
3. - PHBS COVID-19 -
Rt dilakukan

19
Ny. Tidak
4. - PHBS COVID-19 -
Ri dilakukan
PHBS, gizi
Tidak seimbang,
5. Ny. F OA Genu COVID-19 -
dilakukan rutin kontrol
kesehatan

3. Community-Oriented :
Memberikan edukasi dan informasi mngenai :
- Keluarga dan lingkungan sekitar untuk menjaga pola makan yang sehat dan
teratur, serta memberi dukungan kepada pasien untuk sembuh.
- Pendidik kesehatan dapat melakukan program penyuluhan setidaknya 1
kali dalam sebulan.

3. Interpretasi Hasil Kunjungan Rumah


o Ukuran rumah cukup untuk ditempati 7 orang
o Rumah berada di lingkungan padat tetapi lingkungan di sekitar
rumah bersih
o Rumah pasien 2 lantai, terletak di jalan yang kecil
o WC yang digunakan oleh pasien adalah WC jongkok
o Keadaan di dalam rumah bersih tetapi kurang rapi
o Ventilasi udara dan pencahayaan cukup
o Tempat penampungan limbah dan penampungan sampah ada
o Sumber air bersih untuk mandi dan mencuci berasal dari sumur bor,
sedangkan untuk minum dan memasak menggunakan air galon.
o Akses ke pelayanan kesehatan terdekat terjangkau.

20
4. Dokumentasi

Foto 1 : Kondisi dapur rumah pasien

Foto 2 : Tangga yang harus di naiki pasien untuk ke kamar lantai 2

Foto 3 : Kondisi di depan halaman rumahnya pasien

21
Foto 4 : Kami bersama pasien

Foto 5 : Ruangan bagian belakang rumah pasien

Foto 6 : Kondisi WC jongkok di rumah pasien

22
Foto 7 : Kami ketika sesi anamnesis pasien

J. INDIKATOR PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

Jawaban
No Indikator
PHBS Ya Tidak

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan ✔

2. Pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0 - 6 bulan ✔

3. Menimbang berat badan balita setiap bulan ✔

4. Menggunakan air bersih yang memenuhi syarat ✔


kesehatan
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun ✔

6. Menggunakan jamban sehat ✔

Melakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah dan


7. ✔
lingkungannya sekali seminggu

8. Mengkonsumsi sayuran dan atau buah setiap hari ✔

9. Melakukan aktivitas fisik atau olahraga ✔

10 Tidak merokok di dalam rumah ✔

Kesimpulan:
Belum memenuhi kriteria rumah tangga sehat

23
KESIMPULAN APLIKASI KEDOKTERAN PADA KASUS

1. Prinsip Kedokteran Keluarga


No. Prinsip Pelaksanaan Kekurangan

1 Dokter keluarga berkomitmen Sudah dilaksanakan dengan -


kepada individu bukan semata - menangani individu tidak
mata pada penyakit yang hanya dari keluhan tetapi
diderita juga pada persepsi sakit

2 Dokter keluarga mencoba Sudah dilaksanakan dengan -


untuk mengerti mengapa menanyakan dan
seseorang terkena suatu menganalisis faktor risiko
penyakit yang ada pada individu,
keluarga, masyarakat
(Anamnesis dan perangkat
penilaian keluarga)

3 Dokter keluarga menggunakan Sudah dilaksanakn karena -


kesempatan bertemu dengan telah dilakukan home visit
pasien untuk melakukan dan mengedukasi secara
pencegahan penyakit dan umum tentang osteoartritis
promosi kesehatan

4 Dokter keluarga memandang Sudah dilaksanakan dengan -


bahwa pasiennya sebagai menilai faktor risiko seperti
population at risk risiko dari keluarga,
lingkungan, tingkat
pengetahuan dan kondisi
ekonomi. Selain itu dibuat
rencana pemeliharaan
kesehatan bagi anggota
keluarga.

24
5 Dokter keluarga memandang Memberikan edukasi dan -
dirinya sebagai pusat informasi sarana untuk berkomunikasi.
dan koordinasi Melakukan kolaborasi
dengan tenaga kesehatan
lain

6 Dokter keluarga sebaiknya Dapat dilaksanakan dengan -


tinggal di lingkungan yang mengamati keadaan
sama dengan pasiennya keluarga, masyarakat dan
lingkungan pasien di mana
hasil dari analisis keluarga
ditunjukkan dengan adanya
rencana pemeliharaan
kesehatan untuk keluarga
dan interpretasi home visit

7 Dokter keluarga menemui Dokter telah melaksanakan -


pasiennya di tempat tinggal home visit.
pasien

8 Dokter keluarga memandang Berkomunikasi yang baik, -


penting aspek subjektif dari serta menanyakan persepsi
ilmu kedokteran pasien terhadap
penyakitnya, alasan,
harapan, dan kekhawatiran
pasien terhadap penyakitnya

9 Dokter keluarga seorang Sudah dilaksanakan dimana -


manajer dari berbagai sumber dokter mempertimbangkan
daya keterbatasan sumber daya
dokter dan pasien melalui
penilaian SCREEM.

25
2. Pendekatan Dokter Berdasarkan Siklus Perkembangan Keluarga,
Perkembangan Tanggung Jawab, dan Trauma Keluarga
Pertanyaan Pelaksanaan Kekurangan

Riwayat penyakit atau perilaku Riwayat penyakit sudah -


yang sama dalam keluarga. ditanyakan dalam
anamnesis.

Pendapat keluarga tentang Ditanyakan pendapat anak -


penyebab penyakit yang pasien mengenai penyakit
diderita pasien dan bagaimana pasien.
mengobatinya.

Anggota keluarga yang paling Anak pasien memahami -


peduli dan khawatir terhadap kondisi pasien. Anak pasien
penyakit pasien. membantu pekerjaan dan
merawat pasien hingga saat
ini.

Adanya keluhan/ perubahan/ Ditanyakan dan tidak ada -


stress bersamaan dengan faktor presipitasi penyakit
timbulnya penyakit yang pasien.
diderita pasien

Peran keterlibatan keluarga Semua anggota terlibat, -


dalam pengelolaan penyakit tetapi yang memegang peran
pasien. paling penting adalah anak-
anak pasien yang saat ini
tinggal serumah dengan
pasien.

26
3. Perangkat Penilaian Keluarga
Penilaian Pelaksanaan Kekurangan

Fungsi Keluarga Analisis APGAR sudah dilakukan. -

Interaksi/Dinamika Keluarga Sudah dilaksanakan dengan menilai -


psikodinamika keluarga.

Sumber Daya Keluarga Analisis SCREEM sudah dilakukan. -

Struktur Keluarga Sudah dilaksanakan dengan -


membuat genogram.

Riwayat Penyakit Keluarga Sudah ditanyakan melalui -


anamnesis.

4. Pendekatan Biopsikososial, Diagnosis Holistik, dan Penatalaksanaan


Komprehensif
Pendekatan Pelaksanaan Kekurangan
Biopsikososial Sudah dilaksanakan melalui anamnesis -
riwayat di keluarga dan riwayat
kesehatan pasien (faktor biologis),
kebiasaan pasien sendiri (faktor
psikologis) serta kebiasaan di
lingkungan pasien, akses pelayanan
kesehatan (faktor sosial).
Diagnosis Holistik Sudah menuliskan aspek individu, -
aspek klinis, aspek risiko internal, aspek
resiko eksternal, dan derajat fungsional.
Penatalaksanaan Sudah diberikan penatalaksanaan -
Komprehensif dengan memperhatikan patient
centered, family focused, dan
community oriented.

27
PEMBAHASAN

Setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien ini, dapat
ditegakkan diagnosis yaitu osteoarthritis genu. Osteoartitis (OA) merupakan
penyakit sendi degeneratif, dimana keseluruhan struktur dari sendi mengalami
perubahan patologis. Ditandai dengan kerusakan tulang rawan (kartilago) hyalin
sendi, meningkatnya ketebalan serta sklerosis dari lempeng tulang, pertumbuhan
osteofit pada tepian sendi, meregangnya kapsul sendi, timbulnya peradangan, dan
melemahnya otot–otot yang menghubungkan sendi. 1,2
. Pada pasien ini didapatkan faktor risiko yaitu kamar pasien yang terletak di
lantai dua yang mengharuskan pasien untuk naik tangga ke lantai 2 untuk ke
kamarnya. Ini memberatkan keadaan pasien. Pasien ini mengeluhkan nyeri kedua
lutut dan sering merasakan kaku kurang lebih 30 menit. Memberat setiap
melakukan aktivitas seperti berjalanan dan menaiki tangga. Terkadang keluhan ini
mengganggu tidur pasien.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kedua lututnya nyeri ketika digerakkan.
Penatalaksanaan non-medikamentosa pada kasus ini berupa edukasi kepada pasien
dan keluarganya tentang penyakit yang sedang diderita seperti penyebab penyakit,
faktor pemberat dari penyakit, gejala, penggunaan obat, dan pencegahannya agar
tidak memberat. Untuk terapi medikamentosa pada pasien ini diberikan Asam
Mefenamat 500mg tab 3x1 dan Vitamin B-Complex 2x1 tablet.
Prognosis pada pasien ini dapat disimpulkan bahwa pada:
● Quo Ad Vitam: ad bonam dikarenakan pasien sudah mulai sadar akan
penyakitnya dan mau berobat serta mencegah agar tidak terjadi pemburukan.
● Quo Ad Functionam: ad bonam dikarenakan pasien masih dapat mengerjakan
pekerjaannya sehari-hari.
● Quo Ad Sanationam: dubia ad bonam dikarenakan penyakit osteoarthritis dapat
disembuhkan jika pengobatan teratur.
Pelaksanaan pembinaan pada pasien ini dilakukan dengan mengintervensi
pasien dan keluarga sebanyak satu kali, dimana dilakukan kunjungan pada tanggal
3 Juli 2023. Pada saat kunjungan dilakukan pendekatan dan perkenalan terhadap
pasien serta menerangkan maksud dan tujuan kedatangan, dilanjutkan dengan

28
anamnesis pada keluarga dan penyakit yang diderita. Dari hasil kunjungan tersebut,
sesuai konsep Mandala of Health, dari segi perilaku kesehatan pasien
mengutamakan tindakan yang bersifat kuratif dan preventif dan memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai penyakit yang sedang diderita.
Konsep Mandala of Health mencakup beberapa komponen penting dalam
kesehatan, yaitu human biology, perilaku pribadi, lingkungan psikososial, ekonomi
dan lingkungan fisik dan rumah serta lingkungan tempat tinggal. Human biology,
pasien merasakan penyakit osteoarthritis genu yang sedang diderita menimbulkan
keluhan-keluhan dan mengganggu aktivitas hariannya. Pasien diberikan edukasi
bahwa pengobatan osteoarthritis harus diobati dengan obat analgesik yang di ambil
secara oral, melakukan langkah-langkah pencegahan perburukan dan kontrol ke
pelayanan kesehatan untuk mengetahui perbaikan penyakit pasien.Perilaku pribadi,
pasien menjaga keadaan diri pasien dengan tidak melakukan hal-hal yang bisa
memperburuk keadaan lututnya pasien. Pola makan pasien hanya 1 kali sehari
sahaja. Pasien diberikan edukasi terkait pentingnya menjaga keadaan lutut pasien
dengan mengurangi aktivitas yang memperberat keadaan lututnya seperti
menjongkok atau mengangkat benda-benda berat. Lingkungan psikososial, pasien
merasa bahagia dengan keadaan keluarganya saat ini. Hubungan antara anggota
keluarga juga dekat dan jarang mengalami permasalahan. Hal ini mendukung
pasien dalam menjalani pengobatan yang dapat dilihat dari seluruh anggota
keluarga yang memberikan dukungan.
Ekonomi, pendapatan dari anak kandungnya dan menantu pasien yang
bekerja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasien memiliki
asuransi BPJS sebagai jaminan kesehatan yang digunakan untuk berobat.
Lingkungan fisik dan rumah, pemukiman yang ditinggali pasien cukup padat
penduduk dan lingkungan disekitar tampak bersih dan rapih. Hubungan pasien
dengan tetangga sekitar rumah sangat baik.
Selain itu, edukasi yang juga diberikan seperti menjaga lingkungan rumah
bersih dan sehat, pentingnya penggunaan obat, menghindari faktor yang
memperberat. Kondisi status gizi Ny. F didapatkan kurang sehingga diberikan juga
edukasi untuk mengonsumsi sayur dan buah lebih sering, menambah pola makan

29
dan melakukan latihan jasmani seperti jalan santai dan senam ringan sebanyak 2-3
kali dalam seminggu.

30
DAFTAR PUSTAKA

1. S Joewono, I Haryy, K Handono, B Rawan, P Riardi. Chapter 279:


Osteoartritis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV FKUI 2006. 1195- 1202
2. Kapoor, M. et al. Role of Pro-inflammatory Cytokines in Pathophysiologyof
Osteoarthritis. Nat. Rev. Rheumatol. 7, 33–42 (2011)
3. B Mandelbaum, W David. Etiology and Pathophysiology of Osteoarthritis.
ORTHO Supersite Februari 1 2005
4. DB Kenneth. Harrison Principle of Internal Medicine 16 th edition. Chapter
312 : Osteoartritis. Mc Graw Hills 2005. 2036-2045
5. Subcommittee on Osteoarthritis Guidelines. Recommendations for theMedical
Management of Osteoarthrits of the Hip and Knee. AmericanCollege of
Rheumatology January 29, 2000
6. Gabriel Smilkstein, MD. The Family APGAR : A Proposal for A Family
Function Test and Its Use by Physicians. The Journal of Family Practice, Vol.6,
No.6,1978

31

Anda mungkin juga menyukai