Anda di halaman 1dari 42

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK PADA TN.A


DENGAN POST LAMINECTOMY DECOMPRESI STABILASI FUSI DI
RUANG ANGSOKA 1 RSUP SANGLAH
PADA TANGGAL 28 SAMPAI 31 DESEMBER 2021

Dosen Pembimbing:
Ns. Putu Oka Yuli Nurhesti, S.Kep., MM., M.Kep.,

Anggota Kelompok:
I Gede Angga Ariesta Widayana (2102621002)
Kadek Febri Dwi Upayanti (2102621003)
Ni Komang Devi Andini (2102621019)
Kadek Riska Kristyani Sari Dewi (2102621023)
Ni Komang Apriani (2102621047)
Sang Ayu Amelia Pradnya Paramita (2102621051)
Ni Made Sri Dharmayanti (2102621056)

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2022
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lumbal spinal canal stenosis merupakan suatu kondisi penyempitan kanalis
spinalis atau foramen intervertebralis pada daerah lumbar disertai dengan
penekanan akar saraf yang keluar dari foramen tersebut. Semakin tinggi angka
harapan hidup seseorang di suatu negara, semakin meningkat populasi orang
dengan usia lanjut dengan aktivitas yang terpelihara secara monoton.
Konsekuensinya adalah keterbatasan fungsional dan nyeri yang timbul sebagai
gejala penyakit degeneratif pada tulang belakang, menjadi lebih sering muncul
sebagai masalah kesehatan. Lumbar spinal stenosis menjadi salah satu masalah
yang sering ditemukan, yang merupakan penyakit degeneratif pada tulang
belakang pada populasi usia lanjut ( Jefferey,2018).
Prevalensinya 5 dari 1000 orang diatas usia 50 tahun. Merupakan penyakit
terbanyak yang menyebabkan bedah pada tulang belakang pada usia lebih dari 60
tahun. Pria lebih tinggi insidennya daripada wanita. Patofisiologinya tidak
berkaitan dengan ras, jenis kelamin, tipe tubuh, pekerjaan dan paling banyak
mengenai lumbar ke-4 k-5 dan lumbar ke-3 ke-4 (Franco,2016). Lumbar spinal
stenosis menjadi salah satu masalah yang sering ditemukan, yang merupakan
penyakit degeneratif pada tulang belakang pada populasi usia lanjut.
Prevalensinya 5 dari 1000 orang diatas usia 50 tahun di Amerika. Merupakan
penyakit terbanyak yang menyebabkan bedah pada spina pada usia lebih dari 60
tahun. Lebih dari 125.000 prosedur laminektomi dikerjakan untuk kasus lumbar
spinal stenosis. Pria lebih tinggi insidennya daripada wanita. Patofisiologinya
tidak berkaitan dengan ras, jenis kelamin, tipe tubuh, pekerjaan dan paling banyak
mengenai lumbar ke-4 k-5 dan lumbar ke-3 ke-4 (Fahy, 2019)
Lumbar spinal stenosis merupakan penyakit degeneratif yang sering
ditemukan pada orang lanjut usia. Gejala yang sering ditimbulkan adalah nyeri
pinggang bawah. Penanganannya tergantung berat ringannya gejala, dapat
koservatif maupun operatif. Dalam penanganan menggunakan terapi operatif,
komplikasi, hasil terapinya bergantung pada kondisi penderita dan pemulihannya
yang lama juga harus dipertimbangkan mengingat pasien yang umumnya usia tua
(Eberhard.S, 2018).
Pemberian asuhan keperawatan merupakan salah satu hal penting dalam
menunjang perawatan pasien. Asuhan keperawatan mulai dari pengkajian,
penentuan diagnosa, rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi merupakan
suatu bentuk asuhan komperhensif untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Berdasarkan hal tersebut, penulis memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
yang mengalami lumbal spinal canal stenosis
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan lumbal spinal
canal stenosis
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk melakukan pengkajian pada pasien dengan lumbal spinal canal
stenosis
2. Untuk merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan Lumbal
spinal canal stenosis
3. Untuk menyusun rencana intervensi keperawatan pada pasien dengan
Lumbal spinal canal stenosis
4. Untuk memberikan implementasi keperawatan serta alternatif
pemecahan masalah berdasarkan jurnal pada pasien dengan Lumbal
spinal canal stenosis
5. Untuk melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada pasien dengan
Lumbal spinal canal stenosis
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
Penyusunan laporan asuhan keperawatan pada pasien lumbal spinal canal
stenosis ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis serta pembaca
mengenai pemberian asuhan keperawatan kepada pasien yang mengalami lumbal
spinal canal stenosis dan dapat dijadikan referensi dalam penyusunan asuhan
keperawatan pada pasien lumbal spinal canal stenosis
1.3.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Penulis

Pemberian asuhan keperawatan pada pasien lumbal spinal canal stenosis


ini dapat meningkatkan keterampilan penulis dalam melakukan proses
asuhan keperawatan kepada pasien dengan lumbal spinal canal stenosis
serta mempraktikkan bersama cara mengelola sebuah kasus dalam satu tim
2. Bagi Pasien
Pemberian asuhan keperawatan ini dapat meningkatkan status kesehatan
pasien serta mencegah perburukan kondisi dengan adanya monitoring
berkelanjutan dari gejala yang dirasakan
3. Bagi Perawat

Pemberian asuhan keperawatan ini membantu perawat dalam melakukan


monitoring kondisi pasien dan dapat memberikan tindakan mandiri
keperawatan pada pasien dengan lumbal spinal canal stenosis sehingga
asuhan yang diberikan kepada pasien dilaksanakan secara komprehensif
dan optimal
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas
Pasien
 Nama : Tn. A
 Jenis kelamin : Laki - laki
 Umur : 56 tahun
 Pendidikan : S1
 Pekerjaan : Swasta
 Status perkawinan : Menikah
 Agama : Kristen Protestan
 Suku : Bali
 Alamat : Jl. By Pass Ngurah Rai No 775 Pemogan
Denpasar Selatan
 Tanggal masuk : 15 Desember 2021
 Tanggal pengkajian : 28 Desember 2021
 Sumber informasi : Pasien dan keluarga.
 Diagnosa masuk : Bust Fr Patologis Spinal Canal Stenosis L1
Penanggung Jawab
 Nama : Ny. J
 Hubungan dengan pasien : Istri
2. Riwayat keluarga
 Genogram
 Keterangan genogram
: Perempuan = garis perkawinan
: Laki = garis keturunan
: Laki – laki meninggal = tinggal serumah
: Pasien
3. Status kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
 Keluhan utama (saat MRS dan saat ini)
a) Saat MRS
Keluhan utama masuk rumah sakit yaitu pasien mengeluh nyeri pada
pinggang.
b) Keluhan saat ini
Pasien saat dilakukan pengkajian mengeluh tidak bisa menggerakan
kedua kakinya dan merasakan nyeri pada bagian pinggang menjalar
ke kedua kaki skala nyeri 3, terasa seperti tertusuk – tusuk dan
memberat ketika digerakkan.
 Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Pasien mengatakan telah mengalami nyeri di bagian pinggang sejak
5 bulan yang lalu. Nyeri awalnya dirasakan pada pinggang sebelah
kiri semakin lama semakin memberat. Pasien kemudian mengalami
sulit kencing sejak tanggal 09 Desember 2021 dan dilakukan
perawatan berupa pemberian obat yaitu paracetamol 1000 mg/6 jam,
fentalyn bolus 45 mcg dan pemasangan kateter pada tanggal 13
Desember 2021 karena pasien tidak bisa kencing di RS Surya
Husada. Selanjutnya pasien kemudian di rujuk ke RSUP Sanglah
pada tanggal 15 Desember 2021. Perawatan yang telah dilakukan di
RSUP Sanglah adalah pelaksanaan tindakan operasi yiatu
laminektomi dekompresi L1 + Biopsi + Stabilisasi Fusi T10 – L4
pada tanggal 23 Desember 2021
 Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya.
Pasien dan keluarga mencari pelayanan kesehatan ke rumah sakit
terdekat untuk mengatasi keluhan yang dialami oleh pasien.
b. Status kesehatan masa lalu
 Penyakit yang pernah dialami :
Pasien mengatakan pernah mengalami hernia pada tahun 2007
 Pernah dirawat :
Pasien mengatakan pernah di rawat di rumah sakit selama 3 hari
karena hernia yang dialami pada tahun 2007.
 Riwayat alergi :  Ya Tidak Jelaskan : -
 Riwayat transfusi :  Ya  Tidak
 Kebiasaan
 Merokok :  Ya Tidak Sejak :- Jumlah :-
 Minum kopi :  Ya Tidak
Pasien mengatakan sebelumnya mengonsumsi kopi 1 sampai 2
gelas sehari namun sudah berhenti ± 2 tahun
 Penggunaan alkohol : Ya Tidak Sejak :- Jumlah :-
4. Riwayat penyakit keluarga :
Berdasarkan hasil pengkajjian pasien mengatakan istrinya memiliki
riwayat kanker payudara dan telah dilakukan operasi pengangkatan
payudara dan mertua dari pasien memiliki penyakit diabetes melitus dan
hipertensi
5. Diagnosa medis dan terapi :
a) Diagnosa medis (28-31 Desember 2021)
Bust Fr Patologis Spinal Canal Stenosis L1
b) Terapi yang diberikan (28/12/2021)
- Paracetamol 500 mg PO tiap 8 jam
- Omeprazole 40 mg tiap 12jam
- Ceftriaxone 2 mg tiap 24jam
- Oxynorm 20 mg kecepatan 0,6 ml/jam
- Asam tranexamat 1 gr tiap 8jam
6. Pola fungsi kesehatan
a. Pemeliharan dan persepsi terhadap kesehatan
Saat ini keluarga membantu memenuhi kebutuhan harian pasien di
rumah sakit. Menurut pasien dan keluarga saat ini pasien telah
dilaksanakan operasi yang bertujuan untuk mengatasi masalah nyeri
pinggang yang sering dialaminya. Pasien mengatakan harus istirahat
dan tidak melakukan banyak gerakan karena kondisinya.
b. Nutrisi/metabolik
Berdasarkan hasil pengkajian pasien mengonsumsi makanan yang
didapat dari rumah sakit yaitu bubur sebanyak 3 kali sehari dan makan
buah setiap setelah makan. Pasien juga minum sekitar 2000 ml/hari
dan juga terpasang infus NaCl 20 tpm. Pada saat pengkajian, pasien
makan dengan baik dan makanannya habis.
Pengkajian Gizi tanggal 28 Desember 2021
Antropometri
Berat badan saat ini : 60 kg
Tinggi badan (cm) : 170 cm
BMI (kg/m2) : 20,7 (Normal)
Biokimia
Kreatinin : 0,80 mg/dL
BUN :14,60 mg/dL
SGOT : 24,1 u/L
SGPT : 9,90 u/L
Kalium : 4,91 mmol/L
Natrium : 133 mmol/L
Clinis (Klinik)
Pasien merasa mual tetapi tidak muntah, tidak ada diare, tidak
kesulitan mengunyah, tidak ada kesulitan menelan, tidak ada sesak.
Pasien hanya lemas, pusing, dan mengalami nyeri pada punggung
Diet
a. Pola makan :
Pasien makan 2-3 kali sehari, pasien mengonsumsi makanan
sumber protein/produk susu ≤ 1 porsi/hari, mengonsumsi kacang-
kacangan ≥ 2 porsi dalam seminggu, mengonsumsi daging, ikan,
atau unggas setiap hari, mengonsumsi lebih dari 2 porsi sayur dan
buah setiap hari, daan minum kurang lebih 2000 ml/hari
c. Pantangan dan alergi makanan
Berdasarkan hasil pengkajian, pasien tidak memiliki alergi terhadap
makanan maupun obat – obatan tertentu.
d. Pola eleminasi
Pasien mengatakan biasanya BAB 1 kali sehari, namun sebelumnya
pasien sempat mengalami kesulitan BAB yang mana selama 3 hari
belum BAB saat awal dirawat di rumah sakit. Namun saat ini pasien
sudah dapat BAB 1 kali sehari dengan konsistensi lembek dan sedikit.
Pasien terpasang kateter dan luaran urin saat dilakukan pengkajian
kurang lebih 100 ml. Kateter tampak bersih tempat penampungan urine
telah tergantung dan tidak menyentuh lantai.
e. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilisasi di tempat tidur √
Ket: 0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang
lain dan alat, 4: tergantung total.
Pasien terlihat hanya dapat berbaring di tempat tidur, kedua kaki di
topang menggunakan bantal, pasien mengatakan untuk aktivitas seperti
makan, minum, mandi, berpakaian, mobilisasi dibantu oleh
keluarganya.
f. Pola tidur dan istirahat
Keluarga pasien mengatakan pasien terkadang terbangun saat tidur
karena nyeri yang dirasakan dan badan terasa kesemutan. Pasien tidur
malam dari pukul 21.00 sampai 06.00 Wita namun tidur pasien
terkadang tidak nyenyak dan terbangun karena nyeri yang
dirasakannya.
g. Pola kognitif-perseptual
Pasien saat dilakukan pengakajian mengeluh merasakan nyeri pada
bagian pinggang menjalar ke kedua kaki, skala nyeri 3, terasa seperti
tertusuk – tusuk dan memberat ketika digerakkan. Pasien terlihat
meringis menahan sakit ketika badan dan kakinya digerakkan.
h. Pola persepsi diri/konsep diri
Pasien mengatakan merasa sedih dengan kondisinya, namun pasien
masih bersyukur mendapatkan perawatan dan keluarga yang selalu
menjaga dan mendukung pengobatan pasien. Pasien mengatakan
bahwa kondisinya merupakan suatu cobaan yang harus di hadapi.
Pasien berharap semoga bisa segera sembuh.
i. Pola seksual dan reproduksi
Pasien telah memiliki 4 orang anak, tidak ada keluhan pada genitalia
pasien. Saat ini pasien terpasang kateter.
j. Pola peran-hubungan
Pasien semenjak sakit tidak melakukan pekerjaannya. Istri pasien
menjaga pasien di rumah sakit selama menjalani pengobatan, sehingga
pemenuhan kebutuhan sehari-hari dirumahnya dibantu oleh keluarga
lainnya dan anaknya yang paling tua yang mengurus kebutuhan yang
lainya. Anak-anak pasien juga terkadang mengunjungi pasien di rumah
sakit atau menghubungi pasien melalui telepon.
k. Pola manajemen koping stres
Keluarga pasien mengatakan apabila jenuh dan ada permasalahan akan
bercerita dengan keluarga lainnya. Pasien sempat merasa mengeluh
dan menyesal dengan kondisinya, namun saat ini sudah mampu
menerima dengan kondisi yang sudah terjadi. Pasien juga mengatakan
berdoa kepada Tuhan untuk menenangkan pikirannya
l. Pola keyakinan-nilai
Sebelum sakit pasien rutin melakukan doa ke gereja, namun ketika
pasien sakit pasien tetap berdoa dari tempat tidur untuk memenuhi
aktivitas spiritualnya. Keluarga pasien rajin berdoa untuk mendoakan
kesembuhan pasien.

7. Riwayat kesehatan pemeriksaan fisik


Keadaan umum :  Baik Sedang  Lemah Kesadaran :
Composmentis
TD : 110/70 mmHg Nadi :86x/menit Suhu :36,70C RR: 16x/menit
a. Kulit, Rambut dan Kuku
Distribusi rambut : rambut pasien tipis, berwarna hitam dan pendek
Lesi  Ya  Tidak
Warna kulit  Ikterik  Sianosis  Kemerahan

 Pucat
Akral  Hangat  Panas  Dingin kering Dingin
Turgor: elastis
Oedem  Ya  Tidak Lokasi:
Warna kuku:  Pink  Sianosis  lain-lain
Lain-lain: Tidak ada
b. Kepala dan Leher
Kepala  Simetris  Asimetris, Lesi:  ya  Tidak
Deviasi trakea  Ya  Tidak
Pembesaran kelenjar tiroid  Ya  Tidak
Lain-lain: Tidak ada
c. Mata dan Telinga
Gangguan pengelihatan  Ya Tidak
Menggunakan kacamata  Ya  Tidak Visus:
Pupil  Isokor  Anisokor Ukuran:
Sklera/ konjungtiva  Anemis  Ikterus
Gangguan pendengaran  Ya Tidak
Menggunakan alat bantu dengar  Ya  Tidak
Tes weber: Tes Rinne: Tes Swabach:
Lain-lain: Tidak ada
d. Sistem Pernafasan:
Batuk:  Ya  Tidak
Sesak:  Ya Tidak

 Inspeksi
Dada simetris, tidak ada lesi, tidak ada penggunaan otot bantu
pernapasan
 Palpasi
Nyeri tekan tidak ada
 Perkusi
Suara sonor pada seluruh lapang paru
 Auskultasi
Suara napas vaskuler, wheezing (-), ronkhi (-)
 Lain – lain:
Tidak ada sumbatan jalan napas dan pasien bernapas spontan
e. Sistem Kardiovaskular :
Nyeri dada  Ya Tidak
Palpitasi  Ya  Tidak
CRT  < 3 dtk  > 3 dtk
 Inspeksi
Bentuk dada simetris, tidak terlihat ada lesi atau massa, tidak ada
pembesaran vena jugularis
 Palpasi
Nyeri tekan tidak ada
 Perkusi
Batas jantung normal, batas atas ICS II, batas bawah ICS 4, batas
kanan ICS 2 dan kiri ICS 2.
 Auskultasi
Tidak terdapat suara jantung tambahan (murmur (-) dan galop (-)),
irama jantung teratur
 Lain – lain:
f. Payudara Wanita dan Pria:
Payudara terlihat simetris, tidak terdapat masa maupun benjolan dan
pasien mengatakan tidak terdapat keluhan terkait payudaranya
g. Sistem Gastrointestinal:
Mulut  Bersih  Kotor  Berbau
Mukosa  Lembab  Kering  Stomatitis
Pembesaran hepar  Ya  Tidak
Abdomen  Meteorismus  Asites Nyeri tekan
Peristaltik: 18 x/mnt
Lain-lain : Tidak ada
h. Sistem Urinarius :
Penggunaan alat bantu/ kateter  Ya Tidak
Kandung kencing, nyeri tekan  Ya  Tidak
Gangguan  Anuria  Oliguria  Retensi
 Inkontinensia Nokturia
Lain-lain: Tidak ada
i. Sistem Reproduksi Wanita/Pria :
Pasien sudah menikah dan mempunyai 4 orang anak. Pasien tidak
mengalami keluhan di area reproduksi, namun pasien saat ini terpasang
kateter urine
j. Sistem Saraf:
GCS: 15 Eye:4 Verbal: 5 Motorik: 6
Rangsangan meningeal  Kaku kuduk  Kernig
 Brudzinski I  Brudzinski II
Refleks fisiologis  Patela  Trisep
 Bisep  Achiles
Refleks patologis  Babinski  Chaddock  Oppenheim
 Rossolimo  Gordon Schaefer
 Stransky  Gonda
Gerakan involunter : tidak ada
k. Sistem Muskuloskeletal:
Kemampuan pergerakan sendi Bebas  Terbatas
Deformitas  Ya  Tidak

Lokasi:
Fraktur  Ya  Tidak
Lokasi:
Kekakuan  Ya  Tidak
Nyeri sendi/otot  Ya  Tidak
Kekuatan otot : 5555 5555
xxxx xxxx
Lainnya : kekuatan otot ekstremitas pasien tidak terkaji karena pasien
merasa nyeri ketika kakinya digerakkan.
l. Sistem Imun:
Perdarahan Gusi  Ya  Tidak
Perdarahan lama  Ya  Tidak
Pembengkakan KGB  Ya  Tidak Lokasi:
Keletihan/kelemahan  Ya  Tidak
Lainnya : Tidak ada
m.Sistem Endokrin:
Hiperglikemia  Ya  Tidak
Hipoglikemia  Ya  Tidak
Luka gangrene  Ya  Tidak
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Data Laboratorium yang berhubungan
b. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 23 Desember 2021
Nama Nilai
Parameter Hasil Satuan Keterangan
Pemeriksaan Rujukan
Darah WBC 3,90 103 /μL 4,1-11,0 Rendah
Lengkap NE% 89,60 % 47-80 Tinggi
(DL) LY% 8,50 % 13-40 Rendah
MO% 1,30 % 2,0-11,0 Rendah
EO% 0,30 % 0,0-5,0
BA% 0,30 % 0,0-2,0
MCV 68,00 fL 80-100 Rendah
MCH 22,20 pg 26,0 - 34 Rendah
MCHC 32,60 g/dL 31-36
RDW 25.20 % 11,6 – 14,8 Tinggi
PLT 200,00 103 /μL 150 - 440
MPV 9,80 fL 6,80 – 10,0
NLR 10,54 ≤ 3,31 Tinggi
3
NE# 3,50 10 /μL 2,50-7,50
LY# 0,33 103 /μL 1,00-4,00 Rendah
MO# 0,05 103 /μL 0,10-1,20 Rendah
EO# 0,01 103 /μL 0,00-0,50
BA# 0,01 103 /μL 0,0-0,1
RBC 3,97 106/μL 4,5 – 5,9 Rendah
HGB 8,80 g/dL 13,5 – 17,5 Rendah
HCT 27,00 % 41,0 – 53,0 Rendah
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 27 Desember 2021
Nama Nilai
Parameter Hasil Satuan Keterangan
Pemeriksaan Rujukan
Darah WBC 12,19 103 /μL 4,1-11,0 Tinggi
Lengkap NE% 86,30 % 47-80 Tinggi
(DL) LY% 4,60 % 13-40 Rendah
MO% 8,80 % 2,0-11,0
EO% 0,20 % 0,0-5,0
BA% 0,10 % 0,0-2,0
MCV 69,40 fL 80-100 Rendah
MCH 22,50 pg 26,0 - 34 Rendah
MCHC 32,50 g/dL 31-36
RDW 25.30 % 11,6 – 14,8 Tinggi
PLT 209,00 103 /μL 150 - 440
MPV 10,20 fL 6,80 – 10,0 Tinggi
NLR 18,76 ≤ 3,31 Tinggi
NE# 10,53 103 /μL 2,50-7,50 Tinggi
LY# 0,56 103 /μL 1,00-4,00 Rendah
MO# 1,07 103 /μL 0,10-1,20
EO# 0,02 103 /μL 0,00-0,50
BA# 0,01 103 /μL 0,0-0,1
RBC 3,82 106/μL 4,5 – 5,9 Rendah
HGB 8,60 g/dL 13,5 – 17,5 Rendah
HCT 26,50 % 41,0 – 53,0 Rendah

Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 29 Desember 2021


Nama Nilai
Parameter Hasil Satuan Keterangan
Pemeriksaan Rujukan
Darah WBC 10,01 103 /μL 4,1-11,0
Lengkap NE% 79,90 % 47-80
(DL) LY% 9,80 % 13-40 Rendah
MO% 9,40 % 2,0-11,0
EO% 0,80 % 0,0-5,0
BA% 0,10 % 0,0-2,0
MCV 72,20 fL 80-100 Rendah
MCH 23,60 pg 26,0 - 34 Rendah
MCHC 32,70 g/dL 31-36
PLT 265,00 103 /μL 150 - 440
MPV 9,40 fL 6,80 – 10,0
NLR 8,15 ≤ 3,31 Tinggi
3
NE# 8,00 10 /μL 2,50-7,50 Tinggi
LY# 0,98 103 /μL 1,00-4,00 Rendah
MO# 0,94 103 /μL 0,10-1,20
EO# 0,08 103 /μL 0,00-0,50
BA# 0,01 103 /μL 0,0-0,1
RBC 4,53 106/μL 4,5 – 5,9
HGB 10,70 g/dL 13,5 – 17,5 Rendah
HCT 32,70 % 41,0 – 53,0 Rendah

c. Data radiologi
d.
e. Hasil Konsultasi
Tanggal Jam Catatan Perkembangan Instruksi
-

f. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Lain : -


9. Analisa Data
No Tgl Data Penyebab/Interpretasi Masalah
1. Selasa DS: Penyempitan saraf PK Anemia
28/12/ DO: spinal
2021 1. Hasil pemeriksaan
laboratorium tanggal 27 Peningkatan tekanan
Desember 2021 (HB: 8,60 g/dl pada saraf spinal
(rendah), RBC: 3,82106/μL
(rendah), HCT 26,50% Terapi operatif
(rendah) pembedahan pada
2. Pasien terlihat lemah dan spinal
pucat
3. TD: 110/70 mmHg, N: Kehilangan darah
86x/menit selama prosedur operasi

Penurunan sel darah


merah dan hemoglobin

PK Anemia
2. Selasa DS: Spinal kanal stenosis Nyeri Akut
28/12/ 1. Pasien mengeluh mengalami
2021 nyeri pada pinggang menjalar Laminektomi
ke kedua kaki dengan skala
nyeri 3, nyeri seperti tertusuk Luka insisi
– tusuk, nyeri dirasakan terus
menerus memberat ketika Merangsang reseptor
digerakkan. nyeri
DO:
1. Pasien tampak meringis Nyeri Akut
kesakitan ketika badannya
dan kakinya digerakkan
2. Pasien mendapatkan terapi
oxynorm 20 mg dengan
kecepatan 0,6 ml/jam
3. TD: 110/70 mmHg, N:
86x/menit, RR: 16x/menit
3. Selasa DS: Spinal kanal stenosis Hambatan mobilitas
28/12/ 1. Pasien mengatakan tidak bisa fisik
2021 bergerak terlalu banyak karena Kanal spinal
nyeri yang dialaminya menyempit
DO:
1. Pasien tampak meringis Gangguan
kesakitan ketika badan dan neuromuskular
kakinya digerakkan
2. Pasien terlihat hanya berbaring Penurunan motorik
di tempat tidur ekstremitas bawah
3. Kekuatan otot ekstremitas
pasien tidak terkaji karena Hambatan Mobilitas
nyeri yang dirasakan pasien Fisik
4. Semua aktivitas mandi,
berpakaian, makan dan minum
dibantu oleh keluarganya
3. Selasa DS: Penyempitan saraf Risiko infeksi
28/12/ DO: spinal
2021 1. Hasil pemeriksaan
laboratorium 27 Desember Peningkatan tekanan
2021 (WBC 12,19 (Tinggi), pada saraf spinal
NE% 86,30 (tinggi), LY%
4,60 (rendah), NE# 10,53 Terapi operatif
(tinggi), LY# 0,56 (rendah) (laminektomi)
2. Pasien terlihat lemas dan
berbaring di tempat tidur Diskuntinuitas jaringan
3. TD: 110/70 mmHg, N:
86x/menit Port the entry bakteri
Risiko infeksi

10. Diagnosa Keperawatan (Berdasarkan Prioritas)


No Tgl Muncul Dx Keperawatan Tgl TTD
Dx teratasi
1. 28 Desember 2021 PK Anemia
2 28 Desember 2021 Nyeri kronis berhubungan dengan agen 31 Perawat
cedera biologis (peningkatan tekanan pada Desember
jaringan akibat usia dan hipertropi 2021
osteoligamentum vertebra ditandai dengan
perasaan nyeri skala 3 pada pinggang
menjalar ke kaki, pasien tampak meringis
dan TD 110/70 mmHg, N: 86x/menit, RR
16x/menit
3. 28 Desember 2021 Hambatan mobilitas fisik berhubungan 31 Perawat
dengan gangguan muskuloskeletal dan nyeri Desember
ditandai dengan penurunan rentang gerak 2021
pasien
4. 28 Desember 2021 Risiko infeksi berhubungan dengan 31 Perawat
leukopenia Desember
2021
B. Perencanaan (Intervensi)
Hari/Tgl No Rencana Keperawatan
Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Selasa/ 28 1 Setelah dilakukan aduhan keperawatan NIC Label NIC Label
Desember selama 3x24 jam diharapkan nyeri Manajemen Nyeri Manajemen Nyeri
2021 yang dialami pasien berkurang: 1) Kaji nyeri secara komprehensif 1) Pengkajian nyeri secara
NOC Label mencakup lokasi, karakteristik, durasi, komprehensif perlu dilakukan
Tingkat Nyeri frekuensi, kualitas, intensitas atau untuk memberikan gambaran
1) Nyeri yang dilaporkan ringan keparahan nyeri, dan faktor presipitasi mengenai nyeri yang dialami
dengan skala nyeri 0-3 pasien sehingga mampu
2) Ekspresi wajah nyeri berkurang menerapkan intervensi yang
sesuai
Kontrol Nyeri 2) Berikan informasi mengenai nyeri, 2) Pengetahuan tentang yang
1) Menggunakan analgesik yang seperti penyebab nyeri, berapa nyeri baik dan didukung oleh
direkomendasikan lama nyeri akan dirasakan, dan kesadaran dapat menstimulasi
2) Mengenali kapan terjadi nyeri antisipasi dari ketidaknyamanan akibat terbentuknya sikap yang baik
prosedur. dalam menangani nyeri.
3) Kendalikan faktor lingkungan yang 3) Lingkungan yang nyaman
dapat mempengaruhi respon pasien dapat membantu dalam
terhadap ketidaknyamanan (misalnya: meminimalisir terjadinya
suhu ruangan, pencahayaan, suara cedera yang dapat
bising) menyebabkan nyeri.

4) Pastikan perawatan analgesik bagi 4) Pemberian analgesik harus


pasien dilakukan dengan pemantauan dilakukan dengan pemantauan
yang ketat yang ketat dengan tujuan
tindakan pengobatan tidak
merugikan pasien
5) Ajarkan menggunakan teknik non 5) Teknik relaksasi nafas dalam
farmakologi seperti relaksasi nafas dapat mengendalikan nyeri
dalam dengan meminimalkan
aktivitas simpatik dalam
system saraf otonom
Pemberian Analgesik Pemberian Analgesik
1) Berikan obat analgesik (paracetamol 1) Pemberian analgesik yang
tidak sesuai dengan tingkat
nyeri akan menimbulkan efek
samping yang tidak
diinginkan, seperti depresi
pernapasan, mual muntah,
penurunan tingkat kesadaran,
dan dapat menurunkan respon
simpatis pasien
2) Berikan analgesik sesuai paruh 2) Pemberian obat harus sesuai
waktunya, terutama pada nyeri yang dengan prinsip 6 benar agar
berat tidak menilbulkan efek
samping yang berbahaya
3) Monitor tanda vital sebelum dan 3) Memantau tanda-tanda vital
setelah memberikan analgesik sebelum dan sesudah
pemberian obat dilakukan
untuk mengetahui
perkembangan pasien karena
setiap obat mempunyai efek
samping yang dapat
mempengaruhi kesehatan
Selasa/ 28 2 Setelah dilakukan intervensi selama 3 NIC Label: Terapi Latihan: Mobilitas Terapi Latihan: Mobilitas
Desember x 24 jam diharapkan mobilitas fisik Sendi Sendi
2021 pasien dapat membaik dengan kriteria 1) Monitor tanda-tanda vital 1) Mengetahui keadaan umum
hasil pasien
NOC Label: Pergerakan
2) Mengidentifikasi kondisi
1) Mampu merubah posisi dari 2) Kaji keterbatasan pergerakan sendi
sendi pasien dan menentukan
berbaring menjadi posisi dan efeknya terhadap fungsi sendi terapi yang dapat diberikan
semifowler
kepada pasien
2) Mampu bergeser secara perlahan
3) Mengetahui seberapa besar
secara mandiri 3) Monitor kekuatan otot pasien
daya otot pasien dan
3) Mampu mmelakukan ROM pasif
mengetahui perubahan otot
dibantu oleh orang lain
pasien
4) Gerakan otot pada bagian tubuh
yang tidak terbatas tidak 4) Berikan informasi kepada pasien dan 4) Membantu pemberian
terganggu keluarga terkait dengan alasan dan gambaran dan
5) Kekuatan otot pasien meningkat pentingnya pelaksanaan ROM menginformasikan
6) Kelemahan fisik menurun pentingnya melakukan ROM

5) Kolaborasi dengan ahli terapi dalam 5) Kolaborasi dengan ahli terapi


melakukan ROM pasif untuk melatih dalam
pergerakan sendi pasien
sesuai dengan kondisi pasien
agar tidak terjadi perburukan
kondisi dan tidak terjadi
terjadi kekakuan pada pasien
6) Dukung dan instruksikan pasien atau
6) Untuk mempercepat
keluarga untuk melakukan ROM
pemulihan pasien dan
pasif dengan bantuan secara teratur
mencegah kekauan sendi
pasien

NIC Label: Bantuan Perawatan Diri Bantuan Perawatan Diri


1) Kaji kebutuhan pasen dalam 1. Memenuhi seluruh kebutuhan
memenuhi kebutuhan perawatan diri perawatan diri pasien untuk
seperti hygiene, makan, berpakaian, mencegah munculnya infeksi
dan kateter
2) Ajarkan dan dukung keluarga dalam
membantu memenuhi kebutuhan 2. Melibatkan peran keluarga
pasien dan aktivitas pasien selama terkait dengan perawatan
pasien dalam kondisi sakit pasien agar pemenuhan
kebutuhan dasar pasien tetap
NIC Label: Perawatan Tirah Baring terpenuhi
1) Jaga kain linen kasur tetap bersih,
Perawatan Tirah Baring
kering, dan bebas kerutan
1. Menjaga kenyamanan pasien

2) Monitor komplikasi dari tirah baring

2. Menghindari adanya masalah


3) Bantu pasien untuk merubah posisi kesehatan lain
dari posisi berbaring menjadi duduk
3. Menjaga posisi pasien tetap
nyaman dan meningkatkan
kemampuan pasien dalam
4) Edukasi pasien atau keluarga untuk duduk
mengubah posisi seperti bergeser, 4. Pengubahan posisi menjadi
miring kanan dan kiri secara berkala salah satu cara dalam
mengurangi risiko dekubitus
akibat pasien terus berbaring
Rabu/ 29 3 Setelah dilakukan asuhan keperawatan NIC Label: NIC Label:
Desember selama 1 x 24 menit diharapkan tidak Kontrol Infeksi Kontrol Infeksi
2021 terjadi infeksi pada pasien dengan 1) Jaga lingkungan aseptik yang optimal 1) Menjaga lingkungan aseptik
kriteria hasil selama melakukan prosedur invasif yang optimal selama
NOC Label: pada klien melakukan prosedur invasif
Keparahan Infeksi pada klien dilakukan sebagai
1) Pucat tidak ada prosedur utama dalam
2) Kulit lembab tidak ada mencegah terjadinya infeksi
3) Nadi lemah tidak ada 2) Ajarkan pasien dan keluarga mengenai 2) Dengan pengetahuan yang
tanda gejala ifeksi dan kapan harus baik membuat pasien menjadi
Kontrol Risiko melaporkannya kepada penyedia paham sehingga mampu
1) Mencari informasi menganai risiko perawatan kesehatan meningkatkan status
terjadinya infeksi kesehatannya
2) Mengidentifikasi faktor risiko
infeksi 3) Ajarkan pasien dan keluarga cara 3) Pengetahuan mengenai cara
3) Mengenali perubahan akibat menghindari infeksi menghindari infeksi dilakukan
infeksi agar pasien dan keluarga
mampu mengenail infeksi dan
terdapat perubahan perilaku ke
arah yang lebih baik
Perlindungan Infeksi Perlindungan Infeksi
1) Monitor adanya tanda dan gejala 1) Memonitor adanya tanda dan
infeksi gejala infeksi dilakukan untuk
mengetahui tingkat infeksi
pada klien sehingga dapat
diberi perawatan yang sesuai
2) Monitor peningkatan atau penurunan 2) Memonitor peningkatan atau
WBC pada klien penurunan WBC pada klien
dilakukan untuk mengetahui
perkembangan infeksi pada
klien karena salah satu tanda
infeksi yaitu adanya
peningkatan WBC
3) Berikan perawatan yang sesuai pada 3) Memberikan perawatan yang
area yang berisiko terjadi infeksi sesuai pada area yang berisiko
terjadi infeksi dilakukan untuk
mencegah infeksi berkembang
secara sistemik

C. Pelaksanaan (Implementasi)
Hari/Tanggal Jam Tindakan Keperawatan Respon Klien TTD
No Dx
Selasa/28 2 08.00 1) Melakukan bed making S : Pasien mengatakan posisinya sudah nyaman Kelompok
Januari 2022 WITA 2) Melakukan pengukuran TTV O: 5
- Tempat tidur pasien tampak rapi dan tidak kusut
- Linen pasien telah diganti
Suhu: 36.8oC
TD : 110/70mmHg
N: 85x/menit
RR:16x/menit
1 09.00 1) Memberikan obat cefriaxone 10cc S : Pasien mengatakan tidak ada keluhan selama Perawat
WITA IV dan paracetamol 500mg (PO) pemberian obat Yuli
O : Obat telah diberikan
11.00 1) Mengganti cairan infus pasien S : Kelompok
WITA NaCl 0,9% 500mL 20 tpm O : Aliran infus tampak lancar 5
1,2 13.00 1) Melakukan pengkajian nyeri S : Kelompok
WITA secara komprehensif dengan - Pasien mengatakan nyeri masih terasa pada 5
PQRST pinggang menjalar ke kedua kaki denga skala
2) Melakukan pengukuran TTV nyeri 2
3) Mengajarkan ke pasien dan - Nyeri seperti ditusuk-tusuk, dirasakan terus
keluarga mengenai teknik menerus dan memberat ketika digerakan.
relaksasi nafas dalam untuk - Keluarga mengatakan paham terkait informasi
mengurangi nyeri yang diberikan
4) Melakukan miring kiri dan kanan - Keluarga mengatakan akan melakukan miring
kanan dan kiri setiap 2 jam
O:
- Pasien tampak meringis ketika badan digerakan
- Pasien tampak melakukan terapi relaksasi nafas
dalam
Suhu: 36.5oC
TD : 120/70mmHg
N: 75x/menit
RR:20x/menit
1, 13.40 1) Memberikan transfusi darah PRC S : Perawat
WITA 1 kolf/hari 239mL - Pasien mengatakan tidak ada keluhan selama Witari
2) Memberikan obat paracetamol transfusi
500mg (PO) - Pasien mengatakan tidak ada keluhan selama
pemberian obat
O:
- Tidak tampak tanda-tanda alergi
- Obat telah diberikan
Suhu: 36.7oC
TD : 110/70mmHg
N: 88x/menit
RR:16x/menit
17.00 1) Mengganti cairan infus pasien S : Kelompok
WITA NaCl 0,9% 500mL 20 tpm 5
O : Aliran infus tampak lancar
1 17.40 1) Melakukan pengkajian nyeri S : Kelompok
WITA secara komprehensif dengan - Pasien mengatakan nyeri masih terasa pada 5
PQRST pinggang menjalar ke kedua kaki denga skala
2) Melakukan pengukuran TTV nyeri 2
- Nyeri seperti ditusuk-tusuk, dirasakan terus
menerus dan memberat ketika digerakan
O:
- Pasien tampak meringis ketika badan digerakan
Suhu: 36.5oC
TD : 120/70mmHg
N: 75x/menit
RR:20x/menit
Rabu/29 2 08.00 1) Melakukan bed making S : Pasien mengatakan posisinya sudah nyaman Kelompok
Desember WITA 2) Melakukan pengukuran TTV O: 5
2021 - Tempat tidur pasien tampak rapi dan tidak kusut
- Linen pasien telah diganti
Suhu: 36.4oC
TD : 110/70mmHg
N: 82x/menit
RR:18x/menit
1, 08.00 1) Memberikan obat cefriaxone S : Perawat
WITA 10cc IV dan paracetamol 500mg - Pasien mengatakan tidak ada keluhan selama Yuli
(PO) transfusi
2) Memberikan transfusi darah PRC - Pasien mengatakan tidak ada keluhan selama
1 kolf/hari 239mL pemberian obat
O:
- Tidak tampak tanda-tanda alergi
- Obat telah diberikan
Suhu: 36.4oC
TD : 110/70mmHg
N: 82x/menit
RR:18x/menit
2 11.00 1) Melakukan dan mengajarkan S : Fisioterapi
WITA terapi latihan - Pasien mengatakan paham dan melakukan
terkait terapi latihan yang diberikan
O:
- Pasien tampak melakukan terapi latihan sesuai
intruksi
- Pasien tampak meringis selama dilakukan latihan
11.00 1) Melepas transfusi darah S: Kelompok
WITA 2) Mengganti cairan infus pasien - Pasien mengatakan tidak ada keluhan selama 5
NaCl 0,9% 500mL 20 tpm transfusi

O:
- Aliran infus tampak lancar
1,2, 13.00 1) Melakukan pengkajian nyeri S : Kelompok
WITA secara komprehensif dengan - Pasien mengatakan nyeri masih terasa pada 5
PQRST pinggang menjalar ke kedua kaki denga skala
2) Mengajarkan ke pasien dan nyeri 2
keluarga mengenai teknik - Nyeri seperti ditusuk-tusuk, dirasakan terus
relaksasi nafas dalam untuk menerus dan memberat ketika digerakan.
mengurangi nyeri - Keluarga mengatakan paham terkait informasi
3) Mengajarkan miring kanan dan yang diberikan
kiri - Keluarga mengatakan akan melakukan miring
4) Menginstruksikan cara menjaga kanan dan kiri setiap 2 jam
kebersihan pada area luka post O :
operasi - Pasien tampak meringis ketika badan digerakan
5) Mengajarkan keluarga pasien - Pasien tampak melakukan terapi relaksasi nafas
untuk selalu mencuci tangan dalam
6) Mengajarkan keluarga dan pasien Suhu: 36.4oC
untuk segera melaporkan ke TD : 110/70mmHg
perawat yang bertugas jika N: 80x/menit
balutan luka kotor RR:18x/menit
1, 16.00 1) Melakukan pengambilan produk S : Perawat
WITA darah untuk dilakukan Suteja
Tidak tampak keluhan saat pemberian obat
pemeriksaan darah lengkap
O:
2) Memberikan obat cefriaxone 10cc
Pasien tampak meringis ketika pengambilan darah
IV dan paracetamol 500mg (PO)
18.00 1) Mengganti cairan infus pasien S : Kelompok
WITA NaCl 0,9% 500mL 20 tpm 5
O : Aliran infus tampak lancar
1 20.00 1) Memberikan obat cefriaxone 10cc S : Perawat
WITA IV dan paracetamol 500mg (PO) Pasien mengatakan tidak ada keluhan selama Suteja
pemberian obat

O:
Obat telah diberikan
Kamis/30 2 08.00 1) Melakukan bed making S : Pasien mengatakan posisinya sudah nyaman Kelompok
Desember WITA 2) Melakukan pengukuran TTV O: 5
2021 - Tempat tidur pasien tampak rapi dan tidak kusut
- Linen pasien telah diganti
Suhu: 36.4oC
TD : 110/70mmHg
N: 80x/menit
RR:10x/menit
1 09.00 1) Memberikan obat cefriaxone 10cc S : Perawat
WITA IV dan paracetamol 500mg (PO) Pasien mengatakan tidak ada keluhan selama Yuli
pemberian obat

O : Obat telah diberikan


2 9.30 1) Melakukan dan mengajarkan S : Fisioterapi
WITA terapi latihan - Pasien mengatakan paham dan melakukan
terkait terapi latihan yang diberikan
O:
- Pasien tampak melakukan terapi latihan sesuai
intruksi
- Pasien tampak meringis selama dilakukan latihan
1,2 13.00 1) Melakukan pengkajian nyeri S : Kelompok
WITA secara komprehensif dengan - Pasien mengatakan nyeri masih terasa pada 5
PQRST pinggang menjalar ke kedua kaki denga skala
2) Melakukan pengukuran TTV nyeri 2
3) Mengajarkan ke pasien dan - Nyeri seperti ditusuk-tusuk, dirasakan terus
keluarga mengenai teknik menerus dan memberat ketika digerakan.
relaksasi nafas dalam untuk - Keluarga dan pasien mengatakan paham terkait
mengurangi nyeri informasi yang diberikan
4) Melakukan miring kiri dan kanan - Keluarga mengatakan sudah melakukan miring
kanan dan kiri setiap 2 jam
O:
- Pasien tampak meringis ketika badan digerakan
- Pasien tampak melakukan terapi relaksasi nafas
dalam
Suhu: 36.3oC
TD : 110/80mmHg
N: 82x/menit
RR:18x/menit
14.00 1) Mengganti cairan infus pasien S : Kelompok
WITA NaCl 0,9% 500mL 20 tpm 5
O : Aliran infus tampak lancar
Jumat/31 2 08.00 1) Melakukan bed making S : Pasien mengatakan posisinya sudah nyaman Kelompok
Desember WITA 2) Melakukan pengukuran TTV O: 5
2021 - Tempat tidur pasien tampak rapi dan tidak kusut
- Linen pasien telah diganti
Suh Suhu: 36.5oC
TD : 110/70mmHg
N: 82x/menit
RR:18x/menit
1, 08.00 1) Memberikan obat ferosulfat + S : Perawat
WITA asam folat dan paracetamol Pasien mengatakan tidak ada keluhan selama Yuli
500mg (PO) pemberian obat

O:
Obat telah diberikan
1,2, 11.00 1) Membantu perawatan diri berupa S : Kelompok
WITA penggantian pampers - Pasien mengatakan nyeri masih terasa pada 5
2) Melakukan pengkajian PQRST pinggang menjalar ke kedua kaki dengan skala
3) Melakukan pengukuran TTV nyeri 2
4) Mengajarkan ke pasien dan keluarga - Nyeri seperti ditusuk-tusuk, dirasakan terus
mengenai teknik relaksasi nafas menerus dan memberat ketika digerakan.
dalam untuk mengurangi nyeri - Keluarga mengatakan paham terkait informasi
5) Memberikan edukasi tentang yang diberikan
miring kiri dan kanan untuk - Keluarga mengatakan sudah melakukan miring
mencegah dekubitus kanan dan kiri setiap 2 jam
6) Memberikan edukasi terkait - Pasien akan melakukan ROM aktif dan pasif di
tanda-tanda infeksi rumah
7) Melakukan dan memberikan O :
edukasi terakit ROM aktif dan - Pasien tampak melakukan terapi relaksasi nafas
pasif kepada keluarga dan dalam
pasien - Pasien tampak kooperatif
- Balutan tidak tampak kotor
- Tidak tampak tanda-tanda infeksi
Suhu: 36.2oC
TD : 120/70mmHg
N: 82x/menit
RR:20x/menit
D. Evaluasi (Catatan Perkembangan)

No Hari/Tgl No Dx Jam Evaluasi TTD


1. Jumat/31 1 11.30 S:
Desember - Pasien mengatakan nyeri masih terasa pada pinggang menjalar ke kedua kaki denga
2021 skala nyeri 2
Perawat
- Nyeri seperti ditusuk-tusuk, dirasakan terus menerus dan memberat ketika digerakan
O:
- Pasien tampak meringis ketika badan digerakan
Suhu: 36.5oC
TD : 120/70mmHg
N: 75x/menit
RR:20x/menit
A:
Tindakan keperawatan tercapai
P:
Lanjutkan intervensi terkait farmakologi dan non farmakologi
2. Jumat/31 2 11.30 S:
Desember - Pasien mengatakan paham dan melakukan terkait terapi latihan yang diberikan
2021 - Keluarga mengatakan paham terkait informasi yang diberikan
Perawat
- Keluarga mengatakan akan melakukan miring kanan dan kiri setiap 2 jam
O:
- Pasien tampak melakukan terapi latihan sesuai intruksi
- Pasien tampak meringis selama dilakukan latihan
- Kekuatan otot
5555 5555
4444 4444
A:
Tindakan keperawatan tercapai
P:
Lanjutkan intervensi terkait keperawatan diri, pencegahan dekubitus, Latihan ROM di
rumah
3. Jumat/31 3 11.30 S:
Desember - Keluarga dan pasien mengatakan paham terkait informasi yang diberikan
2021 - Keluarga mengatakan sudah melakukan miring kanan dan kiri setiap 2 jam
Perawat
- Pasien akan melakukan ROM aktif dan pasif di rumah
O:
- Pasien tampak kooperatif
- Balutan tidak tampak kotor
- Tidak tampak tanda-tanda infeksi
- WBC : 10,01 103 /μL
Suhu: 36.2oC
TD : 120/70mmHg
N: 82x/menit
RR:20x/menit
A:
Tindakan keperawatan tercapai
P:
Lanjutkan intervensi terkait monitoring tanda-tanda infeksi
4. Jumat/31 4 11.30 S:
Desember - Pasien mengatakan tidak ada keluhan selama transfuse
2021 - Pasien mengatakn kondisinya sudah membaik dan tidak lemas
Perawat
O:
- Aliran infus tampak lancar
- Pasien tidak tampak konjungtiva anemis
- HB : 10,7 g/dL
- PLT : 265 103 /μL
A:

Tindakan keperawatan tercapai


P:
Lanjutkan intervensi farmakologi fero sulfat + asam folat dan peningkatan nutrisi

Denpasar, 31 Desember 2021

Kelompok 5
RINGKASAN JURNAL

Judul : The Effects of Combination of Range Motion and Deep Breathing


Exercise on Pain in Post-Orthopedic Surgery Patients
Penulis : Hery Sasongko, Tintin Sukartini, Erna Dwi Wahyuni , Made
Mahaguna Putra
Tahun : 2019

Fraktur merupakan suataukondisi yang dapat menyebabkan kerusakan


jaringan lunak, perdarahan pada otot dan persendian, ruptur tendon, kerusakan
jaringan saraf dan kerusakan pembuluh darah yang dapat memicu terjadinya nyeri
aku pada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Range Of
Motion (ROM) dan Deep Breathing Exercise (DBE) terhadap nyeri pada pasien
pasca bedah ortopedi. Penelitian ini merupakan penelitian quasy eksperiment yang
dilakukan di Rumah Sakit Dr. Soetomo, Surabaya, jawa Timur. Sampel dari
penelitian ini sebanyak 46 responden yang dipilih dengan teknik purposive
sampling yang dibagi ke dalam kelompok intervensi dan kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat nyeri pasien pada kelompok
interensi (mean = 2,43; SD = 1,41) lebih rendah dibandingkan dengan tingkat
nyeri kelompok kontrol (mean = 3,48; SD = 1,38). Efek kombinasi Deep
Breathing Exercise (DBE) dan Range of Motion (ROM) akan meningkatkan
kenyamanan dan menurunkan intensitas nyeri pasca operasi pada fraktur.
Mekanisme penurunan nyeri pada pasien post orthopedi yaitu distraksi nyeri
sensorik yang berperan penting dalam menurunkan nyeri dengan menghilangkan
konsentrasi pasien pada lokasi nyeri atau area pembedahan, menurunkan aktivasi
mediator kimiawi pada proses inflamasi yang meningkatkan respon nyeri dan
meminimalkan transmisi nyeri saraf ke saraf pusat.
Kombinasi Deep Breathing Exercise (DBE) dan Range of Motion (ROM)
membantu menurunkan rasa nyeri yang dapat mengurangi hormon stres dengan
meningkatkan kandungan oksigen dan suplai darah ke jaringan. Kombinasi
intervensi ROM dan DBE yang diberikan pada pasien post ortopedi sangat
mampu digunakan untuk mengurangi nyeri, sehingga kombinasi ROM dan DBE
terhadap nyeri dan tanda vital pasien pasca bedah ortopedi dapat dijadikan sebagai
standar operasional prosedur dalam mengurangi nyeri. di rumah sakit non
farmakologi.

Anda mungkin juga menyukai