OLEH:
NI KOMANG AYU TRY WAHYUNINGSIH
NIM. 2102621008
ILUSTRASI KASUS :
Seorang pria (Tn. G) berusia 36 tahun dibawa ke IGD setelah mengalami kecelakaan
lalu lintas 15 menit lalu. Keluarga mengatakan pasien ditabrak mobil dengan
kecepatan tinggi dan terpental hingga ±4 meter. Hasil pemeriksaan menunjukkan
pasien mengalami sesak nafas, terdengar suara nafas snoring, nafas spontan, akral
dingin, tampak pucat dan mengalami penurunan kesadaran, CRT > 2 detik. Tekanan
darah pasien 100/70 mmHg, nadi 101x/menit, pernapasan 32x/menit, suhu 35,2oC,
satiurasi oksigen 90%. Hasil pemeriksaan auskultasi dan perkusi pada pasien
menunjukkan suara nafas vesikuler.
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Tn.G
Usia : 36 Tahun
Jenis Kelamin : L/P
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Hindu
Tanggal Masuk RS : 29 September 2021
Penanggung Jawab : Ny.I (istri)
Diagnosa Medis : Cedera Kepala Berat
2. Pengkajian Primer
Kekuatan Otot : 0 0
0 0
Keluhan Lain : -
Masalah Keperawatan : Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral
Deformitas : Ya Tidak Lokasi ... ...
EXPOSURE
B. ANALISIS DATA
MASALAH
NO DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1 Data Subjektif : - Trauma tumpul Ketidakefektifan
Data Objektif : (kecelakaan) Bersihan Jalan
- Terdengar suara Nafas
nafas snoring Deselerasi/akselerasi
- Pasien terlihat sulit
bernafas Cedera kepala
- RR : 32x/menit
Penurunan kesadaran
Kesulitan bernafas
Ketidakefektifan
Bersihan Jalan Nafas
2 Data Subjektif : - Trauma tumpul Ketidakefektifan
Data Objektif : (kecelakaan) Pola Nafas
- Pasien terlihat
kesulitan bernafas Deselerasi/akselerasi
(dispnea)
- Irama nafas cepat Cedera kepala
dan tidak teratur
- Retraksi otot bantu
Cedera jaringan
nafas
- RR : 32x/menit
- Saturasi oksigen Peningkatan suplai darah
90% ke daerah trauma
Saturasi oksigen
terhambat
Ketidakefektifan Pola
Nafas
3 Data Subjektif : - Trauma tumpul PK Syok
Data Objektif : (kecelakaan)
- Pasien tampak
pucat Deselerasi/akselerasi
- Akral dingin
- Turgor lambat dan Cedera kepala
ada diaphoresis
- TD : 100/70 mmHg
Cedera jaringan
- RR : 32x/menit
- CRT : > 2 detik
Aliran darah dan oksigen
o
- Suhu : 35,2 C
ke otak menurun
- Nadi : 101x/menit
(teraba lemah)
Iskemia
Hipoventilasi
Akral dingin, pucat, nadi
cepat dan lemah,
penurunan tekanan darah
PK Syok
4 Data Subjektif : - Trauma tumpul Risiko
Data Objektif : (kecelakaan) Ketidakefektifan
- Pasien mengalami Perfusi Jaringan
penurunan Deselerasi/akselerasi Serebral
kesadaran
- GCS : Eye (1), Cedera kepala
Verbal (tidak dapat
dikaji), Motorik (1)
Cedera jaringan
- Kekuatan otot 0
pada seluruh
Aliran darah dan oksigen
ekstremitas
ke otak menurun
Penurunan kesadaran
Risiko Ketidakefektifan
Perfusi Jaringan
Serebral
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSIS WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI TINDAKAN PARAF
1 Ketidakefektifan Rabu, 29 Manajemen Jalan Nafas Rabu, 29 September 2021
Bersihan Jalan September 2021 1. Membuka jalan nafas (10.00 WITA)
Nafas (09.00 WITA) dengan teknik head tilt Subjektif : -
chin lift (karena pasien Objektif :
tidak mengalami trauma 1. Pasien masih tidak
servikal) sadarkan diri
2. Mengidentifikasi 2. Obstruksi jalan nafas
kebutuhan pasien dapat teratasi
aktual/potensial pasien 3. Suara nafas vesikular dan
untuk memasukkan alat tidak ada suara nafas
membuka jalan nafas tambahan
(pasien harus segera 4. Setelah dilakukan
diberikan tindakan pemasangan ETT, saturasi
pembebasan jalan nafas) oksigen pasien naik dari
3. Memasukkan 80% menjadi 90%
oroppharyngeal airway
(OPA) pada jalan
pernapasan pasien untuk
mencegah adanya
obstrusksi saluran
pernapasan (pasien
mengalami lidah jatuh
kebelakang yang
menghambat laju
pernapasan)
4. Memberikan oksigen
melalui simple mask
(karena pasien trauma)
5. Melakukan auskultasi
suara nafas sehingga
dapat mendengarkan
adanya suara nafas
tambahan atau tidak
6. Mengedukasi keluarga
tentang keadaan umum
klien
7. Melakukan kolaborasi
untuk perencanaan
pemberian obat sesuai
kondisi pasien
selanjutnya
Monitor Pernapasan
1. Memonitor kecepatan,
irama, kedalaman, dan
kesulitan bernafas pada
pasien
2. Memonitor suara nafas
tambahan pasien yaitu
adanya snoring (lidah
jatuh ke belakang)
3. Memonitor saturasi
oksigen
4. Memasang endotracheal
tube (ETT) karena
pasien mengalami
penuruanan oksigen dari
94% menjadi 80%
E. EVALUASI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSIS WAKTU EVALUASI KEPERAWATAN PARAF
1 Ketidakefektifan Rabu, 29 Subjektif (S) :-
Bersihan Jalan September Objektif (O) :
Nafas 2021 (17.00 - Sesak pasien sudah mulai berkurang (tidak ada penggunaan
WITA) otot bantu pernapasan, RR : 25x/menit)
- TD : 110/80 mmHg
- Peningkatan saturasi oksigen dari 80% menjadi 90% setelah
dipasang endotracheal tube (ETT)
Assessment (A) :
- Permasalahan ketidakefektifan bersihan jalan nafas pasien
dapat teratasi
Planning (P) :
- Intervensi dilanjutkan dengan monitoring keadaan umum
pasien, pertahankan jalan napas, dan rencanakan untuk
pemeriksaan lebih lanjut (Lab, CT Scan, Rontgen)
2 PK Syok Rabu, 29 Subjektif (S) :-
September Objektif (O) :
2021 (17.00 - Pasien masing mengalami penurunan kesadaran
WITA) - Akral pasien hangat
- Pasien tidak pucat
- Tanda-tanda vital pasien mengalami perbaikan yaitu TD :
110/80 mmHg, RR : 25x/menit, S : 36 oC, N : 90x/menit,
CRT < 2 detik
- Turgor elastis dan tidak ada diaphoresis
- Tidak terlihat adanya tanda-tanda syok pada pasien
Assessment (A) :
- Permasalahan pada pasien belum teratasi
Planning (P) :
- Intervensi dilanjutkan dengan monitoring keadaan pasien,
lakukan pencegahan syok, pantau tingkat kesadaran pasien
F. RESUM PEMINDAHAN PASIEN (SBAR) ATAU PERENCANAAN PASIEN PULANG
RENCANA PASIEN PINDAH RUANGAN
SITUATION Tn.G (36 tahun) dengan diagnosis medis cedera kepala berat. Kondisi pasien saat ini masih
mengalami penurunan kesadaran, sumbatan jalan nafas sudah ditangani, sesak berkurang
(ditandai dengan tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan, RR : 25x/menit ) syok (-),
peningkatan saturasi oksigen dari menjadi 90% setelah dipasang endotracheal tube (ETT),
akral hangat dan tidak pucat, tanda-tanda vital pasien mengalami perbaikan yaitu TD : 110/80
mmHg, RR : 25x/menit, S : 36 oC, N : 90x/menit, dan CRT < 2 detik.
BACKGROUND Pasien Tn.G (36 tahun) datang setelah mengalami kecelakaan lalu lintas dengan keluhan sesak
nafas, terdengar suara nafas snoring, nafas spontan, akral dingin, tampak pucat dan mengalami
penurunan kesadaran, CRT > 2 detik. Hasil pemeriksaan tekanan darah pasien 100/70 mmHg,
nadi 101x/menit, pernapasan 32x/menit, suhu 35,2oC, satiurasi oksigen 90%. Di ruang IGD
pasien mendapatkan penanganan berupa penilaian status kesadaran awal dengan hasil GCS
E1V1M1, dilakukan pemeriksaan nadi dengan hasil teraba lemah. Setelah dilakukan
pemeriksaan airway dengan teknik head tilt chin lift, terdapat suara nafas snoring (pangkal
lidah jatuh kebelakang dan menghambat saluran pernapasan), sehingga dilakukan pemasangan
oropharyngeal airway (OPA) untuk membantu membebaskan jalan nafas pasien (pasien sudah
diperiksa tidak mengalami cedera servikal). Setelah itu dilakukan tindakan breathing, yaitu
memberikan oksigen kepada pasien melalui simple mask, melakukan auskultasi dan perkusi
suara nafas dengan hasil vesikular, dan memasang heart monitor. Setelah terpasang heart
monitor, terlihat saturasi pasien mengalami penurunan hingga 80% sehingga dilakukan
pemasangan endotracheal tube (ETT) dan setelahnya saturasi pasien mengalami peningkatan
menjadi 90%. Dilanjutkan pemeriksaan circulation dengan hasil tidak ada perdarahan
eksternal, akral teraba dingin, nadi meningkat, tekanan darah menurun dan pernapasan
meningkat, pasien mengalami syok dan segera dilakukan pemasangan IV 2 line untuk
pemenuhan kebutuhan cairan. Pada disability, pasien tidak dapat dilakukan penghitungan GCS
karena terpasang ETT (E1VtM1). Pada exposure, pasien tidak mengalami deformitas, edema,
serta luka, setelah dilakukan logroll pasien pada bagian belakang juga tidak ada permasalahan.
Pasien dipasang kateter dan dilakukan observasi selama delapan jam.
ASSESSMENT Saat ini pasien masih mengalami penurunan kesadaran dan pasien akan dilakukan pemindahan
ruangan untuk dilakukan pemeriksaan dan monitoring kondisi lebih lanjut. Hasil pemeriksaan
TTV terakhir yaitu TD : 110/80 mmHg, RR : 25x/menit, , N : 90x/menit, S : 36 oC.
RECOMENDATION 1. CT scan kepala
2. Foto rontgen thorax
3. Pemeriksaan EKG
4. Pemeriksaan darah lengkap
5. Pemeriksaan AGD
6. Pemasangan ventilator mekanik
MEDICATION 1. Cairan infus NaCl 0,9 (IV) 2 line
2. Terapi oksigen menggunakan ventilator mekanik
Andriati, R., Pratiwi, R.D. and Trisutrisno, D., 2021. Pengaruh Resusitasi Cairan
terhadap Status Hemodinamik Mean Arterial Pressure (Map) Pada Pasien
Syok Hipovolemik Di IGD RSUD Balaraja. Journal Of Medical Surgical
Concerns, 1(1), pp.1-13
Castro, D., & Freeman, L. A. (2021). Oropharyngeal Airway. Treasure Island (FL) :
United States of America
Rifai, A., & Sugiyarto, S. (2019). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Metode
Simulasi Pertolongan Pertama (Management Airway) Pada Penyintas Dengan
Masalah Sumbatan Jalan Nafas pada Masyarakat Awam di Kec. Sawit Kab.
Boyolali. (JKG) Jurnal Keperawatan Global, 4(2), 81-88
Suwandewi, A., Yarlitasari, D., & Solikin, S. (2016). Pengaruh Pemberian Oksigen
Melalui Masker Sederhana dan Posisi Kepala 30º Terhadap Perubahan
Tingkat Kesadaran Pada Pasien Cedera Kepala Sedang Di RSUD Ulin
Banjarmasin 2015. Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI), 1(2), 1-9