Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN KASUS

GANGGUAN PENCERNAAN PADA GERIATRI LOW INTAKE

Disusun oleh:
Latifa Yasmine
030.15.101

Pembimbing:
dr. Afifah Is, Sp.PD

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
PERIODE 14 DESEMBER 2020 – 22 JANUARI 2021
Laporan kasus:
GANGGUAN PENCERNAAN PADA GERIATRI LOW INTAKE

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Kepaniteraan Klinik


Ilmu Penyakit Dalam RSUD Budhi Asih periode 14 Desember 2020 – 22
Januari 2021

Disusun oleh:
Latifa Yasmine
030.15.101

Telah diterima dan disetujui oleh dr. Afifah Is, Sp.PD selaku pembimbing
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam RSUD Budhi Asih

Jakarta, Januari 2021

dr. Afifah Is, Sp.PD


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan karena atas berkat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini dengan baik dan tepat waktu.
Laporan kasus ini dibuat untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu
Penyakit Dalam di RSUD Budhi Asih periode14 Desember 2020 – 22 Januari
2021. Dalam menyelesaikan laporan kasus, penulis mendapatkan bantuan dan
bimbingan, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. dr. Afifah, Sp.PD selaku pembimbing yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menimba ilmu dan menjalani Kepaniteraan Klinik
Stase Ilmu Penyakit Dalam di RSUD Budhi Asih.
2. Staf dan paramedis yang bertugas di RSUD Budhi Asih.
3. Serta rekan-rekan Kepaniteraan Klinik selama di RSUD Budhi Asih.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih memiliki kekurangan, maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak agar laporan kasus ini dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga
pembuatan laporan kasus ini dapat memberikan manfaat, yaitu menambah ilmu
pengetahuan bagi seluruh pembaca, khususnya untuk rekan-rekan kedokteran
maupun paramedis lainnya, dan masyarakat umum.

Jakarta, Januari 2021

Latifa Yasmine
030.15.101
BAB I
PENDAHULUAN

Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.
Lanjut usia merupakan bagian dari proses kehidupan yang tidak dapat dihindari
dan akan dialami oleh setiap manusia (proses menua). Menua didefinisikan
sebagai proses yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi seorang yang ‘frail’
(lemah, rentan) dengan berkurangnya sebagian besar cadangan sistem fisiologis
dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai macam penyakit, perubahan
lingkungan, dan kematian. Menua juga berarti hilangnya mobilitas dan
ketangkasan.1,2
Geriatri merupakan lanjut usia (lebih dari 60 tahun) dengan
penyakit
kronik. Dalam penanganan masalah pada geriatri dibutuhkan suatu
penatalaksanaan yang holistik, dimana karakteristik penyakit pada pasien geriatri
multifaktorial dan gejala penyakit tersebut tidak khas. Pada tahun 2013, jumlah
penduduk lanjut usia (lansia) di dunia mencapai 841 juta dan diperkirakan akan
menjadi lebih dari 2 milyar pada tahun 2050. 2 Sekitar dua pertiga dari penduduk
lansia dunia berada pada negara berkembang, bahkan diperkirakan akan menjadi
delapan persepuluh pada tahun 2050. Jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2012
adalah sebesar 18.582.905 penduduk dan semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Indonesia termasuk lima besar negara dengan jumlah penduduk
usialanjutterbanyak di dunia, yaitu mencapai 18,1 juta jiwa atau 7,6 persen dari
total penduduk.Jumlah penduduk usia lanjut (diatas 60 tahun) diperkirakan akan
meningkat menjadi27,1 juta jiwa pada tahun 20203,4
Pasien lanjut usia mempunyai ciri-ciri: memiliki beberapa penyakit
kronis/menahun, gejala penyakitnya tidak khas, fungsi organ yang menurun,
tingkat kemandirian berkurang, sering disertai masalah nutrisi, karena alasan
tersebut perawatan pasien lanjut usia berbeda dengan pasien yang lain.4
Istilah lain yang terkait dengan proses menua adalah “geriatri”. Geriatri
merupakan cabang ilmu kedokteran yang mengobati kondisi dan penyakit yang
terkait dengan proses menua dan usia lanjut. Pasien geriatri adalah pasien usia
lanjut dengan multipatologi (penyakit ganda).3 Masalah yang sering dijumpai
pada pasien usia lanjut adalah sindroma geriatri.Sindroma geriatri merupakan
kumpulan gejala dan atau tanda klinis, dari satu atau lebih penyakit, yang sering
dijumpai pada pasien geriatri yang perlu penatalaksanaan segera dan dilakukan
identifikasi penyebab. Sindroma geriatri terdiri dari malnutrisi, imobilisasi,
instabilitas, infeksi, inkontinensia, insomnia dan lainnya, sering dijumpai pada
pasien geriatri yang sering dikeluhkan oleh para lanjut usia dan atau keluarganya
(istilah 14 I), yaitu:
1. immobility (kurang bergerak),
2. instability (mudah jatuh),
3. incontinence (gangguan BAB/BAK),
4. intellectual impairment (gangguan intelektual/ demensia),
5. infection (infeksi),
6. impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran,
penglihatan, dan penciuman),
7. isolation (depresi),
8. inanition (malnutrisi),
9. impecunity (kemiskinan),
10. iatrogenic (menderita penyakit pengaruh obat-obatan),
11. insomnia (sulit tidur),
12. immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh),
13. impotence (gangguan seksual),
14. dan impaction (sulit buang air besar).
Menurut Fried et al., seringkali keluhan utama tidak mewakili kondisi
patologis spesifik yang mendasari perubahan status kesehatan. Dalam beberapa
kasus, kedua proses tersebut mungkin melibatkan organ yang berbeda dan organ
yang jauh tidak berkaitan antara lokasi lesi fisiologis yang mendasari dan gejala
klinis yang dihasilkan. Sebagai contoh, ketika infeksi yang melibatkan saluran
kemih menghasilkan delirium, itu adalah fungsi saraf yang diubah dalam bentuk
perubahan kognitif dan perilaku yang memungkinkan diagnosis delirium dan
menentukan banyak outcome fungsional.5,6
BAB II
LAPORAN KASUS

Nama pasien : Ny. S


No. rekam medik : 01016005
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat/ tanggal lahir : Jakarta , 31 Desember 1947 (72 tahun)
Alamat : JL. Bina Harapan, Kel: Durentiga, Kec: Pancoran,
Jakarta Selatan
Telepon : 08521606509
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan formal : SD
Nama suami : Tn. P
Status perkawinan : Menikah
Penanggung jawab pembayaran: Tn. S
Jenis pembayaran : BPJS
Nama pelaku rawat di rumah : Tn. S dan Ny. N (anak dan Menantu)
Jumlah anak :5
Jumlah cucu : 10
Tanggal masuk : 27 Desember 2020
Dirujuk oleh : IGD
Ruang Rawat : Dahlia Barat
Tanggal pemeriksaan : 28 Desember 2020
ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan pasien dan anak
pasien (Tn. S) pada tanggal 28 Desember 2020 di ruang rawat 615 Dahlia Barat,
lantai 6, RSUD Budhi Asih.
Keluhan utama Diare sejak 3 hari SMRS
Keluhan tambahan Nafsu makan menurun sejak 1 minggu SMRS
Riwayat penyakit sekarang Sejak 3 hari SMRS pasien buang air besar cair, 10
kali/hari, berupa air, ada ampas, warna kuning, darah
(-), lendir (-), bau busuk (-) perut terasa kembung. Ada
mual dan muntah 2x, isi air dan makanan, muntah tidak
menyemprot.. Tidak ada demam,. Batuk tidak ada, sesak
napas tidak ada. Sejak diare seluruh badan pasien terasa
lemas, pasien tidak kuat berdiri dan berjalan. Tedapat
sakit pada kepala dan terasa berat, pusing berputar tidak
ada, jatuh tidak ada. Buang air kecil biasa tidak ada
keluhan, warna kuning, tidak keruh dan tidak nyeri.
Pasien masih dapat merasakan jika ingin buang air kecil.
Pasien merasa Nafsu makan berkurang sejak 1 minggu
SMRS. Keluarga pasien merasakan Nafsu makan dan
BB pasien menurun dari 45 kg menjadi 35 kg
(penurunan sebanyak 10 kg) dalam 3 bulan terakhir.
Penglihatan dirasakan berkurang namun masih dapat
beraktivitas sehari-hari tidak ada kesulitan. Pendengaran
pasien dirasakan mulai berkurang, keluarga
menyebutkan sudah lama dan saat berbicara harus
mendekat.
Pada 4 tahun SMRS, pasien pernah jatuh dan memiliki
Riwayat stroke, pada ekstremitas kanan namun pada
saat ini pasien tidak memiliki keluhan kelemahan
separuh tubuh. Namun pasien hanya merasa lemah saat
berjalan sehingga pasien berjalan dengan pelan dan
tidak bisa berjalan jauh.
Menurut anak pasien, sejak 3 tahun SMRS pasien
berada di rumah, pasien lebih sering menghabiskan
waktu di rumah dan apabila keluar rumah diantar
dengan kursi roda, padahal sebelumnya pasien aktif dan
bisa pergi ke warung & pasar sendiri tanpa dibantu.
Kemampuan untuk naik turun tangga semakin menurun
dan keluarga tidak memperbolehkan pasien untuk naik
tangga. Aktivitas sehari-hari pasien semakin terbatas
dan memerlukan bantuan orang lain untuk melakukan
aktivitas sehari-hari. Sejak 3 bulan SMRS pasien juga
dirasakan sering lupa menaruh barang, kesulitan
mengunyah karena banyak gigi yang tanggal. Satu bulan
SMRS, pasien dirasakan mulai kesulitan berdiri dan
harus dibantu, untuk bangun dari posisi berbaring ke
posisi duduk juga harus dibantu.

Sejak berumur 45 tahun pasien diketahui menderita


sakit tekanan darah tinggi, tidak kontrol teratur, namun
tetap meminum obat (amlodipin 5 mg)
Pasien terakhir dirawat inap di RSUD Budhi Asih
selama 3 hari SMRS. Pasien dipulangkan karena kondisi
sudah stabil (tensi stabil) dan sudah tidak ada keluhan.
Riwayat penyakit dahulu Riwayat DM (-), stroke (+), riwayat TB paru (-).
Riwayat alergi (-), riwayat skrining penyakit keganasan
(-)
Riwayat penyakit keluarga - Ayah pasien menderita hipertensi
- Anak pasien (Ny. L) menderita hipertensi
Riwayat pembedahan (-)
(jenis dan waktu)
Riwayat rawat inap - Pada tahun 2016, di Rumah Sakit Solo, Jawa Tengah.
sebelumnya (masalah dan Dengan SNH
waktu)
Riwayat kebiasaan - pasien jarang melakukan olahraga
(makanan, merokok, - pasien memiliki kebiasaan minum jamu-jamuan rutin
minum jamu, alkohol, (2 hari 1x)
olahraga) - merokok (-), konsumsi alkohol (-)
- pasien kadang memiliki kesulitan tidur di malam hari
- pasien makan 3x/hari, porsi sedang, biasanya terdiri
dari nasi dan lauk. Lauk yang sering di konsumsi:
ayam, telur, tempe, tahu.
Obat-obatan saat ini (dosis Obat pulang dari RS 3 hari SMRS:
dan pemakaian) - Amlodipin 1x 5 mg
- Sucralfat syrup

Riwayat kemasyarakatan- - Pasien lebih sering menghabiskan waktu dirumah


keagamaan-kegemaran
(contoh: kegiatan
keagamaan, rekreasi, dll)
Analisis keuangan - Riwayat pekerjaan: Ibu rumah tangga
- Sumber dan jenis penghasilan: dari anak pasien,
penghasilan cukup untuk menghidupi kebutuhan
sehari-hari
- Apakah masih menanggung biaya hidup orang lain?
tidak
ANAMNESIS SISTEM
Kepala
A. Riwayat cidera kepala Tidak
B. Nyeri pada daerah sinus Tidak
Mata
A. Kelainan penglihatan/penglihatan kurang jelas Ya
B. Penglihatan ganda Tidak
C. Nyeri, kotoran mata berlebih Tidak
D. Penglihatan silau Tidak
Telinga
A. Nyeri Tidak
B. Cairan keluar dari telinga Tidak
C. Telinga berdenging Tidak
D. Gangguan pendengaran Ya
Hidung
A. Pilek Tidak
B. Penyumbatan Tidak
C. Mimisan Tidak
D. Bersin-bersin Tidak
Mulut
A. Kelainan gigi, gusi, ludah Tidak
B. Sariawan Tidak
Tenggorokan
A. Nyeri menelan Tidak
B. Amandel Tidak
C. Kelainan suara Tidak
Leher
A. Pembesaran gondok Tidak
B. Pembesaran kelenjar getah bening Tidak
Jantung dan pembuluh darah
A. Nyeri/rasa berat di dada Tidak
B. Berdebar-debar Tidak
C. Sesak nafas pada waktu kerja, naik tangga Tidak
D. Terbangun tengah malam karena sesak Tidak
E. Sesak saat berbaring tanpa bantal Tidak
F. Bengkak pada kaki/tungkai Ya
G. Hipertensi Ya
Paru
A. Sesak nafas Tidak
B. Demam Tidak
C. Batuk Tidak
D. Dahak Tidak
E. Batuk darah Tidak
F. Asma Tidak
Saluran lambung usus
A. Nafsu makan menurun Ya
B. Gangguan menelan Ya
C. Gangguan mengunyah Ya
D. Mual muntah Tidak
E. Sakit perut Tidak
F. Perut terasa kembung Tidak
G. Mencret Tidak
H. Tinja berdarah, hitam, dempul Tidak
I. Pembuangan tinja tiap hari Ya
J. Kuning Tidak
Saluran kemih
A. Gangguan berkemih (BAK sedikit) Tidak
B. Tidak bisa berkemih Tidak
C. Beser, ngompol Tidak
D. Nyeri pinggang Tidak
E. Kencing batu, pasir Tidak
F. Nyeri saat berkemih Tidak
G. Kencing berdarah, bernanah Tidak
H. Pancaran air kemih kurang Tidak
I. Air kemih menetes Tidak
J. Bangun malam untuk berkemih Tidak
Darah
A. Mudah timbul lebam di kulit Tidak
B. Bila luka, perdarahan lambat berhenti Tidak
Sendi-otot
A. Kekakuan sendi Ya
B. Bengkak sendi Tidak
C. Nyeri otot Ya
D. Kelemahan otot Ya
E. Nyeri tulang Tidak
F. Riwayat asam urat Tidak tahu
Kulit
A. Gatal Tidak
B. Ruam Tidak
C. Kelainan kulit Tidak
Payudara
A. Perdarahan Tidak
B. Keluar cairan dari puting susu Tidak
C. Benjolan Tidak
Endokrin
A. Benjolan di leher (depan/samping) Tidak
B. Gemeteran Tidak
C. Lebih suka udara dingin Tidak
D. Banyak keringat Tidak
E. Lekas lelah/lemas Ya
F. Berat badan turun Ya
G. Operasi gondok Tidak
H. Rasa haus bertambah Tidak
I. Mudah mengantuk Tidak
J. Tidak tahan dingin Ya
K. Sering lupa, sulit konsentrasi, lambat berpikir Ya
L. Mudah tersinggung Tidak
M. Riwayat DM Tidak
Saraf
A. Pusing/sakit kepala (rasa berputar, tanpa rasa berputar) Ya
B. Kesulitan mengingat sesuatu/konsentrasi Ya
C. Pingsan sesaat Tidak
D. Rasa baal/kesemutan anggota badan Tidak
E. Kesulitan tidur Ya
F. Kelemahan anggota tubuh sebelah Tidak
G. Lumpuh Tidak
H. Kejang-kejang Tidak
Jiwa
A. Sering lupa Ya
B. Kelakuan aneh Tidak
C. Mengembara Tidak
D. Murung Tidak
E. Sering menangis Tidak
GERIATRIC DEPRESSION SCALE (GDS)
Pilihlah jawaban yang tepat yang paling tepat, yang sesuai dengan perasaan
pasien/ responden dalam dua minggu terakhir.
1. Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda? Ya TIDAK
2. Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan minat YA Tidak
atau kesenangan anda?
3. Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? YA Tidak
4. Apakah anda sering merasa bosan? YA Tidak
5. Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat? Ya Tidak
6. Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada YA Tidak
anda?
7. Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda? Ya TIDAK
8. Apakah anda sering merasa tidak berdaya? YA Tidak
9. Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi ke YA Tidak
luar dan mengerjakan sesuatu hal yang baru?
10. Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya YA Tidak
ingat anda dibandingkan kebanyakan orang?
11. Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini Ya TIDAK
menyenangkan?
12. Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat YA Tidak
ini?
13. Apakah anda merasa penuh semangat? Ya TIDAK
14. Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan? YA Tidak
15. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dari YA Tidak
anda?
SKOR : 8 Kemungkinan
besar depresi
Skor : hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal dan huruf kapital
Setiap jawaban bercetak tebal dan huruf KAPITAL mempunyai nilai 1
Skor antara 5-9 menunjukkan kemungkinan besar depresi
Skor 10 atau lebih menunjukkan depresi

MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)


Nama: Ny. S Nama pewawancara: Latifa Yasmine

Umur: 72 tahun Tanggal wawancara: 29/12/20


Pendidikan/ pekerjaan: SD / ibu rumah tangga Jam mulai: 08.00

Riwayat penyakit: Stroke (ya) DM (-) Hipertensi (Ya) Peny.Jantung (-) Peny. Lain (- )
Item Tes Nilai Nilai
maks.
ORIENTASI
1. Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), (hari) 5 2
apa?
2. Kita berada dimana? (negara), (propinsi), (kota), 5 3
(rumah sakit), (lantai/kamar)
REGISTRASI
3. Sebutkan 3 buah nama benda ( jeruk, uang, mawar), 3 3
tiap benda 1 detik, pasien disuruh mengulangi ketiga
nama benda tadi. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang
benar. Ulangi sampai pasien dapat menyebutkan
dengan benar dan catat jumlah pengulangan
ATENSI DAN KALKULASI
4. Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban 5 2
yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban. Atau
disuruh mengeja terbalik kata “ WAHYU” (nilai
diberi pada huruf yang benar sebelum kesalahan;
misalnya uyahw=2 nilai)
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
5. Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di atas 3 1
BAHASA
6. Pasien diminta menyebutkan nama benda yang 2 2
ditunjukkan (pensil, jam)
7. Pasien diminta mengulang rangkaian kata: ”tanpa 1 0
kalau dan atau tetapi ”
8. Pasien diminta melakukan perintah: “ Ambil kertas 3 3
ini dengan tangan kanan, lipatlah menjadi dua dan
letakkan di lantai”.
9. Pasien diminta membaca dan melakukan perintah 1 0
“Angkatlah tangan kiri anda”
10. Pasien diminta menulis sebuah kalimat (spontan) 1 0
11. Pasien diminta meniru gambar di bawah ini 1 0

Skor Total 30 16
Skor :
Nilai 24-40 : normal
Nilai 17-23 : probable gangguan kognitif
Nilai 0-16 : definitif gangguan kognitif
STATUS FUNGSIONAL BARTHEL (INDEKS ADL BARTHEL / BAI)
Nama : Ny. S Tanggal penilaian : 29 Desember 2020
No Fungsi Sko Keterangan Nilai
. r skor
1 Mengendalikan 0 Tak terkendali/tak teratur (perlu pencahar) 2
rangsang 1 Kadang-kadang tak terkendali (1x seminggu)
pembuangan tinja 2 Terkendali teratur
2 Mengendalikan 0 Tak terkendali atau pakai kateter 2
rangsang berkemih 1 Kadang-kadang tak terkendali (hanya 1x/ 24
jam)
2 Mandiri
3 Membersihkan diri 0 Butuh pertolongan orang lain 1
(seka muka, sisir 1 Mandiri
rambut, sikat gigi)
4 Penggunaan jamban, 0 Tergantung pertolongan orang lain 1
masuk dan keluar 1 Perlu pertolongan pada beberapa kegiatan
(melepaskan, tetapi dapat mengerjakan sendiri beberapa
memakai celana, kegiatan yang lain
membersihkan, 2 Mandiri
menyiram)
5 Makan 0 Tidak mampu 2
1 Perlu pertolongan memotong makanan
2 Mandiri
6 Berubah sikap dari 0 Tidak mampu 3
berbaring ke duduk 1 Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2
orang)
2 Bantuan minimal 1 orang
3 Mandiri
7 Berpindah / berjalan 0 Tidak mampu 2
1 Bisa (pindah) dengan kursi roda
2 Berjalan dengan bantuan 1 orang
3 Mandiri
8 Memakai baju 0 Tergantung orang lain 2
1 Sebagian di bantu (misalnya mengancing baju)
2 Mandiri
9 Naik turun tangga 0 Tidak mampu 1
1 Butuh pertolongan
2 Mandiri
10 Mandi 0 Tergantung orang lain 1
1 Mandiri
TOTAL SKOR : 17
Keterangan :
Skor BAI
20 : mandiri
12-19 : tergantung ringan
9-11 : tergantung sedang
5-8 : tergantung berat
0-4 : tergantung total

Jenis kegiatan Sebelum Saat


sakit perawatan
hari ke-2
Mengendalikan rangsang pembuangan tinja 2 2
Mengendalikan rangsang berkemih 2 2
Membersihkan diri 1 0
Menggunakan jamban 1 0
Makan 2 0
Berubah sikap dari berbaring ke duduk 3 2
Berpindah / berjalan 2 1
Memakai baju 2 0
Naik turun tangga 1 0
Mandi 1 0
Total 17 (KR) 7 (KB)

PENILAIAN RISIKO JATUH PASIEN GERIATRI


No Tingkat risiko Skala Skor
.
1 Gangguan berjalan (diseret, menghentak, berayun) 4 -
2 Pusing/pingsan dalam posisi tegak 3 1
3 Kebingungan setiap saat 3 -
4 Nokturia/inkontinen 3 -
5 Kebingungan intermiten 2 1
6 Kelemahan umum 2 1
7 Obat-obatan berisiko tinggi (diuretik, narkotik, sedatif, anti 2 -
psikotik, laksatif, vasodilator, antiaritmia, antihipertensi, obat
hipoglikemik, antidepresan, neuroleptiotik, NSAID)
8 Riwayat jatuh dalam 12 bulan sebelumnya 2 -
9 Osteoporosis 1 -
10 Gangguan pendengaran dan atau penglihatan 1 1
11 Usia 70 tahun ke atas 1 1
Jumlah 24 5

Keterangan:
Skor 1-3 : risiko jatuh rendah
Skor ≥ 4 : risiko jatuh tinggi
SKOR INSTRUMENTAL ACTIVITIES OF DAILY LIVING (IADL)
No. Parameter Skor
1 Kemampuan menggunakan telepon 1
a. Menggunakan telepon atas inisiatif sendiri, mampu mencari dan
memencet nomor telepon
b. Mampu memencet beberapa nomor telepon yang diketahui
c. Hanya bisa menjawab telepon tapi tidak mampu memencet nomor
telepon
d. Sama sekali tidak menggunakan telepon
2 Bebelanja 0
a. Mampu menangani semua kebutuhan belanja secara mandiri
b. Mampu berbelaja sendiri untuk barang-barang kecil
c. Perlu ditemani setiap kali berbelanja
d. Sama sekali tidak bisa berbelanja
3 Menyiapkan makanan 0
a. Merencanakan, menyiapkan/memasak, dan menyajikan makanan
secara mandiri
b. Menyiapkan/memasak makanan jika bahannya sudah disediakan
Memanaskan, menyajikan, dan menyiapkan makanan namun tidak
memenuhi kebutuhan yang cukup
c. Perlu bantuan menyiapkan/memasak dan menyajikan makanan
4 Urusan rumah tangga 1
a. Memelihara rumah sendiri atau sekali-sekali perlu bantuan untuk
pekerjaan yang berat
b. Melakukan pekerjaan rumah tangga yang ringan seperti mencuci
piring dan merapihkan tempat tidur
c. Melakukan pekerjaan rumah tangga yang ringan namun kurang
baik/tidak bersih
d. Bantuan untuk semua pekerjaan rumah tangga
e. Sama sekali tidak mampu melakukan pekerjaan rumah tangga
5 Mencuci pakaian 1
a. Mampu mencuci pakaian sendiri
b. Mampu mencuci pakaian-pakaian yang ringan, seperti kaus kaki,
dll
c. Kegiatan mencuci pakaian dilakukan oleh orang lain
6 Penggunaan transportasi 0
a. Dapat berpergian dengan menggunakan kendaraan umum atau
menyetir sendiri
b. Dapat berpergian dengan taxi, bajaj, atau ojeg namun tidak dengan
kendaraan umum
c. Dapat berpergian dengan kendaraan umum jika ditemani
d. Berpergian hanya bisa dengan taxi atau mobil sendiri dengan
ditemani
e. Sama sekali tidak mampu berpergian
7 Tanggung jawab terhadap obat sendiri 1
a. Mampu bertanggung jawab terhadap minum obat dengan dosis
yang tepat
b. Mampu bertanggung jawab terhadap obat jika telah disiapkan
c. Tidak mampu minum obat sendiri
8 Mampu mengatur keuangan 0
a. Mampu mengatur masalah keuangan sendiri ( merencanakan,
membuat catatan, membayar tagihan, dll )
b. Mampu mengatur belanja sehari-hari, namum perlu bantuan dalam
hal perbankan, dll
c. Tidak mampu mengatur keuangan sendiri

Total nilai IADL *) : 4


*) Skor total antara 0-8
Skor total yang semakin rendah menandakan semakin tinggi tingkat
ketergantungan
MINI NUTRITIONAL ASSESSMENT (MNA)
PENAPISAN (SCREENING) PENGKAJIAN (ASSESSMENT)
A. Apakah ada penurunan asupan makanan G. Hidup mandiri, tidak tergantung
dalam jangka waktu 3 bulan oleh karena orang lain (bukan di rumah sakit /
kehilangan nafsu makan, masalah panti werdha)
pencernaan, kesulitan menelan, atau 0: tidak
mengunyah? 1: ya
0: nafsu makan yang sangat berkurang H. Minum obat lebih dari 3 macam
1: nasfu makan sedikit berkurang dalam 1 hari
(sedang) 0: ya
2: nafsu makan biasa saja 1: tidak
B. Penurunan berat badan dalam 3 bulan I. Terdapat ulkus dekubitus / luka tekan
terakhir: atau luka di kulit
0: penurunan berat badan lebih dari 3 0: ya
kg 1: tidak
1: tidak tahu J. Berapa kali pasien makan lengkap
2: penurunan berat badan 1-3 kg dalam 1 hari?
3: tidak ada penurunan berat badan 0: 1 kali
C. Mobilitas 1: 2 kali
0: harus berbaring di tempat tidur atau 2: 3 kali
menggunakan kursi roda K. Konsumsi BM tertentu yang
1: bisa keluar dari tempat tidur / kursi diketahui sebagai BM sumber
roda, tetapi tidak bisa ke luar rumah proterin (asupan protein)
2: bisa keluar rumah  Sedikitnya 1 penukar dari produk
D. Menderita stress psikologis / penyakit susu (susu, keju, dll) per hari
akut dalam 3 bulan terakhir? (Ya/Tidak)
0: ya  Dua penukar atau lebih dari kacang-
2: tidak kacangan atau telur perminggu
E. Masalah neuropsikologis (Ya/Tidak)
0: demensia berat atau depresi berat  Daging,ikan, atau unggas tiap hari
1: demensia ringan (Ya/Tidak)
2: tidak ada masalah psikologis 0,0: jika 0 atau 1 pertanyaan
F. Indeks massa tubuh (IMT) (berat badan jawabannya “ya”
dalam kg / tinggi badan dalam m2) 0,5: jika 2 pertanyaan jawabannya
0: IMT <19 “ya”
1: IMT 19- <21 1,0: jika 3 pertanyaan jawabannya
2: IMT 21- <23 “ya”
3: IMT 23 atau lebih L. Adakah mengkonsumsi 2 penukar
TOTAL: 3 atau lebih buah atau sayuran perhari
Skor PENAPISAN (subtotal maksimum 0: tidak
14 poin) 1: ya
Skor ≥12 normal, tidak berisiko -> tak M.Berapa banyak cairan (air, jus, kopi,
perlu melengkapi form pengkajian teh, susu, dll) yang diminum setiap
Skor ≤11 kemungkinan malnutrisi -> hari?
lanjutkan pengkajian 0,0: kurang dari 3 gelas
0,5: 3 sampai 5 gelas
1,0: lebih dari 5 gelas
N. Cara makan
0: tidak dapat makan tanpa bantuan
1: makan sendiri dengan sedikit
kesulitan
2: dapat makan sendiri tanpa masalah
O. Pandangan pasien terhadap status
gizinya
0: merasa dirinya kekurangan
makan/kurang gizi
1: tidak dapat menilai /tidak yakin
akan status gizinya
2: merasa tidak ada masalah dengan
status gizinya
P. Dibandingkan dengan orang lain
yang seumur, bagaimana pasien
melihat status kesehatannya
0,0: tidak sebaik mereka
0,5: tidah tahu
1,0: sama baik
2,0: lebih baik
Lingkar lengan atas (LLA) dalam cm
0,0: LLA <21
0,5: LLA 21- <22
1,0: LLA ≥22
Q. Lingkar betis (LB) dalam cm
0: LB <31
1: LB ≥31

Skor PENGKAJIAN: 6
Skor PENAPISAN: 6
PENILAIAN TOTAL: 12

SKOR INDIKATOR MALNUTRISI:


17 sampai 23,5 poin: berisiko malnutrisi
kurang dari 17 poin: malnutrisi.
PENILAIAN KUALITAS HIDUP – EQ5D
BAGIAN PERTAMA DARI EQ5D

Mohon beri tanda √ pada kotak yang paling sesuai untuk pernyataan
tentang tingkat kesehatan Bapak/Ibu,
MOBILITAS
Saya tidak mempunyai masalah untuk berjalan
Saya ada masalah untuk berjalan
xx
Saya hanya mampu berbaring

PERAWATAN DIRI SENDIRI


Saya tidak mempunyai kesulitan dalam perawatan diri sendiri
Saya mengalami kesulitan untuk membasuh badan, mandi, atau
x
berpakaian
Saya tidak mampu membasuh badan, mandi, atau berpakaian sendiri

AKTIVITAS SEHARI-HARI
(Mis. Pekerjaan rumah tangga, aktivitas keluarga, bersantai)
Saya tak mempunyai kesulitan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari
Saya mempunyai keterbatasan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari
Saya tak mampu melaksanakan kegiatan sehari-hari

RASA NYERI / TAK NYAMAN


Saya tidak mempunyai keluhan rasa nyeri atau rasa tak nyaman
Saya suka merasakan agak nyeri / agak kurang nyaman
Saya menderita karena keluhan rasa nyeri atau tidak nyaman

RASA CEMAS
BAGIAN / DEPRESI
KEDUA DARI EQ5D x
Saya tidak merasa cemas / gelisah atau depresi (jiwa tertekan)
Saya suka merasa agak cemas atau depresi
Saya merasa sangat cemas atau sangat depresi
BAGIAN KEDUA DARI EQ5D
Untuk membantu menyatakan tingkat kesehatan Bapak/Ibu, berikut ini
adalah sebuah alat ukur dengan skala yang dapat menggambarkan tingkat kesehatan
yang menurut Bapak/Ibu paling sesuai. Jika tingkat kesehatan yang dirasakan sangat
baik maka dapat ditandai ke angka 100 sedangkan jika tingkat kesehatan Bapak/Ibu
sangat buruk maka dapat diberi tanda di angka 0.
Mohon dapat menunjukkan tingkat kesehatan Bapak/Ibu saat ini dengan
menggunakan alat ukur ini dengan cara menarik garis dari kotak di bawah ini ke
titik mana saja yang menggambarkan tingkat kesehatan Bapak/Ibu.

Tingkat kesehatan yang


dirasakan terbaik = 100

Tingkat kesehatan
anda hari ini

Tingkat kesehatan
yang dirasakan
terburuk = 0
ANALISIS RUMAH
Tangga Ada
Lantai 2 lantai, menggunakan ubin
Penerangan Pencahayaan diruangan cukup, ventilasi udara cukup
Kloset Kloset duduk
Lain-lain Terdiri atas 3 kamar tidur, ruang tamu, dapur, ruang makan,
(lampiran denah 2 kamar mandi, dan ruang cuci. Lingkungan tidak padat
rumah jika penduduk.
perlu)
Denah Rumah

3
GENOGRAM

72 75

1 2 3 4 5

Keterangan :

: Laki laki : Pasien


: Meninggal dunia

: Perempuan : Tinggal serumah


PEMERIKSAAN FISIK
(Hari ke-1 rawat inap di RS, 24 September 2019)
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : E: 4, V: 4, M: 6 = 14 (apatis)
Tekanan darah (berbaring) : 120/60 mmHg
Frekuensi nadi : 87 x/menit
Frekuensi pernapasan : 20 x/menit
Saturasi Oksigen : 97 %
Suhu : 36,5 ºC
Berat badan : 35 kg
LLA (lingkar lengan atas) : 18 cm
Tinggi badan : 140 cm
Indeks massa tubuh : 16.7 (gizi kurang)

Status generalis
Kepala : Normosefali, tidak ada deformitas
Rambut : Beruban, distribusi merata, tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor (+), refleks
cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+, ptosis -/-,
ektropion -/- entropion -/-, alis mata lebih rendah dibandingkan rima
orbita superior, arcus senilis (+)
Telinga : Normotia, deformitas (-), nyeri tekan tragus (-), liang telinga lapang,
serumen (-), hiperemis (-)
Hidung : Deformitas (-), deviasi septum (-), krepitasi (-), liang hidung lapang,
konka hiperemis (-), konka edema (-), sekret (-), pernapasan cuping
hidung (-)
Mulut : Oral hygiene kurang baik, mukosa mulut basah dan kering, bibir
kering (+), bibir sianosis (-), gusi berdarah (-), gusi bengkak (-), lidah
kotor (-), bercak kemerahan pada mukosa (-), brercak putih pada
mukosa (-), gigi tanggal (+).
Tenggorokan : Uvula di tengah, arkus faring simetris, tonsil T1/T1, dinding faring
posterior tidak hiperemis, post nasal drip (-)
Leher : JVP 5-2 cmH2O, tidak teraba pembesaran KGB dan tiroid, trakea di
tengah, kaku kuduk (-)
Payudara : Benjolan -/-, hiperemis -/-, retraksi puting susu -/-, tidak terdapat
darah atau cairan yang keluar dari kedua puting susu

Paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kiri kanan, retraksi intercostal (+),
pemakaian otot bantu pernafasan (-), sela iga melebar (-), tipe
pernapasan torakoabdominal, barrel chest (-), benjolan (-)
Palpasi : Gerak dinding simetris saat statis dan dinamis, vocal fremitus
melemah di kedua lapang paru, nyeri tekan (-), benjolan (-)
Perkusi : Redup pada kedua lapang paru. Batas paru hepar di linea
midclavicularis kanan sela iga 6, batas paru lambung di linea aksilaris
anterior kiri sela iga 8
Auskultasi : Suara napas vesikuler melemah +/+, rhonki +/+, wheezing -/-

Jantung
Inspeksi : Pulsasi iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Pulsasi iktus cordis tidak teraba di sela iga 5 midclavicularis sinistra
Perkusi : Batas jantung kanan di sela iga 4 linea sternalis dekstra
Batas jantung kiri di sela iga 5 linea midklavikularis sinistra
Auskultasi : BJ I dan II reguler; gallop (-), murmur (-)

Abdomen
Inspeksi : Permukaan datar, spider nevi (-), caput medusae (-), benjolan (-)
Auskultasi : Bising usus (+) 5x/menit, arterial bruit (-), venous hum (-)
Palpasi : Defense muscular (-), nyeri tekan di 9 regio abdomen (-),
ballotement (-), Murphy sign (-), hepatomegali (-), splenomegali (-),
turgor < 2 detik
Perkusi : Timpani di 9 regio abdomen, shifting dullness (-)
Ekstremitas
Ekstremitas atas : Simetris kanan dan kiri, deformitas -/-, akral hangat +/+, oedem +/
+ pitting, clubbing finger (-), ptekie -/-, tampak atrofi otot
dilengan tangan, hilang lemak +/+, jejas -/-
Ekstremitas bawah: Simetris kanan dan kiri, deformitas -/-, akral hangat +/+,oedem
tungkai -/- pitting, ptekie -/-, jejas -/-, hilang lemak pada tungkai
atas +/+

Status neurologis
Saraf kranial : tidak terdapat lateralisasi pada N. VII dan XII
Kekuatan motorik:
4444 4444
4444 4444
Reflek fisiologis : biseps +/+
triceps +/+
patella +/+
achilles +/+
Reflek patologis : babinski -/-
chaddock -/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium 27 Desember 2020
NILAI
JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
NORMAL
HEMATOLOGI
Leukosit 13,6 * ribu/uL 3.6 – 11
Eritrosit 3,2 * juta/uL 3,8 – 5.2
Hemoglobin 9,1 * g/dL 13,2 - 17,3
Hematokrit 26 * % 35-47
Trombosit 322 ribu/uL 150 – 440
MCV 85,8 fL 80 – 100
MCH 29,6 Pg 26 – 34
MCHC 34,5 g/dL 32 – 36
RDW 17,5 * % <14
METABOLISME KARBOHIDRAT
Glukosa Darah Sewaktu 121 * mg/dl <110

GINJAL
Kreatinin 0,45 * mg/dL <1.1
ELEKTROLIT
Natrium (Na) 132 * mmol/L 135 – 155
Kalium (K) 2,7 mmol/L 3,6 – 5,5
Klorida (Cl) 98 mmol/L 98 – 109

Laboratorium (29 Desember 2020)


NILAI
JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
NORMAL
HEMATOLOGI
Leukosit 15,9 * ribu/uL 3.6 – 11
Eritrosit 3,5 * juta/uL 3,8 – 5.2
Hemoglobin 10,3 * g/dL 13,2-17,3
Hematokrit 31 * % 40 – 52
Trombosit 265 ribu/uL 150 – 440
MCV 89 fL 80 – 100
MCH 29,9 Pg 26 – 34
MCHC 33,6 g/dL 32 – 36
RDW 17,4 * % <14
ELEKTROLIT
Natrium (Na) 128 * mmol/L 135 – 155
Kalium (K) 4,5 * mmol/L 3,6 – 5,5
Klorida (Cl) 104 mmol/L 98 – 109

Rontgen Thorax proyeksi AP (27 Desember 2020)


Kesan :
1. Senile lung disertai bronchitis
2. Cardiomegaly
3. Aortasclerosis
4. Spondyloarthosis thoracalis
5. Dextroscoliosis thoracalis
MSCT Scan Thorax tanpa kontras (27 Desember 2020)
Kesan :
1. Efusi pleura bilateral dengan pneumonia bilateral (konfirmasi
ulang)
2. Cardiomegaly
3. Aortosclerosis thoracalis
4. Spondyloarthrosis thoracalis

RINGKASAN :
Ny. S, perempuan, 72 tahun Sejak 3 hari SMRS pasien buang air besar cair,
10 kali/hari, berupa air, ada ampas, warna kuning, perut terasa kembung. Ada mual
dan muntah 2x, isi air dan makanan, muntah tidak menyemprot. seluruh pada badan
pasien terasa lemas, pasien tidak kuat berdiri dan berjalan sejak diare, sakit kepala
dan terasa berat. Buang air kecil biasa tidak ada keluhan. Pasien masih dapat
merasakan jika ingin buang air kecil. Penurunan Nafsu makan berkurang sejak 1
minggu SMRS. Keluarga pasien merasakan Nafsu makan dan BB pasien menurun
dari 45 kg menjadi 35 kg (penurunan sebanyak 10 kg) dalam 3 bulan terakhir.
Penglihatan dirasakan berkurang namun masih dapat beraktivitas sehari-hari tidak
ada kesulitan. Pendengaran mulai berkurang, keluarga menyebutkan sudah lama dan
saat berbicara harus mendekat. Pada 4 tahun SMRS, pasien pernah jatuh dan
memiliki Riwayat stroke, pada ekstremitas kanan. Saat ini pasien hanya merasa
lemah saat berjalan sehingga pasien berjalan dengan pelan dan tidak bisa berjalan
jauh. Sejak 3 tahun SMRS pasien berada di rumah, pasien lebih sering menghabiskan
waktu di rumah dan apabila keluar rumah diantar dengan kursi roda, padahal
sebelumnya pasien aktif dan bisa pergi ke warung & pasar sendiri tanpa dibantu.
Kemampuan untuk naik turun tangga semakin menurun dan keluarga tidak
memperbolehkan pasien untuk naik tangga. Aktivitas sehari-hari pasien semakin
terbatas dan memerlukan bantuan orang lain untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Sejak 3 bulan SMRS pasien juga dirasakan sering lupa menaruh barang, kesulitan
mengunyah karena banyak gigi yang tanggal. Satu bulan SMRS, pasien dirasakan
mulai kesulitan berdiri dan harus dibantu, untuk bangun dari posisi berbaring ke
posisi duduk juga harus dibantu. Sejak berumur 45 tahun pasien diketahui menderita
sakit tekanan darah tinggi, tidak kontrol teratur, namun tetap meminum obat
(amlodipin 5 mg)
Terdapat Riwayat stroke (+), Riwayat DM, keganasan, dan TB paru disangkal.
Terdapat riwayat hipertensi pada keluarga.
Hasil dari geriatric depression scale (GDS) skor 8: kemungkinan depresi
berat, hasil dari mini mental state examination (MMSE) skor 16: definitif
gangguan kognitif, status fungsional Barthel skor 17: ketergantungan ringan, skor
instrumental activities of daily living (IADL) skor 3, mini nutritional assessment
(MNA) total skor penapisan dan pangkajian 12: malnutrisi, penilaian risiko jatuh
geriatri skor 5: risiko jatuh tinggi.
Pemeriksaan fisik tampak sakit sedang, kesadaran apatis, tekanan darah
120/60 mmHg, nadi 87 x/menit, frekuensi napas 20 x/menit, SaO2 98 %, suhu 36,5
ºC. Pada pemeriksaan status generalis didapatkan, arcus senilis (+), mata cekung,
bibir kering, gigi tanggal (+), pergerakan dinding dada simetris kiri kanan, vocal
fremitus melemah di kedua lapang paru, pada perkusi redup +/+, suara napas
vesikuler melemah +/+, rhonki +/+, bising usus meningkat, turgor kulit menurun,
atrofi otot ekstremitas atas dan bawah +/+, hilang lemak ekstremitas atas dan
bawah +/+. Pemeriksaan laboratorium leukosit (13,6 ribu/uL), eritrosit (3,2 jt/uL),
hemoglobin (9,1 g/dL), hematokrit (26%), glukosa darah cito (121 mg/dL).
Pemeriksaan foto dan CT-Scan toraks ditemukan Senile lung disertai bronchitis,
Cardiomegaly, Aortasclerosis, Spondyloarthosis thoracalis, Dextroscoliosis
thoracalis dan Efusi pleura bilateral dengan pneumonia bilateral (konfirmasi
ulang).

DAFTAR MASALAH :
1. Gastroenteritis 9. Imobilisasi
2. Pneumonia dengan efusi pleura 10. Ketergantungan berat
3. Malnutrisi 11. Kemunginan besar depresi
4. Low intake pada geriatric 12. Definitif gangguan kognitif
5. Anemia 13. Gangguan pendengaran
6. Hipertensi
7. Skoliosis
8. spondyloarthrosis
ANALISIS MASALAH :
No Masalah Pengkajian masalah Rencana diagnosis Rencana terapi
1. Gastroenteritis Atas dasar - Analisa feses Non farmakologi
Anamnesis : - Elektrolit - Tirah baring
- Diare 10 x sejak. 3 hari - Asupan gizi cukup
- Lemas tidak dapat beraktivitas - Cairan
Pemeriksaan fisik :
- Bising usus meningkat Farmakologi
Pemeriksaan penunjang - atapulgit
Lab:
- Leukositosis
- Hipokalemia
2. Efusi pleura bilateral Anamnesis: - konsultasi dokter Non farmakologi:
- Cepat Lelah setelah beraktivitas spesialis Paru NRM 8lpm
Pemeriksaan fisik: - USG toraks WSD
- pergerakan dinding dada simetris kiri kanan, - Pungsi pleura & Farmakologi:
retraksi intercostal (+), pemakaian otot bantu analisis cairan pleura diuretik/ diuretik hemat
pernafasan (+), vocal fremitus melemah di kedua kalium
lapang paru, perkusi redup di kedua lapang paru, -Furosemide/
suara napas vesikuler melemah +/ spironolakton
Pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan foto dan CT-Scan toraks Efusi pleura
bilateral dengan pneumonia bilateral
3. Suspek pneumonia Anamnesis: - Sputum gram & Nonfarmakologi:
pada geriatri - Lemas, BB menurun jamur Cairan dan diet yang baik
Pemeriksaan fisik:
- retraksi intercostal (+), pemakaian otot bantu Farmakologi:
pernafasan (+), ronkhi +/+ - golongan laktam iv:
Clanexi
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan foto dan CT-Scan toraks Efusi pleura
bilateral dengan pneumonia bilateral
4. Malnutrisi Anamnesis : Observasi pasien Non farmakologi
nafsu makan menurun, BB menurun dalam 3 bulan, Darah perifer lengkap - Diet adekuat
tidak semua jenis makanan pasien mau, dan dengan Urinalisis Farmakologi
lauk-pauk seadanya tanpa mempertimbangkan gizinya. - Pemeriksaan tinja curcuma
MNA score: 12
Pemeriksaan fisik :
Ditemukan adanya atrofi otot, hilang lemak subkutan
LILA : 18 cm
IMT : 18/29,5 x 100 : 61
<80% : gizi buruk
5. Low intake pada Anamnesis : - Pemeriksaan Non farmakologi
geriatri - lemas (+) elektrolit - NGT
- nafsu makan menurun, BB menurun 10 kg dalam - Urin lengkap - Penyediaan gizi
3 bulan terakhir - Pemeriksaan Hb dan seimbang sesuai
Ht kebutuhan pasien
Pemeriksaan fisik : - Serum transferrin
Ditemukan gigi tanggal (+), bibir tampak kering, Mata - Serum albumin Farmakologi
cekung, turgor kulit menurun, atrofi otot ekstremitas - Keseimbnagn - Bicnat
atas dan bawah +/+, hilang lemak ekstremitas atas nitrogen - Ulsafat
dan bawah +/+ Curcuma

6. Hipertensi Anamnesis: - Pemeriksaan Farmakologi :


- Riwayat hipertensi terkontrol (+) sejak 27 tahun profil lipid Target TDS <140 mmHg,
yang lalu. TDD <90mmHg
- Riwayat penyakit hipertensi (+) pada keluarga
- Riwayat obat pulang dari RS & konsumsi obat Guideline ESC 2018:
rutin: Amlodipin Golongan ACEi/ARB
- Inaktivitas fisik, lebih sering di tempat tidur - Valsartan
Pemeriksaan fisik: +golongan CCB:
Tekanan darah: 120/60 mmhg - Adalat oros
+ diuretik/diuretik hemat
kalium:
furosemide/spironolakton
7. Anemia Anamnesis: - MCV Non farmakologi:
- lemas (+), pusing (+) - Cek serum Fe, - Observasi,
- nafsu makan menurun, BB menurun 10 kg dalam TIBC, serum transfusi PRC bila
3 bulan terakhir ferritin (tinggi) hb < 8
- Cek apusan darah Farmakologi:
Pemeriksaan fisik: tepi (morfologi - Pemberian EPO
- konjungtiva anemis +/+ eritrosit)
- Hitung retikulosit
Pemeriksaan penunjang: - Benzidine test
Pemeriksaan laboratorium: eritrosit (3,2 jt/uL), feses
hemoglobin (9,1 g/dL), hematokrit (26%)
8. Imobilisasi Anamnesis Observasi pasien Non farmakologi
Pada 1 tahin SMRS, pasien lebih sering menghabiskan - fisioterapi
waktu di rumah dan apabila ke rumah sakit diantar
dengan kursi roda, padahal sebelumnya pasien aktif dan
bisa pergi ke warung & pasar sendiri tanpa dibantu.
Aktivitas sehari-hari pasien semakin terbatas.
Kemampuan untuk naik turun tangga semakin menurun.
Satu bulan SMRS, pasien dirasakan sulit berjalan. Saat
sakit pasien lebih banyak membutuhkan bantuan
keluarga dan orang-orang disekitarnya untuk memenuhi
kebutuhan sehari-harinya, seperti makan, mandi.
Index ADL Barthel = skor 17
IADL = skor 3
9. Ketergantungan berat Anamnesis : Observasi pasien Non farmakologi
Aktivitas pasien sebelum sakit lebih mandiri, sekarang Fisioterapi
saat sakit pasien lebih banyak membutuhkan bantuan
keluarga dan ornga-orang disekitarnya untuk memenuhi
kebutuhan sehari-harinya, seperti makan, mandi.
Index ADL Barthel = skor 17
IADL = skor 3
10. Kemungkinan Anamnesis : konsultasi psikiatri Non farmakologi:
depresi berat Pasien lebih sering di rumah padahal sebelumnya pasien Cognitive-behavioral
aktif dalam kegiatan sehari-hari seperti ke pasar dan therapy (CBT)
membersihkan rumah Farmakologi:
GDS score: 8 Antidepressant:
Fluoxetine
11. Gangguan Anamnesis - Pemeriksaan garpu Non farmakologi
pendengaran Pendengaran pasien mulai berkurang, saat berbicara penala - Alat bantu dengar
(presbiakusis) harus mendekat sejak 1 tahun SMRS - Audiometri
12. Scoliosis dan Anamnesis - Konsultasi Non farmakologi
Spondyloarthrosis Pasien sulit berjalan cenderung membungkuk orthopaedi, dan Penggunaan brace dan
konsultasi rehab fisioterapi
Pemeriksaan Fisik: medik

Pemeriksaan penunjang: Spondyloarthosis thoracalis,


Dextroscoliosis thoracalis
FOLLOW UP
27/12/2020 28/12/2020
S: Lemas (+), diare (+), mual (-), muntah (-) S: Lemas (+), Diare (-),
O: CM, TSS O: CM, TSS
TD: 110/75 TD: 120/70
HR: 82x/m HR: 79x/m
RR: 22x RR: 20x
T:36,6 T:36,5
SpO2:98% RR:98%
Mata: CA +/+ SI -/- Mata: CA -/- SI -/-
Pulmo SNV +/+ rh+/+ wh-/- Pulmo SNV +/+ rh+/+ wh-/-
Cor BJ S1S2 reguler m -, g - Cor BJ S1S2 reguler m -, g -
Abdomen supel, BU + meningkat, NT (-) Abdomen supel, BU +, NT (-)
Ekstremitas AH + OE +/+ (tungkai) Ekstremitas AH + OE -/- (tungkai)
A: GEA A: GEA
CAP CAP
Anemia Anemia
Dyspepsia. Dyspepsia.
Hipokalemia Hipokalemia

P: P:
IVFD NaCl 0,9 % IVFD NaCl 0,9 %
500cc 500cc
IVFD NaCl 0,9 % + IVFD NaCl 0,9 % +
KCL 75 mEq/ 24 jam KCL 75 mEq/ 24 jam
New Diatab 3 x 2 New Diatab 3 x 2
Omeprazole 2 x 40 Omeprazole 2 x 40 mg
mg Diet lunak
Diet lunak Levofloksasin 1x 750
Ceftriakson 1x2 g mg
Amlodipine 1x 5 mg Amlodipine 1 x 5 mg
29/12/2020
S: diare (-), pasien ingin pulang Pemeriksaan penunjang

O: CM, TSS Hemoglobin: 10,3


TD: 130/70 Hematokrit: 31
HR: 90x/m Trombosit: 265
RR: 20x Leukosit: 15,9
T: 36,0 Na: 128
SpO2:98% K: 4,5
Mata: CA -/- SI -/- Cl: 104
Pulmo SNV +/+ rh minimal wh-/-
Cor BJ S1S2 reguler m -, g -
Abdomen supel, BU +, NT (-)
Ekstremitas AH + OE -/-

A: GEA perbaikan
CAP perbaikan
Anemia
Dyspepsia

P:
IVFD NaCl 0,9 %
500cc
IVFD NaCl 0,9 % +
KCL 75 mEq/ 24
jam
New Diatab 3 x 2
Omeprazole 2 x 40
mg
Diet lunak
Levofloksasin 1x
750 mg
Amlodipine 1 x 5 mg
KESIMPULAN :
Geriatri wanita usia 72 tahun dirawat dengan Gastroenteritis, CAP dan
efusi pleura bilateral, hipertensi, Anemia, Hipokalemi, Imobilisasi, low intake
pada geriatri, dan gangguan pendengaran.
Dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan tampak sakit sedang, kesadaran
apatis, tekanan darah 120/60 mmHg, nadi 87 x/menit, frekuensi napas 20 x/menit,
SaO2 98 %, suhu 36,5 ºC. Pada pemeriksaan status generalis didapatkan, arcus
senilis (+), mata cekung, bibir kering, gigi tanggal (+), pergerakan dinding dada
simetris kiri kanan, vocal fremitus melemah di kedua lapang paru, pada perkusi
redup +/+, suara napas vesikuler melemah +/+, rhonki +/+, bising usus
meningkat, turgor kulit menurun, atrofi otot ekstremitas atas dan bawah +/+,
hilang lemak ekstremitas atas dan bawah +/+. Pemeriksaan laboratorium leukosit
(13,6 ribu/uL), eritrosit (3,2 jt/uL), hemoglobin (9,1 g/dL), hematokrit (26%),
glukosa darah cito (121 mg/dL). Pemeriksaan foto dan CT-Scan toraks ditemukan
Senile lung disertai bronchitis, Cardiomegaly, Aortasclerosis, Spondyloarthosis
thoracalis, Dextroscoliosis thoracalis dan Efusi pleura bilateral dengan pneumonia
bilateral. Kondisi pasien sudah dalam perbaikan dan sudah pulang.
Prognosis pasien ad vitam dubia ad bonam, ad fungsionam dubia ad
malam, dan ad sanationam dubia ad bonam.
DISKUSI
Ny. S perempuan 72 tahun dibawa oleh keluarganya ke IGD dengan
keluhan diare yang memberat 2 hari SMRS hingga mengganggu aktivitas, lemas
(+), pusing (+), demam (-), batuk (-), mual muntah (-), penurunan kesadaran (-),
nyeri dada (-), nafsu makan menurun, BB menurun 10 kg dalam 3 bulan terakhir,
BAK tidak ada keluhan. Riwayat hipertensi terkontrol (+) sejak 27 tahun SMRS.
Pasien dirasakan sering lupa (+), memiliki gangguan pendengaran (+), dan lebih
sering menghabiskan waktu di rumah dan ke rumah sakit diantar dengan kursi
roda, Pasien kesulitan dalam berjalan karena postur pasien sudah membungkuk.
Aktivitas sehari-hari pasien semakin terbatas. Riwayat dirawat di RS sebanyak 1x
pada saat pasien terkena Stroke. Riwayat olahraga jarang, minum jamu-jamuan
(-).
Dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan tampak sakit sedang, kesadaran apatis,
tekanan darah 120/60 mmHg, nadi 87 x/menit, frekuensi napas 20 x/menit, SaO2
98 %, suhu 36,5 ºC. Pada pemeriksaan status generalis didapatkan, arcus senilis
(+), mata cekung, bibir kering, gigi tanggal (+), pergerakan dinding dada simetris
kiri kanan, vocal fremitus melemah di kedua lapang paru, pada perkusi redup +/+,
suara napas vesikuler melemah +/+, rhonki +/+, bising usus meningkat, turgor
kulit menurun, atrofi otot ekstremitas atas dan bawah +/+, hilang lemak
ekstremitas atas dan bawah +/+. Pemeriksaan laboratorium leukosit (13,6
ribu/uL), eritrosit (3,2 jt/uL), hemoglobin (9,1 g/dL), hematokrit (26%), glukosa
darah cito (121 mg/dL). Pemeriksaan foto dan CT-Scan toraks ditemukan Senile
lung disertai bronchitis, Cardiomegaly, Aortasclerosis, Spondyloarthosis
thoracalis, Dextroscoliosis thoracalis dan Efusi pleura bilateral dengan pneumonia
bilateral. Pasien merupakan pasien geriatri karena berusia 60 tahun ke atas
dan memiliki multipatologi. Geriatric medicine berasal dari kata geron (usia
lanjut) dan iatreia (perawatan penyakit), sehingga geriatric medicine diartikan
sebagai cabang ilmu kedokteran yang memelajari penyakit dan masalah kesehatan
pada usia lanjut menyangkut aspek preventif, diagnosis, dan tata laksana. Saat ini
ilmu geriatri menjadi sangat penting dan wajib dipahami tenaga kesehatan karena
secara global jumlah populasi penduduk usia lanjut semakin meningkat. Berbagai
gejala atau kumpulan gejala juga sering dijumpai pada pasien geriatri bersamaan
dengan penyakit dasarnya. Gejala-gejala atau kondisi medis tersebut tidak dapat
diabaikan karena dapat menimbulkan komplikasi yang akan memperburuk
keadaan pasien. Kumpulan gejala tersebut disebut sindrom geriatri. Sindrom
geriatri yang seringkali dijumpai pada pasien geriatri, yaitu: immobility (kurang
bergerak), instability (mudah jatuh), incontinence (gangguan BAB/BAK),
intellectual impairment (gangguan intelektual/ demensia), infection (infeksi),
impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran, penglihatan,
dan penciuman), isolation (depresi), inanition (malnutrisi), impecunity
(kemiskinan), iatrogenic (menderita penyakit pengaruh obat-obatan), insomnia
(sulit tidur), immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh), impotence
(gangguan seksual), dan impaction (sulit buang air besar).
Masalah utama pasien pada waktu masuk rumah sakit adalah
Gastroenteritis, efusi pleura bilateral, hipertensi, Anemia, Hipokalemia,
Imobilisasi, low intake pada geriatri, dan gangguan pendengaran. Dari anamnesis,
pemeriksaan fisik, yaitu Diare yang memberat dan membuat pasien sulit
beraktivitas, karena merasa lemas, pada pemeriksaan juga didapatkan bising usus
yang meningkat. Pada umumnya gastroenteritis akut 90% disebabkan oleh agen
infeksi yang berperan dalam terjadinya gastroenteritis akut terutama adalah faktor
agent dan faktor host. Faktor agent yaitu daya penetrasi yang dapat merusak sel
mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan
usus halus serta daya lekat kuman. Faktor host adalah kemampuan tubuh untuk
mempertahankan diri terhadap organisme yang dapat menimbulkan diare akut,
terdiri dari faktor-faktor daya tangkis atau lingkungan internal saluran cerna
antara lain: keasaman lambung, motilitas usus, imunitas, dan lingkungan
mikroflora usus. Pada lansia ketahanan tubuh atau imunitas menurun sehingga
mudah terinfeksi, berjalan dengan penurunan fungsi pada organ khususnya pada
kasus melibatkan organ-organ pencernaan. Diagnosis dapat dipastikan melalui
analisis dari mikroorganisme melalui kultur feses.
Ciri utama pada semua penyakit infeksi biasanya ditandai dengan
meningkatnya temperatur badan, dan hal ini sering tidak dijumpai pada usia
lanjut, 30-65% usia lanjut yang terinfeksi sering tidak disertai peningkatan suhu

badan, malah suhu badan dibawah 36’C lebih sering dijumpai. Keluhan dan gejala
infeksi semakin tidak khas antara lain berupa konfusi/delirium sampai koma,
adanya penurunan nafsu makan tiba-tiba, badan menjadi lemas, dan adanya
perubahan tingkah laku sering terjadi pada pasien usia lanjut. Infeksi sangat erat
kaitannya dengan penurunan fungsi sistem imun pada usia lanjut. Infeksi yang
sering dijumpai adalah infeksi saluran kemih, pneumonia, sepsis, dan meningitis.
Kondisi lain seperti kurang gizi, multipatologi, dan faktor lingkungan
memudahkan usia lanjut terkena infeksi. Immuno-defficiency (penurunan sistem
kekebalan tubuh) banyak hal yang mempengaruhi penurunan sistem kekebalan
tubuh pada usia lanjut seperti atrofi thymus (kelenjar yang memproduksi sel-sel
limfosit T) meskipun tidak begitu bermakna (tampak bermakna pada limfosit T
CD8) karena limfosit T tetap terbentuk di jaringan limfoid lainnya. Begitu juga
dengan barrier infeksi pertama pada tubuh seperti kulit dan mukosa yang menipis,
refleks batuk dan bersin -yang berfungsi mengeluarkan zat asing yang masuk ke
saluran nafas- yang melemah. Hal yang sama terjadi pada respon imun terhadap
antigen, penurunan jumlah antibodi. Segala mekanisme tersebut berakibat
terhadap rentannya seseorang terhadap agen-agen penyebab infeksi, sehingga
penyakit infeksi menempati porsi besar pada pasien lansia.
Didapatkan pada pemeriksaan vocal fremitus melemah di kedua lapang
paru, pada perkusi redup, suara napas vesikuler melemah, rhonki merupakan
manifestasi klinis dari efusi pleura bilateral dan kecurigaan infeksi pada saluran
pernapasan, diperjelas pada pemeriksaan Pemeriksaan laboratorium leukosit (13,6
ribu/uL) dan pemeriksaan foto dan CT-Scan toraks ditemukan Senile lung disertai
bronchitisdan Efusi pleura bilateral dengan pneumonia bilateral. Patofisiologi
terjadinya efusi pleura tergantung pada keseimbangan antara cairan dan protein
dalam rongga pleura. Dalam keadaan normal, cairan pleura dibentuk secara
lambat sebagai filtrasi pembuluh darah kapiler. Filtrasi ini terjadi karena
perbedaaan tekanan osmotik plasma dan jaringan interstisial submesotelial,
kemudian melalui sel mesotelial masuk ke dalam rongga pleura. Proses
penumpukkan cairan dalam rongga pleura dapat disebabkan oleh peradangan, bila
proses radang oleh kuman piogenik akan terbentuk pus/nanah, sehingga terjadi
empiema. Bila proses ini mengenai pembuluh darah sekitar akan menyebabkan
hematotoraks. Diagnosis dapat dipastikan melalui analisis cairan pleura melalui
tindakan pungsi pleura. Efusi cairan dapat berbentuk transudar yang disebabkan
karena penyakit lain bukan primer paru seperti gagal jantung kongestif,
hipoalbuminemia,, dan lain-lain, sedangkan efusi eksudat terjadi bila ada proses
peradangan yang menyebabkan permeabilitas pembuluh darah pleura meningkat
sehingga sel mesotelial berubah menjadi bulat atau kuboidal dan terjadi
pengeluaran cairan ke dalam pleura.
Pada pasien didapatkan adanya lemas dengan hasil pemeriksaan
hematologi adanya kadar hemogoblin yang rendah, menunjukan tanda dan gejala
anemia. Salah satu penyakit yang paling sering di derita lansia adalah anemia
yang merupakan kelainan hematologi. Evaluasi terhadap anemia dimulai saat
kadar Hb < = 10 g% atau Ht < = 30%, seperti pada kasus ini (Hb 9,6 g/dL dan
hematokrit 28%), meliputi evaluasi terhadap status besi (kadar serum Fe, Total
Iron Binding Capacity (TIBC), feritin) serum, mencari sumber perdarahan,
morfologi eritrosit, kemungkinan adanya hemolisis dan lain sebagainya.
Prevelensinya meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Ada pendapat yang
mengatakan bahwa menurunya hemoglobin pada lansia merupakan konsekuensi
normal dari pertambahan usia. Anemia pada lansia disebabkan oleh berbagai
faktor seperti kekurangan asupan gizi, yang penting dalam proses eritropoesis
yaitu asam folat. Dengan pertambahan usia, fungsi fisiologis tubuh mengalami
kemunduran, apalagi jika gaya hidup dan kebiasaan makan di masa muda kurang
baik. Kompensasi yang dimiliki tubuh dengan lansia yang mengalami anemia
yaitu dengan meningkatnya daya pompa jantung untuk memenuhi kebutuhan
darah keseluruh tubuh dengan meningkatnya daya pompa jantung. Akibat
meningkatnya kerja jantung, dan rusaknya jaringan jantung tidak adekuat
sehingga aliran darah koroner berkurang sehingga dalam anemia berat dapat
menyebabkan gagal jantung, nyeri dada, dan infark jantung. Pencegahan
anemia pada usia lanjut, dapat di cegah dengan pemenuhan gizi seimbang dengan
memberikan makanan yang mengandung zat besi dan kecukupan Fe. Zat besi
adalah makanan yang berasal dari daging hewan. Selain banyak mengandung zat
besi, serapan zat besi dari sumber makanan tersebut mempunyai angka sebesar
20-30%, sedangkan kecukupan Fe dipenuhi tidak hanya dari sumber hewani tetapi
juga dari non daging seperti biji-bijian, sayuran, buah. Pada lansia berbeda dengan
usia yang lain karena penurunan berbagai fungsi tubuh, adanya  penyakit kronik
dan adanya keterbatasan. Pada lansia komposisi tubuh terdiri dari 30 – 40 %  zat
padat, 60 – 70 % cairan dan terjadi penurunan metabolisme basal 2 % pertahun
dimulai pada usia 40 tahun.
Pada pasien, kekurangan nutrisi disebabkan oleh keadaan pasien dengan
gangguan menelan, sehingga menurunkan nafsu makan pasien. Untuk pemenuhan
gizi pada lansia perlu mengetahui status gizinya, kebutuhan gizinya,
mengimplentasikannya dan memberikan edukasi. Kelemahan nutrisi merujuk
pada hendaya yang terjadi pada usia lanjut karena kehilangan berat badan
fisiologis dan patologis yang tidak disengaja. Anoreksia pada usia lanjut
merupakan penurunan fisiologis nafsu makan dan asupan makan yang
menyebabkan kehilangan berat badan yang tidak diinginkan. Problem gizi pada
lansia yang sering terjadi adalah penurunan nafsu makan, penurunan berat badan,
perubahan indera pengecap, gangguan mengunyah, gangguan menelan, konstipasi
dan kesulitan akses makanan di samping itu sering terjadi gizi kurang, kelebihan
berat badan dan obesitas. Dalam perencanaan makannya, kebutuhan kalori usia
lanjut relatif lebih rendah dibandingkan ketika masih muda karena tingkat
aktivitas tubuh yang berkurang, energi menggunakan formula lansia, kebutuhan
protein 0,8 – 1 gram / KgBB, kebutuhan lemak 20 – 25 % dan kebutuhan
karbohidrat 60 – 65 % kebutuhan, kebutuhan serat sekitar 25 %, kebutuhan cairan
1500 CC, vitamin dan mineral sesuai dengan angka kecukupan gizi yang
dianjurkan.
Geriatric medicine berasal dari kata geron (usia lanjut) dan iatreia
(perawatan penyakit), sehingga geriatric medicine diartikan sebagai cabang ilmu
kedokteran yang memelajari penyakit dan masalah kesehatan pada usia lanjut
menyangkut aspek preventif, diagnosis, dan tata laksana. Saat ini ilmu geriatri
menjadi sangat penting dan wajib dipahami tenaga kesehatan karena secara global
jumlah populasi penduduk usia lanjut semakin meningkat. Berbagai gejala atau
kumpulan gejala juga sering dijumpai pada pasien geriatri bersamaan dengan
penyakit dasarnya. Gejala-gejala atau kondisi medis tersebut tidak dapat diabaikan
karena dapat menimbulkan komplikasi yang akan memperburuk keadaan
pasien.Kumpulan gejala tersebut disebut sindrom geriatri. Sindrom geriatri yang
seringkali dijumpai pada pasien geriatri, yaitu: immobility (kurang bergerak),
instability (mudah jatuh), incontinence (gangguan BAB/BAK), intellectual
impairment (gangguan intelektual/ demensia), infection (infeksi), impairement of
hearing, vision and smell (gangguan pendengaran, penglihatan, dan penciuman),
isolation (depresi), inanition (malnutrisi), impecunity (kemiskinan), iatrogenic
(menderita penyakit pengaruh obat-obatan), insomnia (sulit tidur), immuno-
defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh),impotence (gangguan seksual),
dan impaction (sulit buang air besar).
Impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran,
penglihatan dan penciuman) Pada pasien juga ditemui adanya gangguan
pendengaran sehingga sulit untuk diajak berkomunikasi. Gangguan pendengaran
sangat umum ditemui pada geriatri. Prevalensi gangguan pendengaran sedang atau
berat meningkat dari 21% pada kelompok usia 70 tahun sampai 39% pada
kelompok usia 85 tahun. Pada dasarnya, etiologi gangguan pendengaran sama
untuk semua umur, kecuali ditambah presbikusis untuk kelompok geriatri.
Presbikusis sensorik yang sering sekali ditemukan pada geriatri disebabkan oleh
degenerasi dari organ korti, dan ditandai gangguan pendengaran dengan frekuensi
tinggi. Penatalaksanaan untuk gangguan pendengaran pada geriatri adalah dengan
cara memasangkan alat bantu dengar atau dengan tindakan bedah berupa
implantasi koklea.

Hasil dari geriatric depression scale (GDS) skor 8, hasil dari mini mental
state examination (MMSE) skor 16, status fungsional Barthel skor 12, skor
instrumental activities of daily living (IADL) skor 3, mini nutritional assessment
(MNA) total skor penapisan dan pangkajian 12, penilaian risiko jatuh geriatri skor
5. Gangguan depresi pada usia lanjut kurang dipahami sehingga banyak kasus
tidak dikenali. Gejala depresi pada usia lanjut seringkali dianggap sebagai bagian
dari proses menua. Prevalensi depresi pada pasien geriatri yang dirawat mencapai
17,5%. Isolation (terisolasi) dan depresi, penyebab utama depresi pada usia lanjut
adalah kehilangan seseorang yan disayangi, pasangan hidup, anak, bahkan
binatang peliharaan. Selain itu kecenderungan untuk menarik diri dari lingkungan,
menyebabkan dirinya terisolasi dan menjadi depresi. Keluarga yang mulai
mengacuhkan karena merasa direpotkan menyebabkan pasien akan merasa hidup
sendiri dan menjadi depresi. Beberapa orang dapat melakukan usaha bunuh diri
akibat depresi yang berkepajangan
Deteksi dini depresi dan penanganan segera sangat penting untuk
mencegah disabilitas yang dapat menyebabkan komplikasi lain yang lebih berat.
Insomnia, dapat terjadi karena masalah-masalah dalam hidup yang menyebabkan
seorang lansia menjadi depresi. Selain itu beberapa penyakit juga dapat
menyebabkan insomnia seperti diabetes melitus dan hiperaktivitas kelenjar
thyroid, gangguan neurotransmitter di otak juga dapat menyebabkan insomnia.
Jam tidur yang sudah berubah juga dapat menjadi penyebabnya.
Terapi pengobatan lansia berbeda dari pasien pada usia muda, karena
adanya perubahan kondisi tubuh yang disebabkan oleh usia, dan dampak yang
timbul dari penggunaan obat-obatan yang digunakan sebelumnya. Masalah
polifarmasi pada pasien geriatri sulit dihindari dikarenakan oleh berbagai hal yaitu
penyakit yang diderita banyak dan biasanya kronis, obat diresepkan oleh beberapa
dokter, kurang koordinasi dalam pengelolaan, gejala yang dirasakan pasien tidak
jelas, pasien meminta resep, dan untuk menghilangkan efek samping obat justru
ditambah obat baru. Karena itu diusulkan prinsip pemberian obat yang benar pada
pasien geriatri dengan cara mengetahui riwayat pengobatan lengkap, jangan
memberikan obat sebelum waktunya, jangan menggunakan obat terlalu lama,
kenali obat yang digunakan, mulai dengan dosis rendah, naikkan perlahan-lahan,
obati sesuai patokan, beri dorongan supaya patuh berobat dan hati- hati
menggunakan obat baru.
DAFTAR PUSTAKA
1. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata MK, Setiyohadi B, Syam AF.

Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II edisi VI. Interna publishing 2014.

p.2129-37.

2. Williams B, Mancia G, Spiering W, Agabiti Rosei E, Azizi M, Burnier M,

et al, European Society of Cardiology (ESC). 2018 ESC/ESH guidelines for

the management of arterial hypertension. European Heart Journal. 2018;00,

1-98. doi:10.1093/eurheartj/ehy339. Available at:

https://www.portailvasculaire.fr/sites/default/files/docs/2018_esc_esh_guide

lines_hta.pdf.

3. United Nations. World Population Ageing 2013. United Nations; 2013.

4. Indonesian Ministry of Health. Condi- tion and Analysis of Elderly

[Internet]. Indonesian Ministry of Helath; 2014 [cited 2016 May 14].

Available from: http://www.depkes.go.id/resources/

download/pusdatin/infodatin/infodatin- lansia.pdf

5. Setiati S. Geriatric medicine, sarkopenia, frailty dan kualitas hidup pasien

usia lanjut: tantangan masa depan pendidikan, penelitian dan pelayanan

kedokteran di Indonesia. eJKI. 2013;3:234-42.

6. Kementerian kesehatan RI. Situasi Lanjut Usia di Indonesia. Infodatin Pusat

Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2016.

7. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata MK, Setiyohadi B, Syam AF.

Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II edisi VI. Interna publishing 2014.

p.2129-37.
8. Soenarta AA, et al. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia

(PERKI). Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskular.

1st Ed. 2015. Available at:

http://www.inaheart.org/upload/file/Pedoman_TataLaksna_hipertensi_pada

_penyakit_Kardiovaskular_2015.pdf.

9. Setiati S. Geriatric medicine, sarkopenia, frailty, dan kualitas hidup pasien

usia lanjut; tantangan masa depan pendidikan, penelitian, dan pelayanan

kedokteran di Indoneisa. eJKI 2013;1(3):234-42..

10. Grammatikopoulos IA. The Geriatric Giant : Mental Health and Well- being

in Elderly. 2018.

11. Pratama EL, Martini RD, Pertiwi D. Artikel Penelitian Gambaran Khusus

Multipatologi RSUP Pasien Geriatri Djamil di Poliklinik Periode Geriatri

Padang Januari – Desember 2014. 2017;6(3):536–45.

12. Cocsco TD, Prina AM, Parales J, Stephan BCM, Brayne C. Lay

perspectives of successful ageing: a systematic review and meta-

ethnography. BMJ Open 2013;3:200-70.


Riwayat Stroke

Osteoporosis Hormonal

instabilitas spondyloarthrosis

Depresi pada lansia


Dan ketergantungan
berat

Gastroenteritis Mobilisasi terganggu

Intake sulit

Efusi pleura dengan


Anemia pneumonia

Kerangka Masalah

Anda mungkin juga menyukai