Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM LAHAN BAKTERIOLOGI II

Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Bakteriologi Praktikum

Dosen Pengampu:
1. Dra. Diah Lestari, MKM
2. Dra. Mega Mirawati, M.Biomed
Ditulis oleh
Nama :
1. Fajar Eka Saputra
2. Isti Oktaviani
3. Rosy Rahayu Ningsih
4. Santi Rahmawati
NIM :
1. P3.73.34.1.19.060
2. P3.73.34.1.19.063
3. P3.73.34.1.19.068
4. P3.73.34.1.19.069
Semester : III (Ganjil)

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Jurusan Teknologi Laboratorium Medik
2020
Hari / Tanggal Kamis / 15 Oktober 2020

Nama Isolasi & Identifikasi bakteri Gram Positip (Stapyllococcus aureus)


Pemeriksaan
Alat dan Bahan Alat:
Colony counter Incubator Masker
Neraca analitik Tabung reaksi Pembakar bunsen
Batang triangular Penjepit Mikro pipet
Cawan petri Pipet tetes Tip
Gelas ukur Kaca preparat Vortex mixer
Pastle Mortal Hand scoon.
Bahan
1. Media Nutrien Agar
2. Pewarna Sederhana
3. Pewarna Gram
4. H2O2 3 %
5. Gula – gula (Glukosa dan Manitol)
6. Media Blood Agar
Spesimen Pus / Nanah pada luka
Prosedur Kerja A. Cara Pengambilan Sampel
Sampel diambil dengan menggunakan lidi kapas steril dan di swab
pada luka bernanah, dimasukkan ke media Nutrient Broth, lidi dipatahkan
untuk menghindari kontaminasi serta dihomogenkan. Lakukan pewarnaan
sederhana untuk memastikan ada tidaknya bakteri, kemudian inkubasi pada
inkubator dengan suhu 37oC selama 18 – 24 jam.
B. Metode yang dilakukan:
1. Pewarnaan Sederhana :
a. Dibuat sediaan, fiksasi di atas api.
b. Warnai dengan Methilen Blue selama 1 – 2 menit.
c. Buang sisa zat warna menggunakan air mengalir.
d. Objek glass dikeringkan dengan cara diangin – anginkan.
e. Amati dibawah mikroskop.
2. Penanaman pada Media Nutrient Agar
a. Ambil 1 ose steril sampel dari biakan Nutrient Broth, kerjakan
dekat api bunsen.
b. Goreskan pada media Nutrient Agar dengan menggunakan
metode gores.
c. Inkubasikan pada inkubator dengan suhu 370C selama 18 – 24
jam.
d. Amati bentuk, tepi, permukaan, warna, diameter dan aspek
koloni.
3. Pewarnaan Gram
a. Teteskan NaCl fisiologis pada objek glass, selanjutnya diambil
koloni yang terpisah dari Nutrient Agar dengan menggunakan
ose steril dan campurkan pada NaCl di atas objek glass. Aduk
dan fiksasi di atas api bunsen.
b. Kemudian pada objek glass tersebut tambahkan Kristal Violet
selama 3-5 menit, bilas dengan air mengalir.
c. Teteskan larutan lugol selama 1 menit, lalu cuci dengan air
mengalir.
d. Lunturkan dengan alkohol 96 % selama 10 detik hingga zat
warna menghilang, cuci dengan air mengalir.
e. Teteskan larutan Fuchsin atau Safranin selama 1 menit, cuci
dengan air mengalir.
f. Keringkan dan amati di bawah mikroskop.
g. Bakteri Gram positif akan mempertahankan zat warna biru
kristal violet sehingga dibawah mikroskop terlihat warna ungu,
sedangkan bakteri gram negatif zat warna kristal violet akan
larut oleh penambahan alkohol 95 % dan mengikat zat warna
kedua yaitu Safranin/fuchsin sehingga dibawah mikroskop akan
terlihat berwarna merah.
4. Uji Katalase
a. Teteskan H2O2 3 % diatas objek glass.
b. Dengan menggunakan ose steril, ambil 1 koloni terpisah (koloni
yang sama) pada Nutrient Agar dan homogenkan dengan H2O2
3 %.
c. Amati hasil yang diperoleh.
5. Penanaman pada Nutrient Agar Miring
a. Dengan menggunakan ose steril, ambil 1 koloni terpisah (koloni
yang sama) dari Nutrient Agar.
b. Bekerja secara asepsis di dekat lampu spiritus.
c. Tanamkan pada media Nutrient Agar Miring membentuk zig
zag.
d. Inkubasikan pada inkubator dengan suhu 37oC selama 24 jam.
6. Uji Gula – gula (Glukosa dan Manitol)
a. Larutan glukosa dan manitol dimasukkan kedalam tabung yang
berisi tabung durham yang telah dibalik.
b. Ambil 1 ose steril biakan dari koloni terpisah (koloni yang sama)
pada Nutrient Agar.
c. Masukkan ose ke dalam tabung yang berisi glukosa, kocok
hingga bakteri terlepas dari ose.
d. Ose disterilkan kembali dan diambil bakteri dari koloni yang
sama, dimasukkan ke dalam tabung yang berisi Manitol.
e. Inkubasikan pada inkubator selama 18 – 24 jam dengan suhu
37oC.
f. Tujuan dari uji gula-gula yaitu untuk melihat kemampuan
bakteri dalam memfermentasikan glukosa dan Mannitol, hasil
proses fermentasi berupa asam akan menurunkan pH media dan
merubah warna indikator.
7. Penanaman pada Blood Agar
a. Dengan menggunakan ose steril, ambil bakteri dari koloni
terpisah (koloni yang sama) yang terdapat pada media Nutrient
Agar.
b. Ditanam pada media Blood Agar dengan menggunakan metode
gores.
c. Inkubasikan dalam inkubator selama 18 – 24 jam pada suhu
37ºC.
8. Uji Sensitivitas terhadap Antibiotika
a. Sehari sebelum dilakukan uji sensitivitas, lakukan biakan dari
Nutrient Agar disegarkan kembali kedalam Nutrient Broth dan
diinkubasikan kedalam inkubator selama 24 jam pada suhu
370C.
b. Lidi kapas steril dicelupkan kedalam biakan bakteri Nutrient
Broth, kemudian diswab merata keseluruh permukaan media
Muller-Hinton Agar (MHA).
c. Diamkan beberapa saat, setelah itu letakkan pada permukaan
media MHA beberapa jenis cakram antibiotik untuk melihat
sensitivitas bakteri tersebut terhadap antibiotik.
d. Inkubasikan selama 24 jam pada suhu 37oC dalam inkubator.
e. Kemudian diamati dan diukur diameter zona yang terbentuk
disekitar cakram antibiotik.
Hasil 1. Pewarnaan Sedarhana
Setelah diamati di bawah mikroskop terlihat adanya bakteri yang
berbentuk kokus, seperti kumpulan anggur. Hal ini menunjukkan bahwa
sampel yang diperiksa terdapat bakteri, seperti yang terlihat pada
gambar.

Pada pewarnaan sederhana hanya digunakan satu macam zat warna


untuk meningkatkan kontras antara mikroorganisme dengan
sekelilingnya dengan tujuan melihat ada atau tidaknya bakteri sebelum
pemeriksaan selanjutnya dilakukan. Lazimnya pewarnaan ini
menggunakan zat warna basa seperti kristal violet, biru metilen, karbol
fuchsin basa, safranin atau hijau malachit.
2. Pengamatan Pada Media Nutrient Agar
Hasil pengamatan pada media Nutrient Agar, didapatkan beberapa
koloni terpisah dan hasil pengamatan pertumbuhan koloni dapat dilihat
pada gambar

3. Pewarnaan Gram
Pada uji pewarnaan Gram didapatkan bakteri Gram positif,
berbentuk kokus bergerombol membentuk untaian seperti buah anggur.
Hasil pewarnaan Gram dapat dilihat pada gambar

4. Uji Katalase
Terlihat gelembung udara ( katalase positif), karena H2O2 bersifat
toksik bagi bakteri, sehingga bakteri akan menghasilkan enzim katalase
untuk menetralisirkan H2O2 menjadi O2 dan H2O. Terbentuklah
gelembung O2 pada permukaan objek glass.
5. Pengamatan pada Nutrient Agar Miring

Terlihat bakteri dengan ciri-ciri pertumbuhan yang menyebar


memenuhi seluruh permukaan agar dan tampak seperti bergelombang.

6. Uji Gula-gula (manitol dan glukosa)


Hasil pengamatan pada uji gula-gula (manitol dan glukosa)
menunjukkan adanya perubahan pada manitol, hal ini dapat dilihat pada
gambar

7. Pengamatan pada Blood Agar


Hasil penanaman pada media Blood Agar yang diambil dari biakan
media Nutrient Agar dapat dilihat pada Gambar

Terlihat media Blood Agar jernih artinya terjadi hemolisis sel-sel


darah secara lengkap disebut juga hemolisis beta. Media Blood Agar
merupakan media untuk pertumbuhan mikroorganisme yang sulit untuk
dibiakkan dan juga untuk membedakan kelompok mikroorganisme yang
melisis atau tidak melisiskan sel darah merah. Beberapa bakteri
menghasilkan sitolisin yang dapat melarutkan sel darah merah.
8. Uji Sensitivitas terhadap Antibiotika
Hasil uji sensitivitas antibiotik dapat dilihat pada tabel

Zona hambat antibiotic


Keterangan:
A. Zona hambat Gentamicin
B. Zona hambat Tetraciclin
C. Zona hambat Vancomycin
D. Zona hambat Penicillin
E. Zona hambat Ampicilin
Pada gambar terlihat bahwa kelima antibiotik yang digunakan
menunjukkan adanya zona hambat. Akan tetapi pada antibiotik
Gentamicin, Tetraciclin dan Vancomicin memperlihatkan zona hambat
yang lebih luas dibandingkan dengan Penicillin dan Ampicilin.
Antibiotik Penicillin dan Ampicillin mempunyai luas zona hambat 6
mm dan 4 mm, sehingga Penicillin dan Ampicillin resisten terhadap
bakteri tersebut.

Anda mungkin juga menyukai