Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ETIKA DAN PROFESIONAL TEKNOLOGI INFORMASI

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Sistem Informasi

Dosen Pengampu :

Novi Ayuningtyas S.Kom,M.Pd.T

Oleh:

Nuril Lailatuz Zaqiyah

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BAKTI INDONESIA

2021/2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah berjudul “ETIKA DAN PROFESIONAL TEKNOLOGI INFORMASI ”
ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih pada ibu Novi Ayuningtyas S.Kom,M.Pd.T selaku Dosen mata
kuliah Pengantar Sistem Informasi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pendidikan Pancasila yang memiliki
pengaruh besar terhadap pendidikan Nasional di Indonesia. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

ii
Daftar Isi

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1. Latar Belakang.............................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................4
1.3. Tujuan..........................................................................................................5
1.4. Manfaat........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
2.1. Etika dan Profesional dalam bidang teknologi Informasi............................6
2.1.1.Pengertian Etika.......................................................................................6
2.1.2 Etika Dalam Bidang Teknologi Informasi..............................................9
2.2. Profesional dalam bidang teknologi informasi..........................................11
BAB III PENUTUP...............................................................................................14
3.1. Kesimpulan................................................................................................14
3.2. Saran...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat. Komputer dan
internet menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan teknologi ini.
Salah satu tantangan yang dihadapi dalam pesatnya teknologi informasi adalah
masalah etika. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini
memang berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia dan seolah menjadi
kebutuhan bagi manusia, namun secara tidak langsung telah merubah nilai-nilai
moral masyarakat karena marakya penyalahgunaan teknologi informasi dan
komunikasi. Internet misalnya yang saat ini sering disalahgunakan seperti
bayaknya kejahatan cyber yang terjadi, berbagai pembajakan dan kasus – kasus
lainnya. Oleh karena itu sebagai seseorang yang nantinya akan berkecimpung
dalam dunia Tekologi Informasi diperlukan adanya pendidikan etika sebagai
professional TI agar dapat memiliki kesadaran diri untuk meggunakan dan
memanfaatkanya secara positif. Dalam penggunaan teknologi informasi yang
terus berkembang juga semakin meningkatkan bahaya pelanggaran etika dalam
penggunaannya. Nilai-nilai etika pada profesi bidang teknologi informasi
memeliki keterhubungan dengan budaya kerja dan aturan-aturan yang berlaku
pada bidang teknologi informasi. Pada penerapan etika di bidang teknologi
informasi diterapkan kode etik profesi sebagai pedoman, kontrol dan menjaga hak
dan kewajiban profesi. Penentuan kode etik profesi harus menjelaskan secara
detail tentang profesi yang dijelaskan, sehingga mencegah praktisi pada bidang
teknologi informasi bekerja diluar dari norma yang diatur dan juga memberikan
jasa sebaik-baiknya kepada pengguna jasa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana etika dalam bidang teknologi informasi?
2. Bagaimana profesional dalam bidang teknologi informasi?

5
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Bagaimana Etika dalam bidang Teknologi Informasi
2. Untuk mengetahui Bagaimana Profesional dalam bidang Teknologi Informasi
1.4 Manfaat
1. Agar kita tahu etika dalam bidang teknologi informasi
2. Agar kita tahu professional dalam bidang teknologi informasi

6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Etika dan Profesional dalam bidang teknologi Informasi
2.1.1. Pengertian Etika
Kata “etika” berasal dari Bahasa Yunani “ethos”, yang berarti adat istiadat
atau kebiasaan yang baik . Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah
ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral/akhlak. Banyak studi yang membahas tentang etika. Meskipun awalnya
hanya dipelajari dalam bidang filsafat saja, namun saat ini hampir semua bidang
menjadikan etika sebagai salah satu bagian dalam pembelajaran. Jenis-jenis teori
etika yang paling umum adalah konsekuensi deontologis dan categorical (Abdallah,
2010). Teori etika ini berdasar pada penentuan perumusan daftar aturan atau prinsip
yang menentukan atau menilai sesuatu itu benar atau salah, boleh atau tidak dan
seterusnya. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia terbitan departemen Pendidikan
dan kebudayaan merumuskan pengertian etika dalam tiga arti pengertian yaitu 1.)
Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan dan yang buruk tentang hak dan
kewajiban moral, 2.) Etika adalah kumpulan asa atau nilai yang berkenaan dengan
akhlak, 3.) Etika adalah nilai benar atau salah yang dianut oleh masyarakat.
Menurut professor Robert Salomon, etika dapat dikelompokkan menjadi dua
definisi yaitu:
1.) Etika merupakan karakter individu, dalam hal ini termasuk bahwa orang yang
beretika adalah orang yang baik
2.) Etika merupakan hukuman social, Etika merupakan hukum yang mengatur,
mengendalikan, serta membatasi perilaku manusia.
Dari definisi etika tersebut diatas, dapat segera diketahui bahwa etika berhubungan
dengan empat hal sebagai berikut: Pertama, dilihat dari segi objek pembahasannya,
etika berupaya membahas perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Kedua, dilihat
dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat. Sebagai hasil
pemikiran, maka etika tidak bersifat mutlak, absolute dan tidak pula universal. Ia
terbatas, dapat berubah, memiliki kekurangan, kelebihan dan sebagainya. Selain itu,
etika juga memanfaatkan berbagai ilmu yang memebahas perilaku manusia seperti

7
ilmu antropologi, psikologi, sosiologi, ilmu politik, ilmu ekonomi dan sebagainya.
Ketiga, dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan
penetap terhadap sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah
perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya.
Dengan demikian etika lebih berperan sebagai konseptor terhadap sejumlah
perilaku yang dilaksanakan oleh manusia. Etika lebih mengacu kepada pengkajian
sistem nilai-nilai yang ada. Keempat, dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relatif
yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman. Dengan ciri-cirinya yang
demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatan baik
atau buruk. Berbagai pemikiran yang dikemukakan para filosof barat mengenai
perbuatan baik atau buruk dapat dikelompokkan kepada pemikiran etika, karena
berasal dari hasil berfikir. Dengan demikian etika sifatnya humanistis dan
antroposentris yakni bersifat pada pemikiran manusia dan diarahkan pada manusia.
Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh
akal manusia. Berbagai macam etika dalam masyarakat, etika dapat dikelompokkan
menjadi 2 jenis.
1.) Etika deskriptif
Etika deskriptif menguraikan dan menjelaskan kesadaran dan pengalaman
moral (suara batin) dari norma-norma dan konsep-konsep etis secara deskriptif
(Hamersma, 1985; Rapar, 1996). Pengalaman moral di sini memiliki arti luas,
misalnya adat istiadat, anggapan tentang baik dan buruk, tindakan yang
diperbolehkan ataupun tidak. Semuanya dideskripsikan secara ilmiah dan ia
tidak
memberikan penilaian. Karenanya, etika deskriptif ini tergolong dalam bidang
ilmu pengetahuan empiris serta terlepas dari filsafat. Sebagai bagian dari ilmu
pengetahuan, etika deskripsi berupaya untuk menemukan dan menjelaskan
kesadaran, keyakinan, dan pengalaman moral dalam suatu kultur maupun
subkultur. Dalam hal ini etika deskriptif berhubungan erat dengan sosiologi,
antropologi, psikologi, maupun sejarah. Tokoh-tokoh yang membidani etika
deskriptif ini dapat ditemui seperti JeanPiaget (1896 dan 1980) dari Swiss dan

8
Lawrence Kohlberg (1927- 1988) dariAmerika (Bertens, 2007). Dalam
perkembangan selanjutnya etika deskriptifdigolongkan menjadi dua bagian,
yakni sejarah moral dan fenomenologi moral.Sejarah moral mengkaji hal-hal
yang berkaitan dengan cita-cita, aturan-aturan,dan norma-norma moral yang
pernah berlaku dalam sejarah kehidupan umatmanusia dari waktu ke waktu
pada suatu tempat atau lingkungan tertentu dari suatu bangsa.
2.) Etika Normatif
Etika normatif sering disebut filsafat moral (moral philosophy) atau etika
filsafati (philosophical ethics). Etika normatif dibagi ke dalam dua teori, yaitu
teori-teori nilai (theories of value) dan teori-teori keharusan (theories of
obligtion). Teori-teori nilai mempersoalkan sifat kebaikan. Sifat teori ini ada
dua, yakni monistis dan pluralistis. Yang termasuk dalam kategori monistis
adalah hedonisme spiritualistis maupun hedonistis materialistis sensualistis.
Sedangkan teori teori keharusan membahas tingkah laku. Ada lima teori yang
membahas nilai-nilai dalam etika. Kelima teori tersebut adalah Idealisme Etis,
Deontologisme Etis, Etika Teleologis, Hedonisme, dan Utilitarisme. Idealisme
Etis meyakini adanya skala nilai-nilai, asas-asas moral, atau aturan-aturan untuk
bertindak. Teori ini juga lebih mengutamakan hal-hal yang bersifat spiritual
(kerohanian) ataupun mental daripada yang bersifat inderawi atau kebendaan.
Kebebasan moral dan hal-hal yang bersifat umum juga menjadi fokus kajiannya
ketimbang ketentuan kejiwaan atau alami serta hal-hal yang khusus. Teori
Deontologis diilhami oleh pemikiran Immanuel Kant, yang terkesan kaku,
konservatif dan melestarikan status quo, yaitu menyatakan bahwa baik
buruknya suatu perilaku dinilai dari sudut tindakan itu sendiri, dan bukan
akibatnya. Suatu perilaku baik apabila perilaku itu sesuai norma-norma yang
ada. Deontologisme etis dilawankan dengan etika aksiologi (etika yang
mendasarkan pada teori nilai). Deontologis etis disebut juga formalisme dan
juga intuisionisme. Teori Teleologis lebih menekankan pada unsur hasil. Suatu
perilaku baik jika buah dari perilaku itu lebih banyak untung daripada ruginya,
dimana untung dan rugi ini dilihat dari indikator kepentingan manusia. Teori ini
memunculkan dua pandangan, yaitu egoisme (hedonisme) dan utilitarianisme

9
(utilisme). Teori Hedonisme menganjurkan manusia untuk mencapai
kebahagiaan yang didasarkan pada kenikmatan dan kesenangan (pleasure).
Pengajar teori ini adalah Cyrenaics (400 S.M). Cyrenaics menyatakan bahwa
hidup yang baik adalah memperbanyak kenikmatan melalui kenikmatan
inderawi dan intelek. Epikuros (341-270 S.M) malah justru berseberangan
pendapat dengan pendahulunya. Epikuros menyatakan bahwa kesenangan dan
kebahagiaan adalah tujuan hidup manusia. Ia tidak menganjurkan manusia
untuk mengejar semua kenikmatan yang sesuai intelegensi. Teori Utilitarisme
adalah pandangan yang menyatakan bahwa tindakan yang baik adalah tindakan
yang menimbulkan kenikmatan atau kebahagiaan yang sebesar besarnya bagi
manusia yang sebanyak-banyaknya.
2.1.2 Etika Dalam Bidang Teknologi Informasi
Etika (ethic) bermakna sekumpulan azaz atau nilai yang berkenaan
dengan akhlak, tata cara (adat, sopan santun) mengenai benar dan salah
tentang hak dan kewajiban yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat.
Teknologi Informasi dalam konteks yang lebih luas, merangkum semua aspek
yang berhubungan dengan mesin (komputer dan telekomunikasi) dan teknik
yang digunakan untuk menangkap (mengumpulkan), menyimpan,
memanipulasi, menghantarkan, dan menampilkan suatu bentuk informasi.
Komputer yang mengendalikan semua bentuk ide dan informasi memainkan
peranan penting dalam pengumpulan, pemprosesan, penyimpanan dan
penyebaran informasi suara, gambar, teks, dan angka yang berasaskan
mikroelektronik. Teknologi informasi bermakna menggabungkan bidang
teknologi seperti komputer, telekomunikasi dan elektronik dan bidang
informasi seperti data, fakta, dan proses. Dengan demikian, etika teknologi
informasi dapat disimpulkan sebagai sekumpulan azaz atau nilai yang
berkenaan dengan akhlak, tata cara, (adat, sopan santun) nilai mengenai benar
dan salah, hak dan kewajiban tentang teknologi informasi yang dianut oleh
suatu golongan atau masyarakat dalam pendidikan. Untuk menerapkan etika
teknologi informasi, diperlukan terlebih dahulu mengenal dan memaknai
prinsip yang terkandung di dalam teknologi informasi di antaranya adalah :

10
1.) Tujuan teknologi informasi memberikan bantuan kepada manusia untuk
menyelesaikan masalah, menghasilkan kreativitas, membuat manusia lebih
berkarya jika tanpa menggunakan teknologi informasi dalam aktivitasnya.
2.) Prinsip High-tech-high-touch : jangan memiliki ketergantungan kepada
teknologi tercanggih tetapi lebih penting adalah meningkatkan
kemampuan aspek “high touch” yaitu “manusia”.
3.) Sesuaikan teknologi informasi kepada manusia : seharusnya teknologi
informasi dapat mendukung segala aktivitas manusia buka sebaliknya
manusia yang harus menyuesuaikan kepada teknologi informasi.
Terkait dengan bidang hukum, maka pengguna harus mengetahui undang–
undang yang membahas tentang HAKI (hak atas kekayaan intelektual) dan pasal–
pasal yang membahas hal tersebut. Hukum Hakcipta Bertujuan melindungi hak
pembuat dalm menistribusikan, menjual, atau membuat turunan dari karya
tersebut. Pelindungan yang di dapatkan oleh pembuat (author) pelindongan
terhadap penjiplakan (plagiat) oleh orang lain .hak cipta sering di asosiasikan
sebagai jual beli lisensi, namun distribusi hak cipta tersebut tidak hanya dalam
konteks jual beli, sebab bisa saja seorang pembuat karya membuat pernyataan
bahwa hasil karyanya bebas si pakai dan di distribusikan dan redistribusi mengacu
pada aturan open source. Kehadiran etika dalam Teknologi Informasi tentu bukan
sebuah hal yang mengagetkan. Semua orang juga setuju bahwa kehadiran
teknologi informasi tidak hanya membawa pengaruh positif tetapi juga pengaruh
negative. Sebut saja pengguna teknologi informasi internet yang masih dibawa
umur , dapat timbul degradasi moral dari pengaksesan situs situs tertentu yang
tidak seharusnya di tonton atau di lihat oleh mereka yang belum cukup umur atau
belum mengerti. Belum lagi ditambah kasus lainnya seperti pertukaran data digital
yang telah menjadi hal yang lumrah didunia maya baik dalam bentuk music, film,
software, atau bahkan e-books. Para orang dewasa saja menganggap interaksi
pertukaran data digital secara gratis yang muncul dengan sendirinya Situs-situs
yang menawarkan download gratis sebagai hal yang wajar dilakukan, padahal
sebenarnya hal tersebut itulah salah satu contoh pembajakan yang terjadi pada
internet. Ketidakpahaman masyarakat pengguna teknologi inilah yang menjadi

11
dasar konsep kehadiran etika dalam teknologi informasi. Melihat fenomena diatas,
peranan etika dalam teknologi informasi sangat penting dan dibutuhkan dunia saat
ini untuk meminimalisir dampak negative perkembangan ilmu teknologi
informasi.Alasan pentingnya etika dalam teknologi informasi sebagai berikut :

1.) Penggunaan teknologi informasi akan selalu bertambah setiap saat dan
memungkinkan masuknya penghuni baru.
2.) Penguna teknologi Informasi merupakan orang orang yang hidup dalam dunia
anonymouse, yang tidak mengharuskan pernyataan identitas asli dalam
berinteraksi.
3.) Pengguna teknologi informasi berasal dari berbagai negara yang mungkin
memiliki budaya, Bahasa, dan adat istiadat yang berbeda beda.
4.) Berbagai macam fasilitas yang diberikan dalam kemauan teknologi informasi
memungkinkan seseoarang untuk bertindak tidak etis seperti iseng dengan
melakukan hal hal yang tidak seharusnya dilakukan.

2.2. Profesional dalam bidang teknologi informasi


Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian
atau keterampilan dari pelakunya. Sebutan “profesi” biasanya selalu dikaitkan
dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegang/diemban oleh seseorang. Profesi
ialah suatu jenis pekerjaan yang karena sifatnya menuntut pengetahuan yang
tinggi, khusus dan latihan yang istimewa, termasuk dokter, pengacara, akuntansi,
dosen, arsitek, sekretaris dan profesi lainnya. Seseorang yang mengawali karir
sebagai seorang sekretaris tidak serta merta langsung menjadi sekretaris
profesional, tetapi harus melewati tahap-tahap yang terkadang membutuhkan
waktu yang cukup lama dalam proses. Perkembangan teknologi informasi yang
sangat pesat berhasil mempengaruhi hampir seluruh aktivitas manusia. Teknologi
informasi adalah suatu studi, perancangan, pengembangan, implementasi,
dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer, khususnya
aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras komputer (Sutarman, 2009:13).
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, di bidang teknologi informasi

12
juga semakin beragam guna memenuhi kebutuhan profesional di bidang yang
lebih spesifik. 

Menurut KBBI, profesi berarti bidang pekerjaan yang dilandasi keahlian,


sedangkan profesional merupakan orang yang ahli dalam suatu bidang
tertentu. Seorang profesional dituntut dapat memiliki profesionalisme di dalam
pekerjaannya. Menurut J.S. Badudu (2003), definisi profesionalisme adalah mutu,
kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau ciri orang yang
profesional. Profesionalisme dapat dikatakan komitmen seorang profesional
dalam melakukan pekerjaannya agar dapat meningkatkan kualitas keahliannya.
Profesionalisme mengandung ciri sadar akan keahlian dan keterampilan dan bisa
menggunakan keahliannya ke dalam pekerjaannya., meluangkan waktu untuk
pekerjannya, senantiasa meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan
keterampilannya, serta berdedikasi tinggi terhadap pekerjaannya. Profesionalisme
menjadi sikap yang harus selalu dikembangkan para profesional dalam
pekerjaannya.

Secara umum kompetensi profesionalisme mencangkupi beberapa hal yaitu,


keterampilan pendukung solusi teknologi informasi, keterampilan pengguna
teknologi informasi, pengetahuan di bidang teknologi informasi .Selain
kompetensi profesionalisme terdapat beberapa pekerjaan di bidang teknologi
informasi yang dibagi sesuai bidang pekerjaannya. Bidang pertama adalah mereka
yang berkutat di dunia perangkat lunak (software), seperti merancang
sistem, database maupun aplikasi. Kelompok kedua adalah mereka yang bergelut
di bidang perangkat keras (hardware) terdapat pekerjaan seperti technical
engineer. Ketiga adalah mereka yang berkecimpung pada operasional sistem
informasi seperti sistem administrator. Terakhir adalah mereka yang
berkecimpung di pengembangan bisnisnya. Seorang profesionalisme teknologi
informasi dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan karena teknologi yang
berkembang cepat dan dinamis. Hal ini menyebabkan pekerjaan di bidang
teknologi informasi harus mengembangkan ilmu dan mengikuti perkembangan
teknologi sebab sesuatu yang sudah dikuasai saat ini bisa jadi sudah ketinggalan

13
di masa yang akan datang walaupun pada bidang yang sama. Pelaku dibidang
teknologi informasi harus cepat beradaptasi dengan teknologi yang baru, untuk
mengiringi hal tersebut terdapat beberapa syarat profesionalisme di bidang
teknologi informasi yang harus diketahui agar keahlian/skill yang dimiliki tidak
teringgal, seperti: dasar ilmu yang kuat pada bidangnya, penguatan kiat-kiat
profesi yang dilakukan berdasarkan riset dan praktis, bukan dari konsep/teori
belaka, dan kemampuan profesional berkesinambungan.

Komitmen untuk bekerja dengan profesionalisme harus diimbangi dengan


mengoptimalkan ilmu pengetahuan yang dimiliki, mengoptimalkan skill atau
keahlian dalam bidang tertentu, keinginan untuk berkembang, meluangkan waktu
dan tenaga, serta strategi pencapaian. Profesionalisme merupakan perpaduan
karakter yang menunjukkan terdapat tanggung jawab moral dan kompetensi yang
dimiliki. Pekerjaan dan profesionalisme adalah dua hal yang tidak bisa
terpisahkan, terlepas dari bidang apapun yang dijalani karena profesionalisme
berarti berdedikasi tinggi terhadap pekerjaan yang dijalani, oleh karena itu sebagai
pekerja atau profesional harus memahami hal tersebut agar dapat bekerja dengan
baik dan optimal.

Untuk menjadi professional, seseorang yang memiliki pekerjaan di tuntut untuk


memiliki sikap sebagai berikut:

1.) Komitmen Tinggi : Seorang profesional harus mmiliki komitmen yang


kuat dengan pekerjaan yang sedang dilakukannya
2.) Tanggung Jawab : Seorang profesional harus juga memiliki sikap
tanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan sendiri
3.) Berpikir sistematis : Seorang professional harus mampu menguasai
berpikir secara sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari
pengalamannya
4.) Penguasaan materi : Seorang professional harus menguasai secara
mendalam materi/bahan pekerjaan yang sedang dilakukannya.

14
5.) Menjadi bagian masyarakat professional : Seorang professional harus
menjadi bagian dari dari masyarakat dalam lingkungan pekerjaannya.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Etika (ethic) bermakna sekumpulan azaz atau nilai yang berkenaan dengan
akhlak, tata cara (adat, sopan santun) mengenai benar dan salah tentang hak dan
kewajiban yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat. Teknologi Informasi
dalam konteks yang lebih luas, merangkum semua aspek yang berhubungan dengan
mesin (komputer dan telekomunikasi) dan teknik yang digunakan untuk menangkap
(mengumpulkan), menyimpan, memanipulasi, menghantarkan, dan menampilkan
suatu bentuk informasi. Etika teknologi informasi dapat disimpulkan sebagai
sekumpulan azaz atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, tata cara, (adat, sopan
santun) nilai mengenai benar dan salah, hak dan kewajiban tentang teknologi
informasi yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat dalam pendidikan.
Profesional merupakan orang yang ahli dalam suatu bidang
tertentu. Seorang profesional dituntut dapat memiliki profesionalisme di dalam
pekerjaannya. Menurut J.S. Badudu (2003), definisi profesionalisme adalah mutu,
kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau ciri orang yang
profesional. Profesionalisme dapat dikatakan komitmen seorang profesional dalam
melakukan pekerjaannya agar dapat meningkatkan kualitas keahliannya.
Profesionalisme mengandung ciri sadar akan keahlian dan keterampilan dan bisa
menggunakan keahliannya ke dalam pekerjaannya, meluangkan waktu untuk
pekerjannya, senantiasa meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan
keterampilannya, serta berdedikasi tinggi terhadap pekerjaannya.
3.2. Saran
Dengan dibuatnya makalah berjudul “Etika Dan Profesion Teknologi Sistem
Informasi” ini penulis berharap pembaca dapat memahami pembahasan pembahasan
yang telah dibuat, dan penulis berharap agar pembaca tetap etika dan professional
dalam menggunakan teknologi informasi di dunia yang serba canggih ini. Sebagai
manusia penulis juga tidak luput dari kesalahan dan apabila pembaca menemukan

15
kesalahan atau kekurangan dalam pembuatan makalah ini penulis meminta saran dan
masukan yang baik.

DAFTAR PUSTAKA
Putra Setyo, Dede Ardiansyah,Ilham Nur Huda, Vinda Daningrum, Nilai-Nilai
Profesional, Etika dan Profesionalisme Praktisi Teknologi, Kalimantan
Timur.
H. Samsumi,Kariman, Peran dan Tanggung Jawab Guru Dalam Membentuk
Etika, Moral, dan Akhlak Siswa Sebagai Bagian dari Anggota Masyarakat
:Vol 02.No 02, 2016, Yogyakarta.
Totok Wahyu Abadi, Aksiologi: Antara Etika, Moral, dan Estetika, Ma 2016
M.Ramli Etika dalam Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pendidikan : Vol II, No.03 Jan-Jun 2012

16

Anda mungkin juga menyukai