Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

AKUNTANSI SALAM DAN ISTISHNA

Di Ampuh Oleh Dosen


Dr. Erwin Hadisantoso, SE., M.Si., Ak., CA
Di Sususn Oleh

Kelompok 5
1. Muh. Al Fathir Ziadatul Rauf_B1C119130
2. Muh Apri Anugrah_B1C119131
3. Muhammad Al Farik_B1C119135
4. Muhammad Bintang Pasya_B1C119136
5. Muhammad Zamil Hamid_B1C119132

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “ Makalah
Akuntansi Salam dan Istishna” dengan sebaik-baiknya.
Adapun maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Perilaku Organisasi yang diampu oleh Dr. Erwin Hadisantoso, SE.,
M.Si., Ak., CA
Dalam penyusunan tugas ini, kami menyadari bahwa tidak akan selesai
dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan
dari berbagai pihak. Sebagai rasa syukur atas terselesaikanya tugas ini, maka
dengan tulus kami sampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut membantu
yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan tugas ini, kami menyadari masih banyak kekurangan
baik pada teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan tugas ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga tugas ini dapat menambah
pengetahuan dan dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang
berhubungan dengan judul tugas ini.

Kendari, 07 Oktober 2021

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................................2
A. Akuntansi Salam dan Istishna.................................................................................................2
1. Pengertian Akad Salam dan Istihna....................................................................................2
2. Jenis Akad Salam dan Istihna.............................................................................................2
3. Dasar Syariah Istishna dan Salam.......................................................................................3
4. Skema Transaksi Salam dan Istishna..................................................................................4
B. Transaksi Salam dan Istishna.................................................................................................6
1. Perlakuan Akuntansi Berdasarkan PSAK 103 dan 104......................................................6
2. Latihan Soal Akuntansi Transaksi Salam dan Istishna.......................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jual beli atau muamalah sering kita lakukan dalam kegitan sehari-hari, baik
dalam transaksi langsung maupun memesannya, dan kegiatan ini sering dilakukan
oleh setiap individu dilapisan masyarakat. bahkan dalam perbankan syari’ah pun
ada banyak akad yang dilakukan seperti akad jual beli yaitu, murabbahah, As-
Salam dan Al-Istishna.
Kegiatan yang dilakukan perbankan syariah antara lain adalah
penghimpunan dana, penyaluran dana, membeli, menjual dan menjamin atas resiko
serta kegiatan-kegiatan lainnya. Pada perbankan syariah, prinsip jual beli dilakukan
melalui perpindahan kepemilikan barang. Tingkat keuntungan bank ditentukan di
depan dan menjadi salah satu bagian harga atas barang yang dijual. Transaksi jual
beli dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya dan waktu penyerahan barang.
Pada makalah ini akan dibahas jenis pembiayaan salam dan istishna’. Jual
beli dengan salam dan istishna’ ini, akadnya sangat jelas, barangnya jelas, dan
keamanannya juga jelas. Maka wajar jika jual beli salam dan istishna’  masih
banyak diminati.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Salam dan Istishna.?
2. Bagaimana Jenis Akad Salam dan Istishna.?
3. Apa Dasar Syari’ah Salam dan Istishna.?
4. Bagaimana Skema Transaksi Salam dan Istishna.?
5. Apa Isi dari PSAK 103 dan PSAK 104.?
6. Bagaimana Latihan Soal Akuntansi Transaksi Salam dan Istishna.?

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Akuntansi Salam dan Istishna
1. Pengertian Akad Salam dan Istihna
a. Akad Salam
Secara definitif, Wahbah al-Zuhaili dalam Al-Mu’amalat al-Maliyah al-
Mu’ashirah (j. 1 h. 195) menyatakan bahwa akad salam dapat diartikan
sebagai akad jual beli barang yang telah disebutkan spesifikasinya meskipun
belum wujud, namun telah disanggupi pengadaannya..
b. Akad Istihna
akad istishna’, barang yang dipesan bersifat qiimi, yang belum ada padanan
sebelumnya, dan masih berada dalam bentuk gambaran. Contoh paling
mudah dipahami untuk jenis barang yang diakadi dengan
akad istishna’ ialah pemesanan pembuatan baju pada seorang designer atau
perancang busana.

2. Jenis Akad Salam dan Istihna


a. Akad Istishna
Jenis akad istishna terdiri dari 2 yaitu:
 Istishna, adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan
barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang
disepakati antara pemesan (pembeli/ mustashni) dan penjual
(pembuat, shani').
 Istishna, Paralel adalah suatu bentuk akad Istishna’ antara penjual
dan pemesan, di mana untuk memenuhi kewajibannya kepada
pemesan, penjual melakukan akad Istishna’ dengan pihak lain
(subkontraktor) yang dapat memenuhi aset yang dipesan pemesan.
Syaratnya akad Istishna’ pertama (antara penjual dan pemesan) tidak
bergantung pada Istishna’ kedua (antara penjual dan pemasok).
Selain itu, akad antara pemesan dengan penjual dan akad antara

2
penjual dan pemesan harus terpisah dan penjual tidak boleh
mengakui adanya keuntungan selama konstruksi.

b. Akad Salam
Jenis akad salam terbagi atas 2 yaitu :
 salam, adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjual
belikan belum ada ketika transaksi dilakukan. Pembeli melakukan
pembayaran dimuka sedangkan barng harus dilakukan dikemudian
hari.
 salam paralel, adalah melaksanakan dua transaksi salam yaitu antara
pembeli dan penjual, serta antara penjual dengan pemasok. Hal ini
terjadi ketika penjual tidak memiliki barang pesanan dan memesan
kepada pihak lain untuk menyediakan barng pesanan tersebut. Salam
paralel diperbolehkan asalkan akad salam kedua titik tergantung pada
akad salam yang pertama, yaitu akad antara keduapenjual dan
pemasok tidak tergantung pada akad pembeli dan penjual. Jika saling
tergantung aatu menjadi sayarat ( terjadi ta’alluq ) maka tidak
diperbolehkan. Jadi akad antara penjual dan pemasok harus terpisah
dari akad antara pembeli dan penual.
3. Dasar Syariah Istishna dan Salam
a. Akad Istishna
 Al-Qur’an

‫َوأَ َح َّل هَّللا ُ ا ْلبَ ْي َع َو َح َّر َم ال ِّربا‬


“Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba.” (Qs.
Al Baqarah: 275)

 Al-Hadist
.‫ اتِ ٌم‬M‫ ِه َخ‬M‫ا َعلَ ْي‬Mً‫ونَ إِالَّ ِكتَاب‬Mُ‫هُ إِنَّ ا ْل َع َج َم الَ يَ ْقبَل‬Mَ‫ َل ل‬M‫س رضي هللا عنه أَنَّ نَبِ َّى هَّللا ِ ص َكانَ أَ َرا َد أَنْ يَ ْكت َُب إِلَى ا ْل َع َج ِم فَقِي‬ ٍ َ‫عَنْ أَن‬
‫ رواه مسلم‬.‫ض ِه فِى يَ ِد ِه‬ ِ ‫ َكأَنِّى أَ ْنظُ ُر إِلَى بَيَا‬:‫قَا َل‬.‫ض ٍة‬ ْ َ‫ف‬
َّ ِ‫اصطَنَ َع َخاتَ ًما ِمنْ ف‬

3
“Dari Anas RA bahwa Nabi SAW hendak menuliskan surat kepada raja non-Arab, lalu
dikabarkan kepada beliau bahwa raja-raja non-Arab tidak sudi menerima surat yang
tidak distempel. Maka beliau pun memesan agar ia dibuatkan cincin stempel dari
bahan perak. Anas menisahkan: Seakan-akan sekarang ini aku dapat menyaksikan
kemilau putih di tangan beliau." (HR. Muslim).1
b. Akad Salam
 Al-Qur’an
 ‫يا أيهاالذين آمنوا إذا تداينتم بدين إلى أجل مسمى فاكتبوه‬

“ hai orang-orang yang beriman , apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan , hendaknya kamu menuliskan dengan
benar......”( QS. Al-Baqarah : 282 )

 Al-Hadist
Barang siapa melakukan salam, hendaknay ia melakukannya dengan takaran yang
jelas dan timbangan yang jelas pula, untuk jangka waktu yang diketahui.” (HR.
Bukhari Muslim).2

4. Skema Transaksi Salam dan Istishna


a. Skema Transaksi Salam
 negoisasi dengan persetujuan kesepakatan antara penjual dengan pembeli
terkait transaksi salam yang akan dilaksanakan.
 setelah akad disepakati,pembeli melakukan pembayaran terhadap barang
yang diinginkan sesuai dengan esepakatan yang sudah dibuat.
 pada transaksi salam,penjual mulai memproduksi atau menyelesaikan
tahapan penanaman produk yang diinginkan pembeli. Setelah produk
dihasilkan,pada saat atau sebelum tanggal penyerahan,penjual mengirim
barang sesuai dengan spesifikasi kualitas dan kuantitas yang telah
disepakati kepada pembeli.Adapun transaksi salam paralel,yang biasanya

4
digunakan oleh penjual (bank Syariah) yang tidak memproduksi sendiri
produk salam,setelah menyepakati kontrak salam dan menerim dana dari
nasabah salam,selanjutnya secara terpisah membuat akad salam dengan
petani sebagai produsen produk salam.
 Setelah menyepakati transaksi salam kedua tersebut,bank langsung
melakukan pembayaran kepada petani.
 Dalam jangka waktu tertentu, berdasarkan kesepakatan dengan Bank,petani
mengirim produk salam kepada petani sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan.
 bank menerima dokumen penyerahan produk salam kepada nasabah dari
petani.
b. Transaksi Istisnhna
 Nasabah membutuhkan barang produktif atau barang konsumtif
secara pesanan dengan mengajukan permohonan ke BNI syariah
untuk pembiayaan istishna.
 Setelah semua persyaratan dipenuhi maka bank membeli atau
memesan barang yang dibutuhkan oleh nasabah kepada suplier atau
produsen atau kontraktor.
 Setelah tercapai kesepakatan antara BNI syariah dengan nasabah
mengenai jenis barang yang dipesan, tarif, dan jangka waktu, maka
dilakukan penandatanganan akad istishna. setelah selesai proses, BNI
syariah menyerahkan barang kepada nasabah
 Nasabah mengangsur pembiayaan kepada BNI syariah sesuai
kesepakatan akad

5
B. Transaksi Salam dan Istishna
1. Perlakuan Akuntansi Berdasarkan PSAK 103 dan 104
a. Akuntansi Salam Menurut PSAK 103
1) Akuntansi untuk Pembeli
Piutang salam diakui pada saat modal usaha salam dibayarkan atau
dialihkan kepada penjual. Pembeli menyajikan modal usaha salam
yang diberikan sebagai piutang salam.Denda yang diterima oleh
pembeli diakui sebagai bagian dana kebajikan.
Pembeli dalam transaksi salam mengungkapkan
 besarnya modal usaha salam, baik yang dibiayai sendiri
 

maupun yang dibiayai secara bersama-sama dengan pihak


lain;
 jenis dan kuantitas barang pesanan
 pengungkapan lain sesuai dengan PSAK 101: Penyajian
Laporan Keuangan Syariah.
2) Akuntansi untuk Penjual
Kewajiban salam diakui pada saat penjual menerima modal usaha
salam sebesar modal usaha salam yang diterima. Kewajiban salam
dihentikan pengakuannya (derecognation) pada saat penyerahan
barang kepada pembeli. Penjual menyajikan modal usaha salam yang
diterima sebagai kewajiban salam.
Pembeli dalam transaksi salam mengungkapkan:
  piutang salam kepada produsen (dalam salam paralel) yang
memiliki hubungan istimewa;
  jenis dan kuantitas barang pesanan
 pengungkapan lain sesuai dengan PSAK 101: Penyajian
Laporan Keuangan Syariah.

6
b. Akuntansi Istishna Menurut PSAK 104
1) Akuntansi untuk Penjual
Pendapatan istishna’ diakui dengan menggunakan metode persentase
penyelesaian atau metode akad selesai. Akad adalah selesai jika proses
pembuatan barang pesanan selesai dan diserahkan kepada pembeli.
Penjual Menyajikan
 Piutang istishna’ yang berasal dari transaksi istishna’ sebesar
jumlah yang belum dilunasi oleh pembeli akhir.
 Termin istishna’ yang berasal dari transaksi istishna’ sebesar
jumlah tagihan termin penjual kepada pembeli akhir.
2) Akuntansi untuk Pembeli
Pembeli mengakui aset istishna’ dalam penyelesaian sebesar jumlah
termin yang ditagih oleh penjual dan sekaligus mengakui
utang istishna’ kepada penjual. Beban istishna’ tangguhan diamortisasi
secara proporsional sesuai dengan porsi pelunasan utang istishna’
Pembeli Menyajikan
 Utang ishtisna’ sebesar tagihan dari produsen atau kontraktor
yang belum dilunasi.
 Aset istishna’ dalam penyelesaian sebesar:
        i.    persentase penyelesaian dari nilai kontrak penjualan
kepada pembeli akhir, jika istishna’ paralel; atau
        ii.    kapitalisasi biaya perolehan, jika istishna’
(bukan istishna’ paralel).

7
2. Latihan Soal Akuntansi Transaksi Salam dan Istishna
a. Soal Akuntansi Transaksi Salam
PT Rafinternet ditunjuk sebagai penyedia barang pakaian dari Bank Masraffi
dengan total harga Rp 729.000.000 dan harga jual Rp 92.575. Apabila Bank
Masraffi akan menjual kembali barang dengan harga Rp 104.835, Berapakah
keuntungan yang didapatkan oleh Bank Masraffi?

Total Pinjaman Rp 729.000.000


Harga Barang Normal Rp 92.575
Total Barang
7.875
Dihasilkan
Harga Jual Barang Rp 104.835
Total Barang Terjual Rp 825.543.775
Total Keuntungan Rp 96.543.775

Jurnal akuntansi transaksi salam yang harus dibuat oleh penjual dan pembeli yaitu:

Tanggal Keterangan Debit Kredit


01/04/2021Kas Rp 825.543.775
Hutang Usaha Dalam
Rp 825.543.775
Negeri
04/04/2021Piutang Salam Rp 729.000.000
Kas Rp 729.000.000
07/04/2021Persediaan Barang Salam Rp 729.000.000
Piutang Salam Rp 729.000.000
Hutang Usaha Dalam
11/04/2021 Rp 825.543.775
Negeri
Persediaan Barang Salam Rp 729.000.000
Margin Salam Rp 96.543.775

b. Soal Akuntansi Transaksi Istishna


PT Amanah membutuhkan rumah tipe 120/216 dengan spesifikasi khusus
untuk kantor. Harga rumah Rp.200 juta, dana yang dibayarkan PT Amanah untuk uang

8
muka Rp.50 juta. Perusahaan mengajukan pembiayaan kepada bank syariah. Setelah
akad ditandatangani antara PT Amanah dan Bank Syariah dengan nilai akad Rp. 200
juta, bank syariah memesan kepada pengembang, dan pengembang akan menyelesaikan
pemesanannya selama 9 bulan. Bank membayar biaya pra akad sebesar Rp.1 juta, dan
akad ditandatangani antara bank dan PT Amanah pada 1 juli 2011. PT Amanah
menyerahkan uang muka sbs Rp.50 juta. Di samping itu bank juga menandatangani
akad pembelian/pesanan kepada pengembang pada 1 juli 2011, dengan harga beli
Rp.170 juta. Berikut ini data dan tagihan yang dilakukan oleh pengembang sampai
dengan selesai per 1 Maret 2012:

2 Juli 2011:Bank menerima uang muka dari pembeli


1 Agt 2011:pengembang menagih untuk pembangunan aktiva istishna Rp.30 juta
1 Nov 2011:Pengembang menagih untuk pembangunan aktiva istishna Rp.50 juta
1 Feb 2011:Pengembang menagih untuk pembangunan aktiva istishna Rp.90 juta
1 Mar 2011:Pengembang menyerahkan aktiva istishna yg telah selesai kpd Bank
Syariah
1 Mar 2011:Pengembang menyerahkan aktiva istishna yg telah selesai kpd
PT Amanah. PT Amanah mengangsur pembayaran rumah selama 2 tahun. Bank
Syariah mengenakan keuntungan istishna 10% dari pembiayaan.
Perhitungan:
Pemesan akan melunasi rumah pesanannya pada saat rumah selesai dibangun dan
diserahkan bank syariah kepada PT Amanah, dengan harrga kontrak 200 juta. Harga pokok
rumah=Rp.170 juta. Jadi laba bank syariah=Rp200 juta – Rp.171 juta=Rp.29 juta. Harga jual
bila diangsur 2 tahun= Rp.200 juta + 10% (Rp.200 juta)=Rp.220 juta. Angsuran/bulan= Rp.220
juta/24=Rp.9.166.667;- sedang margin/bulan = Rp. 20 juta/24=Rp.833.333;-
Jurnal yang dibuat oleh bank syariah:
1.      Pada saat bank syariah menerima uang muka dari PT Amanah:1 Juli 2011
Dr. Kas                                                      Rp.50.000.000
Cr. Uang Muka Istishna                                                    Rp.50.000.000
2.      Pada saat bank syariah mencatat biaya pra akad Rp.1.000.000
Dr. Beban pra-akad yg tangguhan            Rp.1.000.000
Cr. Kas                                                                              Rp.1.000.000
3.      Pada saat ada kepastian akad istishna dengan nasabah PT Amanah
Dr. Aset istishna dalam penyelesaian       Rp.1.000.000
Cr. Beban pra akad tangguhan                                         Rp.1.000.000
4.      Pada saat bank menerima tagihan dari pengembang dan membayarnya tanggal 1 Agt
2011 sbs Rp.30 juta
Dr. Aset Istishna dalam penyelesaian       Rp.30.000.000
Cr. Hutang Istishna                                                           Rp.30.000.000

9
5.      Pada saat bank syariah membayar hutang istishna
Dr. Hutang Istishna                                  Rp.30.000.000
Cr. Kas                                                                              Rp.30.000.000
6.      Tanggal 1 Nov 2011 sbs Rp.50 juta
Dr. Aset Istishna dalam penyelesaian       Rp.50.000.000
Cr. Hutang Istishna                                                           Rp.50.000.000
7.      Pada saat bank syariah membayar hutang istishna
Dr. Hutang Istishna                                  Rp.50.000.000
Cr.Kas                                                                               Rp.50.000.000
8.      Tanggal 1 Feb 2012 sbs Rp.90 juta
Dr. Aset Istishna dalam penyelesaian       Rp.90.000.000
Cr. Hutang Istishna                                                           Rp.90.000.000
9.      Pada saat bank syariah membayar hutang istishna
Dr. Hutang Istishna                                  Rp.90.000.000
Cr.Kas                                                                               Rp.90.000.000
10.  Pada saat bank menerima barang pesanan dari pengembang yang sudah selesai 100%,
bank akan membuat jurnal sbb:
Dr. Aset Istishna                                       Rp.171.000.000
Cr. Aset Istishna dalam penyelesaian                              Rp171.000.000
11.  Pada saat bank menyerahkan rumah kpd nasabah PT Amanah
Dr. Piutang Istishna                                  Rp.220.000.000
Cr. Persediaan barang istishna                              Rp171.000.000
Cr. Pendapatan margin istishna                            Rp  29.000.000
Cr. Margin istishna tangguhan                              Rp  20.000.000
Dr. Uang muka istishna                            Rp.50.000.000
Cr. Piutang Istishna                                              Rp   50.000.000
12.  Pada saat bank syariah menerima angsuran per bulan PT Amanah
Dr. Ka/Rek PT Amanah                            Rp.9.166.667
Cr. Piutang Istishna                                              Rp  9.166.667
13.  Mengakui pendapatan margin istishna
Dr. Margin istishna tangguhan                  Rp. 833.333
Cr. Pendapatan Margin Istishna                           Rp  833.333

10
DAFTAR PUSTAKA

Abd. Hadi, Dasar-Dasar Hukum Ekonomi Islam, (Surabaya : Putra Media Nusantara,


2010), hlm 100
Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syari’ah, (Jakarta: Zikrul Hakim,
2003), hlm 40.

iii

Anda mungkin juga menyukai