Anda di halaman 1dari 5

BAB II

SABRIADI (21802059)
A. KARAKTERISTIK KOTA MALANG

Kota Malang (diucapkan [malaŋ], osob kiwalan: ngalam) adalah sebuah kota


yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, kota terbesar kedua di Jawa Timur
setelah Surabaya, dan kota terbesar ke-12 di Indonesia. Kota ini didirikan pada masa
Kerajaan Kanjuruhan dan terletak di dataran tinggi seluas 145,28 km yang terletak di
tengah-tengah Kabupaten Malang. Bersama dengan Kota Batu dan Kabupaten
Malang, Kota Malang merupakan bagian dari kesatuan wilayah yang dikenal
dengan Malang Raya.
Kota Malang dikenal baik karena dicap sebagai kota pendidikan. Kota ini
memiliki berbagai perguruan tinggi terbaik seperti Universitas Brawijaya, Universitas
Negeri Malang, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dan Politeknik Negeri Malang.
Selain itu, kota ini merupakan kota pariwisata karena alamnya yang menawan yang
dikelilingi oleh pegunungan serta udaranya yang sejuk. Malang pun terkenal sebagai
kota bunga karena banyaknya bunga yang menghiasi kota. Kota Malang juga
merupakan kota seni karena banyaknya kesenian khas dari kota ini, mulai dari tarian
hingga pertunjukan.
Kota Malang memiliki berbagai macam orang dari berbagai macam suku
bangsa dan budaya. Penduduk kota Malang mencapai 895.387 jiwa dengan suku
mayoritas Jawa, diikuti dengan Madura. Wilayah Metropolitan Malang (Malang
Raya) merupakan kawasan metropolitan terbesar kedua di Jawa timur setelah Gerbang
kertosusila. Jika dilihat dari sisi budaya, Kota Malang termasuk ke dalam Kawasan
Kebudayaan Arek.
Kota Malang menyimpan berbagai macam peninggalan bersejarah.  Kota ini
menyimpan peninggalan masa Kerajaan Kanjuruhan hingga Belanda. Peninggalan
Belanda pada umumnya berupa bangunan-bangunan kuno seperti Gereja Kayutangan
yang berarsitektur gotik. Malang pun mengadakan berbagai acara untuk melestarikan
cagar budayanya, salah satunya seperti Festival Malang Tempo Doeloe. Malang pun
memiliki banyak peninggalan sejarah yang menjadi markah tanah seperti Tugu
Malang (Alun-Alun Bundar).

B. KONDISI FISIK KOTA MALANG

1. Geografi
Kota Malang terletak di tengah-tengah Kabupaten Malang dan sisi
selatan Pulau Jawa. Kota ini memiliki luas sebesar 145,28 km2. Kota ini dibatasi
oleh Kecamatan Singosari dan Kecamatan Karang ploso di sisi utara; Kecamatan
Pakis dan Kecamatan Tumpang di sisi timur; Kecamatan Tajinan dan Kecamatan
Pakisaji di sisi selatan; dan Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau di sisi
barat yang semuanya merupakan kecamatan di Kabupaten Malang.
Bagian-bagian Kota Malang memiliki kekhasan sendiri sehingga memiliki
kecocokan tersendiri dalam berbagai aktivitas. Bagian selatan Kota Malang
merupakan dataran tinggi yang cukup luas sehingga cocok untuk industri; bagian
utara merupakan dataran tinggi yang subur sehingga cocok untuk pertanian;
bagian timur merupakan dataran tinggi dengan keadaan kurang subur; dan bagian
barat merupakan dataran tinggi yang amat luas dan kini menjadi
daerah pendidikan.
Kota Malang dilalui oleh salah satu sungai terpanjang di Indonesia serta
terpanjang kedua di Pulau Jawa setelah Bengawan Solo, yaitu Sungai
Brantas yang mata airnya terletak di lereng Gunung Arjuno di sebelah barat laut
kota. Sungai kedua terpanjang di Malang adalah Sungai Metro yang melalui Kota
Malang di Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Sukun.
Kota Malang terletak di dataran tinggi. Kota ini terletak pada ketinggian antara
440-667 meter di atas permukaan air laut. Titik tertinggi kota ini berada
di CitraGarden City Malang, sebuah kota mandiri, sedangkan wilayah terendah
Kota Malang berada di Kawasan Dieng.
Kota Malang dikelilingi oleh beberapa gunung serta pegunungan. Kota ini
dikelilingi oleh Gunung Arjuno di sebelah utara; Gunung Semeru di sebelah
timur; Gunung Kawi dan Gunung Panderman di sebelah barat; Gunung Kelud di
sebelah selatan.
2. Iklim
Kota Malang beriklim tropis. Menurut kondisi iklim Kota Malang selama
tahun 2016 tercatat rata-rata suhu udara berkisar antara 22,4 °C - 24,3 °C,
sedangkan suhu maksimum mencapai 30,2 °C dan suhu minimum 16,5 °C.
Dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Karangploso, curah hujan yang
relatif tinggi terjadi pada bulan Februari, November, dan Desember. Sedangkan,
pada bulan Juni dan September curah hujan relatif rendah. Kecepatan angin
maksimum terjadi di bulan Mei, September, dan Juli.

C. KONDISI NON FISIK KOTA MALANG

1. Suku Bangsa
Sebagian besar penduduk Kota Malang berasal dari suku Jawa. Namun, jika
dibanding dengan masyarakat Jawa pada umumnya, suku Jawa di Malang
memiliki temperamen yang sedikit lebih keras dan egalitar. Salah satu
penyebabnya adalah tipologi arek Malang terinspirasi oleh Ken Arok yang
diceritakan sebagai raja yang tegas dan lugas meskipun lebih mengarah keras.
Terdapat pula sejumlah suku-suku minoritas seperti Madura, Arab, Tionghoa, dan
lain-lain. Sebagai kota pendidikan, Malang juga menjadi tempat
tinggal mahasiswa dari berbagai daerah dari seluruh Indonesia, bahkan di antara
mereka juga membentuk wadah komunitas tersendiri.

2. Agama
Agama mayoritas di Kota Malang adalah Islam, diikuti dengan  Kristen
Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu. Bangunan tempat
ibadah banyak yang telah berdiri semenjak zaman dahulu antara lain Masjid
Agung Jami' Kota Malang, Gereja Hati Kudus Yesus, Katedral Ijen (Santa
Perawan Maria dari Gunung Karmel), Klenteng Engan Kiong  di Kotalama, dan
sebuah pura di Puncak Buring. Meskipun agama mayoritasnya adalah Islam, Kota
Malang menjadi salah satu kota yang memiliki jumlah penduduk Kristen terbesar
di Jawa Timur.
Malang juga menjadi pusat pendidikan keagamaan karena Malang memiliki
banyak pesantren, yang terkenal ialah Pondok Pesantren Al Hikam pimpinan
KH. Hasyim Muzadi. Ada pula pusat pendidikan Kristen berupa Seminari
Alkitab yang sudah terkenal di seluruh Nusantara, salah satunya adalah Seminari
Alkitab Asia Tenggara yang berdiri di Malang pada 1954.
Kota Malang dikenal sebagai kota yang toleransi antaragamanya tinggi.
Keberadaan Masjid Jami dan Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Immanuel
di Kota Malang menarik. Dua tempat ibadah itu bersebelahan dan seolah menjadi
simbol toleransi masyarakat di Kota Malang. Di kota ini, keberagaman agama dan
kepercayaan dimanfaatkan dengan dijadikan komoditas politik.

3. Bahasa
Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi di Kota Malang, seperti Indonesia.
Namun, bahasa Jawa dengan dialek Jawa Timuran merupakan bahasa sehari-hari
masyarakat Malang. Kalangan minoritas suku Madura menuturkan bahasa
Madura. Malang dikenal memiliki dialek khas yang disebut boso Walikan (osob
Kiwalan), yaitu cara pengucapan kata secara terbalik, misalnya Malang menjadi
ngalam, bakso menjadi oskab, dan burung menjadi ngurub. Gaya bahasa
masyarakat Malang terkenal egaliter dan blak-blakan yang menunjukkan sikap
masyarakatnya yang tegas, lugas, dan tidak mengenal basa-basi. Menurut
masyarakat, awal adanya bahasa khas ini adalah para pejuang yang ingin
perbincangannya tidak dapat dimengerti oleh penjajah, dan sampai saat ini masih
banyak dalam komunitas keluarga menggunakan bahasa ini dalam kehidupan
sehari-hari.

4. Ekonomi
Kota Malang memiliki perekonomian yang maju dan majemuk dan merupakan
kawasan ekonomi yang disorot oleh Pemprov Jawa Timur. PDRB Kota Malang
mencapai 57.171,60 miliar rupiah dengan kontribusi ekonomi 3,06% terhadap
PDRB Jawa Timur; Kota Malang menjadi kota dengan PDRB terbesar ketiga se-
Jawa Timur dan dati II dengan PDRB terbesar kesepuluh se-Jawa Timur. PDRB
per kapita Kota Malang, yakni 66.758,1 ratus ribu rupiah merupakan keenam
terbesar se-Jawa Timur, setelah Kabupaten Pasuruan. Kota Malang memiliki
jumlah pengangguran 6.000 jiwa dengan tingkat perngangguran terbuka 7,28%.
Pengangguran tersebut salah satunya disebabkan oleh perguruan tinggi.
Perekonomian Kota Malang ditunjang dari berbagai sektor, di antaranya
industri, jasa, perdagangan, dan pariwisata. Sektor yang menyumbang terbanyak
adalah perdagangan yang menyumbang 29,53% dari total PDRB Kota Malang.
Malang pun terkenal dengan salah satu perusahaan rokok terkenal, yaitu Bentoel.
Perekonomian Kota Malang menerapkan sistem ekonomi kreatif. [77] Hal ini
dapat dibuktikan dengan tingginya peranan UMKM dalam ekonomi. Pemerintah
kota terus mendorong perkembangan UMKM,di antaranya dengan mengadakan
berbagai expo dan festival. Selain UMKM, aplikasi dan permainan digital pun
dijadikan subsektor penerapan ekonomi kreatif. Secara tidak langsung, ekonomi
kreatif ini pun mendorong pembangunan manusia Kota Malang.
Pada tahun 2016, ekonomi Kota Malang tumbuh sebesar 5,61%. Pertumbuhan
ekonomi yang cukup pesat ini didongkrak oleh pariwisata. Selain itu,
pertumbuhan ekonomi pesat pun dikontribusikan oleh UMKM, industri, dan
perdagangan.
Inflasi di Kota Malang sangatlah rendah. Pada September 2017, BPS mencatat
bahwa inflasi Kota Malang sebesar 0,05%. Penyebab mendasar inflasi adalah
naiknya indeks harga konsumen secara umum. Meskipun rendah, tingkat inflasi
Kota Malang pernah menjadi yang tertinggi se-Jawa Timur, yaitu pada Juli
2017 dengan inflasi sebsar 0,30%.

5. Pariwisata
Pariwisata di Kota Malang cukup besar. Pada tahun 2016, tercatat jumlah
wisatawan domestik di Kota Malang berjumlah 3.987.074 orang, sedangkan
wisatawan mancanegara sejumlah 9.535 orang. Jumlah wisatawan tahun 2016
merupakan suatu lonjakan yang signifikan dari tahun sebelumnya. Dengan melihat
bukti tersebut, pemerintah optimis jumlah kunjungan wisatawan, terutama
mancanegara akan terus meningkat.

6. Pendidikan
Dinas Pendidikan (Diknas) Kota Malang mengoperasikan 195 SD negeri
di Klojen, 44 di Blimbing, 44 di Kedungkandang, 45 di Lowokwaru, dan 41
di Sukun dengan total 333 SD, SDLB, dan MI yang terdata olehnya dan
mengoperasikan 27 SMP negeri dengan total 133 SMP, SMPLB, dan MTs yang
terdata olehnya. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur pun mengoperasikan 13
SMA negeri dan 13 SMK negeri dengan total 127 SMA, SMALB, SMK,
dan MA yang terdata oleh Dinas Pendidikan Kota Malang.
Di kota ini ada beberapa sekolah yang berada pada jenjang menengah atas
yang namanya sudah terkenal hingga tingkat nasional bahkan internasional.
Beberapa di antaranya bahkan telah ditetapkan sebagai rintisan sekolah bertaraf
internasional, dipelopori oleh SMA Negeri 3 Malang, selanjutnya diikuti oleh
SMA negeri lainnya dan SMA Katolik St. Albertus Malang (SMA Dempo).
Sekolah bergengsi lainnya ialah SMK Negeri 4 Malang yang terkenal di dunia
Internasional dan nasional dan MAN 3 Malang yang mampu meraih berbagai
prestasi nasional. Ada pula sekolah ketarunaan seperti SMA Negeri Taruna Nala
Jawa Timur yang dibina oleh TNI AL.
Sebagai kota pendidikan sejak zaman Belanda, Malang memiliki
berbagai perguruan tinggi negeri seperti Universitas Brawijaya dan Universitas
Negeri Malang; perguruan tinggi swasta seperti Institut Tekologi
Nasional dan Universitas Islam Malang. Terdapat pula politeknik
seperti Politeknik Negeri Malang. Di antara perguruan tinggi negeri yang ada di
Malang, Universitas Brawijaya dinilai sebagai yang paling mahal. Meskipun
demikian, menurut Kemenristekdikti, Universitas Brawijaya merupakan yang
terbaik di antara seluruh perguruan tinggi di Malang dan menempati urutan ke-8
nasional. Perguruan-perguruan tinggi ini pun menghadirkan berbagai orang dari
bermacam-macam suku bangsa yang nantinya akan menetap di Malang. Pada
tahun 2016, Kota Malang memiliki 86 perguruan tinggi.
Di Kota Malang, pendidikan di SD dan SMP negeri gratis karena telah
dibiayai oleh pemerintah kota. Meskipun pemkot bercita-cita untuk
mencanangkan pendidikan gratis hingga ke jenjang SMA/SMK, cita-cita ini tidak
dapat direalisasikan karena APBD kota masih belum memungkinkan untuk
menyokong program ini.
7. Kesehatan
Pelayanan kesehatan di kota cukup memadai. Hal ini didukung oleh
pemfokusan APBD yang dilakukan oleh pemkot. Di Kota Malang, terdapat
ratusan rumah sakit, klinik, puskesmas, posyandu, dan pelayanan kesehatan
lainnya. Pemerintah provinsi dan kota memiliki rumah sakit di kota ini.
Pemerintah provinsi memiliki sebuah rumah sakit bertipe A, yaitu Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Saiful Anwar, sedangkan pemerintah kota memiliki sebuah
rumah sakit yang lebih kecil, yakni Rumah Sakit Umum Daerah Kota Malang.
RSUD Dr. Saiful Anwar merupakan rumah sakit terbesar di kota. Rumah sakit
tersebut merupakan rumah sakit rujukan Jawa Timur bagian selatan.Rumah sakit
umum lainnya adalah RSUD Kota Malang, RS Panti Nirmala, RS Lavalette, RS
Hermina Tangkubanprahu, RSI Malang, dan Persada Hospital.
Malang memiliki banyak rumah sakit pendidikan. RSUD Dr. Saiful Anwar
dan RS Universitas Brawijaya menampung mahasiswa Universitas Brawijaya. RS
Universitas Muhammadiyah Malang yang menampung mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Malang pun merupakan salah satunya.

Anda mungkin juga menyukai