OLEH:
NIM. G1B120025
DOSEN PEMBIMBING:
UNIVERSITAS JAMBI
SEMESTER 1
FARMAKOLOGI
Farmakologi diambil dari kata farmakon (obat) ; logos (ilmu) Adalah ilmu yg mempelajari interaksi
antara obat dengan system biologik (MH/organisme).
perkembangan jaman → cabang - cabang ilmu tersendiri yg slg mendukung
a) FARMAKOGNOSI
pengetahuan & pengenalan obat yg berasal dari tanaman (mineral & hewan) & zat aktifnya.
b) BIOFARMASI
ilmu yang meneliti pengaruh formulasi obat terhadap efek terapetiknya
c) FARMAKOKINETIK
ilmu yang mempelajari proses biologic yg dialami oleh obat /nasib obat pd manusia sehat /
pasien (MH / organisme mempengaruhi obat) nasib obat dalam tubuh : A D M E
d) FARMAKODINAMIK
ilmu yang mempelajari efek yang terjadi pd manusia / respon yg terjadi terhadap pemberian
obat (obat mempengaruhi organisme)
e) TOKSIKOLOGI
pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap tubuh (termasuk farmakodinamik karena
efek terapetik berhubungan dg efek toksik)
f) FARMAKOTERAPI
ilmu yang mempelajari penggunaan obat untuk pencegahan dan pengobatan penyakit/gejalanya.
Obat jadi adalah sediaan / paduan bahan yg siap digunakan untuk mempengaruhi / menyelidiki sistem
fisiologi / keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan & kontrasepsi.
(Permenkes no.917/menkes/per/X/tentang wajib daftar obat jadi).
- Obat Generik adalah obat dengan nama resmi yg ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau INN
(International Non-Proprietary Name) untuk zat berkhasiat yang dikandungnya.
- Obat Patent/Spesialite adalah obat jadi dengan nama dagang yg terdaftar atas nama si pembuat atau
yg dikuasakannya & dijual dg bungkus asli dari pabrik yg memproduksinya.
PENGGOLONGAN OBAT
1) Obat Bebas (OB) : obat dijual bebas di pasaran, dapat dibeli tanpa resep dokter, pada kemasan
& etiket OB ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi hitam, contoh parasetamol tab/sir, dll.
2) Obat Bebas Terbatas (OBT) : obat yg sebenarnya termasuk dalam obat keras daftar “W”
(“Waarschuwing” = peringatan), diperuntukkan bagi jenis penyakit yg pengobatannya dianggap
telah dapat ditetapkan sendiri oleh rakyat & tidak begitu membahayakan dengan tanda
peringatan, pada kemasan OBT tertera lingkaran biru bergaris tepi hitam, contoh : intunal F,
CTM, Neozep F.
3) Obat Keras & Psikotropika : Obat Keras (Daftar G = “Gevaarlijk”), Obat yg hanya boleh dibeli
di apotek dg resep dokter, Dapat diulang tanpa resep baru jika prescriber mencantumkan “iter”
pada resep asli, contoh : antibiotika, hormon, obat suntik (semua).
4) Psikotropika (UU RI no.5 th. 1997) : Adalah zat/obat baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotik, yg berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yg
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental & perilaku. Contoh. psikotropika : Gol. I
(26 zat), a.l. : Lisergida (LSD). Gol. II (14 zat), dll.
5) Narkotika (UU RI no.22 th.1997) : Adalah zat/obat yg berasal dari tanaman/bukan tanaman
baik sintetis maupun semi sintetis yg dapat menyebabkan penurunan/perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri & menimbulkan ketergantungan.
Contoh narkotika : Gol. I (26 bahan), a.l. : Papaver Somniferum L., kokain, heroin. Gol. II (87
zat/sediaan), dll
Proses yg dialami obat sebelum mencapai tempat kerjanya (target site) :
1. Fase Biofarmasi
2. Fase Farmakokinetik
3. Fase Farmakodinamik
a. Farmaceutical Availability (FA)
• Kecepatan melarut (dissolution rate) & jumlah obat yg melarut secara in vitro yg dibebaskan oleh
obat dari tempat pemberiannya & tersedia untuk diabsorpsi.
• Untuk obat yg tahan asam lambung, urutan kecepatan melarut dari berbagai bentuk sediaan obat
secara menurun
b. Bioavailabilitas (BA) - Persentase obat yg secara utuh diabsorpsi tubuh dari suatu dosis tertentu yg
diberikan & tersedia, untuk melakukan efek terapetiknya.
FARMAKOKINETIK
MH mempengaruhi obat. Proses yg dilakukan tubuh terhadap obat, yaitu absorpsi, distribusi,
metabolisme, ekskresi. Eliminasi : metabolisme & ekskresi.
a. Absorbsi
c. Difusi terfasilitasi
Hampir sama dg transport aktif
Perlu carier
Arahnya searah
Sifat spesifik
Perlu energi
Tidak melawan gradient
d. Transport konvektif (transport yg mengikuti aliran medium)
Mirip difusi pasif,molekul obat melalui pori – pori kecil (mis :
dinding kapiler) mengikuti aliran membran
Dipengaruhi oleh :
Besarnya molekul
Kecepatan aliran medium
Muatan (ion bermuatan berlawanan dg di dinding pori dapat melewatinya & mengikuti
aliran).
Con : air & zat hidrofil dg bm < 200 (alkohol).
C. BSO Cair
1. Larutan / Solutions
Sediaan cair yg mengandung bahan kimia terlarut. Zat padat + cairan, dipanaskan 37°C menjadi
larutan. Pelarut : air suling, kecuali disebutkan lain.
Zat pelarut larutan :
- air suling
- spiritus, untuk melarutkan : champora, iodium, mentholum.
- aether : champhora
- minyak lemak : champora, mentholum, bromoform.
- parafin liquidum : champhora, mentholum, ephedrin.
- glycerium : phenolum, borax.
2. Eliksir
Larutan yg mempunyai rasa & bau sedap, selain mengandung obat juga zat tambahan seperti : gula
(sirup gula, sorbitol, gliserin, sakarin), zat warna, zat pewangi, zat pengawet; untuk obat dalam;
pelarut utama : etanol (5 – 10%) untuk mempertinggi kelarutan obat.
3. Sirup
Sediaan cair berupa larutan , mengandung sakarosa dg kadar tidak kurang dari 64% dan tidak lebih
dari 66,0%. Ex : sirup simpleks (sirup bukan obat)
4. Suspensi
Sediaan yg mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus & tidak larut, terdispersi dalam cairan
pembawa.
Syarat suspensi :
• Zat yg terdispersi halus tidak boleh cepat mengendap.
• Suspensi tidak boleh terlalu kental, shg mudah dikocok, endapan cepat terdispersi kembali &
mudah dituang.
• Mengandung suspending agent sbg stabilisator.
Suspensi digunakan sebagai :
• Suspensi oral, con : amoxicilin dry sirup.
• Suspensi tetes telinga (bagian luar).
• Suspensi steril untuk injeksi, con : suspensi kortison asetat steril, ampisilin steril untuk suspensi.
5. Emulsi
Sediaan yg mengandung bahan obat cair / larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa,
distabilkan dengan zat pengemulsi / surfaktan yg cocok.
D. Parenteral
Artinya pemberian obat yg tidak melibatkan usus/sal. GI.
Tempat pemberian : selain melalui saluran GI (melalui injeksi).
Keuntungan pemberian parenteral :
- menghindari obat dirusak / menjadi inaktif dalam saluran G.I
- bila obat sedikit diabsorpsi dalam sal. G.I hingga obat tidak cukup untuk meninggalkan respon
- dikehendaki efek obat yg cepat, kuat, & sempurna dalam keadaan gawat
- diperoleh kadar obat yg sudah ditentukan (i.v), karena sedikit sekali dosis obat yg berkurang
- dapat diberikan pada pasien yg sulit menelan / tidak suka diberi obat melalui oral.
Kerugian pemberian parenteral :
- efek toksiknya sukar dinetralkan bila terjadi kesalahan pemberian obat
- karena dikehendaki steril, sediaan injeksi lebih mahal
- pasien tidak dapat memakai sendiri, perlu bantuan tenaga ahli & peralatan khusus (tidak ekonomis)
- dibutuhkan cara aseptis, timbul rasa nyeri
- ada bahaya penularan hepatitis serum
BSO : larutan, suspensi