Hasil test positif? Tenang dan jangan panik. Sekitar 99% akan sembuh.
98% cukup Isolasi Mandiri dengan rutin cek suhu tubuh dan saturasi oksigen.
Pantau rutin Saturasi Oksigen dan suhu tubuh, 2x sehari (pagi dan malam).
Cukup sekali test kalau sudah positif [+] test Antigen atau PCR, apalagi kalau
sudah disertai salah satu gejala klinis (demam, batuk, pilek, tenggorokan serak,
diare, muntah, lelah/lemas).
. Klinis comply & Antigen [-] -> ulangi 2 hari lagi atau swab PCR
. Klinis n/c & Antigen [-] -> tdk perlu PCR lagi.
Cukup disiplin Prokes.
masih ragu krn kontak erat? Cukup ulang Antigen 2 hari lagi.
Keterbatasan PCR
Ada kasus yg 30-60 hari masih PCR[+], meskipun pasien sdh tidak bergejala.
Potensi membuat hasil PCR[+] menjadi rancu.
. hari ke-5 (range hari ke-3 s/d 7 sejak kontak erat dengan yang bergejala
atau yang hasil test swab-nya positif)
Kalau terlalu cepat lakukan swab antigen, yg didapat bisa false negative.
Jika sudah lakukan test sesuai waktu di atas, dan hasilnya negatif ,maka tidak
perlu isolasi, kecuali tinggal serumah dgn yg positif - maka tetap isolasi juga
sampai berakhir 10+3, dan +3 hari lagi untuk test antigen bagi kontak erat.
Akurasi antigen hanya sekitaran 1-8 hari setelah onset. Setelah isolasi 10 hari,
tidak dianjurkan untuk lakukan test antigen, karena hampir pasti dapat hasil
negatif.
Secara umum, setelah "10+3" sejak onset (muncul symptom/gejala) atau sejak
hasil test postif, dipilih/dihitung dari yang lebih awal, tidak perlu lagi test untuk
mengakhiri isolasi. Tapi tetap tegakkan prokes dgn selalu memakai masker di
luar rumah. Test PCR setelah "10+3" hari malah terkadang membikin rancu,
kalau hasilnya tetap positif.
Perlu diketahui, bahwa kondisi klinis saat tidak ada lagi virus aktif, tidak berarti
lebih baik atau lebih ringan gejalanya, malah bisa lebih parah dari saat virus
aktif.
Faktor utama, yang paling penting, adalah cara memakainya, apapun jenis
maskernya. Masker harus pas menutup celah antara masker dan kulit.
Jauh lebih baik menggunakan master kain yang terpasang dengan benar
dibanding memakai masker bedah/medis yang terpasang sembrono.
Ingat masker N95 hanya untuk nakes. Pakailah KN95 atau Masker Medis/ Kain.
Jika masker bedah/medis terasa tidak terpasang dengan baik, bisa dilakukan
panduan knot and tuck (simpul dan sisipkan) sesuai rekomendasi CDC, yang
videonya bisa dilihat pada link di bawah ini.
Masker medis tunggal sudah sangat mencukupi dari sisi filtering, tapi masih
lemah dalam fitting. Double Surgical Mask malah membuat tambah lemah dari
sisi fitting, karena makin banyak celah yg terbentuk
Masker kain lemah dalam filtering, tapi bagus dalam fitting. Maka rekomendasi
CDC adalah menggunakan masker medis di dalam sebagai filtering, dan masker
kain diluar untuk fitting (menekan masker medis agar makin pas dan tidak
terbentuk celah).
Jika model ganda masker medis+kain ini menimbulkan tekanan berlebih dan
menyebabkan kesulitan bernafas, lebih baik kembali gunakan masker tunggal.
6. https://www.inquirer.com/philly-tips/double-masking-covid19-how-to-layer-
20210215.html
7. https://www.statnews.com/2020/12/16/misting-white-house-wont-kill-
covid-experts/
8.