Anda di halaman 1dari 8

Mahasiswa dalam gerakan anti korupsi tentu memiliki peranannya tersendiri dalam

berbagai bidang. Adapun peran mahasiswa dalam gerakan anti korupsi adalah

sebagai berikut:

2.1 Bidang Pendidikan

Mahasiswa adalah aset paling menentukan kondisi zaman dimasa depan. Untuk

konteks sekarang dan mungkin masa-masa yang akan datang yang menjadi

musuh bersama masyarakat adalah praktek bernama Korupsi. Peran penting

mahasiswa tersebut tidak dapat dilepaskan dari karakteristik yang mereka miliki

yaitu:

1. Kemampuan intelektual yang tinggi

2. Jiwa muda yang penuh semangat, dan

3. Idealisme yang murni

Mahasiswa didukung oleh kompetensi dasar yang mereka miliki, yaitu:

intelegensia, ide-ide kreatif, kemampuan berpikir kritis, dan keberanian untuk

menyatakan kebenaran. Dengan kompetensi yang mereka miliki tersebut

mahasiswa diharapkan mampu menjadi agen perubahan, mereka mampu

menyuarakan kepentingan rakyat dan mengkritisi kebijakan-kebijakan yang

koruptif. Upaya-upaya yang bisa dilakukan oleh mahasiswa dalam gerakan anti

korupsi adalah:

1. Menciptakan lingkungan kampus bebas dari korupsi.

Hal ini dimulai dari kesadaran masing-masing mahasiswa yaitu menanamkan

kepada diri mereka sendiri bahwa mereka tidak boleh melakukan tindakan

korupsi walaupun itu hanya tindakan sederhana, misalnya terlambat datang ke

kampus, menitipkan absen kepada teman jika tidak masuk atau memberikan
uang suap kepada para pihak pengurus beasiswa dan macam-macam tindakan

lainnya. Upaya lain untuk menciptakan lingkungan bebas dari korupsi di

lingkungan kampus adalah mahasiswa dapat membuat koperasi atau kantin jujur, membentuk
organisasi atau komunitas intra kampus yang berprinsip pada

upaya memberantas tindakan korupsi.

2. Memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang bahaya melakukan

korupsi.

Upaya ini misalnya memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai

bahaya melakukan tindakan korupsi karena dampaknya dapat mengancam dan

merugikan kehidupan masyarakat sendiri. Serta menghimbau agar masyarakat

ikut serta dalam memberantas tindakan korupsi yang terjadi di sekitar

lingkungan mereka.

3. Menjadi alat pengontrol terhadap kebijakan pemerintah

Mahasiswa selain sebagai agen perubahan juga bertindak sebagai agen

pengontrol dalam pemerintah. Kebijakan pemerintah sangat perlu dikontrol dan

dikritisi jika kebijakan tersebut tidak memberikan dampak positif pada keadilan

dan kesejahteraan masyarakat dan semakin memperburuk kondisi masyarakat.

Misalnya dengan melakukan demo untuk menekan pemerintah dalam

mengatasi masalah korupsi di negeri ini.

Agar seorang mahasiswa dapat berperan dengan baik dalam gerakan anti-

korupsi maka pertama mahasiswa tersebut arus berperilaku anti-korupsi dan

tidak melakukan tindakan korupsi. Dengan demikian mahasiswa harus

mempunyai nilai-nilai anti-korupsi dan memahami korupsi dan prinsip-prinsip

anti-korupsi. Kedua hal tersebut dapat diperoleh dari mengikuti kegiatan

sosialisasi, kampanye, seminar dan kuliah pendidikan anti korupsi. Nilai-nilai

dan pengetahuan yang diperoleh tersebut harus diimplementasikan dalam


kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain seorang mahasiswa harus mampu

mendemonstrasikan bahwa dirinya bersih dan jauh dari perbuatan korupsi.

Berbagai bentuk kegiatan dapat dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai anti

korupsi kepada komunitas mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan agar tumbuh budaya anti korupsi
di lingkungan kampus. Kegiatan kampanye ujian

bersih atau anti mencontek misalnya, dapat dilakukan untuk menumbuhkan

antara nilai-nilai kerja keras, kejujuran, tanggung jawab, dan kemandirian.

2.2 Bidang Kesehatan

Sejak berlakunya Jaminan Kesehatan Nasional, potensi frauddalam layanan

kesehatan semakin nampak di Indonesia. Potensi ini muncul dan dapat menjadi

semakin meluas karena adanya tekanan dari sistem pembiayaan yang baru

berlaku di Indonesia, adanya kesempatan karena minim pengawasan, serta ada

pembenaran saat melakukan tindakan ini.

Kemudian, dalam gerakan anti korupsi, mahasiswa memiliki peranan sebagai

berikut:

1. Ikut dalam mensosialisasikan pentingnya pembangunan kesadaran

masyarakat

Dalam Permenkes No. 36/ 2015, pembangunan kesadaran dapat dilakukan

oleh dinas kesehatan kabupaten/kota dengan pembinaan dan pengawasan

dengan melalui program-program edukasi dan sosialisasi. Namun,

mahasiswa tentu dapat ikut andil di dalamnya untuk ikut serta di dalamnya

tentunya setelah melalui proses pembinaan.

2. Melaporkan apabila menjumpai adanya fraud.

Mahasiswa yang menjumpai adanya praktik fraud dapat melaporkannya

pada pihak yang berwenang. Adapun mekanisme pelaporan terdapat dalam


Permenkes No. 36/ 2015 yang mengamanatkan bahwa pelaporan dugaan

Fraud minimalnya mencakup identitas pelapor, nama dan alamat instansi

yang diduga melakukan tindakan kecurangan JKN, serta alasan pelaporan.

3. Ikut mendeteksi adanya praktik fraud.

Mahasiswa dapat mendeteksi melalui pendekatan: mencari anomali data,

predictive modeling, dan penemuan kasus. Analisis data klaim dapat

dilakukan secara manual dan/atau dengan memanfaatkan aplikasi verifikasi

klinis yang terintegrasi dengan aplikasi INA-CBGs.

4. Membantu tim investigasi untuk memastikan ada atau tidaknya kecurangan

atau praktik fraud.

2.3 Bidang Politik

Korupsi menjadi salah satu masalah terbesar yang dimiliki oleh Negara

Indonesia. Statistik terbaru menunjukkan bahwa kasus korupsi di Indonesia

terus meningkat. Di tahun 2004 penuntutan terhadap kasus korupsi hanya

berjumlah 2 dalam setahun, namun terus meningkat hingga menjadi 62 tuntutan

kasus korupsi di tahun 2015 kemarin.

Faktor politik merupakan salah satu faktor yang paling umum yang mendasari

suatu tindakan penyebab korupsi. Tindakan korupsi berupa suap atau yang biasa

kita kenal sebagai tindakan sogok menyogok sangat sering terjadi. Korupsi suap

biasa terjadi untuk kepentingan khusus seperti suap untuk “naik jabatan”, suap

untuk menutupi” sesuatu.

Peran mahasiswa dalam gerakan anti korupsi pada bidang politik

1. Moralitas

Sebagai generasi penerus bangsa, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan


interpersonal yang lebih tinggi sehingga memiliki moral, rasa peduli dan rasa

bertanggung jawab untuk turut memajukan Negara Indonesia dengan

memberantas korupsi. Mahasiswa yang menyelesaikan pendidikannya

cenderung memiliki tenggang rasa yang lebih baik terhadap Negara dan

masyarakat sekitarnya dan cenderung benci terhadap tindakan korupsi.

2. Identifikasi korupsi

Mahasiswa fakultas tertentu (khususnya hukum dan ekonomi) memiliki

kemampuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa suatu tindakan korupsi lebih baik daripada
masyarakat pada umumnya. Mahasiswa memiliki

pengetahuan mengenai standar standar identifikasi dan analisis korupsi dari segi

finansial maupun hukum. Dengan kemampuan ini mahasiswa diharapkan dapat

memperbaiki kualitas penegakkan hukum di Indonesia.

3. Pelaporan

Seorang mahasiswa yang telah mengidentifikasi adanya tindakan korupsi oleh

suatu entitas, cenderung berhasil melaporkan tindakan korupsi tersebut kepada

pemerintah karena mahasiswa dianggap memiliki suara yang lebih didengarkan

oleh pemerintah dan mampu menekan pemerintah. Selain itu mahasiswa

cenderung lebih berani untuk melaporkan tindakan korupsi tersebut karena

mereka memiliki pengetahuan akan prosedur dan langkah hukum untuk

melaporkan suatu tindakan korupsi.

4. Generasi masa depan

Ketika mahasiswa yang memiliki moralitas tinggi dan memiliki kemampuan

interpersonal tinggi naik dan menggantikan generasi sekarang yang dianggap

penuh dengan koruptor, Tindakan korupsi diharapkan dapat ditekan bahkan

dihapuskan karena adanya kesadaran dalam diri mahasiswa untuk turut

memajukan Negara dengan tidak melakukan korupsi.


Kualitas kualitas professional maupun interpersonal yang ditanamkan pada

mahasiswa saat ini diharapkan mampu untuk memberantas korupsi yang terus

menggerogoti Negara Indonesia. Dengan artikel peran mahasiswa dalam

pemberantasan korupsi ini, kami harapkan anda dapat lebih mengerti

pentingnya pendidikan bukan hanya untuk memperoleh hard skill, namun juga

untuk mendapatkan kemampuan interpersonal dan moralitas yang lebih baik.

2.4 Bidang Ekonomi

Mahasiswa memiliki peran untuk mengatasi dan mengurangi tindak korupsi

yang terjadi di Indonesia. Peran tersebut dengan memahami dan mempelajari

mengenai perekonomian di Indonesia mengenai infrastruktur ataupun perekonomian. Maka, dengan hal
tersebut jika ada pejabat negara yang

melebihkan anggaran dalam hal infrastruktur maupun pembangunan atau yang

lainnya mahasiswa memiliki peran penting yaitu dengan menuntut keadilan

baik itu melalui laporan ke pihak berwajib. Dengan hal ini, mahasiswa sangat

cocok disebut sebagai agent of control the agent of analysis yaitu bagaimana

mahasiswa memiliki peran dalam mengontrol bangsa karena memiliki sifat

kritis dalam mengkritik pejabat negara dan memiliki legend of analysis sebagai

cara untuk menganalisa suatu permasalahan yang ada karena jika mahasiswa

terutama yang menggeluti bidang perekonomian bangsa akan memiliki

pemahaman yang lebih luas daripada yang tidak dan akan sangat mudah bagi

mahasiswa dalam menanggapi persoalan korupsi di Indonesia khususnya dalam

bidang ekonomi.

Adapun peran mahasiswa dalam gerakan anti korupsi di bidang ekonomi

adalah:

1. Tidak menyalahgunakan kepercayaan dalam sebuah organisasi, dalam hal


ini yang dimaksud adalah sebuah kewirausahaan di organisasi tersebut.

2. Tidak memberikan suap kepada pengurus beasiswa dikampus.

3. Menuntut jaminan atau fasilitas terhadap biaya yang telah dibayarkan pada

saat menjadi mahasiswa baru.

4. Memiliki kesadaran untuk mengkritisi pejabat atau petinggi/pemimpin

sehingga menghindarkan terciptanya peluang korupsi pada petinggi tersebut

2.5 Bidang Sosial Budaya

Peran mahasiswa dalam gerakan anti korupsi selain pada bidang-bidang yang

telah disebutkan sebelumnya juga terdapat pada bidang sosial dan budaya.

Untuk peran dalam bidang sosial antara lain:

1. Melakukan pressure dan mengawal kasus-kasus korupsi bersama

masyarakat dan lembaga pemerintahan

2. Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang masalah korupsi serta

penyebabnya

3. Mendorong masyarakat supaya berani melapor terhadap pelanggaran

korupsi

4. Mengontrol serta mengkritik kebijakan pemerintah yang memberikan

peluang adanya tindak korupsi

5. Melakukan gerakan serta kerja sama terhadap lembaga pemerintah dan

swasta untuk memerangi korupsi secara bersama-sama

Kemudian dalam bidang budaya atau kebudayaan adalah sebagai berikut:

A. Budaya Sebagai Panglima

Budaya adalah lapisan paling dasar dari sebuah sistem sosial, manusia

berbudaya demi beradaptasi dengan tantangan alam yang dihadapinya,

mulai dari tantangan geografis hingga ekologis. Budaya terbentuk dari


pengetahuan rekayasa yang membutuhkan perhitungan yang seksama,

hingga kesenian yang memberikan filosofi hidup, renungan, dan keriaan

bersama sebagai makhluk sosial.

Dari lapis budaya tersebut tumbuhlah tata ekonomi, di mana manusia

berupaya menata kehidupan rumah tangganya dengan membagi tugas di

kalangan individu, membagi sumber daya, dan mengatur pertukarannya

untuk menjaga sustainabilitas kehidupan mereka secara kolektif. Di atas

lapis ekonomi, manusia kemudian berusaha melakukan penataan kekuasaan

dalam struktur masyarakat yang bernama sistem politik.

Jadi, di atas lapisan budayalah dibangun tata ekonomi dan politik. Budaya

merupakan kolektivitas sosial perilaku yang menjadi tata kebiasaan

masyarakat dalam menyikapi tantangan pada lapis di bawahnya. Karena

begitu strategisnya peran budaya dalam tatanan kehidupan masyarakat

inilah, maka sebuah perubahan sosial yang besar harus dimulai dengan

merubah kebudayaannya.

Anda mungkin juga menyukai