Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan komponen yang penting bagi manusia dan
makhluk hidup lainnya. Air diperlukan untuk proses hidup dalam tubuh
manusia, tumbuhan, dan hewan. Sebagian tubuh manusia, tumbuhan
dan hewan terdiri dari air. Disamping itu air juga diperlukan untuk
berbagai keperluan untuk berbagai keperluan rumah tangga,
pengairan, pertanian, industri, dll
Kebutuhan akan air bersih menjadi tema penting di berbagai
belahan dunia. Apalagi kebutuhan air bersih untuk minum dan
mengolah bahan makanan kian mengundang perhatian lebih
ketimbang kebutuhan air bersih untuk mandi dan mencuci. Artinya
keperluan akan air bersih memiliki standar sesuai peruntukannya. Air
dikatakan bersih secara fisik setidaknya jika terlihat jernih, tidak
berwarna, dan tidak berbau. Secara kimiawi air yang kualitasnya baik
adalah yang memiliki pH netral dan tidak mengandung bahan
berbahaya dan beracun (B3) dan ion-ion logam, serta bahan organik.
Sedangkan bersih secara biologis dalam arti tidak mengandung
mikroorganisme seperti bakteri baik yang pathogen atau
menyebabkan penyakit atau yang apatogen.
Akan tetapi, sebagaimana yang dikemukakan bahwa
pertanyaan yang paling penting bukanlah masalah apakah negara-
negara yang sedang berkembang seperti Indonesia dapat membiayai
tidaknya kebijakan untuk mengendalikan pencemaran air, melainkan
apakah mereka mampu mengabaikannya. Suatu bangsa mungkin
akan dihadapkan pada beban-beban yang jauh lebih menyulitkan
untuk menjamin persediaan air sehat dan cukup untuk berbagai
kebutuhan Apabila negara-negara yang sedang berkembang memulai
dengan kebijaksanaan tindakan pencegahan.

[Type text] Page 1


Lalu, bagaimanakah dengan penegakkan hukum di Indonesia
dalam konteksnya dengan pencegahan pencemaran air, Dibanyak
tempat kita masih menyaksikan pencemaran terhadap pencemaran
lingkungan air terus berlangsung dalam berbagi dimensinya terutama
akibat pembuangan limbah ke dalam medium air. Baik itu limbah
industri, pertanian, rumah tangga, dan minyak.
Oleh karena itu dalam makalah ini dapat menunjukkan
bagaimana kita melihat dan menghadapi pencemaran air yang
dimana dalam hal ini bagaiamana kita menghadapinya atau upaya
apa yang dapat kita lakukan dalam menghadapi permasalah
pencemaran air.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diambil adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana penanggulangan pencemaran air berdasarkan hukum
di Indonesia?
2. Bagaimana peran teknologi dalam penanggulangan pencemaran
air di Indonesia?
3. Bagaimana upaya penanggulangan pencemaran air akibat
penambangan emas di sungai kahayan ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui penanggulangan pencemaran air berdasarkan
hukum di Indonesia.
2. Untuk mengetahui peran teknologi dalam penanggulangan
pencemaran air di Indonesia, meliputi:
a. Peran teknologi dalam penanggulangan limbah dari industri.
b. Peran teknologi dalam penanggulangan limbah dari rumah
tangga.
3. Untuk mengetahui upaya penanggulangan pencemaran air akibat
penambangan emas di sungai kahayan ?

[Type text] Page 2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penanggulangan Pencemaran Air Berdasarkan Hukum Di


Indonesia
Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air,
pencemaran air didefinisikan sebagai : “pencemaran air adalah
masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau
komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas
air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya”.
Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia
telah diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air.
Secara umum hal ini meliputi pencemaran air baik oleh instansi
ataupun non-instansi. Salah satu upaya serius yang telah dilakukan
Pemerintah dalam pengendalian pencemaran air adalah melalui
Program Kali Bersih (PROKASIH).
Penanggulangan dilakukan secara teknis dan non-teknis.
Penanggulangan secara non-teknis yaitu suatu usaha untuk
mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan
peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan
mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi
sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini
hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang
kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL,
pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku
disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada
perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan
mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang
dapat mengurangi pencemaran.

[Type text] Page 3


Adapun peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang penanggulangan pencemaran air yang lain adalah sebagai
berikut.
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
92/MENKES/PER/IV/2010 TentangPersyaratan Kualitas Air
Minum.
2. PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air ,
Pengendalian Pencemaran Air.
3. KepMen LH No. Kep-35/MenLH/7/ 1995 tentang Program Kali
Bersih (PROKASIH).
4. KepMen LH No. Kep-35A/ MenLH /7/ 1995 tentang Program
Penilaian Kinerja Perusahaan/ Kegiatan Usaha Dalam
Pengendalian Pencemaran di Lingkup Kegiatan PROKASIH
(Proper Prokasih).
5. KepMen LH No. 51/MenLH/10/ 1995 tentang Baku Mutu
Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri.
6. KepMen LH No. 52/MENLH/10/ 1995 tentang Baku Mutu
Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel.
7. KepMen LH No. 58/MENLH/10/ 1995 tentang Baku Mutu
LimbahCair Bagi Kegiatan Rumah Sakit.
8. KepMen LH No. 09/MENLH/4/ 1997 tentang Perubahan
KepMen LH No. 42 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Limbah
Cair Bagi Kegiatan Minyak dan Gas Serta Panas Bumi.
9. KepMen LH No. 03/MENLH/1/1998 tentang Baku Mutu Limbah
Cair Bagi Kawasan Industri.
10. KepMen LH No. 28 Tahun 2003 tentang Pedoman Teknis
Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah dan Industri Minyak Sawit
Pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit.
11. KepMen LH No. 29 Tahun 2003 tentang Pedoman Syarat dan
Tata Cara Perizinan Pemanfaatan Air.

[Type text] Page 4


12. KepMen LH No. 110 Tahun 2003 tentang Pedoman Penetapan
Daya Tampung Beban Pencemaran Air Pada Sumber Air.
13. KepMen LH No. 111 Tahun 2003 tentang Pedoman Mengenai
Syarat dan Tata Cara PerizinanSerta Pedoman Kajian
Pembuangan Air Limbah ke Air atau Sumber Air.
14. KepMen LH No. 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air
Limbah Domestik.
15. KepMen LH No. 113 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air
Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan Batu
Bara.
16. KepMen LH No. 114 Tahun 2003 tentang Pedoman Pengkajian
tentang Pedoman Pengkajian Untuk Menetapkan Kelas Air.
17. KepMen LH No. 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan
Status Mutu Air.
18. KepMen LH No. 142 Tahun 2003 tentang Perubahan KepMen
LH No. 111 Tahun 2003 tentang Pedoman Mengenai Syarat
dan Tata Cara Perizinan Serta Pedoman Kajian Pembuangan
Air Limbah ke Air atau Sumber Air.
19. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air.

2.2 Peran Teknologi Dalam Penanggulangan Pencemaran Air Di


Indonesia
2.2.1 Peran Teknologi Dalam Penanggulangan Limbah Dari Industri
Air yang telah tercemar oleh limbah industri memberikan ciri
yang dapat diidentifikasi secara visual maupun melalui
pemeriksaan laboratorium. Identifikasi secara visual dapat
diketahui melalui kekeruhan, warna air, rasa, bau yang
ditimbulkan, dan indikasi lain. Sementara itu, identifikasi secara
laboratorium (pemeriksaan laboratorium) ditandai dengan
terjadinya perubahan sifat kimia air karena air telah

[Type text] Page 5


mengandung bahan kimia yang beracun dan berbahaya dalam
konsentrasi yang melebihi batas yang dianjurkan.
1. Tanda- tanda air yang tercemar limbah industri
a. Karakteristik Fisik
- Perubahan suhu air
Semakin tinggi suhu air maka semakin sedikit kadar
O2 yang terlarut dalam air. Kegiatan industri dapat
menimbulkan panas yang umumnya berasal dari
gerakan mesin. Jika air hasil industri tersebut dibuang
ke lingkungan maka suhu air menjadi panas.
- Perubahan pH
Air dapat bersifat asam atau basa tergantung besar
kecilnya pH. Air limbah dan buangan dari industri yang
dibuang ke sungai akan mengubah pH air, sehingga
dapat mengganggu kehidupan organisme air.
- Perubahan warna, bau, dan rasa air
Air bersih adalah air yang tidak berwarna bening,
jernih, tidak berbau, dan tidak berasa. Air yang
tercemar bahan buangan industri menyebabkan
perubahan warna dan bau. Selain disebabkan oleh
bahan yang berasal dari buangan industri, kadang-
kadang bau dapat pula berasal dari hasil degradasi
bahan buangan oleh mikroba. Mikroba dalam air akan
mengubah bahan buangan organic terutama protein
menjadi bahan yang mudah menguap dan berbau.
b. Karakteristik Kimia
Bahan kimia yang terdapat dalam air akan
menentukan sifat air baik dalam tingkat keracunan
maupun bahaya yang ditimbulkannya. Secara umum sifat
air dipengaruhi oleh bahan kimia organik dan anorganik.

[Type text] Page 6


- Bahan kimia organik : karbohidrat dan protein, minyak
dan lemak, pestisida, fenol, zat warna dan surfaktan.
- Bahan kimia anorganik : klorida, fosfor, logam berat dan
beracun (seperti timbal, cadmium, dan raksa ),
nitrogen, sulfur.
c. Karakteristik biologi : virus, bakteri, jamur, dll

2. Upaya Penanggulangan Pencemaran Air Oleh Limbah


Industri
Untuk mencegah agar limbah industri agar tidak
dibuang ke badan air dilakukan upaya :
a. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari
badan air dan pemukiman Setiap industri atau pabrik
harus mempunyai fasilitas Instalasi Penjernihan Air
Limbah (IPAL) atau Unit Pengolahan Limbah (UPL)
sehingga limbah yang dibuang tidak mengurangi kualitas
perairan.
b. Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak
mencemari badan air
c. Pengawasan terhadap pengelola limbah industri
d. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran air dan
sanksi hukum bagi perusahaan yang sengaja membuang
limbah tanpa diolah dahulu.
e. Limbah industri yang mengandung unsur logam dapat
diatasi dengan menanam tumbuhan sejenis alang-alang
disekitar tempat pembuangan limbah.
2.2.2 Peran Teknologi Dalam Penanggulangan Limbah Dari Rumah
Tangga
Air limbah kota-kota besar di Indonesia khususnya
Jakarta secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga yaitu air
limbah industri dan air limbah domistik yakni yang berasal dari

[Type text] Page 7


buangan rumah tangga dan yang ke tiga yakni air limbah dari
perkantoran dan pertokoan (daerah kemersial). Saat ini selain
pencemaran akibat limbah industri, pencemaran akibat limbah
domistikpun telah menunjukkan tingkat yang cukup serius.
Indonesia merupakan negara dengan sistem sanitasi
( pengelolaan air limbah domestic ) terburuk ketiga di Asia
Tenggara setelah Laos dan Myanmar ( ANTARA News, 2006 ).
Menurut data Status Lingkungan Hidup Indonesia, tidak kurang
dari 400.000 m3 / hari limbah rumah tangga dibuang langsung
ke sungai dan tanah, tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu.
61,5 % dari jumlah tersebut terdapat di Pulau Jawa.
Pembuangan akhir limbah tinja umumnya dibuang
menggunakan beberapa cara antara lain dengan menggunakan
septic tank, dibuang langsung ke sungai atau danau, dibuang
ke tanah , dan ada juga yang dibuang ke kolam atau pantai.
Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mengatasi
masalah tersebut. Salah satu alternatif untuk mengatasi
masalah pencemaran oleh air limbah rumah tangga adalah
dengan cara mengolah air limbah rumah tangga tersebut
secara individal (on Site Treatment) sebelum dibuang ke
saluran umum. Makalah ini membahas tentang hasil rancang
bangun dan pengujian pengolahan air limbah rumah tangga
dengan sistem "Kombinasi Biofilter anaerob-Aerob", untuk
menghilangkan polutan organik yang ada di dalam air limbah.
Teknologi pengolahan air dengan sistem biofilter
anaerob-aerob tersebut dapat digunakan untuk mengolah air
limbah rumah tangga atau buangan organik. Aplikasi teknologi
tersebut antara lain : untuk perumahan kumuh, pengolahan air
limbah septik tank komunal atau MCK, untuk pengolahan air
limbah asrama dan lain-lain.

[Type text] Page 8


Dimana Bentuk dari Ruangan di dalam alat tersebut
dibagi menjadi beberapa zona yakni rungan pengendapan
awal, zona biofilter anaerob, zona biofilter aerob dan rungan
pengendapan akhir. Media yang digunakan untuk biofilter
adalah batu pecah. Selain itu, air limbah yang ada di dalam
ruangan pengendapan akhir sebagian disirkulasi ke zona aerob
dengan menggunakan pompa sirkulasi.
Unit prototipe alat pengolahan air limbah rumah tangga
tersebut dapat dilengkapi dengan bak khlorinasi (bak kontaktor)
yang berfungsi untuk mengkontakan khlorine dengan air hasil
pengolahan. Air limbah yang telah diolah sebelum dibuang ke
saluran umum dikontakkan dengan khlorine agar
mikroorganisme patogen yang ada di dalam air dapat
dimatikan.
Biofilter juga berfungsi sebagai media penyaring air
limbah yang melalui media ini. Sebagai akibatnya, air limbah
yang mengandung suspended solids dan bakteri E.coli setelah
melalui filter ini akan berkurang konsentrasinya. Efesiensi
penyaringan akan sangat besar karena dengan adanya biofilter
up flow yakni penyaringan dengan sistem aliran dari bawah ke
atas akan mengurangi kecepatan partikel yang terdapat pada
air buangan dan partikel yang tidak terbawa aliran ke atas akan
mengendapkan di dasar bak filter. Sistem biofilter anaerob-
aerob ini sangat sederhana, operasinya mudah dan tanpa
memakai bahan kimia serta sedikit membutuhkan energi.
Poses ini cocok digunakan untuk mengolah air limbah rumah
tangga dengan kapasitas yang tidak terlalu besar.
Dengan kombinasi proses "Anaerob-Aerob", efisiensi
penghilangan senyawa phospor menjadi lebih besar bila
dibandingankan dengan proses anaerob atau proses aerob
saja. Selama berada pada kondisi anaerob, senyawa phospor

[Type text] Page 9


anorganik yang ada dalam sel-sel mikrooragnisme akan keluar
sebagi akibat hidrolosa senyawa phospor, sedangkan energi
yang dihasilkan digunakan untuk menyerap BOD (senyawa
organik) yang ada di dalam air limbah. Efisiensi penghilangan
BOD akan berjalan baik apabila perbandingan antara BOD dan
phospor (P) lebih besar 10.
Selama berada pada kondisi aerob, senyawa phospor
terlarut akan diserap oleh bakteria atau mikroorganisme dan
akan disintesa menjadi polyphospat dengan menggunakan
energi yang dihasilkan oleh proses oksidasi senywa organik
(BOD). Dengan demikian dengan kombinasi proses anaerob-
aerob dapat menghilangkan BOD maupun phospor dengan
baik. Proses ini dapat digunakan untuk pengolahan air limbah
dengan beban organik yang cukup besar.

2.3 Upaya penanggulangan pencemaran air akibat penambangan


emas di sungai kahayan
Di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan banyak
dijumpai para penambang emas tradisional tanpa izin. Akibat
yang ditimbulkan oleh kegiatan penambangan emas tanpa izin
tersebut adalah kontaminasi merkuri (air raksa/Hg) dan tingginya
kekeruhan air sungai sehingga ada beberapa upaya yang dilakukan
oleh pemerintah kalimantan Timur dalam menghadapi masalah
tersebut.
1. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Penambangan Emas Tanpa
Izin dan Pencemaran AirBerdasarkan hasil yang diperoleh
oleh Tim Koordinasi pencegahan dan penanggulangan
masalah penambangan emas tanpa izin di Provinsi
Kalimantan Tengah pada bulan Maret tahun 2003 lalu, bahwa
munculnya kegiatan penambangan emas tanpa izin di Daerah
Aliran Sungai (DAS) Kahayan Provinsi Kalimantan Tengah

[Type text] Page 10


disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
dipengaruhi oleh latar belakang yang berbeda antara lain:
a. Tradisi, Masyarakat tradisional khususnya di Daerah
Aliran Sungai (DAS) Kahayan sebagian besar berdomisili
di pinggir-pinggir sungai yang mengandalkan mata
pencaharian serta kegiatan hidupnya pada Sungai Kahayan,
antara lain untuk kegiatan mencuci, mandi, memasak,
menangkap ikan ahkan melakukan kegiatan penambangan
emas. Mereka menganggap bahwa semua-nya itu
merupakan hak milik mereka dan merupakan hak bagi
mereka untuk melakukan kegiatan dalam bentuk apapun
serta menguasainya.
b. Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) kosong, Sampai saat
ini di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan belum ada
wilayah pertambangan rakyat yang ditetapkan untuk
masyarakat melakukan kegiatan penambangan emas.
Meskipun sudah ada instruksi dari Gubernur, namun
realisasinya sampai sekarang masih belum ada.
c. Sempitnya lapangan kerja\Kondisi tingkat pendidikan
masyarakat di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan yang
masih di bawah rata-rata hanya tamat SD, SMP, dan SMA,
untuk saat sekarang dalam persaingan dunia kerja sangat sulit
bagi mereka memperoleh pekerjaan yang mampu memenuhi
kebutuhan hidup mereka.
d. Backing, Adanya pihak-pihak tertentu atau sekelompok
orang yang melindungi kegiatan penambangan tanpa izin
dengan jaminan keamanan dan penyediaan peralatan serta
pembelian hasil penambangan emas.
e. Harga emas yang tinggi, Terjadinya krisis moneter,
berakibat pula dengan kenaikan harga emas di

[Type text] Page 11


pasaran hingga mendorong masyarakat melakukan
penambangan emas.
f. Lemahnya hukum, Jika dikaitkan dengan kondisi awal
dalam menangani masalah penambangan emas tanpa izin
di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan yang
menyebabkan lemahnya hukum
2. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Air
Akibat Penambangan Emas Tanpa Izin
a. Melaksanakan koordinasi penanggulangan masalah
penambangan tanpa izin
- Tingkat Pusat
Berdasarkan Pasal 1 Keputusan Presiden No. 25
Tahun 2001 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan
Pertambangan Tanpa Izin, Penyalahgunaan Bahan
Bakar Minyak, serta Perusakan Instalasi
Ketenagalistrikan dan Pencurian Aliran Listrik dibentuk Tim
Koordinasi.
- Tingkat Daerah, Sebagai dasar pelaksanaan:
Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah No. 131
Tahun 2001 Tentang Penunjukan dan Penetapan
Pengarah, Nara Sumber dan Tim Pelaksana Daerah
Penanggulangan Masalah Pertambangan Tanpa Izin di
Provinsi Kalimantan Tengah.
b. Melakukan kegiatan penyuluhan dan sosialisasi tentang
penertiban penambangan tanpa izin di setiap Daerah Aliran
Sungai Melalui petunjuk-petunjuk tentang:
- Penempatan rakit/lanting penambang emas/lanting
penyedotan
- Tata cara penambangan dan pengolahan emas di sungai
menggunakan air raksa (merkuri)
- Dampak penting penggunaan air raksa (merkuri)

[Type text] Page 12


- Melaksanakan kegiatan keamanan dan ketertiban
masyarakat di permukiman lokasi kegiatan penambanga
tanpa izin, yang dilaksanakan oleh tim kabupaten atau
tingkat polres dan polsek dengan langkah-langkah
kegiatan
- Berusaha menyediakan Wilayah Pertambangan Rakyat
(WPR);
- Mengalihkan usaha pertambangan emas ke bidang lain
seperti, pertanian (dalam arti luas), bidang jasa dan bidang
industri.
c. Upaya Penegakan Hukum Penanggulangan Pencemaran
Air Akibat Penambangan Emas Tanpa Izin
- Ketentuan sanksi hukum jika tidak mempunyai Izin usaha
pertambangan diatur dalam:
1) Pasal 37, Pasal 40 ayat (3), Pasal 48, Pasal 67 ayat
(1), Pasal 74 ayat (1) atau ayat (5) Undang-Undang
No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara;
2) Pasal 7 ayat (1), Pasal 13 angka 2, angka 3, dan
angka 4, Pasal 16 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 19
ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (7) dan ayat (9),
Pasal 26 ayat (1) Peraturan Daerah Provinsi
Kalimantan Tengah No. 8 Tahun 2002 tentang
Pengelolaan Pertambangan di Provinsi Kalimantan
Tengah;
- Ketentuan sanksi hukum jika melakukan pencemaran
dan atau perusakan terhadap lingkungan diatur dalam:
1) Pasal 98 ayat (1), (2) dan (3), Pasal 99 ayat (1),
(2) dan (3) Undang-Undang No. 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;

[Type text] Page 13


2) Pasal 12 ayat (1) dan Pasal 86 ayat (1) Undang-Undang
No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;
- Ketentuan sanksi hukum larangan apabila suatu
kegiatan menyebabkan tidak berfungsinya alur
pelayaran dan tele-komunikasi di sungai diatur dalam
Pasal 1 ayat (2), Pasal 11, dan Pasal 100 ayat (1) dan ayat
(2) Undang-Undang No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran;
- Ketentuan sanksi hukum tentang larangan
memperjualbelikan atau mengedarkan bahan
berbahaya tanpa izin diatur dalam:
1) Pasal 12 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 13 ayat (1)
dan ayat (2), dan Pasal 14 Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia
No. 254/MPP/KEP/7/2000 tentang Tata Niaga
Impor dan Peredaran Bahan Berbahaya Tertentu;
2) Pasal 9 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Peraturan
Daerah Provinsi Kalimantan Tengah No. 6 tahun
2003 tentang Penjualan dan Penggunaan Air Raksa
(Hg);

[Type text] Page 14


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penanggulangan pencemaran air dapat dilakukan secara teknis
dan non-teknis. Secara non teknis dapat dilihat dengan adanya
peraturan perundang-undangan tentang penanggulangan
pencemaran air yang telah diatur oleh pemerintah. Sedangkan
secara teknis adalah implementasi dan solusi yang telah ditawarkan
untuk menanggulangi pencemaran air yang berpedoman dari
peraturan perundang-undangan tersebut. Adapun penanggulangan
pencemaran air tersebut meliputi: penanggulangan limbah dari
industri, dan limbah dari rumah tangga,
Teknologi memiliki peranan penting dalam penanggulangan
pencemaran air. Peranan tersebut adalah sebagai sarana untuk
mencegah dan menanggulangi pencemaran air. Adapun peranan
teknologi untuk membantu penanggulangan pencemaran air tersebut
meliputi sektor: penanggulangan limbah dari industri, dan
penanggulangan limbah dari rumah tangga. Teknologi dapat
digunakan sebagi alat untuk mendaur ulang sampah-sampaah yang
dapat menjadi bahan pencemaran air menjadi barang atau produk
yang memiliki nilai kegunaan tinggi serta melakukan biofilter Anaerob-
Aerob agar mikroorganisme dalam air dapat di diminimalisir sehingga
pencemaran air dapat ditanggulangi.
Upaya penanggulangan pencemaran Air di sungai Kahayan
adalah Melaksanakan koordinasi penanggulangan masalah
penambangan tanpa izin, Melakukan kegiatan penyuluhan dan
sosialisasi tentang penertiban penambangan tanpa izin di setiap
Daerah Aliran, dan Upaya Penegakan Hukum Penanggulangan
Pencemaran Air Akibat Penambangan Emas Tanpa Izin.

[Type text] Page 15


3.2 Saran
a. Bagi pemerintah
Pemerintah hendaknya lebih tegas dalam menjalankan
peraturan perundang-undangan tentang penanggulangan
pencemaran air yang telah diaturnya. Baik sebagai pengawas,
penggagas, pelaksana, dan pendorong (membantu dan
memotivasi masyarakat).
b. Bagi masyarakat
Masyarakat hendaknya dapat menjalankan pragam-progam
yang telah diterapkan oleh pemerintah dengan baik. Masyarakat
juga hendaknya sadar bahwa dampak dari pencemaran air itu
sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup biota hidup di
lingkungan. Sehingga diharapkan juga muncul inovasi-inovasi baru
untuk memanfaatkan limbah atau menaggulangi pencemaran iar.
c. Bagi penulis dan pembaca
Hendaknya dapat mengimplementasikan cara-cara
menanggulangi pencemaran air sebagaimana yang telah diuraikan
dalam isi makalah ini.

[Type text] Page 16


[Type text] Page 17

Anda mungkin juga menyukai