Anda di halaman 1dari 8

JIDAN

Jurnal Ilmiah Bidan ISSN : 2339-1731

Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada


Ibu Hamil Di Poli Klinik Obs-Gin Rumah Sakit Jiwa
Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Kota Manado
1 2
Nelawati Radjamuda , Agnes Montolalu ,
1. Jurusan Kebidanan STIKES Muhammadiah Manado.
2. Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado

ABSTRAK

Latar Belakang : Hipertensi Dalam Kehamilan (preeklampsia dan eklampsia) adalah salah satu dari tiga
penyebab utama kematian ibu disamping perdarahan dan infeksi. Ada sekitar 85% preeklampsia
terjadi pada kehamilan pertama. Preeklamsia terjadi pada 14% sampai 20% kehamilan dengan janin
lebih dari satu dan 30% pasien mengalami anomali rahim yang berat.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor Risiko dengan Kejadian
Hipertensi Pada Ibu Hamil di Poli Klinik Obs-Gin RSJ Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Kota Manado.
Metode : Desain penelitian ini menggunakan pendekatan retrospektif. Sampel sebanyak 207 ibu hamil
dengan hipertensi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan format pengumpulan data dan di
analisa dengan program komputer SPSS 17.0.
Hasil : penelitian ini didapatkan kejadian hipertensi ibu hamil pada umur <20 tahun 117 orang (56,5%),
pada primipara 109 (52,7%), dan pada riwayat hipertensi (preeklamsi-eklamsi) 115 orang (55,6 %). Hasil
bivariat yaitu terdapat hubungan antara umur dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil (p=0,002),
terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil dengan nilai p=0,000 dan
terdapat hubungan antara riwayat hipertensi dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil dengan nilai
p=0,002 (p<0,005).
Kesimpulan : faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil yaitu
umur, paritas dan riwayat hipertensi (preeklamsi-eklamsi).

Kata kunci : Faktor-faktor risiko, Kejadian hipertensi, Ibu Hamil

Latar Belakang
Penyakit hipertensi dalam kehamilan dan 58,1% diantaranya dikarenakan oleh
(Preeklampsia dan Eklampsia) adalah salah (4)
preeklampsia dan eklampsia .
satu dari tiga penyebab utama kematian ibu Kehamilan merupakan suatu keadaan
(1-2)
disamping perdarahan dan infeksi . fisiologis, tetapi ada beberapa keadaan yang
Ada sekitar 85% preeklampsia terjadi pada dapat menyebabkan kehamilan penuh
kehamilan pertama. Preeklamsia terjadi dengan ancaman
(4)
Diawali dari hasil
pada 14% sampai 20% kehamilan dengan bertemunya sperma dan ovum yang tidak
janin lebih dari satu dan 30% pasien menempel dengan sempurna ke rahim,
mengalami anomali rahim yang berat. Pada kemungkinan pertumbuhan janin yang
ibu yang mengalami hipertensi kronis, terhambat, berbagai penyakit ibu yang
(3)
penyakit ginjal, insiden mencapai 25% . mengancam kehamilan, hingga proses
Menurut WHO terdapat sekitar 585.000 ibu kelahiran yang juga mempunyai resiko
meninggal per tahun saat hamil atau bersalin tersendiri. Salah satu penyakit yang sering

Volume 2 Nomor 1. Januari – Juni 2014 33


mengancam kehamilan adalah hipertensi penyebab kematian ibu akibat pendarahan
(5)
dalam kehamilan . Penyebab langsung 32 ibu, hipertensi dalam kehamilan 12 ibu
kematian ibu disebabkan oleh perdarahan (pre-eklamsi dan eklamsi), infeksi 4 ibu,
(28%), preeklampsia (24%), infeksi (11%), abortus dan partus lama masing-masing 1
(7)
komplikasi (8%), partus lama (5%), trauma ibu dan akibat penyebab lain 17 ibu.
obstetrik (5%), emboli obstetrik (3%).
Data kunjungan pasien di Poli Klinik
Di Indonesia, preeklampsi dan
Obs-Gin RSJ Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang
eklampsi merupakan penyebab kematian ibu
Kota Manado, tahun 2010 ibu hamil dengan
yang berkisar 15% - 25%. Ada beberapa
hipertensi ada 27 orang mengalami
penyakit ibu yang dapat meningkatkan
peningkatan tahun 2011 yaitu 40 orang dan
resiko terjadinya preeklampsia, yaitu
pada tahun 2012 terdapat 57 orang dari 234
riwayat hipertensi kronis, preeklampsia,
pasien ante natal care (ANC) yang
diabetes mellitus, ginjal kronis dan
penderita hipertensi pada ibu hamil atau
hioperplasentosis (mola hidatidosa,
(6) mencapai 24,35%, dari studi pendahuluan
kehamilan multipel, bayi besar). .
yang dilakukan dengan melihat data rekam
Berdasarkan Survei Demografi medik serta mewawancarai beberapa
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, petugas yang ada di poli klinik Obs-Gin,
Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 228 per dapat dikemukakan masalah yang terjadi
100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung adalah tingginya angka kejadian hipertensi
kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat pada kelomopk umur >35 tahun sebesar
persalinan dan segera setelah persalinan 54,38% dan kelompok umur <25 tahun
yaitu karena perdarahan (28%), eklamsia sebesar 45,61%. Kemudian ada 29,9% ibu
(24%), dan infeksi (11%). hamil mengalami hipertensi pada kehamilan
Kasus kematian ibu di Sulawesi Utara pertama. Sedangkan pada kelompok riwayat
kebanyakan karena terjadi komplikasi kesehatan angka kejadian tertinggi didapat
persalinan seperti perdarahan, preeklamsia, pada kelompok dengan riwayat hipertensi
eklamsia dan partus lama. Tahun 2008 (preeklamsi-eklamsi) 47,36%.
jumlah kematian ibu berdasarkan penyebab Tingginya kejadian hipertensi dalam
kematian ibu karena pendarahan berjumlah kehamilan mempunyai kaitan erat dengan
27 ibu, hipertensi dalam kehamilan angka kesakitan dan kematian pada janin,
(preeklamsi dan eklamsi), infeksi dan partus dan masih banyaknya faktor resiko serta
lama masing-masing berjumlah 3 ibu, belum sempurnanya pengelolaan
abortus jumlah 2 ibu, dan penyebab lainnya menyebabkan prognosa yang buruk baik ibu
berjumlah 12 ibu. Tahun 2009 penyebab maupun janinnya. Oleh karena itu peneliti
kematian karena perdarahan 25 ibu, ingin mengetahui lebih lanjut tentang faktor-
hipertensi dalam kehamilan 7 ibu (pre- faktor resiko yang berhubungan dengan
eklamsi dan eklamsi), abortus dan partus kejadian hipertensi pada ibu hamil di Poli
lama masing-masing 1 ibu dan penyebab Klinik Obs-Gin RSJ Prof. Dr. V. L.
lain 17 ibu namun tidak ada ibu yg Ratumbuysang Kota Manado.
meninggal akibat infeksi. Pada tahun 2010
Kerangka konsep dapat digambarkan (hipertensi:pre eklamsi-eklamsi). Variabel
dalam penelitian ini adalah variabel bebas terikat adalah kejadian hipertensi pada ibu
faktor risiko adalah status reproduksi hamil.
(umur,paritas).status kesehatan

Variabel Bebas
Faktor-faktor Risiko Variabel Terikat
Status Reproduksi :
- Umur, Paritas
Kejadian Hipertensi
Pada Ibu Hamil
Riwayat Kesehatan :
- Hipertensi (pre eklamsi-eklamsi)

Distensi Rahim Berlebih :


- Molahidatidosa
- Kehamilan Kembar

Tingkah laku/sosio ekonomi :


- Kebiasaan merokok
- Aktifitas Fisik selama hamil

Gambar1.Kerangka Konsep Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian


Hipertensi Pada Ibu Hamil
Hipotesis penelitian Penelitian ini menggunakan sumber data
1. Ada hubungan antara umur dengan sekunder. Pengambilan data dilaksanakan
kejadian hipertensi pada ibu hamil pada bulan April 2013. Tempat penelitian
2. Ada hubungan antara paritas dengan adalah Poli Klinik Obs-Gin di RSJ Prof. Dr.
kejadian hipertensi pada ibu hamil V. L. Ratumbuysang Kota Manado. Populasi
3. Ada hubungan kejadian hipertensi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil
dengan kejadian hipertensi pada ibu dengan hipertensi kehamilan yang berjumlah
hamil 207 ibu hamil. Teknik sampel yang
METODE digunakan adalah purposive sampling.
Penelitian ini adalah analitik korelasi
Instrumen Penelitian yang digunakan
dengan pendekatan retrospektif, yaitu
untuk mengumpulkan data berupa format
pengambilan data dimulai dari kejadian
penelitian yang terdiri dari Kolom yang
hipertensi pada ibu hamil kemudian
berisi : No, No rekam medis, Nama,
ditelusuri faktor resiko yang mempengaruhi
Umur, Paritas, Riwayat Hipertensi
hipertensi pada ibu hamil tersebut.
(preeklamsi-eklamsi). Analisis Data
Analisis Univariat, Bivariat untuk melihat HASIL
hubungan antara variabel independen 1. Analisis Univariat
(umur, paritas dan riwayat hipertensi) Berdasarkan hasil data rekam medik
dengan variabel dependen (kejadian yang diperoleh mengenai gambaran
hipertensi). uji statistik dengan chi square karakteristik responden, yang terdapat
2
(x ). derajat kepercayaan 95% dan tingkat pada tabel berikut :
kemaknaan (alpha) 0,05.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur, Paritas dan Riwayat Hipertensi Ibu Hamil.

Variabel f (n= 207 ) %


Umur :
˂ 20 tahun 117 56,5
20-35 tahun 39 18,8
˃ 35 tahun 51 24,6
Paritas :
Primipara 109 52,7
Multipara 98 47,3
Riwayat Hipertensi :
Tidak 41 19,8
Ada 166 80,2
Tabel 1 menunjukkan hasil sebagian adalah primipara, ibu hamil. sebagian
besar ibu hamil berumur <20 tahun. besar adalah ibu hamil yang mempunyai
Berdasarkan paritas yang paling banyak riwayat hipertensi (preeklamsi-eklamsi)

2. Analisis Bivariat
Tabel 2. Hubungan Umur, Paritas dan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian
Hipertensi pada Ibu Hamil
Kejadian Hipertensi
Variabel
Ya Tidak Total ρ
n % n % n %
Umur
< 20 tahun 62 30,0 55 26,6 117 56.6 0.002
20–35 tahun 15 7,2 24 11,6 39 18.9
> 35 tahun 38 18,4 13 6,3 51 24,6
Paritas :
Primipara 73 35,5 36 17,4 109 52,7 0,001
Multipara 42 20,3 56 27,1 98 47,3
Riwayat Hipertensi :
Tidak 14 6,8 27 13,0 41 19,8 0,002
Ada 101 48,8 65 31,4 166 80,2
Berdasarkan tabel 2, dapat dijelaskan p=0,002 (p< =0,05) yang berarti terdapat
bahwa kelompok umur <20 tahun hubungan antara usia dengan kejadian
mengalami kejadian hipertensi kehamilan hipertensi pada ibu hamil. Hasil penelitian
(30,0%), lebih banyak dibanding kelompok ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
umur 20-30 tahun dan >35 tahun masing- oleh Cuningham (2002) bahwa umur yang
masing (7,2%) dan (18,4%) ibu hamil. beresiko terkena hipertensi (preeklamsi-
Hasil uji statistik dengan chi-square eklamsi) pada ibu hamil dengan usia <20
(8)
didapatkan p=0,002 (p<α=0,05). dapat tahun atau >35 tahun . Hipertensi (pre
disimpulkan bahwa terdapat hubungan eklampsia-eklamsi) meningkat di umur
antara umur ibu hamil dengan kejadian muda, sehubungan dengan belum
hipertensi. Kelompok primipara yang sempurnanya organ-organ yang ada ditubuh
mengalami kejadian hipertensi kehamilan wanita untuk bereproduksi, selain itu faktor
sebanyak (35,3%) yang tidak mengalami psikologis yang cenderung kurang stabil
kejadian hipertensi (17,4%), lebih kecil juga meningkatkan kejadian pre eklampsia
dibanding pada multipara mengalami di umur muda. Hal ini juga sesuai dengan
kejadian hipertensi (20,3%). Hasil uji studi di RS Neutra Colombia, Porapakkan
statistik dengan chi-square didapatkan nilai di Bangkok, dan lainnya di Zambia,
p=0,000 (p< =0,05). Secara statistik dapat cenderung terlihat insiden hipertensi
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang (preeklamsi-eklamsi) cukup tinggi di usia
antara paritas dengan dengan kejadian belasan tahun, yang menjadi masalah adalah
hipertensi pada ibu hamil. Ibu hamil yang mereka jarang memeriksaan kehamilan atau
tidak ada riwayat hipertensi (preeklamsi- Ante Natal Care (ANC).
eklamsi) mengalami kejadian hipertensi Masih banyaknya kejadian hipertensi
(6,8%), lebih kecil dibanding yang memiliki pada ibu hamil di usia muda ini mungkin
riwayat hipertensi (preeklamsi-eklamsi) disebabkan masih kurangnya pemahaman
mengalami kejadian hipertensi sebanyak 101 orang tentang usia reproduksi sehat,
orang (48,8%). Hasil uji statistik dengan sehingga banyak yang kawin dan hamil
chi-square didapatkan hasil nilai p=0,002 diusia belasan tahun. Pada kehamilan <20
(p< =0,05). Secara statistik dapat tahun, keadaan alat reproduksi belum siap
disimpulkan bahwa terdapat hubungan untuk menerima kehamilan akan
antara riwayat hipertensi (preeklamsi- meningkatnya kejadian hipertensi dalam
eklamsi) dengan dengan kejadian hipertensi kehamilan dan bisa mengarah ke keracunan
pada ibu hamil. kehamilan. Umur reproduksi sehat adalah
PEMBAHASAN umur yang aman untuk kehamilan dan
Berdasarkan analisis univariat persalinan yaitu umur 20-30 tahun.
didapatkan umur ibu hamil penderita Sedangkan pada umur 35 tahun atau lebih,
hipertensi yang memeriksakan kehamilan dimana pada umur tersebut terjadi
adalah umur <20 tahun (56,6%), perubahan pada jaringan dan alat kandungan
selanjutnya hasil ini dianalisis menggunakan serta jalan lahir tidak lentur lagi. Pada umur
2
uji statistik Chi Square (x ) didapatkan nilai tersebut cenderung didapatkan penyakit lain
dalam tubuh ibu hamil, salah satunya mempunnyai resiko 6 sampai 8 kali lebih
hipertensi dan eklamsi. Hal ini sesuai mudah terkena hipertensi (preeklamsi-
dengan penelitian Harefa dan Yabesman eklamsi) daripada multigravida. Sekitar
(2004) terdapat hubungan signifikan antara 85% hipertensi (preeklamsi-eklamsi) terjadi
umur dengan kejadian preeklampsia dengan pada kehamilan pertama. Teori imunologik
nilai odds ratio sebesar 2,94 artinya ibu menjelaskan secara gamblang perihal
hamil yang memiliki umur <20 tahun atau hubungan paritas dengan kejadian hipertensi
>35 tahun memiliki resiko 2,94 kali (preeklamsi-eklamsi). Teori tersebut
dibandingkan ibu yang memiliki umur 20-35 menyebutkan blocking antibodies terhadap
tahun terhadap kejadian hipertensi antigen plasenta yang terbentuk pada
(9)
(preeklampsia-eklampsia). kehamilan pertama menjadi penyebab
Hasil analisis univariat faktor paritas hipertensi dan sampai pada keracunan
didapatkan 35,3 % kejadian hipertensi kehamilan. Pada mayoritas primigravida
terjadi pada primipara, selanjutnya hasil ini kehamilan minggu ke-28 sampai 32 minggu
2
dianalisis menggunakan uji Chi Square (x ) menunjukkan peningkatan tekanan diastolik
didapatkan nilai p=0,000 (p> =0,05) yang sedikitnya 20 mmHg yang bisa sampai
berarti bahwa terdapat hubungan antara mengakibatkan preeklamsi pada kehamilan.
paritas dengan kejadian hipertensi pada ibu Odeger di Norwegia pada penelitiannya
hamil. Pada primipara sering mengalami menemukan resiko 13,1% pada kehamilan
stress dalam menghadapi persalinan. Stress kedua bila dengan partner yang sama dan
emosi yang terjadi pada primipara resiko sebesar 11,8% jika berganti
menyebabkan peningkatan pelepasan pasangan.. Pada The New England Journal
corticotropic-releasing hormone (CRH) of Medicine tercatat bahwa kehamilan
oleh hipothalamus, yang kemudian pertama risiko terjadi preeklampsia 3,9% ,
menyebabkan peningkatan kortisol. Efek kehamilan kedua 1,7%, dan kehamilan
kortisol adalah mempersiapkan tubuh untuk ketiga 1,8%. Persalinan pertama dan
berespons terhadap semua stresor dengan berulang-ulang akan mempunnyai resiko
meningkatkan respons simpatis, termasuk terhadap kehamilan, telah banyak terbukti
respons yang ditujukan untuk meningkatkan bahwa pada persalinan kedua dan ketiga
curah jantung dan mempertahankan tekanan adalah persalinan yang paling aman. Hasil
darah. Pada wanita dengan preeklamsia / penelitian yang dilakukan oleh peneliti
eklamsia, tidak terjadi penurunan menunjukkan kesesuaian dengan teori dan
sensitivitas terhadap vasopeptida- penelitian-penelitian sebelumnya sehingga
vasopeptida tersebut, sehingga peningkatan memperkuat teori/konsep-konsep terjadinya
besar volume darah langsung meningkatkan hipertensi pada ibu hamil.
curah jantung dan tekanan darah. Hal ini Berdasarkan analisis univariat
sama dengan penelitian Walidah (2005) ada didapatkan bahwa 48,8% jumlah ibu hamil
hubungan signifikan antara paritas dengan memiliki riwayat hipertensi sebelumnya,
kejadian preeklamsi. Wanita yang baru selanjutnya hasil ini dianalisis dengan uji
2
menjadi ibu atau dengan pasangan baru Chi Square (x ) didapatkan nilai p=0,002
(p< =0.05) yang berarti bahwa terdapat 2. Terdapat hubungan umur dengan
hubungan antara riwayat hipertensi kejadian hipertensi pada ibu hamil
(preeklamsi-eklamsi) dengan kejadian 3. Terdapat hubungan antara paritas
hipertensi pada ibu hamil. Hal ini sama dengan kejadian hipertensi pada ibu
hamil
seperti teori yang dikemukakan oleh Karkata
4. Terdapat hubungan antara riwayat
(2006) bahwa wanita yang mengalami hipertensi (preeklamsi-eklamsi) dengan
hipertensi (preeklampsi-eklamsi) pada kejadian hipertensi pada ibu hamil
kehamilan pertama akan meningkat SARAN
mendapatkan preeklampsia pada kehamilan Setelah diketahui faktor-faktor resiko
(10)
berikutnya. Penelitian ini juga dengan yang berhubungan dengan kejadian
penelitian Rozikhan (2007) bahwa tidak ada hipertensi pada ibu hamil, maka yang
perbedaan yang signifikan antara ibu yang menjadi saran yaitu :
mempunyai riwayat preeklamsi dengan 1. Tenaga kesehatan khususnya bidan dapat
terjadinya preeklamsi berat (p=0,001). Ini meningkatkan kwalitas Ante Natal Care
menunjukkan bahwa seorang ibu hamil yang (ANC) pada ibu hamil, menggiatkan
mempunnyai riwayat hipertensi (preeklamsi- penyuluhan tentang kesehatan reproduksi
eklamsi) cenderung mengalami kejadian wanita, resiko tinggi kehamilan, dan gizi
(11)
preeklamsi berat. Matello mengatakan seimbang.
kejadian preeklampsia akan meningkat pada 2. Institusi pendidikan hasil penelitian ini
kehamilan kedua bila ada kehamilan dengan dijadikan bahan referensi dalam
jarak anak yang terlalu jauh. Cincotta juga perkembangan ilmu pengetahuan dan
menemukan bahwa bila ada riwayat bahan acuan dalam penelitian-penelitian
hipertensi (preeklampsi-eklamsi) maka lebih lanjut tentang faktor-faktor risiko
kemungkinan pada primigravida akan yang berhubungan dengan kejadian
meningkat empat kali. Kejadian ini dapat hipertensi pada Ibu hamil.
diminimalisir dengan dilakukannya 3. Institusi rumah sakit Poliklinik obstetri
penyuluhan pada setiap ibu hamil untuk Genekologi Rantumbuysang Kota
dapat mengetahui tanda-tanda bahaya yang Manado, untuk tenaga kesehatan agar
bisa saja terjadi pada saat hamil, terlebih lebih meningkatkan pelayanan kesehatan
kepada ibu hamil yang mempunnyai riwayat dengan membuat prosedur tetap dalam
hipertensi sebelumnya agar bisa lebih melakukan pemeriksaan kehamilan/ante
memperhatikan makanan, kesehatan ibu dan natal care untuk mendeteksi penyakit
janin serta rajin melakukan kontrol kehamilan khususnya yang berkaitan
kehamilan kepada tenaga kesehatan. dengan faktor-faktor resiko yang
KESIMPULAN berhubungan dengan kejadian hipertensi
1. Sebagian besar ibu hamil yang pada ibu hamil.
mengalami hipertensi yaitu pada umur 4. Kepada ibu hamil untuk melakukan
<20 tahun 56,5%, primipara 52,7%, dan
pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali
ibu hamil yang memiliki riwayat
hipertensi (preeklamsi-eklamsi) 55,6%. selama kehamilan atau sesuai dengan
kondisi ibu hamil, pemeriksaan tekanan
darah secara teratur dan baca buku telah diberikan oleh tenaga kesehatan.
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang

DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham FG, Lenovo KJ, et al. Hypertensive Disorder in pregnancy. William’s Obstetrics. 22
ed. New York: McGraw-Hill; (2005).
2. Hasan H. Hipertensi dalam kehamilan/preeklampsia dan eklampsia (Gestosis). (2007) [cited 2010
1 Desember ]; Available from http//www.universitassumaterautara.com.
3. Bobak, Lowdermilk, et al. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. 4 ed. Jakarta: EGC; (2005).
4. Manuaba IGB. Ilmu Penyakit Kebidanan, Kandungan dan Pelayanan KB untuk pendidikan Bidan.
Jakarta: EGC; (2007).
5. Mayes Marry. Mayes’s Midwifery. South Africa: Juta and CO, LTD; (2007 ).
6. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo; (2009).
7. Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Utara. Profil Dinas Kesehatan Propinsi Sulut Tahun 2011
(2012).
8. Cuningham, Mac Donald, et al. Obstetri Williams. 18 ed. Jakarta: EGC.; (2002).
9. Harefa, and Yabesman S. Hubungan karakteristik ibu hamil dengan kejadian preeklampsia di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. (2013) [2 Januari 2013]; Available from
http://repository.usu.ac.id/
10. Karkata M.K. Faktor Resiko Terjadinya Hipertensi Dalam Kehamilan. Obstetri dan Ginekologi
Indonesia. (2006).
11. Rozikhan. Faktor-faktor terjadi resiko preeklamsi berat di rumah sakit Dr. H. Soewando Kendal
Tahun 2007. (2007) [25 Juni 2008]; Available from http: // eprints. undip. ac. Id / 18342 / 1 /
ROZIKHAN.pdf.

Anda mungkin juga menyukai