Anda di halaman 1dari 4

TARI KREASI DAERAH

Kesenian tari di berbagai daerah di Indonesia sangatlah beragam. Mulai dari tari tradisional
hingga tari nontradisional. Seiring berjalannya waktu, seni tari tradisional terus berkembang
hingga akhirnya muncul tari kreasi. Kesenian tari ini adalah bentuk perkembangan dari seni tari
tradisional. Menurut Keni Andewi dalam Buku Mengenal Seni Tari (2019), tari kreasi termasuk
dalam jenis kesenian tari yang mengalami pembaruan. Tari kreasi merupakan jenis kesenian tari
yang dalam melakukannya tidak terikat dengan peraturan baku, yang sudah ada sebelumnya dalam
seni tari tradisional. Oleh karena tidak terikat dengan peraturan baku, maka penari untuk tari kreasi
bisa lebih bebas dalam mengungkapkan gaya serta ekspresinya. Pola gerakan yang ada dalam tari
kreasi baru memang berbeda dari tari tradisional. Namun, gerakan yang dihasilkan tetap indah.
Secara garis besar, tari kreasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Tari kreasi baru yang berpolakan tradisi


Sesuai dengan namanya, tari kreasi ini didasarkan pada tradisi yang sudah ada. Tradisi ini
meliputi iringan musik, koreografi gerak, tata rias, busana, dan lain sebagainya. Walaupun
pada penerapannya tari kreasi tetap mengalami pengembangan, namun tetap tidak
menghilangkan esensi tradisi daerahnya.
2. Tari kreasi baru yang tidak berpolakan tradisi Tari kreasi baru yang tidak berpolakan tradisi
berarti tidak didasarkan pada tradisi yang sudah. Maka untuk koreografi gerak, tata rias,
busana serta iringan musiknya tidak mengikuti tradisi daerahnya. Jenis tari kreasi ini lebih
sering dikenal sebagai tari modern. Walau tidak berpolakan tradisi, namun bisa jadi dalam
proses pembuatan tekniknya masih tetap mengacu pada pola tradisi yang ada. Namun, pada
intinya jenis tari kreasi ini mengolah berbagai unsur yang ada pada tari tradisional menjadi
konsep atau ide baru. tari kreasi merupakan salah satu jenis kesenian tari yang bisa
dilakukan secara tunggal, berpasangan ataupun berkelompok. Sebenarnya unsur yang ada
dalam tari kreasi tidak berbeda jauh dengan unsur yang ada dalam tari tradisional.
Unsurnya adalah gerakan tubuh, irama, pola gerakan serta ruang. Hanya saja semua unsur
ini mengalami perkembangan serta perubahan sesuai dengan jenis tari kreasinya.
Contoh tari kreasi daerah

Tari Ratoeh Jaroe

Tari Ratoh Jaroe merupakan tari kreasi atau tarian


pendatang baru karya seorang seniman asal Aceh yakni Yusri Saleh atau biasa disapa dengan
sebutan Dek Gam saat ia merantau ke jakarta pada tahun 2000-an. Disebut sebagai tari kreasi,
karena di dalam gerakan tari Ratoh Jaroe terdapat gabungan dari gerakan -gerakan yang
berasal dari tarian tradisional asal Aceh lainnya yakni seperti tari Ratoh Duek, Rateb
Meusekat, Rapai Geleng, dan Likok Pulo. Pada saat Dek Gam merantau ke ibu kota, ia
membawa sebuah alat musik yang bernama Rapai, oleh sebab itu, dalam tari kreasi Ratoh
Jaroe juga dikreasikan dengan alat musik Rapai sebagai pengiring tarian.

Gerakan-gerakan yang ada pada tari Ratoh Jaroe


sendiri didominasi oleh gerakan tangan dan dimainkan
oleh penari perempuan dalam jumlah genap seperti pada
pembukaan Asian Games 2018 terdapat 1600 siswi SMA
penari Ratoh Jaroe. Hal tersebut merupakan perwujudan
dari nama tari Ratoh Jaroe sendiri yang mana memiliki
arti berdzikir atau mengingat Allah SWT melalui gerakan
tangan. Tarian ini terdiri dari gerakan dalam posisi duduk, berlutut, membungkukkan badan,
menepuk dada, menggelengkan kepala, menggerakkan tangan ke kanan dan kiri, serta gerakan
lainnya yang sekilas mirip dengan tari Saman.

Selain berisi gerakan yang penuh makna, tari Ratoh Jaroe juga diiringi dengan syair-
syair dalam bahasa Aceh yang dilantunkan oleh seorang Syahi atau vokalis dalam tarian Ratoh
Jaroe yang berada di sisi kanan atau kiri penari. Syair-syair tersebut berisi pesan atau nasihat
Islami dalam bahasa Aceh, dibawakan sambil menabuh Rapai yaitu alat musik pukul khas Aceh
yang bentuknya menyerupai rebana, terbuat dari kayu dan kulit binatang. Selain memiliki
makna yang religius, tari Ratoh Jaroe juga merupakan interpretasi dari semangat perempuan
Aceh yang dikenal tangguh, kuat dan memiliki tekad berani yang sudah dikenal sejak masa
yang lampau. Gerakan yang ada pada tari Ratoh Jaroe juga memiliki tempo yang tinggi dan
semangat yang meledak-ledak, hal tersebut merupakan gambaran semangat para perempuan
Aceh.

Penampilan para penari tari Ratoh Jaroe biasanya menggunkaan kostum polos yang
kebanyakan berwarna merah, kuning dan hijau dengan kombinasi tenun khas Aceh untuk
menghiasi bagian depan kostum. Selain tenun khas Aceh, songket khas Aceh juga dikenakan
oleh para penari tari Ratoh Jaroe yang dipasangkan dengan kostum yang berwarna cerah.
Sebagai salah satu daerah yang mengedepankan syariat Islam, para penari tari Ratoh Jaroe
juga mengenakan hijab atau kerudung selama menari yang dilengkapi dengan ikat kepal a.

Anda mungkin juga menyukai