JUDUL
“HUKUM OHM DAN HAMBATAN JENIS KAWAT”
Simon Ohm
George Simon Ohm (16 Maret 1789 – 6 Juli 1854) adalah seorang
fisikawan Jerman yang banyak mengemukakan teori di bidang
elektrisitas. Karyanya yang paling dikenal adalah teori mengenai
hubungan antara aliran listrik, tegangan, dan tahanan konduktor di
dalam sirkuit, yang umum disebut Hukum Ohm. Ketika sel elektrokimia
baru ditemukan oleh Alessandro Volta, Omh menggunakannya untuk
eksperimennya hingga menghasilkan hukum Ohm. Dengan bantuan
peralatan yang dibuat sendiri, Ohm mengemukakan bahwa arus listrik
yang mengalir melalui kawat sebanding dengan luas penampang dan
berbanding terbalik dengan panjang kawat tersebut. Hukum Ohm
tersebut dituliskannya dalam buku berjudul Die galvanische Kette,
mathematisch bearbeitet (1827).
(Sumber: http://id.wikipedia.org)
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa terampil melakukan pengukuran kuat arus listrik dan beda potensial t dengan
menggunakan alat ukur yang sesuai
2. Mahasiswa dapat memahami pengaruh luas penampang, panjang kawat, dan hambatan jenis kawat
terhadap kuat arus listrik dan beda potensial
3. Mahasiswa dapat menentukan besar hambatan jenis dan hambatan berbagai jenis kawat penghantar
4. Mahasiswa dapat memahami hukum ohm.
Jika pada satu kawat diberi beda potensial (V) pada ujung-ujungnya dan diukur kuat arus listrik
(I) yang melewati kawat, maka berdasarkan Hukum Ohm, nilai pengukuran yang diperoleh akan
memenuhi persamaan:
V= I.R (5.1)
dengan R adalah hambatan kawat. Jika beda potensial diperbesar, maka penunjukan kuat arus
listrik juga akan semakin besar sebanding dengan kenaikan beda potensial. Kawat dengan
panjang L dan luas penampang A, akan memiliki hambatan R sebesar,
L
R
A (5.2)
dimana adalah hambatan jenis kawat. Dalam percobaan ini akan diselidiki hubungan antara
beda potensial dan kuat arus listrik pada berbagai jenis kawat yang memiliki panjang, luas
penampang, dan jenis kawat yang berbeda. Grafik hubungan antara beda potensial dan kuat arus
listrik digunakan untuk menentukan besar nilai R dan hambatan jenis kawat.
D. PROSEDUR KERJA
1. Kegiatan 1: Pengaruh luas penampang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat arus listrik.
Telah disediakan perangkat percobaan, rangkaikan setiap perangkat dan lakukan pengukuran
tegangan dan kuat arus listrik untuk beberapa luas penampang yang berbeda dengan panjang
dan jenis kawat yang sama, kemudian catat hasilnya dalam tabel hasil pengamatan
2. Kegiatan 2: Pengaruh panjang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat arus listrik.
Lanjutkan kegiatan 1 dengan melakukan pengukuran tegangan dan kuat arus listrik untuk
panjang yang berbeda dengan jenis dan luas pengampang kawat yang sama, kemudian catat
hasilnya dalam tabel hasil pengamatan
3. Kegiatan 3: Pengaruh jenis kawat (hambatan jenis) terhadap beda potensial dan kuat arus listrik.
Lanjutkan kegiatan 1 dengan melakukan pengukuran tegangan dan kuat arus listrik, untuk
jenis kawat yang berbeda dengan panjang dan luas penampang yang sama.kemudian catat
hasilnya dalam tabel hasil pengamatan*)
KAWAT
Catatan: Sebelum menyalakan Power Supply, periksakan rangkaian anda pada asisten untuk memastikan bahwa
rangkaian yang dibuat benar.
E. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan atau pengukuran dapat dicatat/diisikan pada tabel hasil pengamatan yang telah disediakan
dalam modul ini (Laporan Sementara)
F. ANALISIS DATA
1. Kegiatan 1, 2, dan 3
a.Untuk memahami pengaruh luas penampang, panjang kawat, dan hambatan jenis kawat
terhadap kuat arus listrik dan beda potensial, buatlah grafik hubungan antara kuat arus
listrik dan tegangan dengan: panjang kawat yang berbeda, luas penampang yang berbeda
dan, hambatan jenis kawat. (Buat grafik yang dapat menampilkan 3 variabel pada satu
grafik yang diubah, untuk lebih jelasnya tanyakan kepada asisten)
b. Gunakan grafik yang anda buat untuk memperoleh hambatan dan hambatan jenis setiap
kawat yang digunakan
c. Gunakan hasil analisis data untuk membahas mengenai hakikat dari hukum ohm
2. Kegiatan 4.
Berikan grafik hubungan antara arus listrik dan tegangan listrik untuk memperoleh nilai R,
kemudian berikan penjelasan tentang hukum ohm berdasarkan hasil yang anda peroleh.
Catatan: Perhatikan teori ketidakpastian dalam pengukuran dalam menuliskan hasil analisis.
G. TUGAS PENDAHULUAN
H. SUMBER PUSTAKA
1. D.C. Giancoli, 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 2, Terjemahan Dra. Yuhilza Hanum, M.Eng. Erlangga. Jakarta.
2. Paul A. Tipler Terjemahan Dra. Lea Prasetio, M.Sc dkk. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi 3 Jilid 1.
Erlangga. Jakarta.
3. Tim Dosen Fisika Dasar. 2013. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2. Laboratorium Fisika Jurusan Fisika FMIPA UNM.
CATATAN:
NO NAMA NIM
1 Naufal Mufadhal Amir 200111501010
2
Ninis 200111500004
3
Nurainun 200111501002
4
Nur Ainun Maulidiah 200111502014
5
Syahrir 200111502010
a. Kegiatan 1.
Jenis Kawat : konstantan
Panjang Kawat : 1 m = 100 mm
1
NST Voltmeter : = 0,02 V
50
1
∆ x= x 0,02 = 0,01 v
2
1
NST amperemeter : = 0,02 V
50
1
∆ x= x 0,1 = 0,05 A
2
Tabel 5.1. Hasil pengukuran beda potensial dan kuat arus listrik pada kawat dengan diamaeter (luas
penampang) yang berbeda-beda.
b. Kegiatan 2.
1
NST Volmeter = = 0,02 V
50
1
∆ x= x 0,02 = 0,01 V
2
1
NST Amperemeter : = 0,02 V
50
1
∆ x= x 0,1 = 0,05 A
2
Tabel 5.2. Pengukuran beda potensial dan kuat arus listrik pada kawat dengan panjang yang berbeda-beda.
NO l= 1 m l= 2 m
. U (V) I (A) U (V) I (A)
1 |0.2±0.1| |0.20±0.05| |0.2±0.1| |0.05±0.05|
1
NST Volmeter = = 0,02 V
50
1
∆ x= x 0,02 = 0,01 V
2
1
NST Amperemeter : = 0,02 V
50
1
∆ x= x 0,1 = 0,05 A
2
Tabel 5.3. Pengukuran beda potensial dan kuat arus listrik pada jenis kawat yang berbeda
NO l= 1 m l= 2 m
. U (V) I (A) U (V) I (A)
1 |0.2±0.1| |0.10±0.05| |0.2±0.1| |0.45±0.05|
6 |1.2±0.1| |0.45±0.05|
7 |1.4±0.1| |0.50±0.05|
8 |1.6±0.1| |0.60±0.05|
9 |1.8±0.1| |0.65±0.05|
10 |2.0±0.1| |0.70±0.05|
11 |2.2±0.1| |0.80±0.05|
12 |2.4±0.1| |0.95±0.05|
Resistor : Batu
Tabel 5.4. Hubungan antara kuat arus listrik dan beda potensial
No U (V) I (A)
1 |1.0±0.5| |0.010±0.005|
2 |2.0±0.5| |0.015±0.005|
3 |3.0±0.5| |0.025±0.005|
4 |4.0±0.5| |0.035±0.005|
5 |50±0.5| |0.045±0.005|
6 |6.0±0.5| |0.055±0.005|
7 |7.0±0.5| |0.065±0.005|
8 |8.0±0.5| |0.075±0.005|
9 |9.0±0.5| |0.085±0.005|
10 |10.0±0.5| |0.095±0.005|
11 |11.0±0.5| |0.105±0.005|
12 |12.0±0.5| |0.115±0.005|
Mengetahui,
Asisten Pembimbing
Muhammad Yunus
NIM.1712042002
Hambatan (R)
Y = mx+C
I = m.V
I
m=
V
1
m=
R
I 0,30
R= =
m 0,20
R = 1,5 Ω
DK = R2 x 100%
DK = 1,5² x 100%
DK = 2,25
KR = 100% - DK
KR = 100% - 2,25
KR = 97,75%
∆R
KR= x 100 %
R
KR x R
∆ R=
100 %
97,75 % x 1,5
∆ R=
100 %
∆ R=1,47
PF=|1,5 ±1,47| Ω
Hambatan (R)
Y = mx+C
I = m.V
I
m=
V
1
m=
R
I 0,20
R= =
m 0,2
R= 1 Ω
DK = R2 x 100%
DK = 1%
KR = 100% - 1%
KR = 99 %
∆R
KR= x 100 %
R
KR x R
∆ R=
100 %
99 % x 1
∆ R= = 0,99
100 %
PF=|1 ±0,99| Ω
Hambatan (R)
Y = mx+C
I = m.V
I
m=
V
1
m=
R
I 0,10
R= ¿
m 0,2
R = 0,5 Ω
DK = R2 x 100%
DK = (0,5)2 x 100%
DK = 25 %
KR = 100% - DK
KR = 100% - 25 %
KR = 75%
∆R
KR= x 100 %
R
KR x R 75 % x 0,5
∆ R= =
100 % 100 %
∆ R=¿0,38
PF=|0,5 ± 0,38| Ω
Dengan cara yang sama diperoleh data
No A (mm2) R (Ω) ∆ R(Ω) KR (%) PF (Ω)
1. 0,2 0,5 0,38 75 |0,5 ± 0,38|
2. 0,2 0,38 0,33 85,56 |0,38 ± 0,33|
3. 0,2 0,33 0,29 88,89 |0,33 ± 0,29|
4. 0,2 0,38 0,33 85,56 |0,38 ± 0,33|
5 0,2 0,35 0,31 87,75 |0,35 ± 0,31|
6 0,2 0,38 0,33 85,56 |0,38 ± 0,33|
7 0,2 0,36 0,31 87,24 |0,36 ± 0,31|
8 0,2 0,38 0,33 85,56 |0,38 ± 0,33|
9 0,2 0,36 0,31 89,96 |0,36 ± 0,31|
10 0,2 0,35 0,31 87,75 |0,35 ± 0,31|
11 0,2 0,36 0,31 87,04 |0,36 ± 0,31|
12 0,2 0,40 0,34 84,0 |0,40 ± 0,34|
4) A = 0,1 mm2
Hambatan (R)
Y = mx+C
I = m.V
I
m=
V
1
m=
R
I 0,05
R= =
m 0,2
R = 0,25 Ω
DK = R2 x 100%
DK = (0,25)2 x 100%
DK = 6,25 %
KR = 100% - DK
KR = 100% - 6,25%
KR = 93,75%
∆R
KR= x 100 %
R
KR x R 93,75 x 0,25
∆ R= =
100 % 100 %
∆ R=¿0,23
PF=|0,25 ± 0,23| Ω
Untuk I = 1 m
l =1m
Hambatan (R)
Y = mx+C
I = m.V
I
m=
V
1
m=
R
I 0,20
R= ¿
m 0,2
R= 1 Ω
DK = R2 x 100%
DK = 12 x 100%
DK = 100%
KR = 100% - DK
KR = 100% - 100%
KR = 0%
∆R
KR= x 100 %
R
KR x R 0 x 1
∆ R= =
100 % 100 %
∆ R=¿0
PF=|1 ±0| Ω
DK = R2 x 100%
DK = (0,25)2 x 100%
DK = 6,25%
KR = 100% - DK
KR = 100% - 6,25 %
KR = 93,75%
∆R
KR= x 100 %
R
KR x R 93,75 x 0,25
∆ R= =
100 % 100 %
∆ R=¿0,23
PF=|0,25 ± 0,23| Ω
Dengan cara yang sama diperoleh data
No l (m) R (Ω) ∆ R(Ω) KR (%) PF (Ω)
1. 2 0,25 0,23 93,75 |0,25 ± 0,23|
2. 2 0,25 0,23 93,75 |0,25 ± 0,23|
3 2 0,33 0,29 88,88 |0,33 ± 0,29|
4 2 0,31 0,28 90,39 |0,31 ± 0,28|
5 2 0,35 0,31 87,75 |0,35 ± 0,31|
6 2 0,33 0,29 88,88 |0,33 ± 0,29|
7 2 0,32 0,29 89,76 |0,32 ± 0,29|
8 2 0,34 0,30 88,44 |0,34 ± 0,30|
9 2 0,33 0,29 88,88 |0,33 ± 0,29|
10 2 0,33 0,29 88,88 |0,33 ± 0,29|
11 2 0,34 0,30 88,44 |0,34 ± 0,30|
12 2 0,35 0,31 87,75 |0,35 ± 0,31|
c. kegiatan 3
DK = (0,5)2 x 100%
DK = 25%
KR = 100% - 25 %
KR = 75 %
∆R
KR= x 100 %
R
KR x R 75 % x 0,5
∆ R= =
100 % 100 %
∆ R=¿0,38
PF=|0,5 ± 0,38| Ω
Dengan cara yang sama diperoleh data
Y = mx+C
I = m.V
I
m=
V
1
m=
R
I 0,010
R= =
m 1,0
R = 0,01 Ω
DK = R2 x 100%
DK = (0,1)² x 100%
DK = 0,01 %
KR = 100% - 0,01 %
KR = 99,99%
∆R
KR= x 100 %
R
KR x R 99,99 x 0,01
∆ R= =
100 % 100 %
∆ R=¿0,009
PF=|0,01 ±0,009| Ω
Rteori = 100 Ω
R – R Praktikum 100 – 0,01
%diff = Teori
R teori + R praktikum = 100+0,01
2 2
%diff = 2 %
1. buatlah grafik hubungan antara kuat arus listrik dan tegangan dengan: panjang kawat yang berbeda, luas
penampang yang berbeda dan, hambatan jenis kawat. (Buat grafik yang dapat menampilkan 3 variabel
pada satu grafik yang diubah, untuk lebih jelasnya tanyakan kepada asisten)
hubungan antara kuat arus listrik dan tegangan dengan luas penampang
yang berbeda
0.5
0.45 f(x) = 0.35 x − 0.02
0.4 R² = 0.99
0.35
Arus listrik (l)
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6
Beda Potensial (v)
0.9
0.8 f(x) = 0.35 x − 0.03
0.7 R² = 1
0.6
Arus Listrik (l)
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Beda Potensial (v)
1.8
1.6 f(x) = 0.69 x + 0
R² = 0.99
1.4
1.2
Arus Listrik (l)
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Beda Potensial (v)
1.8
1.6 f(x) = 0.69 x + 0
R² = 0.99
1.4
1.2
Arus Listrik (l)
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Beda Potensial (v)
0.9
0.8 f(x) = 0.35 x − 0.03
0.7 R² = 1
0.6
Arus Listrik (l)
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Beda Potensial (v)
1
0.9
f(x) = 0.37 x − 0
0.8 R² = 0.99
0.7
Arus Listrik (l)
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Beda Potensial (v)
2.5
2
f(x) = 1.98 x + 0.05
R² = 0.99
Arus Listrik (l)
1.5
0.5
0
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1
Beda Potensial (v)
a. Kegiatan 1
1) A = 0,8 mm2
Hambatan (R)
Y = mx+C
Y = 0,3482x + 0,0214
R² = 0,9902
I = m.V
I
m=
V
1
m=
R
I
R=
m
1
R=
0,3482
R = 2, 87 Ω
DK = R2 x 100%
DK = 0,9902 x 100%
DK = 99,02%
KR = 100% - DK
KR = 100% - 99,02 %
KR = 0,98%
∆R
KR= x 100 %
R
KR x R
∆ R=
100 %
0,98 x 2,87
∆ R=
100 %
∆ R=¿0,03 Ω
PF=|2,87 ± 0,03| Ω
Dengan cara yang sama diperoleh data
l =1m
Hambatan (R)
Y = mx+C
Y = 0,6949x+0,0008
R² = 0,9946
I = m.V
I
m=
V
1
m=
R
I
R=
m
1
R=
0,6949
R = 1,44 Ω
DK = R2 x 100%
DK = 0,9946 x 100%
DK = 99,46 %
KR = 100% - DK
KR = 100% - 99,46 %
KR = 0,54%
∆R
KR= x 100 %
R
KR x R
∆ R=
100 %
0,54 % x 1,44
∆ R=
100 %
∆ R=¿0,007 Ω
PF=|1,44 ± 0,007| Ω
Dengan cara yang sama diperoleh data
No l (m) R (Ω) ∆ R(Ω) KR (%) PF (Ω)
1. 1 1,44 0,007 0,54 |1,44 ± 0,007|
2. 2 2,83 0,01 0,46 |2,83 ± 0,01|
c. Kegiatan 3
R = 2,69 Ω
DK = R2 x 100%
DK = 0,9902 x 100%
DK = 99,02 %
KR = 100% - DK
KR = 100% - 99,02 %
KR = 0,98%
∆R
KR= x 100 %
R
KR x R
∆ R=
100 %
0,98 x 2,69
∆ R=
100 %
∆ R=¿0,03 Ω
PF=|2,69 ±0,03| Ω
Kegiatan 1. Hasil pengukuran beda potensial dan kuat arus listrik pada kawat dengan
diameter (luas penampang) yang berbeda
Untuk A : 0,8 mm² = 0,8 x 10ˉ³ m²
Hambatan :
R = 2,87 Ω
I=1M
PXL
R¿ atau ρ=R . A . Lˉ ¹
A
2,87 X 0,8 X 10 ˉ ³
ρ=
1
ρ=22,96 x 10 ˉ ⁴ Ωm
Kesalahan mutlak :
∂ρ
∆ ρ={∨ ∨∂ R } ρ
∂R
∆ ρ={∨∂ ¿ ¿
∆R
∆ ρ={∨ ∨∆ R } ρ
R
0,03
∆ ρ= {| |}
2,87
22,96 x 10 ˉ ⁴
∆ ρ=¿0,24 x 10ˉ⁴
Kesalahan Relatif:
∆ρ
KR = X 100%
ρ
0,24 X 10ˉ ⁴
KR = X 100%
22,96 X 10ˉ ⁴
KR = 1,045 %
Angka Berarti :
∆ρ
AB = 1 = log
ρ
0,24 x 10 ˉ ⁴
AB = 1 = log
22,96 x 10 ˉ ⁴
AB= 1,98
Pelaporan fisika :
PF = | ρ ± ∆ ρ∨¿
PF = |22,96 ± 0,24∨¿10ˉ⁴ Ω m
Dengan analisis yang sama diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 2.4. hasil pengukuran beda potensial dan kuat arus listrik pada kawat dengan
diameter (luas penampang) yang berbeda.
Kegiatan 2
Dengan analisis yang sama diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 2.5. pengukuran beda potensial dan arus listrik
Kegiatan 3
Dengan analisis yang sama diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 2.6. pengukuran beda potensial dan kuat arus listrik pada jenis kawat yang
berbeda.
Bagian grafik ρ( Ωm) KR Δ ρ(Ω m) AB PF
Konstanta 1,345x 10ˉ⁴ 1,115 0,015x 10ˉ⁴ 1,95 |1,345 ±0,015∨¿10ˉ⁴
R= 2,69
A = 0,5 mm²
L =0,2 m
0.14
0.12
Grafik 6.8
f(x) = 0.01 x − 0 hubungan antara
0.1 R² = 1
kuat arus listrik (A)
R = 102,04 Ω
Derajat Kebenaran
DK = R2 x 100%
DK = 0,9987 x 100%
DK = 99,87 %
Kesalahan Relatif
KR = 100% - DK
KR = 100 % - 99,87 %
KR = 0,13 %
Kesalahan Mutlak
∆R
KR= x 100 %
R
KR x R
J. Kesimpulan
K.Saran