Anda di halaman 1dari 34

MODUL 6

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

JUDUL
“HUKUM OHM DAN HAMBATAN JENIS KAWAT”

TANGGAL PRAKTIKUM : RABU 9 DESEMBER 2020


ASISTEN : MUHAMMAD YUNUS
NAMA : NIRWANA
NIM : 200111501024
JURUSAN/PRODI : PENDIDIKAN IPA
ANGGOTA KELOMPOK :1. NAUFAL MUFADHAL AMIR
2. NINIS
3. NIRWANA
4. NURAINUN
5. NUR AINUN MAULIDIAH
6. SYAHRIR

LABORATORIUM FISIKA UNIT FISIKA DASAR


JURUSAN FISIKA FMIPA UNM
TAHUN 2020

Laboratorium Fisika Dasar


Jurusan Fisika FMIPA UNM | 1
HUKUM OHM DAN
HAMBATAN JENIS KAWAT
P-FD2-05

Simon Ohm
George Simon Ohm (16 Maret 1789 – 6 Juli 1854) adalah seorang
fisikawan Jerman yang banyak mengemukakan teori di bidang
elektrisitas. Karyanya yang paling dikenal adalah teori mengenai
hubungan antara aliran listrik, tegangan, dan tahanan konduktor di
dalam sirkuit, yang umum disebut Hukum Ohm. Ketika sel elektrokimia
baru ditemukan oleh Alessandro Volta, Omh menggunakannya untuk
eksperimennya hingga menghasilkan hukum Ohm. Dengan bantuan
peralatan yang dibuat sendiri, Ohm mengemukakan bahwa arus listrik
yang mengalir melalui kawat sebanding dengan luas penampang dan
berbanding terbalik dengan panjang kawat tersebut. Hukum Ohm
tersebut dituliskannya dalam buku berjudul Die galvanische Kette,
mathematisch bearbeitet (1827).
(Sumber: http://id.wikipedia.org)

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mahasiswa terampil melakukan pengukuran kuat arus listrik dan beda potensial t dengan
menggunakan alat ukur yang sesuai
2. Mahasiswa dapat memahami pengaruh luas penampang, panjang kawat, dan hambatan jenis kawat
terhadap kuat arus listrik dan beda potensial
3. Mahasiswa dapat menentukan besar hambatan jenis dan hambatan berbagai jenis kawat penghantar
4. Mahasiswa dapat memahami hukum ohm.

B. ALAT DAN BAHAN

1. Perangkat pengukuran resistansi kawat


2. Power Supply AC/DC 0-12 V
3. Multimeter LD Analog 20
4. Kabel penghubung
5. Resistor
6. Rheostat
C. TEORI SINGKAT
HUKUM OHM & HAMBATAN JENIS KAWAT P-FD2-05

Jika pada satu kawat diberi beda potensial (V) pada ujung-ujungnya dan diukur kuat arus listrik
(I) yang melewati kawat, maka berdasarkan Hukum Ohm, nilai pengukuran yang diperoleh akan
memenuhi persamaan:

V= I.R (5.1)

dengan R adalah hambatan kawat. Jika beda potensial diperbesar, maka penunjukan kuat arus
listrik juga akan semakin besar sebanding dengan kenaikan beda potensial. Kawat dengan
panjang L dan luas penampang A, akan memiliki hambatan R sebesar,
L
R
A (5.2)

dimana  adalah hambatan jenis kawat. Dalam percobaan ini akan diselidiki hubungan antara
beda potensial dan kuat arus listrik pada berbagai jenis kawat yang memiliki panjang, luas
penampang, dan jenis kawat yang berbeda. Grafik hubungan antara beda potensial dan kuat arus
listrik digunakan untuk menentukan besar nilai R dan hambatan jenis kawat.

D. PROSEDUR KERJA

1. Kegiatan 1: Pengaruh luas penampang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat arus listrik.
 Telah disediakan perangkat percobaan, rangkaikan setiap perangkat dan lakukan pengukuran
tegangan dan kuat arus listrik untuk beberapa luas penampang yang berbeda dengan panjang
dan jenis kawat yang sama, kemudian catat hasilnya dalam tabel hasil pengamatan

2. Kegiatan 2: Pengaruh panjang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat arus listrik.
 Lanjutkan kegiatan 1 dengan melakukan pengukuran tegangan dan kuat arus listrik untuk
panjang yang berbeda dengan jenis dan luas pengampang kawat yang sama, kemudian catat
hasilnya dalam tabel hasil pengamatan

3. Kegiatan 3: Pengaruh jenis kawat (hambatan jenis) terhadap beda potensial dan kuat arus listrik.
 Lanjutkan kegiatan 1 dengan melakukan pengukuran tegangan dan kuat arus listrik, untuk
jenis kawat yang berbeda dengan panjang dan luas penampang yang sama.kemudian catat
hasilnya dalam tabel hasil pengamatan*)

4. Kegiatan 3: Menyelidiki hubungan tegangan dan kuat arus listik.


 Rangkailah sebuah resistor dan sebuah Rheostat dengan sebuah sumber tegangan DC.
Lakukan pengukuran tegangan pada resistor dan kuat arus listrik yang melalui resistor. Untuk
memperoleh data yang bervariasi anda dapat mengaturnya dengan menggunakan Rheostat.
P-FD2-05 HUKUM OHM & HAMBATAN JENIS

KAWAT
Catatan: Sebelum menyalakan Power Supply, periksakan rangkaian anda pada asisten untuk memastikan bahwa
rangkaian yang dibuat benar.

E. HASIL PENGAMATAN

Hasil pengamatan atau pengukuran dapat dicatat/diisikan pada tabel hasil pengamatan yang telah disediakan
dalam modul ini (Laporan Sementara)

F. ANALISIS DATA

1. Kegiatan 1, 2, dan 3
a.Untuk memahami pengaruh luas penampang, panjang kawat, dan hambatan jenis kawat
terhadap kuat arus listrik dan beda potensial, buatlah grafik hubungan antara kuat arus
listrik dan tegangan dengan: panjang kawat yang berbeda, luas penampang yang berbeda
dan, hambatan jenis kawat. (Buat grafik yang dapat menampilkan 3 variabel pada satu
grafik yang diubah, untuk lebih jelasnya tanyakan kepada asisten)
b. Gunakan grafik yang anda buat untuk memperoleh hambatan dan hambatan jenis setiap
kawat yang digunakan
c. Gunakan hasil analisis data untuk membahas mengenai hakikat dari hukum ohm
2. Kegiatan 4.
Berikan grafik hubungan antara arus listrik dan tegangan listrik untuk memperoleh nilai R,
kemudian berikan penjelasan tentang hukum ohm berdasarkan hasil yang anda peroleh.

Catatan: Perhatikan teori ketidakpastian dalam pengukuran dalam menuliskan hasil analisis.

G. TUGAS PENDAHULUAN

1. Berikan penjelasan tentang hukum ohm?


2. Jelaskan perbedaan antara hambatan jenis kawat dan resistansi bahan?
3. Jelaskan pengaruh luas penampang, panjang kawat, dan hambatan jenis kawat terhadap kuat arus
listrik dan beda potensial, buatlah grafik hubungan antara kuat arus listrik dan tegangan dengan:
a. Panjang kawat yang berbeda
b. Luas penampang yang berbeda dan,
c. Hambatan jenis kawat
4. Tuliskan nilai berbagai macam hambatan jenis kawat (berikan dalam bentuk tabel)!
5. Berikan penjelasan tentang cara menentukan resistansi resistor cincin (sertakan contoh cara
menghitungnya)

H. SUMBER PUSTAKA
1. D.C. Giancoli, 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 2, Terjemahan Dra. Yuhilza Hanum, M.Eng. Erlangga. Jakarta.
2. Paul A. Tipler Terjemahan Dra. Lea Prasetio, M.Sc dkk. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi 3 Jilid 1.
Erlangga. Jakarta.
3. Tim Dosen Fisika Dasar. 2013. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2. Laboratorium Fisika Jurusan Fisika FMIPA UNM.
CATATAN:

Laboratorium Fisika Dasar


Jurusan Fisika FMIPA UNM |
28
LAPORAN SEMENTARA UNIT P-FD2-05
HUKUM OHM DAN HAMBATAN JENIS
KAWAT
Hari/Tanggal : Rabu/9 Desember 2020
Kelompok Praktikan : 6 (Enam)
Anggota Kelompok :

NO NAMA NIM
1 Naufal Mufadhal Amir 200111501010
2
Ninis 200111500004
3
Nurainun 200111501002
4
Nur Ainun Maulidiah 200111502014
5
Syahrir 200111502010

a. Kegiatan 1.
Jenis Kawat : konstantan
Panjang Kawat : 1 m = 100 mm
1
NST Voltmeter : = 0,02 V
50
1
∆ x= x 0,02 = 0,01 v
2
1
NST amperemeter : = 0,02 V
50
1
∆ x= x 0,1 = 0,05 A
2
Tabel 5.1. Hasil pengukuran beda potensial dan kuat arus listrik pada kawat dengan diamaeter (luas
penampang) yang berbeda-beda.

N0. d=1.0 mm d=0.7 mm d=0.5 mm d=0.35 mm


A=0.8 mm^2 A=0.4 mm^2 A=0.2 mm^2 A=0.1 mm^2
U (V) I (A) U (V) I (A) U (V) I (A) U (V) I (A)
1 |0.2±0.1| |0.30±0.05| |0.2±0.1| |0.20±0.05| |0.2±0.1| |0.10±0.05| |0.2±0.1| |0.05±0.05|
2 |0.4±0.1| |0.65±0.05| |0.4±0.1| |0.25±0.05| |0.4±0.1| |0.15±0.05| |0.4±0.1| |0.10±0.05|
3 |0.6±0.1| |0.80±0.05| |0.6±0.1| |0.40±0.05| |0.6±0.1| |0.20±0.05| |0.6±0.1| |0.15±0.05|
4 |0.8±0.1| |1.15±0.05| |0.8±0.1| |0.50±0.05| |0.8±0.1| |0.30±0.05| |0.8±0.1| |0.15±0.05|
5 |1.0±0.1| |1.45±0.05| |1.0±0.1| |0.70±0.05| |1.0±0.1| |0.35±0.05| |1.0±0.1| |0.20±0.05|
6 |1.2±0.1| |1.60±0.05| |1.2±0.1| |0.85±0.05| |1.2±0.1| |0.45±0.05| |1.2±0.1| |0.25±0.05|
7 |1.4±0.1| |1.95±0.05| |1.4±0.1| |1.00±0.05| |1.4±0.1| |0.50±0.05| |1.4±0.1| |0.25±0.05|
8     |1.6±0.1| |1.15±0.05| |1.6±0.1| |0.60±0.05| |1.6±0.1| |0.30±0.05|
9     |1.8±0.1| |1.20±0.05| |1.8±0.1| |0.65±0.05| |1.8±0.1| |0.35±0.05|
10     |2.0±0.1| |1.35±0.05| |2.0±0.1| |0.70±0.05| |2.0±0.1| |0.35±0.05|
11     |2.2±0.1| |1.50±0.05| |2.2±0.1| |0.80±0.05| |2.2±0.1| |0.40±0.05|
12     |2.4±0.1| |1.70±0.05| |2.4±0.1| |0.95±0.05| |2.4±0.1| |0.45±0.05|

b. Kegiatan 2.

Jenis Kawat : Konstantan

Diameter Kawat (d) : 0,7 mm = 0,7 x 10ˉ³ m

Luas Penampang (A) : 0,4 mm² = 0,4 x 10ˉ⁶ m²

1
NST Volmeter = = 0,02 V
50
1
∆ x= x 0,02 = 0,01 V
2

1
NST Amperemeter : = 0,02 V
50
1
∆ x= x 0,1 = 0,05 A
2
Tabel 5.2. Pengukuran beda potensial dan kuat arus listrik pada kawat dengan panjang yang berbeda-beda.

NO l= 1 m l= 2 m
. U (V) I (A) U (V) I (A)
1 |0.2±0.1| |0.20±0.05| |0.2±0.1| |0.05±0.05|

2 |0.4±0.1| |0.25±0.05| |0.4±0.1| |0.10±0.05|

3 |0.6±0.1| |0.40±0.05| |0.6±0.1| |0.20±0.05|

4 |0.8±0.1| |0.50±0.05| |0.8±0.1| |0.25±0.05|

5 |1.0±0.1| |0.70±0.05| |1.0±0.1| |0.35±0.05|

6 |1.2±0.1| |0.85±0.05| |1.2±0.1| |0.40±0.05|

7 |1.4±0.1| |1.00±0.05| |1.4±0.1| |0.45±0.05|

8 |1.6±0.1| |1.15±0.05| |1.6±0.1| |0.55±0.05|

9 |1.8±0.1| |1.20±0.05| |1.8±0.1| |0.60±0.05|

10 |2.0±0.1| |1.40±0.05| |2.0±0.1| |0.65±0.05|

11 |2.2±0.1| |1.50±0.05| |2.2±0.1| |0.75±0.05|

12 |2.4±0.1| |1.70±0.05| |2.4±0.1| |0.85±0.05|


c. Kegiatan 3.

Diameter Kawat (d) : 1 mm

Luas Penampang (A) : 0,5 mm = 0,5 x 10ˉ³ m

Panjang Kawat (l) : 0,2 mm² = 0,4 x 10ˉ⁶ m²

1
NST Volmeter = = 0,02 V
50
1
∆ x= x 0,02 = 0,01 V
2

1
NST Amperemeter : = 0,02 V
50
1
∆ x= x 0,1 = 0,05 A
2

Tabel 5.3. Pengukuran beda potensial dan kuat arus listrik pada jenis kawat yang berbeda

NO l= 1 m l= 2 m
. U (V) I (A) U (V) I (A)
1 |0.2±0.1| |0.10±0.05| |0.2±0.1| |0.45±0.05|

2 |0.4±0.1| |0.15±0.05| |0.4±0.1| |0.80±0.05|

3 |0.6±0.1| |0.20±0.05| |0.6±0.1| |1.25±0.05|

4 |0.8±0.1| |0.30±0.05| |0.8±0.1| |1.75±0.05|

5 |1.0±0.1| |0.35±0.05| |1.0±0.1| |1.95±0.05|

6 |1.2±0.1| |0.45±0.05|    

7 |1.4±0.1| |0.50±0.05|    

8 |1.6±0.1| |0.60±0.05|    

9 |1.8±0.1| |0.65±0.05|    

10 |2.0±0.1| |0.70±0.05|    

11 |2.2±0.1| |0.80±0.05|    

12 |2.4±0.1| |0.95±0.05|    

Laboratorium Fisika Dasar


Jurusan Fisika FMIPA UNM |
32
d. Kegiatan 4.

Resistor : Batu

Tabel 5.4. Hubungan antara kuat arus listrik dan beda potensial
No U (V) I (A)
1 |1.0±0.5| |0.010±0.005|
2 |2.0±0.5| |0.015±0.005|
3 |3.0±0.5| |0.025±0.005|
4 |4.0±0.5| |0.035±0.005|
5 |50±0.5| |0.045±0.005|
6 |6.0±0.5| |0.055±0.005|
7 |7.0±0.5| |0.065±0.005|
8 |8.0±0.5| |0.075±0.005|
9 |9.0±0.5| |0.085±0.005|
10 |10.0±0.5| |0.095±0.005|
11 |11.0±0.5| |0.105±0.005|
12 |12.0±0.5| |0.115±0.005|

Mengetahui,
Asisten Pembimbing

Muhammad Yunus
NIM.1712042002

Laboratorium Fisika Dasar


Jurusan Fisika FMIPA UNM |
33
Analisis Data
a. Kegiatan 1
1) A = 0,8 mm2

Hambatan (R)
Y = mx+C
I = m.V
I
m=
V
1
m=
R
I 0,30
R= =
m 0,20
R = 1,5 Ω

DK = R2 x 100%
DK = 1,5² x 100%
DK = 2,25

KR = 100% - DK
KR = 100% - 2,25
KR = 97,75%

∆R
KR= x 100 %
R
KR x R
∆ R=
100 %
97,75 % x 1,5
∆ R=
100 %
∆ R=1,47

PF=|1,5 ±1,47| Ω

Dengan cara yang sama diperoleh data

No A (mm2) R (Ω) ∆ R( Ω) KR (%) PF (Ω)


1. 0,8 1,5 1,47 97,75 |1,5 ± 1,47|
2. 0,8 1,6 1,56 97,44 |1,6 ± 1,56|
3. 0,8 1,3 1,28 98,31 |1,3 ± 1,28|
4. 0,8 1,4 1,37 98,04 |1,4 ± 1,37|
5 0,8 1,45 1,42 87,9 |1,45 ± 1,42|
6 0,8 1,3 1,28 98,31 |1,3 ± 1,28|
7 0,8 1,4 1,37 98,04 |1,4 ± 1,37|
2) A = 0,4 mm2

Hambatan (R)
Y = mx+C
I = m.V
I
m=
V
1
m=
R
I 0,20
R= =
m 0,2
R= 1 Ω

DK = R2 x 100%
DK = 1%

KR = 100% - 1%
KR = 99 %

∆R
KR= x 100 %
R
KR x R
∆ R=
100 %
99 % x 1
∆ R= = 0,99
100 %

PF=|1 ±0,99| Ω

Dengan cara yang sama diperoleh data


No A (mm2) R (Ω) ∆ R(Ω) KR (%) PF (Ω)
1. 0,4 1 0,99 99 |1 ± 0,99|
2. 0,4 0,63 0,38 60,31 |0,63 ± 0,38|
3. 0,4 0,67 0,37 55,11 |0,67 ± 0,37|
4. 0,4 0,63 0,38 60,31 |0,63 ± 0,38|
5 0,4 0,7 0,36 51 |0,7 ± 0,36|
6 0,4 0,71 0,35 49,59 |0,71 ± 0,35|
7 0,4 0,71 0,35 49,59 |0,71 ± 0,35|
8 0,4 0,72 0,37 51,84 |0,72 ± 0,37|
9 0,4 0,67 0,37 55,11 |0,67 ± 0,37|
10 0,4 0,68 0,31 46,24 |0,68 ± 0,31|
11 0,4 0,68 0,31 46,24 |0,68 ± 0,31|
12 0,4 0,71 0,35 49,59 |0,71 ± 0,35|
3) A = 0,2 mm2

Hambatan (R)
Y = mx+C
I = m.V
I
m=
V
1
m=
R
I 0,10
R= ¿
m 0,2
R = 0,5 Ω

DK = R2 x 100%
DK = (0,5)2 x 100%
DK = 25 %

KR = 100% - DK
KR = 100% - 25 %
KR = 75%

∆R
KR= x 100 %
R
KR x R 75 % x 0,5
∆ R= =
100 % 100 %
∆ R=¿0,38

PF=|0,5 ± 0,38| Ω
Dengan cara yang sama diperoleh data
No A (mm2) R (Ω) ∆ R(Ω) KR (%) PF (Ω)
1. 0,2 0,5 0,38 75 |0,5 ± 0,38|
2. 0,2 0,38 0,33 85,56 |0,38 ± 0,33|
3. 0,2 0,33 0,29 88,89 |0,33 ± 0,29|
4. 0,2 0,38 0,33 85,56 |0,38 ± 0,33|
5 0,2 0,35 0,31 87,75 |0,35 ± 0,31|
6 0,2 0,38 0,33 85,56 |0,38 ± 0,33|
7 0,2 0,36 0,31 87,24 |0,36 ± 0,31|
8 0,2 0,38 0,33 85,56 |0,38 ± 0,33|
9 0,2 0,36 0,31 89,96 |0,36 ± 0,31|
10 0,2 0,35 0,31 87,75 |0,35 ± 0,31|
11 0,2 0,36 0,31 87,04 |0,36 ± 0,31|
12 0,2 0,40 0,34 84,0 |0,40 ± 0,34|
4) A = 0,1 mm2

Hambatan (R)
Y = mx+C
I = m.V
I
m=
V
1
m=
R
I 0,05
R= =
m 0,2
R = 0,25 Ω

DK = R2 x 100%
DK = (0,25)2 x 100%
DK = 6,25 %

KR = 100% - DK
KR = 100% - 6,25%
KR = 93,75%

∆R
KR= x 100 %
R
KR x R 93,75 x 0,25
∆ R= =
100 % 100 %
∆ R=¿0,23

PF=|0,25 ± 0,23| Ω

Dengan cara yang sama diperoleh data

No A (mm2) R (Ω) ∆ R(Ω) KR (%) PF (Ω)


1. 0,1 0,25 0,23 93,75 |0,25 ± 0,23|
2. 0,1 0,25 0,23 93,75 |0,25 ± 0,23|
3. 0,1 0,25 0,23 93,75 |0,25 ± 0,23|
4. 0,1 0,19 0,18 96,39 |0,19 ± 0,18|
5 0,1 0,2 0,19 96 |0,2 ± 0,19|
6 0,1 0,21 0,20 95,59 |0,21 ± 0,20|
7 0,1 0,21 0,20 95,59 |0,21 ± 0,20|
8 0,1 0,19 0,18 96,39 |0,19 ± 0,18|
9 0,1 0,22 0,21 95,16 |0,22 ± 0,21|
10 0,1 0,22 0,21 95,16 |0,22 ± 0,21|
11 0,1 0,18 0,17 96,76 |0,18 ± 0,17|
12 0,1 0,19 0,18 96,39 |0,19 ± 0,18|
b. kegiatan 2

 Untuk I = 1 m
l =1m
Hambatan (R)
Y = mx+C
I = m.V
I
m=
V
1
m=
R
I 0,20
R= ¿
m 0,2
R= 1 Ω

DK = R2 x 100%
DK = 12 x 100%
DK = 100%

KR = 100% - DK
KR = 100% - 100%
KR = 0%

∆R
KR= x 100 %
R
KR x R 0 x 1
∆ R= =
100 % 100 %
∆ R=¿0

PF=|1 ±0| Ω

Dengan cara yang sama diperoleh data

No l (m) R (Ω) ∆ R(Ω) KR (%) PF (Ω)


1. 1 1 0 0 |1 ± 0|
2. 1 0,63 0,38 60,31 |0,63 ± 0,38|
3 1 0,67 0,37 55,11 |0,67 ± 0,37|
4 1 0,63 0,38 60,31 |0,63 ± 0,38|
5 1 0,7 0,36 51 |0,7 ± 0,36|
6 1 0,71 0,35 49,59 |0,71 ± 0,35|
7 1 0,71 0,35 49,59 |0,71 ± 0,35|
8 1 0,72 0,35 48,16 |0,72 ± 0,35|
9 1 0,67 0,37 55,11 |0,67 ± 0,37|
10 1 0,7 0,36 51 |0,7 ± 0,36|
11 1 0,68 0,37 53,76 |0,68 ± 0,37|
12 1 0,71 0,35 49,59 |0,71 ± 0,35|
 Untuk I = 2 m
l =2m
Hambatan (R)
Y = mx+C
I = m.V
I
m=
V
1
m=
R
I 0,05
R= =
m 0,2
R = 0,25 Ω

DK = R2 x 100%
DK = (0,25)2 x 100%
DK = 6,25%

KR = 100% - DK
KR = 100% - 6,25 %
KR = 93,75%

∆R
KR= x 100 %
R
KR x R 93,75 x 0,25
∆ R= =
100 % 100 %
∆ R=¿0,23

PF=|0,25 ± 0,23| Ω
Dengan cara yang sama diperoleh data
No l (m) R (Ω) ∆ R(Ω) KR (%) PF (Ω)
1. 2 0,25 0,23 93,75 |0,25 ± 0,23|
2. 2 0,25 0,23 93,75 |0,25 ± 0,23|
3 2 0,33 0,29 88,88 |0,33 ± 0,29|
4 2 0,31 0,28 90,39 |0,31 ± 0,28|
5 2 0,35 0,31 87,75 |0,35 ± 0,31|
6 2 0,33 0,29 88,88 |0,33 ± 0,29|
7 2 0,32 0,29 89,76 |0,32 ± 0,29|
8 2 0,34 0,30 88,44 |0,34 ± 0,30|
9 2 0,33 0,29 88,88 |0,33 ± 0,29|
10 2 0,33 0,29 88,88 |0,33 ± 0,29|
11 2 0,34 0,30 88,44 |0,34 ± 0,30|
12 2 0,35 0,31 87,75 |0,35 ± 0,31|
c. kegiatan 3

Jenis kawat Konstantan


Hambatan (R)
Y = mx+C
I = m.V
I
m=
V
1
m=
R
I 0,10
R= =
m 0,2
R = 0,5 Ω

DK = (0,5)2 x 100%
DK = 25%

KR = 100% - 25 %
KR = 75 %

∆R
KR= x 100 %
R
KR x R 75 % x 0,5
∆ R= =
100 % 100 %
∆ R=¿0,38

PF=|0,5 ± 0,38| Ω
Dengan cara yang sama diperoleh data

No Jenis kawat R (Ω) ∆ R( Ω) KR (%) PF (Ω)


1. 0,5 0,38 75 |0,5 ± 0,38|
2 0,38 0,33 85,56 |0,38 ± 0,33|
3 0,33 0,29 89,11 |0,33 ± 0,29|
4 0,38 0,33 85,56 |0,38 ± 0,33|
5 0,35 0,31 87,75 |0,35 ± 0,31|
Konstantan
6 0,38 0,33 85,56 |0,38 ± 0,33|
7 0,38 0,33 85,56 |0,38 ± 0,33|
8 0,38 0,33 85,56 |0,38 ± 0,33|
9 0,36 0,31 87,04 |0,36 ± 0,31|
10 0,35 0,31 87,75 |0,35 ± 0,31|
11 0,36 0,31 87,04 |0,36 ± 0,31|
12 0,39 0,33 84,79 |0,39 ± 0,33|
1 2,25 9,14 406,25 |2,25 ± 9,14|
2 2 6 300 |2 ± 6|
3 Messing 2,08 6,92 332,64 |2,08 ± 6,92|
4 2,19 10,50 479,61 |2,19 ± 10,50|
5 1,95 5,46 280,25 |1,95 ± 5,46|
d. kegiatan 4

Y = mx+C
I = m.V
I
m=
V
1
m=
R
I 0,010
R= =
m 1,0
R = 0,01 Ω

DK = R2 x 100%
DK = (0,1)² x 100%
DK = 0,01 %

KR = 100% - 0,01 %
KR = 99,99%

∆R
KR= x 100 %
R
KR x R 99,99 x 0,01
∆ R= =
100 % 100 %
∆ R=¿0,009

PF=|0,01 ±0,009| Ω
Rteori = 100 Ω
R – R Praktikum 100 – 0,01
%diff = Teori
R teori + R praktikum = 100+0,01
2 2
%diff = 2 %
1. buatlah grafik hubungan antara kuat arus listrik dan tegangan dengan: panjang kawat yang berbeda, luas
penampang yang berbeda dan, hambatan jenis kawat. (Buat grafik yang dapat menampilkan 3 variabel
pada satu grafik yang diubah, untuk lebih jelasnya tanyakan kepada asisten)
 hubungan antara kuat arus listrik dan tegangan dengan luas penampang
yang berbeda

0.5
0.45 f(x) = 0.35 x − 0.02
0.4 R² = 0.99
0.35
Arus listrik (l)

0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6
Beda Potensial (v)

Grafik 2.1 untuk d = 1,0 mm

0.9
0.8 f(x) = 0.35 x − 0.03
0.7 R² = 1

0.6
Arus Listrik (l)

0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Beda Potensial (v)

Grafik 2.2 untuk d = 0,7 mm


1
0.9
f(x) = 0.37 x − 0
0.8 R² = 0.99
0.7
Arus Listrik (l) 0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Beda Potensial (v)

Grafik 2.3 untuk d = 0,5mm

1.8
1.6 f(x) = 0.69 x + 0
R² = 0.99
1.4
1.2
Arus Listrik (l)

1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Beda Potensial (v)

Grafik 2.4 untuk d = 0,35 mm


 Hubungan antara kuat arus listrik dan tengangan dengan panjang kawat
yang berbeda

1.8
1.6 f(x) = 0.69 x + 0
R² = 0.99
1.4
1.2
Arus Listrik (l)

1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Beda Potensial (v)

Grafik 2.5 untuk l = 1m

0.9
0.8 f(x) = 0.35 x − 0.03
0.7 R² = 1

0.6
Arus Listrik (l)

0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Beda Potensial (v)

Grafik 2.6 untuk l = 2m


 Hubungan antara kuat arus listrik dan tengan dengan jenis kawat yang
berbeda

1
0.9
f(x) = 0.37 x − 0
0.8 R² = 0.99
0.7
Arus Listrik (l)

0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Beda Potensial (v)

Grafik 2.7 untuk jenis kawat konstanta

2.5

2
f(x) = 1.98 x + 0.05
R² = 0.99
Arus Listrik (l)

1.5

0.5

0
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1
Beda Potensial (v)

Grafik 2.8 untuk jenis kawat messing


2. Gunakan grafik yang anda buat untuk memperoleh hambatan dan hambatan jenis setiap kawat yang
digunakan

a. Kegiatan 1
1) A = 0,8 mm2

Hambatan (R)
Y = mx+C
Y = 0,3482x + 0,0214
R² = 0,9902
I = m.V
I
m=
V
1
m=
R
I
R=
m
1
R=
0,3482
R = 2, 87 Ω

DK = R2 x 100%
DK = 0,9902 x 100%
DK = 99,02%

KR = 100% - DK
KR = 100% - 99,02 %
KR = 0,98%

∆R
KR= x 100 %
R
KR x R
∆ R=
100 %
0,98 x 2,87
∆ R=
100 %

∆ R=¿0,03 Ω

PF=|2,87 ± 0,03| Ω
Dengan cara yang sama diperoleh data

No A (mm2) R (Ω) ∆ R(Ω) KR (%) PF (Ω)


1. 0,8 2,87 0,03 0,98 |2,87 ± 0,03|
2. 0,4 2,83 0,01 0,46 |2,83 ± 0,01|
3. 0,2 2,69 0,03 0,98 |2,69 ± 0,03|
4. 0,1 1,44 0,007 0,54 |1,44 ± 0,007|
b. Kegiatan 2

l =1m
Hambatan (R)
Y = mx+C
Y = 0,6949x+0,0008
R² = 0,9946
I = m.V
I
m=
V
1
m=
R
I
R=
m
1
R=
0,6949

R = 1,44 Ω

DK = R2 x 100%
DK = 0,9946 x 100%
DK = 99,46 %

KR = 100% - DK
KR = 100% - 99,46 %
KR = 0,54%

∆R
KR= x 100 %
R

KR x R
∆ R=
100 %

0,54 % x 1,44
∆ R=
100 %

∆ R=¿0,007 Ω

PF=|1,44 ± 0,007| Ω
Dengan cara yang sama diperoleh data
No l (m) R (Ω) ∆ R(Ω) KR (%) PF (Ω)
1. 1 1,44 0,007 0,54 |1,44 ± 0,007|
2. 2 2,83 0,01 0,46 |2,83 ± 0,01|
c. Kegiatan 3

Jenis kawat Konstantan


Hambatan (R)
Y = mx+C
Y = 0,3715 x – 0,0038
R² = 0,9902
I = m.V
I
m=
V
1
m=
R
I
R=
m
1
R=
0,3715

R = 2,69 Ω

DK = R2 x 100%
DK = 0,9902 x 100%
DK = 99,02 %

KR = 100% - DK
KR = 100% - 99,02 %
KR = 0,98%

∆R
KR= x 100 %
R

KR x R
∆ R=
100 %

0,98 x 2,69
∆ R=
100 %

∆ R=¿0,03 Ω

PF=|2,69 ±0,03| Ω

Dengan cara yang sama diperoleh data

No Jenis kawat R (Ω) ∆ R( Ω) KR (%) PF (Ω)


1. Konstantan 2,69 0,03 0,98 |2,69 ± 0,03|
2. Messing 0,50 0,007 1,37 |0,50 ± 0,007|
Hambatan jenis kawat

Kegiatan 1. Hasil pengukuran beda potensial dan kuat arus listrik pada kawat dengan
diameter (luas penampang) yang berbeda
Untuk A : 0,8 mm² = 0,8 x 10ˉ³ m²

Hambatan :
R = 2,87 Ω
I=1M

PXL
R¿ atau ρ=R . A . Lˉ ¹
A
2,87 X 0,8 X 10 ˉ ³
ρ=
1
ρ=22,96 x 10 ˉ ⁴ Ωm

Kesalahan mutlak :
∂ρ
∆ ρ={∨ ∨∂ R } ρ
∂R
∆ ρ={∨∂ ¿ ¿
∆R
∆ ρ={∨ ∨∆ R } ρ
R

0,03
∆ ρ= {| |}
2,87
22,96 x 10 ˉ ⁴

∆ ρ=¿0,24 x 10ˉ⁴

Kesalahan Relatif:
∆ρ
KR = X 100%
ρ

0,24 X 10ˉ ⁴
KR = X 100%
22,96 X 10ˉ ⁴

KR = 1,045 %

Angka Berarti :
∆ρ
AB = 1 = log
ρ

0,24 x 10 ˉ ⁴
AB = 1 = log
22,96 x 10 ˉ ⁴

AB= 1,98

Pelaporan fisika :
PF = | ρ ± ∆ ρ∨¿
PF = |22,96 ± 0,24∨¿10ˉ⁴ Ω m
Dengan analisis yang sama diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 2.4. hasil pengukuran beda potensial dan kuat arus listrik pada kawat dengan
diameter (luas penampang) yang berbeda.

Bagian ρ( Ωm) KR Δ ρ(Ω m) AB PF


grafik
d= 1,0 mm 22,96 x 10ˉ⁴ 1,045 0,24 x 10ˉ⁴ 1,98 |22,96 ± 0,24∨¿10ˉ⁴
A= 0,8 mm²
R = 2,87

D= 0,7 mm 1,132 x 10ˉ⁴ 0,35 0,004 x10ˉ⁴ 2,45 |1,132 ±0,004∨¿10ˉ⁴


A= 0,4 mm²
R= 2,83

D= 0,2 mm 0,538 x 10ˉ⁴ 1,115 0,006 x 10ˉ⁴ 1,95 |0,538 ± 0,006∨¿10ˉ⁴


A= 0,2 mm²
R= 2,69

D= 0,35 mm 0,144x 10ˉ⁴ 0,486 0,0007x10ˉ⁴ 2,31 |0,144 ± 0,0007∨¿10ˉ⁴


A= 0,1 mm²
R= 1,44

Kegiatan 2
Dengan analisis yang sama diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 2.5. pengukuran beda potensial dan arus listrik

Bagian grafik ρ( Ωm) KR Δ ρ(Ω m) AB PF


I=1M 0,576x 10ˉ⁴ 0,486 0,0028x10ˉ⁴ 2,31 |0,576 ± 0,0028∨¿10ˉ⁴
A = 0,4 mm²
R = 1,44

I=2M 2,83x 10ˉ⁴ 0,353 0,004x10ˉ⁴ 2,45 |2,83 ± 0,004∨¿10ˉ⁴


A = 0,4 mm²
R = 2,83

Kegiatan 3
Dengan analisis yang sama diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 2.6. pengukuran beda potensial dan kuat arus listrik pada jenis kawat yang
berbeda.
Bagian grafik ρ( Ωm) KR Δ ρ(Ω m) AB PF
Konstanta 1,345x 10ˉ⁴ 1,115 0,015x 10ˉ⁴ 1,95 |1,345 ±0,015∨¿10ˉ⁴
R= 2,69
A = 0,5 mm²
L =0,2 m

Messing 1,25x 10ˉ⁴ 0,2 0,0025x 10ˉ⁴ 2,69 |1,25 ± 0,0025∨¿10ˉ⁴


R= 2,50
A = 0,5 mm²
L =0,2 m
3. Gunakan hasil analisis data un tuk membahas mengenai hakikat dari hukum ohm
.
4. buatlah grafik Kegiatan 4.hubungan antara arus listrik dan tegangan listrik untuk memperoleh nilai R,
kemudian berikan penjelasan tentang hukum ohm berdasarkan hasil yang anda peroleh.

0.14

0.12
Grafik 6.8
f(x) = 0.01 x − 0 hubungan antara
0.1 R² = 1
kuat arus listrik (A)

kuat arus listrik


0.08 dan tegangan
listrik terhadap
0.06
resistor batu
0.04
 Hambatan
0.02 (R)
0
Y = mx+C
0 2 4 6 8 10 12 14 Y = 0,0098x+
0,0033
Tegangan (V)
R² = 0,9987
I = m.V
I
m=
V
1
m=
R
I 1
R= =
m 0,0098

R = 102,04 Ω

 Derajat Kebenaran
DK = R2 x 100%

DK = 0,9987 x 100%

DK = 99,87 %

 Kesalahan Relatif
KR = 100% - DK
KR = 100 % - 99,87 %
KR = 0,13 %

 Kesalahan Mutlak
∆R
KR= x 100 %
R

KR x R
J. Kesimpulan

K.Saran

Anda mungkin juga menyukai