Dari adanya lima kebutuhan manusia yang dikemukakan oleh Abraham Maslow yaitu:
kebutuhan fisiologis, rasa aman dan perlindungan, kebutuhan rasa cinta, kebutuhan akan
harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Dalam program pengembangan yang kami angkat
mengenai pemberdayaan pengolahan limbah ternak, kami mengidentifikasi kebutuhan yang
diperlukan masyarakat adalah kebutuhan fisiologis. Karena masyarakat didesa walidono kec
prajekan kab bondowoso dilihat pada taraf pendapatan kelurganya masih kurang atau belum
sepenuhnya sejahtera dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, untuk itu kami
menghadirkan pengembangan program pemberdayaan pengolahan limbah ternak dengan
memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan sekitar yang terdapat banyak sekali
masyarakat memiliki ternak. Untuk itu potensi yang ada ini nantinya akan dikelola dan
dikembangkan sehingga menjadi sesuatu hal yang bernilai ekonomis. Disisi lain masyarakat
didesa walidono juga akan memiliki keterampilan dalam mengolah limbah ternak, yang
mengakibatkan bertambahnya pengetahuan serta skill masyarakat yang nantinya dapat
membantu meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Adapun dalam membuat perencanaan pengembangan pemberdayaan mengolah limbah ternak
di desa walidono kec prajekan kab bondowoso terdapat tahap 5 w 1 h, yaitu:
1. What (Apa)?
Setelah saya merenungkan tentang program PLS yang dapat dikembangkan di
daerah saya Desa Walidono Kec. Prajekan Kab. Bondowoso adalah Program
Pemberdayaan Pengolahan Limbah Ternak Menjadi Pupuk Organic. Adapun identifikasi
kebutuhan
2. Where (Dimana)?
Bentuk kegiatan pendidikan pemberdayaan pengelohan limbah ternak ini dapat
dilaksakan di desa walidono. Kegiatan pemberdayaan ini nantinya dapat di laksanakan di
salah satu rumah masyarakat yang secara sukarelawan mau untuk dijadikan tempat
berkumpulnya masyarakat untuk mengikuti pelaksanaan kegiatan pemberdayaan
pengolahan limbah ternak atau dapat juga menggunakan gedung balai desa.
3. When (Kapan)?
Dalam perencanaan pelaksanaan penyelenggaraan program limbah ternak menjadi
pupupk organic alangkah baiknya apabila menyusun rancangan terlebih dahulu seperti
observasi dan pemetaan wilayah, yang mana observasi dilakukan untuk meninjau
wilayah Desa Walidono secara keseluruhan. Pelaksanaan dilakukan dengan cara
melakukan wawancara dengan seluruh komponen masyarakat, seperti perangkat desa dan
warga atau melihat kondisi lapangan secara langsung. Pemetaan ini untuk memperjelas
keadaan dan karakteristik Desa Walidono terkait ternak maupun lahan, maka perlu untuk
dilakukan pemetaan wilayah. Pemetaan ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk
menentukan langkah selanjutnya yaitu operasional kegiatan.
Selain itu, sebelum pelaksanaan seluruh rangkaian kegiatan masyarakat dalam
mengolah limbah ternak menjadi pupuk organic dimulai, perlu diadakan sosialisasi
mengenai program ini pada Ketua RT, Ketua RW, dan Lurah desa setempat serta
masyarakat yang berkaitan dengan program ini agar masyarakat paham dengan program
tersebut dan tidak terjadi kesalahpahaman dalam pelaksanaan program kedepan. Selain
itu, sosialisasi juga berfungsi untuk menggali lebih dalam mengenai permasalahan yang
dialami masyarakat dan solusi yang dibutuhkan. Dengan begitu, diharapkan program
kegiatan masyarakat ini dapat memberikan sesuatu yang sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan masyarakat itu sendiri.
4. Who (Siapa)?
Sasaran dalam pengolahan inovasi limbah ternak menjadi pupuk organik ditujukan
kepada para seluruh masyarakat Desa Walidono yang memiliki ternak dan juga para
petani agar juga bisa membuat pupuk organic yang berguna bagi pertanian yang mana
pada masa pandemic seperti ini pupuk subsidi mulai langka, sehingga adanya pupuk
buatan sendiri atau pupuk organic dapat menghemat anggaran para petani. Sedangkan
sasaran dari hasil inovasi pengolahan limbah ternak yang dijadikan pupuk organic
tersebut adalah ditujukan kepada semua masyarakat di Desa Walidono yang bertani atau
berkebun. Selain itu, hasil inovasi juga dapat di distribusikan ke perkotaan yang mana
juga banyak masyarakat diperkotaan yang suka menanam tanaman hias juga butuh pupuk
dan lebih menyukai pupuk organic daripada pupuk kimia.
5. Why (Mengapa)?
Banyak sekali masyarakat yang rata rata hampir semua beternak sapi yang
limbahnya dibuang ke tempat pembuangan sampah tanpa memikirkan lingkungan
sehingga mengeluarkan bau tidak sedap bagi masyarakat yang tinggal di dekat tempat
pembuangan. Namun selama ini belum ada upaya dari masyarakat untuk mengolah
limbah sapi yang berupa feses dan urine yang mana dapat dimanfaatkan sebagai pupuk
organik. Kotoran yang diolah menjadi pupuk kandang akan memiliki kualitas yang baik
serta nilai jual yang tinggi. Pemanfaatan feses menjadi pupuk kandang sangat baik
terutama bagi kesuburan tanah dan menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Pupuk menjadi kebutuhan pokok para petani untuk mengelola tanaman di sawah bagi
para petani yang biasanya butuh pupuk untuk pupuk tanaman padi, jagung, kacang dan
tanaman lainnya.
Masyarakat perkotaan juga membutuhkan pupuk yang digunakan untuk memupuk
tanaman hias yang ada di sekitar pekarangan rumahnya. Tanaman hias ini biasanya
dipelihara oleh masyarakat menengah keatas. Masyarakat perkotaan lebih menyukai
pupuk yang berlabel organic untuk tanamannya. Ini merupakan peluang besar untuk
mengelola feses menjadi pupuk organic di daerah Desa Walidono dengan menjualnya
juga ke perkotaan yang nantinya mendapatkan keuntungan.
6. How (Bagaimana)?
Untuk itu perlu didirikan sebuah unit usaha. Unit usaha yang sesuai untuk rakyat dan
sesuai program pemerintah adalah koperasi. Maka sangat relevan jika Koperasi Pupuk
Organik (KPO) yang merupakan suatu sistem dimana peternak diajarkan untuk
berinvestasi dengan menggunakan kotoran ternak yang sudah diolah menjadi pupuk
organik. Sistem ini bertujuan agar masyarakat tidak ketergantungan dengan bantuan
pupuk dari pemerintah. Melalui koperasi pupuk organik (KPO), nilai tambah limbah
mampu memberikan kontribusi pendapatan yang cukup signifikan bagi peternak,
sehingga kesejahteraan peternak dapat meningkat secara berkala. Bahan yang dibutuhkan
dalam pengolahan limbah ternak adalah kotoran sapi, jerami padi (cacah), EM4, dan
terpal atau bahan lain untuk penutup.
Berikut ini adalah bagaimana cara mengolah kotoran sapi menjadi pupuk organic:
1. Buat perbandingan antara kotoran sapi dengan jerami padi,
idealnya 60: Jadi, jika kotoran sapi yang digunakan adalah 60 kg, maka
dibutuhkan jerami sebanyak 40 kg.
2. Sebelumnya, aktifkan EM4 terlebih dahulu dengan larutan gula (3-
4 sendok gula untuk 1,5 liter air) lalu tambahkan 2-3 sendok EM4, kocok dan
biarkan semalaman.
3. Campurkan kotoran sapi dengan jerami cacah dan aduk sampai
merata, kemudian hamparkan campuran tersebut dan sirami secara perlahan
dengan larutan EM4.
4. Setelah itu, tutup campuran bahan tersebut dengan terpal dan beri
beban di sekitar terpal agar tidak mudah terbuka.
5. Proses pengomposan membutuhkan waktu sekitar 30 hari yang
ditandai dengan suhu panas di permukaan bakal kompos. Selama waktu ini, Anda
dapat mengaduk-aduk bahannya 3 hari sekali untuk membantu proses aerasi.
6. Tanda pengomposan sudah selesai adalah saat suhunya tidak tinggi
lagi.