Anda di halaman 1dari 2

Nama : Angga Nur Kholis

Kelas : XII MIPA 4

No :6

A. Stabilitasi Politik dan Rehabilitasi Ekonomi Indonesia pada masa pemerintahan Orde Baru (1966-
1998)
1. Stabilitasi politik dan keamanan sebagai dasar pembangunan
Orde Baru mencanangkan berbagai konsep dan aktivitas pembangunan nasional
yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. Langkah pertama
melaksanakan pembangunan nasional tersebut adalah dengan membentuk
Kabinet Pembangunan I pada 6 Juni 1968. Program Kabinet Pembangunan I
dikenal dengan sebutan Pancakrida Kabinet Pembangunan, yang berisi:
1) Menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai syarat mutlak berhasilnya
pelaksanakan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) dan Pemilihan
Umum (Pemilu);
2) Menyusun dan merencanakan Repelita;
3) Melaksanakan Pemilu selambat-lambatnya pada Juli 1971;
4) Mengembalikan ketertiban dan keamanan masyarakat dengan mengikis habis
sisa-sisa G 30/S/PKI dan setiap penyelewengan, serta pengkhianatan terhadap
Pancasila dan UUD 1945; dan
5) Melanjutkan penyempurnaan dan pembersihan secara menyeluruh aparatur
negara baik di pusat maupun di daerah dari unsur-unsur komunisme.
Dalam rangka menciptakan kondisi politik yang stabil dan kondusif bagi
terlaksananya amanah rakyat melalui TAP MPRS No.IX/MPRS/1966, yaitu
melaksanakan pemilihan umum (Pemilu), pemerintah Orde Baru melakukan
‘pelemahan’ atau mengeliminasi kekuatan-kekuatan yang secara historis dinilai
berpotensi mengganggu stabilitas dan merongrong kewibawaan pemerintah.
Pelemahan itu dilakukan antara lain terhadap pendukung Soekarno, kelompok
Partai Sosialis Indonesia (PSI), dan kelompok Islam fundamentalis (yang sering
disebut kaum ekstrim kanan). Selain itu, pemerintahan Soeharto juga
menciptakan kekuatan politik sipil baru yang dalam pandangannya lebih mudah
dikendalikan. Organisasi itu adalah Sekretariat Bersama Goleman Karya (Sekber
Golkar) yang kemudian lebih dikenal dengan nama Golkar.
2. Ciri pemerintah orde baru
a) Pembangunan di segala bidang
b) Pengadaan penataran P4.
c) Pancasila sebagai asas tunggal.
d) Dwifungsi ABRI.
e) Sentralisasi politik.
f) Pertumbuhan ekonomi yang pesat.
g) Perkembangan dalam sektor usaha.
h) Perkembangan politik.
3. Penerapan Dwi fungsi ABRI
Fungsi ABRI sebagai kekuatan pertahanan keamanan dan sebagai kekuatan
sosial politik adalah ciri pokok orde baru berikutnya. Untuk melaksanakan fungsi
sosial politik ABRI tersebut maka pembinaan untuk kemampuan ABRI diarahkan
agar dapat berperan sebagai stabilisator dan dinamisator dari kehidupan
nasional, juga agar mampu melaksanakan fungsinya agar dapat secara aktif ikut
berpartisipasi dalam pembangunan nasional dan memperkuat konstitusi serta
demokrasi nasional. ABRI juga diberi hak untuk menempatkan wakil dalam MPR
yang diberi nama Fraksi ABRI sehingga kedudukan ABRI dalam pemerintahan
orde baru sangat dominan

Anda mungkin juga menyukai