Anda di halaman 1dari 3

Nama : Angga Nur Kholis

Kelas : XII MIPA 4


No :6

BAB 4 : Perkembangan kehidupan politik dan ekonomi serta IPTEK bangsa Indoesia pada
masa Orde Baru (1966-1998)

A. Stabilitasi Politik dan Rehabilitasi Ekonomi Indonesia pada masa pemerintahan Orde
Baru
4. Kebijakan Politik Dalam Negeri Masa Orde Baru
a. Pelaksanaan pemilu 1971
Pemilu yang sudah diatur melalui SI MPR 1967 yang menetapkan
pemilu akan dilaksanakan pada tahun 1971 ini, berbeda dengan pemilu
pada tahun 1955 (orde revolusi atau orde lama). Pada pemilu ini para
pejabat pemerintah hanya berpihak kepada salah satu peserta Pemilu
yaitu Golkar. Dan kamu tahu? Golkar lah yang selalu memenangkan
pemilu di tahun selanjutnya yaitu tahun 1977, 1982, 1987, 1992,
hingga 1997.
b. Penyederhanaan partai politik
Penyederhanaan partai politik menjadi dua partai dan satu golongan
karya yaitu:

c. Dwifungsi ABRI
Dwifungsi ABRI adalah peran ganda ABRI sebagai kekuatan
pertahanan keamanan dan sebagai kekuatan sosial politik. Sebagai
kekuatan sosial politik ABRI diarahkan untuk mampu berperan secara
aktif dalam pembangunan nasional. ABRI juga memiliki wakil dalam
MPR yang dikenal sebagai Fraksi ABRI, sehingga kedudukannya pada
masa Orde Baru sangat dominan.
d. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4)
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau P-4 atau
Ekaprasetya Pancakarsa, bertujuan untuk memberi pemahaman kepada
seluruh lapisan masyarakat mengenai Pancasila. Semua organisasi
tidak boleh menggunakan ideologi selain Pancasila, bahkan dilakukan
penataran P4 untuk para pegawai negeri sipil.
5. Kebijakan Politik Luar Negeri Masa Orde Baru
Pada masa awal Orde Baru terjadi perubahan pada pola hubungan luar
negeri Indonesia. dalam segala bidang. Pada masa pemerintahan Soeharto,
Indonesia lebih memfokuskan pada pembangunan sektor ekonomi.
Pembangunan ekonomi tidak dapat dilaksanakan secara baik, tanpa adanya
stabilitas politik keamanan dalam negeri maupun di tingkat regional.
Pemikiran inilah yang mendasari Presiden Soeharto mengambil beberapa
langkah kebijakan politik luar negeri (polugri), yaitu membangun hubungan
yang baik dengan pihakpihak Barat dan “good neighbourhood policy” melalui
Association South East Asian nation (ASEAN). Titik berat pembangunan
jangka panjang Indonesia saat itu adalah pembangunan ekonomi, untuk
mencapai struktur ekonomi yang seimbang dan terpenuhinya kebutuhan pokok
rakyat, pada dasawarsa abad yang akan datang. Tujuan utama politik luar
negeri Soeharto pada awal penerapan New Order (tatanan baru) adalah untuk
memobilisasi sumber dana internasional demi membantu rehabilitasi ekonomi
negara dan pembangunan, serta untuk menjamin lingkungan regional yang
aman yang memudahkan Indonesia untuk berkonsentrasi pada agenda
domestiknya.
Beberapa sikap Indonesia dalam melaksanakan politik luar negerinya
antara lain;
a. Menghentikan konfrontasi dengan Malaysia. Upaya mengakhiri
konfrontasi terhadap Malaysia dilakukan agar Indonesia mendapatkan
kembali kepercayaan dari Barat dan membangun kembali ekonomi
Indonesia melalui investasi dan bantuan dari pihak asing.
b. Terlibat aktif membentuk organisasi ASEAN bersama dengan
Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina. Dalam pembentukan
ASEAN Indonesia memainkan peranan utama dalam pembentukan
organisasi ASEAN. ASEAN merupakan wadah bagi politik luar negeri
Indonesia. Kerja sama ASEAN dipandang sebagai bagian terpenting
dari kebijakan luar negeri Indonesia.
c. Presiden Soeharto memakai Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC)
untuk memproyeksikan posisi kepemimpinan Indonesia. Pada awalnya
Indonesia tidak setuju dengan APEC. Kekhawatiran itu didasarkan
pada ketidakmampuan Indonesia menghadapi liberalisasi perdagangan.
Kekhawatiran lainnya adalah kehadiran APEC dapat mengikis
kerjasama antara negara-negara ASEAN. Setelah berakhirnya Perang
Dingin, Indonesia mengubah pandangannya terhadap APEC. Faktor
pendorongnya antara lain adalah karena Indonesia menjadi ketua
pertemuan APEC selanjutnya. Keberhasilan Indonesia menjadi ketua
pertemuan APEC dan juga keberhasilan menjadi Ketua Gerakan Non
Blok X pada tahun 1992, setidaknya memberikan pengakuan bahwa
Indonesia adalah salah satu pemimpin internasional
d. Keterlibatan Indonesia dalam membentuk kondisi perekonomian
global yang stabil dan kondusif, serta memaksimalkan kepentingan
nasional, Indonesia juga masuk sebagai anggota negara-negara
produsen atau penghasil minyak dalam OPEC. OPEC menjadi
barometer pelaksanaan kebijakan luar negeri Indonesia dalam hal
stabilitas perekonomian dunia.

Anda mungkin juga menyukai