Anda di halaman 1dari 2

TEORI FEMINISME

Di tengah era kesadaraan gender yang progresif, kemudian mulai disadari bawasaannya
patriarki telah mengakar pada karya sastra. Masih banyak karya sastra yang di dalamnya baik implisit
maupun ekspliisit mengandung dominiasi laki-laki. Semakin berkembangnya zaman, muncul
kesadaran atas kesetaraan akan gender hingga melahirkan suatu paham yaitu feminisme. Femnisme
muncul pada akhir abad ke -18 dan berkembang pesat pada abad ke-20. Feminisme secara
etimologis berasal dari kata femme (woman), yang artinya perempuan. Tujuan dari feminisme
adalah untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dalam kelas sosial dan memperjuangkan
keseimbangan kedudukan di masyarakat. Dalam arti yang lebih luas, feminisme merupakan upaya
kaum wanita untuk menolak segala sesuatu yang disubordinasi, dimarginalisasi, dan direndakan oleh
kebudayaan yang cenderung dominan, baik dalam bidang politik dan ekonomi maupun di bidang
sosial pada umunya. Di dalam sebuah karya sastra, hal-hal yang berhubungan dengan feminisme
menyangkut pada tradisi titterer perempuan, pengarang, pembaca, ciri khas gaya bahasa, tokoh-
tokoh perempuan, dan juga alur cerita yang dibawakan. Dalam sebuah alur cerita feminisme pada
umumnya dkaitkan dengan emansipasi, gerakan pada kaum wanita dalam menuntut persanmaan
haknya. Emansipasi sendiri sudah muncul dengan ditandai terbitnya novel-novel dari Balai Pustaka
yang mengangkat atau menceritakan kebudayaan patriarki seperti kawin paksa yang terdapat pada
novel Siti Nurbaya oleh Marah Rusli dan Layar Terkembang oleh Sutan Takdir Aliajahbana. Selain itu,
banyak pula karya sastra yang menggambarkan bahwa para perempuan cenderung melakukan
segalanya dan mengorbankan dirinya sendiri untuk laki-laki atas nama cinta, namun kemudian tokoh
mnegalami character development dan menyadari semuanya tidak hanya selalu mengenai laki-laki.
Hal tersebut merupakan conoth adanya dominasi laki-laki yang tertuang dalam bentuk tokoh-tokoh
yang terdapat dalam karya sastra.
Kesadaraan akan kesetaraan gender mulai mengalami perubahan sejak tahun 1970-an yaitu
sejak lahirnyua novel-novel populer dengan diikuti hadirnya pengarang dan tokoh perempuan. Teori
feminis dibawa ke Indonesia oleh A Teeuw yang membuktikan bahwa teori-teori Barat dapat
dimanfaatkan untuk menganalisis sastra Indonesia dengan sebuah catatan bahwa teori merupakan
sebuah alat bukan tujuan. Teori feminisme lahir akibat dari realitas sosial patriarki yangada. Teori ini
akhirnya lahir dengan berbagai aliran. Feminisme berdiri atas beberapa aliran seperti liberalis,
sosialis, postmodern, marxis, radikal, eksistensialiasi, psikoanalitik, dan masih banyak lagi. Bebragai
tokoh pun muncul sebagai pencetus teori feminisme seperti Mary Wollstoncraft (1759-1797, Virginia
Wolf (1982-1941) dan Simon de Beaovior (1908-1986).
Sastra merupakan salah satu sektior yang terdampak oleh feminisme. Pada tahun 1960-an
karya sastra sebagian besar merupakan tulisan dari kaum laki-laki .
Teori yang pertama adalah teori feminisme liberal. Femnisme liberial me,bicaran mengenai
adanya ketimpangan kesematan antara perempuan dan laki-laki. Feminisme liberal menekanka pada
rasionalkitas serta hak otonomi perempuan atas kepemilikan tubuhnya. Feminisme liberal
menjelaskan bahwa wanita memiliki kemampuan untuk menetapkan bagaimana nasibnya sendiri.
Namun, kemampuan wanita untuk menentukan nasib dan pilihannya terkadang dianggap remeh
karena terdapat anggapan bahwa wanita secara alamiah lebih lemah dan bodoh jika dibandingkan
dengan laki-laki. Anggapan yang keliru inilah yang kemudian menyebbakan timbulnya ketimpangan
dalam mendapatkan kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki dianggap memiliki peran
yang cocok untuk tampil di ruang publik, sedangkan perempuan diidentikan dengan peran di ruang
privat yang membatasi pergerakan perempuan.

Anda mungkin juga menyukai