Oleh :
KEPANITERAAN KLINIK 2
Dr. Pudji Lestari, dr., M. Kes. dr. Helena Agestine Mayang Sari
NIP. 19700129 199702 2 002 NIP. 19850817 201101 2 010
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan Work With Health Teams ini dengan sebaik-
baiknya. Keterampilan kedokteran ini merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan
Kepaniteraan Community Medicine periode 18 - 31 Oktober 2021, yang dapat menjadi bekal
pengalaman bagi kami dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan di tengah
masyarakat.
Pelaksanaan kegiatan ini tidak lepas dari bantuan serta peran serta semua pihak yang
telah memberikan dukungan kepada kami. Untuk itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Dr. Pudji Lestari, dr., M. Kes., selaku Ketua Biro Koordinasi Kedokteran Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya dan sekaligus pembimbing laporan
akhir Work With Health Teams Kepaniteraan Community Medicine periode 18 - 31
Oktober 2021 di Puskesmas Peterongan, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang.
2. Helena Agestine Mayang Sari, dr., selaku Kepala Puskesmas Peterongan yang telah
memberikan bimbingan dan perhatian kepada kami untuk melaksanakan Kepaniteraan
Community Medicine.
3. Seluruh staf Puskesmas Peterongan yang telah memberikan pengarahan dan bantuan
demi kelancaran penelitian kami.
4. Seluruh tenaga paramedis dan non medis Puskesmas Peterongan yang telah memberikan
kesempatan belajar serta kepercayaan kepada kami.
5. Seluruh rekan sejawat Dokter Muda dalam kepaniteraan klinik di BKKM (Biro
Koordinasi Kedokteran Masyarakat) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Surabaya periode 18
- 31 Oktober 2021.
6. Semua pihak yang telah ikut berperan dalam kelancaran Kepaniteraan Community
Medicine dan pembuatan laporan ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan yang kami buat masih jauh dari sempurna
sehingga saran, kritik, ide pikiran serta bantuan dari berbagai pihak sangat kami harapkan demi
kelebih sempurnaan laporan yang kami buat.
Semoga laporan kami bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi Dokter Muda
lain serta di Puskesmas Peterongan pada khususnya.
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………… i
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………. v
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………….... x
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………. xi
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………. 1
2.1 Tujuan……………………………………………………………………………... 3
2.2 Manfaat……………………………………………………………………………. 3
BAB 3 METODE………………………………………………………………………. 5
3.1 Persiapan…………………………………………………………………………. 5
5.1.2 Geografi……………………………………………………………………… 13
5.1.3 Demografi……………………………………………………………………. 15
6.1 Pendahuluan………………………………………………………………………. 18
6.5 Pembahasan………………………………………………………………………... 34
7.5 Laboratorium………………………………………………………………………. 64
7.6 Farmasi……………………………………………………………………………. 65
7.9 PONED……………………………………………………………………………. 67
7.13 Radio…...........................................................................................................................70
BAB 8 DISKUSI.......................................................................................................................71
9.1 Kesimpulan…….…………………………………………………………………... 74
9.2 Saran….............................................................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................76
LAMPIRAN…………………………………………………………………………….... 77
DAFTAR GAMBAR
Tabel 6.5 Penentuan usulan program berdasarkan determinan masalah terpilih dengan 37
metode CARL……………………………………………………………………………..
Tabel 6.6 Klasifikasi Tekanan Darah Klinik….........................................................................41
Tabel 6.8 Lembar Kerja Kegiatan Dokter Muda FK Unair Stase Puskesmas Peterongan 51
Periode 19-22 Oktober 2021……………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
2.1. Tujuan
2.1.1. Tujuan Umum
Mampu melatih diri dalam keterampilan kedokteran sebagai tim kesehatan
(medical skills/work with health teams) di lapangan sebagai penolong kesehatan
di garis depan pada pusat pelayanan kesehatan primer dengan memanajemen
program pelayanan kesehatan secara holistik, komprehensif dan berlandaskan
etika, moral, medikolegal dan profesionalisme dalam tim kesehatan antar sesama
tenaga medis dengan tenaga kesehatan dan stakeholders.
2.2. Manfaat
2.2.1. Bagi Dokter Muda
1. Melatih kemampuan Keterampilan Manajemen di Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP) khususnya di Puskesmas Tegalsari
2. Mengasah keterampilan medis/klinis di lapangan
3. Meningkatkan kemampuan bekerja dalam tim kesehatan baik antar sesama tenaga
medis maupun dengan stakeholder.
2.2.2. Bagi Puskesmas Peterongan
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Peterongan dengan
adanya SOP Medis Puskesmas Peterongan
2. Memperoleh masukan mengenai manajemen Puskesmas sehingga dapat
melengkapi fasilitas yang belum sesuai dengan Permenkes RI No.75 tahun 2014
sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas
Peterongan
3.1. Persiapan
Masa Kerja kepaniteraan disebut sebagai Kepaniteraan CM (Community
Medicine). Kelompok Dokter Muda Kepaniteraan CM yang mengikuti kepaniteraan
dalam suatu periode disebut batch. Satu batch kepaniteraan lamanya 2 minggu masa
kerja. Penentuan batch diatur oleh Biro Koordinasi Kedokteran Masyarakat (BKKM).
Pembagian kelompok kerja kepaniteraan di kecamatan untuk periode tanggal 18 - 31
Oktober 2021. Dokter Muda yang mengikuti kegiatan Kepaniteraan CM di Puskesmas
Peterongan berjumlah 10 orang. Sebelumnya diadakan pengarahan dan pembekalan
materi oleh staf BKKM pada tanggal 18 Oktober 2021. Pemberangkatan Dokter Muda
Kepaniteraan CM ke Jombang pada hari Senin, 18 Oktober 2021 pukul 07.30 WIB.
Kegiatan CM di Puskesmas Peterongan dimulai pada tanggal 19 Oktober 2021, diawali
dengan orientasi dan perkenalan staf puskesmas dilanjutkan kegiatan pengalaman klinik
di ruangan, dan dilanjutkan pengenalan ruang pelayanan oleh staf puskesmas.
Tabel 4.1 Jadwal kerja Kepaniteraan Community Medicine minggu I di Puskesmas Peterongan,
Kabupaten Jombang.
industri.
5.1.2 Geografi
Luas Wilayah :
Secara geografis posisi BLUD Puskesmas Peterongan, adalah :
5.1.3 Demografi
6.1. Pendahuluan
6.1.1. Latar Belakang
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/
kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan. Pusat Kesehatan
Masyarakat sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem
upaya kesehatan. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Kemenkes RI,
2014).
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat, mampu menjangkau pelayanan
kesehatan bermutu, hidup dalam lingkungan sehat, dan memiliki derajat kesehatan
yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (Kemenkes RI,
2014).
Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah
setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga,
kelompok, dan masyarakat. Upaya Kesehatan Perseorangan yang selanjutnya
disingkat UKP adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan
perorangan (Kemenkes RI, 2014).
Pelayan Kesehatan perlu dikelola dengan baik berdasarkan konsep
manajemen. Dalam perkembangan manajemen pelayanan kesehatan berkembang
penerapan konsep manajemen mutu yang bertujuan untuk memastikan institusi
pelayanan kesehatan dapat memberikan pelayanan kesehatan bermutu.
Mutu pelayanan kesehatan adalah kinerja yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang di satu pihak dapat menimbulkan
kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,
serta dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode
etik profesi yang telah ditetapkan. Beberapa fakta menunjukkan adanya masalah
yang perlu ditindaklanjuti dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan di
Indonesia. Untuk itu perlu adanya upaya pengendalian mutu yang diterapkan,
diwujudkan dalam kegiatan monitoring dan penilaian kinerja.
Monitoring dan penilaian kinerja Puskesmas dilakukan sebagai wujud
akuntabilitas puskesmas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Berbagai mekanisme monitoring dan penilaian kinerja dilakukan baik melalui
supervisi, laporan capaian kerja, audit, lokakarya mini bulanan, lokakarya mini
triwulan, penilaian kinerja semester, dan penilaian kinerja tahunan.
Audit internal merupakan salah satu mekanisme untuk menilai kinerja
puskesmas yang dilakukan oleh tim audit internal yang dibentuk oleh Kepala
Puskesmas berdasarkan standar/kriteria/target yang ditetapkan. Hasil audit
internal harus segera ditindaklanjuti oleh unit pelayanan yang diaudit, hasilnya
dilaporkan kepada Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab mutu, dan juga
akan dibahas dalam pertemuan tinjauan manajemen. Pertemuan tinjauan
manajemen merupakan pertemuan yang dipimpin oleh Penanggung jawab mutu
dan harus dihadiri oleh kepala puskesmas untuk membahas capaian kinerja
pelayanan, adanya keluhan pelanggan, umpan balik pelanggan, hasil survey
kepuasan, hasil audit internal sebagai dasar untuk melakukan
perbaikan/penyempurnaan pelayanan, perubahan kebijakan prosedur, sistem
pelayanan dan sistem manajemen mutu jika diperlukan. Berdasarkan latar
belakang di atas, peneliti melakukan self assessment terhadap kedisiplinan
karyawan Puskesmas Tegalsari dan memberikan inovasi untuk meningkatkan
motivasi karyawan Puskesmas agar lebih disiplin kedepannya.
6.1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedisiplinan dan efektivitas kinerja karyawan Puskesmas
Peterongan, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang terhadap
program yang dijalankan pada bulan Januari-Juni 2021 ?
2. Apa saja program yang belum mencapai target pada laporan PKP pada
bulan Januari-Juni 2021 di Puskesmas Peterongan, Kecamatan Peterongan,
Kabupaten Jombang ?
3. Bagaimana solusi penyelesaian program yang belum mencapai target pada
laporan PKP pada bulan Januari-Juni 2021 di Puskesmas Peterongan,
Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang ?
6.1.3. Tujuan Penelitian
6.1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui manajemen pelaksanaan program UKM Esensial di
Puskesmas Peterongan, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang pada
bulan April-Juni 2021.
6.1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui kedisiplinan dan efektivitas kinerja karyawan
Puskesmas Peterongan, Kecamatan Peterongan, Kabupaten
Jombang terhadap program yang dijalankan pada bulan Januari-
Juni 2021.
2. Mengetahui program yang belum mencapai target pada laporan
PKP pada bulan Januari-Juni 2021 di Puskesmas Peterongan,
Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang
3. Solusi penyelesaian program yang belum mencapai target pada
laporan PKP pada bulan Januari-Juni 2021 di Puskesmas
Peterongan, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang
6.1.4. Manfaat Penelitian
6.1.4.1. Manfaat Teoritis
1. Hasil ini diharapkan dapat memberi informasi tambahan kepada
peneliti terkait kedisiplinan karyawan Puskesmas Peterongan,
Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang terhadap program
yang dijalankan pada bulan Januari-Juni 2021.
2. Hasil ini diharapkan dapat memberi informasi tambahan kepada
peneliti terkait dengan manajemen program UKM Esensial di
Puskesmas Peterongan, Kecamatan Peterongan, Kabupaten
Jombang terhadap program yang dijalankan pada bulan Januari-
Juni 2021.
6.1.4.2. Manfaat Praktis
1. Memberi informasi bagi Puskesmas mengenai seberapa besar
kedisiplinan dan keefektifan karyawan Puskesmas Peterongan,
Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang terhadap program
yang dijalankan pada bulan Januari-Juni 2021.
2. Memberi masukan bagi Puskesmas dalam kedisiplinan dan
keefektifan karyawan Puskesmas Peterongan, Kecamatan
Peterongan, Kabupaten Jombang terhadap program yang
dijalankan pada Januari-Juni 2021.
3. Memberi Informasi tambahan bagi Puskesmas terkait manajemen
Program UKM Esensial di Puskesmas Peterongan, Kecamatan
Peterongan, Kabupaten Jombang pada bulan Januari-Juni 2021.
6.2. Kerangka Konseptual
Keterangan :
22
6.3. Metode Penelitian
6.3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional.
Penelitian dilakukan melalui pengamatan data PKP Puskesmas Peterongan
bulan Januari - Juni 2021 dan wawancara terhadap pemegang program di
Puskesmas Peterongan.
6.3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Puskesmas Peterongan, Kecamatan
Peterongan, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur pada tanggal 18 -
31 Oktober 2021.
6.3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Responden sasaran adalah seluruh pasien Puskesmas Peterongan.
Data bersumber dari PKP Puskesmas Peterongan pada tanggal 18 - 31
Oktober 2021.
6.3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Pada penelitian ini tidak terdapat kriteria inklusi dan eksklusi.
6.3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel yang diteliti :
1. Target sasaran Penilaian Kinerja Puskesmas
2. Pencapaian Penilaian Kinerja Puskesmas
3. Cakupan Riil Penilaian Kinerja Puskesmas
4. Rekomendasi/Tindak lanjut Penilaian Kinerja Puskesmas Definisi
operasional variabel yang diteliti dijelaskan dalam tabel berikut :
23
Tabel 6.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Pengukur
1. Target Sasaran Target sasaran adalah jumlah dari sasaran yang akan Observasi dan wawancara Lembar
diberikan pelayanan oleh puskesmas, dihitung dengan penanggung jawab observasi
berdasarkan faktor koreksi kondisi geografis, jumlah bidang yang bersangkutan
sumber daya, target indikator kinerja, dan pencapaian
terdahulu, dengan rumus target tahun berjalan dikali
sasaran (S) T=TxS
2. Pencapaian Pencapaian diisi dengan hasil yang dicapai masing- Observasi dan wawancara Lembar
masing kegiatan selama kurun waktu tertentu dengan penanggung jawab observasi
bidang yang bersangkutan
3. Cakupan Riil Cakupan Riil (CR) adalah cakupan yang sebenarnya, Observasi dan wawancara Lembar
dibandingkan dengan total sasaran, diperoleh dengan dengan penanggung jawab observasi
menghitung pencapaian hasil kegiatan (P) dibagi total bidang yang bersangkutan
sasaran (ToS) dikali 100%
4.Rekomendasi/ Rekomendasi/Tindak Lanjut adalah tindak lanjut dari Observasi dan wawancara Lembar
Tindak Lanjut capaian kinerja yang tidak terpenuhi target. Berupa narasi dengan penanggung jawab observasi
dan Rencana Kerja perbaikan, sebagai tindak lanjut dari bidang yang bersangkutan
analisa masalah
24
6.3.6 Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan observasi dan wawancara dengan penanggung jawab bidang yang bersangkutan, yang
kemudian diperiksa dan disetujui oleh Kepala Puskesmas.
6.3.7 Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen berupa data PKP Puskesmas Peterongan bulan Januari - Juni tahun 2021
6.3.8 Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan secara manual. Data tersebut dinilai dengan melihat Target Sasaran dengan Cakupan
Riil kemudian ditinjau apakah rencana tindak lanjut program sudah dilakukan.
6.4. Hasil Penelitian dan Analisis
Tabel 6.2 Identifikasi Masalah Kesehatan Sesuai PKP di Puskesmas Peterongan Jombang
PKP 2021 INSTRUMEN PENGHITUNGAN KINERJA UPAYA KESEHATAN PERORANGAN
PUSKESMAS PUSKESMAS PETERONGAN
Pelayanan Kesehatan 100% Orang 10983,0 10983 1950 194,8 Belum tercapai
4. Penderita Hipertensi
(Standar Pelayanan
Minimal ke 8)
5. Pelayanan Kesehatan 100% Orang 1001 1001 778 77,7 Belum tercapai
Penderita Diabetes
Mellitus (Standar
Pelayanan Minimal
ke 9)
13. Penggunaan antibiotika ≤20% Resep 903 607 67,2 Tidak tercapai
pada penatalaksanaan
ISPA non pneumonia
16. Rerata item obat ≤2,6 Resep 1021 3502 343,0 Tidak tercapai
yang diresepkan
17. Penggunaan Obat 68% Resep 1012 - 412,0 40,4 Tidak tercapai
Rasional (POR)
19. Ketepatan waktu 100% Menit 1953 1953 1953 100,0 Tercapai
tunggu penyerahan
hasil pelayanan
laboratorium
Kelengkapan pengisian
23. rekam medik rawat 100% Berkas 137 137 137 100,0 Tercapai
inap
Tabel 6.3 Checklist dan identifikasi masalah kesehatan Puskesmas Peterongan
34
6.7. Penentuan Determinan Masalah
menggunakan metode CARL dengan metode teknik skoring 1-5. CARL dilakukan oleh
1. Capability
1= Tidak tersedia
2= Kurang tersedia
3= Cukup tersedia
4= Tersedia
5= Sangat tersedia
2. Accessibility
4= Mudah diatasi
3. Readines
s 1= Tidak siap
2= Kurang siap
3= Cukup siap
4= Siap
5= Sangat siap
4. Leverage
4= Berpengaruh besar
metode CARL
Skoring
Total
No. Usulan Program C+A+R+L
Capability Accessibility Readiness Leverage
(1-5) (1-5 (1-5) (1-5)
Ambulatory Blood
ABPM adalah suatu metode pengukuran tekanan darah selama 24 jam termasuk saat tidur,
dan merupakan metode akurat dalam konfirmasi diagnosis hipertensi.
ABPM dapat dipergunakan untuk:
- Memberikan data TD dan frekuensi nadi selama 24 jam
- Memberi informasi variabilitas TD
- Membuat grafik sirkadian TD, serta efek lingkungan dan emosi terhadap TD
- Memberi informasi tentang lonjakan TD fajar (morning surge) dan penurunan TD malam hari
(night time dipping)
- Konfirmasi pasien dengan hipertensi resisten, dugaan hipertensi jas putih, pasien OSA
(obstructive sleep apnea)
- Evaluasi efek terapi terhadap profil TD 24 jam.
Untuk menjamin validitas data ABPM, dianjurkan menggunakan mesin ABPM yang
berstandar internasional, dan manset sesuai ukuran lengan. Pemeriksaan ABPM hendaknya
dilakukan pada hari kerja normal. Pengukuran TD hendaknya berselang 20-30 menit selama
pagi- siang hari dan setiap 30-60 menit pada malam hari. Pemeriksaan ABPM dianggap
representatif bila terdapat minimal 70-85% hasil pengukuran TD valid untuk dapat dianalisis.
Profil hasil pengukuran ABPM hendaknya diinterpretasikan dengan mengacu pada pola tidur
dan aktivitas
pasien. Kondisi aritmia seperti fibrilasi atrial dan gerakan atau aktivitas berlebihan menurunkan
akurasi hasil ABPM.
Rerata tekanan darah dari HBPM dan ABPM lebih rendah dari nilai pengukuran tekanan
darah di klinik, dan batasan tekanan darah untuk diagnosis hipertensi sesuai dengan tabel berikut
(PERHI, 2021).
Berhenti merokok
Merokok merupakan faktor risiko vaskular dan kanker, sehingga status merokok harus
ditanyakan pada setiap kunjungan pasien dan penderita hipertensi yang merokok harus diedukasi
untuk berhenti merokok (PERHI, 2021).
a. Kegiatan
1. Penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya penyakit hipertensi.
2. Edukasi kepada penderita hipertensi untuk kontrol rutin.
b. Tujuan
1. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Peterongan tentang bahaya penyakit hipertensi.
2. Untuk meningkatkan angka capaian pelayanan kesehatan penderita hipertensi
c. Metode
1. Siaran Radio → siaran radio telah dilakukan pada hari selasa tanggal 26 Oktober
2021 di Puskesmas Peterongan. DM Mardhatillah sebagai pembicara dan
mengangkat topik mengenai bahaya hipertensi yang sudah dilakukan pada pukul
08.00 - 09.00. Siaran Radio diawali dengan menjelaskan mengenai penyakit tidak
menular kemudian menyampaikan terkait apa itu hipertensi, gejalanya, etiologi
penyakit, penyebab hipertensi , hal yang harus dilakukan jika pasien mengalami
hipertensi, akibat dari tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, serta mengajak
masyarakat untuk melakukan gaya hidup sehat, konsumsi obat secara rutin dan
kontrol ke puskesmas secara berkala.
2. Poster → penempelan poster berisi materi hipertensi. Poster di tempel pada area
ruang pelayanan Puskesmas Peterongan.
3. Penyuluhan secara langsung kepada pasien yang sedang menunggu di poli rawat
jalan.
d. Sasaran dan Instansi Terkait
1. Seluruh masyarakat khususnya masyarakat usia produktif dan usia lanjut, di
wilayah kerja Puskesmas Peterongan, menggunakan sasaran perilaku kognitif,
psikomotor dan afektif dengan strategi edukatif.
e. Periode
1. Siaran Radio dilaksanakan satu kali pada hari Selasa 26 Oktober 2021
2. Penempelan poster dilakukan pada periode 26 Oktober - 27 Oktober 2021.
3. Penyuluhan secara langsung kepada pasien yang sedang menunggu di poli rawat
jalan pada hari rabu, tanggal 27 Oktober 2021
f. Penanggung Jawab
Pemegang Program Hipertensi (untuk pasien BPJS dan Hipertensi non-BPJS) dengan
bagian Promosi Kesehatan dan bagian KIE di Puskesmas Peterongan.
g. Dana
Pengeluaran :
Sumber Dana :
- Sponsorship
h. Indikator Capaian
1. Meningkatnya angka capaian pelayanan kesehatan penderita hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Peterongan.
i. Cara pengukuran
1. Pendataan angka capaian pelayanan kesehatan penderita hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Peterongan.
j. Bukti Kegiatan Intervensi
1. Siaran Radio
2. Penempelan Poster
Temuan Masalah ● Tidak semua pasien dialihkan ke poli KIE, hanya beberapa kasus
seperti Diabetes Mellitus, Hipertensi, Antenatal Care dan Gizi,
Pengawasan Minum Obat
● Keterbatasan Ruang Poli KIE, sehingga dapat mempengaruhi
jalannya konsultasi, serta ditambah dalam satu ruangan poli KIE
digabung dengan Poli Gizi dan Poli Battra (KesTrad).
● Belum ada regenerasi dari kader Gizi (usia produktif), dan dirasa
kurang cepat dalam kinerja, dan untuk persiapan terkait program dan
kegiatan dari Gizi belum bisa mandiri dalam persiapan, terkait
persiapan seperti bulan timbang dan evaluasi timbang setiap
bulannya, Penanggung jawab Gizi Puskesmas Peterongan harus
melakukan persiapan ulang.
● Kasus Stunting di wilayah kerja Puskesmas Peterongan masih ada,
dan menjadi program kerja tetap dari Program Gizi Puskesmas
Peterongan.
Evaluasi ● Evaluasi terkait kunjungan poli KIE belum ada, yang ada hanya
kunjungan umum puskesmas Peterongan
● Menggunakan Kuesioner kunjungan terkait kinerja Pegawai,
terhadap pemahaman atas apa yang dikonsultasikan
● Evaluasi Berat Badan dan Tinggi Badan menurut usia setiap bulannya
● Bulan Timbang (Bulan Februari dan Agustus)
● Pembaruan data terkait gizi setiap bulannya, sehingga dapat melacak
data hidup dan mati dari masyarakat yang masuk dalam program
Gizi Puskesmas Peterongan.
Monitoring ● Data capaian dalam triwulan, data capaian memuat adanya jumlah
kunjungan khusus Poli KIE
● Data capaian gizi sudah terdigitalisasi melalui data soft file
microsoft excel dan sudah masuk dalam database pusat (Provinsi).
● Pemberian Vitamin dan Nutrisi Tambahan rutin diberikan oleh pihak
Puskesmas melalui bidan desa yang berkolaborasi dengan kader Gizi
BALAI PENGOBATAN
Temuan Masalah ● Penunggu pasien belum menerapkan protokol kesehatan dalam hal
ini tidak memakai masker.
● Pengisian buku KIA oleh ibu hamil belum berjalan dengan baik
misalnya seperti pengisian Tablet Tambah Darah tidak di isi.
Temuan Masalah ● Pengambilan nomor antrian masih secara manual (tiket) yang
disediakan di meja pendaftaran
Evaluasi ● Pelayanan staff sudah baik dan ramah, serta penyampaian informasi
jelas.
Temuan Masalah ● Kendala saat ini peserta vaksinasi lansia masih belum mencapai
target dikarenakan banyak yang masih takut karena ada komorbid,
dan terhadap efek samping vaksin.
● Tingkat Awareness masyarakat masih kurang.
UGD
REKAM MEDIS
LABORATORIUM
Temuan Masalah ● Labeling tabung vacutainer masih kurang lengkap (tidak ada tanggal
lahir, usia, alamat dan no RM) sehingga berpotensi sampel dapat
tertukar
● Data masih tersimpan dalam bentuk pembukuan manual, belum ter
digitalisasi, sehingga evaluasi kurang transparan dan lebih sulit
FARMASI
Temuan Masalah ● Chopper untuk menghaluskan obat tidak disteril kembali setelah
pemakaian.
● Tempat pembagian puyer tidak disteril kembali
● Penyimpanan obat antara obat yang ED dan tidak ED disimpan
dalam satu ruangan
PONKESDES
Temuan Masalah ● Kebutuhan obat di PONKESDES kadang tidak bisa cepat dalam
hal supply apabila ketersediaan obat kosong, dan baru bisa
mendapatkan obat setiap tanggal 25. (Kenapa tdk diajukan jumlah
lebih)
● Jumlah PONKESDES di Peterongan hanya ada satu dan terdiri satu
puskesmas dan satu bidan.
● Data Pemakaian dan Jumlah Obat masih menggunakan
pengisian manual pada buku
● Obat masih bergantung pada PUSKESMAS
● Petugas kesehatan saat meracik obat puyer tidak
menggunakan handscoon
Kegiatan Kepaniteraan Community Medicine (CM) Dokter Muda (DM) diawali dengan
kegiatan WWC yang telah dilaksanakan selama 2 minggu secara daring pada 16-29 Agustus
2021, dan untuk kegiatan WWF dan WWHT dilaksanakan selama 2 minggu secara luring pada
tanggal 18-31 Oktober 2021 di Puskesmas Peterongan, Kecamatan Peterongan, Kabupaten
Jombang, kegiatan WWF dan WWHT diawali dengan pembekalan oleh tim dosen pembimbing
dari Biro Koordinasi Kedokteran Masyarakat (BKKM) di kampus A Fakultas Kedokteran
Airlangga pada tanggal 18 Oktober 2021 dan dilanjutkan perjalanan menuju Jombang.
Hari pertama yakni pada tanggal 19 Oktober 2021 diawali kegiatan pembukaan dari
kepala Puskesmas Peterongan, dr. Helena Agestine Mayang Sari, yang dilaksanakan di Ruang
UKM BLUD Puskesmas Peterongan, yang juga disertai perkenalan staf Puskesmas Peterongan
sejumlah 12 staff, setelah kegiatan perkenalan staff, dilanjutkan kegiatan orientasi dan stase pagi
di masing- masing ruang pelayanan (Balai Pengobatan, Poli KIE, Poli Gizi, Kesehatan Anak dan
Imunisasi, Kesehatan Ibu dan KB, PONED, UGD, Rawat Inap, Laboratorium, Farmasi,
Administrasi, Vaksinasi di Puskesmas) dari pukul 09.00 WIB sampai pukul 14.00 WIB, dan
setelah kegiatan stase pagi dilanjutkan stase sore yakni di ruang UGD, PONED, dan Rawat Inap
pada pukul 14.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB.
Kegiatan dokter muda pada tanggal 20 Oktober - 22 Oktober 2021 adalah kegiatan stase
pagi di ruang pelayanan (Balai Pengobatan, Poli KIE, Poli Gizi, Kesehatan Anak dan Imunisasi,
Kesehatan Ibu dan KB, PONED, UGD, Rawat Inap, Laboratorium, Farmasi, Administrasi,
PONKESDES, Screening dan Imunisasi MR, Vaksin COVID-19) dari pukul 07.00 WIB sampai
pukul 14.00 WIB, dan setelah kegiatan stase pagi dilanjutkan stase sore yakni di ruang UGD,
PONED, dan Rawat Inap pada pukul 14.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB. Selain kegiatan stase
pagi dan stase sore, dokter muda juga membantu kegiatan screening dan imunisasi MR di dua
sekolah dasar, dan membantu kegiatan percepatan vaksinasi COVID-19 di 2 Sekolah yakni di
tingkat SD dan SMP, serta kegiatan vaksinasi COVID-19 secara door to door di desa Keplaksari
dan Kepuhkembeng.
Pada kegiatan stase pagi dan stase sore, dokter muda bertugas mempelajari manajemen
dan melakukan tindakan sesuai kompetensi 4A, melakukan komunikasi efektif dengan pasien,
melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, menentukan diagnosis, dan memberikan terapi pada
pasien.
Kegiatan dokter muda pada tanggal 23 Oktober 2021 adalah kegiatan Work With
Families, disini dokter muda belajar secara langsung dengan cara terjun ke masyarakat untuk
melakukan kunjungan rumah (home visit), pada kegiatan home visit ini dokter muda melakukan
anamnesa, pemeriksaan fisik, dan menganalisa dari tiga aspek penyebab penyakit yakni dari
Host, Agent, Environment, yang didalamnya juga terdiri dari analisa lingkungan rumah,
kebiasaan dari pasien dan keluarga pasien, dan seluruh aspek yang ada di dalam rumah.
7.1. Balai Pengobatan
Balai Pengobatan (BP) merupakan salah satu pelayanan Puskesmas bagi kasus
umum. Jam kerja Balai Pengobatan dimulai pada pukul 07.00-14.00 untuk hari
operasional senin-kamis, dan pukul 07.00-11.00 untuk hari kerja operasional jum’at.
Balai pengobatan melayani kasus umum. Tugas DM di BP antara lain sebagai observer
dokter yang sedang jaga, melakukan anamnesis, melakukan pemeriksaan fisik,
mengusulkan pemeriksaan penunjang berupa laboratorium seperti darah lengkap (DL),
urine lengkap (UL), BUN, SK, tes widal, gula darah acak, kadar kolesterol, asam urat,
kemudian menentukan diagnosis dan terapi dibawah bimbingan dokter yang bertugas.
Selain itu DM dapat mengusulkan rawat inap bagi pasien yang membutuhkan perawatan
lebih intensif ataupun merujuk pasien yang tidak dapat ditangani di Puskesmas
Peterongan ke pusat pelayanan kesehatan sesuai alur rujukan yaitu ke pusat pelayanan
kesehatan dengan strata lebih tinggi. Selain itu kami juga menemukan banyak pasien
yang datang untuk meminta rujukan dan mendapatkan rujukan dengan mudah bila
persyaratan sudah terpenuhi.
7.2. Kesehatan Ibu dan KB
Para DM di KIA mendapat kesempatan untuk anamnesis dan pemeriksaan fisik
pada ibu hamil. Para DM diberi kesempatan untuk memeriksa ibu hamil yang kontrol
serta mendeteksi dini ibu hamil dengan resiko tinggi persalinan. Para DM juga
mendapatkan keterampilan medis seperti Suntik KB Para DM pria biasanya lebih
mendapat sedikit kesempatan untuk melakukan antenatal care dikarenakan kesulitan
dalam perbedaan jenis kelamin.
7.3. Kesehatan Anak dan Imunisasi
Unit pelayanan kesehatan anak dan imunisasi Puskesmas Peterongan memberikan
pelayanan terkait deteksi dini dalam kesehatan anak dan intervensi preventif berupa
imunisasi wajib untuk bayi, balita, anak dan remaja. Disini DM mendapat pengalaman
dalam pemberian vaksin dan imunisasi kepada pasien anak. Selain itu DM juga mendapat
kesempatan melakukan screening Campak dan pemberian Imunisasi MR di dua sekolah
dasar yang berada dibawah wilayah kerja Puskesmas Peterongan.
7.5. Laboratorium
Unit Laboratorium merupakan unit yang melayani kebutuhan analisa laboratorium
klinis, khususnya di Puskesmas Peterongan, disini DM belajar bagaimana alur
permintaan laboratorium dari masing-masing ruang pelayanan, dan bagaimana cara
merujuk laboratorium apabila di Puskesmas tidak ada fasilitas laboratorium yang dirujuk,
dan selain belajar beberapa cara menyimpan data dan pelaporan data hasil laboratorium
ke ruang pelayanan.
7.6. Farmasi
Unit Farmasi merupakan unit pelayanan dalam penyediaan obat untuk pasien, dan
di dalam unit Farmasi juga mengatur terkait seluruh kebutuhan obat dan pelaporan terkait
stok obat, dan pengajuan terkait kebutuhan obat Puskesmas Peterongan, disini DM
belajar terkait manajemen kefarmasian yang dapat berguna apabila kedepannya saat
menjadi dokter, mendapat kesempatan menjadi kepala puskesmas.
7.9. PONED
PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar) adalah unit pertolongan
pertama untuk kasus obstetri, disini DM mampu mendapat pengalaman keterampilan
klinis dalam menangani kasus-kasus gawat darurat untuk obstetri.
Salah satu kegiatan yang direncanakan oleh fakultas kedokteran Universitas Airlangga,
adalah Community Medicine yang didalamnya ada kegiatan Work With Community, Work With
Health Team, Work With Families. Ketiga kegiatan ini membantu dokter muda dalam melatih
bekerja di lintas sektor masyarakat dan di sektor kesehatan, sehingga membuat dokter muda
mampu melatih komunikasi, kepemimpinan, ketrampilan medik dan kerjasama yang baik,
sehingga dapat menjadi bekal saat bertugas di wilayah masing-masing. Kegiatan Community
Medicine berlangsung selama empat minggu, yakni dua minggu untuk Work With Community
yang telah dilaksanakan melalui daring, 2 minggu untuk Work With Health Team dan Work With
Families yang dilaksanakan secara luring di wilayah kerja Puskesmas Peterongan, Kecamatan
Peterongan, Kabupaten Jombang, baik di unit gawat darurat, di poli, di bagian kefarmasian, di
bagian administrasi, laboratorium, ponkesdes, kegiatan di luar puskesmas, kegiatan siaran radio.
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan
masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu, hidup dalam lingkungan sehat,
dan memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Agar Puskesmas dapat menjalankan fungsinya secara optimal perlu dikelola dengan baik,
baik kinerja pelayanan, proses pelayanan, maupun sumber daya yang digunakan. Untuk
menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan penerapan manajemen risiko
dilaksanakan secara berkesinambungan di Puskesmas, maka perlu dilakukan penilaian oleh pihak
eksternal dengan menggunakan standar yang ditetapkan yaitu melalui mekanisme akreditasi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas pasal 39
ayat 1 disebutkan bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan. Puskesmas wajib
diakreditasi secara berkala paling sedikit tiga tahun sekali. Tujuan utama akreditasi Puskesmas
adalah untuk pembinaan peningkatan
mutu, kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem
manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan upaya, serta penerapan manajemen
risiko (Kemenkes RI, 2014).
Pelayan Kesehatan perlu dikelola dengan baik berdasarkan konsep manajemen. Dalam
perkembangan manajemen pelayanan kesehatan berkembang penerapan konsep manajemen
mutu yang bertujuan untuk memastikan institusi pelayanan kesehatan dapat memberikan
pelayanan kesehatan bermutu. Mutu pelayanan kesehatan adalah kinerja yang menunjuk pada
tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang di satu pihak dapat menimbulkan kepuasan
pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan. Beberapa
fakta menunjukkan adanya masalah yang perlu ditindaklanjuti dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan kesehatan di Indonesia. Untuk itu perlu adanya upaya pengendalian mutu yang
diterapkan, diwujudkan dalam kegiatan monitoring dan penilaian kinerja.
Dari data PKP bulan Januari - Juni 2021 didapatkan 3 masalah utama yang kami
masukkan ke USG, dan dari 3 masalah tersebut adalah yang pertama pelayanan kesehatan
penderita hipertensi dengan gap sebesar 82,2%, kemudian masalah kedua yakni mengenai
peserta KB baru dengan gap 6,8 % dan ketiga yaitu penggunaan obat rasional dengan gap
sebesar 27,6%. Dari hasil USG didapatkan pelayanan kesehatan penderita hipertensi
mendapatkan USG yang tertinggi. Selanjutnya penulis menggunakan diagram fishbone ishikawa
untuk mencari determinan masalah dari pelayanan kesehatan penderita hipertensi. Dari hasil
ishikawa, didapatkan beberapa masalah, yaitu kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
bahayanya penyakit hipertensi dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk kontrol penyakit
hipertensi ke Puskesmas.
Berdasarkan masalah tersebut penulis mengusulkan beberapa intervensi yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang bahaya hipertensi
khususnya pada masyarakat usia produktif dan lanjut usia, dengan menggunakan metode edukasi
dan himbauan berupa siaran radio lokal PKM Peterongan, poster dan memberikan informasi
secara langsung kepada pasien di poli balai pengobatan. Siaran radio sudah dilakukan pada hari
selasa 26 Oktober 2021 pukul 08 - 09 wib oleh DM Mardhatillah, yang kedua yaitu penempelan
poster sudah dilakukan pada hari rabu 27 Oktober 2021 dan intervensi ke 3 sudah dilakukan
tatap muka secara langsung kepada pasien di poli balai pengobatan Puskesmas Peterongan.
Dalam periode 18 - 26 Oktober 2021, penulis telah melakukan observasi terkait sistem
dan kinerja di beberapa fasilitas layanan Puskesmas Peterongan, didapatkan beberapa temuan
masalah pada 10 fasilitas layanan, yaitu poli KIE Gizi, Kesehatan Anak dan Imunisasi, Balai
Pengobatan, PONED, Loket Pendaftaran dan Pembayaran, UGD, Poli Kesehatan Gigi dan
Mulut, Rekam Medis, Laboratorium, Farmasi, PONKESDES. Berdasarkan temuan masalah yang
sudah dipaparkan sebelumnya, dari 12 fasilitas layanan tersebut penulis melakukan intervensi
berupa :
- Poli KIE dan Gizi → Leaflet diet rendah kalori
- Balai Pengobatan → Edukasi kembali kepada nakes untuk mengisi RM dengan
lengkap
- PONED → Perlu diberikan himbauan kepada pasien dan keluarganya untuk selalu
menerapkan protokol kesehatan; Edukasi terkait Buku KIA, dan tablet tambah
darah
- Loket Pendaftaran dan Pembayaran → Pembuatan Roll Banner
- IGD → Edukasi terkait pengelompokan dan tempat sampah medis, edukasi untuk
membersihkan lumpang mortar penggerus obat secara berkala, edukasi
menggunakan handscoon pada saat dispensing obat.
- Rekam Medis → Pembuatan roll banner untuk informasi kewajiban membawa
kartu identitas pengenalan diri.
- Farmasi → Edukasi terkait sterilisasi alat penggerus obat
Penulis berharap dengan intervensi yang sudah dilakukan dapat terus berjalan sehingga
dapat mencapai tujuan dari intervensi ini yaitu peningkatan pengetahuan/kemauan masyarakat
untuk berobat atau kontrol ke PKM sehingga angka cakupan pelayanan kesehatan penderita
hipertensi meningkat hingga target yang diharapkan yaitu 100%. Terkait intervensi manajemen
fasilitas layanan PKM Peterongan yang sudah penulis laksanakan, penulis berharap dapat
membantu meningkatkan kualitas sistem dan kinerja Puskesmas Peterongan.
BAB IX
KESIMPULAN DAN
SARAN
9.1. Kesimpulan
1. DM Unair melakukan kegiatan CM di Puskesmas peterongan selama 10 hari untuk WWF
dan WWHT. Kegiatan dilakukan agar DM dapat melatih komunikasi, kepemimpinan,
keterampilan medis dan kerjasama yang baik, sehingga dapat menjadi bekal saat bertugas
di wilayah masing-masing.
2. Di Puskesmas Dokter Muda juga mendapat pengalaman keterampilan manajemen dan
klinik.
3. Pada saat bertugas, Dokter Muda dibagi untuk melakukan observasi, monitoring, dan
intervensi di 12 fasilitas layanan puskesmas, yaitu, Poli KIE dan Gizi, Poli Kesehatan
Anak dan Imunisasi, Balai Pengobatan, PONED, Loket Pendaftaran dan Pembayaran,
Vaksinasi, UGD, Rekam Medis, Farmasi, Ruang Rawat Inap, Laboratorium, Pustu, dan
Home Visite sebagai pendukung kegiatan WWF.
4. Intervensi yang dilakukan di 12 fasilitas pelayanan puskesmas untuk meningkatan
pengetahuan/kemauan masyarakat untuk berobat atau kontrol ke PKM antara lain :
a. Poli KIE dan Gizi → Leaflet diet rendah kalori
b. Balai Pengobatan → Edukasi kembali kepada nakes untuk mengisi RM dengan
lengkap
c. PONED → Perlu diberikan himbauan kepada pasien dan keluarganya untuk selalu
menerapkan protokol kesehatan; Edukasi terkait Buku KIA, dan tablet tambah
darah
d. Loket Pendaftaran dan Pembayaran → Pembuatan Roll Banner
e. Vaksinasi → Poster ajakan vaksinasi
f. IGD → Edukasi terkait pengelompokan dan tempat sampah medis, edukasi untuk
membersihkan lumpang mortar penggerus obat secara berkala, edukasi
menggunakan handscoon pada saat dispensing obat.
g. Rekam Medis → Pembuatan stand x-banner untuk informasi kewajiban
membawa kartu identitas pengenalan diri.
h. Farmasi → Edukasi terkait sterilisasi alat penggerus obat
5. Berdasarkan identifikasi masalah kesehatan sesuai PKP di Puskesmas Peterongan
Jombang, dipilih 3 masalah pada UKM dan UKP untuk dikaji yaitu, peserta KB baru,
9.2. Saran
1. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya penyakit hipertensi.
2. Mengedukasi kepada penderita hipertensi untuk kontrol rutin.
3. Mengevaluasi secara berkala untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di
Puskesmas Peterongan dengan adanya SOP Medis Puskesmas Peterongan.
DAFTAR PUSTAKA
Khoirin, Khoirin et al. 2018. Pengaruh Pemberian Leaflet dan Edukasi Penyakit Hipertensi
terhadap tingkat Pengetahuan. Jurnal Aisyiyah Medika. Vol 5, No 2
Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. 2021. KONSENSUS PENATALAKSANAAN
HIPERTENSI 2021: Update Konsensus PERHI 2019. Jakarta.
Touyz, Rhian M., Dominiczak, Anna F. 2016. Hypertension Guidelines: Is It Time to
Reappraise Blood Pressure Thresholds and Targets?. American Heart Association.
Yuningsih, Aneng. 2015. Pengaruh Program Edukasi Hipertensi Terhadap Perilaku
Self- Management Lansia Penderita Hipertensi Primer Di Puskesmas Banjar III
Kota Banjar. Unpad repository.
LAMPIRAN