Anda di halaman 1dari 17

Curriculum Vitae

• Nama: Dr.dr. Irawan Mangunatmadja SpA-K


• Tempat/tgl lahir: Martapura, 28 Februari
• Status: Menikah + 2 anak wanita
• Pendidikan:
– SMA 8 Jakarta - 1977
– Dokter umum – FKUI 1984
– Dokter anak – FKUI 1993
– Spesialis Anak Konsultan – IDAI 2002
– DOKTOR – FKUI 2012
• Pendidikan tambahan
– Fellow Clinical Neurophysiology – UMC Utrecht The Netherlands 1999 -
2000
• Pekerjaan
– Staf Divisi Neurologi Anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI – RSCM
Jakarta 1995 – sekarang
– Ketua Sub Komite Etik Dept.Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM
– Ketua UKK Neurologi Anak
PENDEKATAN DIAGNOSIS
ENSEFALITIS
Diagnosis banding dan Tatalaksana

Irawan Mangunatamadja
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FKUI-RSCM Jakarta
RUANG LINGKUP
• TRIAS GEJALA
– Kejang tanpa demam
– Penurunan kesadaran – gangguan perilaku, psikiatri
– Kelumpuhan – gangguan motorik, gerakan involunter

• Diagnosis banding
– Ensefalitis virus non HSV
– Ensefalitis Herpes Simpleks
– Ensefalitis Autoimun
– Acute Demyelinating Encephalomyelitis (ADEM)
ENSEFALITIS VIRUS
nonHSV
• Anamnesis
– Demam, sakit kepala, gangguan serebral: kejang,
penurunan kesadaran
• Klinis
– Demam, kesadaran somnolen, gerakan involunter
• Pemeriksaan penunjang
– Darah : lekositosis ringan
– Cairan serebrospinalis: jernih, sel 5-500/mm3.
protein sedikit eningkat, glukosa normal
– EEG: Hipofungsi umum sedang
– MRI: normal sampai kelainan tertentu
ENSEFALITIS VIRUS
nonHSV

Tatalaksana
Antikejang – Fenobarbital/fenitoin
Antiedema – mannitol 0,5 gram/kgbb/kali
Koreksi gangguan metabolik
ENSEFALITIS HSV
• Etiologi virus HSV-1 dan HSV-2
• Anamnesis
– Sering tidak disertai demam, sakit kepala, perubahan
perilaku, kejang fokal
• Klinis
– Kesadaran apatis-somnolen, kontak terganggu,
hemiparesis, gerakan involunter
• Pemeriksaan penunjang
– Cairan serebrospinalis : jernih, sel 0-1000/ul, protein
meningkat, glukosa normal
– PCR HSV positif – kadang negatif
– EEG: Hipofungsi umum sedang , PLEDs
– MRI : hiperintens daerah temporal, parietal, oksipital
ENSEFALITIS HSV
ENSEFALITIS HSV

• Tatalaksana
– Asiklovir IV 10-20 mg/kgbb/kali tiap 8 jam
diberikan selama 14-21 hari
– Antiedema: manitol 0,5 gram/kgbb/kali
– Anti kejang: fenitoin / fenobarbital 10 mg/kgbb
dengan rumatan
• Suportif
– Gerakan involunter – haloperidol
– Fisioterapi
ENSEFALITIS AUTOIMUN
anti-NMDAR
• Anamnesis
– Sakit kepala, gejala psikiatri, gerakan involunter,
kadang disertai kejang
• Klinis
– Perilaku psikiatri, gerakan involunter, ataksia,
aphasia, konyak tidak ada
• Pemeriksaan penunjang
Kriteria Diagnosis
ENSEFALITIS anti-NMDAR
• Probable – 3 gejala
– Gangguan psikiatri atau kognitif
– Ganggan bicara
– Kejang
– Gangguan kordinasi gerak motorik
– Penuruan Kesadaran
– Disfungsi Autonom (hipoventilasi sentral)
• Laboratorium 1 ditemukan
– EEG hipofungsi umum sedang, DELTA BRUSH
– Pleositosis , oligoklonal positif

• Definitif anti-NMDAR
– Didapatkan anti-NMDAR positif di cairab serebrospinalis
Graus (2016) dan Ho (2017)
ENSEFALITIS anti-NMDR
• Pemeriksaan penunjang
– EEG : hipofungsi umum sedang –berat,
gelombang epileptic, delta brush
– MRI kepala : keadaan awal normal, pada keadaan
lanjut abnormal
– LCS: jernih, sel limfositer, anti-NMDAR positif
• Pengobatan
– Metilprednisolon IV 15-30 mg/kgbb/hari selama
5 hari
– Imunoglobulin IV 0,4 mg/kgbb/hari selama 5 hari
– Atau ditambahkan plasmaferesis
Acute Demyelinating
Encephalomyelitis (ADEM)
• Demielinisasi SSP daerah white matter krn
autoimun

• AkibatSpektrum ADEM ditandai dengan hemiplegia,


ataksia, gerakan involunter,, mielitis transversa pada
daerah ekstremitas, gangguan kognitif dilanjutkan
adanya gejala ensepalopati akut

• Serangan mulai dari ekstremitas bawah sampai ke


otak
Acute Demyelinating
Encephalomyelitis (ADEM)
• MRI terdapat gambaran
hiperintens multiple bilateral
bercak-bercak batas lesi yang
tidak jelas didaerah
subkortikal substansia alba,
dan perbatasan dengan
substansia grisea, talamus,
ganglia basalis, serebelum
dan batang otak
Acute Demyelinating
Encephalomyelitis (ADEM)
• PENGOBATAN
• Metilprednisolon intravena 30 mg/kgBB/hari
(maksimal 1.000 mg/hari) selama 5 hari --
pemberian prednison 1-2 mg/ kgBB/hari per oral
selama 4 – 6 minggu masih merupakan terapi utama
ADEM.

• Pada keadaan tidak respons terhadap terapi utama


maka dapat diberikan IVIG 2 g/kgBB dalam 2-5 hari.

• Senagian besar sembuh sempurna, dan 10% akan


terjadi relaps
SIMPULAN
• Diagnosis banding ensefalitis pada anak dapat
merupakan ensefalitis tertentu.

• Diagnosis ditegakkan berdasarkan manifestasi


klinis, EEG, cairan serebrospinalis, dan MRI kepala.

• Ensefalitis Herpes Simpleks dapat berubah


menjadi ensefalitis autoimun anti-NMDR akibat
proses imunologis
DAFTAR PUSTAKA
• Bonthius DJ, Bale JF. Viral infection of the nervous system. Dalam: Swaiman KF,
Ashwal S, Ferriero DM, Schor NF, Finkel RS, Grooman AL, dkk, penyunting.
Pediatric neurology: principles & practice, Edisi ke 6. Philadelphia: Mosby Elsevier
2017.h. 895-906.
• Packer RJ, Berman PH. Neurologic emergencies. Dalam : Fleiser GR, Ludwig S,
Silverman BK, penyunting. Synopsis of pediatric emergencies medicine.
Baktimore: Williams and Wikins 1996.h.296-311.
• Altered state of consciouness. Dalam: Pina-Garza JE, James KC, penyunting.
Fenichel Clinical Pediatric Neurology: A sign and symptoms approach.
Philadelphia: Elsevier.2019. h.49-77.
• Armague T, Moris G, Cantarin-Extremera V, Conde CE, Rostasy K, Erro M, dkk.
Autoimun post-herpes simplex encephalitis of adult and teenegers. Neurology.
2015; 85: 1736-43.
• Graus F, Titulaer MJ, Balu R, Benseler S, Bien CG, Celluci T, dkk. A clinical approach
to diagnosis of autoimmune encephalitis. Lancet Neurol. 2016;15:391-404.
• Ho ACC, Mohammad SS, Pillai SC, Tantsis E, Jones H, Ho R, et al. High sensitivity
and specificity in proposed clinical diagnostic criteria for anti-N-methyl-D
aspartate receptor encephalitis. Developmental Med and Child Neurol.
2017;59:1256-60.
• Rezal MS, Tagiphur M, Azizi F, Abbaskhainan A. Acute disseminated
encephalomyelitis: a case series and review of literatures. J Pediatr Rev. 2013; 1
(2): 88-98.
TERIMAKASIH 17

Anda mungkin juga menyukai