Anda di halaman 1dari 37

UPDATE ON TB

ASSAY
R. BEPPY HAMUATY
Bahasan
1 Angka Kejadian

2 Berbagai pemeriksaan terkait TB

3 IFN Gamma Release Assay - IGRA

4 Kesimpulan
Bahasan
1 Angka Kejadian

2 Berbagai pemeriksaan terkait TB

3 IFN Gamma Release Assay - IGRA

4 Kesimpulan
Global TB
TB di Indonesia
Bahasan
1 Angka Kejadian

2 Berbagai pemeriksaan terkait TB

3 IFN Gamma Release Assay - IGRA

4 Kesimpulan
Berbagai pemeriksaan

Rontgen Thorax Uji Tuberkulin Serologi DNA PCR

Kultur Pewarnaan BTA IGRA GeneXpert


Diagnositic Tools for TB
Diagnostic tools for act Sputum culture
ive TB
ADA

Sputum smea
GeneXpert TST r Diagnostic t
MTB/RIF microscopy ools for TB I
Elispot-based IG
nfection
RA
(EBI)

Chest Quantiferon
Symptom s
X-ray (QFT)
creen

Nucleic acid amplifi


cation tests
X-ray Thorax

KELEBIHAN KEKURANGAN / KETERBATASAN


Sensitif Tidak spesifik
Bag dr pendekatan sistematik pada Diagnosis TB tidak bisa ditegakkan
orang dengan gejala dan/atau dugaan hanya dengan pemeriksaan radiografi
TB tetapi hasil smear sputumnya (false pos : 36%, false neg : 1,5%)
negatif
Pemeriksaan BTA secara Mikroskopik
KELEBIHAN KEKURANGAN / KETERBATASAN
Simple, tidak mahal Positivitas rendah pada TB ekstraparu dan pasien
dgn HIV
Deteksi cepat TB paru Sensitivitas 50-60% vs kultur (detection limit 5000-
10.000 kuman/mL Sputum)
Tidak bisa membedakan kuman mati/hidup,
MTB/NTM dan strain drug susceptible atau resisten
Kultur BTA / Biakan Kuman
KELEBIHAN KEKURANGAN / KETERBATASAN
Gold standard  definitive Mahal vs mikroskopik
diagnosis Waktu Hasil Lama
Sensitivitas tidak 100% (krn proses preparasi sampel
Menyediakan isolat untuk Technical Complexity (membutuhkan fasilitas dan
identifikasi mikobakterium perlengkapan lab khusus, dan SDM terlatih)
dan DST
Kultur BTA / Biakan Kuman
KULTUR PERBANDINGAN
Kultur cair (liquid culture) - Lebih sensitif (10%) vs kultur padat
- BACTEC - Rentan kontaminasi
- MGIT - Hasil 1-3 minggu (identifikasi 1-2 mg)
- MB BacT
Kultur padat (solid culture) - Lebih murah vs kultur cair
-Lowenstein – Jensen - Hasil 2-4 minggu (identifikasi 1-2 mg)
-Ogawa
Serologi
Tuberkulin Skin Test
KELEBIHAN KEKURANGAN / KETERBATASAN
Diagnosis tuberkulosis untuk Hasil positif tidak dapat membedakan TB
mengetahui apakah seseorang terinfeksi aktif atau laten
TB
Vaksin BCG dapat memberikan hasil
positif
POSITIF PALSU : NEGATIF PALSU :
- Infeksi MOTT - Anergi
- Vaksinasi BCG - Infeksi TB baru
- Metode penyuntikan salah - Infeksi TB lampau
- Interpretasi reaksi salah - Usia sangat muda (<6 bl)
- Antigen yang digunakan salah - Penyakit yang disebabkan virus lain
- Metode penyuntikan salah
- Interpretasi reaksi salah
Bahasan
1 Angka Kejadian

2 Berbagai pemeriksaan terkait TB

3 IFN Gamma Release Assay - IGRA

4 Kesimpulan
Interferon Gamma Release Assay (IGRA)

• In vitro, immunoassay, indirect, kualitatif


• Antigen spesifik dari Mycobacterium tuberculosis (ESAT-6 dan
CFP-10) memicu T-cell melepaskan interferon -γ
• IGRA komersial :
– QuantiFERON™Gold In Tube (QFT-GIT)
– QuantiFERON™Gold PLUS (QFT-PLUS)
– T-SPOT™TB
• Sekarang, IGRA atau TST direkomendasikan untuk mendeteksi
LTBI (WHO, 2018)
WHO. Latent tuberculosis infection: updated consolidated guidelines for programmatic management. 2018. Available at http://apps.who.int/iris/bitstr
eam/10665/260233/1/9789241550239-eng.pdf?ua=1
QuantiFERON® -TB Gold Plus (QFT-Plus)
Assay Overview
Specificity of ESAT-6 and CFP-10
orange = Specificity, red = Cross-reactivity = false positive
Tuberculosis co Antigens Environmental st Antigens
mplex rains ESAT CFP
ESAT CFP M abcessus - -
M avium - -
M. tuberculosis + + M branderi - -
M celatum - -
M. africanum + + M chelonae - -
M. bovis + + M flavescens + +
M. microti + + M fortuitum - -
M. canetti + + M gordonae - -
BCG substrain M intracellulare - -
M kansasii + +
gothenburg - -
M malmoense - -
moreau - - M marinum + +
tice - - M oenavense - -
tokyo - - M scrofulaceum - -
M smegmatis - -
danish - -
M szulgai + +
glaxo - - M terrae - -
montreal - - M vaccae - -
pasteur - - M xenopi - -
Algoritme diagnosis TB
Laten
(WHO dan PDPI)

WHO. Guidelines on The Management of Latent Tubercul


osis Infection. 2018. Geneva, Switzerland. http://apps.who
.int/medicinedocs/documents/s21682en/s21682en.pdf
PDPI. Pedoman tatalaksana TB laten. 2016. Jakarta
Sensitivitas dan Spesifisitas IGRA vs TST
 Tidak ada gold standard untuk diagnosis LTBI sehingga sulit menentukan sensitivitas
dan spesifisitas IGRA dan TST pada LTBI
 Sensitivitas dan spesifisitas diuji pada kasus TB yang terkonfirmasi dan orang sehat
yang memiliki risiko rendah tanpa diketahui adanya paparan TB
Spesifisitas Spesifisitas Sensitivitas
(non BCG (BCG vaccinated individual)
vaccinated
individual)
IGRA 99% 96% 76%

TST 97% 46% - 73% (rata-rata 59%) 77%


IGRA vs TST
Rekomendasi PP IDAI UKK Respirologi 2017
• Diagnosis LTBI pada anak ditegakkan dengan TST atau IGRA
• Risiko berkembangnya LTBI menjadi TB aktif dipengaruhi waktu terjadinya infeksi, usia, d
an sistem imun
• Penapisan LTBI dapat dilakukan pada kelompok risiko tinggi seperti bayi <1 tahun, anak <
5tahun, serta:
– Anak yang kontak serumah dengan pasien TB
– Anak yang tinggal di asrama, panti asuhan, tempat penitipan anak dll
– Anak yang mengalami kondisi immunocompromised
– Anak dengan gizi buruk
• Diagnosis dan pengobatan LTBI harus dicatat dan dilaporkan pada Program Penanggulan
gan TB Nasional melalui Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten

PP IDAI UKK Respirologi. Rekomendasi infeksi laten TB pada anak. 2017. Jakarta
Pedoman Penapisan dan Tata Laksana
Infeksi Tuberkulosis Laten Pada Pasien Peny. Reumatik
Interpretasi Hasil QFT-GIT
Hasil IGRA Kesan
Negatif ˗ Kemungkinan tidak terinfeksi M. Tuberculosis (MTB) aktif atau laten
˗ Hasil negatif tidak dapat digunakan tunggal untuk menyingkirkan kemungkinan
adanya infeksi TB pada individu dengan kondisi immunocompromised atau
hamil
˗ Untuk individu yang baru kontak dengan penderita TB, direkomendasikan untuk
mengulangi pemeriksaan 8-10 minggu setelah terpapar
˗ Hasil ini harus dikorelasikan dengan kondisi klinis, radiologis dan hasil
laboratorium lainnnya
Indeterminate ˗ Kemungkinan infeksi M.Tuberculosis (MTB) belum dapat disingkirkan
˗ Hasil indeterminate dapat ditemukan pada individu immunocompromised.
˗ Disarankan melakukan pemeriksaan kultur TB jika ada indikasi.
˗ Hasil ini harus dikorelasikan dengan kondisi klinis, radiologis dan hasil
laboratorium lainnya
Positif ˗ Kemungkinan infeksi M.Tuberculosis namun tidak bisa dibedakan TB aktif atau
laten
˗ Disarankan melakukan pemeriksaan kultur TB jika ada indikasi.
˗ Hasil ini harus dikorelasikan dengan kondisi klinis, radiologis dan hasil
laboratorium lainnnya
Bahasan
1 Angka Kejadian

2 Berbagai pemeriksaan terkait TB

3 IFN Gamma Release Assay - IGRA

4 Kesimpulan
KESIMPULAN
1. IGRA  membantu deteksi infeksi TB aktif dan laten baik TB paru
maupun ekstraparu terutama membantu diagnosis TB pada pasien
anak
2. Penelitian masih perlu banyak dilakukan untuk mendapatkan
biomarker potensial lain

37
Thank you

Anda mungkin juga menyukai