Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Departemen Kesehatan RI (2001) menjelaskan bahwa

penderita TB paru 95% berada di negara berkembang dan 75%

penderita TB paru adalah kelompok usia produktif (15–50 tahun)

dengan tingkat sosial ekonomi rendah. TB paru di Indonesia

merupakan penyebab kematian utama setelah penyakit jantung

dan saluran pernafasan. Resiko penularan setiap tahun (Annual

Risk of Tuberculosis Infection = ARTI) di Indonesia dianggap cukup

tinggi dan bervariasi antara 1-2%. Hal ini berarti pada daerah

sebesar 1%, setiap tahun diantara 100.000 penduduk, 100

(seratus) orang akan terinfeksi. Sebagian besar dari orang yang

terinfeksi tidak akan menjadi pederita TB paru, hanya 10 % dari

yang terinfeksi yang akan menjadi penderita TB paru. Faktor yang

mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi penderita TB paru

adalah daya tahan tubuh yang rendah (Depkes,2002).

Tuberkulosis ( TB) merupakan salah satu penyebab

kematian diseluruh dunia saat ini, walaupun sudah tersedia

pengobatan yang lebih murah dan efektif . penyakit ini terjadi baik

dinegara berpenghasilan tinggi dan Negara berkembang.

Perkembangan dalam diagnostic , pengobatan , vaksin dan

1
2

implementasi pencegahan penyakit telah meningkatkan perawatan

dan penanggulangan TB secara global.( Donosepoetro ,M 2016 )

Pemeriksaan hematologi merupakan salah satu

pemeriksaan yang dapat di pakai sebagai penunjang diagnosis

yang berkaitan dengan terapi dan prognosis. Untuk mendapatkan

diagnosis yang tepat di perlukan hasil yang teliti dan tepat. Dalam

menentukan penyakit atau diagnosis membantu diagnosis,

prognosis, mengendalikan penyakit dan memonitoring pengobatan

atau memantau jalannya penyakit, dokter melakukan pemeriksaan

laboratorium yaitu pemeriksaan spesimen yang diambil dari pasien

(Hardjoeno,2003).

Laju endap darah (LED) atau erythrocyte sedimentation rate

(ESR) merupakan proses pemeriksaan sedimentasi darah yang di

ukur dengan memasukan sampel darah kedalam tabung khusus

selama satu jam. Makin banyak sel darah merah yang mengendap

maka makin tinggi laju endap darah. (Widman, 1995).

Penegakan diagnosis TB Paru adalah hal yang penting

terutama agar diagnosis ditegakkan lebih tepat dan pengobatan

dapat diberikan lebih cepat. Pemeriksaan yang cukup penting

adalah pemeriksaan radiologik (foto toraks), pemeriksaan

bakteriologik (dari sputum/dahak), pemeriksaan darah, dan

pemeriksaan uji kulit.


3

Salah satu pemeriksaan penunjang diagnosis infeksi TB paru


adalah pemeriksaan Laju Endap Darah (LED). Dasar pemikiran
penggunaan LED dalam diagnosis TB paru adalah pemeriksaan ini
masih banyak digunakan di laboratorium klinik di Indonesia,
merupakan pemeriksaan yang sederhana, cepat, dan murah.
Pemeriksaan LED pada diagnosis paru menunjukkan bahwa pada
infeksi TB paru terjadi proses inflamasi, dimana dalam proses
inflamasi tersebut, terdapat peningkatan kadar fibrinogen dan
globulin plasma yang berkaitan dengan reaksi fase akut sehingga
menyebabkan nilai LED meningkat .Nilai LED dapat juga
meningkat pada berbagai keadaan infeksi atau inflamasi lain,
sehingga LED tidak spesifik untuk TB .Namun demikian LED
bermanfaat untuk pemantauan keberhasilan terapi atau
pengobatan TB, bila sebelum terapi nilainya meningkat.
(Donosepoetro M.2016).

Permasalahan dalam rencana Penelitian ini adalah sampai


saat ini belum diketahui secara jelas dan pasti hasil Pemeriksaan
Laju Endap Darah ( LED ) pada penderita tuberculosis ( TB ) Paru
sebelum dan sesudah menjalani pengobatan selama 2 minggu di
Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik


untuk meneliti tentang Studi Hasil Pemeriksaan Laju Endap Darah
pada penderita Tuberkulosis ( TB ) paru Sebelum dan sesudah
menjalani pengobatan dua minggu di balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat.
4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada

penelitian ini adalah Bagaimanakah hasil Pemeriksaan Laju Endap

darah pada Penderita Tuberkulosis (TB) paru sebelum dan

sesudah menjalani Pengobatan selama dua minggu Di balai besar

Kesehatan Paru Masyarakat?

C. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui hasil Pemeriksaan Laju Endap Darah

pada penderita Tuberkulosis (TB) Paru sebelum dan sesudah

menjalani Pengobatan selama dua minggu di Balai Besar

Kesehatan Paru Masyarakat.

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat

memberikan sumbangan pemikiran dan memperkaya wawasan

dan pengetahuan dalam mengaplikasikan ilmu yang telah di

dapatkan selama masa perkuliahan khususnya untuk mata

kuliah Bakteriologi dan Hematologi.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat

membantu pemerintah dan masyarakat dalam rangka

pencegahan Tuberkulosis dan penanggulangannya.

Anda mungkin juga menyukai