Anda di halaman 1dari 7

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasi yang bersifat

deskriftif untuk mengetahui hasil pemeriksaan Laju Endap Darah Pada

Penderita TB paru sebelum dan sesudah menjalani pengobatan

selama 2 minggu di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat.

B. Kerangka Operasional

Darah Vena Penderita TB

Sebelum Pengobatan Sesudah Menjalani


Pengobatan 2 minggu

Pemeriksaan LED Metode


Automatik

. Hasil

Analisis Data

Kesimpulan

Gambar 3.1 Skema Kerangka Operasional

40
41

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada 07Juni- 21 juni 2017

2. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan Di laboratorium Balai Besar

Kesehatan Paru Masyarakat.

D. Populasi, Sampel , Besar Sampel, Teknik Pengambilan Sampel

dan kriteria Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah penderita tuberculosis yang

baru terdiagnosa.

2. Sampel

Sampel Penelitian adalah pasien rawat jalan yang datang untuk

melakukan pemeriksaan di Balai Besar Kesehatan Paru

Masyarakat Makassar

3. Besar Sampel

Besar Sampel yang digunakan dalam Penelitian ini adalah 20

Sampel. terdiri dari 10 sampel pasien yang belum menjalani

pengobatan dan 10 sampel pasien setelah menjalani pengobatan.

4. Teknik Pengambilan Sampel

Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah proposive

sampling.

5. Kriteria Sampel
42

Kriteria sampel pada penelitian ini adalah penderita TB yang belum

menjalani pengobatan dan Penderita TB Yang sudah menjalani

Pengobatan selama 2 minggu.

E. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Penderita tuberkulosis yang mendapat pengobatan anti

tuberkulosis (OAT).

2. Variabel terikat

Pemeriksaan Laju Endap Darah ( LED) pada Penderita

Tuberkulosis Paru dibalai Besar Besar Kesehatan Paru

Masyarakat.

F. Definisi Operasional

1. Laju Endap Darah ( LED ) merupakan salah satu pemeriksaan

darah rutin. Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan)

darah ini diukur dengan memasukan darah antikoagulan

kedalam tabung khusus selama satu jam. Makin banyak sel

darah merah yang mengendap maka makin tinggi LED-nya. Tinggi

ringannya LED sangat di pengaruhi oleh keadan tubuh, terutama

saat terjadi radang.

2. Tuberculosis adalah penyakit menular langsung yang di sebabkan

oleh kuman mycobacterium tuberculosis, sebagian besar kuman

TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh

lainnya.
43

3. Mycobacterium tueberculosis, kuman ini berbentuk batang,

mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada

pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai basil tahan asam

(BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari langsung,

tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan

lembab.

G. Prosedur Penelitian

1. Metode

Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah metode

Automatik

2. Prinsip

Pembacaan penurunan eritrosit oleh sinar infra merah yang

meliputi sepanjang area pembacaan secara vertikal dari kuvet,,

Pada saat kuvet di masukan dalam tempat kuvet pembacaan oleh

sinar infra merah di mulai ,Analisis di lakukan oleh alat setiap

interval penurunan 0,2 mm dari penurunan eritrosit, Pembacaan di

lakukan secara terus menerus secara otomatis setiap interval

setiap 3 menit sampai waktu pengukuran yang di tentukan (30

menit),Mikroprosesor mengolah hasil bacaan oleh infra merah dan

mengkalkulasi hasil pembacaan dan di konversi terhadap metode

rujukan (westergreen).

3. Pra Analitik

a. Alat dan Bahan


44

Alat Vesmatic, Tabung LED berisi Sitrat (Natrium Sitrat 3,8

% ), sampel darah Vena, Vacum Tube, Turniquet, Kapas

Alkohol 70% spoit 3 ml, rak tabung dan Label, Gelas Arloji

,beaker glass, aquades 100 ml.

b. Pembuatan larutan ( Natrium Sitrat 3,8 %)

Ditimbang Natrium Citrat sebanyak 3,8 gram dengan

menggunakan neraca dan gelas arloji,Dimasukkan ke dalam

beaker glass Larutkan kedalam aquades sampai 100 ml,

kemudian dihomogenkan. Kemudian Dimasukkan kedalam

botol reagen dan diberi lebel.

c. Persiapan sampel (Pengambilan darah vena )

Atur posisi pasien ,Minta pasien mengepalkan tanganya

pasang tourniquet 3-4 inci di atas fossa antecubiti, palpasi

daerah tusukan kearah vertical dan horizontal untuk mencari

pembuluh darah besar dan untuk menentukan ke dalaman,

arah serta ukuran. Vena median cubiti merupakan pilihan

pertama yang di ikuti vena cephalica. Lepaskan touniqet dan

minta pasien membuka kepalan tangannya Bersihkan situs

tusukan dengan kapas alkohol 70 % dalam lingkaran

konsentris bergerak ke luar dan di biarkan kering Ulangi

pemasangan touniqet dan minta pasien kembali mengepalkan

tangannya, siapkan jarum suntik Tusuk daerah yang di

tentukan dengan mendorong barel jarum suntik Isap darah


45

dengan menarik plunger. Pada saat darah mengalir lepaskan

touniqet dan minta pasien untuk membuka kepalan tangannya

Tutupi situs tusukan dengan kasa bersih. Tarik jarum keluar

dan minta pasien untuk menekan kasa tersebut, terapkan

plester di atas kasa. Selanjutnya 2 ml darah di masukan

dalam botol penampung yang telah di sediakan dan telah di isi

0,5 Natrium Sitrat 3,8 % dengan perbandingan 4 bagian darah

: I bagian Natrium Sitrat 3,8 % Buang jarum kedalam kontainer

benda tajam (Rukman K, 2014)

4. Analitik

Disiapkan alat dan bahan , pada layar display akan tampil

informasi dan Petunjuk , identifikasi sampel dengan menuliskan

nama atau ID pasien pada tabung, dan no posisi tabung, setelah

dihomogenkan selama 5 menit masukkan tabung kedalam alat ,

setelah 30 menit, baca hasil yang tampak pada display alat, dan

keluarkan tabung dari alat setelah hasil LED diperoleh.( Protap

BBKPM.2012)

5. Pasca Analitik

Interprestasi Hasil : ( Gandasoebrata R, 2011 )

Laki-Laki : 0 - 10 mm/jam

Perempuan : 0 - 15 mm/jam
46

H. Analisa Data

Data disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara statistik.

Untuk memperoleh nilai statistik maka semua data ditabulasikan sesuai

dengan kelompok perlakuan yang selanjutnya dilakukan pengujian

statistic dengan uji T dua sampel berhubungan , dengan rumus sebagai

berikut : ( Hartono R.2014 )

d
s
t hit = √ n

d = Σ di

n ∑ di2 −( ∑ di)2
s= √ n(n−1)

Keterangan

s=simpangan baku beda sampel

d = selisih nilai rata-rata 1 dan 2

n = ukuran sampel

Anda mungkin juga menyukai