Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian dan pengambilan sampel akan dilakukan di Jepun Klinik

Lombok Barat

b. Waktu Penelitian

Penelitian dan pengambilan sampel akan dilakukan pada bulan Juli

2022-Maret 2023

B. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Pre-experimental dimana rancangan

yang meliputi hanya satu kelompok atau kelas yang diberikan pra dan

pasca uji (Sugiyono, 2014).

Desain penelitian ini adalah cros sectional atau potong

lintang.Dalam penelitian ini peneliti melihat pengaruh pemberian

ceftriaxone terhadap jumlah leukosit dan titer widal dengan melakukan

pengukuran sesaat. Dalam studi potong lintang, variable bebas dan

variable terikat(efek) dinilai secara stimulant pada satu saat

(Petter,2007).
C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi yang digunakan adalah pasien rawat inap dengan diagnosa

demam tifoid pada bulan Juli-Oktober 2022.

2. Sampel penelitian

Sampel dalam penelitian yang digunakan adalah pasien yang

menjalani rawat inap dengan kriteria inklusi :

a. Laki-laki dan Perempuan

b. Demam selama 5 hari atau lebih

c. Dirawat Inap di dengan diagnosa demam tifoid

d. Titer Widal Salmonella typhy O,H,AH, BH ≥ 1/160

e. Selama Perawatan diberikan injeksi Ceftriaxon.

f. Bersedia menandatangani informed consent untuk diambil darah

dan diperiksa di laboratorium.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Pasien demam kurang dari 5 hari

b. Titer widal < 1/160

c. Selama inap tidak diberikan ceftriaxone.

Jumlah pasien yang memenuhi kriteria inklusi pada penelitian ini

adalah 22 orang.

D. Tehnik Pengambilan Sampel


Cara pengambilan sampel adalah purposive sampling yaitu

pengambilan sampel didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang

dibuat oleh peneliti sendiri dan berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi

yang sudah diketahui (Notoatmojo,2005)

Pertimbangan pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

pasien dengan diagnosa demam tifoid yang menjalani rawat inap di

Jepun Klinik Lombok Barat yang mendapatkan terapi ceftriaxon.

E. Variabel Penelitian

1. Variable Independent

Variabel Independent dalam penelitian ini adalah ceftriaxone

2. Variable Dependent

Variabel Dependent dalam penelitian ini adalah jumlah leukosit dan

titer widal.

F. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini

dengan melakukan pengujian dan pengukuran serta pencatatan

terhadap objek penelitian (data primer) Jumlah leukosit dan titer widal

sebelum pemberian ceftriaxone dan setelah pemberian ceftriaxon.

Sehingga bisa diketahui bagaimanakah pengaruh pemberian antibiotik

ceftriaxon terhadap jumlah leukosit dan titer widal pada pasien rawat

Inap di Jepun Klinik Lombok Barat.

G. Definisi Operasional
1. Ceftriaxon adalah antibiotik yang di injeksikan pada pasien rawat inap

dengan diagnosa demam tifoid di Jepun Klinik Lombok Barat.

2. Leukosit adalah Sel darah putih yang diukur dengan menggunakan

alat Hematology Analyzer dengan sampel darah pasien yang di rawat

inap di Jepun Klinik Lombok Barat.

3. Titer Widal adalah Pengenceran tertinggi yang masih mengakibatkan

hasil positif pada sampel darah pasien rawat inap di Jepun Klinik

Lombok Barat.

H. Pengumpulan Data

1. Persiapan penelitian

a. Mengobservasi pasien dengan diagnose demam tifoid

b. Menyusun rancangan penelitian yang meliputi :

1) Penetapan variabel

2) Penetapan definisi operasional variabel

3) Penyusunan analisis hasil pemeriksaan.

2. Pelaksanaan penelitian

a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

b. Melakukan pengambilan darah

c. Mencatat semua kondisi pada waktu pengambilan darah

d. Melakukan pengujian sampel.

3. Alat dan Bahan

Alat :

a. Kapas
b. Alkohol 70 %

c. Spuit 3 cc

d. Tabung EDTA

e. Hematology Analizer

f. Pipet tetes

g. Slide

h. Tissue

Bahan :

a. Darah EDTA

b. Reagen widal

4. Prosedur kerja

a. Pengambilan sampel darah

1) Salam pada pasien

2) Lakukan pendekatan pasien dengan tenang, ramah, usahakan

pasien senyaman mungkin.

3) Jelaskan tentang maksud dan tujuan tindakan yang akan

dilakukan.

4) Minta pasien untuk meluruskan lengannya, pilih tangan yang

banyak melakukan aktivitas.

5) Minta pasien untuk mengepalkan tangannya.

6) Pasangkan torniquet kira-kira 10 cm diatas lipatan siku.


7) Pilih bagian vena mediana cubiti atau cephalica. Lakukan

palpasi (perabaan) untuk memastikan posisi vena. Vena teraba

seperti sebuahpipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal.

8) Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan alkohol

70% dan biarkan kering, dengan catatan kulit yang sudah

dibersihkan jangan dipegang lagi.

9) Tusuk bagian vena dengan jarum menghadap keatas. Jika

jarum masuk ke vena, akan terlihat darah masuk kedalam

semprit (flash). Usahakan sekali tusuk lalu lepas torniquet.

10)Setelah volume dianggap cukup (sebanyak 3 ml) mintalah

pasien untuk melepaskan kepalan tangan.

11)Letakkkan kapas ditempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik

jarum

12)Tekan kapas beberapa saat lalu berikan plaster

13)Masukkan darah kedalam tabung atau botol spesimen sampai

batas yang dikehendaki, sesudahnya, bolak – balikkan tabung

atau botol yang sudah berisi EDTA tersebut selama beberapa

kali.

14)Botolatau tabung tersebut diberi label yang meliputi (nama

pasien,tanggal dan waktu pengambilan sampel).

b. Pemeriksaan Hemoglobin Dengan Hematology Analizer merek

Abacus

1) Pastikan alat dalam keadaan siap (ready)


2) Sampel darah (EDTA) yang akan diperiksa dihomogenkan

terlebih dahulu.

3) Sampel diletakkan pada rak sampel

4) Tekan tombol start switch untuk memulai proses analisis

5) Angkat tabung sampel dari rak sampel setelah ada bunyi “

Beep” 2 kali dan proses analisis berjalan.

6) Hasil akan dibaca oleh alat (Hematology Analizer) dan data

hasilnya dapat di cetak .

c. Pemeriksaan Widal

a. Sampel darah Dicentifuge dengan kecepatan 3000 rpm

selama

5 menit untuk memisahkan sampel plasma dengan sel darah.

b. Siapkan slide yang bersih dan kering kemudian teteskan

reagen dan sampel plasma dengan pengenceran 1/80, 1/160,

1/320, 1/640 dan seterusnya

c. Homogenkan reagen widal dengan sampel, kemudian putar

diatas rotator selama 1 menit.

d. Amati aglutinasi yang terjadi.


I. Alur Kerja

Pasien dengan Diagnosa Demam Tifoid

Pemeriksaan Leukosit dan widal

Rawat Inap

Pemberian Antibiotik Ceftriaxon

Pemeriksaan Leukosit dan Widal


Setelah pemberian Ceftriaxon

J. Data yang dikumpulkan.

Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh dari hasil :

1. Pengukuran Jumlah Leukosit dengan Menggunakan alat

Hematology Analyzer sebelum dan setelah pemberian ceftriaxon

2. Pengukuran Titer widal Sebelum dan setelah pemberian ceftriaxon

K. Pengolahan dan Analisis Data

1) Cara Pengolahan Data


Selanjutnya untuk penyajian data yang diperoleh dari hasil penelitian

meliputi data masing- masing dari hasil pengukuran jumlah leukosit

dan titer widal sebelum dan setelah pemberian ceftriaxon akan

disajikan dalam bentuk tabel, sebagai berikut :

Tabel 3.1. Data hasil pengukuran jumlah leukosit sebelum dan


setelah pemberian Ceftriaxon

No Nama/ Jumlah Jumlah Selisih jumlah


Nomor Leukosit Leukosit leukosit sebelum
pasien Sebelum setelah dan setelah
pemberian pemberian pemberian
Ceftriaxon ceftriaxon ceftriaxone
1

16

17

Rerata

Tabel 3.2. . Data hasil pengukuran titer widal sebelum dan setelah
pemberian ceftriaxon

No Nama/ Titer widal Titer widal Selisih Titer


Nomor Sebelum setelah widal sebelum
pasien pemberian pemberian dan setelah
Ceftriaxon ceftriaxon pemberian
ceftriaxone
1
2

16

17

Rerata

2) Analisa Data
Data yang diperoleh dianalisa dengan analisis ragam atau anova

untuk melihat perbandingan rata-rata dari dua kelompok atau lebih. Hal

ini memudahkan analisis beberapa kelompok sampel yang berbeda

dengan minimal resiko kesalahan. Data yang digunakan diperoleh dari

pengukuran jumlah leukosit dan titer widal sebelum dan setelah

pemberian antibiotik.

Anda mungkin juga menyukai