Anda di halaman 1dari 14

27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan

cross sectional yaitu variabel pada obyek penelitian diukur atau

dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan, pengumpulan data untuk

semua variabel dilakukan secara bersama-sama atau sekaligus

(Riyanto, 2011).

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2023.

2. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, RS

Pendidikan Universitas Hasanuddin, Makassar dan di Instalasi

Laboratorium Mikrobiologi Klinik RS Pendidikan Universitas Hasanuddin

Makassar.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien yang datang pada saat

pelayanan rawat jalan di Poli bedah RS Wahidin Sudirohusodo dan RS

Pendidikan Unhas.
28

2. Sampel dan Teknik Sampling

a. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang

diteliti dan dianggap memenuhi kriteria inklusi penelitian serta sesuai

dengan kebutuhan penelitian yaitu 20 orang sampel ± 20%. Besar sampel

minimal akan dihitung menggunakan rumus besar sampel untuk korelasi

berikut ini :
 1+r 
 = 0,5 ln
1-r
 

 +  2
n= z1-/2 z1-  + 3
 
  

Keterangan :

r : nilai koefisien korelasi

z1-/2 : Nilai koefisien Z alpha 5% (1,96)

z1- : Nilai koefisien korelasi Z betha 20% (0.8)

b. Teknik Sampling

Dalam penelitian ini cara pengambilan sampel menggunakan proporsional

sampling dan sampel diambil berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.

Jumlah sampel penelitian yang telah ditentukan dalam populasi akan

dimasukkan dalam kriteria inklusi dan eksklusi:

1) Kriteria inklusi

a) Pasien rawat jalan di Poliklinik Bedah RS Wahidin Sudirohusodo, RS


29

Pendidikan Universitas Hasanuddin, Makassar

b) Laki-laki berusia > 50 tahun

c) Bersedia menjadi responden

2) Kriteria eksklusi

a) Memiliki riwayat penyakit gangguan hormonal

b) Memiliki riwayat operasi kelenjar prostat

Setelah seluruh sampel ditentukan dari kriteria inklusi dan eksklusi maka

sampel akan dipilih menggunakan metode purposive sampling.

D. Tehnik Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Spoit 3 cc

b. Tabung EDTA

c. Kasa alkohol

d. Turniket

e. Label identitas pasien

f. Alat tulis dan dokumentasi

g. Kit alat pengukur kadar testosteron di Laboraturium (ELISA

KIT) dariDiagnostic Biochem Canada (DBC)

h. Alat analisis dan interpretasi data penunjang radiologi (USG)


30

2. Prosedur Pemeriksaan Kadar Testosteron dengan ELISA

Seluruh reagen harus mencapai suhu ruang sebelum digunakan.

Kalibrator, kontrol, dan sampel spesimen harus diuji dan diduplikat.

Ketika prosedursudah dimulai, semua prosedur harus diselesaikan tanpa

interupsi.

1) Siapkan larutan kerja konjugat bebas testosteron-HRP dan larutan

wash buffer

2) Ambil sejumlah well strips yang diperlukan. Segel kembali kantong

dan masukkan kembali strip yang tidak digunakan ke dalam kulkas

3) Ambil dengan pipet 25 µl dari tiap-tiap kalibrator, kontrol, dan

sampel spesimen sesuai dengan label pada well strip yang telah

diduplikat

4) Ambil dengan pipet 100 µl dlarutan kerja konjugat ke dalam tiap-tiap

well (sumuran)(direkomendasikan menggunakan pipet multichanel)

5) Kocok perlahan plat selama 10 detik

6) Inkubasi plat dalam suhu 37oC selama 1 jam

7) Cuci well 3x dengan 350 µl wash buffer yang diencerkan tiap well

dan ketuk plat dengan kuat pada kertas penyerap untuk

memastikannya kering (penggunaan mesin cuci direkomendasikan)

8) Ambil dengan pipet 150 µl substrat TMB pada tiap-tiap well

(sumuran) pada interval waktu tertentu

9) Inkubasi plat pada suhu 37oC selama 10-15 menit (atau hingga

kalibrator A berwarna biru gelap untuk kepadatan optik (OD) yang

diinginkan.
31

10) Ambil dengan pipet 50 µl larutan stopping solution pada tiap- tiap

well pada interval waktu tertentu sesuai langkah 8

11) Baca plat pada pembaca mikroplat pada panjang gelombang

450nm dalam 20 menit setelah penambahan larutan stop

*Bila OD (optic density/kepadatan optik) melebihi batas atas dari deteksi

atau bila filter 450 nm tidak tersedia, filter 405 nm atau 415 nm dapat

diganti. OD akan lebih rendah, tetapi tidak akan memengaruhi hasil

pasien atau sampel control.

Kalkulasi
1) Hitung rerata kepadatan optik (OD) dari tiap duplikat kalibrator

2) Gambarkan sebuah kurva kalibrator pada kerta semi-logaritmis

dengan nilai rata-rata OD pada sumbu Y dan konsentrasi kalibrator

pada sumbu X. Jika menggunakan software immunoassay, kurva

parameter-4 atau parameter-5 direkomendasikan

3) Hitung rata-rata OD dari tiap duplikat yang tidak diketahu

4) Baca nilai yang tidak diketahui tersebut langsung dari kurva

kalibrator

3. Sumber Data

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden

dengan cara meminta persetujuan dan pencatatan identitas pasien yang

terdiagnosis pembesaran prostat jinak, selanjutnya dilakukan

pengambilansampel darah pasien yang sesuai kriteria inklusi.


32

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari hasil ekspertise dokter spesialis

radiologi dalam hal ini pemeriksaan USG untuk volume testis dan

volume prostat.

4. Aspek Etik Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menekankan masalah

etika dalampenyebaran kuesioner yang meliputi:

a. Persetujuan Responden

Sebelum memulai penelitian, peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan penelitian serta dampak responden selama pengumpulan data.

Pasien sebagai subjek penelitian diminta untuk menandatangani lembar

persetujuan dan mengikuti penelitian lebih lanjut.

b. Tanpa nama

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode atau inisial pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian

c. Kerahasiaan

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset.
33

E. Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, volume prostat dan

volume testis sebagai variabel dependent (terikat) kadar

testosteron dan volume testis sebagai variabel independent

(bebas).

2. Definisi Operasional dan kriteria objektif

a. Pembesaran prostat jinak

Pembesaran prostat jinak adalah diagnosis klinis berdasarkan

anamnesis,pemeriksaan fisik serta USG abdomen dan testis.

b. Volume Testis

Testis berjumlah 2 dengan bentuk ovoid, pipih dengan ketebalan

± 2,5 cm,berwarna putih, terletak di dalam cavum skroti. Ukuran

testis rata – rata 4 x3 x 2,5 cm, dengan berat ± 32 gram. Telah

dilaporkan bahwa volume testisberkisar 12 - 30 ml dan secara

umum volume testis orang dewasa tetap stabil setelah pubertas.

Volume testis sebagai berikut:

1) Kriteria Objektif:

a. Normal : 12 – 30 ml

b. Tidak Normal : < 12 ml dan

> 30 mlSkala Data : Ordinal


34

c. Volume Prostat

Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang

terletak di sebelah inferior buli-buli dan membungkus uretra posterior.

Prostat berbentuk seperti pyramid terbalik dan merupakan organ

kelenjar fibromuskuler yang mengelilingi uretra pars prostatica. Prostat

merupakan glandula aksesori terbesar pada pria; tebalnya ± 2 cm dan

panjangnya ± 3cm dengan lebarnya ± 4 cm, dan berat 20 gram.

Perhitungan volume prostat menggunakan formula ellipsoid , yaitu V=

αxβxγxπ/6 , dimana α adalah diameter transversal, β adalah diameter

anterior-posterior, γ adalah diameter longitudinal , dan π/6 adalah 0,52.

Volume prostat sebagai berikut:

1) Kriteria Objektif :

a. Normal : < 21 cc

b. Tidak Normal :

I. Grade I : 21-30 cc

II. Grade II : 31-50 cc

III. Grade III : 51-80 cc

IV. Grade IV : >80 cc

2) Skala Data : Ordinal

d. Kadar Testosteron

Testosteron adalah hormon esensial untuk perkembangan dan

pemeliharan karakteristik seks pria dan fungsi normal kelenjar

reproduksi
35

tambahan. Perubahan mikroskopik pada prostat telah terjadi pada usia 30

– 40 tahun. Dengan bertambahnya usia, akan terjadi perubahan

kesimbangan testosteron dan estrogen karena produksi testosteron

menurun dan terjadi konversi testosteron menjadi estrogen pada

jaringan adipose diperifer.

Androgen (testosteron) disintesis oleh testis dan adrenal, berdifusi

ke epitel prostat dan diubah menjadi DHT oleh enzim 5a-reduktase.

Selain itu, di antara tubuli seminiferi terdapat kelompok set epiteloid,

sel intertitial (Leydig). Kadar testosteron pada laki-laki dewasa sebagai

berikut:

1) Kriteria objektif :

a. Normal : 9 – 32 nmol/L

b. Tidak Normal: < 9 dan > 32 nmol/L

2) Skala Data : Ordinal


36

F. Alur Penelitian

Adapun secara skematis alur penelitian ini dapat dilihat pada bagan

di bawah ini :

Pasien rawat jalan

Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, Informed Consent

Pemeriksaan Radiologi (USG Urologi, USG Testis) dan Pemeriksaan laboratorium

Kadar Volume Volume


Testosteron Testis Prostat

Input Data

Analisis Data

Pelaporan Hasil

Bagan 3. Alur Penelitian

G. Teknik Analisis Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan

software statistik SPSS for windows versi 20.0 dan dibantu program

Microsoft Excel. Kegiatan dalam proses pengolahan data, adalah:


37

a. Pemeriksaan Data (Editing)

Pemeriksaan data (editing) adalah memeriksa data yang telah

dikumpulkanberupa data buku register. Kegiatan pemeriksaan data

meliputi:

1) Penjumlahan

Menjumlah adalah menghitung banyaknya jumlah obyek penelitian

dan sampel yang diambil secara bersamaan melalaui lembar

persetujuan respondenh diisi untuk mengetahui apakah sesuai

dengan jumlah yang telah ditentukan.

2) Koreksi

Koreksi adalah proses membenarkan atau menyelesaikan hal-hal

yang salah atau kurang jelas.

b. Pemberian Kode (Coding)

Semua variabel diberi kode terutama data klasifikasi, untuk

mempermudahpengolahan. Pemberian kode dilakukan sebelum

atau sesudahpengumpulan data dilaksanakan.

c. Penyusunan Data (Tabulating)

Penyusunan data (tabulating) merupakan pengorganisasian data

sedemikian rupa agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun, dan

ditata untuk disajikan dan dianalisis.

d. Memasukkan data ke komputer (entry)

Data yang telah disusun dimasukkan dalam komputer untuk diolah

menggunakan program komputer.


38

2. Analisis Data

Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis secara univariat,

bivariat.

a. Univariat

Merupakan penyajian data secara deskriptif dengan menghitung

distribusi frekuensi. Pada analisis univariat akan ditampilkan nilai

proporsi (persentase) masing-masing kategori pada variabel penelitian.

Variabel independent pada penelitian ini adalah kadar testosteron,

volume testis dan sebagai variabel dependent adalah volume testis,

volume prostat dengan skala data kategorik yaitu data Ordinal. Selain

itu, pada analisis univariat juga akan diukur nilai central tendency seperti

mean, standar deviasi, median, minimum, dan maximum untuk mengetahui

deskripsi dari variabel-variabel penelitian.

b. Bivariat

Tujuan analisis ini untuk menjelaskan hubungan dua variabel

yaitu antara variabel independent yang diduga mempunyai hubungan

bermakna denganvariabel dependent. Uji statistik yang digunakan

adalah metode korelasi Pearson dengan uji alternatif korelasi Spearman.

Syarat dari uji korelasi pearson adalah data berdistribusi normal. Untuk

mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak maka dilakukan

uji normalistas data menggunakan Kolmogorov Smirnov test. Pada

analisis bivariat ini akan diukur nilai koefisian korelasi serta kekuatan

dan arah dari korelasi antara variabel independen dan variabel

dependen
39

Interpretasi hasil:

1) Ho ditolak jika p value < α atau p value < 0,05, berarti terdapat

korelasi antara kadar testosteron dengan volume testis pada pasien

rawat jalan di Poliklinik Bedah RS Wahidin Sudirohusodo

2) Ho diterima jika p value ≥ α atau p value ≥ 0,05, berarti tidak

terdapat korelasi antara kadar testosteron dengan volume testis pada

pasien rawat jalan di Poliklinik Bedah RS Wahidin Sudirohusodo dan RS

Pendidikan Unhas

3) Ho ditolak jika p value < α tau p value < 0,05, berarti terdapat

korelasi antara testosteron dengan volume prostat pada pasien rawat

jalan di Poliklinik Bedah RS Wahidin Sudirohusodo dan RS Pendidikan

Unhas

4) Ho diterima jika p value ≥ α atau p value ≥ 0,05, berarti tidak

terdapat korelasi antara volume antara testosteron dengan volume

prostat pada pasien rawat jalan di Poliklinik Bedah RS Wahidin

Sudirohusodo dan RS Pendidikan Unhas

5) Ho ditolak jika p value < α tau p value < 0,05, berarti terdapat korelasi

antara volume testis dengan volume prostat pada pasien rawat jalan di

Poliklinik Bedah RS Wahidin Sudirohusodo dan RS Pendidikan Unhas

6) Ho diterima jika p value ≥ α atau p value ≥ 0,05, berarti tidak

terdapat korelasi antara volume testis dengan volume prostat pada

pasien rawat jalan di Poliklinik Bedah RS Wahidin Sudirohusodo dan RS

Pendidikan Unhas
40

Anda mungkin juga menyukai