25(3), p 146-153
ISSN-p : 1410-5918 ISSN-e : 2406-9086
Diserahkan : 22-11-2019 Revisi : 22-10-2020 Diterima : 23-12-2020
Formulasi, Evaluasi Kualitas Fisik, dan Aktivitas Antioksidan Body Butter Ekstrak
EtanolBuah Naga (Hylocereus polyrhizusKulit)
Agustina Nila Yuliawati* dan Kadek Duwi Cahyadi
Mahaganesha Fakultas Farmasi
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Buah naga merupakan salah satu jenis buah tropis yang memiliki senyawa biologis
aktif seperti antioksidan (Omidizadeh et al., 2011). Karena manfaat buah naga untuk
kesehatan konsumsi buah ini pun semakin tinggi. Dia berdampak pada sisa kulit buah
naga yang dibuang dan tidak digunakan secara optimal sehingga kulitnya menjadi sisa
makanan yang mampu mencemari lingkungan (Zain and Nazari, 2016). Baik kulitnya
maupun dagingnya buah naga mengandung polifenol sebagai sumber antioksidan alami
menggantikan sintetis antioksidan (Wu et al., 2006).
Antioksidan alami yang berasal dari alam bahan telah dikembangkan dalam
berbagai penelitian, terutama penggunaannya dalam kosmetik. Itu mungkin terjadi
karena antioksidan alami dianggap memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan antioksidan sintetik seperti BHT dan BHA yang memiliki potensi
untuk memiliki efek karsinogenik dalam studi toksikologi (Thorat, 2013). Buah naga kupas
dengan sumber antioksidan alami bisa digunakan sebagai bahan utama pembuatan
kosmetik antioksidan yang mencegah prematur
*Penulis korespondensi : Agustina Nila Yuliawati Email :
penuaan kulit akibat paparan sinar matahari dengan menyukai aktivitas antioksidan kulit
buah naga yang lebih besar dari daging buahnya (Le Bellec et al., 2006; Wu et al., 2006).
Selanjutnya, itu juga bisa kurangi sisa makanan dari sisa yang tidak terpakai kulit buah
naga.
Persiapan topikal dari penggunaan naga kulit buah masih jarang dilakukan
mengingat aktivitas antioksidan yang dimiliki buah naga kulitnya, terutama dalam bentuk
body butter. Tubuh sediaan mentega lebih baik daripada body lotion olahan karena
kandungan minyaknya yang tinggi sehingga mereka memiliki kemampuan yang lebih baik
untuk memelihara dan mampu melembabkan kulit sehingga kelembaban kulit lebih baik
dipertahankan (Sayuti, 2017).
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk memformulasi
sediaan body butter ekstrak etanolbuah naga (Hylocereus polyrhizuskulit), mengevaluasi
kualitas fisiknya, dan mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak etanolbuah naga
(Hylocereus polyrhizuskulit) dan body butternya dalam berbagai konsentrasi ekstrak,
seperti pada penelitian sebelumnya diketahui bahwa aktivitas antioksidan akan meningkat
dengan bertambahnya jumlah ekstrak kulit buah naga yang ditambahkan (Manihuruk et
al., 2017).
146
DOI : 10.22146/bulan.51763 | Jurnal Pengobatan Tradisional, 25(3),2020
Formulasi, Evaluasi Kualitas Fisik, dan Aktivitas Antioksidan Body Butter
Tabel I. Formula Body Butter Ekstrak Etanol Buah Naga (Hylocereus polyrhizus)
Kulit Formula(%b/b) Negatif
Kontrol I II III
Bahan aktif:
Ekstrak etanolbuah naga
(Hylocereus polyrhizus) kulit - 0,5 1,0 2.0 Fase minyak:
Asam stearat 8.0 8.0 8.0 8.0 Cetyl alcohol 3.0 3.0 3.0 3.0 Propylparaben 0.2 0.2 0.2
0.2 Steareth-20 0.5 0.5 0.5 0.5 Formula (%w/ w) negatif
Kontrol I II III
Minyak kelapa 20,0 20,0 20,0 20,0 Cyclomethicone 2.0 2.0 2.0 2.0 Cocoa butter 10,0
10.0 10,0 10,0 Minyak zaitun 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 Fase air:
Triethanolamine 2.0 2.0 2.0 2.0 Gliserin 2.0 2.0 2.0 2.0 Methylparaben 0.3 0.3 0.3 0.3
0.3 Aqua dest iklan 100,0 iklan 100,0 iklan 100,0 iklan 100,0
METODOLOGI
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan tahapan yang melibatkan
penentuan penduduk asli tanaman, membuat ekstrak etanol buah naga (Hylocereus
polyrhizus) kupas, memastikan aktivitasnya antioksidan, melakukan formulasi mentega
tubuh prosedur, melaksanakan kualitas fisik evaluasi, maka aktivitas antioksidan
tubuhnya mentega yang mengandung tingkat ekstrak yang berbeda penambahan 0,5%,
1,0%, dan 2,0%.
Homogenitas
500mg body butter ambil di bagian atas, tengah, dan bawah lalu dioleskan ke
selembar kaca transparan. Amati adanya partikel jika terjadi pemisahan fasa (Juwita et al.,
2013).
pH
Oleskan body butter pada kertas indikator pH universal untuk mengetahui pH
147
Agustina Nila Yuliawati
sediaan, tunggu beberapa saat hingga muncul warna. Warna yang muncul dicocokkan
atau dibandingkan dengan warna standar yang tersedia pada kemasan indikator pH
universal (Juwita et al., 2013).
Daya sebar
500mg body butter diletakkan di atas gelas berukuran 10 x 10 cm 2. Selanjutnya
ditutup dengan kaca penutup dengan ukuran yang sama dan diberi pemberat diatasnya
sampai beratnya mencapai 150 gram, kemudian diukur diameter yang terbentuk setelah 1
menit pada setiap penambahan berat (Arikumalasari et al., 2013).
Kemampuan perlindungan
Kertas saring (10x10 cm) yang dibasahi dengan fenolftalein dan dikeringkan. 500mg
mentega tubuh dioleskan ke kertas. Di atas kertas saring yang lain, buatlah luasan (2,5x2,5
cm). Di tepi area, dioleskan parafin padat cair. Tempelkan kertas saring ini pada kertas
sebelumnya, kemudian 1 tetes larutan NaOH 0,1 N diteteskan ke area tersebut, catat
waktu sampai terjadi noda kemerahan (Indrayudha et al., 2010).
Daya lekat
500mg body butter ditempatkan di antara 2 gelas objek, kemudian dipress dengan
beban 1 kg selama 5 menit. Beban diangkat dari benda kaca kemudian dipasang pada alat
uji, diberi beban 100 gram kemudian dicatat pada saat sediaan lepas dari benda kaca
(Arikumalasari et al., 2013).
Sebuahnalysis Antioksidan Kegiatan Extract dan Its Body Butter dengan Metode DPPH
Analisis aktivitas antioksidan ekstrak dan mentega tubuhnya dilakukan dengan
mengukur penghambatan radikal bebas terhadap 1,1-diphenyl-2- pikrilhidrazil (DPPH)
menggunakan spektrofotometer UV-Vis (Adnan et al., 2011; Kedare dan Singh, 2011).
Pembuatan Sampel
Ekstrak
50mg ekstrak dilarutkan dengan 50ml etanol 96%, kemudian diperoleh konsentrasi
1000 ppm, kemudian dibuat larutan seri dengan menambahkan etanol 96% hingga
konsentrasi 100, 70, 50, 40, 30, 20, 10 ppm .
Body Butter
gram dari masing-masing formulasi body butter dilarutkan dengan 1,5 ml etanol
96% ke dalam tabung centrifuge (direplikasi 8 kali), kemudian disentrifugasi dengan
kecepatan 6000 rpm dalam waktu 15 menit kemudian diambil fase larutan bening dan
dibuat seri larutan konsentrasi 100, 70, 50, 40, 30, 20, 10 ppm.
148
Penentuan Panjang Gelombang Maksimum 40 ppm larutan DPPH dipipet sebanyak 4 ml,
diinkubasi selama 30 menit dalam ruangan gelap, kemudian diisi dengan
spektrofotometer UV-Vis dan ditambahkan absorbansi pada panjang gelombang 400-800
nm. Dari spektrum ditentukan panjang gelombang maksimum.
Uji Penghambatan Radikal Bebas terhadap DPPH 2 mL larutan DPPH 40 ppm dimasukkan
ke dalam 7 botol vial yang berbeda dan ditambahkan 2 ml larutan sampel masing-masing
konsentrasi ke dalamnya. Seluruh vial ditutup dengan aluminium foil, dikocok dan
didiamkan selama 30 menit di ruangan gelap. Setelah itu, diamati absorbansinya pada
panjang gelombang maksimum.
Analisis Statistik
Data kuantitatif daya sebar, proteksi, dan daya rekat dalam evaluasi kualitas fisik
body butter dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows dengan one way-
ANOVA post hoc Tukey HSD untuk mengetahui selisih rata-rata daya sebar / proteksi /
daya rekat antara waktu penyimpanan dan formula. Selain itu, metode Paired T-Test juga
digunakan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap stabilitas daya
sebar/perlindungan/daya rekat masing-masing formula pada setiap waktu penyimpanan
yang berbeda. Rentang signifikansi ditetapkan pada 0,05.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus) diambil untuk dijadikan sampel dalam
penelitian ini. Sebanyak 6.089 kg kulit buah naga dibuat menjadi serbuk sebanyak 358
gram dan, dihasilkan ekstrak kental sebanyak 13,9 gram.
n
o
i
t
i
b
i
h
n
I
%
Formulasi, Evaluasi Kualitas Fisik, dan Aktivitas Antioksidan Body Butter
60
y = 1.1392x - 2.0155
50
R 虏 = 0.9931
40
30
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 Konsentrasi Ekstrak (ppm)
Gambar 1. Kurva Penghambatan Radikal Bebas DPPH Persentase Ekstrak EtanolBuah Naga
(Hylocereus polyrhizusKulit)
149
Agustina Nila Yuliawati
Evaluasi Kualitas Fisik Body Butter
Evaluasi organoleptik dimaksudkan untuk melihat penampakan kualitatif atau fisik
suatu sediaan, meliputi bentuk, warna, bau, dan tekstur sehingga sesuai dengan ekstrak
yang digunakan. Setiap minggu penyimpanan (4 minggu) menunjukkan tidak adanya
perubahan organoleptik dari masing-masing formulasi body butter. Bentuk body butternya
semi padat, berwarna coklat, dan teksturnya lembut (Gambar 2).
Homogenitas
Evaluasi homogenitas bertujuan untuk melihat dan mengetahui pencampuran
sediaan. Homogenitas dalam sediaan farmasi sangat penting karena mencerminkan
pemerataan zat aktif ke dalam sediaan sehingga diharapkan dosis telah sesuai dengan
tujuan penggunaannya (Juwita et al., 2013). Evaluasi homogenitas menunjukkan bahwa
produk body butter tetap homogen pada waktu penyimpanan (4 minggu). Hal ini
dibuktikan dengan tidak adanya butiran partikel atau gumpalan dan fase tetes yang
tampak terpisah dari kaca objek. Oleh karena itu, produk body butter yang dibuat dengan
setiap formula yang berbeda memberikan hasil yang baik.
pH
Evaluasi pH pada sediaan topikal bertujuan untuk mengevaluasi keamanan sediaan
agar tidak terjadi iritasi pada kulit. Sediaan topikal harus memiliki pH mendekati pH
normal kulit, yaitu sekitar 4,0-7,0 (Lambers et al., 2006). Body butter yang diproduksi di
setiap formula memenuhi persyaratan nilai pH kulit. Body butter yang mengandung
ekstrak dapat menurunkan nilai pH sediaan (5.0 鈥 ?6.0). Hylocereus polyrhizus
mengandung asam organik seperti asam malat dan dapat menurunkan nilai pH produk
body butter (Jamilah et al., 2011).
Spreadability
The spreadability evaluasi bertujuan untuk mengetahui kemampuan persiapan
untuk penyebaran secara luas pada permukaan kulit. Kemanjuran terapeutik suatu
formulasi tergantung pada distribusinya (Deuschle et al., 2015; Singh et al., 2015).
Berdasarkan analisis statistik, terdapat perbedaan rata-rata daya sebar antara formula I
dengan formula III dan formula II dengan formula III pada lama penyimpanan minggu
kedua (p<0,05). Berkaitan dengan stabilitas daya sebar, tidak terdapat perbedaan daya
sebar dengan masing-masing waktu penyimpanan yang berbeda pada body butter formula
kontrol negatif, formula I
150
dan formula II (p>0,05). Dapat dikatakan formula tersebut memiliki daya sebar yang stabil
pada waktu penyimpanan selama 4 minggu.
Kemampuan
proteksi Evaluasi kemampuan proteksi bertujuan untuk mengetahui kemampuan
proteksi body butter terhadap pengaruh luar yang dapat menurunkan efektifitas
pengolesan body butter. Pengaruh eksternal diberikan oleh NaOH, dimana akan timbul
noda merah keunguan pada kertas saring yang sebelumnya telah ditetesi fenolftalein dan
diolesi body butter (Indrayudha et al., 2010). Berdasarkan analisis statistik, tidak terdapat
perbedaan rata-rata kemampuan proteksi antara lama penyimpanan dan masing-masing
formula (p>0,05). Kestabilan kemampuan proteksi menunjukkan tidak ada perbedaan
kemampuan proteksi dengan masing-masing lama penyimpanan yang berbeda pada body
butter formula kontrol negatif, formula I dan formula III (p>0,05). Bisa dikatakan formula
tersebut memiliki kemampuan proteksi yang stabil pada waktu penyimpanan selama 4
minggu. Meski demikian, noda merah keunguan yang muncul dengan cepat, yang kurang
dari 2 detik jadi itu diketahui bahwa kemampuan perlindungan mentega tubuh untuk
senyawa lain (basa) relatif rendah.
Kemampuan
adhesi Evaluasi kemampuan adhesi bertujuan untuk mengetahui kemampuan
perlekatan yang melekat pada kulit. Kemampuan adhesi preparasi akan mempengaruhi
efek terapi yang lebih lama (Arikumalasari et al., 2013). Berdasarkan analisis statistik,
terdapat perbedaan rata-rata daya rekat antara formula kontrol negatif dengan formula II
dan formula II dengan formula III pada lama penyimpanan minggu kedua (p<0,05).
Selanjutnya juga terdapat perbedaan rata-rata daya rekat antara formula I dengan
formula III dan formula II dengan III pada waktu penyimpanan minggu keempat (p<0,05).
Berkaitan dengan stabilitas daya rekat menunjukkan tidak terdapat perbedaan daya rekat
dengan masing-masing lama penyimpanan yang berbeda pada body butter formula
kontrol negatif, formula I dan formula III (p>0,05). Dapat dikatakan formula tersebut
memiliki daya rekat yang stabil pada waktu penyimpanan selama 4 minggu.
(c)
Gambar 3. Kurva Persentase Penghambatan Radikal Bebas DPPH oleh Body Butter Ekstrak
Etanol Buah Naga (Hylocereus polyrhizus) Formula I (a), Formula II (b), dan Formula III (c)
Tabel II. Aktivitas Antioksidan Budy Butter Ekstrak Etanol Buah Naga (Hylocereus
polyrhizus)Kulit
FormulaKonsentrasi DPPH (ppm)
IC50 Nilai
(ppm) AAI
I 40 74,27 0,54 II 40 82,56 0,48 III 40 144,60 0,28
Aktivitas antioksidan dipengaruhi oleh semakin banyaknya antioksidan yang digunakan
(Purwanto et al., 2013). Hasil analisis aktivitas antioksidan pada masing-masing formula
body butter ditunjukkan pada Gambar 3.
Berdasarkan Gambar 3 terlihat bahwa nilai IC50 yang diperoleh semakin besar
seiring dengan banyaknya jumlah antioksidan yang ditambahkan pada body butter
sehingga nilai AAI yang diperoleh semakin besar. lebih kecil (Tabel II).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penurunan aktivitas antioksidan pada
body butter, terdiri dari
151
Agustina Nila Yuliawati
KESIMPULAN
Ekstrak etanolbuah naga (Hylocereus polyrhizus) kulitmemiliki tingkat antioksidan
sedang (AAI = 0,88). Body butter yang mengandung 0,5% ekstrak etanolbuah naga
(Hylocereus polyrhizus) kulitmemiliki penilaian kualitas fisik terbaik selama penyimpanan
(4 minggu) dan AAI tertinggi (0,54) di antara formula body butter lainnya.
REFERENSI
Adnan, L., Osman, A. & Abdul Hamid, A., 2011. 'Aktivitas antioksidan ekstrak yang berbeda dari
biji pitaya merah (Hylocereus polyrhizus)', International Journal of Food Properties. 14,
1171-1181.
Arikumalasari, J., Dewantara, IGNA & Wijayanti, NPAD, 2013. 'Optimasi HPMC sebagai gelling
agent dalam formula gel ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.)', Jurnal
Farmasi Udayana. 2 (3), 145-152.
Del-Toro-S 谩 nchez, CL, Guti 茅 rrez-Lomeli, M., Lugo Cervantes, E., Zurita, F., Robles-Garc 铆 a,
MA, Ruiz-Cruz, S., Aguilar, JA, Morales-Del Rio, JA & Guerrero-Medina, PJ, 2015. 'Efek
penyimpanan pada fenol dan aktivitas antioksidan ekstrak dari anemopsis californica dan
penghambatan enzim elastase', Jurnal Kimia. 2015, 1 鈥?.
Deuschle, VCKN, Deuschle, RAN, Bortoluzzi, MR & Athayde, ML, 2015. 'Evaluasi kimia fisik
stabilitas, daya sebar, antioksidan in vitro, dan kapasitas foto-protektif dari formulasi
topikal yang mengandung ekstrak daun Calendula officinalis L.', Jurnal Brasil dari Ilmu
Farmasi. 51, 63-75.
Hamzah, N., Ismail, I. & Saudi, ADA, 2014. 'Pengaruh emulgator terhadap aktivitas antioksidan
krim ekstrak etanol kelopak bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa Linn)', Jurnal Kesehatan. 7
(2), 376-386.
Indrayudha, P., Rahmawati, D. & Sukmawati, A., 2010. 'Formulasi krim minyak atsiri rimpang
temu giring (Curcuma heyneana Val & Zijp): uji sifat fisik dan daya antijamur terhadap
Candida Albicans secara in vitro'. Majalah Obat Tradisional. 15 (2), 56-63.
Jamilah, B., Shu, CE, Kharidah, M., Dzulkifly, MA, & Noranizan, 2011. 'Karakteristik fisika-kimia
kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus)'. Jurnal Penelitian Makanan Internasional.
18, 279 鈥?86.
Jasti, BR, Abraham, W. & Ghosh, TK, 2004. 'Sistem pengiriman transdermal dan topikal', dalam
Ghosh, TK, & Jasti, BR, Theory and
152
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Buah naga merupakan salah satu jenis buah tropis yang memiliki senyawa biologis
aktif seperti antioksidan (Omidizadeh et al., 2011). Karena manfaat buah naga untuk
kesehatan konsumsi buah ini pun semakin tinggi. Dia berdampak pada sisa kulit buah
naga yang dibuang dan tidak digunakan secara optimal sehingga kulitnya menjadi sisa
makanan yang mampu mencemari lingkungan (Zain and Nazari, 2016). Baik kulitnya
maupun dagingnya buah naga mengandung polifenol sebagai sumber antioksidan alami
menggantikan sintetis antioksidan (Wu et al., 2006).
Antioksidan alami yang berasal dari alam bahan telah dikembangkan dalam
berbagai penelitian, terutama penggunaannya dalam kosmetik. Itu mungkin terjadi
karena antioksidan alami dianggap memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan antioksidan sintetik seperti BHT dan BHA yang memiliki potensi
untuk memiliki efek karsinogenik dalam studi toksikologi (Thorat, 2013). Buah naga kupas
dengan sumber antioksidan alami bisa digunakan sebagai bahan utama pembuatan
kosmetik antioksidan yang mencegah prematur
*Penulis korespondensi : Agustina Nila Yuliawati Email :
penuaan kulit akibat paparan sinar matahari dengan menyukai aktivitas antioksidan kulit
buah naga yang lebih besar dari daging buahnya (Le Bellec et al., 2006; Wu et al., 2006).
Selanjutnya, itu juga bisa kurangi sisa makanan dari sisa yang tidak terpakai kulit buah
naga.
Persiapan topikal dari penggunaan naga kulit buah masih jarang dilakukan
mengingat aktivitas antioksidan yang dimiliki buah naga kulitnya, terutama dalam bentuk
body butter. Tubuh sediaan mentega lebih baik daripada body lotion olahan karena
kandungan minyaknya yang tinggi sehingga mereka memiliki kemampuan yang lebih baik
untuk memelihara dan mampu melembabkan kulit sehingga kelembaban kulit lebih baik
dipertahankan (Sayuti, 2017).
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk memformulasi
sediaan body butter ekstrak etanolbuah naga (Hylocereus polyrhizuskulit), mengevaluasi
kualitas fisiknya, dan mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak etanolbuah naga
(Hylocereus polyrhizuskulit) dan body butternya dalam berbagai konsentrasi ekstrak,
seperti pada penelitian sebelumnya diketahui bahwa aktivitas antioksidan akan meningkat
dengan bertambahnya jumlah ekstrak kulit buah naga yang ditambahkan (Manihuruk et
al., 2017).
146
DOI : 10.22146/bulan.51763 | Jurnal Pengobatan Tradisional, 25(3),2020
Formulasi, Evaluasi Kualitas Fisik, dan Aktivitas Antioksidan Body Butter
Tabel I. Formula Body Butter Ekstrak Etanol Buah Naga (Hylocereus polyrhizus)
Kulit Formula(%b/b) Negatif
Kontrol I II III
Bahan aktif:
Ekstrak etanolbuah naga
(Hylocereus polyrhizus) kulit - 0,5 1,0 2.0 Fase minyak:
Asam stearat 8.0 8.0 8.0 8.0 Cetyl alcohol 3.0 3.0 3.0 3.0 Propylparaben 0.2 0.2 0.2
0.2 Steareth-20 0.5 0.5 0.5 0.5 Formula (%w/ w) negatif
Kontrol I II III
Minyak kelapa 20,0 20,0 20,0 20,0 Cyclomethicone 2.0 2.0 2.0 2.0 Cocoa butter 10,0
10.0 10,0 10,0 Minyak zaitun 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 Fase air:
Triethanolamine 2.0 2.0 2.0 2.0 Gliserin 2.0 2.0 2.0 2.0 Methylparaben 0.3 0.3 0.3 0.3
0.3 Aqua dest iklan 100,0 iklan 100,0 iklan 100,0 iklan 100,0
METODOLOGI
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan tahapan yang melibatkan
penentuan penduduk asli tanaman, membuat ekstrak etanol buah naga (Hylocereus
polyrhizus) kupas, memastikan aktivitasnya antioksidan, melakukan formulasi mentega
tubuh prosedur, melaksanakan kualitas fisik evaluasi, maka aktivitas antioksidan
tubuhnya mentega yang mengandung tingkat ekstrak yang berbeda penambahan 0,5%,
1,0%, dan 2,0%.
Homogenitas
500mg body butter ambil di bagian atas, tengah, dan bawah lalu dioleskan ke
selembar kaca transparan. Amati adanya partikel jika terjadi pemisahan fasa (Juwita et al.,
2013).
pH
Oleskan body butter pada kertas indikator pH universal untuk mengetahui pH
147
Agustina Nila Yuliawati
sediaan, tunggu beberapa saat hingga muncul warna. Warna yang muncul dicocokkan
atau dibandingkan dengan warna standar yang tersedia pada kemasan indikator pH
universal (Juwita et al., 2013).
Daya sebar
500mg body butter diletakkan di atas gelas berukuran 10 x 10 cm 2. Selanjutnya
ditutup dengan kaca penutup dengan ukuran yang sama dan diberi pemberat diatasnya
sampai beratnya mencapai 150 gram, kemudian diukur diameter yang terbentuk setelah 1
menit pada setiap penambahan berat (Arikumalasari et al., 2013).
Kemampuan perlindungan
Kertas saring (10x10 cm) yang dibasahi dengan fenolftalein dan dikeringkan. 500mg
mentega tubuh dioleskan ke kertas. Di atas kertas saring yang lain, buatlah luasan (2,5x2,5
cm). Di tepi area, dioleskan parafin padat cair. Tempelkan kertas saring ini pada kertas
sebelumnya, kemudian 1 tetes larutan NaOH 0,1 N diteteskan ke area tersebut, catat
waktu sampai terjadi noda kemerahan (Indrayudha et al., 2010).
Daya lekat
500mg body butter ditempatkan di antara 2 gelas objek, kemudian dipress dengan
beban 1 kg selama 5 menit. Beban diangkat dari benda kaca kemudian dipasang pada alat
uji, diberi beban 100 gram kemudian dicatat pada saat sediaan lepas dari benda kaca
(Arikumalasari et al., 2013).
Sebuahnalysis Antioksidan Kegiatan Extract dan Its Body Butter dengan Metode DPPH
Analisis aktivitas antioksidan ekstrak dan mentega tubuhnya dilakukan dengan
mengukur penghambatan radikal bebas terhadap 1,1-diphenyl-2- pikrilhidrazil (DPPH)
menggunakan spektrofotometer UV-Vis (Adnan et al., 2011; Kedare dan Singh, 2011).
Pembuatan Sampel
Ekstrak
50mg ekstrak dilarutkan dengan 50ml etanol 96%, kemudian diperoleh konsentrasi
1000 ppm, kemudian dibuat larutan seri dengan menambahkan etanol 96% hingga
konsentrasi 100, 70, 50, 40, 30, 20, 10 ppm .
Body Butter
gram dari masing-masing formulasi body butter dilarutkan dengan 1,5 ml etanol
96% ke dalam tabung centrifuge (direplikasi 8 kali), kemudian disentrifugasi dengan
kecepatan 6000 rpm dalam waktu 15 menit kemudian diambil fase larutan bening dan
dibuat seri larutan konsentrasi 100, 70, 50, 40, 30, 20, 10 ppm.
148
Penentuan Panjang Gelombang Maksimum 40 ppm larutan DPPH dipipet sebanyak 4 ml,
diinkubasi selama 30 menit dalam ruangan gelap, kemudian diisi dengan
spektrofotometer UV-Vis dan ditambahkan absorbansi pada panjang gelombang 400-800
nm. Dari spektrum ditentukan panjang gelombang maksimum.
Uji Penghambatan Radikal Bebas terhadap DPPH 2 mL larutan DPPH 40 ppm dimasukkan
ke dalam 7 botol vial yang berbeda dan ditambahkan 2 ml larutan sampel masing-masing
konsentrasi ke dalamnya. Seluruh vial ditutup dengan aluminium foil, dikocok dan
didiamkan selama 30 menit di ruangan gelap. Setelah itu, diamati absorbansinya pada
panjang gelombang maksimum.
Analisis Statistik
Data kuantitatif daya sebar, proteksi, dan daya rekat dalam evaluasi kualitas fisik
body butter dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows dengan one way-
ANOVA post hoc Tukey HSD untuk mengetahui selisih rata-rata daya sebar / proteksi /
daya rekat antara waktu penyimpanan dan formula. Selain itu, metode Paired T-Test juga
digunakan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap stabilitas daya
sebar/perlindungan/daya rekat masing-masing formula pada setiap waktu penyimpanan
yang berbeda. Rentang signifikansi ditetapkan pada 0,05.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus) diambil untuk dijadikan sampel dalam
penelitian ini. Sebanyak 6.089 kg kulit buah naga dibuat menjadi serbuk sebanyak 358
gram dan, dihasilkan ekstrak kental sebanyak 13,9 gram.
n
o
i
t
i
b
i
h
n
I
%
Formulasi, Evaluasi Kualitas Fisik, dan Aktivitas Antioksidan Body Butter
60
y = 1.1392x - 2.0155
50
R 虏 = 0.9931
40
30
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 Konsentrasi Ekstrak (ppm)
Gambar 1. Kurva Penghambatan Radikal Bebas DPPH Persentase Ekstrak EtanolBuah Naga
(Hylocereus polyrhizusKulit)
149
Agustina Nila Yuliawati
Evaluasi Kualitas Fisik Body Butter
Evaluasi organoleptik dimaksudkan untuk melihat penampakan kualitatif atau fisik
suatu sediaan, meliputi bentuk, warna, bau, dan tekstur sehingga sesuai dengan ekstrak
yang digunakan. Setiap minggu penyimpanan (4 minggu) menunjukkan tidak adanya
perubahan organoleptik dari masing-masing formulasi body butter. Bentuk body butternya
semi padat, berwarna coklat, dan teksturnya lembut (Gambar 2).
Homogenitas
Evaluasi homogenitas bertujuan untuk melihat dan mengetahui pencampuran
sediaan. Homogenitas dalam sediaan farmasi sangat penting karena mencerminkan
pemerataan zat aktif ke dalam sediaan sehingga diharapkan dosis telah sesuai dengan
tujuan penggunaannya (Juwita et al., 2013). Evaluasi homogenitas menunjukkan bahwa
produk body butter tetap homogen pada waktu penyimpanan (4 minggu). Hal ini
dibuktikan dengan tidak adanya butiran partikel atau gumpalan dan fase tetes yang
tampak terpisah dari kaca objek. Oleh karena itu, produk body butter yang dibuat dengan
setiap formula yang berbeda memberikan hasil yang baik.
pH
Evaluasi pH pada sediaan topikal bertujuan untuk mengevaluasi keamanan sediaan
agar tidak terjadi iritasi pada kulit. Sediaan topikal harus memiliki pH mendekati pH
normal kulit, yaitu sekitar 4,0-7,0 (Lambers et al., 2006). Body butter yang diproduksi di
setiap formula memenuhi persyaratan nilai pH kulit. Body butter yang mengandung
ekstrak dapat menurunkan nilai pH sediaan (5.0 鈥 ?6.0). Hylocereus polyrhizus
mengandung asam organik seperti asam malat dan dapat menurunkan nilai pH produk
body butter (Jamilah et al., 2011).
Spreadability
The spreadability evaluasi bertujuan untuk mengetahui kemampuan persiapan
untuk penyebaran secara luas pada permukaan kulit. Kemanjuran terapeutik suatu
formulasi tergantung pada distribusinya (Deuschle et al., 2015; Singh et al., 2015).
Berdasarkan analisis statistik, terdapat perbedaan rata-rata daya sebar antara formula I
dengan formula III dan formula II dengan formula III pada lama penyimpanan minggu
kedua (p<0,05). Berkaitan dengan stabilitas daya sebar, tidak terdapat perbedaan daya
sebar dengan masing-masing waktu penyimpanan yang berbeda pada body butter formula
kontrol negatif, formula I
150
dan formula II (p>0,05). Dapat dikatakan formula tersebut memiliki daya sebar yang stabil
pada waktu penyimpanan selama 4 minggu.
Kemampuan
proteksi Evaluasi kemampuan proteksi bertujuan untuk mengetahui kemampuan
proteksi body butter terhadap pengaruh luar yang dapat menurunkan efektifitas
pengolesan body butter. Pengaruh eksternal diberikan oleh NaOH, dimana akan timbul
noda merah keunguan pada kertas saring yang sebelumnya telah ditetesi fenolftalein dan
diolesi body butter (Indrayudha et al., 2010). Berdasarkan analisis statistik, tidak terdapat
perbedaan rata-rata kemampuan proteksi antara lama penyimpanan dan masing-masing
formula (p>0,05). Kestabilan kemampuan proteksi menunjukkan tidak ada perbedaan
kemampuan proteksi dengan masing-masing lama penyimpanan yang berbeda pada body
butter formula kontrol negatif, formula I dan formula III (p>0,05). Bisa dikatakan formula
tersebut memiliki kemampuan proteksi yang stabil pada waktu penyimpanan selama 4
minggu. Meski demikian, noda merah keunguan yang muncul dengan cepat, yang kurang
dari 2 detik jadi itu diketahui bahwa kemampuan perlindungan mentega tubuh untuk
senyawa lain (basa) relatif rendah.
Kemampuan
adhesi Evaluasi kemampuan adhesi bertujuan untuk mengetahui kemampuan
perlekatan yang melekat pada kulit. Kemampuan adhesi preparasi akan mempengaruhi
efek terapi yang lebih lama (Arikumalasari et al., 2013). Berdasarkan analisis statistik,
terdapat perbedaan rata-rata daya rekat antara formula kontrol negatif dengan formula II
dan formula II dengan formula III pada lama penyimpanan minggu kedua (p<0,05).
Selanjutnya juga terdapat perbedaan rata-rata daya rekat antara formula I dengan
formula III dan formula II dengan III pada waktu penyimpanan minggu keempat (p<0,05).
Berkaitan dengan stabilitas daya rekat menunjukkan tidak terdapat perbedaan daya rekat
dengan masing-masing lama penyimpanan yang berbeda pada body butter formula
kontrol negatif, formula I dan formula III (p>0,05). Dapat dikatakan formula tersebut
memiliki daya rekat yang stabil pada waktu penyimpanan selama 4 minggu.
(c)
Gambar 3. Kurva Persentase Penghambatan Radikal Bebas DPPH oleh Body Butter Ekstrak
Etanol Buah Naga (Hylocereus polyrhizus) Formula I (a), Formula II (b), dan Formula III (c)
Tabel II. Aktivitas Antioksidan Budy Butter Ekstrak Etanol Buah Naga (Hylocereus
polyrhizus)Kulit
FormulaKonsentrasi DPPH (ppm)
IC50 Nilai
(ppm) AAI
I 40 74,27 0,54 II 40 82,56 0,48 III 40 144,60 0,28
Aktivitas antioksidan dipengaruhi oleh semakin banyaknya antioksidan yang digunakan
(Purwanto et al., 2013). Hasil analisis aktivitas antioksidan pada masing-masing formula
body butter ditunjukkan pada Gambar 3.
Berdasarkan Gambar 3 terlihat bahwa nilai IC50 yang diperoleh semakin besar
seiring dengan banyaknya jumlah antioksidan yang ditambahkan pada body butter
sehingga nilai AAI yang diperoleh semakin besar. lebih kecil (Tabel II).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penurunan aktivitas antioksidan pada
body butter, terdiri dari
151
Agustina Nila Yuliawati
KESIMPULAN
Ekstrak etanolbuah naga (Hylocereus polyrhizus) kulitmemiliki tingkat antioksidan
sedang (AAI = 0,88). Body butter yang mengandung 0,5% ekstrak etanolbuah naga
(Hylocereus polyrhizus) kulitmemiliki penilaian kualitas fisik terbaik selama penyimpanan
(4 minggu) dan AAI tertinggi (0,54) di antara formula body butter lainnya.
REFERENSI
Adnan, L., Osman, A. & Abdul Hamid, A., 2011. 'Aktivitas antioksidan ekstrak yang berbeda dari
biji pitaya merah (Hylocereus polyrhizus)', International Journal of Food Properties. 14,
1171-1181.
Arikumalasari, J., Dewantara, IGNA & Wijayanti, NPAD, 2013. 'Optimasi HPMC sebagai gelling
agent dalam formula gel ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.)', Jurnal
Farmasi Udayana. 2 (3), 145-152.
Del-Toro-S 谩 nchez, CL, Guti 茅 rrez-Lomeli, M., Lugo Cervantes, E., Zurita, F., Robles-Garc 铆 a,
MA, Ruiz-Cruz, S., Aguilar, JA, Morales-Del Rio, JA & Guerrero-Medina, PJ, 2015. 'Efek
penyimpanan pada fenol dan aktivitas antioksidan ekstrak dari anemopsis californica dan
penghambatan enzim elastase', Jurnal Kimia. 2015, 1 鈥?.
Deuschle, VCKN, Deuschle, RAN, Bortoluzzi, MR & Athayde, ML, 2015. 'Evaluasi kimia fisik
stabilitas, daya sebar, antioksidan in vitro, dan kapasitas foto-protektif dari formulasi
topikal yang mengandung ekstrak daun Calendula officinalis L.', Jurnal Brasil dari Ilmu
Farmasi. 51, 63-75.
Hamzah, N., Ismail, I. & Saudi, ADA, 2014. 'Pengaruh emulgator terhadap aktivitas antioksidan
krim ekstrak etanol kelopak bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa Linn)', Jurnal Kesehatan. 7
(2), 376-386.
Indrayudha, P., Rahmawati, D. & Sukmawati, A., 2010. 'Formulasi krim minyak atsiri rimpang
temu giring (Curcuma heyneana Val & Zijp): uji sifat fisik dan daya antijamur terhadap
Candida Albicans secara in vitro'. Majalah Obat Tradisional. 15 (2), 56-63.
Jamilah, B., Shu, CE, Kharidah, M., Dzulkifly, MA, & Noranizan, 2011. 'Karakteristik fisika-kimia
kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus)'. Jurnal Penelitian Makanan Internasional.
18, 279 鈥?86.
Jasti, BR, Abraham, W. & Ghosh, TK, 2004. 'Sistem pengiriman transdermal dan topikal', dalam
Ghosh, TK, & Jasti, BR, Theory and
152
153
az153