Anda di halaman 1dari 26

perdagangan Med. J., September-Desember 2020 Vol.

25(3), p 146-153 
ISSN-p : 1410-5918 ISSN-e : 2406-9086 
Diserahkan : 22-11-2019 Revisi : 22-10-2020 Diterima : 23-12-2020 
Formulasi, Evaluasi Kualitas Fisik, dan Aktivitas Antioksidan Body Butter Ekstrak
EtanolBuah Naga (Hylocereus polyrhizusKulit) 
  
Agustina Nila Yuliawati* dan Kadek Duwi Cahyadi 
Mahaganesha Fakultas Farmasi 

ABSTRAK 

Buah naga (Hylocereus polyrhizus) memiliki polifenol sebagai antioksidan. Telah


diketahui bahwa kandungan antioksidan pada kulit buah naga lebih banyak dibandingkan
pada dagingnya, sehingga dapat digunakan sebagai sumber antioksidan alami untuk
menggantikan antioksidan sintetik. Penggunaanbuah naga (Hylocereus polyrhizuskulit)
terutama sebagai sediaan topikal berupa body butter masih jarang dilakukan, padahal kulit
buah naga sebagai antioksidan dapat digunakan sebagai bahan aktif kosmetik. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendapatkan formula body butter ekstrak etanolbuah naga
(Hylocereus polyrhizuskulit) dan evaluasi kualitas fisiknya, untuk mengetahui aktivitas
antioksidan ekstrak etanolbuah naga (Hylocereus polyrhizuskulit) dan body butternya.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan tahapan penelitian yang terdiri
dari penentuan tumbuhan asli, pembuatan ekstrak etanolbuah naga (Hylocereus
polyrhizuskulit), memastikan aktivitas antioksidannya, melakukan prosedur formulasi body
butter, melakukan evaluasi kualitas fisik seperti organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar,
proteksi, dan daya lekat, serta aktivitas antioksidan body butternya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekstrak etanolbuah naga (Hylocereus polyrhizuskulit) memiliki kadar
antioksidan sedang (Antioksidan Activity Index/AAI = 0,88). Selanjutnya body butter yang
memiliki kandungan antioksidan ekstrak etanolbuah naga (Hylocereus polyrhizuskulit)
sebanyak 0,5% memiliki penilaian kualitas fisik terbaik selama penyimpanan dan AAI
tertinggi (0,54) di antara formula body butter lainnya.  
Kata kunci: Hylocereus polyrhizus; mentega tubuh; perumusan; evaluasi fisik; antioksidan 

PENDAHULUAN 
Buah naga merupakan salah satu jenis buah tropis yang  memiliki senyawa biologis
aktif seperti  antioksidan (Omidizadeh et al., 2011). Karena  manfaat buah naga untuk
kesehatan  konsumsi buah ini pun semakin tinggi. Dia  berdampak pada sisa kulit buah
naga  yang dibuang dan tidak digunakan  secara optimal sehingga kulitnya menjadi sisa
makanan yang  mampu mencemari lingkungan (Zain and  Nazari, 2016). Baik kulitnya
maupun dagingnya  buah naga mengandung polifenol sebagai sumber  antioksidan alami
menggantikan sintetis  antioksidan (Wu et al., 2006). 
Antioksidan alami yang berasal dari alam  bahan telah dikembangkan dalam
berbagai penelitian,  terutama penggunaannya dalam kosmetik. Itu mungkin terjadi
karena antioksidan alami dianggap  memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan  antioksidan sintetik seperti BHT dan BHA yang  memiliki potensi
untuk memiliki efek karsinogenik dalam  studi toksikologi (Thorat, 2013). Buah naga  kupas
dengan sumber antioksidan alami bisa  digunakan sebagai bahan utama pembuatan
kosmetik antioksidan yang mencegah prematur  
*Penulis korespondensi : Agustina Nila Yuliawati Email :  
penuaan kulit akibat paparan sinar matahari dengan menyukai  aktivitas antioksidan kulit
buah naga yang  lebih besar dari daging buahnya (Le Bellec et al., 2006; Wu et al., 2006).
Selanjutnya, itu juga bisa  kurangi sisa makanan dari sisa yang tidak terpakai  kulit buah
naga. 
Persiapan topikal dari penggunaan naga  kulit buah masih jarang dilakukan
mengingat  aktivitas antioksidan yang dimiliki buah naga  kulitnya, terutama dalam bentuk
body butter. Tubuh  sediaan mentega lebih baik daripada body lotion  olahan karena
kandungan minyaknya yang tinggi sehingga  mereka memiliki kemampuan yang lebih baik
untuk memelihara dan mampu  melembabkan kulit sehingga kelembaban kulit lebih baik
dipertahankan (Sayuti, 2017). 
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk memformulasi
sediaan body butter ekstrak etanolbuah naga (Hylocereus polyrhizuskulit), mengevaluasi
kualitas fisiknya, dan mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak etanolbuah naga
(Hylocereus polyrhizuskulit) dan body butternya dalam berbagai konsentrasi ekstrak,
seperti pada penelitian sebelumnya diketahui bahwa aktivitas antioksidan akan meningkat
dengan bertambahnya jumlah ekstrak kulit buah naga yang ditambahkan (Manihuruk et
al., 2017). 

146
 DOI : 10.22146/bulan.51763 | Jurnal Pengobatan Tradisional, 25(3),2020 
Formulasi, Evaluasi Kualitas Fisik, dan Aktivitas Antioksidan Body Butter 

Tabel I. Formula Body Butter Ekstrak Etanol Buah Naga (Hylocereus polyrhizus)
Kulit Formula(%b/b) Negatif  
Kontrol I II III 
Bahan aktif: 
Ekstrak etanolbuah naga  
(Hylocereus polyrhizus) kulit - 0,5 1,0 2.0 Fase minyak: 
Asam stearat 8.0 8.0 8.0 8.0 Cetyl alcohol 3.0 3.0 3.0 3.0 Propylparaben 0.2 0.2 0.2
0.2 Steareth-20 0.5 0.5 0.5 0.5 Formula (%w/ w) negatif  
Kontrol I II III 
Minyak kelapa 20,0 20,0 20,0 20,0 Cyclomethicone 2.0 2.0 2.0 2.0 Cocoa butter 10,0
10.0 10,0 10,0 Minyak zaitun 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 Fase air: 
Triethanolamine 2.0 2.0 2.0 2.0 Gliserin 2.0 2.0 2.0 2.0 Methylparaben 0.3 0.3 0.3 0.3
0.3 Aqua dest iklan 100,0 iklan 100,0 iklan 100,0 iklan 100,0 

METODOLOGI 
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen  dengan tahapan yang melibatkan
penentuan penduduk asli  tanaman, membuat ekstrak etanol buah naga  (Hylocereus
polyrhizus) kupas, memastikan aktivitasnya  antioksidan, melakukan formulasi mentega
tubuh  prosedur, melaksanakan kualitas fisik  evaluasi, maka aktivitas antioksidan
tubuhnya  mentega yang mengandung tingkat ekstrak yang berbeda  penambahan 0,5%,
1,0%, dan 2,0%.  

Bahan dan Ekstraksi Tanaman 


Buah naga (Hylocereus polyrhizus) diperoleh dari Kebun Buah Naga Organik, Sayoga
Land yang terletak di Banjar Batur Sari, Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Kabupaten
Badung, Bali, Indonesia. Spesimen ditentukan di Bali "Eka Karya" Botanical  Pusat
Konservasi Taman, Riset Indonesia  Institut, Candikuning, Baturiti, Kabupaten Tabanan,
Bali, Indonesia. Penelitian ini menggunakan buah naga  kulit sebagai bahan utama. Buah
naga dibersihkan  dan dikupas secara manual, kemudian kulitnya dipotong-potong  ukuran
kecil (3-5 mm), dikeringkan dalam oven selama sekitar  tiga hari pada 50 掳 C, dan bubuk.
Kesederhanaan  bubuk dimaserasi dengan etanol 96% (1:5) untuk  tiga hari, dengan
penggantian pelarut setiap 24  jam (Selvamuthukumaran dan Shi, 2017; Suena  dkk., 2017;
Wahyuningtyas, 2017). yang dimaserasi  larutan diuapkan pada rotary evaporator pada 50
掳 C  untuk menghilangkan pelarut yang terkandung dalam ekstrak  sampai menjadi
ekstrak kental. 

Jurnal Pengobatan Tradisional, 25(3),2020 


Produksi Body Butter 
Body butter dari ekstrak etanol naga  buah (Hylocereus polyrhizus) kulitdibuat
dengan  mengikuti prosedur yang dilakukan sebelumnya oleh  Suena (2017). Pembuatan
body butter menggunakan metode fusion, dimana komponen minyak dicairkan terlebih
dahulu, dan komponen tahan air dipanaskan secara terpisah di tempat atau wadah yang
berbeda, tetapi dengan suhu yang sama. Kemudian, fase air ditambahkan ke fase minyak
dengan cara diaduk. Komponen yang tidak tahan terhadap pemanasan ditambahkan pada
akhir pencampuran saat suhu rendah, terbentuk massa yang kental dan homogen,
kemudian dikemas dalam pot yang sesuai (Jasti, Abraham & Ghosh, 2004). Mentega tubuh
formulasi ditunjukkan pada tabel I. 

Evaluasi Mutu Fisik Body Butter Organoleptik  


Mengamati bentuk sediaan, warna, tekstur dan bau sediaan (Juwita et al., 2013). 

Homogenitas 
500mg body butter ambil di bagian atas, tengah, dan bawah lalu dioleskan ke
selembar kaca transparan. Amati adanya partikel jika terjadi pemisahan fasa (Juwita et al.,
2013). 

pH 
Oleskan body butter pada kertas indikator pH universal untuk mengetahui pH  

147
Agustina Nila Yuliawati   

sediaan, tunggu beberapa saat hingga muncul warna. Warna yang muncul dicocokkan
atau dibandingkan dengan warna standar yang tersedia pada kemasan indikator pH
universal (Juwita et al., 2013). 

Daya sebar 
500mg body butter diletakkan di atas gelas berukuran 10 x 10 cm 2. Selanjutnya
ditutup dengan kaca penutup dengan ukuran yang sama dan diberi pemberat diatasnya
sampai beratnya mencapai 150 gram, kemudian diukur diameter yang terbentuk setelah 1
menit pada setiap penambahan berat (Arikumalasari et al., 2013). 

Kemampuan perlindungan 
Kertas saring (10x10 cm) yang dibasahi dengan fenolftalein dan dikeringkan. 500mg
mentega tubuh dioleskan ke kertas. Di atas kertas saring yang lain, buatlah luasan (2,5x2,5
cm). Di tepi area, dioleskan parafin padat cair. Tempelkan kertas saring ini pada kertas
sebelumnya, kemudian 1 tetes larutan NaOH 0,1 N diteteskan ke area tersebut, catat
waktu sampai terjadi noda kemerahan (Indrayudha et al., 2010). 

Daya lekat 
500mg body butter ditempatkan di antara 2 gelas objek, kemudian dipress dengan
beban 1 kg selama 5 menit. Beban diangkat dari benda kaca kemudian dipasang pada alat
uji, diberi beban 100 gram kemudian dicatat pada saat sediaan lepas dari benda kaca
(Arikumalasari et al., 2013). 

Sebuahnalysis Antioksidan Kegiatan Extract dan Its Body Butter dengan Metode DPPH 
Analisis aktivitas antioksidan ekstrak dan mentega tubuhnya dilakukan dengan
mengukur penghambatan radikal bebas terhadap 1,1-diphenyl-2- pikrilhidrazil (DPPH)
menggunakan spektrofotometer UV-Vis (Adnan et al., 2011; Kedare dan Singh, 2011). 

Pembuatan Sampel 
Ekstrak 
50mg ekstrak dilarutkan dengan 50ml etanol 96%, kemudian diperoleh konsentrasi
1000 ppm, kemudian dibuat larutan seri dengan menambahkan etanol 96% hingga
konsentrasi 100, 70, 50, 40, 30, 20, 10 ppm . 
Body Butter 
gram dari masing-masing formulasi body butter dilarutkan dengan 1,5 ml etanol
96% ke dalam tabung centrifuge (direplikasi 8 kali), kemudian disentrifugasi dengan
kecepatan 6000 rpm dalam waktu 15 menit kemudian diambil fase larutan bening dan
dibuat seri larutan konsentrasi 100, 70, 50, 40, 30, 20, 10 ppm. 

148

Penentuan Panjang Gelombang Maksimum 40 ppm larutan DPPH dipipet sebanyak 4 ml,
diinkubasi selama 30 menit dalam ruangan gelap, kemudian diisi dengan
spektrofotometer UV-Vis dan ditambahkan absorbansi pada panjang gelombang 400-800
nm. Dari spektrum ditentukan panjang gelombang maksimum. 

Uji Penghambatan Radikal Bebas terhadap DPPH 2 mL larutan DPPH 40 ppm dimasukkan
ke dalam 7 botol vial yang berbeda dan ditambahkan 2 ml larutan sampel masing-masing
konsentrasi ke dalamnya. Seluruh vial ditutup dengan aluminium foil, dikocok dan
didiamkan selama 30 menit di ruangan gelap. Setelah itu, diamati absorbansinya pada
panjang gelombang maksimum. 

IC50 Penentuan Nilaidan Pembuatan Kurva Kalibrasi 


Dari setiap tingkat konsentrasi yang diuji, persentase penghambatan radikal bebas
dihitung berdasarkan rumus berikut: 
% penghambatan = (Absorbansi kontrol - Absorbansi sampel) x 100 / Absorbansi kontrol). 
Kemudian, selanjutnya diplot pada grafik regresi linier sehingga diperoleh persamaan y =
bx + a untuk mengetahuiIC50 nilai. 

Analisis Statistik 
Data kuantitatif daya sebar, proteksi, dan daya rekat dalam evaluasi kualitas fisik
body butter dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows dengan one way-
ANOVA post hoc Tukey HSD untuk mengetahui selisih rata-rata daya sebar / proteksi /
daya rekat antara waktu penyimpanan dan formula. Selain itu, metode Paired T-Test juga
digunakan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap stabilitas daya
sebar/perlindungan/daya rekat masing-masing formula pada setiap waktu penyimpanan
yang berbeda. Rentang signifikansi ditetapkan pada 0,05. 
HASIL DAN PEMBAHASAN  
Kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus) diambil untuk dijadikan sampel dalam
penelitian ini. Sebanyak 6.089 kg kulit buah naga dibuat menjadi serbuk sebanyak 358
gram dan, dihasilkan ekstrak kental sebanyak 13,9 gram.  

Aktivitas Antioksidan Ekstrak 


Analisis aktivitas antioksidan ekstrak etanolbuah naga (Hylocereus polyrhizuskulit)
bertujuan untuk memastikan adanya aktivitas antioksidan pada ekstrak. Aktivitas
antioksidannya ditentukan dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) yang
diukur menggunakan UV-Vis  

Traditional Medicine Journal, 25(3), 2020 


o
i
t
i
b
i
h
n
I
 
%
Formulasi, Evaluasi Kualitas Fisik, dan Aktivitas Antioksidan Body Butter 

60 
y = 1.1392x - 2.0155 
50 

R 虏 = 0.9931 
40 
30 
20 
10 

0 10 20 30 40 50 60 Konsentrasi Ekstrak (ppm) 

Gambar 1. Kurva Penghambatan Radikal Bebas DPPH Persentase Ekstrak EtanolBuah Naga
(Hylocereus polyrhizusKulit) 

Gambar 2. Body Butter Ekstrak EtanolBuah Naga (Hylocereus polyrhizusKulit)Kulit 

Spektrofotometer(Adnan et al., 2011; Kedare and Singh, 2011). 


Panjang gelombang maksimum DPPH yang digunakan untuk menganalisis aktivitas
antioksidan ekstrak adalah 517 nm. Kemudian pada panjang gelombang itu, absorbansi
setiap pengurangan radikal bebas diukur oleh masing-masing konsentrasi larutan sampel,
sehingga persamaan regresi linear (y = bx + a) diperoleh untuk menghitung IC50  (Gambar
1). 
Berdasarkan persamaan regresi linier diperolehIC50 nilaisebesar 45,66 ppm yang
berarti bahwa ekstrak etanol kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus) dapat menghambat
50% aktivitas radikal bebas (DPPH) pada konsentrasi 45,66 ppm. Kemudian nilai IC50
digunakan untuk menghitung nilai AAI. Aktivitas antioksidan ekstrak dinilai berdasarkan
Indeks Aktivitas Antioksidan (AAI) dimana AAI diperoleh dengan menghitung konsentrasi
akhir larutan DPPH dibagi dengan nilai IC50 senyawa yang diuji antioksidan dalam reaksi.
Ekstrak etanolbuah naga (Hylocereus polyrhizuskulit) memiliki aktivitas antioksidan tingkat
sedang (rentang AAI antara 0,5  

Jurnal Pengobatan Tradisional, 25(3), 2020 


dan 1,0) dengan nilai AAI 0,88 (Scherer dan Godoy, 2009). 

Formulasi Body Butter  


Pada penelitian ini formulasi body butter dilakukan dengan menggabungkan potensi
antioksidan yang terdapat pada kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus). Berdasarkan hasil
analisis aktivitas antioksidan ekstrak yang telah dilakukan sebelumnya, menunjukkan
bahwa ekstrak etanolbuah naga (Hylocereus polyrhizuskulit) memiliki aktivitas antioksidan,
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan aktif antioksidan alami dalam sediaan
mentega tubuh. Tingkat ekstrak yang berbeda yang terdiri dari 0,5%, 1,0%, dan 2,0%
ditambahkan dalam produksi mentega tubuh. Body butter dibuat berdasarkan emulsi oil in
water (O/W), komponen dalam formula body butter yang diadaptasi dari penelitian
sebelumnya (Suena et al., 2017) terdiri dari fase minyak, fase air, dan emulsifying agent
serta produksi. body butter menggunakan metode fusion (Jasti, Abraham, & Ghosh, 2004).
Body butter yang telah dibuat kemudian dikemas dalam pot yang sesuai (Gambar 2). 

149
Agustina Nila Yuliawati   
Evaluasi Kualitas Fisik Body Butter 
Evaluasi organoleptik dimaksudkan untuk melihat penampakan kualitatif atau fisik
suatu sediaan, meliputi bentuk, warna, bau, dan tekstur sehingga sesuai dengan ekstrak
yang digunakan. Setiap minggu penyimpanan (4 minggu) menunjukkan tidak adanya
perubahan organoleptik dari masing-masing formulasi body butter. Bentuk body butternya
semi padat, berwarna coklat, dan teksturnya lembut (Gambar 2).  

Homogenitas 
Evaluasi homogenitas bertujuan untuk melihat dan mengetahui pencampuran
sediaan. Homogenitas dalam sediaan farmasi sangat penting karena mencerminkan
pemerataan zat aktif ke dalam sediaan sehingga diharapkan dosis telah sesuai dengan
tujuan penggunaannya (Juwita et al., 2013). Evaluasi homogenitas menunjukkan bahwa
produk body butter tetap homogen pada waktu penyimpanan (4 minggu). Hal ini
dibuktikan dengan tidak adanya butiran partikel atau gumpalan dan fase tetes yang
tampak terpisah dari kaca objek. Oleh karena itu, produk body butter yang dibuat dengan
setiap formula yang berbeda memberikan hasil yang baik. 

pH 
Evaluasi pH pada sediaan topikal bertujuan untuk mengevaluasi keamanan sediaan
agar tidak terjadi iritasi pada kulit. Sediaan topikal harus memiliki pH mendekati pH
normal kulit, yaitu sekitar 4,0-7,0 (Lambers et al., 2006). Body butter yang diproduksi di
setiap formula memenuhi persyaratan nilai pH kulit. Body butter yang mengandung
ekstrak dapat menurunkan nilai pH sediaan (5.0 鈥 ?6.0). Hylocereus polyrhizus
mengandung asam organik seperti asam malat dan dapat menurunkan nilai pH produk
body butter (Jamilah et al., 2011). 

Spreadability 
The spreadability evaluasi bertujuan untuk mengetahui kemampuan persiapan
untuk penyebaran secara luas pada permukaan kulit. Kemanjuran terapeutik suatu
formulasi tergantung pada distribusinya (Deuschle et al., 2015; Singh et al., 2015).
Berdasarkan analisis statistik, terdapat perbedaan rata-rata daya sebar antara formula I
dengan formula III dan formula II dengan formula III pada lama penyimpanan minggu
kedua (p<0,05). Berkaitan dengan stabilitas daya sebar, tidak terdapat perbedaan daya
sebar dengan masing-masing waktu penyimpanan yang berbeda pada body butter formula
kontrol negatif, formula I  

150

dan formula II (p>0,05). Dapat dikatakan formula tersebut memiliki daya sebar yang stabil
pada waktu penyimpanan selama 4 minggu.  

Kemampuan 
proteksi Evaluasi kemampuan proteksi bertujuan untuk mengetahui kemampuan
proteksi body butter terhadap pengaruh luar yang dapat menurunkan efektifitas
pengolesan body butter. Pengaruh eksternal diberikan oleh NaOH, dimana akan timbul
noda merah keunguan pada kertas saring yang sebelumnya telah ditetesi fenolftalein dan
diolesi body butter (Indrayudha et al., 2010). Berdasarkan analisis statistik, tidak terdapat
perbedaan rata-rata kemampuan proteksi antara lama penyimpanan dan masing-masing
formula (p>0,05). Kestabilan kemampuan proteksi menunjukkan tidak ada perbedaan
kemampuan proteksi dengan masing-masing lama penyimpanan yang berbeda pada body
butter formula kontrol negatif, formula I dan formula III (p>0,05). Bisa dikatakan formula
tersebut memiliki kemampuan proteksi yang stabil pada waktu penyimpanan selama 4
minggu. Meski demikian, noda merah keunguan yang muncul  dengan cepat, yang kurang
dari 2 detik jadi itu  diketahui bahwa kemampuan perlindungan mentega tubuh untuk
senyawa lain (basa) relatif rendah. 

Kemampuan 
adhesi Evaluasi kemampuan adhesi bertujuan untuk mengetahui kemampuan
perlekatan yang melekat pada kulit. Kemampuan adhesi preparasi akan mempengaruhi
efek terapi yang lebih lama (Arikumalasari et al., 2013). Berdasarkan analisis statistik,
terdapat perbedaan rata-rata daya rekat antara formula kontrol negatif dengan formula II
dan formula II dengan formula III pada lama penyimpanan minggu kedua (p<0,05).
Selanjutnya juga terdapat perbedaan rata-rata daya rekat antara formula I dengan
formula III dan formula II dengan III pada waktu penyimpanan minggu keempat (p<0,05).
Berkaitan dengan stabilitas daya rekat menunjukkan tidak terdapat perbedaan daya rekat
dengan masing-masing lama penyimpanan yang berbeda pada body butter formula
kontrol negatif, formula I dan formula III (p>0,05). Dapat dikatakan formula tersebut
memiliki daya rekat yang stabil pada waktu penyimpanan selama 4 minggu.  

Aktivitas Antioksidan Body Butter 


Analisis aktivitas antioksidan pada body butter ekstrak etanolbuah naga (Hylocereus
polyrhizuskulit) bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak setelah
dikombinasikan dengan komponen lain dalam body butter. Berdasarkan penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa  

Jurnal Pengobatan Tradisional, 25(3),2020 


Formulasi, Evaluasi Kualitas Fisik, dan Aktivitas Antioksidan Body Butter 
(a) (b) 

(c) 

Gambar 3. Kurva Persentase Penghambatan Radikal Bebas DPPH oleh Body Butter Ekstrak
Etanol Buah Naga (Hylocereus polyrhizus) Formula I (a), Formula II (b), dan Formula III (c) 

Tabel II. Aktivitas Antioksidan Budy Butter Ekstrak Etanol Buah Naga (Hylocereus
polyrhizus)Kulit  
FormulaKonsentrasi DPPH  (ppm) 
IC50 Nilai 
(ppm) AAI 
I 40 74,27 0,54 II 40 82,56 0,48 III 40 144,60 0,28 
Aktivitas antioksidan dipengaruhi oleh semakin banyaknya antioksidan yang digunakan
(Purwanto  et al., 2013). Hasil analisis aktivitas antioksidan pada masing-masing formula
body butter ditunjukkan pada Gambar 3. 
Berdasarkan Gambar 3 terlihat bahwa nilai IC50 yang diperoleh semakin besar
seiring dengan banyaknya jumlah antioksidan yang ditambahkan pada body butter
sehingga nilai AAI yang diperoleh semakin besar. lebih kecil (Tabel II). 
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penurunan aktivitas antioksidan pada
body butter, terdiri dari  

Traditional Medicine Journal, 25(3), 2020 


peran ganda antioksidan dalam body butter sebagai agen pelindung dalam persiapan dari
oksidasi yang disebabkan oleh agen pengemulsi dan pemulung radikal bebas pada
lingkungan, faktor lainnya adalah lama penyimpanan, suhu tinggi, dan kontak dengan
cahaya. Semakin lama waktu penyimpanan, kontak dengan cahaya dan terpapar suhu
tinggi maka aktivitas antioksidan dapat semakin menurun drastis (Del-Toro-S 谩 nchez et
al., 2015; Hamzah et al.,al., 2014; Kusumawati dan Indrayanto, 2013; Rompis2014;
Kusumawati dan Indrayanto, 2013; Rompis  etet al. al., 2019; Xu dkk., 2019). 

151
Agustina Nila Yuliawati   

KESIMPULAN 
Ekstrak etanolbuah naga (Hylocereus polyrhizus) kulitmemiliki tingkat antioksidan
sedang (AAI = 0,88). Body butter yang mengandung 0,5% ekstrak etanolbuah naga
(Hylocereus polyrhizus) kulitmemiliki penilaian kualitas fisik terbaik selama penyimpanan
(4 minggu) dan AAI tertinggi (0,54) di antara formula body butter lainnya. 

REFERENSI 
Adnan, L., Osman, A. & Abdul Hamid, A., 2011. 'Aktivitas antioksidan ekstrak yang berbeda dari
biji pitaya merah (Hylocereus polyrhizus)',  International Journal of Food Properties. 14,
1171-1181.  
Arikumalasari, J., Dewantara, IGNA & Wijayanti, NPAD, 2013. 'Optimasi HPMC sebagai gelling
agent dalam formula gel ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.)',  Jurnal
Farmasi Udayana. 2 (3), 145-152. 
Del-Toro-S 谩 nchez, CL, Guti 茅 rrez-Lomeli, M., Lugo Cervantes, E., Zurita, F., Robles-Garc 铆 a,
MA, Ruiz-Cruz, S., Aguilar, JA, Morales-Del Rio, JA & Guerrero-Medina, PJ, 2015. 'Efek
penyimpanan pada fenol dan aktivitas antioksidan ekstrak dari anemopsis californica dan
penghambatan enzim elastase', Jurnal Kimia. 2015, 1 鈥?.  
Deuschle, VCKN, Deuschle, RAN, Bortoluzzi, MR & Athayde, ML, 2015. 'Evaluasi kimia fisik
stabilitas, daya sebar, antioksidan in vitro, dan kapasitas foto-protektif dari formulasi
topikal yang mengandung ekstrak daun Calendula officinalis L.', Jurnal Brasil dari Ilmu
Farmasi. 51, 63-75.  
Hamzah, N., Ismail, I. & Saudi, ADA, 2014. 'Pengaruh emulgator terhadap aktivitas antioksidan
krim ekstrak etanol kelopak bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa Linn)',  Jurnal Kesehatan. 7
(2), 376-386. 
Indrayudha, P., Rahmawati, D. & Sukmawati, A., 2010. 'Formulasi krim minyak atsiri rimpang
temu giring (Curcuma heyneana Val & Zijp): uji sifat fisik dan daya antijamur terhadap
Candida Albicans secara in vitro'.  Majalah Obat Tradisional. 15 (2), 56-63. 
Jamilah, B., Shu, CE, Kharidah, M., Dzulkifly, MA, & Noranizan, 2011. 'Karakteristik fisika-kimia
kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus)'. Jurnal Penelitian Makanan Internasional.
18, 279 鈥?86. 
Jasti, BR, Abraham, W. & Ghosh, TK, 2004. 'Sistem pengiriman transdermal dan topikal', dalam
Ghosh, TK, & Jasti, BR, Theory and   

152

Practice of Contemporary Pharmaceutics, hlm. 445-446, CRC Press, Boca Raton. 


Juwita, AP, Yamlean, PVY & Edy, HJ, 2013. 'Formulasi krim ekstrak etanol daun lamun
(Syringodium isoetifolium)', PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi 鈥?UNSRAT. 2 (2), 8-12. 
Kedare, SB & Singh, RP, 2011. 'Kejadian dan pengembangan metode DPPH uji antioksidan',
Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan, 48, 412-422.  
Kusumawati, I. & Indrayanto, G., 2013. 'Antioksidan alami dalam kosmetika', dalam: Studies in
Natural Products Chemistry, Elsevier, hlm. 485 鈥?05. 
Lambers, H., Piessens, S., Bloem, A., Pronk, H. & Finkel, P., 2006. 'Ph permukaan kulit alami rata-
rata di bawah 5, yang bermanfaat bagi flora penghuninya', International Journal of Ilmu
Kosmetik. 28, 359 鈥?70.  
Le Bellec, F., Vaillant, F. & Imbert, E., 2006. 'Pitahaya ( Hylocereus spp.): tanaman buah baru,
pasar dengan masa depan', Fruits. 61 (4), 237 鈥?50.  
Manihuruk, FM, Suryati, T. & Arief, II, 2017. 'Efektivitas ekstrak kulit buah naga merah
(Hylocereus polyrhizus) sebagai pewarna, antioksidan, dan antimikroba pada sosis sapi',
Media Peternakan. 40, 47 鈥?4.  
Omidizadeh, A., Yusof, RM, Ismail, A., Roohinejad, S., Nateghi, L. & Bakar, MZA, 2011. 'Pengaruh
metode memasak dan pengeringan yang berbeda pada sifat antioksidan dan serat
makanan pitaya merah (Hylocereus polyrhizus )',  Jurnal Lanjutan Ilmu dan Teknologi
Pangan. 3(3), 203-210. 
Purwanto, Mufrod, & Swastika, ANSP, 2013. 'Aktivitas Antioksidan Bentuk Sediaan Krim Ekstrak
Tomat (Solanum lycopersicum L.)', Jurnal Pengobatan Tradisional. 18(3), 132-140. 
Rompis, FF, Yamlean, PVY & Lolo, WA, 2019. 'Formulasi dan uji efektivitas sediaan masker
ekstrak etanol daun sesewanua (Cleodendron Squamatum Vahl.)', Jurnal PHARMACON
Ilmiah Farmasi 鈥?UNSRAT. 8 (2), 151-159. 
Sayuti, NA, 2017. 'Uji aktivitas antiaging in vitro lavender body butter', Jurnal Kebidanan dan
Kesehatan Tradisional Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta. 2 (1), 30-37. 
Scherer, R. & Godoy, HT, 2009. 'Indeks aktivitas antioksidan (AAI) dengan metode 2,2-difenil-1-
pikrilhidrazil', Kimia Makanan. 112, 654 鈥?58.  
Selvamuthukumaran, M. & Shi, J., 2017. 'Kemajuan terbaru dalam ekstraksi antioksidan dari  

Jurnal Pengobatan Tradisional, 25(3),2020 


Formulasi, Evaluasi Kualitas Fisik, dan Aktivitas Antioksidan dariBody Butter 

industri pengolahan produk samping tanaman', Kualitas dan Keamanan Pangan,


Oxford University Press atas nama Zhejiang University Press. 1, 61 鈥?1.  
Singh, S., Sarkar, BK, Ramaiah, M., Devgan, M. & Chowdary, YA, 2015. 'Formulasi, evaluasi dan
studi stabilitas krim herbal yang mengandung embelin', International Journal of
Pharmacognosy. 2 (3), 136-138. 
Suena, NMDS, Antari, NPU & Cahyaningsih, E., 2017. 'Evaluasi mutu fisik formula body butter
ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.), Jurnal Ilmu Kefarmasian
Indonesia. 15 (1), 63 鈥?9. 
Thorat, ID, Jagtap, DD, Mohapatra D., Joshi, DC, Sutar, RF, & Kapdi SS 2013. 'Antioksidan, sifat-
sifatnya, kegunaannya dalam produk makanan dan implikasi hukumnya', International
Journal of Food Studies. 2, 81-104.  

Traditional Medicine Journal, 25(3), 2020 


Wahyuningtyas, SEP, Permana, IGDM & Wiadnyani, AAIS 2017. 'Penaruh jenis pelarut terhadap
kandungan senyawa kurkumin dan aktivitas antioksidan ekstrak kunyit (Curcuma
domestica Val.)', Jurnal ITEPA. 6 (2), 61-70. 
Wu, L., Hsu, H.-W., Chen, Y.-C., Chiu, C.-C., Lin, Y.-I. & Ho, JA, 2006. 'Aktivitas antioksidan dan
antiproliferatif pitaya merah',  Kimia Makanan. 95, 319 鈥?27.  
Xu, P., Chen, L. & Wang, Y., 2019. 'Pengaruh waktu penyimpanan pada aktivitas antioksidan dan
penghambatan pada -amilase dan -glukosidase teh putih', Ilmu Pangan & Nutrisi. 7, 636 鈥?
44. 
Zain, NM & Nazeri, MA, 2016. 'Kandungan antioksidan dan mineral ekstrak kulit buah naga
diperoleh dengan menggunakan Microwave Assisted Extraction (MAE)', Australian Journal
of Basic and Applied Sciences. 10 (17), 63-68. 
perdagangan Med. J., September-Desember 2020 Vol. 25(3), p 146-153 
ISSN-p : 1410-5918 ISSN-e : 2406-9086 
Diserahkan : 22-11-2019 Revisi : 22-10-2020 Diterima : 23-12-2020 
Formulasi, Evaluasi Kualitas Fisik, dan Aktivitas Antioksidan Body Butter Ekstrak
EtanolBuah Naga (Hylocereus polyrhizusKulit) 
  
Agustina Nila Yuliawati* dan Kadek Duwi Cahyadi 
Mahaganesha Fakultas Farmasi 

ABSTRAK 

Buah naga (Hylocereus polyrhizus) memiliki polifenol sebagai antioksidan. Telah


diketahui bahwa kandungan antioksidan pada kulit buah naga lebih banyak dibandingkan
pada dagingnya, sehingga dapat digunakan sebagai sumber antioksidan alami untuk
menggantikan antioksidan sintetik. Penggunaanbuah naga (Hylocereus polyrhizuskulit)
terutama sebagai sediaan topikal berupa body butter masih jarang dilakukan, padahal kulit
buah naga sebagai antioksidan dapat digunakan sebagai bahan aktif kosmetik. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendapatkan formula body butter ekstrak etanolbuah naga
(Hylocereus polyrhizuskulit) dan evaluasi kualitas fisiknya, untuk mengetahui aktivitas
antioksidan ekstrak etanolbuah naga (Hylocereus polyrhizuskulit) dan body butternya.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan tahapan penelitian yang terdiri
dari penentuan tumbuhan asli, pembuatan ekstrak etanolbuah naga (Hylocereus
polyrhizuskulit), memastikan aktivitas antioksidannya, melakukan prosedur formulasi body
butter, melakukan evaluasi kualitas fisik seperti organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar,
proteksi, dan daya lekat, serta aktivitas antioksidan body butternya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekstrak etanolbuah naga (Hylocereus polyrhizuskulit) memiliki kadar
antioksidan sedang (Antioksidan Activity Index/AAI = 0,88). Selanjutnya body butter yang
memiliki kandungan antioksidan ekstrak etanolbuah naga (Hylocereus polyrhizuskulit)
sebanyak 0,5% memiliki penilaian kualitas fisik terbaik selama penyimpanan dan AAI
tertinggi (0,54) di antara formula body butter lainnya.  
Kata kunci: Hylocereus polyrhizus; mentega tubuh; perumusan; evaluasi fisik; antioksidan 

PENDAHULUAN 
Buah naga merupakan salah satu jenis buah tropis yang  memiliki senyawa biologis
aktif seperti  antioksidan (Omidizadeh et al., 2011). Karena  manfaat buah naga untuk
kesehatan  konsumsi buah ini pun semakin tinggi. Dia  berdampak pada sisa kulit buah
naga  yang dibuang dan tidak digunakan  secara optimal sehingga kulitnya menjadi sisa
makanan yang  mampu mencemari lingkungan (Zain and  Nazari, 2016). Baik kulitnya
maupun dagingnya  buah naga mengandung polifenol sebagai sumber  antioksidan alami
menggantikan sintetis  antioksidan (Wu et al., 2006). 
Antioksidan alami yang berasal dari alam  bahan telah dikembangkan dalam
berbagai penelitian,  terutama penggunaannya dalam kosmetik. Itu mungkin terjadi
karena antioksidan alami dianggap  memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan  antioksidan sintetik seperti BHT dan BHA yang  memiliki potensi
untuk memiliki efek karsinogenik dalam  studi toksikologi (Thorat, 2013). Buah naga  kupas
dengan sumber antioksidan alami bisa  digunakan sebagai bahan utama pembuatan
kosmetik antioksidan yang mencegah prematur  
*Penulis korespondensi : Agustina Nila Yuliawati Email :  
penuaan kulit akibat paparan sinar matahari dengan menyukai  aktivitas antioksidan kulit
buah naga yang  lebih besar dari daging buahnya (Le Bellec et al., 2006; Wu et al., 2006).
Selanjutnya, itu juga bisa  kurangi sisa makanan dari sisa yang tidak terpakai  kulit buah
naga. 
Persiapan topikal dari penggunaan naga  kulit buah masih jarang dilakukan
mengingat  aktivitas antioksidan yang dimiliki buah naga  kulitnya, terutama dalam bentuk
body butter. Tubuh  sediaan mentega lebih baik daripada body lotion  olahan karena
kandungan minyaknya yang tinggi sehingga  mereka memiliki kemampuan yang lebih baik
untuk memelihara dan mampu  melembabkan kulit sehingga kelembaban kulit lebih baik
dipertahankan (Sayuti, 2017). 
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk memformulasi
sediaan body butter ekstrak etanolbuah naga (Hylocereus polyrhizuskulit), mengevaluasi
kualitas fisiknya, dan mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak etanolbuah naga
(Hylocereus polyrhizuskulit) dan body butternya dalam berbagai konsentrasi ekstrak,
seperti pada penelitian sebelumnya diketahui bahwa aktivitas antioksidan akan meningkat
dengan bertambahnya jumlah ekstrak kulit buah naga yang ditambahkan (Manihuruk et
al., 2017). 

146
 DOI : 10.22146/bulan.51763 | Jurnal Pengobatan Tradisional, 25(3),2020 
Formulasi, Evaluasi Kualitas Fisik, dan Aktivitas Antioksidan Body Butter 

Tabel I. Formula Body Butter Ekstrak Etanol Buah Naga (Hylocereus polyrhizus)
Kulit Formula(%b/b) Negatif  
Kontrol I II III 
Bahan aktif: 
Ekstrak etanolbuah naga  
(Hylocereus polyrhizus) kulit - 0,5 1,0 2.0 Fase minyak: 
Asam stearat 8.0 8.0 8.0 8.0 Cetyl alcohol 3.0 3.0 3.0 3.0 Propylparaben 0.2 0.2 0.2
0.2 Steareth-20 0.5 0.5 0.5 0.5 Formula (%w/ w) negatif  
Kontrol I II III 
Minyak kelapa 20,0 20,0 20,0 20,0 Cyclomethicone 2.0 2.0 2.0 2.0 Cocoa butter 10,0
10.0 10,0 10,0 Minyak zaitun 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 Fase air: 
Triethanolamine 2.0 2.0 2.0 2.0 Gliserin 2.0 2.0 2.0 2.0 Methylparaben 0.3 0.3 0.3 0.3
0.3 Aqua dest iklan 100,0 iklan 100,0 iklan 100,0 iklan 100,0 

METODOLOGI 
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen  dengan tahapan yang melibatkan
penentuan penduduk asli  tanaman, membuat ekstrak etanol buah naga  (Hylocereus
polyrhizus) kupas, memastikan aktivitasnya  antioksidan, melakukan formulasi mentega
tubuh  prosedur, melaksanakan kualitas fisik  evaluasi, maka aktivitas antioksidan
tubuhnya  mentega yang mengandung tingkat ekstrak yang berbeda  penambahan 0,5%,
1,0%, dan 2,0%.  

Bahan dan Ekstraksi Tanaman 


Buah naga (Hylocereus polyrhizus) diperoleh dari Kebun Buah Naga Organik, Sayoga
Land yang terletak di Banjar Batur Sari, Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Kabupaten
Badung, Bali, Indonesia. Spesimen ditentukan di Bali "Eka Karya" Botanical  Pusat
Konservasi Taman, Riset Indonesia  Institut, Candikuning, Baturiti, Kabupaten Tabanan,
Bali, Indonesia. Penelitian ini menggunakan buah naga  kulit sebagai bahan utama. Buah
naga dibersihkan  dan dikupas secara manual, kemudian kulitnya dipotong-potong  ukuran
kecil (3-5 mm), dikeringkan dalam oven selama sekitar  tiga hari pada 50 掳 C, dan bubuk.
Kesederhanaan  bubuk dimaserasi dengan etanol 96% (1:5) untuk  tiga hari, dengan
penggantian pelarut setiap 24  jam (Selvamuthukumaran dan Shi, 2017; Suena  dkk., 2017;
Wahyuningtyas, 2017). yang dimaserasi  larutan diuapkan pada rotary evaporator pada 50
掳 C  untuk menghilangkan pelarut yang terkandung dalam ekstrak  sampai menjadi
ekstrak kental. 

Jurnal Pengobatan Tradisional, 25(3),2020 


Produksi Body Butter 
Body butter dari ekstrak etanol naga  buah (Hylocereus polyrhizus) kulitdibuat
dengan  mengikuti prosedur yang dilakukan sebelumnya oleh  Suena (2017). Pembuatan
body butter menggunakan metode fusion, dimana komponen minyak dicairkan terlebih
dahulu, dan komponen tahan air dipanaskan secara terpisah di tempat atau wadah yang
berbeda, tetapi dengan suhu yang sama. Kemudian, fase air ditambahkan ke fase minyak
dengan cara diaduk. Komponen yang tidak tahan terhadap pemanasan ditambahkan pada
akhir pencampuran saat suhu rendah, terbentuk massa yang kental dan homogen,
kemudian dikemas dalam pot yang sesuai (Jasti, Abraham & Ghosh, 2004). Mentega tubuh
formulasi ditunjukkan pada tabel I. 

Evaluasi Mutu Fisik Body Butter Organoleptik  


Mengamati bentuk sediaan, warna, tekstur dan bau sediaan (Juwita et al., 2013). 

Homogenitas 
500mg body butter ambil di bagian atas, tengah, dan bawah lalu dioleskan ke
selembar kaca transparan. Amati adanya partikel jika terjadi pemisahan fasa (Juwita et al.,
2013). 

pH 
Oleskan body butter pada kertas indikator pH universal untuk mengetahui pH  

147
Agustina Nila Yuliawati   

sediaan, tunggu beberapa saat hingga muncul warna. Warna yang muncul dicocokkan
atau dibandingkan dengan warna standar yang tersedia pada kemasan indikator pH
universal (Juwita et al., 2013). 

Daya sebar 
500mg body butter diletakkan di atas gelas berukuran 10 x 10 cm 2. Selanjutnya
ditutup dengan kaca penutup dengan ukuran yang sama dan diberi pemberat diatasnya
sampai beratnya mencapai 150 gram, kemudian diukur diameter yang terbentuk setelah 1
menit pada setiap penambahan berat (Arikumalasari et al., 2013). 

Kemampuan perlindungan 
Kertas saring (10x10 cm) yang dibasahi dengan fenolftalein dan dikeringkan. 500mg
mentega tubuh dioleskan ke kertas. Di atas kertas saring yang lain, buatlah luasan (2,5x2,5
cm). Di tepi area, dioleskan parafin padat cair. Tempelkan kertas saring ini pada kertas
sebelumnya, kemudian 1 tetes larutan NaOH 0,1 N diteteskan ke area tersebut, catat
waktu sampai terjadi noda kemerahan (Indrayudha et al., 2010). 
Daya lekat 
500mg body butter ditempatkan di antara 2 gelas objek, kemudian dipress dengan
beban 1 kg selama 5 menit. Beban diangkat dari benda kaca kemudian dipasang pada alat
uji, diberi beban 100 gram kemudian dicatat pada saat sediaan lepas dari benda kaca
(Arikumalasari et al., 2013). 

Sebuahnalysis Antioksidan Kegiatan Extract dan Its Body Butter dengan Metode DPPH 
Analisis aktivitas antioksidan ekstrak dan mentega tubuhnya dilakukan dengan
mengukur penghambatan radikal bebas terhadap 1,1-diphenyl-2- pikrilhidrazil (DPPH)
menggunakan spektrofotometer UV-Vis (Adnan et al., 2011; Kedare dan Singh, 2011). 

Pembuatan Sampel 
Ekstrak 
50mg ekstrak dilarutkan dengan 50ml etanol 96%, kemudian diperoleh konsentrasi
1000 ppm, kemudian dibuat larutan seri dengan menambahkan etanol 96% hingga
konsentrasi 100, 70, 50, 40, 30, 20, 10 ppm . 
Body Butter 
gram dari masing-masing formulasi body butter dilarutkan dengan 1,5 ml etanol
96% ke dalam tabung centrifuge (direplikasi 8 kali), kemudian disentrifugasi dengan
kecepatan 6000 rpm dalam waktu 15 menit kemudian diambil fase larutan bening dan
dibuat seri larutan konsentrasi 100, 70, 50, 40, 30, 20, 10 ppm. 

148

Penentuan Panjang Gelombang Maksimum 40 ppm larutan DPPH dipipet sebanyak 4 ml,
diinkubasi selama 30 menit dalam ruangan gelap, kemudian diisi dengan
spektrofotometer UV-Vis dan ditambahkan absorbansi pada panjang gelombang 400-800
nm. Dari spektrum ditentukan panjang gelombang maksimum. 

Uji Penghambatan Radikal Bebas terhadap DPPH 2 mL larutan DPPH 40 ppm dimasukkan
ke dalam 7 botol vial yang berbeda dan ditambahkan 2 ml larutan sampel masing-masing
konsentrasi ke dalamnya. Seluruh vial ditutup dengan aluminium foil, dikocok dan
didiamkan selama 30 menit di ruangan gelap. Setelah itu, diamati absorbansinya pada
panjang gelombang maksimum. 

IC50 Penentuan Nilaidan Pembuatan Kurva Kalibrasi 


Dari setiap tingkat konsentrasi yang diuji, persentase penghambatan radikal bebas
dihitung berdasarkan rumus berikut: 
% penghambatan = (Absorbansi kontrol - Absorbansi sampel) x 100 / Absorbansi kontrol). 
Kemudian, selanjutnya diplot pada grafik regresi linier sehingga diperoleh persamaan y =
bx + a untuk mengetahuiIC50 nilai. 

Analisis Statistik 
Data kuantitatif daya sebar, proteksi, dan daya rekat dalam evaluasi kualitas fisik
body butter dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows dengan one way-
ANOVA post hoc Tukey HSD untuk mengetahui selisih rata-rata daya sebar / proteksi /
daya rekat antara waktu penyimpanan dan formula. Selain itu, metode Paired T-Test juga
digunakan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap stabilitas daya
sebar/perlindungan/daya rekat masing-masing formula pada setiap waktu penyimpanan
yang berbeda. Rentang signifikansi ditetapkan pada 0,05. 
HASIL DAN PEMBAHASAN  
Kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus) diambil untuk dijadikan sampel dalam
penelitian ini. Sebanyak 6.089 kg kulit buah naga dibuat menjadi serbuk sebanyak 358
gram dan, dihasilkan ekstrak kental sebanyak 13,9 gram.  

Aktivitas Antioksidan Ekstrak 


Analisis aktivitas antioksidan ekstrak etanolbuah naga (Hylocereus polyrhizuskulit)
bertujuan untuk memastikan adanya aktivitas antioksidan pada ekstrak. Aktivitas
antioksidannya ditentukan dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) yang
diukur menggunakan UV-Vis  

Traditional Medicine Journal, 25(3), 2020 


o
i
t
i
b
i
h
n
I
 
%
Formulasi, Evaluasi Kualitas Fisik, dan Aktivitas Antioksidan Body Butter 

60 
y = 1.1392x - 2.0155 
50 

R 虏 = 0.9931 
40 
30 
20 
10 

0 10 20 30 40 50 60 Konsentrasi Ekstrak (ppm) 

Gambar 1. Kurva Penghambatan Radikal Bebas DPPH Persentase Ekstrak EtanolBuah Naga
(Hylocereus polyrhizusKulit) 

Gambar 2. Body Butter Ekstrak EtanolBuah Naga (Hylocereus polyrhizusKulit)Kulit 

Spektrofotometer(Adnan et al., 2011; Kedare and Singh, 2011). 


Panjang gelombang maksimum DPPH yang digunakan untuk menganalisis aktivitas
antioksidan ekstrak adalah 517 nm. Kemudian pada panjang gelombang itu, absorbansi
setiap pengurangan radikal bebas diukur oleh masing-masing konsentrasi larutan sampel,
sehingga persamaan regresi linear (y = bx + a) diperoleh untuk menghitung IC50  (Gambar
1). 
Berdasarkan persamaan regresi linier diperolehIC50 nilaisebesar 45,66 ppm yang
berarti bahwa ekstrak etanol kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus) dapat menghambat
50% aktivitas radikal bebas (DPPH) pada konsentrasi 45,66 ppm. Kemudian nilai IC50
digunakan untuk menghitung nilai AAI. Aktivitas antioksidan ekstrak dinilai berdasarkan
Indeks Aktivitas Antioksidan (AAI) dimana AAI diperoleh dengan menghitung konsentrasi
akhir larutan DPPH dibagi dengan nilai IC50 senyawa yang diuji antioksidan dalam reaksi.
Ekstrak etanolbuah naga (Hylocereus polyrhizuskulit) memiliki aktivitas antioksidan tingkat
sedang (rentang AAI antara 0,5  

Jurnal Pengobatan Tradisional, 25(3), 2020 


dan 1,0) dengan nilai AAI 0,88 (Scherer dan Godoy, 2009). 

Formulasi Body Butter  


Pada penelitian ini formulasi body butter dilakukan dengan menggabungkan potensi
antioksidan yang terdapat pada kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus). Berdasarkan hasil
analisis aktivitas antioksidan ekstrak yang telah dilakukan sebelumnya, menunjukkan
bahwa ekstrak etanolbuah naga (Hylocereus polyrhizuskulit) memiliki aktivitas antioksidan,
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan aktif antioksidan alami dalam sediaan
mentega tubuh. Tingkat ekstrak yang berbeda yang terdiri dari 0,5%, 1,0%, dan 2,0%
ditambahkan dalam produksi mentega tubuh. Body butter dibuat berdasarkan emulsi oil in
water (O/W), komponen dalam formula body butter yang diadaptasi dari penelitian
sebelumnya (Suena et al., 2017) terdiri dari fase minyak, fase air, dan emulsifying agent
serta produksi. body butter menggunakan metode fusion (Jasti, Abraham, & Ghosh, 2004).
Body butter yang telah dibuat kemudian dikemas dalam pot yang sesuai (Gambar 2). 

149
Agustina Nila Yuliawati   
Evaluasi Kualitas Fisik Body Butter 
Evaluasi organoleptik dimaksudkan untuk melihat penampakan kualitatif atau fisik
suatu sediaan, meliputi bentuk, warna, bau, dan tekstur sehingga sesuai dengan ekstrak
yang digunakan. Setiap minggu penyimpanan (4 minggu) menunjukkan tidak adanya
perubahan organoleptik dari masing-masing formulasi body butter. Bentuk body butternya
semi padat, berwarna coklat, dan teksturnya lembut (Gambar 2).  

Homogenitas 
Evaluasi homogenitas bertujuan untuk melihat dan mengetahui pencampuran
sediaan. Homogenitas dalam sediaan farmasi sangat penting karena mencerminkan
pemerataan zat aktif ke dalam sediaan sehingga diharapkan dosis telah sesuai dengan
tujuan penggunaannya (Juwita et al., 2013). Evaluasi homogenitas menunjukkan bahwa
produk body butter tetap homogen pada waktu penyimpanan (4 minggu). Hal ini
dibuktikan dengan tidak adanya butiran partikel atau gumpalan dan fase tetes yang
tampak terpisah dari kaca objek. Oleh karena itu, produk body butter yang dibuat dengan
setiap formula yang berbeda memberikan hasil yang baik. 

pH 
Evaluasi pH pada sediaan topikal bertujuan untuk mengevaluasi keamanan sediaan
agar tidak terjadi iritasi pada kulit. Sediaan topikal harus memiliki pH mendekati pH
normal kulit, yaitu sekitar 4,0-7,0 (Lambers et al., 2006). Body butter yang diproduksi di
setiap formula memenuhi persyaratan nilai pH kulit. Body butter yang mengandung
ekstrak dapat menurunkan nilai pH sediaan (5.0 鈥 ?6.0). Hylocereus polyrhizus
mengandung asam organik seperti asam malat dan dapat menurunkan nilai pH produk
body butter (Jamilah et al., 2011). 

Spreadability 
The spreadability evaluasi bertujuan untuk mengetahui kemampuan persiapan
untuk penyebaran secara luas pada permukaan kulit. Kemanjuran terapeutik suatu
formulasi tergantung pada distribusinya (Deuschle et al., 2015; Singh et al., 2015).
Berdasarkan analisis statistik, terdapat perbedaan rata-rata daya sebar antara formula I
dengan formula III dan formula II dengan formula III pada lama penyimpanan minggu
kedua (p<0,05). Berkaitan dengan stabilitas daya sebar, tidak terdapat perbedaan daya
sebar dengan masing-masing waktu penyimpanan yang berbeda pada body butter formula
kontrol negatif, formula I  

150

dan formula II (p>0,05). Dapat dikatakan formula tersebut memiliki daya sebar yang stabil
pada waktu penyimpanan selama 4 minggu.  

Kemampuan 
proteksi Evaluasi kemampuan proteksi bertujuan untuk mengetahui kemampuan
proteksi body butter terhadap pengaruh luar yang dapat menurunkan efektifitas
pengolesan body butter. Pengaruh eksternal diberikan oleh NaOH, dimana akan timbul
noda merah keunguan pada kertas saring yang sebelumnya telah ditetesi fenolftalein dan
diolesi body butter (Indrayudha et al., 2010). Berdasarkan analisis statistik, tidak terdapat
perbedaan rata-rata kemampuan proteksi antara lama penyimpanan dan masing-masing
formula (p>0,05). Kestabilan kemampuan proteksi menunjukkan tidak ada perbedaan
kemampuan proteksi dengan masing-masing lama penyimpanan yang berbeda pada body
butter formula kontrol negatif, formula I dan formula III (p>0,05). Bisa dikatakan formula
tersebut memiliki kemampuan proteksi yang stabil pada waktu penyimpanan selama 4
minggu. Meski demikian, noda merah keunguan yang muncul  dengan cepat, yang kurang
dari 2 detik jadi itu  diketahui bahwa kemampuan perlindungan mentega tubuh untuk
senyawa lain (basa) relatif rendah. 

Kemampuan 
adhesi Evaluasi kemampuan adhesi bertujuan untuk mengetahui kemampuan
perlekatan yang melekat pada kulit. Kemampuan adhesi preparasi akan mempengaruhi
efek terapi yang lebih lama (Arikumalasari et al., 2013). Berdasarkan analisis statistik,
terdapat perbedaan rata-rata daya rekat antara formula kontrol negatif dengan formula II
dan formula II dengan formula III pada lama penyimpanan minggu kedua (p<0,05).
Selanjutnya juga terdapat perbedaan rata-rata daya rekat antara formula I dengan
formula III dan formula II dengan III pada waktu penyimpanan minggu keempat (p<0,05).
Berkaitan dengan stabilitas daya rekat menunjukkan tidak terdapat perbedaan daya rekat
dengan masing-masing lama penyimpanan yang berbeda pada body butter formula
kontrol negatif, formula I dan formula III (p>0,05). Dapat dikatakan formula tersebut
memiliki daya rekat yang stabil pada waktu penyimpanan selama 4 minggu.  

Aktivitas Antioksidan Body Butter 


Analisis aktivitas antioksidan pada body butter ekstrak etanolbuah naga (Hylocereus
polyrhizuskulit) bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak setelah
dikombinasikan dengan komponen lain dalam body butter. Berdasarkan penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa  

Jurnal Pengobatan Tradisional, 25(3),2020 


Formulasi, Evaluasi Kualitas Fisik, dan Aktivitas Antioksidan Body Butter 
(a) (b) 

(c) 

Gambar 3. Kurva Persentase Penghambatan Radikal Bebas DPPH oleh Body Butter Ekstrak
Etanol Buah Naga (Hylocereus polyrhizus) Formula I (a), Formula II (b), dan Formula III (c) 

Tabel II. Aktivitas Antioksidan Budy Butter Ekstrak Etanol Buah Naga (Hylocereus
polyrhizus)Kulit  
FormulaKonsentrasi DPPH  (ppm) 
IC50 Nilai 
(ppm) AAI 
I 40 74,27 0,54 II 40 82,56 0,48 III 40 144,60 0,28 
Aktivitas antioksidan dipengaruhi oleh semakin banyaknya antioksidan yang digunakan
(Purwanto  et al., 2013). Hasil analisis aktivitas antioksidan pada masing-masing formula
body butter ditunjukkan pada Gambar 3. 
Berdasarkan Gambar 3 terlihat bahwa nilai IC50 yang diperoleh semakin besar
seiring dengan banyaknya jumlah antioksidan yang ditambahkan pada body butter
sehingga nilai AAI yang diperoleh semakin besar. lebih kecil (Tabel II). 
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penurunan aktivitas antioksidan pada
body butter, terdiri dari  

Traditional Medicine Journal, 25(3), 2020 


peran ganda antioksidan dalam body butter sebagai agen pelindung dalam persiapan dari
oksidasi yang disebabkan oleh agen pengemulsi dan pemulung radikal bebas pada
lingkungan, faktor lainnya adalah lama penyimpanan, suhu tinggi, dan kontak dengan
cahaya. Semakin lama waktu penyimpanan, kontak dengan cahaya dan terpapar suhu
tinggi maka aktivitas antioksidan dapat semakin menurun drastis (Del-Toro-S 谩 nchez et
al., 2015; Hamzah et al.,al., 2014; Kusumawati dan Indrayanto, 2013; Rompis2014;
Kusumawati dan Indrayanto, 2013; Rompis  etet al. al., 2019; Xu dkk., 2019). 

151
Agustina Nila Yuliawati   

KESIMPULAN 
Ekstrak etanolbuah naga (Hylocereus polyrhizus) kulitmemiliki tingkat antioksidan
sedang (AAI = 0,88). Body butter yang mengandung 0,5% ekstrak etanolbuah naga
(Hylocereus polyrhizus) kulitmemiliki penilaian kualitas fisik terbaik selama penyimpanan
(4 minggu) dan AAI tertinggi (0,54) di antara formula body butter lainnya. 

REFERENSI 
Adnan, L., Osman, A. & Abdul Hamid, A., 2011. 'Aktivitas antioksidan ekstrak yang berbeda dari
biji pitaya merah (Hylocereus polyrhizus)',  International Journal of Food Properties. 14,
1171-1181.  
Arikumalasari, J., Dewantara, IGNA & Wijayanti, NPAD, 2013. 'Optimasi HPMC sebagai gelling
agent dalam formula gel ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.)',  Jurnal
Farmasi Udayana. 2 (3), 145-152. 
Del-Toro-S 谩 nchez, CL, Guti 茅 rrez-Lomeli, M., Lugo Cervantes, E., Zurita, F., Robles-Garc 铆 a,
MA, Ruiz-Cruz, S., Aguilar, JA, Morales-Del Rio, JA & Guerrero-Medina, PJ, 2015. 'Efek
penyimpanan pada fenol dan aktivitas antioksidan ekstrak dari anemopsis californica dan
penghambatan enzim elastase', Jurnal Kimia. 2015, 1 鈥?.  
Deuschle, VCKN, Deuschle, RAN, Bortoluzzi, MR & Athayde, ML, 2015. 'Evaluasi kimia fisik
stabilitas, daya sebar, antioksidan in vitro, dan kapasitas foto-protektif dari formulasi
topikal yang mengandung ekstrak daun Calendula officinalis L.', Jurnal Brasil dari Ilmu
Farmasi. 51, 63-75.  
Hamzah, N., Ismail, I. & Saudi, ADA, 2014. 'Pengaruh emulgator terhadap aktivitas antioksidan
krim ekstrak etanol kelopak bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa Linn)',  Jurnal Kesehatan. 7
(2), 376-386. 
Indrayudha, P., Rahmawati, D. & Sukmawati, A., 2010. 'Formulasi krim minyak atsiri rimpang
temu giring (Curcuma heyneana Val & Zijp): uji sifat fisik dan daya antijamur terhadap
Candida Albicans secara in vitro'.  Majalah Obat Tradisional. 15 (2), 56-63. 
Jamilah, B., Shu, CE, Kharidah, M., Dzulkifly, MA, & Noranizan, 2011. 'Karakteristik fisika-kimia
kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus)'. Jurnal Penelitian Makanan Internasional.
18, 279 鈥?86. 
Jasti, BR, Abraham, W. & Ghosh, TK, 2004. 'Sistem pengiriman transdermal dan topikal', dalam
Ghosh, TK, & Jasti, BR, Theory and   

152

Practice of Contemporary Pharmaceutics, hlm. 445-446, CRC Press, Boca Raton. 


Juwita, AP, Yamlean, PVY & Edy, HJ, 2013. 'Formulasi krim ekstrak etanol daun lamun
(Syringodium isoetifolium)', PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi 鈥?UNSRAT. 2 (2), 8-12. 
Kedare, SB & Singh, RP, 2011. 'Kejadian dan pengembangan metode DPPH uji antioksidan',
Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan, 48, 412-422.  
Kusumawati, I. & Indrayanto, G., 2013. 'Antioksidan alami dalam kosmetika', dalam: Studies in
Natural Products Chemistry, Elsevier, hlm. 485 鈥?05. 
Lambers, H., Piessens, S., Bloem, A., Pronk, H. & Finkel, P., 2006. 'Ph permukaan kulit alami rata-
rata di bawah 5, yang bermanfaat bagi flora penghuninya', International Journal of Ilmu
Kosmetik. 28, 359 鈥?70.  
Le Bellec, F., Vaillant, F. & Imbert, E., 2006. 'Pitahaya ( Hylocereus spp.): tanaman buah baru,
pasar dengan masa depan', Fruits. 61 (4), 237 鈥?50.  
Manihuruk, FM, Suryati, T. & Arief, II, 2017. 'Efektivitas ekstrak kulit buah naga merah
(Hylocereus polyrhizus) sebagai pewarna, antioksidan, dan antimikroba pada sosis sapi',
Media Peternakan. 40, 47 鈥?4.  
Omidizadeh, A., Yusof, RM, Ismail, A., Roohinejad, S., Nateghi, L. & Bakar, MZA, 2011. 'Pengaruh
metode memasak dan pengeringan yang berbeda pada sifat antioksidan dan serat
makanan pitaya merah (Hylocereus polyrhizus )',  Jurnal Lanjutan Ilmu dan Teknologi
Pangan. 3(3), 203-210. 
Purwanto, Mufrod, & Swastika, ANSP, 2013. 'Aktivitas Antioksidan Bentuk Sediaan Krim Ekstrak
Tomat (Solanum lycopersicum L.)', Jurnal Pengobatan Tradisional. 18(3), 132-140. 
Rompis, FF, Yamlean, PVY & Lolo, WA, 2019. 'Formulasi dan uji efektivitas sediaan masker
ekstrak etanol daun sesewanua (Cleodendron Squamatum Vahl.)', Jurnal PHARMACON
Ilmiah Farmasi 鈥?UNSRAT. 8 (2), 151-159. 
Sayuti, NA, 2017. 'Uji aktivitas antiaging in vitro lavender body butter', Jurnal Kebidanan dan
Kesehatan Tradisional Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta. 2 (1), 30-37. 
Scherer, R. & Godoy, HT, 2009. 'Indeks aktivitas antioksidan (AAI) dengan metode 2,2-difenil-1-
pikrilhidrazil', Kimia Makanan. 112, 654 鈥?58.  
Selvamuthukumaran, M. & Shi, J., 2017. 'Kemajuan terbaru dalam ekstraksi antioksidan dari  

Jurnal Pengobatan Tradisional, 25(3),2020 


Formulasi, Evaluasi Kualitas Fisik, dan Aktivitas Antioksidan dariBody Butter 

industri pengolahan produk samping tanaman', Kualitas dan Keamanan Pangan,


Oxford University Press atas nama Zhejiang University Press. 1, 61 鈥?1.  
Singh, S., Sarkar, BK, Ramaiah, M., Devgan, M. & Chowdary, YA, 2015. 'Formulasi, evaluasi dan
studi stabilitas krim herbal yang mengandung embelin', International Journal of
Pharmacognosy. 2 (3), 136-138. 
Suena, NMDS, Antari, NPU & Cahyaningsih, E., 2017. 'Evaluasi mutu fisik formula body butter
ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.), Jurnal Ilmu Kefarmasian
Indonesia. 15 (1), 63 鈥?9. 
Thorat, ID, Jagtap, DD, Mohapatra D., Joshi, DC, Sutar, RF, & Kapdi SS 2013. 'Antioksidan, sifat-
sifatnya, kegunaannya dalam produk makanan dan implikasi hukumnya', International
Journal of Food Studies. 2, 81-104.  

Traditional Medicine Journal, 25(3), 2020 


Wahyuningtyas, SEP, Permana, IGDM & Wiadnyani, AAIS 2017. 'Penaruh jenis pelarut terhadap
kandungan senyawa kurkumin dan aktivitas antioksidan ekstrak kunyit (Curcuma
domestica Val.)', Jurnal ITEPA. 6 (2), 61-70. 
Wu, L., Hsu, H.-W., Chen, Y.-C., Chiu, C.-C., Lin, Y.-I. & Ho, JA, 2006. 'Aktivitas antioksidan dan
antiproliferatif pitaya merah',  Kimia Makanan. 95, 319 鈥?27.  
Xu, P., Chen, L. & Wang, Y., 2019. 'Pengaruh waktu penyimpanan pada aktivitas antioksidan dan
penghambatan pada -amilase dan -glukosidase teh putih', Ilmu Pangan & Nutrisi. 7, 636 鈥?
44. 
Zain, NM & Nazeri, MA, 2016. 'Kandungan antioksidan dan mineral ekstrak kulit buah naga
diperoleh dengan menggunakan Microwave Assisted Extraction (MAE)', Australian Journal
of Basic and Applied Sciences. 10 (17), 63-68. 

153
az153

Anda mungkin juga menyukai