Anda di halaman 1dari 23

PRE PLENING

PENYULUHAN COVID-19 I DI DESA KANGKUNG DUSUN SENGGRONG RW 3


DESA KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

DISUSUN OLEH :

1. Retno Yunita Larasati 7. Mujiburrahman (G3A020188)


(G3A020183) 8. Vinny Ismawati (G3A020189)
2. Nimas Efa Amanah 9. EKarmila Musa (G3A020190)
(G3A020184) 10. Irma Siti Masyitoh
3. Istianawati (G3A020185) (G3A020233)
4. Rizka Zahro(G3A020242) 11. Shintya Cindy Adhenda
5. Nurul Safira Lahati (G3A020235)
(G3A020186)
6. Lia Septiani (G3A020187)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021

PRE PLANNING PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI


DAN SENAM BAGI LANSIA DI DUSUN SENGGRONG RW 03 DESA
KANGKUNG KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

A. LatarBelakang
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg (Suiraoka,2012).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab utama gagal jantung,
stroke dan gagal ginjal. Tekanan darah tinggi disebut sebagai pembunuh diam-diam
karena orang dengan tekanan darah tinggi sering tidak menampakkan gejala. Begitu
gejala ini diderita, tekanan darah harus dipantau dengan interval teratur karena
merupakan kondisi seumur hidup. Tanpa pemeriksaan dan pengobatan yang tepat,
hipeetensi dapat menyebabkan stroke. Di negara maju, tekanan darah tinggi menjadi
masalah kesehatan yang dominan dan memerlukan penanggulangan yang baik. Hal ini
disebabkan angka kematian akibat penyakit ini cukup tinggi. Hasil survey Kesehatan
Rumah Tangga tahun 2010 penderita hipertensi diIndonesia cukup tinggi 83 per 10.000
anggota rumah tangga, sekitar 15-20% masyarakat Indonesia menderita hipertensi, pada
laki-laki 134 (3,6%) naik menjadi 165 (16,5), hipertensi pada perempuan dari 174
(16,0%) naik menjadi 187 (17,6%) penyakit ini lebih banyak menyerang wanita dari pada
laki- laki (Depkes RI, 2010)
Berdasarkan penjelasan diatas maka perlunya diberikan sosialisasi kepada
masyarakat mengenai pengetahuan tentang hipertensi dan cara yang baik untuk dilakukan
saat sudah lansia kepada masayrakat khususnya di Desa kangkung Rw 3 Mranggen-
Demak.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan mengenai upaya penyakit Hipertensi dengan
tindakan Senam hipertensi Lansia di Desa Kangkung RW 3, Mraggen, Demak selama
1x30 menit diharapkan masyarakat lansia dapat meningkatkan kegiatan setelah
memasuki usia senja salah satunya dengan berolahraga.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan masyarakat Desa Kangkung RW
3, Mraggen, Demak :
a. Mampu menyebutkan pengertian hipertensi
b. Mampu menyebutkan tanda gejala hipertensi
c. Mampu menyebutkan penyebab adanya hipertensi
d. Mampu mengetahui cara pencegahan hipertensi
e. Mampu mengetahui cara berolaharga yang benar untuk lansia dengan hipertensi.
3. Nama Kegiatan
Pendidikan kesehatan mengenai Hipertensi dan pencegahan Hipertensi di Desa
Kangkung RW 3, Mraggen, Demak.
4. Waktu dan tempat
Hari/tanggal : Jumat 15 oktber 2021
Waktu : 07.00-selesai
Tempat : Aula balai desa kangkung
5. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah Lansia di RW 03 Desa Kangkung RW 3, Mraggen,
Demak
6. Metode pelaksanaan
a. Screning test tekanan darah
b. Ceramah, Diskusi/Tanya jawab
c. Demonstrasi/ senan
7. Alat dan Media
a. Leaflet
b. Tensimeter dan spigmanometer
c. Handscrub
d. PPT
e. Laptop
f. Proyektor
g. Microfon
8. Materi
Terlampir
9. Struktur Perorganisasian
Ketua : Karmila Musa
Sekretaris : Mujiburrahman
Acara : Istianawati
Moderator : Irma siti Masyitoh
Penyaji : Istianawaty
Nurul safira lahati
Demontrator : Retno Yunita Larasati
Rizka Zahro
Scrrening : Lia Septiani
Shintya Cindy Adhenda
Observer : Mujiburrahman
Dokumentasi : Nimas efa amanah
Perlengkapan/Konsumsi : Vinny Ismawati
Nimas efa amanah

10. Setting tempat Keterangan :

: Presenter

 : fasilitator

: Audiens

: Observer
11. Susunan Acara

Tahap Aktivitas
Waktu Aktivitas Penyaji Alat/Media Metode
kegiatan Pengunjung
a. salam pembuka
b. memperkenalkan a. menjawab salam
Pembukaan 3 menit diri b. mendengarkan Microfon Ceramah
c. menjelaskan tujuan penjelasan
kegiatan
a. melakukan Tensimeter
Screning a.melakukan
pemeriksaan dan Pemeriksa
Tekanan 15 ment pemeriksaan
tekanan darah spigmanome an
Darah
b. mencatat hasil ter
Penyampaian 5 menit Pelaksanaan a. Pengunjung & PPT Ceramah
materi Penyampaian materi oleh mendengarkan Leaflet
pemateri: dan

a. Menggali memperhatikan

pengetahuan peserta dengan baik.

tentang hipertensi b. Pengunjung

b. Menjelaskan mengajukan

tentang pengertian pertanyaan.

hipertensi
c. Menjelaskan
penyebab hipertensi
d. Menjelaskan
tentang pencegahan
hipertensi

Diskusi/ 3 menit Memberikan bertanya Ceramah


Tanya jawab kesempatan untuk dan
bertanya Demonstr
asi
Demonstrasi 8 menit a. Melakukan senam Lansia mengikuti Ceramah
Senam hipertensi bersama senam yang
Hipertensi lansia diajarkan oleh
instruktur senam
(mahasiswa)

Penutup 4 menit a. Mengevaluasi tujuan a. pengunjung Ceramah


penyuluhan kesehatan. mampu
b. Mengucapkan terima menjawab/menjel
kasih atas perhatian askan kembali.
yang diberikan dan b. Pengunjung
memberi salam penutup membalas salam.

I. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi structural
a. pre planning sudah siap dan sudah di konsulkan maksimal 1 hari sebelum
pelaksanaan pendidikan kesehatan.
b. media sudah siap maksimal 1 hari sebelum pelaksanaan pendidikan kesehatan.
c. kontrak tempat dan waktu sudah dilaksanakan 2 hari sebelum pelaksanaan
pendidikan kesehatan dan senam lansia
d. setting tempat sudah dilakukan 1 jam sebelum pelaksanaan pendidikan kesehatan
dimulai dan senam lansia.
2. Evaluasi proses
a. Peserta menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati
b. Peserta memperhatikan terhadap materi yang disampaikan
c. Peserta dapat menjawab pertanyaan pengetahuan yang diberikan oleh pemateri
dengan hasil
1) Pengertian Hipertensi : Mampu menjawab (3 orang), tidak menjawab (17
orang)
2) Apa saja tanda dan gejala hipertensi : Mampu menjawab (7 orang), tidak
menjawab (13 orang)
3) Penyebab hipertensi : Mampu menjawab (7 orang), tidak menjawab (13 orang)
4) Cara pencegahan hipertensi : Mampu menjawab (2 orang), tidak menjawab (18
orang)
5) Pengobatan tradisional hipertensi : Mampu menjawab (5 orang), tidak
menjawab (15 orang)
6) Mengetahui cara senam hipertensi yang benar : mampu menjawab (0 orang),
tidak mampu menjawab (20 orang)
d. Peserta aktif bertanya terhadap hal yang belum diketahui
e. Tanya jawab berlangsung dengan lancar
f. Peserta mengikuti senam hipertensi sesuai rencana.
3. Evaluasi hasil
a. Menyebutkan pengertian hipertensi : Mampu menjawab (16 orang), tidak
menjawab (4 orang)
b. Menyebutkan tanda gejala hipertensi : Mampu menjawab (19 orang), tidak
menjawab (1 orang)
c. Menyebutkan penyebab adanya hipertensi : Mampu menjawab (11 orang), tidak
menjawab (9 orang)
d. Mengetahui cara pencegahan hipertensi : Mampu menjawab (16 orang), tidak
menjawab (4 orang)
e. Pengobatan tradisional hipertensi : Mampu menjawab (19 orang), tidak menjawab
(1 orang)
f. Mengetahui cara senam hipertensi yang benar untuk lansia dilihat dari cara
melakukan senam :tampak mampu mengikuti (20 orang), tidak dapat mengikuti
(tidak ada)
.
LAMPIRAN MATERI

1. Definisi
Menurut American Society of Hypertension (ASH) hipertensi adalah suatu sindrom
atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif sebagai akibat dari kondisi lain yang
kompleks dan saling berhubungan.
WHO (2013) menyatakan hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih
besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95
mmHg.
Sedangkan menurut Brunner dan Suddarth (2016) hipertensi juga diartikan sebagai
tekanan darah persisten dimana tekanan darahnya diatas 140/90 mmHg.
Menurut Triyanto (2014) Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan
angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian / mortalitas. Tekanan darah 140/90
mmHg didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 140
menunjukan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90
menunjukan fase darah yang kembali ke jantung (Anies, 2016).
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hipertensi merupakan peningkatan
tekanan darah sistolik yang persisten diatas 140 mmHg sebagai akibat dari kondisi lain
yang kompleks dan saling berhubungan.
2. Etiologi

Menurut Widjadja (2009) penyebab hipertensi dapat dikelompookan menjadi dua yaitu :

a. Hipertensi primer atau esensial


Hipertensi primer artinya hipertensi yang belum diketahui penyebab dengan jelas.
Berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti
bertambahnya usia, sters psikologis, pola konsumsi yang tidak sehat, dan hereditas
(keturunan). Sekitar 90% pasien hipertensi diperkirakan termasuk dalam kategori ini.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder yang penyebabnya sudah di ketahui, umumnya berupa penyakit
atau kerusakan organ yang berhubungan dengan cairan tubuh, misalnya ginjal yang
tidak berfungsi, pemakaiyan kontrasepsi oral, dan terganggunya keseimbangan
hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan darah. Dapat disebabkan oleh
penyakit ginjal, penyakit endokrin, dan penyakit jantung.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada (Nurarif A.H., & Kusuma H., 2016):
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi
dan volumenya
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
3. Patofisiologi
Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output (curah jantung)
dengan total tahanan prifer. Cardiac output (curah jantung) diperoleh dari perkalian
antara stroke volume dengan heart rate (denyut jantug). Pengaturan tahanan perifer
dipertahankan oleh sistem saraf otonom dan sirkulasi hormon. Empat sistem kontrol yang
berperan dalam mempertahankan tekanan darah antara lain sistem baroreseptor arteri,
pengaturan volume cairan tubuh, sistem renin angiotensin dan autoregulasi vaskular
(Udjianti, 2018).
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
vasomotor, pada medula diotak. Pusat vasomotor ini bermula padasaraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
implus yang bergerak kebawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Titik
neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf paska
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah (Padila, 2013).
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi (Padila, 2013). Meski etiologi hipertensi masih belum jelas, banyak
faktor diduga memegang peranan dalam genesis hiepertensi seperti yang sudah dijelaskan
dan faktor psikis, sistem saraf, ginjal, jantung pembuluh darah, kortikosteroid,
katekolamin, angiotensin, sodium, dan air (Syamsudin, 2011).
Sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi,
kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi.
Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor
pembuluh darah (Padila, 2013).
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran keginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah
menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon inimenyebabkan retensi natrium dan air
oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini
cendrung mencetuskan keadaan hipertensi (Padila, 2013)
4. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi klinis berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik yaitu :
Tabel 2.1 Klasifikasi derajat hipertensi secara klinis

No Kategori Sistolik Diastolik


(mmHg) (mmHg)
1. Optimal <20 <80
2. Normal 120-129 80-84
3. High Normal 130-139 85-89
Hipertensi
4. Grade 1 (Ringan) 140-159 90-99
5. Grade 2 (Sedang) 160-179 100-109
6. Grade 3 (Berat) 180-209 100-119
7. Grade 4 (Sangat Berat) >210 >210
(Nurarif A.H., & Kusuma H. 2016)

5. Manifestasi Klinis
Menurut (Ahmad, 2017) sebagian besar penderita tekanan darah tinggi umumnya
tidak menyadari kehadirannya. Bila ada gejala, penderita darah tinggi mungkin
merasakan keluhan-keluhan berupa : kelelahan, bingung, perut mual, masalah
pengelihatan, keringat berlebihan, kulit pucat atau merah, mimisan, cemas atau gelisah,
detak jantung keras atau tidak beraturan (palpasi), suaraberdenging di telinga, disfungsi
ereksi, sakit kepala, pusing.
Sedangkan menurut (Pudiastuti,2016) gejala klinis yang dialami oleh para penderita
hipertensi biasanya berupa : pengelihatan kabur karena kerusakan retina, nyeri pada
kepala, mual dan muntah akibatnya tekanan kranial, edema dependen dan adanya
pembengkakan karena meningkatnya tekanan kapiler.
6. Penatalaksanaan
Menurut Junaedi, dkk(2016) dalam penatalaksanaan hipertensi berdasarkan sifat
terapi terbagi menjadi 3 bagian, sebagai berikut:
a. Terapi non-farmakologi Penatalaksanaan non farmakologi merupakan pengobatan
tanpa obatobatan yang diterapkan pada hipertensi. Dengan cara ini, perubahan
tekanan darah diupayakan melalui pencegahan dengan menjalani perilaku hidup
sehat seperti :
1. Pembatasan asupan garam dan natrium
2. Menurunkan berat badan sampai batas ideal
3. Olahraga secara teratur
4. Mengurangi / tidak minum-minuman beralkohol
5. Mengurangi/ tidak merokok
6. Menghindari stres
7. Menghindari obesitas.
b. Terapi farmakologi (terapi dengan obat) selain cara terapi non-farmakologi, terapi
dalam obat menjadi hal yang utama. Obat-obatan anti hipertensi yang sering
digunakan dalam pegobatan, antara lain obat-obatan golongan diuretik, beta bloker,
antagonis kalsium, dan penghambat konfersi enzim angiotensi.
1. Diuretik merupakan anti hipertensi yang merangsang pengeluaran garam dan air.
Dengan mengonsumsi diuretik akan terjadi pengurangan jumlah cairan dalam
pembuluh darah dan menurunkan tekanan pada dinding pembuluh darah.
2. Beta bloker dapat mengurangi kecepatan jantung dalam memompa darah dan
mengurangi jumlah darah yang dipompa oleh jantung.
3. ACE-inhibitor dapat mencegah penyempitan dinding pembuluh darah sehingga
bisa mengurangi tekanan pada pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah.
4. Ca bloker dapat mengurangi kecepatan jantung dan merelaksasikan pembuluh
darah.
c. Terapi herbal banyak tanaman obat atau herbal yang berpotensi dimanfaatkan
sebagai obat hipertensi sebai berikut :
1. Daun seledri
Seledri (Apium graveolens, Linn.) merupakan tanaman terna tegak dengan
ketinggian dari 50 cm. Semua bagian tanaman seledri memiliki bau yang khas,
identik dengan sayur sub. Bentung batangnya bersegi, bercabang, memiliki ruas,
dan tidak berambut.bunganya berwarna putih, kecil, menyerupai payung, dan
majemuk. Buahnya berwarna hijau kekuningan berbentuk kerucut. Daunnya
memiliki pertulangan yang menyirip, berwarna hijau, dan bertangkai. Tangkai
daun yang berair dapat dimakan mentah sebagai lalapan dan daunnya digunakan
sebagai penyedap masakan, seperti sayur sop.
Contoh ramuan seledri secara sederhana sebagai berikut:
a) Bahan : 15 batang seledri utuh, cuci bersih dan 3 gelas air
b) Cara membuat dan aturan pemakai : potong seledri secara kasar, rebus
seledri hingga mendidih dan tinggal setengahnya, minum air rebusannya
sehari dua kali setelah makan.
Hubungan dengan hipertensi, seledri berkasiat menurunkan tekanan darah
(hipotensis atau anti hipertensi). Sebuah cobaan perfusi pembuluh darah
menunjukan bahwa apigenin mempunyai efek sebagaivasodilator perifer yang
berhubungan dengan efek hipotensifnya. Percobaan lain menunjukkan efek
hipotensif herbal seledri berhubungan dengan integritas sistem saraf simpatik
(Mun’im dan hanani, 2016).

7. Pemeriksa Penunjang
Menurut Widjadja (2009) pemeriksaan penunjang pada penderita hipertensi antara
lain:
a. General check up
Jika seseorang di duga menderita hipertensi, dilakukan beberapa pemeriksaan, yakni
wawancara untuk mengetahui ada tidaknya riwayat keluarga penderita. Pemeriksaan
fisik, pemeriksan laboratorium, pemeriksaanECG, jika perlu pemeriksaan khusus,
seperti USG, Echocaediography (USG jantung), CT Scan, dan lain-lain. Tujuan
pengobatan hipertensi adalah mencegah komplikasi yang ditimbulkan. Langkah
pengobata adalah yang mengendalikan tensi atau tekanan darah agar tetap normal.
b. Tujuan pemeriksaan laboratolriun untuk hipertensi ada dua macam yaitu:
1) Panel Evaluasi Awal Hipertensi : pemeriksaan ini dilakukan segera setelah
didiagnosis hipertensi, dan sebelum memulai pengobatan.
2) Panel hidup sehat dengan hipertensi : untuk memantau keberhasilan terapi.
8. Komplikasi
Komplikasi hipertensi Menurut Triyanto (2016) komplikasi hipertensi dapat
menyebabkan sebaga berikut :
a. Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekananan tinggi diotak, atau akibat embolus
yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat
terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak
mengalami hipertropi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang
diperdarahinya berkurang. Arteri-arteri otak mengalami arterosklerosis dapat menjadi
lemah, sehingga meningkatkan kemungkinan terbentukya aneurisma. Gejala tekena
struke adalah sakit kepala secara tiba-tiba, seperti orang binggung atau bertingkah
laku seperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh terasa lemah atau sulit digerakan
(misalnya wajah, mulut, atau lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara secara jelas)
serta tidak sadarkan diri secara mendadak.
b. Infrak miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerosis tidak dapat
menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang
menghambat aliran darah melalui pembuluh darah tersebut. Hipertensi kronik dan
hipertensi ventrikel, maka kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat
terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infrak. Demikian
juga hipertropi ventrikel dapat menimbulkan perubahan-perubahan waktu hantaran
listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi distritmia, hipoksia jantung, dan
peningkatan resiko pembentukan bekuan.
c. Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada
kapiler-kapiler ginjal. Glomerolus. Dengan rusaknya glomerolus, darah akan
mengalir keunit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggudan dapat berlanjut
menjadi hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya membran glomerolus, protein akan
keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang,
menyebabkan edema yang sering di jumpai pada hipertensi kronik.
d. Ketidak mampuan jantung dalam memompa darah yang kembalinya kejantung
dengan cepat dengan mengakibatkan caitan terkumpul diparu, kaki dan jaringan lain
sering disebut edema. Cairan didalam paru-paru menyebabkan sesak napas, timbunan
cairan ditungkai menyebabkan kaki bengkak atau sering dikatakan edema.
Ensefolopati dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang cepat).
Tekanan yang tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler
dan mendorong cairan kedalam ruangan intertisium diseluruh susunan saraf pusat.
Neuronneuron disekitarnya kolap dan terjadi koma.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, NR. 2017. Cara Mudah Mencegah Mengobati Asam Urat dan Hipertensi,
Dinamikamedia. Jakarta.

American Heart Association. Health Threats From High Blood Pressure. 2016. [diunduh 14
Oktober 2021]. Tersedia dari:
https://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/HighBloodPressure/LearnHowHBPHarmsY
ourHealth/Health-Threats-From-High-BloodPressure_UCM_002051_Article.jsp

Anies. 2016. Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo.

Brunner & Suddarth. (2016). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 2. Jakarta : EGC

Junaedi, E. Dan Yulianti, S. Dkk. 2016. “Hipertensi Kandas Berkat Herbal”, ed 1. Jakarta:
Fmedia.

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2016). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction
Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogjakarta: Nuha Medika

Pudjiastuti, S. 2016. Fisioterapi Pada Lansia. Jakarta: Penerbit Kedokteran.

Triyanto, E. (2016). Pelayanan keperawatan bagi penderita Hipertensi Secara Terpadu.


Yokyakarta: Graha Ilmu

Udjianti, Wajan J. 2018. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Penerbit Salemba Medika.

WHO-ISH Hypertension Guideline Committee. Guidelines of the management of hypertension. J


Hypertension. 2003;21(11):1983-92.

Widjaya .(2009). Hubungan Keluarga Dengan Tingkat Kepatuhan Diet Rendah Garam Pada
Penderita Hipertensi Di Rumah Sakit Dr.Saiful Anwar Malang
Lampira : liflet
LAPORAN HASIL KEGIATAN
PENYULUHAN COVID-19 I DI DESA KANGKUNG DUSUN SENGGRONG RW 3
DESA KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

DISUSUN OLEH :

12. Retno Yunita Larasati 18. Mujiburrahman (G3A020188)


(G3A020183) 19. Vinny Ismawati (G3A020189)
13. Nimas Efa Amanah 20. EKarmila Musa (G3A020190)
(G3A020184) 21. Irma Siti Masyitoh
14. Istianawati (G3A020185) (G3A020233)
15. Rizka Zahro(G3A020242) 22. Shintya Cindy Adhenda
16. Nurul Safira Lahati (G3A020235)
(G3A020186)
17. Lia Septiani (G3A020187)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021
LAPORAN HASIL KEGIATAN
PENDIDIKAN KESEHATAN HIPERTENSI DAN SENAM HIPERTENSI LANSIA
DI DESA KANGKUNG DUSUN SENGGRONG RW 3 DESA KECAMATAN
MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

A. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dimulai dari tahap penyusunan pre planning sebagai acuan untuk
melakukan kegiatan penyuluhan mencuci tangan untuk pencegahan Covid-19 dan
dikonsulkan kepada pembimbing. maka mahasiswa program profesi Ners melakukan
pendidikan kesehatan mengenai hipertensi dan juga demonstrasi senam hipertensi
kepada lansia. Sebelum dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan dan senam lansia
mahasiswa melakukan kontrak waktu dengan kader lansia dan juga kepala lurah serta
kepala RT setiap RT masing-masing. Serta penyusunan materi serta mempersiapkan
segala instrumen yang digunakan dalam pendidikan kesehatan (Leflet, alat tensi meter,
handscond, masker, video senam hipertensi lansia, LCD, dan tempat/lokasi) dan
observasi.

B. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pendidikan kesehatan dan senam hipertensi lansia diadakan
pada hari Jumat, 15 Oktober 2021 bertempat dibalai desa RW 03 Dusun Senggerong
Desa Kangkung Kecamatan Mranggen pukul 07.30 s/d selesai WIB. Pelaksanaan
kegiatan dibuka oleh pembawa acara Sdr Irma Siti Masyitoh yang diawali dengan
pembukaan dan pembacaan Basmalah kemudian dilanjutkan laporan panitia dari ketua
posko oleh Sdr Mujibburhan dan sambutan oleh ketua prodi ners unimus dan
pembimbing stase komunitas kemudian pembagian dilanjut acara inti yakni pemaparan
materi hipertensi yang disampaikan Sdr Nurul safira lahati. Setelah pemaparan materi
dilanjutkan dengan sesi Tanya jawab dan selesai itu dilanjutkan pembagian senam
hiperetnsi lansia yang diikuti oleh seluruh peserta dan mahasiswa, setelah itu dilajutkan
dengan evaluasi kembali tentang pengetahuan yang dimiliki lansia dengan pertanyaan-
pertanyaan sederhana serta pembagian konsumsi sarapan pagi dan acara diakhiri dengan
penutup do’a.

C. Tahap Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pre planning kegiatan sudah disiapkan 1 hari sebelum pelaksanaan kegiatan.
b. Membagikan undangan yang telah dibuat untuk disampaikan kepala seluruh lansia
yang berada di RW 3 melalui RT masing-masing.
c. Kontrak waktu dan tempat pelaksanaan untuk pendidikan kesehatan serta senam
hipertensi lansia di aula kantor desa kangkung RW 3 Dusun Senggerong Desa
Kangkung Kecamatan Mranggen ,
d. Media atau peralatan yang digunakan LCD dan Laptop, Sound system,
Spigmanometer dan stetoskop, video senam dll sudah disiapkan satu hari sebelum
kegiatan dilaksanakan.
e. Setting tempat telah dilakukan 60 menit sebelum acara dilaksanakan sesuai
dengan pre planning
f. Panitia penyelenggara telah terbentuk 7 hari sebelum kegiatan dilaksanakan.
2. Evaluasi Proses
a. Acara dibuka oleh MC.
b. Anggota kelompok bekerja sesuai dengan tugas masing-masing.
c. Melakukan screning awal kepada setiap peserta/lansia ang datang dengan tindakan
tensi untuk mengetahui tekanan darah sebelum melakukan senam hipertensi.
d. Melakukan post test dengan cara menyanyakan terlebih dahulu apakah para lansia
mengetahui atau mengenal tentang penyakit hipertensi tersebut.
e. Acara berjalan dengan sesuai rencana akan tetapi waktu yang di berikan sedikit
yakni hanya 40 menit dari perkiraan awal 60 menit.
f. Penyaji menyampaikan materi tentang hipertensi dengan tepat dan dengan media
leafleat dan elektronik (LCD)
g. Peserta menanggapi positif dan antusias dalam pelaksanaan kegiatan.
h. Peserta mengikuti senam lansia setelah mendengarkan sedikit tentang pendidikan
kesehatan yang diberikan.
i. Peserta makan bubur yang telah diediakan oleh mahasiswa penyelenggara.
j. Peserta kegiatan mengikuti acara dari awal sampai akhir dan tidak ada yang
meninggalkan acara.
3. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang hipertensi dan senam hipertensi
lnsia didapatkan hasil yaitu ; peserta yang hadir berjumlah 20. Setelah masyarakat
mengetahui tujuan isi dari pendidkan kesehatan tentang hipertensi dan senam lansia
hipertensi nampak terjalin hubungan saling percaya antara masyarakat dan mahasiswa.
Kemudian ada beberapa masyarakat bertanya terkait materi yang telah di paparkan
selain itu masyarakat dengan antusias mengikuti senam hipertensi lansia yang
demonstrasikan oleh sdri Retno Yunita Larasati dan juga Rizka Zahro debagai
pemandu utama dan diikuti oleh seluruh mahasiswa.
Setelah diberikan pre test melalui pertenya-pertanyaan secara verbalisasi
didapatkan bahwa banyak masyarakat yang belum mengetahui cara penularan serta
tanda gejala covid-19, akan tetapi setelah dilakukan pendidikan kesehatan hasil yang
didapatkan dari post tes secara verbalisasi adalah masyrakat sudah mempu memahami
tentang hipertensi serta cara pencegahan dan pengobatan yang benar.
Kelemahan dalam acara LOKMIN III, yaitu waktu pelaksanaan tidak sesuai
dengan waktu yang ditetapkan. Sedangkan kelebihannya adalah antusias para lansia
untuk melakukan acara tersebut.

D. Faktor Pendukung
Terlaksananya kegiatan penyuluhan ini di dukung oleh ketua penyelenggara acara
kegiatan dan juga Ibu-Ibu kader yang berada di Rw 3 serta izin dari pak lurah dan juga
setiap RT masing-masing
Lampiran : absensi
Lampiran : dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai