A. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran dengan model Discovery Learning, peserta didik mampu menjelaskan
jenis-jenis jaringan pada tumbuhan sehingga peserta didik dapat membangun kesadaran akan
kebesaran Tuhan YME serta mengembangkan nilai karakter berpikir kritis, kreatif
(kemandirian), kerjasama (gotong royong) dan kejujuran (integritas).
B. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran seperti berdoa dan
absensi.
Guru memberikan apersepsi dengan menampilkan sebuah wacana biografi Robert
Hooke (kemampuan literasi).
Guru memotivasi peserta didik dengan menyampaikan manfaat mempelajari materi
terkait (kemampuan literasi).
Menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi, literasi, dan karakter yang harus
dicapai.
Menyampaikan cakupan materi dan lingkup penilaian, serta penjelasan model
pembelajaran.
Kegiatan Inti (50 menit)
Fase 1. Kegiatan Literasi
Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan
menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi
Jenis-jenis jaringan pada tumbuhan
Fase 2. Identifikasi masalah (Problem Statement)
Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang
belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Jenis-jenis jaringan pada
tumbuhan (keterampilan abad 21: critical thinking)
Fase 3. Collaboration
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan,
mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi
mengenai Jenis-jenis jaringan pada tumbuhan
Fase 4. Communication
Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal,
mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali
oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan (kemampuan literasi)
Guru membimbing peserta didik
Fase 5. Creativity
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari
terkait Jenis-jenis jaringan pada tumbuhan Peserta didik kemudian diberi kesempatan
untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami (kemampuan literasi)
Fase 6. Menarik kesimpulan (Generalisasi)
Peserta didik menyampaikan hasil jawaban LKPD dan guru memberikan
tanggapan/penguatan konsep
Peserta didik diharapkan bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang belum dipahami
C. Penilaian Pembelajaran
Sikap : Lembar Pengamatan
Pengetahuan : LK peserta didik
Keterampilan : Kinerja & observasi diskusi
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran dengan model Discovery Learning, peserta didik mampu menjelaskan
bahan bacaan tentang sifat totipotensi dan kultur jaringan sehingga peserta didik dapat
membangun kesadaran akan kebesaran Tuhan YME serta mengembangkan nilai karakter
berpikir kritis, kreatif (kemandirian), kerjasama (gotong royong) dan kejujuran (integritas).
B. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran seperti berdoa dan
absensi.
Guru memotivasi peserta didik dengan memberikan pretest kepada peserta didik
mengenai pembelajaran sebelumnya dengan menuliskan definisi sel.
Guru memberikan apersepsi yaitu membandingkan struktur sel dengan sepiring
makanan (keterampilan abad 21: critical thinking).
Menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi, literasi, dan karakter yang harus
dicapai.
Menyampaikan cakupan materi dan lingkup penilaian, serta penjelasan model
pembelajaran.
Kegiatan Inti (50 menit)
Fase 1. Kegiatan Literasi
Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan
menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi Sifat
totipotensi dan kultur jaringan
Fase 2. Identifikasi masalah (Problem Statement)
Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang
belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Sifat totipotensi dan
kultur jaringan(keterampilan abad 21: critical thinking)
Fase 3Colaboration
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan,
mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi
mengenai Sifat totipotensi dan kultur jaringan(Keterampilan abad 21: Collaboration)
Fase 4. Communication
Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal,
mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali
oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan
Fase 5. Creativity
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari
terkait Sifat totipotensi dan kultur jaringan Peserta didik kemudian diberi kesempatan
untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami (kemampuan literasi)
C. Penilaian Pembelajaran
Sikap : Lembar Pengamatan
Pengetahuan : LK peserta didik
Keterampilan : Kinerja & observasi diskusi
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Discovery Learning, peserta didik terampil melakukan pengamatan
Struktur Jaringan dan organ pada tumbuhan sehingga peserta didik dapat membangun kesadaran
akan kebesaran Tuhan YME serta mengembangkan nilai karakter berpikir kritis, kreatif
(kemandirian), kerjasama (gotong royong) dan kejujuran (integritas).
B. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran seperti berdoa dan
absensi
Guru memotivasi peserta didik dengan mengajak peserta didik untuk membuktikan
kebenaran struktur sel hewan dan sel tumbuhan melalui pengamatan mikroskopik
Menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi, literasi, dan karakter yang harus
dicapai
Menyampaikan cakupan materi dan lingkup penilaian, serta penjelasan model
pembelajaran
Kegiatan Inti (50 menit)
Fase 1. Menciptakan Situasi (stimulation)
Guru membimbing peserta didik untuk menyiapkan alat dan bahan praktikum
Fase 2. Identifikasi masalah (Problem Statement)
Guru menyampaikan instruksi/langkah kerja dalam praktikum dan peserta didik
diarahkan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan
selama kegiatan praktikum dan akan di jawab melalui kegiatan diskusi hasil
pengamatan (keterampilan abad 21: critical thinking)
Fase 3. Pengumpulan data (Data Colleting)
Guru membimbing peserta didik dalam pengamatan
Fase 4. Pengolahan data (Data Processing)
Peserta didik mengolah hasil pengamatan yang telah diperoleh untuk menjawab
pertanyaan pada lembar kerja praktikum (kemampuan literasi)
Fase 5. Pembuktian (Verification)
Peserta didik memverifikasikan hasil lembar kerja praktikum dengan teori pada buku
sumber/bahan ajar (kemampuan literasi)
Fase 6. Menarik kesimpulan (Generalisasi)
Peserta didik menyampaikan hasil lembar kerja praktikum dan guru memberikan
tanggapan/penguatan konsep
Peserta didik diharapkan bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang belum dipahami
Kegiatan Penutup (5 menit)
Guru bersama peserta didik merangkum materi pelajaran
Guru memberikan refleksi pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat
mengaplikasikan nilai agama dan budaya adat Minangkabau dalam kehidupan sehari-
hari (meyakini kebesaran ciptaan Allah, nilai karakter jujur/tidak curang, kerjasama,
toleransi dan lainnya).
Guru memberikan resitasi: membuat laporan hasil pengamatan perbedaan struktur sel
hewan dan sel tumbuhan
Doa penutup dan salam
C. Penilaian Pembelajaran
Sikap : Observasi kegiatan praktikum (Lembaran Observasi/ Instrumen terlampir)
Pengetahuan : Tes Tertulis
Keterampilan : Penilaian Portofolio (Laporan hasil pengamatan)
LAMPIRAN
A. Materi Pembelajaran
a. Organ tumbuhan
b. Sistem jaringan penyusun tubuh tumbuhan
Struktur akar tumbuhan dikotil dan monokotil
Struktur batang tumbuhan dikotil dan monokotil
Struktur daun tumbuhan dikotil dan monokotil
D. Sumber Belajar
1. Bahan Ajar
2. Buku Teks Biologi
a) Fictor, F.P. dan Moekti, A. 2018. Praktis Belajar Biologi 2: untuk Kelas XI Sekolah
Menengah Atas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
b) Pratiwi, D.A.,dkk. 2017. Biologi SMA Jilid 2 untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
c) Rachmawati, F.,dkk. 2018. Biologi: untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
peserta didik
diminta 3.
menuliskan perbedaan sel
perbedaan sel prokariotik
prokariotik dan sel
dengan sel eukariotik!
eukariotik. (C2)
No Soal Skor
1 Tuliskan komponen-komponen penyusun sel hewan! 30
2 Tuliskan ponen-komponen penyusun sel tumbuhan! 30
3 Jelaskan minimal 4 perbedaan sel hewan dengan sel tumbuhan 40
peserta didik 3.
diminta 4 perbedaan
menjelaskan sel hewan
perbedaan sel dengan sel
hewan dengan sel tumbuhan!
tumbuhan. (C2)
Kunci jawaban :
1. Tuliskan komponen-komponen penyusun sel hewan!
a. Membran sel
b. Inti sel (Nukleus)
c. Sitoplasma
- Mitokondria
- RE
- Ribosom
- Kompleks golgi
- Lisosom
- Sentriol
2. Tuliskan komponen-komponen penyusun sel tumbuhan!
a. Dinding sel
b. Membran sel
c. Inti sel (Nukleus)
d. Sitoplasma
- Mitokondria
- RE
- Vakuola
- Kompleks golgi
- kloroplasma
3. Jelaskan minimal 4 perbedaan sel hewan dengan sel tumbuhan!
Perbedaan Sel Hewan Sel Tumbuhan
Bentuk Sel Berbagai macam, dapat berubah Bentuk sel tumbuhan kaku, jarang
ubah bentuk dan tidak kaku berubah bentuk kecuali derivat sel.
Predikat
Predikat Skor
SB (sangat baik) 90-100
Baik 70-89
Cukup 50-69
Kurang <50
Penilaian Produk
Rubrik Penilaian
No Keterampilan yang Skor Keterangan
dinilai
1 Penggunaan alat 20 Menggunakan alat dengan sangat terampil
10 Menggunakan alat dengan cukup terampil
0 Tidak terampil menggunakan alat
2 Mengambil data 20 Mengambil data dengan sangat terampil
10 Mengambil data dengan cukup terampil
0 Tidak terampil mengambil data
3 Analisis data 20 Menganalisis data dengan sangat cermat
10 Menganalisis data dengan cukup cermat
0 Menganalisis data dengan tidak cermat
4 Menyimpulkan hasil 20 Mampu menyimpulkan hasil pengamatan
pengamatan 0 Tidak mampu menyimpulkan hasil pengamatan
5 Mengkomunikasikan hasil 20 Mengkomunikasikan hasil presentasi dengan baik
pengamatan 10 Mengkomunikasikan hasil presentasi dengan kurang
baik
0 Tidak mengkomunikasikan hasil pengamatan
LKPD 1
Anggota :
1. ……………………………….
2. ……………………………….
3. ……………………………….
4. ……………………………….
Tujuan Pembelajaran
Informasi Pendukung
Berdasarkan proses perkembangannya, jaringan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
jaringan muda (meristem) dan jaringan dewasa. Pada jaringan muda, selselnya belum
terspesialisasi dan belum dapat dibedakan fungsinya, sedangkan pada jaringan dewasa sel-
selnya sudah memiliki fungsi serta struktur yang khusus.
Wacana
Identifikasi Masalah
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
Carilah informasi materi mengenai penyusun kimiawi sel dan sel prokariotik dan
sel eukariotik dan bacalah bahan ajar dan buku sumber lainnya yang berkaitan
dengan materi.
Pengolahan Data
Komponen anorganik
1.
2.
3.
Komponen organik
1.
2.
3.
Inti Sel
Organel
terbungkus
membran
Flagela
Dinding sel
Komponen anorganik
1. Air Hampir di semua Sebagai pelarut zat organik
bagian sel dan anorganik, media
transpor berbagai zat, dan
sebagai mengabsorbsi panas.
2. Garam-garam Sitoplasma Fungsi osmosis, dan fungsi
mineral lebih spesifik`
3. Gas Vakuola, Berperan pada proses
mitokondria metabolisme sel
Komponen organik
1. Protein Hampir di semua Sebagai pembentuk sel,
bagian sel mengganti sel yang rusak
2. Karbohidrat Membran sel, Sumber energi bagi tubuh
mitokondria
3. Lipid / lemak Membran sel, Sebagai cadangan energi
pengganti karbohidrat
4. Asam nukleat nukleus Utk menyimpan dan
mengenali informasi genetik
sel
2. Tuliskan organel-organel penyusun sel!
3. Lengkapilah tabel dibawah ini!
3.1. Menjelaskan komponen kimiawi penyusun sel, struktur, fungsi, dan proses yang
berlangsung dalam sel sebagai unit terkecil kehidupan
Indikator
Tujuan
1. Peserta didik mampu menjelaskan senyawa organik penyusun sel melalui studi literatur
dengan menggunakan LKPD
2. Peserta didik mampu menjelaskan senyawa anorganik penyusun sel melalui studi literatur
dengan menggunakan LKPD
3. Peserta didik mampu menjelaskan struktur penyusun sel prokariotik melalui studi
literatur dengan menggunakan LKPD
4. Peserta didik mampu menjelaskan struktur penyusun sel eukariotik melalui studi literatur
dengan menggunakan LKPD
5. Peserta didik mampu menjelaskan perbedaan struktur sel prokariotik dengan sel
SEL
eukariotik setelah mengamati gambar dengan menggunakan LKPD
A. KOMPONEN KIMIAWI PENYUSUN SEL
Elemen utama sebuah sel adalah protoplasma. Protoplasma pada semua sel terdiri atas dua
komponen utama, yaitu komponen anorganik dan komponen organik. Komponen-komponen anorganik
terdiri atas air, garam-garam mineral, gas oksigen, karbon dioksida, nitrogen, dan amonia, sedangkan
komponen organik terutama terdiri atas karbohidrat, lipida, protein, dan beberapa komponen
komponen spesifik seperti enzim, vitamin, dan hormon (Sheeler & Bianchi, 1983). Pada sel hewan dan
tumbuhan, protoplasma mengandung sekitar 75-85% air, 10-20% protein, 2-3% lipida, 1% karbohidrat,
dan 1% zat-zat anorganik lainnya (De Robertis et al., 1975).
1. Komponen Anorganik
a. Air
Di dalam sel, air terdapat dalam dua bentuk, yaitu bentuk bebas dan bentuk terikat. Air dalam
bentuk bebas mencakup 95% dari total air di dalam sel. Umumnya air berperan sebagai pelarut dan
sebagai medium dispersi sistem koloid. Air dalam bentuk terikat mencakup 4-5% dari total air di dalam
sel (De Robertis et al., 1975). Kandungan air pada berbagai jenis sel bervariasi diantara tipe sel yang
berbeda. kandungan air (persen dari berat basah total) pada hati tikus, otot rangka tikus, telur bintang
laut, E. coli, dan biji jagung secara berturut-turut masing-masing terdiri atas 6—72%, 76%, 77%, 73%,
dan 13% (Sheeler & Bianchi, 1983). Air merupakan medium tempat berlangsungnya transpor nutrien,
reaksi-reaksi enzimatis metabolisme sel dan transpor energi kimia (Lehninger, 1988). Di dalam sel hidup,
kebanyakan senyawa biokimia dan sebahagian besar dari reaksi-reaksinya berlangsung dalam
lingkungan cair. Air berperan aktif dalam banyak reaksi biokimia dan merupakan penentu penting dari
sifat-sifat makromolekul seperti protein (Mayes et al., 1988). Air dan produk ionisasinya seperti ion O+
dan H- sangat mempengaruhi berbagai sifat komponen penting sel seperti enzim, protein, asam nukleat,
dan lipida. Sebagai contoh, aktivitas katalitik enzim sangat tergantung pada konsentrasi ion H+ dan OH-
(Lehninger, 1988). Oleh sebab itu, semua aspek dari struktur dan fungsi sel harus beradaptasi dengan
sifat-sifat fisik dan kimia air. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa air merupakan komponen sel
yang dominan dan berfungsi untuk :
Pelarut berbagai zat organik dan anorganik, misalnya berbagai jenis ion-ion, glukosa, sukrosa, asam
amino, serta berbagai jenis vitamin.
Bahan pengsuspensi zat-zat organik dengan molekul besar seperti protein, lemak, dan pati. Dalam
hal tersebut, air merupakan medium dispersi dari sistem koloid protoplasma.
Air merupakan media transpor berbagai zat yang terlarut atau yang tersuspensi untuk berdifusi
atau bergerak dari suatu bagian sel ke bagian sel yang lain.
Air merupakan media berbagai proses reaksi-reaksi enzimatis yang berlangsung di dalam sel.
Air digunakan untuk mengabsorbsi panas dan mencegah perubahan temperatur yang drastis di
dalam sel. Air mempunyai titik lebur, titik didih dan panas penguapan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan hampir semua cairan. Kenyataan ini menunjukkan adanya gaya tarik yang
kuat diantara molekul-molekul air yang berdekatan yang memberikan air gaya kohesi internal yang
tinggi. Sebagai contoh, panas penguapan merupakan ukuran langsung dari jumlah energi yang
dibutuhkan untuk mengalahkan gaya tarik menarik diantara molekul air yang berdekatan, sehingga
molekul tersebut dapat saling berpisah dan masuk ke dalam fase gas.
b. Garam-garam Mineral
Kandungan garam-garam mineral pada berbagai tipe sel sangat bervariasi. Di dalam sel, garam-
garam mineral dapat mengalami disosiasi menjadi anion dan kation. Bentuk-bentuk anion dan kation
tersebut dinamakan ion. Ion-ion dapat terlarut di dalam cairan sel atau terikat secara khusus pada
molekul- molekul lain seperti protein dan lipida. Secara umum, garam-garam mineral memiliki dua
fungsi (Sheeler & Bianchi, 1983), yaitu :
Fungsi osmosis, dalam arti bahwa konsentrasi total garam-garam terlarut berpengaruh terhadap
pelaluan air melintasi membran sel;
Fungsi yang lebih spesifik, yaitu peran seluler setiap ion terhadap struktur dan fungsi dari partikel-
partikel seluler dan makromolekul.
Berbagai jenis garam-garam mineral sangat penting untuk kelangsungan aktivitas metabolisme
sel, misal-nya ion Na+ dan K+, berperan dalam memelihara tekanan osmosis dan keseimbangan asam
basa cairan sel. Retensi ion-ion menghasilkan peningkatan tekanan osmosis sebagai akibat masuknya
air ke dalam sel. Beberapa ion-ion anorganik berperan sebagai kofaktor (tabel 2.3) dalam aktivitas
enzim, misalnya ion magnesium. Fosfat anorganik digunakan dalam sintesis ATP yang mengsuplai energi
kimia untuk proses kehidupan dari sel melalui proses fosforilasi oksidatif. Ion-ion kalsium dijumpai
dalam sirkulasi darah dan di dalam sel. Di dalam tulang, ion-ion kalsium berkombinasi dengan ion-ion
fosfat dan karbonat membentuk kristalin. Fosfat dijumpai di dalam darah dan di dalam cairan jaringan
sebagai ion-ion bebas, tetapi fosfat di dalam tubuh banyak terikat dalam bentuk fosfolipida, nukleotida,
fosfoprotein, dan gula-gula terfosforilasi (De Robertis et al., 1975).
c. gas
Di dalam sel juga terkandung berbagai jenis gas yang berasal dari lingkungan atau dihasilkan
oleh metabolisme sel. Beberapa gas yang terdapat di atmosfer dapat masuk ke dalam sel misalnya gas.
1. Oksigen (O2), masuk ke dalam sel lewat pernafasan. Di udara bebas terdapat 21 %, di air
sekitar 0,5%. Fungsi air adalah oksidasi zat makanan sehingga timbul energy.
2. Karbondioksida (CO2), berupa ampas oksidasi. Kadar kandungan di udara sebesar
0,04%. Bagi tumbuhan, gas ini berfungsi sebagai bahan mentah bersama air membentuk asam
karbonat yang selanjutnya mengalami disosiasi membentuk ion hidrogen dan bikarbonat untuk
sintesa karbohidrat dalam proses fotosintesis.
3. Nitrogen ( N2), bagi sel, gas ini tak terpakai meskipun masuk bersama gas pernafasan.
Unsur nitrogen baru bisa diikat oleh sel kalau sudah dalam ikatan ion nitrat (NO 3-), meski
sebagian kecil makhluk juga ada yang mempergunakan dalam bentuk ion ammonium (NH4-).
Beberapa bakteri tanah dapat mempergunakan gas nitrogen bebas di alam sebagai sumber
energy, lalu mengubahnya menjadi nitrit sampai nitrat.
4. Amonia (NH3), ampas metabolisme protein dalam sel ini sangat beracun bagi sel, maka
dari itu harus dikeluarkan atau dinetralkan untuk sementara waktu sebelum diekskresikan. Ada
sel yang mengubahnya jadi asam urat. Setelah di ekskresikan , bakteri tanah dapat mengubah
derivate ammonia ini jadi nitrat kembali yang dapat digunakan oleh tumbuhan untuk
mensintesis protein
2. Komponen Organik
Komponen-komponen organik sel terdiri atas protein, lipid, karbohidrat, dan beberapa
komponen-komponen spesifik lainnya seperti enzim, vitamin, dan
hormone. Lebih kurang 10-20% isi sel terdiri atas protein. Protein merupakan makromolekul dengan
berat molekul berkisar antara 10.000-10.000.000. sedangkan karbohidrat di dalam sel kurang lebih 1%
dan umumnya dalam bentuk monosakarida, disakarida, dan oligosakarida, sedangkan lipida berkisar 2-
3%. Masing-masing komponen organik sel tersebut akan dibahas secara terpisah pada uraian
selanjutnya.
A. Protein
Protein adalah makromolekul yang terdiri atas asam-asam a-amino yang saling berikatan dengan
ikatan kovalen diantara gugus a-karboksil asam amino dengan gugus a-amino dari asam amino yang lain.
Ikatan di antara asam amino disebut ikatan peptida. Beberapa unit asam amino yang berikatan dengan
ikatan peptida disebut polipeptida. Molekul protein dapat terdiri atas satu atau sejumlah rantai
polipeptida dan setiap rantai dapat terdiri atas ratusan hingga jutaan residu asam amino. Fungsi utama
senyawa ini adalah membentuk sel, mengganti sel yang rusak dengan yang baru serta perbaikan jaringan
sel yang rusak.
B. Karbohidrat
Molekul karbohidrat adalah substansi yang terdiri atas atom-atom C, H, dan O. Perbandingan
antara molekul H dan O adalah 2:1. Jadi memiliki rasio yang sama dengan molekul air (H2O), misalnya:
Ribosa = C6 H 10 O5
Rumus empiris dari karbohidrat adalah Cn(H2O)n. Dengan dasar perbandingan tersebut, orang pada
mulanya berkesimpulan bahwa dalam karbohidrat terdapat air, sehingga digunakan kata karbohidrat
yang berasal dari kata karbon dan hidrat atau air. Fungsi utama dari senyawa ini adalah sebagai sumber
energi bagi tubuh.
Karbohidrat sering disebut sakarida. Ada beberapa senyawa yang memiliki rumus empiris
seperti karbohidrat tetapi bukan karbohidrat, misalnya C2H4O2 (asam asetat), CH2O (formaldehida).
Dengan demikian, senyawa yang termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja,
tetapi yang penting adalah rumus strukturnya. Dari rumus struktur, akan terlihat bahwa ada gugus
fungsi penting yang terdapat pada molekul karbohidrat. Gugus fungsi itulah yang menentukan sifat
senyawa tersebut. Berdasarkan gugus molekul yang ada pada karbohidrat, maka karbohidrat dapat
didefenisikan secara kimia sebagai plohidroksialdehid atau polihidroksiketon serta yang
menghasilkannya pada proses hidrolisis. Berbagai senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat
mempunyai molekul yang berbeda-beda ukurannya, yaitu dari senyawa sederhana dengan berat
molekul rendah hingga berat molekul besar. Berbagai senyawa terse-but dapat dibagi dalam empat
golongan, yaitu monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida.
a) Monosakarida
Monosakarida sering disebut gula sederhana (simple sugars) adalah karbohidrat yang tidak
dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi. Molekulnya hanya terdiri atas
beberapa atom karbon saja. Monosakarida dapat dikelompokkan berdasarkan kandungan atom
karbonnya, yaitu triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa atau heptosa. Misalnya :
Triosa = (C3H6O3)
Tetrosa = (C4H8O4)
Pentosa = (C5H10O5)
Heksosa = (C6H12O6)
Monosakarida atau gula sederhana hanya terdiri atas satu unit polihidroksialdehida atau
keton atau hanya terdiri atas satu molekul sakarida. Monosakarida yang umum dikenal
mempunyai rumus empiris (CH2O)n, dimana n = 3 atau jumlah yang lebih besar lainnya. Kerangka
monosakarida adalah rantai karbon berikatan tunggal yang tidak bercabang. Satu diantara atom
karbon berikatan ganda terhadap suatu atom oksigen membentuk gugus karbonil, masing-masing
atom karbon lainnya berikatan dengan gugus hidroksil. Jika gugus karbonil berada pada ujung
rantai karbon, monosakarida tersebut adalah suatu aldosa, dan jika gugus karbonil berada pada
posisi lain, monosakarida tersebut adalah suatu ketosa.
b) Disakarida.
Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya. Pada
kebanyakan disakarida, ikatan kimia yang menggabungkan kedua unit monosakarida disebut
ikatan glikosida, dan dibentuk jika gugus hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan karbon
pada gula yang kedua. Disakarida menghasilkan dua molekul monosakarida yang sama atau
berbeda bila mengalami hidrolisis, misalnya:
c) Polisakarida
Polisakarida atau glikan tersusun atas unit-unit gula yang panjang. Polisakarida dapat dibagi
menjadi dua kelas utama yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida. Homopolisakarida yang
mengalami hidrolisis hanya menghasilkan satu jenis monosakarida, sedangkan heteropolisakarida
bila mengalami hidrolisis sempurna menghasilkan lebih dari satu jenis monosakarida. Ex: pati,
amilum
C. Lipid
Lipid merupakan senyawa yang terbentuk dari asam lemak dan juga gliserol. Fungsi utamanya
adalah sebagai cadangan energi selain karbohidrat, penyusun kimiawi membran sel bersama protein
dan karbohidrat. Lipid merupakan molekul hidrokarbon yang memiliki sifat hidrofob (sukar larut dalam
air). Ada 3 kelompok lipid, yaitu :
1) Lemak (Trigliseraldehid)
Merupakan lipid yang disusun oleh gabungan 1 gliserol dengan 3 asam lemak. Di dalam,
lemak terdapat dalam bentuk 2 macam, yaitu:
Lemak jenuh : ditemukan pada hewan, memiliki ciri berbentuk padat pada suhu kamar (25 0
C).
Lemak tak jenuh : Ditemukan pada tumbuhan (disebut juga minyak). Memiliki ciri berbentuk
cair pada suhu kamar ( 250C)
2) Fosfolipid
Merupakan lipid penyusun membran sel. Fosfolipid disusun oleh gugus fosfat dan 2 asam
lemak.
3) Steroid
Merupakan lipid yang disusun oleh rantai hidrokarbon berbentuk cincin berjumlah 4
buah. Fungsinya sebagai bahan baku pembentukkan hormone seks, vitamin D, komponen
membrane sel, dll.
a. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan, lipid, dan protein. Dinding sel berfungsi sebagai
pelindung dan pemberi bentuk tubuh.
b. Membran plasma tersusun dari molekul lipid atau protein. Membran plasma berfungsi
sebagai pelindung molekuler sel terhadap lingkungan di sekitarnya.
c. Sitoplasma tersusun dari air, protein, lipid, mineral, dan enzim-enzim. Enzim-enzim untuk
mencerna makanan secara intraseluler dan untuk melakukan proses metabolisme sel.
d. Mesosom berfungsi sebagai penghasil energi. Pada membran mesosom terdapat enzim-enzim
pernapasan yang berperan dalam reaksi-reaksi oksidasi untuk menghasilkan energi.
e. Ribosom berfungsi sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein.
f. DNA tersusun dari gula deoksiribosa, fosfat, dan basabasa nitrogen. DNA berfungsi sebagai
pembawa informasi genetik yaitu sifat-sifat yang harus diwariskan kepada keturunannya.
g. RNA merupakan persenyawaan hasil transkripsi DNA. RNA berfungsi membuat kode-kode
genetik sesuai pesanan DNA, kemudian akan diterjemahkan dalam bentuk urutan asam amino
dalam proses sintesis protein.
1) Struktur Sel
Sel terdiri dari 3 bagian utama yaitu membran sel, inti sel, dan sitoplasma:
a) Membran Sel / Membran Plasma
Membran sel adalah selaput yang terletak paling luar dan tersusun dari senyawa
kimia lipoprotein(gabungan dari senyawa lemak atau lipid dengan senyawa protein). Membran sel
disebut juga membran plasma atau selaput plasma. Fungsi dari membran sel ini adalah sebagai pintu
gerbang yang dilalui zat, baik menuju atau meninggalkan sel.
Ribosom (ergastoplasma) adalah organel sel terkecil di dalam sel. Fungsi dari ribosom adalah
sebagai tempat sintesis protein.
Retikulum endoplasma (RE) adalah struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel.
Dikenal dua jenis retikulum endoplasma, yaitu: (1) Retikulum endoplasma granuler(retikulum
endoplasma kasar). RE kasar tampak kasar karena ribosom menonjol di permukaan sitoplasmik
membrane; (2) Retikulum endoplasma agranuler (retikulum endoplasma halus). RE halus diberi
nama demikian karena permukaan sitoplasma tidak mempunyai ribosom.
Mitokondria (the power house). Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang
menghasilkan banyak energi ATP. Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan
melewati jalur yang sama, yang dikenal sebagai daur atau siklus Krebs yang berlangsung di
dalam mitokondria.
Lisosom. Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler.
Badan golgi (aparatus golgi/diktiosom) berhubungan dengan fungsi menyortir dan mengirim
produk sel. Badan golgi berperan penting dalam sel-sel yang secara aktif terlibat dalam sekresi.
Muka cis berfungsi sebagai penerima vesikula transpor dari RE. Muka trans berfungsi
mengirim vesikula transpor. Vesikula transpor adalah bentuk transfer dari protein yang disintesis
RE.
Sentrosom (sentriol) berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel baik mitosis maupun
meiosis.
Plastida berperan dalam fotosintesis. Plastida adalah bagian dari sel yang bisa ditemui pada alga
dan tumbuhan (kingdom plantae). Dikenal tiga jenis plastida, yaitu: (1) Leukoplas: berwarna putih
berfungsi sebagai penyimpanan makanan; (2) Kloroplas: plastida berwarna hijau, berfungsi
menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis; (3)Kromoplas: plastida yang
mengandung pigmen.
Vakuola (rongga sel) berisi: garam-garam organik, glikosida, tanin (zat penyamak), minyak eteris
(misalnya jasmine pada melati, roseine pada mawar, zingiberine pada jahe), alkaloid (misalnya
kafein, kinin, nikotin, likopersin, dll), enzim, dan butir-butir pati.
Mikrotubulus berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai rangka sel. Selain itu,
mikrotubulus berguna dalam pembentukan sentriol,flagela, dan silia.
Mikro lamen terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada
otot). Mikro lamen berperan dalam pergerakan sel.
Peroksisom (badan mikro) senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak
mengandung enzim oksidae dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
(Sumber : http://www.echotuts.web.id/2015)