Bab Ii-Yeni
Bab Ii-Yeni
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil belajar
jauh pengetahuan dan kemampuan telah dicapai oleh siswa pada akhir setiap catur
Pada akhir catur wulan ketiga kelas VI SD dan Kelas IX SLTP dilakukan
penilaian akhir sebagai penilaian sekolah untuk semua mata pelajaran. Penilaian ini
Pendidikan Enam Tahun SD dan Program Tiga Tahun SLTP (Strategi Belajar
Mengajar:1.35).
dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan
informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan
belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat
menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan
kelas maupun individu. Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu : (a)
Keterampilan dan Kebiasaan; (b) Pengetahuan dan Pengertian; (c) Sikap dan Cita-cita,
yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum
Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat
dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat
sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah,
1
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar
merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Menurut Oemar Hamalik, hasil belajar
adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang
tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi
mengerti. Menurut Purwanto (1989:3), menyatakan bahwa hasil belajar adalah suatu
yang digunakan untuk menilai hasil pelajaran yang telah diberikan kepada siswa dalam
waktu tertentu. Menurut Surahmad (1997:88) berpendapat bahwa hasil belajar adalah
hasil dimana guru melihat bentuk akhir dari pengalaman interaktif edukatif yang
pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku
yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik (Sudjana 1999:3). Pada
dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil belajar. Secara keseluruhan hasil belajar
belajarnya dan digunakan oleh guru untuk menjadikan ukuran atau kriteria dalam
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai
melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah
sebagai berikut:
1. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek, yaitu
2. Ranah Afektif
2
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan,
yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan
3. Ranah Psikomotor
(menghubungkan, mengamati).
Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena
lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian
dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. Hasil belajar adalah
belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam
mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami
belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Howard
Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua
proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi
adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-
ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang
selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang
selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir
3
B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR TEMA 6
Bahasa Indonesia
1.1 Meresapi makna anugerah Tuhan Yang Maha Esa berupa Bahasa Indonesia yang
diakui sebagai sarana yang lebih unggul daripada bahasa lain untuk memperoleh
ilmu pengetahuan.
1.2 Meresapi makna anugerah Tuhan yang Maha Esa atas keberadaan ciri khusus
makhluk hidup, hantaran panas, energi listrik dan perubahannya, serta tata surya.
2.1 Memiliki kepedulian dan tanggung jawab tentang ciri khusus makhluk hidup dan
3.1 Menggali informasi dari teks laporan investigasi tentang ciri khusus makhluk hidup
dan lingkungan, serta campuran dan larutan dengan bantuan guru dan teman dalam
Bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.
4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan investigasi tentang ciri khusus
makhluk hidup dan lingkungan, serta campuran dan larutan secara mandiri dalam
Bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.
IPA
alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya, serta
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, obyektif, jujur, kerja sama,
cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, dan peduli lingkungan) dalam
4
aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri
4.1 Merancang dan melaksanakan percobaan untuk membedakan campuran dan larutan
4.1.1 Melaporkan secara tertulis hasil percobaan tentang campuran dan larutan.
IPS
1.1 Menerima karunia Tuhan YME yang telah memberikan kesempatan kepada bangsa
Indonesia untuk melakukan perubahan dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, dan
politik.
1.3 Menghargai karunia dan rahmat Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan
lingkungannya.
2.3 Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli, percaya diri dalam mengembangkan
pola hidup sehat, kelestarian lingkungan fisik, budaya, dan peninggalan berharga di
masyarakat.
3.5 Menelaah landasan dari dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial,
dalam kehidupan.
4.5 Menyajikan hasil telaah mengenai landasan dari dinamika interaksi manusia dengan
lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi dalam berbagai bentuk media (lisan,
5
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA merupakan bagian
menggunakan metode ilmiah dan diawali dengan sikap ilmiah kemudian diperoleh hasil
(produk).
Proses dalam pengertian disini merupakan interaksi semua komponen atau unsur
yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling berhubungan (inter
Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat
adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan yang
diutarakan Burton bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar akan mengalami
sikapnya. Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti.
yang cukup berat. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan suatu
usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan
Proses belajar mengajar merupakan suatu inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses belajar mengajar
merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas
dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu
merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar (Usman, 2000: 4).
Sedangkan menurut buku Pedoman Guru Pendidikan Agama Islam, proses belajar
mengajar dapat mengandung dua pengertian, yaitu rentetan kegiatan perencanaan oleh
6
guru, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi program tindak lanjut (dalam Suryabrata,
1997: 18).
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar
IPA meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan
kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi
Media Realia, adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau sumber
belajar. Pemanfaatan media realia tidak harus dihadirkan secara nyata dalam ruang kelas,
melainkan dapat juga dengan cara mengajak peserta didik melihat langsung (observasi)
benda nyata tersebut ke lokasinya. Media realia sangat bermanfaat terutama bagi peserta
didik yang tidak memiliki pengalaman terhadap benda tertentu. Misalnya untuk
mempelajari binatang langka, peserta didik diajak melihat anoa, badak, harimau, yang
Pengetahuan Sosial).
Media realia adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau sumber
belajar. Pemanfaatan media realia tidak harus dihadirkan secara nyata dalam ruang kelas,
melainkan dapat juga mengajak siswa melihat langsung (observasi) benda tersebut
kelokasinya. Realia dapat digunakan dalam kegiatan belajar dalam bentuk sebagaimana
adanya tidak perlu dimodifikasi, tidak ada pengubahan kecuali dipindahkan dari kondisi
lingkungan aslinya. Ciri media realia yang asli adalah benda yang masih dalam keadaan
utuh, dapat dioperasikan, hidup, dalam ukuran yang sebenarnya dan dapat dikenali
Media realia sangat bermanfaat terutama bagi siswa yang tidak memiliki
pengalaman terhadap benda tertentu. Misalnya anak ingin mempelajari binatang langka,
7
siswa diajak melihat badak yang ada di kebun binatang. Selain observasi dalam kondisi
aslinya, penggunaan media realia juga dapat dimodifikasi. Modifikasi media realia bisa
berupa contoh antara lain potongan benda (cutaways), benda contoh (specimen) dan
pameran (ex hi bid). Potongan benda (cutaways) artinya benda sebenarnya tidak
digunakan secara menyeluruh, tapi hanya diambil sebagian saja yang dianggap penting
dan dapat mewakili aslinya. Benda contoh (specimen) artinya benda asli tanpa dikurangi
tertentu yang dirancang seolah-olah berada dalam lingkungan atau situasi aslinya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa benda asli merupakan benda atau
bahan yang dapat dijadikan sebagai bahan ajar, media belajar dan sarana belajar yang
dapat mendukung proses pembelajaran. Benda tersebut berasal dari lingkungan sekitar
warga belajar, misalnya batu, pasir, air, meja, kayu, tumbuh-tumbuhan, daun, kelompok
binatang dan yang lainya yang dapat diamati serta dirasakan oleh indra manusia.
pembelajarannya diupayakan agar siswa tidak diam tetapi melakukan perbuatan sehingga
siswa lebih paham. Apabila pembelajaran ceramah, maka dapat terjadi dalam pikiran
siswa terlintas dengan pikiran lainnya. Secara teori pembelajaran dengan ceramah,
memiliki efektifitas 20% saja, dengan demikian hasil belajar tidak optimal. Sebaliknya
mendorong hal itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan
1. Pertama siswa diminta untuk menyimak buku tentang ciri-ciri tumbuhan secara
berkelompok.
2. Kedua siswa mengamati langsung tumbuh-tumbuhan asli, ini merupakan media realia
8
3. Ketiga siswa diminta untuk melakukan evaluasi tentang ciri-ciri tumbuhan yang ada.
beberapa hasil penelitian yang dapat digunakan untuk mendukung penelitian ini terutama
yang terkait dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPA. IPA merupakan salah satu
mata pelajaran di SD yang digunakan untuk ujian nasional. Di samping itu IPA juga
merupakan pelajaran yang nyata, yang dapat diamati langsung melalui kehidupan,
sehingga IPA ini penting untuk dikuasai oleh siswa. Oleh karena itu, siswa didorong
Salah satu upaya meningkatkan hasil belajar siswa dapat dilakukakn dengan
ketercapaian hasil belajar. Salah satunya adalah penggunaan media realia. Untuk
membuktikan bahwa penggunaan media realia dapat meningkatkan hasil belajar siswa
peneliti pernah melakukan penelitian menggunakan lembar observasi yang diisi anak
yang berupa pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian juga menggunakan hasil
penelitian teman sejawat yang melakukan penelitian dengan check list dengan hasil yang
memuaskan.
E. Kerangka Pikir
pada guru. Gurulah yang aktif dan mendominasi situasi belajar. Siswa mendengarkan
secara pasif. Guru menjelaskan pelajaran dengan menggunakan ceramah, kondisi ini
9
menjadikan siswa akan lebih bosan dan tidak kreatif, hasil belajar yang dicapai siswa
tidak optimal. Oleh karena itu guru menerapkan media realia dalam pembelajaran IPA
tentang ciri-ciri khusus tumbuhan agar siswa lebih paham dan kreatif melihat langsung
3. Siswa diminta untuk melakukan evaluasi tentang ciri-ciri tumbuhan yang ada.
karena pada siswa dapat belajar membedakan campuran dan larutan dengan melihat
langsung bahan yang ditelitinya. Dengan media realia siswa bisa belajar secara kongkrit
ke abstrak.
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Diduga
Penggunaan Media Realia pada Siswa Kelas VI SDN Sukorejo Wetan 02 Kecamatan
10
11