Anda di halaman 1dari 35

Kegiatan Belajar 2

Kesulitan Belajar dan Pembelajaran Bilangan Rasional

Kelompok 5 :
1. Sefima Dea
2. Susi Katmini
3. Tri Destarina Putri
4. Tri Sudibyo
Kegiatan Belajar 2
Kesulitan Belajar dan Pembelajaran Bilangan Rasional

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa bayak siswa SD mengalami kesulitan memahami pecahan dan operasinya,

dan banyak guru SD menyatakan mengalami kesulitan untuk mengajarkan pecahan dan bilangan rasional. Para guru

cenderung menggunakan cara yang mekanistik, yaitu memberikan aturan secara langsung untuk dihafal, diingat, dan

diterapkan.

Mengingat secara alami tingkat berpikir yang dominan dapat meniadakan kesulitan para siswa, disarankan para guru

menggunakan dan memanfaatkan benda-benda manipulative dan keadaan yang realistic di sekitar kehidupan dan

lingkungan siswa. Dengan benda-benda manipulative diharapkan para siswa mempunyai pengalaman

memanipulasikan sendiri benda-benda itu untuk memahami konsep dan makna, sehingga mereka akan lebih

mendalami dan menghayati bahan matematis yang sedang mereka pelajari.


Beberapa kesulitan siswa dan cara meniadakan kesulitan itu diuraikan sebagai berikut :

 1. Siswa kurang tahu makna dari pecahan ,

Pecahan prinsipnya menyatakan beberapa bagian dari sejumlah bagian yang sama. Seluruh
jumlah bagian yang sama tersebut bersama-sama membentuk satuan (unit). Dua macam
keadaan yang perlu penekanan adalah konsep keseluruhan sebagai satuan dan konsep sama.
kedua konsep ini dapat dikaitkan dengan panjang, luas, volume, dan hitungan atau cacah.
Kaitan masing-masing dapat dapat ditunjukkan dengan menggunakan benda-benda
manipulative, misalnya kertas, karton, kelereng, kerikil, manik-manik, mata uang, buku, pensil,
atau butiran.
Diberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para siswa untuk langsung merasakan
dan menghayati sendiri makna pecahan dengan mengerjakan sendiri

a. Meminta kepada setiap siswa untuk menyediakan lembaran-lembaran kertas.


Masing-masing anak diminta mengambil kertasnya satu lembar dan melipatnya
sesuai dengan keinginan masing-masing sehingga lipatan yang satu dapat
menututp lipatan yang lain, kemudian menggunting tepi lipatan dan terjadi lem an
kertas yang mempunyai dua lipatan yang tepat dan saling menutup. Beberapa
bentuk guntingan mungkin sebagai berikut:
Memberi kesempatan kepada siswa untuk membuka dan menutup lipatan kertas
masing-masing sampai mereka merasakan bahwa satu lembaran kertas mempunyai dua

 
lipatan yang sama, yaitu lipatan yang satu tepat menutup lipatan yang lain. Kemudian
memberitahu mereka 1 lipatan dari 2 lipatan yang sama disebut setengah, atau
seperdua, ditulis dengan lambang pecahan .

b. Meminta setiap siswa untuk melipat kembali satu kali kertasnya, dengan jalan melipat garis
lipatan sehingga tepat berhimpitan. Kemudian mintalah mereka memotong tepi lembaran
kertas yang bukan lipatan. Beberepa bentuk lipatan antara lain :
Memberi kesempatan pada siswa untuk membuka dan menutup lipatan kertas masing-masing sampai mereka
merasakan bahwa satu lembaran kertas mempunyai empat lipatan yang sama, yaitu lipatan yang satu dan yang
lain tepat bisa saling menutup. Kemudian memberitahu mereka pengertian atau makna seperempat, duaperempat,
tigaperempat, dan empatperempat.
c. Untuk lebih memantapkan pemahaman siswa, guru menyediakan banyak potongan karton
dengan berbagai warna dan bentuk misalnya:
Memberi kesempatan siswa untuk memilih sendiri bentuk dan karton yang disukainya,
kemudian guru meminta kepada masing-masing siswa untuk menjiplaknya pada lembaran
kertas yang mereka miliki. Setelah itu, meminta mereka menggunting jiplakannya dan
melipatnya sedemikian hingga lipatan yang pertama dapat menutup lipatan yang kedua.

  Berikan kesempatan sejumlah siswa untuk menceritakan hasil lipatannya, dan


memberikan arsiran untuk menyatakan 2 lipatan dari 4 lipatan yang sama disebut
d. Guru meminta siswa mengerjakan hal yang serupa untuk pecahan-pecahan ,
Kemudian meminta siswa menunjukkan hasilnya di papan tulis (sesuai abstrak)
dengan gambar-gambar daerah yang diarsir, antara lain daerah-daerah yang
terkait dengan , , daerah-daerah yang terkait dengan , , , … ; daerah-daerah yang
  terkait dengan , , daerah-daerah yang terkait dengan , , , , .
2. Siswa kurang memahami perkalian bilangan asli dengan pecahan

Untuk memperbaiki kelemahan siswa terhadap masalah ini, dapat dilakkan dengan
cara sebagai berikut :
Ambil 10 potong karton berukuran ( 1 cm x 10 cm ) dengan warna-warna yang
berbeda. Satu potong karton dengan warna tertentu ditentukan sebagai satuan.
Potongan karton yang lain dipotong-potong menjadi perduaan, pertigaan,
perempatan, perlimaan, perenaman, pertujuhan, perdelapanan, persembilanan,
dan persepuluhan. Kemudian aturlah potongan-potongan kertas itu sebagai
berikut :
Dari potongan-potongan karton diatas dikembangkan antara lain ditunjukkan fakta-
fakta sebagai berikut :
 
a. 3 potongan dari 4 potongan yang sama nilainya sama dengan artinya terdiri dari 3
potongan, masing-masing bernilai , atau = + + Karena sesai dengan prinsip
perkalian maka bentuk + + dapat dikalikan sebagai 3 x . Jadi, 3 x =
b. 5 potongan dai 7 potongan yang sama nilainya menyatakan bentuk pecahan terdiri
dari 5 potongan, masing-masing bernilai ata = + + + + sesuai dengan prinsip
perkalian + + + + = 5 x . Jadi, 5 x =
Berdasarkan fakta-fakta atau kasus-kasus yang kita sampaikan, para siswa diajak untuk
melihat pola, sehingga mereka sampai pada kesimpulan bahwa :
p x = =
 
Setelah sejumlah latihan diberikan dan dirasakan cukup memadai pengembangan berikutnya antara
lain :
a. + = = atau 2 x . Jadi , 2 x =
b. + = atau 3 x . Jadi , 3 x =

Berdasarkan fakta-fakta atau kasus-kasus yang tersedia, para siswa diajak untuk melipat pola,
sehingga mereka sampai pada kesimpulan bahwa p x = dengan p x q r
Setelah potongan-potongan karton yang tersedia diperbanyak secukupnya, kemudian para siswa
diajak untuk sampai pada kesimpulan yaitu :
p x = dengan p x q r .
3. Siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami pecahan – pecahan yang senilai

Untuk membantu siswa lebih memahami terhadap masalah ini, kembali gunakan potongan-
potongan karton yang tersedia pada butir 2.
Dari potongan-potongan karton tersebut antara lain dikembangkan fakta-fakta :
a. Karton dengan nilai duaperempatan tepat dapat menutup karton dengan nilai setengahan.
Karton dengan nilai tigaperenaman tepat dapat menutup karton dengan nilai duaperempatan.
Karton dengan nilai empatperdelapanan tepat dapat menutup karton dengan nilai tigaperenaman.
Karton dengan nilai limapersepuluhan tepat dapat menutup karton dengan nilai
empatperdelapanan.

Tunjukkan keadaan ini dengan memanipulasikan potongan-potongan tersebut agar saling


menutup atau membariskan berdampingan agar terlihat sama panjang. Kemudian ajaklah mereka
berdiskusi untuk menerima fakta-fakta berikut :
 
= =
= = =
= = = =

 Lakukan hal serupa untuk :

= = , = = = , = = =

= = , = = = , = = =

= = , = = = , = = =
 
Berdasarkan fakta-fakta atau kasus-kasus yang tersedia , para siswa diajak untuk melihat pola,
sehingga mereka sampai pada kesimpulan bahwa :
= =
=
Dengan demikian mereka mengetahui bahwa perkalian oleh bilangan yang sama terhadap
pembilang dan penyebut suatu pecahan menghasilkan pecahan-pecahan yang senilai (sama).
 
4. Kesulitan Siswa dalam Membandingkan dan Mengurutkan Pecahan

Kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan potongan-potongan karton yang bentuknya seperti halaman 36,

yaitu dengan jalan menutuppotongan karton dengan nilai pecahan tertentu terhadap potongan karton lainnya atau

membariskan dua potongan karton tersebut menurut sisi panjangnya sehingga akan terlihat potongan karton yang

lebih panjang. Misalnya kita akan membandingkan pecahan terhadap dan pecahan terhadap
Contoh :
1. Membandingkan Pecahan dan
Dengan membuat ptongan karton seperti gambar di bawah ini :

Potongan karton nilai 1 satuan


1 1
  1
Potongan   nilai pecahan
2 karton2
1
 1   katon nilai
Potongan
3
  pecahan

Dari gambar di atas dapat di lihat bahwa Pecahan lebih panjang daripada pecahan .
Kesimpulannya : > (satu per dua lebih besar daripada satu pertiga)
 
4. Kesulitan Siswa dalam Membandingkan dan
Mengurutkan Pecahan

Contoh :
2. Membandingkan Pecahan dan
Dengan membuat potongan karton seperti gambar di bawah ini :
Potongan karton nilai 1
satuan

3 buah karton d gabungkan menjadi satu dan  


 1 dibagi menjadi 4 bagian.
4
  1 2 buah karton digabungkan menjadi satu dan
3 dibagi menjadi 3 bagian

●  Dari gambar di atas bisa dilihat bahwa karton dengan nilai pecahan lebih panjang
daripada pecahan sehingga > .
● Dari kedua contoh di atas bisa diambil pola perkalian silang, yaitu :
● x = 3 x3 = 9 dan 2 x4 = 8
● 9 8. Dari hasil perkalian di dapatkan 9 lebih besar daripada 8.
● Setelah siswa mampu membandingkan nilai pecahan maka siswa juga mampu
mengurutkannya.
5.
  Kesulitan Siswa dalam Mencari Hasil Pembagian Pecahan 1: , 1 : dan seterusnya.

● Contoh
  1 = 1:
● Maka kita gunakan potongan karton.

■ 1 satuan karton kita bagi setengahnya/ seperduanya.

  1   1
2 2
● Dari gambar di atas hasil dari 1 : = 2
Contoh
 1 : 2

●  Maka kita gunakan potongan karton.

■ 1 satuan karton kita bagi sepertiganya.

  1   1   1
3 3 3
● Dari gambar di atas hasil dari 1 : = 3
● Dari contoh 1 dan 2 dapat di ambil pola umum yaitu: 1 : = P
 6. Kesulitan Siswa dalam Mencari Hasil Pembagian Pecahan 2: , 3 : dan seterusnya.

●● Maka
 
kita gunakan potongan karton.
● Contoh 1= 2 :

■Dua buah karton di samping masing-masing kita bagi


setengahnya atau seperduanya
 1  1  1  1
sehingga menjadi :
2 2 2 2

■ Jadi 2 : = 4
●●Maka
  kita gunakan potongan karton.
● Contoh 2= 3 :

● 3 buah karton di atas masing-masing dibagi seperempatnya sehingga :


 1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

● Didapatkan 12 potongan karton, jadi 3 : = 12


● Dari contoh 1 dan 2 didapatkan pola umum yaitu : p : =pxq

dari gambar tersebut terlat adanya satu buah karton dengan nilai dua pertigaan dan
sisanya satu buah karton dengan nila pertigaan. Selanjutnya gunakan potongan karton
pertigaan sebagai satuan baru, sehingga potongan karton satu pertigaan (sisa) menjadi
bernilai ½.

Jadi 1 : 2 = 1+ 1 = 1 1
3 2 2
Selanjutnya untuk bentuk pembagian 1 : 3 dapat dijelaskan dengan menggunakan
susunan karton sebagai berikut:
1: 3 = 1 + 1 = 1 1
4 3 3
Untuk bentuk pembagian 2: 2, dan 3 : 3 dapat
3 4
dijelaskan dengan menggunakan susunan karton sebagai berikut:
2: 2 sama artnya dengan mencari banyaknya nilai dua pertigaan
3
dalam dua satuan ( lihat gambar 4.16).

Terdapat tiga buah potongan karton engan nilia dua pertigaan. Hal ini menunjukkan 2 : 2 = 3.
3
8.
  Siswa mengalami kesulitan untuk mencari hasil pembagian dalam bentuk : dan :

● Untuk
  membantu siswa yang menglami kesulitan tentang hal ini, dapat dijelaskan menggunakan susunan
potongan karton sebagai berikut:

Misalkan untuk menjelaskan :


a) Mengambil 2 buah potongan karton satu satuan dan membentuk karton tersebut sebagai berikut:

f. Jadi
  : = 1 potongan karton dua pertigaan ditambah seperdelapan bagian potongan karton dua pertigaan, atau := 1 + =
1 .
Dengan langkah yang sama, maka dapatlah ditentukan bahwa : = 1 buah potongan karton tiga perdelapan, atau : = 1 +
=1
9.
  Siswa mengalami kesulitan untuk mencari hasil bagian dalam bentuk
:

● Untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan tentang hal ini, dapat dijelaskan serupa pada butir 8 dengan
sedikit perbedaan dari “dijumlahkan” menjadi “dikurangkan”

●  Potongan kekurangan diukurkan pada potongan , ternyata diperoleh tujuh bagian dari
lima belas bagian yang sama, sehingga terdapat kekurangan .

Jadi : = 1 - = .
10. Siswa Mengalami Kesultas untuk mencari hasil pembagian sembarang pecahan :
 
Untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan tentang hal ini, jelaskan butir-butir 5,6,7,8 dan 9 dengan sebaik-baiknya.
Kemudian bawalah mereka melihat sejumlah kasus atau fakta untuk melhat pola atau aturan umum ang dipakai :
11. Siswa mengalami kesulitan untuk mencari penjumlahan + dan pengurangan
 -

Untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan tentang hal ini gunakanlah kembali potongan-potongan karton yang
tersedia. Untuk mencari jumlah, sambungkan bagian potongan masing-masing memanjang ke luar sebagai pernyataan
penambahan, dan untuk mencari selisih, sambungkan bagian masing-masing memanjang ke dalam sebagai pernyataan
pengurangan. Selanjunya, carilah potongan karton yang lain sama Panjang dengan potongan-potongan tersambung. Beberapa
contoh berikut:
●  
Jadi,
Berdasarkan jumlah fakta yang telah kita perlihatkan dengan potongan-potongan
karton, selanjutnya ajaklah siswa mencari pola atau aturan yang berlaku umum:

Sehingga secara umum dapat disimpulkan bahwa :


dan

Anda mungkin juga menyukai