Anda di halaman 1dari 6

TANTANGAN PENCAPAIAN PESERTA PPU SWASTA

DI TENGAH ISU PANDEMI COVID-19

Oleh : Bahdar Supardi

Staf Administrasi Perluasan Peserta

Kantor Cabang Ternate

I. Pendahuluan

Pandemi virus corona telah menghancurkan sendi-sendi ekonomi, baik di level global

maupun nasional. Siklus bisnis pada perusahaan di banyak sektor terganggu yang berdampak

pada turunnya produksi, anjloknya pendapatan, hingga munculnya kerugian-kerugian akibat

tidak seimbangnya pendapatan dan pengeluaran.

Dampak pandemi global ini sangat signifikan bagi perekonomian Indonesia, Pelemahan

perekonomian diproyeksikan akan terjadi selama 4-6 bulan ke depan. Bahkan bisa jadi lebih

lama, karena kita belum bisa memprediksikan kapan wabah ini bisa teratasi dengan tuntas. Pada

fase awal wabah ini di Indonesia, sektor pariwisata, penerbangan, perhotelan, ritel dan restoran

langsung terpukul. Dampak terhadap sektor lain, perlahan akan semakin terasakan. Hal ini tentu

akan berimbas pada nasib pekerja.

Dampak sektor perdagangan, khusususnya ekspor dan impor, bahan baku dan barang

modal. Produksi turun, barang langka dan harga barang terus meningkat sehingga menimbulkan

inflasi. Kenaikan harga barang yang disertai penghasilan yang menurun merupakan kondisi fatal

daya beli masyarakat. Sebagian bahan baku untuk industri di Indonesia sendiri masih dipasok
dari China yang mengalami kendala produksi akibat karantina di sejumlah daerah untuk

membendung pandemi Covid- 19.

Resiko terhadap kesehatan semakin tinggi dan secara ekonomi akan mempengaruhi pada

tingkat produktivitas  biaya perawatan yang tinggi akibat banyaknya yang terdampak.

Dibutuhkan penanganan yang serius dan kebijakan yang tegas dan tepat sasaran untuk

menyelesaikan krisis ekonomi tersebut.

Wabah Covid-19 ini bukan hanya sekadar penyakit yang  mempengaruhi kesehatan,

namun juga dampak secara ekonomi, karena ketika semakin banyak pekerja yang terinfeksi

maka semakin banyak pula biaya untuk perawatan dan juga biaya produksi yang ditanggung oleh

negara.

Pemutusan hubungan kerja (PHK) pun menjadi masalah serius akibat macetnya bisnis

perusahaan. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan memastikan, karyawan yang

terkena pemutusan hubungan kerja tetap terlayani kepesertaannya dalam Jaminan Kesehatan

Nasional-Kartu Indonesia Sehat. Hanya saja, kepastian itu kerap terhambat oleh kebijakkan

perusahaan yang keliru.

Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 82 tahun 2018, BPJS Kesehatan menjamin

kepesertaan karyawan yang terkena PHK hingga enam bulan ke depan. Salah satu

persyaratannya yakni jaminan itu diberikan setelah kasus PHK tersebut telah memiliki ketentuan

hukum tetap oleh pengadilan hubungan industrial.


II. Efek Pandemi Terhadap Pencapaian Peserta PPU Swasta

BPJS Watch menilai bahwa kondisi pandemi Covid-19 akan sangat memengaruhi kondisi

perekonomian hingga sektor bisnis. Hal tersebut berpotensi membuat kemampuan membayar

iuran dari peserta BPJS Kesehatan menurun. BPJS Kesehatan perlu mengantisipasi penurunan

perolehan iuran dari dua sektor, yakni peserta Pekerja Penerima Upah (PPU) Swasta dan Pekerja

Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri. Kedua segmen itu dinilai akan sangat

terpengaruh oleh dampak Covid-19.

Berikut adalah Diagram/Tabel jumlah Badan Usaha Tutup permanen, PHK, Penonaktifan

Pekerja, Permohonanan Penangguhan/Penghapusan Iuran dan Tutup sementara.

Gambar 1
Pemetaan Data Badan Usaha Yang Terkena Dampak Covid-19
Untuk menjaga BPJS Kesehatan tetap sustainibilitas, hanya mengharapkan pemasukan

Iuran dari 48,2 juta jiwa Pekerja Penerima Upah. Namun dengan adanya pandemi ini potensi lost

peserta sebanyak 453.144 dan pendapatan iuran sebesar Rp. 37.225.980.390,-. Asumsi di atas

bisa menutupi klaim biaya kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan.

III. Penanganan Peserta PPU Swasta akibat Pandemi Covid-19

Jika terdapat sejumlah pemutusan hubungan kerja, BPJS Kesehatan pun perlu

memastikan bahwa para peserta PPU Swasta yang mendapatkan pemutusan hubungan kerja

(PHK) mendapatkan haknya, yakni memperoleh manfaat jaminan kesehatan maksimal enam

bulan setelah PHK tanpa membayar iuran. Hal tersebut diatur dalam Peraturan Presiden Nomor

82/2018 tentang Jaminan Kesehatan Pasal 27. Selain itu beberapa instruksi BPJS Kesehatan

Pusat sesuai dengan Surat Nomor 4106/VII.I/0420 :

1. Melakukan Advokasi kepada BU untuk tetap membayar iuran JKN dan menjadikan

PHK/menghentikan/mengurangi hak upah pekerja menjadi PILIHAN TERAKHIR;

2. Bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja untuk evaluasi Badan Usaha yang melakukan PHK/

Tutup Permanen/Sementara/Merumahkan pekerja telah sesuai dengan ketentuan;

3. Edukasi dan advokasi BU bahwa jenis PHK YANG MENDAPATKAN JAMINAN adalah

PHK dengan kriteria pada Pasal 27 Ayat 2 dan 3 Perpres 82 Tahun 2018;

4. Informasikan kepada peserta yang PHK bahwa tetap dapat melakukan perubahan segmen

peserta:
a. PPU jika sudah bekerja kembali

b. PBPU jika belum bekerja dan mampu bayar iuran

c. PD Pemda atau PBI JK jika tidak mampu

5. Melakukan peninjauan Badan Usaha yang mengajukan penonaktifan peserta/BU, apabila

diyakini BU tutup maka Tindak Lanjut dengan penutupan entitas Badan Usaha sesuai

ketentuan yang berlaku.

IV. Kesimpulan

1. Optimalkan maintaining kepesertaan Pekerja Penerima Upah Badan Usaha.

2. Advokasi Badan Usaha selaku pemberi kerja untuk tetap memberikan hak pekerjanya dengan

tetap membayar iuran JKN.

3. Advokasi Pemda untuk mendorong Pemberi Kerja tetap melindungi jaminan kesehatan

pekerjanya dengan tetap membayar iuran JKN.

4. Advokasi peserta yang PHK (dengan pemenuhan persyaratan/ kriteria) dapat mengubah

segmen (PPU/PBPU/PBI/PD Pemda) sesuai ketentuan.

5. Pelaporan pemetaan data Badan Usaha yang terkena dampak COVID-19 bersifat PASIF.

Sumber data :

1. https://republika.co.id/berita/q8kh09440/dampak-virus-corona-berpacu-mencegah-phk-

massal

2. https://www.iainpare.ac.id/dampak-pandemi-covid-19-stimulus-di-tengah-krisis

ekonomi-global/
3. https://theconversation.com/4-langkah-antisipasi-phk-akibat-pandemi-covid-19-dari-segi-

hukum-135471

4. https://finansial.bisnis.com/read/20200401/215/1221119/pandemi-corona-bpjs-kesehatan-

perlu-antisipasi-pendapatan-iuran-turun

5. Materi vicon penanganan kepesertaan ppu swasta akibat pandemi covid-19 dan pemetaan

data badan usaha yang terkena dampak covid-19 (tanggal 16/04/2020)

Anda mungkin juga menyukai