Masa Inkubasi
Masa inkubasi flu burung pada unggas selama 1 minggu dan masa inkubasi pada manusia selama 1-3
hari dengan masa infeksi 1 hari sebelumnya sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala dan apabila
terjadi pada anak masa inkubasi dapat berlangsung sampai 21 hari setelah muncul gejala pertama.
Gejala
Gejala pada manusia: demam ≥ 38 0C, batuk dan sakit tenggorokan, batuk, pilek, sakit kepala, nyeri
otot, infeksi selaput mata, diare atau gangguan saluran cerna. Gejala sesak napas menandai kelainan
saluran napas bawah yang dapat memburuk dengan cepat.
Gejala pada unggas: penurunan produksi telur, jengger berwarna biru, kepala dan mata bengkak,
demam, diare, batuk, bersin, dan tidak mau makan. Rata-rata kematian terjadi setelah 24 jam timbul
gejala.
Diagnosis
Pemeriksaan Laboratorium
Penemuan Antigen Virus Influenza
Kultur/Isolasi Virus
Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR)
Penemuan Antibodi Spesifik
Faktor Determinan
1. Kontak dengan unggas
2. Migrasi Unggas
3. Letak kandang unggas yang terlalu berdekatan dengan rumah tinggal peternak
4. Tidak mengandangkan unggas
5. Keadaan lingkungan kandang yang tidak hygiene
6. Tindakan vaksinasi dan pengobatan pada unggas yang sakit
7. Tidak menggunakan APD
8. Persepsi Kesehatan
Pencegahan
Manusia
1. Menjaga kebersihan diri sendiri antara lain mandi dan sering cuci tangan dengan sabun
2. Membersihkan lingkungan sekitar tempat tinggal kita.
3. Menggunakan Alat Pelindung Diri (masker, sepatu, kaca mata dan topi serta sarung tangan)
bagi yang biasa kontak dengan unggas.
4. Memilih unggas yang sehat dan hindari membeli unggas dari daerah yang diduga tertular flu
burung.
5. Memasak daging dan telur unggas hingga 70 C sedikitnya selama 1 menit.
6. Pola hidup sehat seperti istirahat cukup untuk menjaga daya tahan tubuh ditambah dengan
makan dengan gizi seimbang serta olah raga teratur dan jangan lupa komsumsi vitamin C.
7. Hindari kontak langsung dengan unggas yang kemungkinan terinfeksi flu burung
8. Sering mencuci sangkar atau kurungan burung dengan desinfektan dan menjemurnya
dibawah sinar matahari
9. Bila ada unggas yang mati mendadak dengan tanda –tanda seperti flu burung harus
dimusnahkan dengan cara dibakar dan dikubur sedalam 1 meter.
Referensi
Lai, S., Qin, Y., Cowling, B., Ren, X., Wardrop, N., Gilbert, M., Tsang, T., Wu, P., Feng, L., Jiang, H.,
Peng, Z., Zheng, J., Liao, Q., Li, S., Horby, P., Farrar, J., Gao, G., Tatem, A. and Yu, H., 2016. Global
epidemiology of avian influenza A H5N1 virus infection in humans, 1997–2015: a systematic review
of individual case data. The Lancet Infectious Diseases, 16(7), pp.e108-e118.
Who.int. 2020. Cumulative Number Of Confirmed Human Cases For Avian Influenza A(H5N1)
Reported To WHO, 2003-2020. [online] Available at:
<https://www.who.int/influenza/human_animal_interface/2020_10_07_tableH5N1.pdf?ua=1>
[Accessed 29 November 2020].
Kemenkes RI, 2010. Pedoman Tatalaksana Klinis Flu Burung (H5N1) Di Rumah Sakit. [ebook] Jakarta,
pp.5-9. Available at:
<https://www.academia.edu/40018508/Pedoman_Tatalaksana_Klinis_Flu_Burung_H5N1_di_Rumah
_Sakit> [Accessed 29 November 2020].
Direktorat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Tindakan Pencegahan Flu Burung. [online]
Available at: <https://promkes.kemkes.go.id/?p=1598> [Accessed 29 November 2020].