Anda di halaman 1dari 3

UTS PPBL

Flu Burung akibat Virus H5N1


Flu Burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza yang menyerang unggas
dan dapat menjangkit mamalia termasuk manusia. Beberapa virus influenza, salah satunya adalah
virus H5N1. Virus H5N1 pertama kali ditemukan pada seekor angsa peliharaan warga di Cina pada
tahun 1996. Setahun kemudian wabah flu burung H5N1 terjadi pada unggas peliharaan dan
menularkan ke manusia sebanyak 186 orang dengan 6 orang meninggal di Hongkong. Akibatnya
sekitar 1,5 juta ekor ayam dimusnahkan sebagai upaya pemberantasan penyakit. Kasus H5N1 di
Indonesia pertama kali terjadi pada tahun 2005. Berdasarkan data WHO, Indonesia menduduki posisi
ke-2 sebagai negara yang memiliki jumlah kasus tertinggi di dunia yaitu sebanyak 2141 orang dan
115 orang diantaranya meninggal selama tahun 2005- 2008 dengan CFR 81,56%.
Etiologi
Flu Burung disebabkan oleh virus influenza tipe A yang merupakan anggota keluarga
Orthomyxoviridae. Asam nukleat virus ini beruntai tunggal, terdiri dari 8 segmen gen yang mengkode
11 jenis protein. Pada permukaan virus terdapat 2 glikoprotein, yaitu hemaglutinin (H) dan
neuroaminidase(N) yang menentukan subtipe virus influenza A. Hingga saat ini telah ditemukan 16 H
dan 9 N. Virus influenza A subtipe Flu Burung (H5N1) mempunyai sifat sebagai berikut:
 Dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22 0C dan lebih dari 30 hari pada suhu
00C
 Di dalam tinja unggas dan dalam tubuh unggas sakit, dapat hidup lama, tetapi mati pada
pemanasan 600C selama 30 menit, 560C selama 3 jam dan pemanasan 800C selama 1menit
 Mati dengan deterjen/sabun, desinfektan misalnya formalin, karbol, kaporit, klorin dan
cairan yang mengandung iodin.
 Virus sangat virulen
Triad Epidemiologi
Host: Manusia dan Unggas
Agent: Virus Infuenza A (H5N1)
Environment: Lingkungan peternakan
Transmisi
Sumber Penularan Penularan penyakit ini kepada manusia dapat melalui:

1. Binatang Kontak langsung dengan unggas atau binatang lain yang sakit atau produkunggas


yang sakit
2. Lingkungan Udara atau peralatan yang tercemar virus tersebut baik yang berasaldari tinja
atau sekret unggas yang terserang Flu Burung (H5N1).
3. Manusia Penularan antar manusia sangat terbatas dan tidak efisien.
4. Makanan Mengonsumsi produk unggas mentah atau yang tidak dimasak dengan
sempurna di wilayah yang dicurigai atau dipastikan terdapat hewan atau manusia yang
terinfeksi H5N1 dalam satu bulan terakhir

Masa Inkubasi
Masa inkubasi flu burung pada unggas selama 1 minggu dan masa inkubasi pada manusia selama 1-3
hari dengan masa infeksi 1 hari sebelumnya sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala dan apabila
terjadi pada anak masa inkubasi dapat berlangsung sampai 21 hari setelah muncul gejala pertama.
Gejala

Gejala pada manusia: demam ≥ 38 0C, batuk dan sakit tenggorokan, batuk, pilek, sakit kepala, nyeri
otot, infeksi selaput mata, diare atau gangguan saluran cerna. Gejala sesak napas menandai kelainan
saluran napas bawah yang dapat memburuk dengan cepat.

Gejala pada unggas: penurunan produksi telur, jengger berwarna biru, kepala dan mata bengkak,
demam, diare, batuk, bersin, dan tidak mau makan. Rata-rata kematian terjadi setelah 24 jam timbul
gejala.

Diagnosis

 Pemeriksaan Laboratorium
 Penemuan Antigen Virus Influenza
 Kultur/Isolasi Virus
 Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR)
 Penemuan Antibodi Spesifik

Faktor Determinan
1. Kontak dengan unggas
2. Migrasi Unggas
3. Letak kandang unggas yang terlalu berdekatan dengan rumah tinggal peternak
4. Tidak mengandangkan unggas
5. Keadaan lingkungan kandang yang tidak hygiene
6. Tindakan vaksinasi dan pengobatan pada unggas yang sakit
7. Tidak menggunakan APD
8. Persepsi Kesehatan
Pencegahan
Manusia

1. Menjaga kebersihan diri sendiri antara lain mandi dan sering cuci tangan dengan sabun
2. Membersihkan lingkungan sekitar tempat tinggal kita.
3. Menggunakan Alat Pelindung Diri (masker, sepatu, kaca mata dan topi serta sarung tangan)
bagi yang biasa kontak dengan unggas.
4. Memilih unggas yang sehat dan hindari membeli unggas dari daerah yang diduga tertular flu
burung.
5. Memasak daging dan telur unggas hingga 70 C sedikitnya selama 1 menit.
6. Pola hidup sehat seperti istirahat cukup untuk menjaga daya tahan tubuh ditambah dengan
makan dengan gizi seimbang serta olah raga teratur dan jangan lupa komsumsi vitamin C.
7. Hindari kontak langsung dengan unggas yang kemungkinan terinfeksi flu burung
8. Sering mencuci sangkar atau kurungan burung dengan desinfektan dan menjemurnya
dibawah sinar matahari
9. Bila ada unggas yang mati mendadak dengan tanda –tanda seperti flu burung harus
dimusnahkan dengan cara dibakar dan dikubur sedalam 1 meter.
Referensi
Lai, S., Qin, Y., Cowling, B., Ren, X., Wardrop, N., Gilbert, M., Tsang, T., Wu, P., Feng, L., Jiang, H.,
Peng, Z., Zheng, J., Liao, Q., Li, S., Horby, P., Farrar, J., Gao, G., Tatem, A. and Yu, H., 2016. Global
epidemiology of avian influenza A H5N1 virus infection in humans, 1997–2015: a systematic review
of individual case data. The Lancet Infectious Diseases, 16(7), pp.e108-e118.
Who.int. 2020. Cumulative Number Of Confirmed Human Cases For Avian Influenza A(H5N1)
Reported To WHO, 2003-2020. [online] Available at:
<https://www.who.int/influenza/human_animal_interface/2020_10_07_tableH5N1.pdf?ua=1>
[Accessed 29 November 2020].
Kemenkes RI, 2010. Pedoman Tatalaksana Klinis Flu Burung (H5N1) Di Rumah Sakit. [ebook] Jakarta,
pp.5-9. Available at:
<https://www.academia.edu/40018508/Pedoman_Tatalaksana_Klinis_Flu_Burung_H5N1_di_Rumah
_Sakit> [Accessed 29 November 2020].
Direktorat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Tindakan Pencegahan Flu Burung. [online]
Available at: <https://promkes.kemkes.go.id/?p=1598> [Accessed 29 November 2020].

Anda mungkin juga menyukai