Anda di halaman 1dari 173

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PERILAKU GURU SESUAI


KOMPETENSI INTI-2 DENGAN NILAI AFEKTIF SISWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Calvin Febriarto
NIM : 101334050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Karyaku ini ku persembahkan kepada yang terkasih:


Allah Bapa di surga Tuhan Yesus Kristus
Kedua orang tuaku, Robertus Wahyudiyono dan
Ellyana Margaret
Adikku Andrew Baskoro
Teman – teman yang sudah sangat mendukung saya
selama ini :
Albertus Anang Dwi Krisdian, Stefanus Priambudi
Dwi Sulaksono, Antonius Dwi Nugroho, Duwi
Patmantoro Prihono, Arnold Dwi Hattomo
Widyono, Richardo Eko Widyono, Hendrik Pratik
Nugroho dan teman-teman Kompak (Komunitas
Pendidikan Akuntansi)
Teman-teman angkatan 2011, 2012, 2013, 2014
Teman hatiku Natalia Kartika Purnasari.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“Teruslah Berkaya Hingga Sampai Engkau Dijemput Oleh BAPAK

DISURGA”

“Kejujuran Adalah Modal Yang Paling Utama Dan Terutama Yang Harus

Dijunjung Tinggi”

“Lihat, Aku Mengutus Kamu seperti Domba Ke Tengah – Tengah Seigala,

Sebab Itu Hendaklah Kamu Cerdik Seperti Ular Dan Tulus Seperti Merpati.”

(Matius 10 : 16)

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

HUBUNGAN PERSEPI SISWA TERHADAP PERILAKU GURU


SESUAI KOMPETENSI INTI-2 DENGAN NILAI AFEKTIF

Calvin Febriarto
Universitas Sanata Dharma
2016

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui; persepsi siswa terhadap
perilaku guru sesuai dengan Kompetensi Inti-2 pada aspek: (1) jujur; (2) disiplin;
(3) tanggung jawab; (4) toleransi; (5) gotong royong; (6) sopan santun; dan (7)
percaya diri.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-April 2015. Populasi
penelitian ini adalah seluruh siswa SMP N 2 Cangkringan yang berjumlah 200
siswa. sampel yang diteliti adalah kelas 8 sebanyak 96 siswa diambil dengan
teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner
dan dokumentasi, dengan analisis data korelasi bivariat (spearman) dan deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) ada hubungan positif antara
persepsi siswa terhadap perilaku jujur guru dengan nilai afektif siswa (sig. (2-
tailed) = 0,005); (2) ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap perilaku
disiplin guru dengan nilai afektif siswa (sig.(2-tailed) = 0.000); (3) ada hubungan
positif persepsi siswa terhadap perilaku tanggung jawab guru dengan nilai afektif
siswa (sig.(2-tailed) = 0,000); (4) ada hubungan positif antara persepsi siswa
terhadap perilaku toleransi guru dengan nilai afektif siswa (sig.(2-tailed) = 0,000);
(5) ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap perilaku gotong royong
guru dengan nilai afektif siswa (sig.(2-tailed) = 0,000); (6) ada hubungan positif
antara persepsi siswa terhadap perilaku sopan santun guru dengan nilai afektif
siswa (sig.(2-tailed) = 0,000); (7) ada hubungan positif antara persepsi siswa
terhadap perilaku percaya diri guru dengan nilai afektif siswa (sig.(2-tailed) =
0.000).

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

STUDENTS’ PERCEPTION TOWARD THE ATTITUDE OF TEACHERS

IN ACCORDANCE WITH THE SECOND CORE COMPETENCE WITH

STUDENTS’ AFFECTIVE VALUE

Calvin Febriarto

Universitas Sanata Dharma

2016

The purpose of this study are to find out the student perception toward the attitude
of teacher accordance with the core value of the second competence based on; (1)
honesty; (2) discipline; (3) responibility; (4) tolerance; (5) mutual cooperation; (6)
manners; and (7) self confidence.
This study was conduted from January to april 2015. Population this research
were 200 junior high school students of two Cangkringan. Sample were 96
student taken by purposive sampling technique. Data was collected by a
questioner and documentation. Data were analysed descriptively.
The result show that: (1) any have correlation positively between perception
students’ toward attitude honest teacher with affective students’ value (sig.(2-
tailed) = 0.005); (2) any have correlation positively between perception students’
toward attitude discipline teacher with affective students’ value (sig.(2-tailed) =
0.000); (3) any have correlation positively between perception students’ toward
attitude responsibility teacher with affective students’ value (sig.(2-tailed) =
0.000); (4) any have correlation positively beetwen perception students’ toward
attitude tolerance teacher with affective students’ value (sig.(2-tailed) = 0.000);
(5) any have correlation positively between perception students’ toward attitude
mutual cooperation teacher with affective students’ value (sig.(2-tailed) = 0.000);
(6) any have correlation positively between perception students’ toward attitude
manners teacher with affective students’ value (sig.(2-tailed) = 0.000); (7) any
have correlation positively between perception students’ toward attitude self
confidence teacher with affective students’ value (sig.(2-tailed) = 0.000).

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat-Nya

sehinggga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Sesuai Kompetensi Inti 2

Dengan Nilai Afektif.

Penulisan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar sarjana pendidikan (S.Pd.) di Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata

Dharma.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan,

semangat, dan doa yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi

ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Rohandi Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakartra.

2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Kaprodi PE BKK P.Ak.

3. Drs. Bambang Purnomo, S.E,. M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah

menyediakan waktunya, memberikan saran, masukan, maupun revisi-revisi

serta pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai selesai.

4. B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. & A. Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd.

selaku dosen penguji skripsi.

5. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pendidikan Akuntansi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Seluruh bapak dan ibu dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi serta para

staf karyawan USD Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan dan

pelayanan selama penulis belajar di USD.

7. Seluruh keluarga besar SMP N 2 Cangkringan yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis dalam melaksanaan penelitian. Terima kasih

banyak atas ijin dan bantuannya.

8. Kedua orang tuaku, Robertus Wahyu Diyono dan Ellyana Margaret yang tidak

pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun

material, serta semangat kepada penulis.

9. Adikku Andrew Baskoro yang selalu memberikan motivasi supaya cepat

menyelesaikan kuliah.

10. Natalia Kartika Purnasari terima kasih atas doa, dukungan, cinta dan kasih

sayang, serta segala bantuan dalam penyelesaian skripsi ini

11. Teman-teman dan kakak tingkat P.Ak’10 & P.Ak’09 Condro, Ricky, Priam,

Arjun, Thomas, Arnold, Anton, Duwi, dll yang selalu mendengarkan keluh

kesah dan selalu memberikan hiburan disaat mengalami banyak kepenatan

dalam kuliah dan menyelesaikan skripsi.

12. Teman – teman penelitian bersama ku Anita, Ina, Maria, Novrin, dan Bono

terima kasih sudah bekerja sama dengan baik dalam pembuatan ide Penelitian.

13. Sekretariat dekanat dan karyawan yang bersedia memberikan tempat

mengerjakan skripsi dan menyediakan fasilitas yang baik selama bekerja di

sekretariat dekanat “disambi” mengerjakan skripsi.

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

HALAMAN MOTTO .................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................. vii

ABSTRAK ...................................................................................................viii

ABSTRACT ................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5

C. Rumusan Masalah .......................................................................... 5

D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6

E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 9

A. Persepsi .......................................................................................... 9

a. Terjadinya Persepsi .................................................................. 10

b. Ciri-ciri Persepsi ...................................................................... 10

B. Perilaku ......................................................................................... 11

a. Eksperimen Ivan Pavlov .......................................................... 13

b. Stimuli Antesenden Stimuli Konsekuensi ............................... 16

c. Pengukuhan (Imbalan) ............................................................. 18

d. Hukuman .................................................................................. 27

C. Kurikulum 2013 ............................................................................ 32

D. Konsep Dasar ................................................................................ 33

E. Karakteristik Kurikulum 2013 ...................................................... 35

F. Kerangka Dasar ............................................................................ 36

a. Landasan Filosofis ................................................................... 36

b. Landasan Teoretis .................................................................... 38

G. Landasan Yuridis .......................................................................... 40

H. Struktur Kurikulum 2013 .............................................................. 41

I. Kompetensi Inti ............................................................................. 44

J. Hasil Belajar ................................................................................. 49

K. Penilaian Sikap ............................................................................. 57

L. Kerangka Berfikir ......................................................................... 78

M. Perumusan Hipotesis .................................................................... 79

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 81

A. Jenis Penelitian ............................................................................. 81

B. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 82

C. Variabel Penelitian ....................................................................... 82

D. Model dan Paradigma Penelitian .................................................. 82

E. Subyek dan Obyek Penelitian ....................................................... 83

F. Teknik Sampling ........................................................................... 84

G. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ....................................... 85

H. Teknik Pengumpulan data ............................................................ 87

I. Teknik Pengujian Instrumen ......................................................... 89

J. Pengujian Hipotesis ...................................................................... 96

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................... 97

A. Analisis Data Korelasi Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru

Dengan Nilai Afektif ....................................................................... 97

B. Deskripsi Data ................................................................................. 98

C. Pembahasan .................................................................................... 117

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASA DAN SARAN ..................... 124

A. Kesimpulan .................................................................................... 124

B. Keterbatasan ................................................................................... 125

C. Saran .............................................................................................. 126

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 130

LAMPIRAN ................................................................................................ 132

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Prosedur Eksperimen Pavlov ...................................... 12

Gambar 2.2 Diagram Skematik Pengukuhan Operan

Kondisioning ............................................................. 16

Gambar 2.3 Diagram Skematik Proses Pengukuhan

Negatif ....................................................................... 20

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hubungan Fungsi Operasional Perubahan Stimulasi dan

Dampak Terhadap Perilaku Operasional ........................ 15

Tabel 2.2 Rangkuman Hubungan Antara Jadwal Pengukuhan ....... 25

Tabel 2.3 Struktur Kurikulum SMP ................................................ 41

Tabel 2.4 Perbedaan Esensial Kurikulum 2014 SMP ..................... 42

Tabel 2.5 Indikator KI-1 dan KI-2 .................................................. 45

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner ......................................................... 84

Tabel 3.2 Skor Pernyataan Kuesioner ............................................. 85

Tabel 3.3 Hasil Belajar Afektif ....................................................... 86

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas I ........................................................ 88

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas II ....................................................... 90

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas III ..................................................... 91

Tabel 3.7 Reliabilitas ...................................................................... 93

Tabel 3.8 Normalitas Bivariat ......................................................... 94

Tabel 3.9 Kriteria tingkat Hubungan .............................................. 95

Tabel 4.1 Karakteristik responden ................................................. 103

Tabel 4.2 Tanggapan Responden Indikator Jujur ........................... 103

Tabel 4.3 Tanggapan Responden Indikator Disiplin ..................... 105

Tabel 4.4 Tanggapan Responden Indikator Tanggung Jawab ....... 108

Tabel 4.5 Tanggapan Responden Indikator Toleransi .................. 110

Tabel 4.6 Tanggapan Responden Indikator Gotong royong ........... 111

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.7 Tanggapan Responden Indikator Sopan Santun ............ 112

Tabel 4.8 Tanggapan Responden Indikator Percaya Diri .............. 114

Tabel 4.9 Hubungan Antara Perilaku Jujur dengan Nilai Afektif . 115

Tabel 4.10 Hubungan Antara Perilaku Disiplin dengan Nilai

Afektif .......................................................................... 116

Tabel 4.11 Hubungan Antara Perilaku Tanggung Jawab dengan

Nilai Afektif ................................................................ 117

Tabel 4.12 Hubungan Antara Perilaku Toleransi dengan Nilai

Afektif ......................................................................... 118

Tabel 4.13 Hubungan Antara Perilaku Gotong Royong dengan

Nilai Afektif ................................................................ 119

Tabel 4.14 Hubungan Antara Perilaku Sopan dengan Nilai

Afektif ........................................................................ 120

Tabel 4.15 Hubungan Antara Perilaku Percaya Diri dengan Nilai

Afektif ........................................................................ 121

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner .................................................................... 134

Lampiran 2 Tanggapan Persepsi Siswa Terhadap Guru ................ 142

Lampiran 3 Hasil Rapor Siswa ...................................................... 145

Lampiran 4 Uji Validitas I .............................................................. 148

Lampiran 5 Ujivaliditas II .............................................................. 150

Lampiran 6 Uji Validita III ............................................................ 152

Lampiran 7 Reliabilitas .................................................................. 153

Lampiran 6 Normalitas Bivariat .................................................... 154

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia pendidikan khususnya permasalahan-permasalahan yang di

lakukan oleh siswa yang perlu mendapatkan perhatian contohnya saja banyak

penyimpangan-penyimpangan terjadi mulai dari penyimpangan sosial,

penyimpangan norma agama, yang terwujud dalam bentuk tingkah laku siswa

disekolah mulai dari siswa kurang hormat kepada guru dan karyawan, siswa

yang sering terlambat masuk sekolah, membolos, tidak disiplin dalam

berseragam, kurangnya peduli terhadap lingkungan seperti tidak membuang

sampah pada tempatnya, mengotori tembok dengan mencorat-coret tembok

sekolah, atau merusak tanaman sekolah, merokok di sekolah pada saat istirahat,

berbuat asusila di lingkungan sekolah, memakai obat-obatan terlarang,

mencuri, dan juga sering sekali terjadi tawuran antar pelajar perilaku ini

tampak nyata sekali yang di alami pada dunia pendidikan sekarang ini.

Guru dalam mengajar cenderung berpihak pada anak yang memiliki

kemampuan intelektual tinggi dan memiliki tingkah laku yang baik, sedangkan

anak nakal cenderung di benci sehingga anak tersebut bisa menjadi bertambah

nakal akibat tingkah laku yang di biarkan. Meskipun pada awalnya guru

memberikan pengarahan, tetapi anak tersebut tidak bisa berubah tingkah

lakunya maka guru tersebut langsung membiarkannya dengan ketidak

sabarannya inilah yang mengakibatkan anak merasa terasing dan anak semakin

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

nakal. sikap guru yang seperti demikian harus dimusnahkan agar dalam

pembelajaran teracapai.

Guru di gugu dan ditiru bahwa guru dipercaya karena diharapkan akan

selalu menyampaikan pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat bagi

kehidupan siswanya baik secara akademis maupun pribadi. Guru diharapkan

bertingkah laku sesuai dengan azas moral dan adat istiadat setempat. Secara

komulatif diharapkan hasil pendidikan sekolah dengan anak didik yang berasal

dari berbagai keluarga yang berlatar belakangnya berbeda akan menjadi

kelompok masyarakat yang madani.(10 maret 2014: 06:04:59 kompasiana).

Untuk itu, diperlukan pihak kedua yaitu peran guru dalam menantau

perkembangan kepribadian peserta didik, sekaligus memberikan contoh

perilaku yang dapat menumbuhkan dan mengembangkan akhlak dan perilaku

siswa didiknya, mampu terwujud generasi bangsa yang berkepribadian baik,

sesuai yang diinginkan. Peran guru diantaranya menanamkan kepribadian pada

diri siswa. Sehingga untuk seorang guru harus memiliki pribadi yang baik,

karena hal itulah yang menjadi penentu dalam menjalankan tanggung jawab

dan tugas untuk membina kepribadian peserta didik bukan sebagai perusak

kepribadian peserta didik.

Semua tingkah laku guru merupakan cerminan kepribadiannya. untuk itu

agar guru memiliki kepribadian yang di segani oleh orang atau berwibawa,

maka seorang guru harus taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, memiliki sifat

kepemimpinan, mampu memelihara dan mengembangkan kode etik guru, serta

melaksanakan tugas-tugasnya secara iklas.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pada awal tahun 2014 pemerintah telah menetapkan kurikulum 2013

yang bertujuan untuk membentuk karakteristik siswa serta membuat siswa

menjadi lebih aktif dalam belajar. Dengan adanya perubahan kurikulum 2013

diharapkan masalah-masalah dalam dunia pendidikan dapat diatasi dan menjadi

lebih baik lagi.(menurut Nuh dalam bukunya berjudul “pengembangan dan

implementasi kurikulum”) Perlunya perubahan kurikulum karena beberapa

kelemahan yang ditemukan dalam KTSP 2006 yaitu Isi dan pesan-pesan

kurikulum masih terlalu padat, yang ditunjukkan dengan banyaknya materi

pelajaran dan banyaknya materi yang keluasan dan kesukarannya melampui

tingkat perkembangan usia anak, kurikulum belum mengembangkan

kompetensi secara utuh sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan

nasional, kompetensi yang dikembangkan lebih didominasi oleh aspek

pengetahuan, belum sepenuhnya menggambarkan pribadi peserta didik

(pengetahuan, keterampilan dan sikap), berbagai kompetensi yang diperlukan

sesuai dengan perkembangan masyarakat, seperti pendidikan karakter,

kesadaran lingkungan, pendekatan dan metode pembelajaran konstruktifistik,

keseimbangan soft skills and hard skills, serta jiwa kewirausahaan, belum

terakomodasi di dalam kurikulum, kurikulum belum peka dan tanggap terhadap

berbagai perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional maupun

global, standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan

pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka

ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru, penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

belum menggunakan standar penilaian berbasis kompetensi, serta belum tegas

memberikan layanan remediasi dan pengayaan secara berkala. (Nuh; 2013,61)

Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik seperti mengembangkan

keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu,

kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;

sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman

belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di

sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;

mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya

dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat; memberi waktu yang cukup

leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih

lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran; kompetensi inti kelas menjadi

unsur pengorganisasian (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua

kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai

kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti; kompetensi dasar

dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat

(reinforced) dan memperkaya (enriched) antar matapelajaran dan jenjang

pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

Kompetensi kepribadian guru berkaitan dengan kurikulum 2013 yang

ditinjau dari KI 2 karena Kurikulum 2013 ada KI 2 berbicara tentang sikap

sosial yaitu jujur, disiplin, gotong royong, sopan-santun, percaya diri. Sikap

yang dilakukan oleh guru merupakan cerminan bagi siswanya. Bagaimana


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

siswanya begitulah gurunya sehingga sikap guru memiliki pengaruh terhadap

perkembangan jiwa anak didik. Untuk melihat fenomena yang terjadi di

sekolah maka Penelitian ini diberi judul “HUBUNGAN PERSEPSI SISWA

TERHADAP PERILAKU GURU SESUAI KOMPETENSI INTI KI 2

DENGAN AFEKTIF SISWA”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, peneliti akan

mengkaji tentang persepsi siswa terhadap perilaku guru sesuai dengan kegiatan

Inti-2, yang berkaitan dengan sikap sosial misalnya jujur, disiplin, tanggung

jawab, toleransi, gotong royong, santun atau sopan, dan percaya diri.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini

adalah:

1. Apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap perilaku jujur guru dengan

nilai afektif siswa?

2. Apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap perilaku displin guru dengan

nilai afektif siswa?

3. Apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap perilaku tanggung jawab

guru dengan nilai afektif siswa?

4. Apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap perilaku toleransi guru

dengan nilai afektif siswa?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap perilaku gotong royong guru

dengan nilai afektif siswa?

6. Apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap perilaku sopan santun guru

dengan nilai afektif siswa?

7. Apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap perilaku percaya diri guru

dengan nilai afektif siswa?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diketahui tujuan penelitian ini

adalah :

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap

perilaku jujur guru dengan hasil belajar afektif siswa.

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap

perilaku disiplin guru dengan hasil belajar afektif siswa.

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap

perilaku tanggung jawab guru dengan hasil belajar afektif siswa.

4. Untuk mengetahui apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap

perilaku toleransi guru dengan hasil belajar afektif siswa.

5. Untuk mengetahui apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap

perilaku gotong royong guru hasil belajar afektif siswa.

6. Untuk mengetahui apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap

perilaku sopan santun guru dengan hasil belajar afektif siswa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Untuk mengetahui apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap

perilaku percaya diri guru dengan hasil belajar afektif siswa.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi kepala sekolah

Kurikulum harus dapat dijadikan pedoman dalam melakukan tugas-

tugas sebagai administrator/ Manager (merencanakan, melaksanakan,

mengontrol, mengevaluasi kegiatan pendidikan dan pengajaran) dan

supervisor (pengawasan dan bimbingan perencanaan dan pelaksanaan

pendidikan dan pengajaran) dalam rangka memaksimalkan

pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah tersebut.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi penelitian

berikutnya yang berhubungan dengan kurikulum 2013 ditinjau KI-2

dengan hasil belajar siswa SMP

3. Bagi Guru

Bagi guru sebagai tenaga kependidikan utama di sekolah, kurikulum

harus mampu menjadi:

a. Pedoman dalam merencanakan dan melaksanakan tugas

mendidik-melatih dan Mengajar, dalam bentuk penyusunan

dan pengorganisasian pengalaman belajar yang akan disajikan

kepada peserta didik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Pedoman dalam merencanakan dan melakukan evaluasi

terhadap perkembangan daya serap peserta didik terhadap

pengalaman belajar yang telah disajikan kepada mereka.

c. Bagi Siswa

Dengan adanya pengembangan kurikulum mereka dapat

mengembangkan potensinya, sehingga proses pembelajaran

dapat berjalan dengan mudah dan tujuan akan sering tercapai.

Dengan pengembangan potensi tersebut peserta didik dapat

bergerak dengan optimal dilingkungan masyarakat.

Berdasarkan prinsip relevansi, isi kurikulum harus sesuai

dengan tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat.

para peserta didik diharapkan dapat hidup ditengah-tengah

masyarakat dan dapat memenuhi harapan masyarakat dan

pengguna lulusan (Stakeholders).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Persepsi

Dalam kamus bahasa indonesia disebutkan, persepsi adalah “tanggapan

(penerimaan)langsung atas sesuatu; serapan. Perhatian merupakan syarat

psikologis bagi individu dalam mengadakan persepsi”.

Dalam psikologi, persepsi secara umum merupakan proses perolehan,

penafsiran, pemilihan, dan pengaturan informasi indrawi. Apa yang

diperoleh, ditafsirkan, dipilih, dan diatur adalah informasi indrawi dari

lingkungan sosial serta yang menjadi fokusnya adalah orang lain.

Perhatian merupakan pemusatan konsentrasi dari seluruh aktivitas

individu yang ditunjukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Dengan

demikian, maka apa yang diperhatikan akan benar-benar disadari oleh

individu yang bersangkutan, karena itu kesadaran mempunyai kolerasi yang

positif, semakin diperhatikan suatu objek akan semakin jelas bagi individu.

Jadi apa yang diperhatikan benar-benar disadari dan berada pada pusar

kesadaran.

Menurut Hanif Ismail mengatakan persepsi adalah “suatu proses mental

memberi makna atau arti terhadap sesuatu atau hal setelah kita memeroleh

informasi melalui indera”.

Persepsi adalah apa yang ingin dilihat seseorang yang belum tentu sesuai

dengan fakta yang sebenarnya, yang menyebabkan dua orang yang melihat

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

atau mengalami hal yang sama memberikan interprestasi yang berbeda

tentang apa yang dilihat atau di alaminya. Dari beberapa pendapat tersebut

dapat kita simpulkan bahwa persepsi adalah tanggapan seseorang atas

rangsangan yang diterimanya dengan melalui pencernaan rangsangan alat

inderanya.

a. Proses Terjadinya Persepsi

Proses terjadinya persepsi dapat dijelaskan sebagai berikut : Objek

menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor.

proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses kealaman atau proses

fisik. stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensori ke

otak. proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa

yang dilihat atau apa yang didengar atau apa yang diraba.

proses yang terjadi dalam otak atau dalam pusat kesadaran inilah yang

disebut dengan proses psikologis. dua orang yang melihat hal dan kejadian

yang sama di waktu yang sama mungkin mempunyai interprestasi yang

berbeda. hal ini berdasarkan atas persepsi mereka yang dipengaruhi oleh

beberapa hal yang menyangkut kondisi dari diri mereka sendiri, hal yang

dilihat atau dialaminya serta kondisi lingkungan sekitarnya.

b. Ciri-Ciri Persepsi

Agar dihasilkan suatu penginderaan yang bermakna ada ciri-ciri tertentu

dalam sebuah dunia persepsi :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

a. Modalitas, yakni rangsangan-rangsangan yang diterima harus bau untuk

penciuman, suhu bagi rasa, bunyi bagi pendengaran, sifat permukaan bagi

peraba dan sebagainya

b. Dimensi ruang sehingga dapat meyatakan atas-bawah, tinggi-rendah, latar

depan-belakang.

c. Dimensi waktu, seperti cepat-lambat, tua-muda.

d. Struktur konteks, yakni keseluruhan yang menyatu.

B. Perilaku

Menurut kamus bahasa indonesia Perilaku adalah tingkah laku; tanggapan

seseorang terhadap lingkungan.

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu

tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan

tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai

faktor yang saling berinteraksi. Sering tidak disadari bahwa interaksi tersebut

amat kompleks sehingga kadang-kadang kita tidak sempat memikirkan

penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu. karena amat penting untuk

dapat menelaah alasan dibalik perilaku individu, sebelum ia mampu mengubah

perilaku tersebut.

Teori perilaku adalah teori yang menjelaskan bahwa suatu perilaku

tertentu dapat membedakan pemimpin dan bukan pemimpin pada orang-orang.

Konsep teori X dan Y dikemukakan oleh Douglas dan McGregor dalam buku

“The human Side Enterprise”, di mana para manajer atau pemimpin organisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

perusahaan memiliki dua jenis pandangan terhadap para pegawai atau

karyawan yaitu teori X dan Y (www.samueliverpudlan.blogspot.com).

Teori X menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk yang

pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil

untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta

jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi,

diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan

perusahaan.

Sedangkan teori Y memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia

seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu diawasi dan

diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan

diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan

kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi

atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala

potensi diri yang dimiliki dalam bekerja. Penelitian teori X dan Y

menghasilkan gaya kepemimpinan Ohio State yang membagi kepemimpinan

berdasarkan skala pertimbangan dan penciptaan struktur.

Perilaku (Behaviour) adalah sesuatu yang dikerjakan atau dikatakan oleh

seseorang (Kazdin, 1987; Alberto& Troutman, 2006). Istilah lainnya yang

identik dengan perilaku adalah aktivitas, respon, kinerja, dan reaksi. Perilaku

yang dapat diamati secara langsung disebut perilaku overt, sedangkan yang

tidak dapat diamati secara langsung disebut perilaku covert(misalnya, berpikir


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

atau merasakan). fokus teori perilaku adalah mengubah perilaku manusia

asumsi bahwa penjelasan perilaku dapat diprediksi. Hubungan fungsional akan

terjadi dan menyimpang dan generalisasi diupayakan secara jelas sehingga

dapat mengurangi perilaku menyimpang dan meningkatkan perilaku yang tidak

menyimpang. Teori perilaku menekankan pada perubahan perilaku dan bukan

pada mendiskusikan perilaku.

Teori perilaku terkait dengan stimulus (jamak stimuli). stimulus adalah

variabel lingkungan menyangkut kondisi atau perubahan dalam kesemuanya

dapat dijelaskan, diukur, dimanipulasi sesuai dimensi-dimensi yang ada.

dengan kata lain, stimuli adalah objek atau peristiwa yang berdampak pada

seseorang. stimuli meliputi stimuli di dalam diri (kesakitan, tekanan hidup, dan

kemarahan) dan di luar seseorang (orang lain, tempat, benda, dan suara).

a. Eksperimen Ivan Pavlov

Semua manusia memasuki dunia dengan kemampuan tertentu untuk

merespons yang terjadi secara otomatis. fungsi perilaku semacam ini untuk

melindungi diri dari stimulus yang merugikan. misalnya cahaya terang pada

mata dan dikenal dengan stimulus antesenden menyebabkan orang berkedip.

Respon terhadap cahaya disebut respondent condition (RC). RC

dikembangkan oleh Ivan Pavlov.

Stimuli baru dapat menunjang kemampuan memancarkan

(elicit)responden. Hal ini dilaporkan oleh Pavlov dengan studinya pada

anjing. Pavlov membunyikan bel sebelum memberi makanan pada anjing.

pada mulanya, makanan (unconditioning stimulus/UCS) akan memunculkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

air liur anjing (unconditioned respons/UR). Bel yang dibunyikan belum

memunculkan air liur (stimulus netral/SN), setelah berulang kali bel

dibunyikan dan makanan diberikan (UCS) akan memunculkan air liur

(conditioning respons). Pada akhirnya, dengan hanya membunyikan bel

(CS), air liur akan keluar. hubungan antar kondisi UCS dengan CS terdapat

pada Gambar berikut :

tahap 1

makanan(UCS)

Keluar air liur


Bunyi

tahap 2

keluar air liur


Bunyi

gambar 2.1
Prosedur Ekperimen pavlov

Dengan ekperimen ini, Pavlov mengemukakan teorinya bahwa perilaku

dapat dibentuk dengan cara memasangkan US dengan CS.

Teori perilaku ini bahkan sekarang menjadi dasar pengembangan

analisis perilaku terapan. Stimulus kondisioning dapat menjadi stimulus

antensenden atau stimulus kontrol dan menimbulkan respons kondisioning

(air liur). Contoh dalam kehidupan sehari-hari, antara lain telepon berdering,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

orang mengangkat telepon; tanda lampu lalu lintas berwarna merah, mobil

berenti.

Teori respondent conditioning banyak digunakan oleh terapis perilaku

pada penanganan perilaku phobia dan untuk mengubah kebiasaan buruk

seperti merokok dan konsumsi alkohol (Alberto & Troutman, 2006). selain

responden berkondisi (Conditioning Responden), terdapat operan berkondisi

(Conditioning Operant). Perilaku operan merupakan perilaku yang

dipancarkan (Emitted) oleh stimuli yang jelas, kemungkinan terjadinya

perilaku ditentukan oleh konsekuensinya, sifatnya dinamis, dan terdapat

perubahan konstan sebagai respons terhadap lingkungan. efeknya adalah

perilaku tersebut meningkat pada mendatang. Perilaku yang dikukuhkan

cenderung meningkat, baik frekuensi, lama, dan intensitasnya. Contoh:

anak mencuci tangan karena di waktu lalu dengan mencuci tangan, tangan

menjadi bersih. frekuensi mencuci tangan meningkat.

Penelitian lain yang sejajar dengan penelitian Pavlov dilaksanakan oleh

Edward Thorndike adalah The Law Of Effect dan The Law Of Exercise.

hukum pertama menyatakan bahwa setiap aksi pada satu stimuli tertentu

akan menghasilkan kepuasan dan berasosiasi dengan situasi tersebut bila

situasi itu terulang, akan terjadi aksi kembali. hukum kedua menyatakan

bahwa respons terjadi pada satu sisi tertentu akan berasosiasi dengan

lingkungan itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Aplikasi awal teknik-teknik perilaku di Amerika Serikat dilaksanakan

di laboratorium pada binatang. beberapa penelitian awal pada manusia

dilaporkan anatara lain oleh Fuller pada 1949 pada seorang tunagrahita

berat (idiot) berumur 18tahun. penelitian lain dilakukan oleh Bijou pada

1958, anak-anak TK dan DeMeyer pada 1960, pada anak-anak autis,

Fuller(Cooper dkk., 1987, 22) melaporkan sebagai berikut:

“Penelitian ini sangat berhasil karena selama 18 tahun, ia hanya tidur

terlentang tidak dapat membalikan badan dan tidak dapat menggerakan

tangannya. Dengan mengunggunakan konditioning operan dalam 4 sesi ia

dapat mengangkat tangannya dengan posisi vertikan sebanyak 3kali per

menit.”

Sejak itu, analisis perilaku terapan berkembang dengan pesat dan juga

berhasil diterapkan pada anak-anak kesulitan belajar khusus, agresi verbal

dan fisik, dan meluas sampai pada pencegahan dan remedial perilaku bagi

anak yang mengalami ganguan sosial (cooper dkk., 1987). Namun, disadari

bahwa mengubah perilaku, melainkan memerlukan sumber-sumber

kekuatan manusia untuk menganalisis asal-usul sasaran perliaku dan

penataan lingkungan secara efektif.

b. Stimuli Antesenden dan Stimuli Konsekuensi

Salah satu kepercayaan analisis perilaku terapan adalah segala sesuatu

yang terjadi dunia berhubungan dengan peristiwa lain dan sains hendak

menemukan hubungan antara peristiwa yang satu dengan peristiwa yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

lainnya. Analisis perilaku eksperimental menunjukan dua peristiwa

lingkungan yang mengontrol perilaku manusia, yaitu stimuli antesenden

dan stimuli konsekuensi. stimuli (jamak dari stimulus) konsekuensi

merupakan perubahan pada lingkungan yang mengikuti sebuah perilaku

dalam urutan temporal dan mengatur kemungkinan terjadinya perilaku itu.

Konsekuensi terdiri salah satu dari yang berikut.

a. Pemberian atau penambahan sebuah stimulus pada lingkungan.

b. Penarikan atau penghilangan sebuah stimulus dari lingkungan Morse &

Keleher, 1977 (ooper Dkk.,1987,23)

Stimulus merupakan variabel kontrol, dari kedua jenis konsekuensi

dapat menghasilkan satu dari dua hal berikut (1) tingkat perilaku menaik

atau (2) rate perilaku menurun. konsekuensi atau akibat sebuah perilaku

sangat berpengaruh dan dapat diprediksi apakah di kemudian hari perilaku

tersebut akan terulang kembali atau tidak. tabel berikut menyajikan

hubungan antara konsekuensi dan pengaruhnya terhadap perilau, yaitu

pengukuhan dan hukuman.

Tabel 2.1
Hubungan Fungsi Operasional Perubahan Stimulus dan Dampak
Terhadap Perilaku Operasional

Operasional
Pengukukuhan positif Pengukuhan negati
Hukuman Tipe I Hukuman Tipe II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

c. Pengukuhan (Imbalan)

Pengukuhan merupakan peristiwa peningkatan atau pembentukan

perilaku yang didasarkan pada prinsip operan berkondisi. Prinsip ini

menyangkut hubungan antara stimuli (antesenden), perilaku (behaviour),

dan konsekuensi. Gambar berikut menunjukan prinsip dasar kondisioning

operan terkait pengukuhan.

konsekuensi

Perilaku berikut (dapat


Perilaku diprediksikan)
Stimul
i

kondekuen Perilaku berulang


si
Perilaku
menyenan
gkan Perilaku tak berulang
Konsekuensi
tak
menyenang
kan
Stimuli Respon Konsekuensi

Antesenden Behavior Konsekuensi

Gambar 2.2
Diagram Skematik Pengukuhan Operan Kondisioning

Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa pada prinsip

Kondisioning Operan dengan konsekuensi menyenangkan akan memperkuat

perilaku dan disebut pengukuhan (reinforcement). Dua jenis pengukuhan:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

pengukuhan positif dan negatif dan gabungan keduanya dapat digunakan

untuk meningkatkan perilaku.

a. Pengukuhan Positif

Pengukuhan positif merupakan peristiwa meningkatkan respons

yang menjadi sasaran. Hadiah dan imbalan termasuk pengukuhan

disamakan dengan hadiah. Namun, ada perbedaan antara imbalan dan

pengukuhan positif. dalam pengukuhan positif, terdapat penambahan atau

peningkatan respons, sedangkan pada hadiah hanya berupa sesuatu yang

diberikan atau di terima (Sulzher-Azaroff, 1992). Pengukuhan positif

dapat diberikan dalam bentuk verbal (pujian), materi kongkret,

senyuman, atau makanan, tetapi definisi pengukuhan positif harus

ditentukan oleh efeknya.

Walaupun pengukuhan positif terbukti banyak keberhasilannya,

berbagai kritikan muncul terutama terhadap penggunaan pengukuhan

positif berbentuk materi yang dianggap sebagai bentuk penyuapan

(Skinner, 1978). bedanya, pada penyuapan, hadiah atau imbalan

diberikan sebagai pertimbangan yang keliru atau sebagai tindak korupsi,

sedangkan pengukuhan positif sifatnya netral. Tetapi, imbalan akan

menajadi suap bila orang bertindak berlawanan dengan kepentingan atau

norma-norma masyarakat.

Sebuah perilaku tidak dengan sendirinya mendapatkan pengukuhan,

tetapi harus didukung oleh stimuli. Sebagai contoh, pujian diberikan

kepada siswa karena mengerjakan tugas dengan baik. Akan tetapi,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

mungkin pujian sajabukan merupakan pengukuhan dan harus

dipasangkan dengan stimuli lain, misalnya anak diberikan permen setelah

pujian dipasangkan dengan permen(makanan), pujian sendiri dapat

menjadi pengukuhan dan menambah berbagai respons lainnya. Respons

tertentu dapat juga menjadi pengukuhan, misalnya menggunakan prinsip

premack atau yang sulit dahulu dikerjakan atau berpotensi tinggi baru

yang mudah atau berpotensi rendah. contoh, anak mengerjakan PR baru

boleh bermain.

Dalam pengukuhan terdapat tiga kontingensi (ketergantungan), yaitu

hubungan antara antensenden, behavior, dan konsekuensi. peristiwa

berkondisi ini dapat diartikan sebagai hubungan “jika maka”. Sebagai

contoh, jika orang keluar rumah di bawah sinar matahari terik, maka ia

akan merasa panas; jika guru bertanya, maka siswa akan menjawab.

Gambar berikut menunjukan hubungan antar stimulus diskriminan

dengan simbol (guru memberi soal), respons(siswa menjawab), dan

konsehkuensi pada seorang siswa yang sedang belajar (pengukuhan

positif). Maksud dari stimulus diskriminan ( )adalah stimulus yang

mendahului atau menyertai sebuah perilaku dan dapat mengontrol

perilaku tersebut (Cooper dkk., 1987,126).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

R +

guru memberikan siswa pengukuhan oleh guru


soal menjawab “anak pintar”
soal benar
keterangan;

= Stimulus diskriminan

R = Respon atau prilaku

+ = Stimulus respons Positif

b. Pengukuhan Negatif

Pengukuhan negatif merupakan peristiwa meningkatkan atau

memelihara frekuensi respons karena berasosiasi dengan hilangnya atau

pengurangan stimulus yang dikehendaku (stimulus negatif). Pengukuhan

hanya disebut pengukuhan negatif bila terdapat penghilangan stimulus

daripada menghasilkan stimulus. Pengukuhan sering disamakan dengan

hukuman, padahal pengukuhan negatif merupakan suatu prosedur untuk

meningkatkan perilaku operan (Cooper., 1987; Alberto & Troutman,

2006).

Dalam kehidupan sehari-hari, orang belajar melakukan sesuatu

karena pengalaman dalam hidupnya terkait hilangnya atau berkurangnya

suatu stimulus yang tidak diinginkan. kekurangan sarana atau benda-

benda yang dibutuhkan juga merupakan pengukuhan negatif.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Contoh: orang menutup jendela karena aingn kencang, mengurangi

volume suara TV karena bising, memakai payung waktu hujan supaya

tidak basah.. Pada contoh terakhir, kemungkinan memakai payung

meningkat pada musim hujan. Selain benda, perilaku sosial juga dapat

merupakan pengukuhan negatif. Misalnya, disindir atau dibentak.

Gambar berikut mengenai diagram skematik prosedur pengukuhan

negatif.

- R +
Dua siswa
Peringatan Bercakap-cakaop
bercakap-cakap
guru verbal berhenti
mengajar

Gambar 2.3
Diagram Skematik Proses Pengukuhan Negatif
keterangan;

- = Stimulus respons negatif = antensenden

R = Respon atau prilaku

+ = Stimulus respons Positif(konsekuensi)

Pengukuhan negatif menyingkirkan apa yang tidak dikehendaki.

Namun, Tidak semua peristiwa merupakan pengukuhan negatif karena

apa yang disenangi seseorang berbeda dengan orang lain.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Dua kemungkunan akan terjadi pada pengukuhan negatif, yaitu

menyingkirkan dan menghindar. Menyingkir dari sebuah stimulus ialah

menghentikan stimulus yang ada. pada contoj di atas, guru telah

menggunakan pengukuhan negatif (bercakap-cakap selama

pembelajaran), karena setelah peringatan guru, perilaku bercakap-cakap

berhenti. guru telah menyingkirkan stimulus respons negatif (bercakap-

cakap) dan di kemudian hari, guru akan sering menggunakan teknik

peringatan verbal untuk menghentikan perilaku bercakap-cakap dan

mungkin juga pada perilaku lainnya.

Menghindar tejadi karena penyingkiran sebuah respon. Sebagai

contoh, (1)siswa mengikuti perintah guru untuk menghindar disuruh

menghadap kepala sekolah, atau (2)siswa duduk di bangku paling

belakang untuk menghindari dari pengawasan guru. Pada kedua contoh

ini, respons siswa terjadi untuk menghindari dari hal-hal yang tidak

diinginkan (pengalaman stimulus). menyingkir dan menghindar,

keduanya dapat dipadukan untuk mencapai sasaran perilaku.

Dalam kehidupan sehari-hari biasanya orang memadukan

pengertian pengukuhan positif dan negatif. Hal ini terjadi karena

interaksi sosial. Misalnya, guru mengeluarkan siswa dari kelas karena

mengganggu teman-teman yang sedang belajar. Bagi guru, peristiwa

dikeluarkan siswa dari kelas merupakan pengukuhan negatif, padahal

mungkin bagi siswa, dikeluarkan dari kelas dianggap sebagai

pengukuhan positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Pengukuhan positif terjadi pemberian pengukuha dapat

mengingkatkan kemungkinan terulangnya sebuah perilaku. Contoh: anak

makan sendiri dikukuhkan serta mengingkat bila mendapat perhatian atau

dipuji orang tuanya. Sebaliknya, pengukuhan negatif akan mengingkat

karena hilangnya atau berkurangnya suatu stimulus. Contoh, perilaku

negatif siswa di kelas meningkat disebabkan ia disuruh keluar kelas yang

ia sukai.

c. Jadwal pengukuhan

Pengukuhan sebaiknya diberikan secara sistematis agar efektif.

Cara sistematis pemberian pengukuhan disebut jadwal pengukuhan

jadwal pengukuhan merupakan aturan waktu pengukuhan yang diberikan

pada respon sasaran prilaku. jadwal pengukuha yang dighankan sangat

berpengaruh pada proses perubahan perilaku. Pada umumnya, jadwal

pengukuhan terdiri dari jadwal interval dan jadwal rasio. Perbedaannya

didasarkan ada frekuensi perilaku dan waktu terjadinya perilaku. Strategi

melaksanakan jadwal pengukuhan interva, sebagai berikut.

1. Kurangi ukuran interval untuk sementara waktu.

2. Gunakan stimulus diskriminan.

3. Gunakan sejarah pengukuhan untuk tingkatan (tinggi atau rendah)

respons.

4. Gunakan instruksi aturan.

5. Memperhatikan dampak perilaku yang berlawanan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

6. Memperhatikan urutan kompetensi mendapatkan pengukuhan

(misalnya, pengukuhan hany untuk satu orang).

7. Tambahkan komponen keterbatasan kinerja atau respons, misalnya

pada melakukan sebuah tugas, guru menambahkan batas waktu

pemasukan tugas.

selanjutnya, terdapat dua jenis jadwal pengukuhan, yaitu interval

dan jadwal rasio. Jadwal interval baik digunakan untuk mengukur

diskrit (misalnya, Frekuensi keluar tempat duduk dalam 5 menit) dan

jadwal rasio baik digunakan untuk perilaku kontinu (misalnya

membuat tugas). (Suzher-Azaroff & Mayer, 2992; Walker & Shea,

2010). kaitan antara keduanya menghasilkan beberapa jenis jadwal

pengukuhan yang sering digunakan dalam analisis perilaku terapan,

sebagai berikut.

1. jadwal interval

 Jadwal interval kontinu: pengukuhan segera diberikan setelah

terjadi sasaran perilaku dan biasanya digunakan selama tahap

permulaan program dan dianjurkan untuk tidak

menggunakannya dalam waktu lama. Contoh: siswa sering

keluar dari tempat duduk waktu belajar, guru memberikan

pengukuhan setiap siswa duduk.

 Jadwal interval berjangka tetap (fixed interval =F1) terdapat

periode waktu khusus sebelum diberikan pengukuhan (misalnya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

5, 8, 10 menit), contoh: Guru memberikan pengukuhan jika

siswa duduk selama 5 menit.

 Jadwal interval bervariasi (VI): sama dengan jadwal interval,

bedanya adalah presentase pengukuhan didasarkan pada rata-

rata respons perilaku. siswa tidak tahu kapan pengukuhan

diberikan. Contoh: guru menerapkan jadwal interval 3, 5, 8, 10,

15, 13 menit (rata-rata 10 menit)pada contoh di atas, pertama

pengukuhan diberikan bila siswa duduk selama 3 meni, kedua

selama 5 menit, ketiga selama 8 menit, dan seterusnya.

2. Jadwal rasio

 Jadwal fixed ratio atau rasio tetap (FR): pengukuhan diberikan

setelah siswa menunjukan beberapa respons perilaku yang

benar. Contoh: setiap kali siswa menjawab 5 pertanyaan

berhitung (FR=5), siswa diberi satu hadiah setelah menjawab

10 soal (FR 10).

 Jadwal rasio bervariasi ( varible ratio = VR) diadakan untuk

menopang tingkat respons yang sesuai yang telah dicapai anak,

dan jadwal rasio adalah sekitar rata-rata respons. Contoh: guru

menerapkan VR= 5 menit pada siswa tunanetra supaya

mengangkat kepalanya setelah guru memanggil. Siswa

mendapat pengukuhan pada jadwal misalnya 8, 7, 3, 4, 5 menit

yang artinya siswa mendapat pengukuhan setelah dalam waktu

8 menit mengangkat kepalanya, kemudian 7 menit, dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

seterusnya. Rangkuman jadwal pengukuhan terdapat pada

tabel berikut.

Tabel 2.2
Rangkuman Hubungan Antara Jadwal pengukuhan

Interval Rasil
Kontinu Siswa diberikan Siswa mendapat
pengukuhan pada pengukuhan
setiap respons setelah setiap
yang benar. masalah selesai
Tetap (fixed) Siswa mendapat Siswa merespons
pengukuhan benara pada
selama interval sejumlah tugas
waktu khusus( 5 (menjawab 10
atau 10 menit). soal) dan
sesudahnya
menerima
pengukuhan.
Variabel Guru memberikan Guru memberikan
pengukuhan pada pengukuhan pada
perhatian siswa rata-rata respons
sekitar rata-rata siswa.
respons siswa

d. Hukuman

Istilah hukuman banyak artinya, pada yang mengartikan hukuman

sebagai penderitaan fisik (anak ditampar karena nakal) atau penderitaan

psikologis, misalnya siswa jadi bahan tertawaan dalam kelas, atau kehadiran

orang yang tidak disenangi. Hukuman secara formal dilakukan oleh

pengadian dan secara informal adalah konsekuensi dalam kehidupan sehari-

hari dengan hukum yang tidak terteulis. dalam analisis perilaku terapan,

hukuman menyangkut pemberian sebuah stimulus yang tidak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

menyenangankan segera setelah terjadinya respons dan di kemudian hari

menurunkan rate respons tersebut.

Foxx dalam Cooper dkk. (1987,31) memberikan istilah hukuman tipe I

dan tipe II (lihat tabel I) yang didasarkan pada pemberian dan penghilang

stimulus. Dalam hukuman tipe I terdapat pengurangan perilaku karena

pemberian stimulus yang tidak disukai, sedangkan hukuman tipe II terjadi

karena pengurangan atau penghilangan perilaku. Dengan demikian,

hukuman tipe I menyangkut pemberian peristiwa yang tidak diinginkan

pada seseorang setelah terjadi respons (contoh: suara keras, benda panas,

dan hukuman fisik). Contoh guru menyuruh anak berdiri di pojok kelas

kerena mengganggu temannya. Hukuman tipe II menyangkut penundaan

atau penarikan kemungkinan mendapat pengukuhan positif. Contoh: siswa

tida mendapat kudapan karena berperilaku buruk.

Selanjutnya, dalam analisis perilaku terapan terdapat

kontingensi(ketergantungan) perilaku. Kontingensi merupakan sebuah

uraian lengkap tentang sebuah perilaku operan khusus yang meliputi (1)

definisi jelas keterbatasan ranah respons yang dihasilkan, (2) konsekuensi

khusus, (3) situasi lingkungan (skinner, 1978). tiga perilaku menyangkut

manipulasi satu atau lebih komponen “ABC” (Cooper dkk., 1978; Alberto

& Troutman, 2006). Model kontingensi disebutjuga sebagai model “ABC”

adalah sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

 stimulus antensenden (A): semua hal yang menyebabkan terjadinya

perilaku:

 respons atau behaviour (B): perilaku yang dapat diukur dengan frekuensi,

intensitas dan durasi perilaku;

 semua akibat konsekuensi atau consequence (C) yang diperoleh setelah

terjadi perilaku.

Antesenden (A) Perilaku (B)


Guru memberikan siswa merespons
intruksi dengan benar

Konsekuensi (C) guru


memberikan pujian

Model “ABC”(Antensenden, Behaviour, Consequence) yang digunakan

adalah setiap tugas yang digunakan adalah setiap tugas yang diberikan

kepada siswa terdiri dari Antensenden: (prakejadian) atau suatu arahan

( atau stimulus diskriminan) atau instruksi/permintaan pada siswa untuk

melakukan suatu aksi.

Behaviour atau “respons” siswa meliputi berbagai hal: misalnya bisa

atau berhasil; sebagian bisa; tidak bisa, respons salah. konsekuensi atau

“reaksi” guru adalah dengan memberikan imbalan positif kuat, ringan, atau

reaksi negatif (misalnya, dengan mengatakan “tidak” dengan suara keras)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

dan diikuti oleh suatu jeda untuk memisahkan uji coba yang satu dengan uji

coba yang lainnya.

Terkait dengan pembelajaran sekolah, analisis perilaku terapan

berpendapat sebagai berikut.

1. Belajar merupakan proses yang tidak dapat diamati, tetapi dapat dicatat

perubahan perilaku (kinerja, respons) bedasarkan latihan atau stimulus

lingkungan

2. Perilaku siswa dipengaruhi oleh banyak hal, termasuk kesehatan anak,

stimuli antensenden, dan konsekuensi perilaku.

3. Pembelajaran harus individualistik dan cocok dengan kemampuan dan

keburuhan siswa.

4. Pengajaran bagi siswa dengan kelainan badan dan berat hendaknya

didesain sedemikian rupa sehingga mereka dapat belajar banyak hal

dalam waktu yang singkat. Oleh sebab itu, dibuthkan pengukuran kinerja

seara berkelanjutan.

5. Kegiatan pembelajaran harus di desain sehingga siswa dapat memelihara

dan mengaplikasikan perubahan perilaku pada situasi atau setting lain.

6. Prinsip dan prosedur perilaku yang digunakan dalam mengajarkan

keterampilan adalah sama pada berbagai ranah yang berbeda, konten

dapat berbeda, tetapi proses dasarnya sama.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

a. Kelebihan dan Kelemahan

1. Kelebihan

a. Perincian pelaksanaan intervensi perilaku dapat diubah selama

intervensi berlangsung.

b. Sebuah strategi atau teknik yang gagal dapat digantikan dengan

yang lain, tetapi strategi atau teknik pengganti harus di amati dan

diukur.

c. Waktu pelaksanaan perubahan perilaku singkat.

2. Kelemahan

tidak ada suatu pendekatan perilaku yang merupakan pendekatan

mutlak. Demikian juga dengan analisis perilaku terapan. Keterbatasan

dari pendekatan ini sebagai berikut.

a. Penelitian awal dilakukan pada binatang. Oleh sebab itu, jika

dilaksanakan pada manusia (siswa) harus dilaksanakan dengan

teliti.

b. Tidak semua perilaku manusia dapat diamati secara langsung.

c. Perilaku manusia adalah kompleks.

d. Tidak semua prosedur atau strategi perilaku dapat diterapkan pada

sebuah sasaran perilaku.

e. membutuhkan latihan dan kecermatan guru, peneliti, analisis

perilaku dalam pelaksanaan intervensi perilaku.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

C. Kurikulum 2013

Kurikulum merupakan sebuah wadah yang akan menentukan arah

pendidikan. Berhasil atau tidaknya sebuah pendidikan sangat bergantung

dengan kurikulum yang digunakan. Kurikulum adalah ujung tombak bagi

pelaksananya kegiatan pendidikan. Tanpa adanya kurikulum mustahil

pendidikan akan dapat berjalan dengan baik, efektif dan efisien sesuai yang

diharapkan, karena itu kurikulum sangat perlu untuk diperhatikan di masing-

masing satuan pendidikan, sebab kurikulum merupakan salah satu

penentukeberhasilan pendidikan. Dalam konteks ini, kurikulum dimaknai

sebagai serangkaian upaya untuk menggapai tujuan pendidikan. Menurut

Sanjaya (2008:7)

Kurikulum adalah“Bukan hanya menyangkut mata pelajaran yang harus

dipelajari, melainkan menyangkut seluruh usaha sekolah untuk mempengaruhi

siswa belajar, baik di dalam maupun di luar kelas atau bahkan di luar

sekolah”.

Menurut Hilda Taba (1962) sebagaiman dikutip Sanjaya (2008:7)

kurikulum adalah “A curriculum is a plan for learning; therefore, what is know

about the learning process and the development of the individual has bearing

on the shaping of a curriculum”

Maksudnya, kurikulum merupakan perencanaan pembelajaran yang

memuat berbagai petunjuk belajar serta hasil yang diharapkan.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada

tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum ini adalah pengembangan dari


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi

yang telah dirintis pada tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan pada tahun 2006. Hanya saja yang menjadi titik tekan pada

Kurikulum 2013 ini adalah adanya peningkatan keseimbangan soft skills dan

hard skills yang meliputi kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan.

Dalam konteks ini, Kurikulum 2013 berusaha untuk lebih menanamkan

nilai-nilai yang tercermin pada sikap dapat berbanding lurus dengan

keterampilan yang diperoleh peserta didik melalui pengetahuan dibangku

sekolah. Dengan kata lain soft skills dan hard skills dapat tertanam secara

seimbang, berdampingan dan mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-

hari. Dengan adanya Kurikulum 2013, harapannya peserta didik dapata

memiliki kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan yang meningkat

dan berkembang sesuai dengan jenjang pendidikan yang telah ditempuhnya

sehingga akan dapat berpengaruh dan menentukan kesuksesan dalam

kehidupan selanjutnya.

D. Konsep Dasar

kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi, dan bahan pelajaran, serta cara digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu (UU No. 20 tahun 2003 tentang SPN).

Kurikulum 2013 menekankan pengembangan kompetensi pengetahuan,

keterampilan, dan sikap peserta didik secara holistik (seimbang). Kompetensi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

pengetahuan keterampilan, dan sikap ditagih dalam rapor dan merupakan

penentu kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik. Kompetensi pengetahuan

peserta didik dikembangkan meliputi mengetahui, memahami, menerapkan,

menganalisis, dan mengevaluasi agar menjadi pribadi yang menguasai ilmu

pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan berwawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, danperadaban. kompetensi keterampilan peserta didik

yang dikembangkan meliputi mengamati, menanya, mencoba,mengolah,

menyaji, menalar, dan mencipta agar pribadi yang beriman, berakhlak mulia,

percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial, alam sekitar, serta duania peradabannya (Kemdikbud,

2013f).

Kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, pertama kali

dikemukakan oleh Bloom (1965) dan sudah menjadi dasar dalam

pengembangan kurikulum di Indonesia sejak kurikulum 1973 (kurikulum

PPSP). Akan tetapi, dalam implementasinya guru-guru pada umumnya tidak

mengembangkan kompetensi keterampilan dan sikap secara eksplisit, mungkin

kerena tidak ditagih dalam rapor sehingga tidak merupakan penentu kenaikan

kelas dan kelulusan peserta didik. Pada kurikulum 2013, ketiga kompetensi

tesebut ditagih dalam rapor dan merupakan penentu kenaikan kelas dan

kelulusan peserta didik sehingga guru wajib meinplementasikannya dalam

pembelajaran dan penilaian.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

E. Karakteristik Kurikulum 2013

kurikulum 20013 dikembangkan dengan karakteristik sebagai berikut

(Kemendikbud, 2013).

a. mengembangkan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja

sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik secara simbang.

b. Memberikan pengalaman belajar terencana ketika peserta didik menerapkan

apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat

sebagai sumber belajar secara seimbang.

c. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta

menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah.

d. Memberikan waktu yang cukupu leluasa untuk mengembangkan berbagai

sikap, pengetahuan dan keterampilan.

e. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci

lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.

f. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasian (organizing element)

dasar, di mana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran

dikembangkan untuk mencapai kompetensu yang dinyatakan dalam

kompetensi inti.

g. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatid, saling

memperkuat( reinforeced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran

dan jenjang pendidikan (organisasi horisontal dan vertikal).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

F. Kerangka dasar

pembahasan kerangka dasar kurikulum 2013 meliputi landasan filosofis,

landasan teoretis, dan landasar yuridis (Kemendikbud, 2012).

a. Landasan Filosofis

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan

kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber, dan isi dari

kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar,

hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitarnya.

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang

memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta ddik menjadi

manusia indonesi berkualitas yang tercantum dala tujuan pendidikan

nasional.

Pada dasarnya, tidak ada satu pun filosofis pendidikan yang dapat

digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat

menghasilkan manusia berkualitas. Berdasarlan hal tersebut, kurikulum

2013 dikembangkan menggunakan filosofis sebagai berikut.

a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan

bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan

kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa indonesia

yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, masa

depan. Selain itu, mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa

depan selalu menjadi kepedulian kurikulum. Hal ini mengandung makna

bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

kehidupan generasu muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum.

untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan pesera didik,

kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan

kesempatan luas bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada

waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka bagi

pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan

masyarakat dan bangsa masa kini.

b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.menurut

pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di

masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat daam isi kurikulum

untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses

yang memberi kesempata kepada peserta didik untuk mengembangkan

potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan

akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat,

didengar, dibacam dipelajari dari warisan budaya berdasrkan makna yang

ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan

psikologis serta kematangan fisik peserta didik, selain itu, akademik,

kurikulum 2013 memposisikan keungguan budaya tersebut dipelajari

untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan masyarakat

sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.

c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan

kecemerlangan akademik melauli pendidikan disiplin ilmu. filosofi ini


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

menentukan isi kurikulum adalah disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk

mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.

d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan

yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemamuan inteletual,

untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik.

dengan filosofi ini, kurikulum 2013 bermaksid untuk mengmbangkan

potensi peserta didik menajdi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi

penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangung

kehidupan masyatakat demokoratis yang lebih baik.

b. Landasan Teoretis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan

standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis

kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan

standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga

negara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi

lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan

prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian

pendidikan. kurikulum berbasis kompetensi di rancang untuk memberikan

pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalm mengembangkan

kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, keterampilan, dan bertindak.

Baik negara berkembang maupun negara maju, dewasa ini tengah

berupaya meningkatkan kualitas pendidikannya. salah satu upaya

peningkatan mutu pendidikan melalui perbuhan kurikulum. Dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

perubahan kurikulum digunakan model-model yang dipandang dapat

menjawab tantangan pendidikan yang dihadapi, terutama terkait dengan

peningkatan mutu. Berdasarkan studi yang dihadapi,terutama yang terkait

dengan peningkatan mutu. Berdasrkan studi yang dilakukan oleh NIER

(1999). (Depdiknas, 2003b), model kurikulum yang digunakan di berbagai

negara dapat dikelompokan ke dalam tiga model, yaitu: (1)kurikulum yang

berbasis konten atau topik (content base curriculum); (2)kurikulum berbasis

hasil atau kompetensi(outcome or competency base curriculum); (3)dan

campuran kedua model tersebut.

Menurut Richard dan Tittle (1980), kompetensi antara lain memiliki

unsur integrasi dan aplikas yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan,

dan sikap; kinerja merupakan perwujudan dari capacity-building

pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sejalan dengan Richard dan Tittle,

Spencer dan Spencer(1993) mengemukakan bahwa kompetensi merupakan

kesesuaian antara pengetahuan dengan tindakan dan sikap.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah

pemilikan pengetahuan yang diwujudkan dalam tindakan (keterampilan) dan

sikap dalam kehidupan nyata sehari-hari (Widyastono, 2007). Dalam

pembelajaran berbasis kompetensi, tidak cukup peserta didik hanya dibekali

dengan pengetahuan semata-mata. Berdasarkan pengetahuan yang telah

dimiliki tersebut, diharapkan membentuk keterampilan apa? selanjutnya,

berdasar keterampilan yang telah dimiliki tersebut, diharapkan membentk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

sikap apa? Artinya, ada kesesuaian antara pengetahuan yang telah dimiliki

peserta didik dengan keterampilan dan sikapnya.

Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru

(taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa

kegiatan pembelajaran disekolah, kelas, dan masyarakat: dan (2)

pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai

dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik.

Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar

bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil

kurikulum.

G. Landasan Yuridis

Landasan yuridis kurikulum 2013, antara lain:

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional;

c. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan dalam

Rencana Pengembangan Jangka Menengah Nasional; dan

d. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

H. Struktur Kurikulum 2013

Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum

dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum,

dostribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar

untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur

kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten

dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem

pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan

untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan

pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam

pelajaran per semester.

Struktur kurikulum juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum

mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu

satuan atau jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide

kurikulum mengenai posisi belajar seorang siswa yaitu apakah mereka harus

menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah

kurikulum memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan berbagai

pilihan.

Struktur Kurikulum SMP


Tabel 2.3

Mata Pelajaran Alokasi Waktu Belajar


Per Minggu
VII VIII IX
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan 3 3 3
Budi Pekerti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

2. Pendidikan Pancasila 3 3 3
dan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika 5 5 5

5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5


6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7. Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
1. Seni Budaya (termasuk 3 3 3
muatan lokal)
2. Pendidikan Jasmani, 3 3 3
Olah Raga, dan
Kesehatan (termasuk
muatan lokal)
3. Prakarya (termasuk 2 2 2
mulok)
Jumlah Alokasi Waktu per 38 38 38
Minggu
*muatan lokal dapat termasuk bahasa daerah

Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur

kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler SMP antara lain

Pramuka (Wajib), Organisasi Siswa Intrasekolah, Usaha Kesehatan Sekolah,

dan Palang Merah Remaja. Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok

mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran

Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya, Pendidikan

Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, dan Prakarya adalah kelompok mata

pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan

konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.

Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai

dengan kebutuhan peserta didik pada satuan pendidikan tersebut. Ilmu

Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial dikembangkan sebagai mata

pelajaran integrative science dan integrative social studies, bukan sebagai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidikan berorientasi aplikatif,

pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan

pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial

dan alam. Disamping itu, tujuan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

menekankan pada pengetahuan tentang bangsanya, semangat kebangsaan,

patriotisme, serta aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau

space wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ilmu Pengetahuan Alam

juga ditujukan untuk pengenalan lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta

pengenalan berbagai keunggulan wilayah nusantara.

Seni Budaya terdiri atas empat aspek, yakni seni rupa, seni musik, seni

tari, dan seni teater. Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap

satuan pendidikan dapat memilih aspek yang diajarkan sesuai dengan

kemampuan (guru dan fasilitas) pada satuan pendidikan itu. Prakarya terdiri

atas empat aspek, yakni kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan.

Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan

menyelenggarakan pembelajaran prakarya paling sedikit dua aspek prakarya

sesuai dengan kemampuan dan potensi daerah pada satuan pendidikan itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Perbedaan Esensial Kurikulum 2014 SMP


Tabel 2.4
KTSP 2006 Kurikulum 2013 Status
Mata pelajaran tertentu Tiap mata pelajaran mendukung semua Benarnya
menudkung kompetensi kompetensi sikap, keterampilan,
tertentu pengetahuan

Mata pelajaran dirancang Mata pelajaran dirancang terkait satu Benarnya


berdiri sendiri dan dengan yang lain dan memiliki
memiliki kompetensi kompetensi dsar diikat oleh
dasar sendiri kompetensi inti tiap kelas

Bahasa Indonesia sebagai Baha Indonesia sebagai alat Idealnya


pengatahuan komunikasi adan carrier of knowledge

Tiap mata pelajaran Semua mata pelajaran diajarkan Idealnya


diajarkan dengan dengan pendekatan yang sama, yaitu
pendekatan yang berbeda pendekatansaintifik melalui
mengamati, menanya, mencoba,
menalar

TIK adalah mata TIK merupakan sarana pembelajaran, Idealnya


pelajaran sendiri dipergunakan sebagai media
pembelajaran mata pelajaran lain

I. Kompetansi Inti

Kompetensi lulusan jenjang satuan pendidikan pun masih memerlukan

rencana pendidikan yang panjang untuk mencapainya. Untuk memudahkan

proses perencanaan dan pengendaliannya, pencapaian jangka panjang perlu

dibagi-bagi ke dalam beberapa tahap sesuai jenjang kelas kerika kurikulum

tersebut diterapkan. sejalan dengan undang-undang, kompetnasi inti ibarat anak

tangga yang harus dilalui peserta untuk sampai pada kompetensi lulusa jenjang

satuan pendidikan. Kompetensi inti meningkat seiring engan meningkatnya

usia peserta didik yang dinyatakan dengan meningkatnya kelas.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Melaui pencapaian dan perwujudan kompetensi inti, integrasi vertikal

antarkompetensi dasar dapat dijamin, dan peningkatan kemampuan peserta dari

kelas ke kelas direncanakan. Sebagai anak tangga menuju kompetensi lulusan,

kompetensi inti juga bersifat multidimensi. Dalam operasionalnya, kompetensi

lulusan pada ranah sikap dipecah menjadi dua, yaiut sikap spiritual untuk

membentuk peserta didik yang beriman, bertkwa, dan kompetensi sikap sosial

untuk membentuk peserta didik yang berkarakteristik mandiri, demokratis, dan

bertanggung jawab. Kompetensi inti harus menggambarkan kualitas yang

seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.

Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organizing

element)Kompetensi Dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti

merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal

Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan

antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke

kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu

akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa.

Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu

mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang

berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi

proses saling memperkuat.

Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait

yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial

(Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

pengetahuan (Kompetensi Inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari

Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa

pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap

keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching)

yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (Kompetensi Inti 3)

dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai

kompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

didik. Kegiatan inti menggunakan pendekatan saintifik yang disesuaikan

dengan karakteristik mata pelajaran dan peserta didik. Guru memfasilitasi

peserta didik untuk melakukan proses mengamati, menanya, mengumpulkan

informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan perkembangan sikap

peserta didik pada kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2 antara lain mensyukuri

karunia Tuhan, jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan,

menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP.

Kompetensi Inti Kelas VIII

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.

Berdasarkan rumusan KI-1 dan KI-2 di atas, maka cakupan,

pengertian, dan indikator penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial

pada jenjang SMP/MTs disajikan dalam tabel di bawah ini.

Indikator KI-1 dan KI-2


Tabel 2.5
Cakupan dan pengertian Indikator

Sikap spiritual 1. Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan


sesuatu.
2. Menjalankan ibadah tepat waktu.
3. Memberi salam pada saat awal dan akhir
presentasi sesuai agama yang dianut.
4. Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan
Yang Maha Esa.
5. Mensyukuri kemampuan manusia dalam
mengendalikan diri
6. Mengucapkan syukur ketika berhasil
mengerjakan sesuatu.
7. Berserah diri kepada Tuhan apabila gagal
dalam mengerjakan sesuatu.
8. Menjaga lingkungan hidup di sekitar
rumah tempat tinggal, sekolah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Cakupan dan pengertian Indikator

masyarakat
9. Memelihara hubungan baik dengan
sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa
10. Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
sebagai bangsa Indonesia.
11. Menghormati orang lain menjalankan
ibadah sesuai agamanya.

Sikap sosial

Jujur 1. Tidak menyontek dalam mengerjakan


ujian/ulangan
adalah perilaku yang didasarkan 2. Tidak menjadi plagiat
pada upaya menjadikan dirinya (mengambil/menyalin karya orang lain
sebagai orang yang selalu dapat tanpa menyebutkan sumber) dalam
dipercaya dalam perkataan, mengerjakan setiap tugas.
tindakan, dan pekerjaan. 3. Mengemukakan perasaan terhadap
sesuatu apa adanya
4. Melaporkan barang yang ditemukan
5. Melaporkan data atau informasi apa
adanya
6. Mengakui kesalahan atau kekurangan
yang dimiliki

Disiplin 1. Datang tepat waktu


2. Patuh pada tata tertib atau aturan
adalah tindakan yang bersama/ sekolah
menunjukkan perilaku tertib dan 3. Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai
patuh pada berbagai ketentuan waktu yang ditentukan
dan peraturan. 4. Tertib dalam menerapkan aturan
penulisan untuk karya ilmiah

Tanggungjawab 1. Melaksanakan tugas individu dengan baik


2. Menerima resiko dari tindakan yang
adalah sikap dan perilaku dilakukan
seseorang untuk melaksanakan 3. Tidak menuduh orang lain tanpa bukti
tugas dan kewajibannya, yang yang akurat
seharusnya dia lakukan, 4. Mengembalikan barang yang dipinjam
terhadap diri sendiri, 5. Meminta maaf atas kesalahan yang
masyarakat, lingkungan (alam, dilakukan
sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa

Toleransi 1. Tidak mengganggu teman yang berbeda


pendapat
adalah sikap dan tindakan yang 2. Menghormati teman yang berbeda suku,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Cakupan dan pengertian Indikator

menghargai perbedaan agama, agama, ras, budaya, dan gender


suku, etnis, pendapat, sikap, dan 3. Menerima kesepakatan meskipun berbeda
tindakan orang lain yang dengan pendapatnya
berbeda dari dirinya. 4. Dapat menerima kekurangan orang lain
5. Dapat mememaafkan kesalahan orang
lain

Gotong royong 1. Terlibat aktif dalam bekerja bakti


membersihkan kelas atau sekolah
adalah bekerja bersama-sama 2. Kesediaan melakukan tugas sesuai
dengan orang lain untuk kesepakatan
mencapai tujuan bersama 3. Bersedia membantu orang lain tanpa
dengan saling berbagi tugas dan mengharap imbalan
tolong menolong secara ikhlas. 4. Aktif dalam kerja kelompok

Santun atau sopan 1. Menghormati orang yang lebih tua.


2. Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan
adalah sikap baik dalam takabur.
pergaulan dari segi bahasa 3. Tidak meludah di sembarang tempat.
maupun tingkah laku. Norma 4. Tidak menyela pembicaraan.
kesantunan bersifat relatif, 5. Mengucapkan terima kasih setelah
artinya norma kesantunan yang menerima bantuan orang lain
diterima bisa berbeda-beda di 6. Bersikap 3S (salam, senyum, sapa)
berbagai tempat, lingkungan, 7. Meminta ijin ketika akan memasuki
atau waktu. ruangan orang lain atau menggunakan
barang milik orang lain

Percaya diri 1. Berpendapat atau melakukan kegiatan


tanpa ragu-ragu.
adalah kondisi mental atau 2. Mampu membuat keputusan dengan cepat
psikologis diri seseorang yang 3. Tidak mudah putus asa
memberi keyakinan kuat pada 4. Tidak canggung dalam bertindak
dirinya untuk berbuat atau 5. Berani presentasi di depan kelas
melakukan sesuatu tindakan. 6. Berani berpendapat, bertanya, atau
menjawab pertanyaan.

J. Hasil Belajar

Hasil belajar atau prestasi belajara adalah yang diperoleh seseorang setelah

menempuh kegiatan belajar, sedangkan belajar pada hakekatnya merupakan

usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. seriap


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

kegiatan belajar yang dilakukan perserta didik akan menghasilkan presetasu

belajar, berupa perubahan-perubahan perilaku, yang dikatakan oleh Bloom dan

kawan-kawan dikelompokan kedalam kawasan kognitif, afektif, dan

psikomotor. perubahan perilaku sebagai hasil belajar adalah bersifat

intensional, positif, dan efektif. Ketika hal tersebut dapat di jelaskan sebagai

berikut.

Perubahan perilaku hasil belajar bersifat intensional, artinya pengalaman

dan bukan secara kebetulan. Dengan sengaja dan disadari karena kematangan,

keletihan atau penyakit tidak dapat dipandang sebagai hasil belajar. contohnya:

belajar bermain gitar, dia mencari pengetahuan tentang cara bermain gitar,

setelah tahu tentang cara bermain gitar secara teori, dia mempraktekan

bagaimana bermain gitar yang baik.

Perubahan perilaku hasil belajar bersifat efektif, artinya perubahan yang

diharapkan (normatif), atau kriteria keberhasilan (criteria of succes), baik

dipandang dari segi peserta didik maupun dari segi guru. Misalnya: seseorang

yang tidak bisa mengoperasikan komputer, melalui proses belajar mampu

mengoperasikan komputer dengan baik.

Perubahan perilaku hasil belajar bersifat efektif, artinya perubahan hasil

belajar itu relatif tetap, dan setiap saat diperlukan dapat direproduksikan dan

dipergunakan, seperti dalam pemecahan masalah (problem solving), ujian,

maupun dalam penyesuaian diri dalam rangka mempertahankan kelangsungan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

hidupnya. Contoh: orang belajar matematika bisa dipergunakan dalam

kehidupan sehari-hari, misalnya berhitung dalam perdagangan.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa belajar bukan diarahkan oleh

suatu kekuatan refleks, tetapi dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan,

sehingga seseorang akan mempelajari apa yang seharusnya dilakukan. dalam

pada itu, belajar dilakukan karena adanya kebutuhan, yang menimbulkan

ketegangan dan mesti dipenuhi, sehingga mendorog individu untuk

memperhinakan pikiran dalam memnuhi kebutuhan tersebut. Untuk

mendongkrak prestasi belajar, kita harus memahami faktor-faktor yang

mempengaruhinya, karena prestasi belajar merupakan hasil interaksi berbagai

faktor baik internal maupun eksternal

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar atau prestasi belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapa dikelompokan

menjadi empat, yaitu (a) bahan atau materi yang dipelajari; (b) lingkungan;

(c) faktor intrumental, dan (d) kondisi peserta didik. faktor-faktor tersebut

baik secara terpisah maupun bersama-sama memberikan kontribusi tertentu

terhadap prestasi belajar peserta didik.

Makmun (1999) mengemukakan komponen-komponen yang terlibat

dalam pembelajaran, dan berpengaruh terhadap prestasi belajar, adalah

“....(1) masukan mentah (raw-input), menunjuk pada karakteristik individu

yang mungkin dapat memudahkan atau justru menghambat proses

pembelajaran, (2) masukan instrumental,menunjuk pada kualifikasi serta

kelengkapan sarana yang diperlukan, seperti guru, metode, bahan atau


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

sumber dan program, dan (3) masukan lingkungan, yang menunjuk pada

situasi, keadaan fisik dan suasana sekolah, serta hubungan dengan pengajar

dan teman.

Uraian di atas menunjukan bahwa prestasi belajar atau hasil belajar

bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri , tetapi merupakan hasil berbagai

faktor yang melatarbelakanginya. Dengan demikian, untuk memahami dan

mendongkrak atau meningkatkan prestasi belajar, perlu dialami faktor-

faktor yang memengaruhinya, baik faktor internal maupun eksternal.

a. Faktor internal

prestasi belajar sesorang akan ditentukan oleh faktor diri (internal),

baik secara fisiologi maupun secara psikologi, beserta usaha yang

dilakukannya. Faktor fisiologis, berkaitan dengan kondisi jasmani atau

fisik sesorang, yang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kondisi

jasmani pada umumnya dan kondisi yang berkaitan dengan fungsi-fungsi

jasmani tertentu terutama panca indera, sedangkan faktor psikologis,

berasal dari dalam diri seseorang seperti intelegensi, minat, dan sikap.

Intelegensi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

tinggi rendahnya prestasi belajar. Intelegensi merupakan dasar potensial

bagi pencapaian hasil belajar, artinya hasil belajar yang dicapai akan

bergantung pada tingkat intelegensi, dan hasil belajar yang di capai tidak

akan melebihi tingkat intelegensinya. Semakin tinggi tingkat

intelegensinya, makin pula kemungkinan tingkat hasil belajar yang dapat

dicapai. jika intelegensinya rendah maka kecenderungan hasil yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

dicapainyapun rendah. Mesikipun demikian, tidak boleh dikatakan bahwa

“taraf prestasu belajar di sekolah kurang, pastilah taraf intelegensinya

kurang, karena banyak faktor lain yang memengaruhinya.

Minat (interest), yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi

atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Oleh karena itu, minat dapat

memengaruhi pencapaian hasil belajar dalam mata pelajaran tertentu.

umpamanya, seseorang peserta didik yang menaruh minat besar terhadap

kesenian akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada yang

lain.pemusatan perhatian yang intensif tersebut memungkinkan peserta

didik untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang

diinginkan.

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif, berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (respon tendency) dengan

cara yang relatif tetap terhadap obyek orang, barang, dan sebagainya,

baik secara positif maupun negatif.

Selain faktor-faktor diatas, prestasi juga dipengaruhi oleh

waktu(time) dan kesempatan (engagement). waktu dan kesempatan yang

dimiliki oleh setiap individu berbeda sehingga akan berpengaruh

terhadap perbedaan kemampuan peserta didik. Dengan demikian, peserta

didik yang memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk belajar

cenderung memiliki prestasi yang tinggi daripada yang hanya memiliki

sedikit watu dan kesempatan belajar.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Para ahli mengungkapkan bahwa kepandaian seseorang itu sangat

ditentukan oleh waktu dan kesempatan. setiap orang akan mampu

mengerjakan sesuatu asal di beri waktu dan kesempatan yang cukup

untuk mengerjakannya. dengan kata lain, dapat dikemukakan bahwa

orang pandai dapat mengerjakan banyak hal dalam waktu dan

kesempatan yang relatif singkat, sementara orang bodoh membutuhkan

waktu dan kesempatan yanga relatif lebih banyak. sehubungan dengan

itu, guru hendaknya dapat memberikan pelayanan individual yang

berbeda-beda untuk setiap peserta didik, sehingga dapat mengembangkan

dirinya secara optimal.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta

didik dapat digolongkan ke dalam faktor sosial dan non-sosial. faktor

sosial menyangkkut hubungan antar manusia yang terjadi dalam bebagai

situasi sosial. Ke dalam faktor ini termasuk lingkungan keluarga,

sekolah, teman dan masyarakat pada umumnya. sedangkan faktor non-

sosial adalah faktor-faktor lingkungan yang bukan sosial seperti

lingkungan alam dan fisis, misalnya: keadaan rumah, ruang belajar,

fasilitas belajar, buku-buku sumber, dan sebagainya.

Faktor eksternal dalam lingkungan keluarga baik langsung maupun

tidak langsung akan berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar

peserta didik. Di samping itu, di antara beberapa faktor eksternal yang

memengaruhi proses dan prestasi belajar adalah peranan faktor guru atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

fasilitator. Dalam sistem pendidikan dan khususnya dalam pembelajaran

yang berlaku dewasa ini peranan guru dan keterlibatannya masih

menempati posisi yang penting. Dalam hal ini, efektivitas pengelolaan

faktor bahan, lingkungan, dan instrumen sebagai faktor-faktor utama

yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar, hampir seluruhnya

bergantung pada guru.

Proses pembelajaran tidak berlangsung satu arah (one way system)

melainkan terjadi secara timbal balik(interactive, two way trafic system).

Kedua pihak berperan secara aktifdalam kerangka berpikir (frame work),

serta dengan menggunakan cara dan kerangka berpikir(frame of

reference) yang seyogyanya dipahami dan disepakati bersama. Tujuan

interaksi pembelajaran merupakan titik temu yang bersifat mengikat dan

mengarahkan aktivitas kedua belah pihak. Dengan demikian, kriteria

keberhasilan pembelajaran hendaknya ditimbang atau dievaluasi

berdasarkan tercapai tidaknya tujuan bersama tersebut.

Proses pembelajaran, khususnyayangberlangsung di kelas sebagian

besar ditentukan oleh peranan guru. Peranan guru yang paling dominan

adalah sebagai designer, implementator, fasilitator, pengelola kelas,

demonstator, mediator, dan evaluator.

 guru sebagai designer, yang bertugas merancang dan merencanakan

pembelajaran, serta mempersiapkan berbagai hal yang terkait dengan

pembelajaran. Persiapan pembelajaran (RPP), yang pengembangannya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan, karakteristik peserta didik,

karakteristik kelas serta faktor penunjang lainnya.

 guru sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan belajar

kepada peserta didik agar dapat membentuk kompetensi dan mencapai

tujuan secara optimal. Peran guru sebagai fasilitator erat kaitannya

dengan peran sebagai pengelola kelas, agar mendukung pembelajaran.

 guru sebagai pengelola kelas, yang bertanggung jawab memelihara

lingkungan fisik kelasnya, agar senantiasa menyenangkan untuk

belajar dan mengarahkan serta membimbing proses-proses intelektual,

sosial, emosional, moral, dan spiritual di dalam kelas, serta

mengembangkan kompetensi dan kebiasaan bekerja dan belajar secara

efektif di kalangan peserta didik.

 guru sebagai demonstrator, yang senantiasa dituntut untuk menguasai

materi pembelajaran dan mengembangkan kemampuannya dalam

bidang ilmu yang dimilikinya, karena hal ini akan sangat menentukan

hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik.

 guru sebagai mediator, yang bertugas tidak hanyasebagi penyampai

informasi dalam pembelajara, tetapi sebagai perantara dalam

hubungan antar manusia,dengan peserta didik.

 guru sebagai evaluator, yang harus menilai proses dan hasil belajar

yang telah dicapai, serta memberikan umpan balik terhadap

keefektifan pembelajaran yang telah dilakukan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

keterlibatan guru dalam pembelajaran memberi pengaruh yang besar

terhadap proses dan prestasi belajar perserta didik. hal ini telah

dibuktikan oleh Soedijarto(1981: 79) dalam penelitiannya antara lain

menunjukan hasil sebagai berikut.

“...(1)perbedaan peran guru dalam proses pembelajaran

memengaruhi perbedaan kualitas proses belajar, (2) kualitas proses

belajar merupakan variabel kehidupan sekolah yang memiliki pengaruh

positif terhadap hasil belajar. Ditemukan juga bahwa cara guru

berperan dalam pembelajaran seperti yang sekarang berjalan ternyata

tidak mempengaruhi (secara langsung), baik kualitas pembelajaran

maupun mutu hasil belajar, peranan guru disini yaitu peranan yang

mengurangi aktivitas belajar peserta didik”.

K. Penilaian Kompetensi Sikap

Sebelum menjelaskan pengertian tentang penilaian sikap perlu dijelaskan

terlebih dahulu pengertian sikap. Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak

suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu

atau objek. Sikap mengacu kepada perbuatan atau perilaku seseorang, tetapi

tidak berarti semua perbuatan identik dengan sikap. Perbuatan seseorang

mungkin bertentangan dengan sikapnya. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi

perilaku atau tindakan yang diingkan.

Dalam kurikulum 2013 kompetensi sikap, baik sikap spiritual (KI 1)

maupun sikap Sosial (KI 2) tidak diajarkan dalam Proses Belajar Mengajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

(PBM), artinya kompetensi sikap spiritual dan sosial meskipun memiliki

Kompetesi Dasar (KD), tetapi tidak dijabarkan dalam materi atau konsep yang

harus disampaikan atau diajarkan kepada peserta didik melalui PBM yang

terdiri dari kegiatan pendahuan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Namun

meskipun kompetensi sikap spiritual dan sosial harus terimplementasikan

dalam PBM melalui pembiasaan dan keteladanan yang ditunjukkan oleh

peserta didik dalam keseharian melalui dampak pengiring dari pembelajaran.

Hal ini disebabkan sikap, baik sikap spiritual (KI 1) maupun sikap sosial

(KI 2) tidak dalam konteks untuk diajarkan, tetapi untuk diimplementasikan

atau diwujudkan dalam tindakan nyata oleh peserta didik. Oleh karena itu, jika

sikap itu diajarkan, sesungguhnya guru sedang mengajarkan pengetahuan

tentang sikap, seperti pengertian kejujuran dan kedisiplinan, tetapi bukan

membentuk dan merealisasikan sikap jujur dan disiplin dalam tindakan nyata

sehari-hari peserta didik. Oleh karena itu sikap spiritual dan sikap sosial harus

muncul dalam tindakan nyata peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam ranah sikap itu terdapat lima jenjang proses berpikir yakni:

1. Kemampuan menerima.

Kemampuan menerima adalah kepekaan seseorang dalam

menerima rangsangan atau stimulus dari luar yang datang kepada dirinya

dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Misalnya pendidik

mengarahkan peserta didik agar senang membaca buku, senang bekerja

sama, kesenangan ini akan menjadi kebiasaan dan hal lain yang

diharapkan, yaitu kebiasaan positif.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

2. Kemampuan merespon.

Kemampuan merespon adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang

untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan

membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Dalam kegiatan

belajar hal itu dapat ditunjukan antara lain melalui: tanggung jawab dalam

mengerjakan tugas, menaati aturan, menggungkapkan perasaan,

menanggapi pendapat, memint maaf atas suatu kesalahan.

3. Kemampuan menilai.

Kemampuan menilai (valuing) adalah kemampuan memberikan nilai atau

penghargaan terhadap suatu kegiatan atau objek sehingga apabila kegiatan

itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan.

Dalam kegiatan belajar dapat ditunjukkan antara lain melalui :

mengapresiasi, menghargai peran, menunjukan keprihatinan, mengoleksi

sesuatu, menunjukkan rasa simpati dan empati kepada orang lain.

4. Kemampuan mengatur atau mengorganisasikan

Kemampuan mengatur atau mengorganisasikan (organization) artinya

kemampuan mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai

baru yang lebih universal, yang membawa kepada perbaikan umum.

Contoh hasil belajar afektif jenjang kemampuan mengorganisasikan

adalah peserta didik mendukung penegakan disiplin

1. Kemampuan Menerima

Kemampuan berkarakter (characterization) atau menghayati adalah

kemampuan memadukan semua sistem nilai yang telah dimiliki


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

seseorang yang mempengaruhi emosinya. Contoh hasil belajar afektif

jenjang kemampuan berkarakter adalah peserta didik menjadikan nilai

disiplin sebagai pola pikir dalam bertindak di sekolah, rumah dan

masyarakat

Ada lima tipe karakteristik afektif yang penting, yaitu sikap, minat,

konsep diri, nilai dan moral.

a. Sikap

Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak secara suka

atau tidak suka. Sikap daat dibentuk melalui cara mengamati dan

menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui penguatan serta

menerima informasi verbal.

b. Minat

Menurut Getzel (1996:98), minat adalah

“Suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang

mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus,aktivitas,

pemahaman dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau

pencapaian”.

Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia(1990:583), minat

atau keinginan adalah Kecenderungan hati yang tinggi terhadap

sesuatu.

c. Konsep Diri

Konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap

kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Konsep diri ini penting


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

untuk menentukan jenjang karier peserta didik, yaitu dengan

mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dapat dipilih

alternatif karier yang tepat bagi peserta didik. Selain itu informasi

konsep diri penting bagi sekolah untuk memberikan motivasi belajar

peserta didik dengan tepat,

d. Nilai

Nilai merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau

perilaku yang baik dan yang dianggap buruk. Oleh karenanya satuan

pendidikan harus membantu peserta didik menemukan dan

menguatkan nilai yang bermakna dan signifikan bagi peserta didik

untuk memperoleh kebahagiaan personal dan memberikan kontribusi

positif terhadap masyarakat.

e. Moral

Moral berkaitan dengan perasaan salah satu atau benar terhadap

kebahagian orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang

dilakukan diri sendiri. Misalnya menipu orang lain, membohongi

orang lain, atau melukai orang lain baik fisik maupun psikis. Jadi

moral berkaitan dengan prinsip, nilai dan keyakinan seseorang.

Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses

pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut:

1. Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki

sikap positif terhadap materi pelajaran. Dengan sikap positif

dalam diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang minat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah

menyerap materi pelajaran yang diajarkan.

2. Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki

sikap terhadap guru. Peserta didik yang tidak memiliki sikap

positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang

diajarkan.

3. Sikap terhadap proses pembelajaran. Proses pembelajaran di sini

mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan

teknik pembelajaran yang digunakan.

4. Sikap berkaitan dengan nilai-nilai atau norma-norma tertentu

berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya kasus

atau masalah lingkungan hidup, berkaitan dengan materi Biologi

atau Geografi.

Teknik-teknik penilaian kompetensi sikap spiritual dan

sikap sosial tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Observasi

Penilaian kompetensi sikap melalui pengamatan atau

observasi juga bisa dilakukan untuk melihat sikap atau respon

peserta didik terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh

guru.

Dalam menentukan aspek apa saja yang mau diobservasi atau

diamati harus memerhatikan hal-hal sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

a) Aspek yang diamati harus tampak atau muncul dalam

suatu aktivitas tertentu. Misalnya mengamati aspek kerja

sama dalam diskusi kelompok, maka aktivitas kerja sama

dalam diskusi harus jelas terlihat atau muncul

b) Aspek yang diamati atau diobservasikan hendaknya

terukur.Artinya sesuatu yang diamati hendaknya jelas

ukurannya atau indikatornya sehingga memudahkan

ketika guru menggunakan instrumen observasi tersebut.

c) Aspek yang diamati hendaknya mengacu pada indikator

pencapaian kompetensi yang sudah kita tetapkan yang

mengacu pada kompetensi dasar dari kompetensi inti

sikap spiritual dan sosial.

d) Aspek yang diamati dituangkan dalam pernyataan atau

butir instrumen hendaknya menggunakankata kerja

operasional yang memiliki arti jelas.

2. Penilaian Diri

Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri

adalah suatu teknik penilaian dimana peserta didik diminta

untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses

dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajari.

3. Penilaian antar peserta didik

Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian

yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

kompetensi sikap, baik sikap spiritual maupun sosial dengan

cara meminta peserta didik untuk saling menilai satu sama

lain. Instrumen yang digunakan bisa berupa lembar penilaian

antarpeserta didik menuntut keobjektifan dan rasa tanggung

jawab dari peserta didik, sehingga menghasilkan data yang

akurat.

4. Jurnal

Jurnal yang berisi catatan-catatan peserta didik sebaiknya

dibuat per peserta didik. Catatan-catatan kelemahan dan

kekeurangan peserta didik berkaitan dengan sikap spiritual

dan sikap sosial selanjutnya ditindaklanjuti dengan upaya-

upaya pembinaan dan bimbingan. Dengan demikian, akan

terjadi perubahan sikap dan perilaku peserta didik secara

bertahap.

5. Wawancara

Dalam melakukan wawancara hendaknya tidak menggangu

proses belajar mengajar dan kegiatan peserta didik dalam

belajar. Misalnya melakukan wawancara sambil bimbingan

atau pengarahan ketika diskusi kelompok berlangsung.

Dengan demikian, peserta didik akan terbuka memberikan

informasi yang diperluhkan guru berkaitan dengan

kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial tanpa merasa

sedang diintrograsi oleh gurunya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Menurut PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104

TAHUN 2014 Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam

bentuk predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan

Kurang (K).

Ketuntasan belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2)

ditetapkan dengan predikat Baik (B)

Format penilaian kompetensi sikap yang dilakukan guru

untuk menilai sikap siswa.

1. Observasi

a. Jujur

No Aspek Skor Keterangan


Pengamatan 1 2 3 4
1 Tidak menyontek
dalam
mengerjakan
P ujian/ulangan
e2 Tidak melakukan
d plagiat
o (mengambil/meny
m alin karya orang
a lain tanpa
n menyebutkan
sumber) dalam
O mengerjakan
b setiap tugas
s3 Mengemukakan
e perasaan terhadap
r sesuatu apa
v adanya
a
4 Melaporkan data
s
atau informasi apa
i
adanya
Jumlah skor
J
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Jujur
Petunjuk:

Lembaran ini di isi oleh guru untuk menilai sikap sosial

peserta didik dalam kejujuran. Berilah tanda () pada kolom

skor sesuai sikap jujur yang ditampilkan oleh peserta didik,

dengan kriteria sebagai berikut:

4= Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3= Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

2= Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan

sesuai pernyataan

1= Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai

pernyataan.

Nama Peserta Didik :...............................

Kelas :................................

Tanggal Pengamatan :................................

Materi Pokok :................................

Petunjuk Penyekoran:

Peseta didik memperoleh nilai:

Baik Sekali : Apabila memperoleh skor 16-20

Baik : Apabila memperoleh skor 11-15

Cukup : Apabila memperoleh skor 6-10

Kurang : Apabila memperoleh skor 1-5


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

b. Disiplin

Pedoman Observasi Sikap Disiplin

Petunjuk:

Lembaran ini di isi oleh guru untuk menilai sikap sosial

peserta didik dalam kejujuran. Berilah tanda () pada kolom

skor sesuai sikap jujur yang ditampilkan oleh peserta didik,

dengan kriteria sebagai berikut:

Ya= Apabila siswa menunjukkan perbuatan sesuai aspek

pengamatan

Tidak= Apabila siswa tidak menjukkan perbuatan sesuai

aspek pengamatan.

Nama Peserta Didik :.......................

Kelas :.......................

Tanggal Pengamatan :.......................

Materi Pokok :.......................

No Sikap Yang Diamati Melakukan Keterang


Ya Tidak an
1 Masuk kelas tepat
waktu
2 Mengumpulkan tugas
tepat waktu
3 Memakai seragam
sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas
yang diberikan
5 Tertib dalam
mengikuti
pembelajaran
6 Mengikuti pratikum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

sesuai dengan langkah


yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis
sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks
mata pelajaran
Jumlah skor

Petunjuk Penyekoran:

Peserta didik memperoleh nilai:

Baik Sekali : Apabila terdapat 7-8 jawaban YA

Baik : Apabila terdapat 5-6 jawaban YA

Cukup : Apabila terdapat 3-4 jawaban YA

Kurang : Apabila terdapat 1-2 jawaban YA

c. Tanggung jawab

Pedoman Observasi Sikap Tanggung Jawab

Petunjuk

Lembaran ini di isi oleh guru untuk menilai sikap sosial

peserta didik dalam kejujuran. Berilah tanda () pada kolom

skor sesuai sikap jujur yang ditampilkan oleh peserta didik,

dengan kriteria sebagai berikut:

4= Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3= Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

2= Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai

pernyataan

1= Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai

pernyataan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Nama Peserta Didik :.......................

Kelas :.......................

Tanggal Pengamatan :.......................

Materi Pokok :.......................

No Aspek Skor Keterangan


Pengamatan 1 2 3 4
1 Melaksanakan
tugas individu
dengan baik
2 Menerima
resiko dari
tindakan yang
dilakukan
3 Tidak menuduh
orang lain tanpa
bukti yang
akurat
4 Mengembalikan
barang yang
dipinjam
5 Meminta maaf
atas kesalahan
yang dilakukan
Jumlah skor

Petunjuk Pengskroran:

Peserta didik memperoleh nilai:

Baik Sekali : Apabila memperoleh skor 16-20

Baik : Apabila memperoleh skor 11-5

Cukup : Apabila memperoleh skor 6-10

Kurang : Apabila memperoleh skor 1-5


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

d. Toleransi

Pedoman Observasi Sikap Toleransi

Lembaran ini di isi oleh guru untuk menilai sikap sosial

peserta didik dalam kejujuran. Berilah tanda () pada kolom

skor sesuai sikap jujur yang ditampilkan oleh peserta didik,

dengan kriteria sebagai berikut:

4= Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3= Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

2= Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai

pernyataan

1= Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai

pernyataan.

Nama Peserta Didik :........................

Kelas :........................

Tanggal Pengamatan :.......................

Materi Pokok :.......................

No Aspek Pengamatan Skor Keterang


1 2 3 4 an
1 Menghormati
pendapat teman
2 Menghormati teman
yang berbeda suku,
agama, ras, budaya
dan gender
3 Menerima
kesepakatan
meskipun berbeda
dengan pendapatnya
4 Menerima
kekurangan orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

lain
5 Memaafkan
kesalahan orang lain
Jumlah skor

Petunjuk Penyekoran:

Peserta didik memperoleh nilai:

Baik Sekali : Apabila memperoleh skor 16-20

Baik : Apabila memperoleh skor 11-5

Cukup : Apabila memperoleh skor 6-10

Kurang : Apabila memperoleh skor 1-5

e. Gotong Royong

Pedoman Observasi Sikap Gotong Royong

Petunjuk

Lembaran ini di isi oleh guru untuk menilai sikap sosial

peserta didik dalam kejujuran. Berilah tanda () pada kolom

skor sesuai sikap jujur yang ditampilkan oleh peserta didik,

dengan kriteria sebagai berikut:

4= Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3= Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

2= Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan

sesuai pernyataan

1= Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan

sesuai pernyataan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Nama Peserta Didik :........................

Kelas :........................

Tanggal Pengamatan :.......................

Materi Pokok :.......................

No Aspek Pengamatan Skor Keterang


1 2 3 4 an
1 Aktif dalam kerja
kelompok
2 Suka menolong
teman /orang lain
3 Kesedihan
melakukan tugas
sesuai kesepakatan
4 Rela berkorban
untuk orang lain
Jumlah skor

Petunjuk Penyekoran:

Peserta didik memperoleh nilai:

Baik Sekali : Apabila memperoleh skor 13-16

Baik : Apabila memperoleh skor 9-12

Cukup : Apabila memperoleh skor 5-8

Kurang : Apabila memperoleh skor 1-4

f. Santun

Pedoman Observasi Sikap Santun

Petunjuk

Lembaran ini di isi oleh guru untuk menilai sikap sosial

peserta didik dalam kejujuran. Berilah tanda () pada kolom


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

skor sesuai sikap jujur yang ditampilkan oleh peserta didik,

dengan kriteria sebagai berikut:

4= Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3= Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

2= Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan

sesuai pernyataan

1= Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan

sesuai pernyataan.

Nama Peserta Didik :........................

Kelas :........................

Tanggal Pengamatan :.......................

Materi Pokok :.......................

No Aspek Pengamatan Skor Keterang


1 2 3 4 an
1 Menghormati
orang yang lebih
tua
2 Mengucapkan
terimakasih setelah
menerima bantuan
orang lain
3 Menggunakan
bahasa santun saat
menyampaikan
pendapat
4 Menggunakan
bahasa santun saat
mengkritik
pendapat teman
5 Bersikap 3
S(salam, senyum,
sapa) saat bertemu
orang lain
Jumlah skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Petunjuk Penyekoran:

Peserta didik memperoleh nilai:

Baik Sekali : Apabila memperoleh skor 16-20

Baik : Apabila memperoleh skor 11-15

Cukup : Apabila memperoleh skor 6-10

Kurang : Apabila memperoleh skor 1-5

g. Percaya Diri

Pedoman Observasi Sikap Percaya Diri

Petunjuk

Lembaran ini di isi oleh guru untuk menilai sikap sosial

peserta didik dalam kejujuran. Berilah tanda () pada kolom

skor sesuai sikap jujur yang ditampilkan oleh peserta didik,

dengan kriteria sebagai berikut:

4= Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3= Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan

2= Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan

sesuai pernyataan

1= Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan

sesuai pernyataan

Nama Peserta Didik :........................

Kelas :........................

Tanggal Pengamatan :.......................


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Materi Pokok :.......................

No Aspek Pengamatan Skor Keterang


1 2 3 4 an
1 Berani presentasi di
depan kelas
2 Berani
berpendapat,
bertanya atau
menjawab
pertanyaan
3 Berpendapat atau
melakukan
kegiatan tanpa
ragu-ragu
4 Mampu membuat
keputusan dengan
cepat
5 Tidak mudah putus
asa/pantang
menyerah.
Jumlah skor

Petunjuk Penyekoran:

Peserta didik memperoleh nilai:

Baik Sekali : Apabila memperoleh skor 16-20

Baik : Apabila memperoleh skor 11-15

Cukup : Apabila memperoleh skor 6-10

Kurang : Apabila memperoleh skor 1-5

2. Contoh : Format penilaian diri untuk aspek sikap partisipasi

dalam diskusi kelompok

Nama :

nama-nama anggota kelompok :

Kegiatan kelompok :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Istilah pernyataan sebagai berikut dengan jujur. Untuk no 1

s.d 6, isilah dengan angka 4-1 didepan tiap pernyataan

4: Selalu 2 : Kadang-kadang

3 : Sering 1 : Tidak Pernah

1. -----Selama diskusi saya mengusulkan ide kepada

kelompok untuk didiskusikan.

2. -----Ketika kami berdiskusi, tiap orang diberi kesempatan

mengusulkan sesuatu.

3. -----Semua anggota kelompok kami melakukan sesuatu

selama kegiatan.

4. -----Tiap orang sibuk dengan yang dilakukannya dalam

kelompok saya.

5. Selama kerja kelompok saya.....

-----mendengarkan orang lain

-----mengajukan pertanyaan

-----mengorganisasi ide-ide saya

-----mengorganisasi kelompok

-----mengacaukan kegiatan

-----melamun

6. Apa yang kamu lakukan selama kegiatan?

3. Penilaian Teman Sebaya

Contoh format penilaian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

No Pernyataan Skala
1 2 3 4
1 Teman saya berkata benar,
apa adanya kepada orang lain
2 Teman saya mengerjakan
sendiri tugas-tugas sekolah
3 Teman saya menaati
peraturan (tata tertib) yang
diterapkan
4 Teman saya memperhatikan
kebersihan diri sendiri
5 Teman saya mengembalikan
alat kebersihan, pertukangan,
olah raga, laboratorium yang
sudah selesai dipakai ke
tempat penyimpanan semula
6 Teman saya terbiasa
menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan petunjuk guru
7 Teman saya menyelesaikan
tugas tepat waktu apabila
diberikan tugas oleh guru
8 Teman saya berusaha bertutur
kata yang sopan kepada orang
lain
9 Teman saya menolong teman
yang sedang mendapatkan
kesulitan

Keterangan :

4 = Selalu

3 = Sering

2 = Jarang

1 = Sangat Jarang

4. Jurnal

Contoh format penilaian jurnal

Jurnal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Nama :

Kelas :

Hari/tanggal Kejadian Keterangan

L. Kerangka Berpikir

Berdasarkan dari kajian teoritis di atas yang telah di paparkan, maka dalam

penelitian ini dipandang perlu mengajukan kerangka pemikiran:

Perilaku guru dalam kelas akan membentuk perilaku siswanya, karena

guru menjadi panutan dan dihormati oleh semua siswanya, untuk itu guru

harus mampu memberikan dan menunjukkan perilaku yang baik. Sikap

yang dilakukan oleh guru merupakan cerminan bagi siswanya. Bagaimana

siswanya begitulah gurunya sehingga sikap guru memiliki keterkaitan

terhadap perkembangan jiwa anak didik.

Apabila persepsi siswa terhadap pelaksanakan kurikulum 2013 ditinjau

dari KI 2 rendah tetapi hasil belajar afektif tinggi, guru sudah melakukan

sikap yang sesuai dengan KI 2, tetapi guru dalam melakukan sikap yang

sesuai dengan KI 2 kurang optimal sehingga murid juga berperilaku sesuai

KI 2 dalam kurikulum 2013 kurang optimal, misalnya saja guru menujukkan

sikap disiplin kepada siswa, tetapi guru tidak menunjukkan sikap tanggung

jawab sebagai seorang guru.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Apabila persepsi siswa terhadap pelaksanaan kurikulum 2103 ditinjau

dari KI 2 tinggi, tetapi hasil belajar afektif rendah, kemungkinan guru dalam

melakukan penilaian sikap terhadap masing-masing siswa tidak spesifik.

Pemerintah sudah memberikan contoh format penilaian sikap, tetapi guru

dalam melakukan penilaian sikap tidak mau mengembangkan penilaian

sikap yang sudah ada. Menurut PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN

DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN

2014 pasal 7 ayat 1 skala penilaian untuk kompetensi sikap menggunakan

rentang predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang (K).

Teknik-teknik penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial adalah

observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, jurnal dan wawancara.

M. Perumusan Hipotesis

Bedasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan,

maka dapat dirumuskan hipotesisi sebagai berikut :

H1 = Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap perilaku jujur guru sesuai

dengan KI 2 dengan hasil belajar afektif pada mata pelajaran IPS.

H2 = Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap perilaku disiplin guru

sesuai dengan KI 2 dengan hasil belajar afektif pada mata pelajaran IPS.

H3 = Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap perilaku tanggung jawab

guru sesuai dengan KI 2 dengan hasil belajar afektif pada mata pelajaran

IPS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

H4 = Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap perilaku toleransi guru

sesuai dengan KI 2 dengan hasil belajar afektif pada mata pelajaran IPS.

H5 = Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap perilaku gotong royong

guru sesuai dengan KI 2 dengan hasil belajar afektif pada mata pelajaran

IPS.

H6 = Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap perilaku sopan santun guru

sesuai dengan KI 2 dengan hasil belajar afektif pada mata pelajaran IPS.

H7 = Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap perilaku percaya diri guru

sesuai dengan KI 2 dengan hasil belajar afektif pada mata pelajaran IPS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif

asosiatif. Pengertian penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2008:5) adalah

sebagai berikut :

“Penelitian desktiptif adalah penelitian yang dilakukan untuk


mengetahui variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen)
tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.”
Jadi, penelitian dengan metode deskriptif merupakan penelitian yang

akan mendeskripsikan atau menguraikan permasalahan yang berkaitan denga

pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri. Sedangkan penelitian

asosiatif menurut sugiyono (2008:5) adalah sebagai berikut :

“Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk


mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.”
Penelitian asosiatif merupakan penelitian untuk mengetahui hubungan

antara dua variabel (atau lebih) tersebut. Dimana hubungan antara variabel

dalam penelitian akan di analisis dengan menggunakan ukuran-ukuran

statistika yang relevan atas data tersebut untuk menguji hipotesis.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan bulan Januari – Febuari 2015

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP N 2 Cangkringan.

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah konsep yang diberi lebih dari satu nilai. Setelah

mengemukakan beberapa populasi berdasarkan konsep dan teori tertentu,

penelitian perlu menentukan variabel-variabel penelitian dan selanjutnya

merumuskan hipotesis berdasarkan hubungan antara variabel. Fenomena

sosial dapat dijelaskan dan diramalkan apabila hubungan antara variabel

tertentu telah diketahui. Variabel independen merupakan perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel dependen

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu :

1. Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah Hasil

Belajar Afektif(Y1).

2. Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah

Presepsi siswa terhadap kompetensi kepribadian guru (X).

D. Model dan Paradigma Penelitian

Hubungan pelaksanaan kurikulum 2013 ditinjau dari KI 2 dengan hasil

belajar pada mata pelajaran IPS dapat diilustrasikan paradigma atau model

penelitian sebagai berikut :

X Y1

Keterangan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

X = Presepsi siswa terhadap perilaku guru sesuai kompetensi inti

KI 2

Y1 = Hasil belajar afektif

Apabila guru berperilaku baik, maka siswanya juga akan berperilaku

baik. Tetapi sebaliknya, apabila guru berperilaku tidak baik, maka siswanya

akan berperilaku yang tidak baik. Misalnya dalam hal disiplin, guru harus

membiasakan datang ke sekolah dan masuk kelas tepat waktu, agar semua

siswanya termotivasi untuk datang dan masuk kelas lebih awal sehingga tidak

akan ada yang terlambat masuk kelas. Kegiatan guru dalam hal sikap akan

dilihat oleh siswa, sehingga apa yang dilakukan oleh guru akan dipantau oleh

siswanya.

Apabila dengan pelaksanaan kurikulum 2013 yang ditinjau dari KI 2,

siswa mendapatkan hasil belajar kognitif dan afektif tinggi, berarti guru sudah

menerapkan perilaku KI 2 di dalam kelas. Tetapi apabila dengan pelaksanaan

kurikulum 2013 yang ditinjau dari KI 2 siswa mendapatkan hasil belajar

kognitif dan afektif rendah, berarti guru belum menerapkan perilaku KI 2 di

dalam kelas.

E. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas SMP N 2 Cangkringan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah “Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru

Sesuai Kompetensi Inti KI 2”

F. Teknik Sampling

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah Keseluruhan dari subjek penelitian atau

keseluruhan unsur-unsur yang memiliki karakteristik yang sama

(Arikunto 2006:130). Populasi dari penelitian ini adalah siswa-siswi SMP

N 2 Cangkringan.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti

(Arikunto 2006:131), sedangkan menurut Mardalis (2009:55) sampel

adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian.

Jadi sampel adalah contoh yang diambil dari sebagian populasi

penelitian yang dapat mewakili populasi. Bedasarkan pertimbangan

kemampuan, waktu, dan biaya yang dimiliki oleh penulis, maka

penelitian tidak dilaksanakan pada seluruh populasi tetapi pada sebagian

populasi (sample). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 96 orang siswa

yang diambil dari tiga kelas yaitu kelas VIII (delapan).

Cara atau teknik pengambilan sampel menggunakan teknik

purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan

sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita

harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan

memudahkan penelitian menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti.

Kriteria sampelpenelitian ini adalah responden yang pernah mengikuti

pelajaran kurikulum 2013.

G. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel Penelitian

Variabel peneilitan pada dasarnya merupakan hal yang diselidiki dalam

penelitian (Soegeng 2006:63). Variabel bebas yaitu presepsi siswa

terhadap pelaksanaan kerikulum 2013 ditinjau dari KI 2, sedangkan

variabel terikat hasil belajar kognitif maupun hasil belajar afektif.

2. Pengukuran Variabel Penelitian

a. Variabel bebas atau independent variabel

Untuk variabel bebas adalah presepsi siswa terhadap pelaksanaan

kurikulum 2013 ditinjau dari KI 2 diukur dengan menggunakan skala

likert yaitu dengan menggunakan kuisioner. Skala likert yaitu

dengan menghadapkan seorang responden dengan sebuah pernyataan

dan kemudian diminta untuk memberikan jawaban.

Tabel 3.1
Kisi-Kisi Kuisioner
No Indikator Pertanyaan
1 Jujur 1,2,3,4,5,6,7,8
2 Disiplin 9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,2
1,22,23
3 Tanggung Jawab 24,25,26,27,28,29,30,31,32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

No Indikator Pertanyaan
4 Toleransi 33,34,35,36,
5 Gotong Royong 37,38,39,40,41,42
6 Sopan Santun 43,44,45,46,47,48,49
7 Percaya Diri 50,51,52,53,54,55

Dalam penelitian ini skoring atas jawaban item atas masing-

masing responden ditrntukan bedasarkan sifat pertanyaan. Masing-

masing pernyataan dan atau pernyataan selanjutnya dinyatakan

dalam 4(empat) skala pendapat sebagai berikut :

Tabel 3.2
Skor Pernyataan Kuisioner
Pernyataan Kuisioner Skor
Selalu (S) 4
Sering (SR) 3
Kadang-kadang (KD) 2
Tidak Pernah (TP) 1

b. Variabel terikat / dependent variabel

Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar afektif

yang diukur bedasarkan nilai rapot semester1.

1) Hasil Belajar Afektif (Y1)

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek

yakni penerimaan, jawaban/reaksi, penilaian organisasi dan

internalisasi. Beberapa ahli mengatakan bahwa sikap seseorang

dapat diramalkan perubahanya, bila seseorang telah memiliki

penguasaan kognitif tingkat tinggi.Pengukuran variabel hasil

belajar diberi skor:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Tabel 3.3
Hasil Belajar Afektif
Interval Konversi Skala 1-4 Predikat
96 – 100 4.00 A
91 – 95 3.66 A-
85 – 90 3.33 B+
80 – 84 3.00 B
75 – 79 2.66 B-
70 – 74 2.33 C+
65 – 69 2.00 C
60 – 64 1.66 C-
55 – 59 1.33 D+
<54 1.00 D

H. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui

pos diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab dalam pengawasan

peneliti. Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang

sikap-sikap yang ditinjau dari kompetensi inti-2 kuesioner ini bersifat

tertutup artinya peneliti sudah menyediakan alternatif jawaban, sehingga

responden diminta memilih jawaban yang ada. Tujuan dilakukan kuesioner

adalah untuk memeroleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian

dan memeroleh informasi mengenai yang relevan dengan tujuan penelitian

dan memeroleh informasi suatu masalah secara serentak. Kuesioner yang

saya gunakan dalam peneltian ini adalah kuesioner tertutup karena siswa

menjawab dengan memilih salah sati opsi jawaban yang tersedia.

Pengujian kuesioner akan dilakukan kepada seluruh siswa kelas VIII.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

2. Studi Dokumentasi

Menurut Zuriah (2009:191). Dokumentasi adalah cara

mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis seperti arsip, termasuk

juga buku tentang teori, pendapat, dalil, atau hukum dan lain-lain yang

berhubungan dengan masalah penelitian. Dokumentasi merupakan catatan

peristiwa yang telah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar

atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan

pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kualitatif. Pada penelitian ini data yang diambil untuk

dokumentasi adalah hasil belajar siswa yang berupa nilai raport siswa

kelas VIII.

3. Observasi

Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan

untuk memberikan suatu kesimpulan dan diagnosis. Pengamatan yang

tanpa tujuan bukan merupakan observasi. Pada pengamatan yang tanpa

tujuan bukan merupakan observasi. Pada dasarnya tujuan observasi adalah

untuk mendeskripsikan lingkungan yang diamati, aktivitas-aktivitas yang

berlangsung, individu-individu yang terlibat dalam leingkungan tersebut

beserta aktivitas dan perilaku yang dimunculkan, serta makna kejadian

berdasarkan perspektif individi yang terlibat tersebut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

I. Teknik Pengujian Instrumen

Untuk mengukur apakah instrumen valid atau tidak penelitimelakukan

pengujian sebagai berikut :

1. Pengujian Validitas

Menurut Premastuti (2014:18) uji validitas dilakukan untuk

mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner

dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Mengukur

validitas dapat dilakukan dengan cara melakukan korelasi antara skor butir

pertanyaan dengan total skor konstrik atau variabel. Pengujian validitas ini

menggunkan teknik Product Moment yang dikemukakan oleh pearson

(Arikunto, 2010:2013).

Besarnya nilai r ditentukan dengan taraf signifikan 5%. Apabila nilai

pengukuran nilai r hitung > r tabel maka item tersebut tidak valid,

sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka item tersebut valid. Untuk

menentukan nilai r tabel dengan df sama dengan jumlah kasus dikurang 2,

dalam kasus ini df=96-2 =94 dengan taraf signifikansi 5% maka didapat r

tabel= 0,2006. adapun uji validitas dengan menggunakan aplikasi spss

16.00 sebagai berikut:

Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas I
Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Yang Sesuai Dengan KI 2
Scale Mean Cronbach's
if Item Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Alpha if Item
Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
Butir 1 181.8125 258.849 .298 . .915
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Scale Mean Cronbach's


if Item Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Alpha if Item
Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
Butir 2 180.8542 259.157 .367 . .914
Butir 3 181.7187 260.225 .225 . .916
Butir 4 181.9375 259.491 .235 . .916
Butir 5 181.6979 255.329 .310 . .915
Butir 6 181.1146 251.555 .492 . .913
Butir 7 180.8646 254.203 .480 . .913
Butir 8 180.5417 259.304 .371 . .914
Butir 9 181.4167 258.877 .329 . .914
Butir 10 180.3437 264.207 .299 . .914
Butir 11 180.8958 255.673 .531 . .912
Butir 12 181.3854 254.681 .464 . .913
Butir 13 180.7083 256.251 .543 . .912
Butir 14 180.6250 258.658 .409 . .913
Butir 15 180.4583 258.946 .535 . .913
Butir 16 181.0729 256.616 .375 . .914
Butir 17 181.5208 255.094 .451 . .913
Butir 18 180.8437 260.007 .328 . .914
Butir 19 181.0000 259.621 .314 . .914
Butir 20 180.3646 259.413 .505 . .913
Butir 21 180.6562 254.060 .639 . .911
Butir 22 180.6771 254.221 .585 . .912
Butir 23 180.8854 255.366 .394 . .914
Butir 24 181.0312 261.357 .265 . .915
Butir 25 181.3854 254.239 .516 . .912
Butir 26 180.3542 261.621 .544 . .913
Butir 27 180.8542 263.094 .208 . .915
Butir 28 181.1771 256.000 .504 . .912
Butir 29 180.5312 258.652 .497 . .913
Butir 30 180.4896 260.168 .426 . .913
Butir 31 180.4062 264.981 .187 . .915
Butir 32 180.6042 260.789 .339 . .914
Butir 33 181.7708 260.136 .280 . .915
Butir 34 180.7396 256.068 .537 . .912
Butir 35 180.4583 260.314 .523 . .913
Butir 36 180.9792 258.231 .375 . .914
Butir 37 180.5833 255.909 .707 . .912
Butir 38 180.5104 263.031 .238 . .915
Butir 39 180.3646 265.181 .190 . .915
Butir 40 181.2917 260.440 .282 . .915
Butir 41 181.0625 255.912 .404 . .913
Butir 42 181.1667 259.382 .308 . .914
Butir 43 180.3750 261.458 .525 . .913
Butir 44 180.4271 260.163 .502 . .913
Butir 45 180.7604 260.500 .335 . .914
Butir 46 180.6458 258.189 .550 . .913
Butir 47 180.5417 256.335 .584 . .912
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Scale Mean Cronbach's


if Item Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Alpha if Item
Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
Butir 48 180.3542 263.115 .454 . .914
Butir 49 180.5521 256.418 .638 . .912
Butir 50 181.2812 258.057 .349 . .914
Butir 51 180.7917 261.219 .278 . .915
Butir 52 180.8542 254.757 .520 . .912
Butir 53 180.5104 261.410 .415 . .914
Butir 54 181.3021 255.603 .446 . .913
Butir 55 181.3854 265.060 .099 . .916

Dari hasil uji validitas kuisioner persepsi siswa terhadap perilaku guru

sesuai kompetensi inti-2 menunjukan bahwa ada 2 instrumen yang tidak

valid (r hitung<r tabel). Butir instrumen yang tidak valid adalah butir 55

dan butir 39. Kedua butir pertanyaan ini dihapus oleh peneliti.

Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas II
Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Yang Sesuai Dengan KI 2
Scale Mean Squared Cronbach's
if Item Scale Variance if Corrected Item- Multiple Alpha if Item
Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
Butir 1 175.0833 253.277 .296 . .916
Butir 2 174.1250 253.437 .371 . .915
Butir 3 174.9896 254.179 .238 . .917
Butir 4 175.2083 253.977 .231 . .917
Butir 5 174.9688 249.631 .313 . .917
Butir 6 174.3854 245.924 .495 . .914
Butir 7 174.1354 248.413 .489 . .914
Butir 8 173.8125 253.564 .376 . .915
Butir 9 174.6875 253.312 .327 . .915
Butir 10 173.6146 258.513 .300 . .916
Butir 11 174.1667 250.077 .531 . .913
Butir 12 174.6562 248.838 .474 . .914
Butir 13 173.9792 250.547 .548 . .913
Butir 14 173.8958 252.936 .414 . .914
Butir 15 173.7292 253.231 .541 . .914
Butir 16 174.3438 251.217 .367 . .915
Butir 17 174.7917 249.577 .448 . .914
Butir 18 174.1146 254.524 .321 . .915
Butir 19 174.2708 254.094 .309 . .916
Butir 20 173.6354 253.708 .510 . .914
Butir 21 173.9271 248.531 .637 . .913
Butir 22 173.9479 248.534 .590 . .913
Butir 23 174.1562 249.670 .398 . .915
Butir 24 174.3021 255.560 .271 . .916
Butir 25 174.6562 248.502 .522 . .913
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Scale Mean Squared Cronbach's


if Item Scale Variance if Corrected Item- Multiple Alpha if Item
Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
Butir 26 173.6250 255.963 .544 . .914
Butir 27 174.1250 257.774 .191 . .916
Butir 28 174.4479 250.629 .494 . .914
Butir 29 173.8021 253.003 .499 . .914
Butir 30 173.7604 254.626 .421 . .915
Butir 31 173.6771 259.379 .181 . .916
Butir 32 173.8750 255.100 .341 . .915
Butir 33 175.0417 254.335 .286 . .916
Butir 34 174.0104 250.179 .551 . .913
Butir 35 173.7292 254.621 .527 . .914
Butir 36 174.2500 252.842 .365 . .915
Butir 37 173.8542 250.357 .704 . .913
Butir 38 173.7812 257.394 .237 . .916
Butir 40 174.5625 255.175 .266 . .916
Butir 41 174.3333 250.309 .405 . .915
Butir 42 174.4375 253.849 .304 . .916
Butir 43 173.6458 255.789 .526 . .914
Butir 44 173.6979 254.487 .505 . .914
Butir 45 174.0312 255.020 .327 . .915
Butir 46 173.9167 252.414 .560 . .914
Butir 47 173.8125 250.849 .579 . .913
Butir 48 173.6250 257.521 .446 . .915
Butir 49 173.8229 250.842 .636 . .913
Butir 50 174.5521 252.481 .348 . .915
Butir 51 174.0625 255.554 .278 . .916
Butir 52 174.1250 249.037 .526 . .913
Butir 53 173.7812 255.773 .414 . .915
Butir 54 174.5729 250.184 .439 . .914

Dari hasil uji validitas 2 persepsi siswa terhadap perilaku guru sesuai

kompetensi inti-2 menunjukan bahwa ada 2 instrumen yang tidak

valid (r hitung<r tabel). Butir instrumen yang tidak valid adalah butir

27 dan butir 31.

Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas III
Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Yang Sesuai Dengan KI 2
Scale Cronbach's
Variance if Squared Alpha if
Scale Mean if Item Corrected Item- Multiple Item
Item Deleted Deleted Total Correlation Correlation Deleted
Butir 1 167.8646 246.350 .292 . .916
Butir 2 166.9062 246.233 .378 . .915
Butir 3 167.7708 247.063 .240 . .917
Butir 4 167.9896 247.063 .227 . .917
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Scale Cronbach's
Variance if Squared Alpha if
Scale Mean if Item Corrected Item- Multiple Item
Item Deleted Deleted Total Correlation Correlation Deleted
Butir 5 167.7500 242.611 .313 . .917
Butir 6 167.1667 238.793 .501 . .914
Butir 7 166.9167 241.109 .501 . .914
Butir 8 166.5938 246.475 .378 . .915
Butir 9 167.4688 246.188 .330 . .916
Butir 10 166.3958 251.336 .306 . .916
Butir 11 166.9479 242.913 .539 . .914
Butir 12 167.4375 241.680 .481 . .914
Butir 13 166.7604 243.489 .551 . .914
Butir 14 166.6771 245.926 .412 . .915
Butir 15 166.5104 246.105 .546 . .914
Butir 16 167.1250 244.132 .370 . .915
Butir 17 167.5729 242.689 .444 . .915
Butir 18 166.8958 247.547 .317 . .916
Butir 19 167.0521 247.587 .286 . .916
Butir 20 166.4167 246.793 .501 . .914
Butir 21 166.7083 241.451 .642 . .913
Butir 22 166.7292 241.505 .593 . .913
Butir 23 166.9375 242.586 .401 . .915
Butir 24 167.0833 248.414 .274 . .916
Butir 25 167.4375 241.322 .531 . .914
Butir 26 166.4062 248.938 .540 . .915
Butir 28 167.2292 243.736 .489 . .914
Butir 29 166.5833 246.182 .486 . .914
Butir 30 166.5417 247.977 .396 . .915
Butir 32 166.6562 248.165 .334 . .915
Butir 33 167.8229 247.031 .296 . .916
Butir 34 166.7917 243.051 .557 . .914
Butir 35 166.5104 247.537 .529 . .914
Butir 36 167.0312 246.178 .349 . .915
Butir 37 166.6354 243.287 .709 . .913
Butir 38 166.5625 250.501 .225 . .916
Butir 40 167.3438 248.165 .264 . .916
Butir 41 167.1146 243.071 .413 . .915
Butir 42 167.2188 246.825 .303 . .916
Butir 43 166.4271 248.668 .530 . .915
Butir 44 166.4792 247.326 .512 . .914
Butir 45 166.8125 248.112 .319 . .916
Butir 46 166.6979 245.455 .556 . .914
Butir 47 166.5938 244.181 .560 . .914
Butir 48 166.4062 250.328 .456 . .915
Butir 49 166.6042 243.821 .638 . .913
Butir 50 167.3333 245.530 .344 . .916
Butir 51 166.8438 248.449 .280 . .916
Butir 52 166.9062 241.896 .533 . .914
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Scale Cronbach's
Variance if Squared Alpha if
Scale Mean if Item Corrected Item- Multiple Item
Item Deleted Deleted Total Correlation Correlation Deleted
Butir 53 166.5625 248.607 .420 . .915
Butir 54 167.3542 243.010 .446 . .914

Hasil pengujian ketiga semua instrumen memiliki r hitung di atas

0,2006 sehingga dinyatakan instrumen valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Menurut Premastuti (2014:19) Reliabilitas adalah alat untuk mengukur

suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variavel atau konstruk.

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Sedangkan menurut Siregar (2013: 55) reliabilitas adalah untuk

mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila

dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama

dengan menggunakan alat pengukuran yang sama. Pengujian reliabilitas

dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS 16.00.

Tabel 3.7
Reliabilitas
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Cronbach's Alpha Items N of Items
.916 .928 51

3. Pengujian Normalitas

Menurut Premastuti (2014:30),uji distribusi normal adalah uji untuk

mengukur apakah data yang didapatkan mewakili distribusi normal


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

sehingga dapat dipakai dalam statistik parametik (statistik inferensial).

Dengan kata lain, uji normalitas adalah uji untuk mengetahui apakah

data empirik yang didapatkan dari lapangan itu sesuai dengan distribusi

teoritik tertentu.

Model Summary and Parameter Estimates

Dependent Variable:chisquare

Model Summary Parameter Estimates

Equation R Square F df1 df2 Sig. Constant b1

Linear .433 71.862 1 94 .000 .040 .011

The independent variable is Mahalanobis Distance.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

Pada tabel distibusi normal bivariat R square 0,433. Nilai R square

tersebut menunjukkan normalitas distribusi data KI-2 dengan hasil

belajar afektif dikategorikan cukup. Oleh sebab itu uji statistic

penelitian ini akan menggunakan statistik nonparametrik

(Spearman’rho).

J. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis mengenai hubungan pelaksanaan kurikulum

2013 ditinjau dari kompetensi inti-2 dengan hasil belajar afektif pada mata

pelajaran IPS menggunakan analisis Uji korelasi Spearman dengan

menggunakan aplikasi SPSS 16.00.Adapun kriteria tingkat hubungan

(koefisien korelasi) antar variabel berkisar antara

tanda + merupakan positif dan tanda – negatif kriteria penafsiran:

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 – 0.02 Hampir tidak ada hubungan
0,21 – 0,40 Korelasi rendah
0,41 – 0,60 Korelasi sedang
0,61 – 0,80 Korelasi tinggi
0,81 – 1,00 Korelasi sempurna
(Sunjoyo dkk, 2013: APLIKASI SPSS untuk RISET; hlm 142)

Alasan menggunakan uji korelasi Spearman karena variabel berskala

kontinus atau interval. Kriteria pengambilan keputusan untuk hasil uji

hipotesis adalah sebagai berikut:

a. Jika sig (2-tailed) < 0,05 maka Ha diterima

b. Jika sig (2-tailed)>0,05 maka Ha ditolak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data Korelasi Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru

Dengan Nilai Afektif

Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah Nilai

Afektif (Y)danVariabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini

adalah Persepsi siswa terhadap perilaku guru yang sesuai dengan

kompetensi inti KI 2 (X). Dari hasil penelitian semua siswa mendapatkan

hasil belajar afektif baik (B) dan ada pula yang mendapatkan nilai (A),

maka analisis korelasi bisa di lakukan, oleh karena itu analisis yang

digunakan analisis data deskripsi.

Guru memberikan penilaian afektif kepada semua siswa baik (B)

danada pula yang mendapatkan nilai (A) kemungkinan karena guru dalam

melakukan penilaian afektif sudah menggunakan format penilaian

kompetensi sikap kurikulum 2013. Ketuntasan belajar untuk penilaian

sikap (KI 2) kurikulum 2013 minimal baik (B) sehingga apabila guru

memberikan penilaian sikap kepada siswa dibawah kriteria minimal maka

siswa tidak bisa naik kelas.

97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

B. Deskripsi Data.

1. Deskripsi Responden

a. Jenis Kelamin Responden

Tabel 4.1
Karakteristik Responden Bedasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi (orang) Presentase (%)
Laki-laki 47 0,49%
Perempuan 49 0,51%
Jumlah 96 100%

Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari seluruh responden yang

berjumlah 96 orang, sebagian besar berjenis kelamin perempuan

yakni 49 orang atau 0,51% dan sisanya adalah responden laki-laki

berjumlah 47 orang atau 0,49%.

2. Deskripsi Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Sesuai KI 2

a. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Indikator Jujur

Indikator jujur terbagi atas delapan pertanyaan. Hasilnya dapat kita

lihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2
Tanggapan Responden tentang Indikator Jujur
No Tanggapan Responden
pertanyaan Selalu (4) Sering (3) Kadang- Tidak Pernah
kadang (2) (1)
F % F % F % F %
1 18 18,75 11 11,45 61 63,54 6 6,25
2 49 51,04 35 36,45 12 12,5 0 0
3 16 16,66 32 0,33 34 35,41 14 14,58
4 16 16,66 17 17,70 43 44,79 20 20,83
5 27 28,12 18 18,75 29 30,20 22 22,91
6 44 45,83 29 30,20 14 14,58 9 9,37
7 55 57,29 26 27,08 11 11,45 4 4,16
8 75 78,12 14 14,58 3 3,12 4 4,16
Rata-rata 39,05 19,56 26,94 20,83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang

indikator jujur, dapat dilihat bahwa dari 96 responden. Pertanyaan

no 1 tentang Guru memberi sanksi terhadap murid yang mencontek

yang menyatakan Selalu sebesar 18,75%, Sering sebesar 11,45%,

Kadang-kadang sebesar 63,54% dan Tidak Pernah 6,25%.

Pertanyaan no 2 tentang guru memberi informasi kepada murid

bahwa mencontek adalah tindakan yang tidak jujur yang

menyatakan Selalu 51,04%, Sering sebesar 36,45%, Kadang-

kadang sebesar 12,5%, Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 3 tentang

Guru memberi informasi tentang menjiplak karya orang lain

dengan tidak menyebutkan namanya adalah tindakan yang tidak

jujur yang menyatakan Selalu 16,66%, Sering 0,33%, Kadang-

kadang 35.41%, Tidak Pernah 14,58%. Pertanyaan no 4 tentang

Guru pernah menginformasikan tentang sanksi/hukum bagi orang

yang menjiplak yang menyatakan Selalu 16,66%, Sering 17,70%,

Kadang-kadang 44,79% dan Tidak Pernah 20,83%. Pertanyaan no

5 tentang guru menginformasikan barang-barang(berharga kepada

siswa yang menyatakan Selalu 28,12%, Sering 18,75%, Kadang-

kadang 30,20% dan Tidak Pernah 22,91%. Pertanyaan no 6 tentang

Guru melapor pada yang piket jika terlambat kesekolah yang

menyatakan Selalu 45,83%, Sering 30,20%, Kadang-kadang

14,58% dan Tidak Pernah 93,75%. Pertanyaan no 7 tentang Guru

selalu meminta maaf ketika salah dalam menyampaikan materi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

yang menyatakan Selalu 57,29%, Sering 27,08%, Kadang-kadang

11,45% dan Tidak Pernah 4,16%. Pertanyaan no 8 tentang Guru

melapor atau meminta ijin kepada Sekolah, ketika guru berhalangan hadir

untuk mengajar yang menyatakan Selalu 78,12%, Sering 314,58%,

Kadang-kadang 3,12% dan Tidak Pernah 4,16%.

b. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Indikator Disiplin

Indikator Disiplin terdapat lima belas pertanyaan. Hasilnya dapat

kita lihat pada tabel berikut

Tabel 4.3
Tanggapan Responden tentang Indikator Disiplin
No Tanggapan Responden
pertanyaan Selalu (4) Sering (3) Kadang- Tidak
kadang (2) Pernah (1)
F % F % F % F %
9 23 23,96 32 33,33 40 41,67 1 1,04
10 88 91,67 6 6,25 2 2,08 0 0,00
11 44 45,83 42 43,75 9 9,38 1 1,04
12 28 29,17 26 27,08 42 43,75 0 0,00
13 59 61,46 29 30,21 8 8,33 0 0,00
14 69 71,88 17 17,71 10 10,42 0 0,00
15 79 82,29 13 13,54 4 4,17 0 0,00
16 44 45,83 26 27,08 24 25,00 2 2,08
17 20 20,83 33 34,38 39 40,63 4 4,17
18 50 52,08 34 35,42 12 12,50 0 0,00
19 42 43,75 35 36,46 19 19,79 0 0,00
20 89 92,71 4 4,17 1 1,04 2 2,08
21 65 67,71 22 22,92 9 9,38 0 0,00
22 64 66,67 24 25,00 6 6,25 2 2,08
23 59 61,46 16 16,67 15 15,63 6 6,25
Rata-rata 57,15 24,94 16,67 1,25

Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang

indikator disiplin, dapat dilihat bahwa dari 96 responden.

Pertanyaan no 9 tentang Guru datang tepat waktu pada saat jam

mengajar dikelas yang menyatakan Selalu sebesar 23,96%, Sering

sebesar 33,33%, Kadang-kadang sebesar 41,67% dan Tidak Pernah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

1,04%. Pertanyaan no 10 tentang Guru mengikut upacara bendera

yang menyatakan Selalu 91,67%, Sering sebesar 6,25%, Kadang-

kadang sebesar 2,08%, Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 11 tentang

Guru meminta tugas kepada siswa tepat pada waktu yang sudah

dijanjikan yang menyatakan Selalu 45,83%, Sering 43,75%,

Kadang-kadang 9,38%, Tidak Pernah 1,04%. Pertanyaan no 12

tentang Guru dalam menyampaikan materi di dalam kelas sangat

mudah di tangkap yang menyatakan Selalu 29,17%, Sering

27,08%, Kadang-kadang 43,75% dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan

no 13 tentang Guru pada saat mengajar menggunakan kalimat yang

baik dan baku sehingga mudah dimengerti oleh siswa yang

menyatakan Selalu 61,46%, Sering 30,21%, Kadang-kadang 8,33%

dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 14 tentang guru selalu

mengenakan pakaian dinas yang menyatakan Selalu 71,88%,

Sering 17,71%, Kadang-kadang 10,42% dan Tidak Pernah 0%.

Pertanyaan no 15 tentang Guru selalu menegur siswa yang

berpenampilan tidak seperti anak sekolah.(Misalnya bajunya

dikeluarkan) yang menyatakan Selalu 82,29%, Sering 13,54%,

Kadang-kadang 4,17% dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 16

tentang Guru memberikan sanksi kepada siswa yang

berpenampilan tidak seperti anak sekolah(Misalnya bajunya

dikeluarkan) yang menyatakan Selalu 45,83%, Sering 27,08%,

Kadang-kadang 25% dan Tidak Pernah 2,08%. Pertanyaan no 17


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

tentang Guru memberikan sanksi kepada siswa yang tidak

menyelesaikan pekerjaan rumah (PR) yang menyatakan Selalu

20,83%, Sering 34,38%, Kadang-kadang 40,63% dan Tidak Pernah

4,17%. Pertanyaan no 18 tentang Guru menanyakan pekerjaan

rumah (PR) kepada siswa yang menyatakan Selalu 52,08%, Sering

35,42%, Kadang-kadang 12,5% dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan

no 19 tentang Guru membuat persiapan sebelum mengajar yang

menyatakan Selalu 43,75%, Sering 36,46%, Kadang-kadang

19,79% dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 20 tentang Guru

membuang sampah pada tempatnya yang menyatakan Selalu

92,71%, Sering 4,17%, Kadang-kadang 1,04% dan Tidak Pernah

2,08%. Pertanyaan no 21 tentang Guru menegur siswa yang tidak

membuang sampah pada tempatnya yang menyatakan Selalu

67,71%, Sering 22,92%, Kadang-kadang 9,38% dan Tidak Pernah

0%. Pertanyaan no 22 tentang Guru memberikan sanksi kepada

siswa yang membolos pada jam sekolah yang menyatakan Selalu

66,67%, Sering 25%, Kadang-kadang 6,25% dan Tidak Pernah

2,08%. Pertanyaan no 23 tentang Guru memberikan sanksi kepada

siswa yang nongkrong dikantin sebelum bel istirahat berbunyi yang

menyatakan Selalu 61,46%, Sering 16,67%, Kadang-kadang

15,63% dan Tidak Pernah 6,25%.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

c. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Indikator Tanggung

jawab

Indikator Tanggung Jawab terdapat sembilan pertanyaan. Hasilnya

dapat kita lihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4
Tanggapan Responden tentang Indikator Tanggung Jawab
No Tanggapan Responden
pertanya Selalu (4) Sering (3) Kadang- Tidak Pernah
an kadang (2) (1)
F % F % F % F %
24 36 37,50 39 40,63 21 21,88 0 0,00
25 26 27,08 40 41,67 26 27,08 4 4,17
26 86 89,58 9 9,38 1 1,04 0 0,00
27 46 47,92 41 42,71 9 9,38 0 0,00
28 27 28,13 47 48,96 21 21,88 1 1,04
29 73 76,04 18 18,75 5 5,21 0 0,00
30 76 79,17 17 17,71 2 2,08 1 1,04
31 82 85,42 13 13,54 0 0,00 1 1,04
32 68 70,83 21 21,88 7 7,29 0 0,00
Rata-rata 60,19 28,36 10,65 0,81

Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang

indikator tanggung jawab, dapat dilihat bahwa dari 96 responden.

Pertanyaan no 24 tentang Guru membagikan hasil ulangan siswa

yang menyatakan Selalu sebesar 37,50%, Sering sebesar 40,63%,

Kadang-kadang sebesar 21,88% dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan

no 25 tentang Guru memberikan sanksi kepada siswa yang tidak

menyelesaikan pekerjaan rumah yang menyatakan Selalu 27,08%,

Sering sebesar 41,67%, Kadang-kadang sebesar 27,08%, Tidak

Pernah 4,17%. Pertanyaan no 26 tentang Guru menanyakkan siswa

yang tidak masuk sekolah yang menyatakan Selalu 89,58%, Sering


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

9,38%, Kadang-kadang 1,04%, Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no

27 tentang Guru melakukan persiapan sebelum mengajar yang

menyatakan Selalu 47,92%, Sering 42,71%, Kadang-kadang 9,38%

dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 28 tentang Guru selalu

melakukan sesuatu yang pernah dijanjikan atau diucapkan yang

menyatakan Selalu 28,13%, Sering 48,96%, Kadang-kadang

21,88% dan Tidak Pernah 1,04%. Pertanyaan no 29 tentang Guru

meminta maaf apabila terjadi kesalahan yang menyatakan Selalu

76,04%, Sering 18,75%, Kadang-kadang 5,21% dan Tidak Pernah

0%. Pertanyaan no 30 tentang guru memberikan sanksi kepada

siswa yang melanggar peraturan sekolah yang menyatakan Selalu

79,17%, Sering 17,71%, Kadang-kadang 2,08% dan Tidak Pernah

1,04%. Pertanyaan no 31 tentang Guru mengajar sesuai dengan

jadwal yang sudah ditetapkan dari sekolah yang menyatakan Selalu

85,42%, Sering 13,54%, Kadang-kadang 0% dan Tidak Pernah

1,04%. Pertanyaan no 32 tentang Ketika guru berhalangan hadir

pada saat jam mengajar, Apakah guru memberikan tugas dikelas

yang menyatakan Selalu 70,83%, Sering 21,88%, Kadang-kadang

7,29% dan Tidak Pernah 0%.

d. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Indikator Toleransi

Indikator Toleransi terdapat empat pertanyaan. Hasilnya dapat kita

lihat pada tabel berikut ini:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Tabel 4.5
Tanggapan Responden tentang Indikator Toleransi
No Tanggapan Responden
Pertanyaan Selalu (4) Sering (3) Kadang- Tidak
kadang (2) Pernah (1)
F % F % F % F %
33 11 11,46 29 30,21 48 50 8 8,33
34 57 59,38 27 28,13 11 11,46 1 1,04
35 76 79,17 19 19,79 1 1,04 0 0,00
36 42 43,75 37 38,54 1 1,04 0 0,00
Rata-rata 48,44 29,17 15,89 2,34

Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang

indikator toleransi, dapat dilihat bahwa dari 96 responden.

Pertanyaan no 33 tentang Guru memberikan tugas lain, apabila

siswa tidak menyelesaikan pekerjaan rumah(PR) yang menyatakan

Selalu sebesar 11,46%, Sering sebesar 30,21%, Kadang-kadang

sebesar 50% dan Tidak Pernah 8,33%. Pertanyaan no 34 tentang

Guru menghargai pendapat siswa yang menyatakan Selalu 59,38%,

Sering sebesar 28,13%, Kadang-kadang sebesar 11,46%, Tidak

Pernah 1,04%. Pertanyaan no 35 tentang Guru memberikan izin

kepada siswa yang sakit untuk pulang kerumah yang menyatakan

Selalu 79,17%, Sering 19,79%, Kadang-kadang 1,04%, Tidak

Pernah 0%. Pertanyaan no 36 tentang Guru memberikan

kesempatan kepada siswa yang datang terlambat kesekolah dengan

disertai lapor yang menyatakan Selalu 43,75%, Sering 38,54%,

Kadang-kadang 1,04% dan Tidak Pernah 0%.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

e. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Indikator Gotong

Royong

Indikator Gotong Royong terdapat enam pertanyaan. Hasilnya

dapat kita lihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6
Tanggapan Responden tentang Indikator Gotong Royong
No Tanggapan Responden
Pertanyaan Selalu (4) Sering (3) Kadang- Tidak Pernah
kadang (2) (1)
F % F % F % F %
37 65 67,71 29 30,21 2 2,08 0 0,00
38 77 80,21 12 12,50 7 7,29 0 0,00
39 86 89,58 9 9,38 0 0,00 1 1,04
40 25 26,04 40 41,67 30 31,25 1 1,04
41 43 44,79 30 31,25 20 20,83 3 3,13
42 34 35,42 35 36,46 27 28,13 0 0,00
Rata-rata 57,29 26,91 14,93 0,87

Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang

indikator Gotong Royong, dapat dilihat bahwa dari 96 responden.

Pertanyaan no 37 tentang Guru terlibat aktif dalam kegiatan

sekolah yang menyatakan Selalu sebesar 67,71%, Sering sebesar

30,21%, Kadang-kadang sebesar 2,08% dan Tidak Pernah 0%.

Pertanyaan no 38 tentang Guru melaksanakan tugas dari

sekolah.(Misalnya pergi ke dinas, ikut seminar atau wrokshop) yang

menyatakan Selalu 80,21%, Sering sebesar 12,50%, Kadang-

kadang sebesar 7,29%, Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 39 tentang

Guru melaksanakan tugas dari sekolah(Misalnya pergi ke dinas, ikut

seminar atau wrokshop) yang menyatakan Selalu 89,58%, Sering

9,38%, Kadang-kadang 0%, Tidak Pernah 1,04%. Pertanyaan no

40 tentang Guru membentuk siswa dalam diskusi kelompok yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

menyatakan Selalu 26,04%, Sering 41,67%, Kadang-kadang

31,25% dan Tidak Pernah 1,04%. Pertanyaan no 41 tentang Guru

menggantikan guru yang lain ketika ada guru lain yang

berhalangan hadir ke sekolah (sakit, rapat, atau ditugaskan keluar

kota oleh dinas) yang menyatakan Selalu 44,79%, Sering 31,25%,

Kadang-kadang 20,83% dan Tidak Pernah 3,13%. Pertanyaan no

42 tentang Guru mengajak siswa untuk membersihkan kelasnya

secara bersama-sama yang menyatakan Selalu 35,42%, Sering

36,46%, Kadang-kadang 28,13% dan Tidak Pernah 0%.

f. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Indikator Sopan

Santun

Indikator Sopan Santun terdapat tujuh pertanyaan. Hasilnya dapat

kita lihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7
Tanggapan Responden tentang Indikator Sopan Santun
No Tanggapan Responden
Pertanyaan Selalu (4) Sering (3) Kadang- Tidak Pernah
kadang (2) (1)
F % F % F % F %
43 84 87,50 11 11,46 1 1,04 0 0,00
44 81 84,38 12 12,50 3 3,13 0 0,00
45 54 56,25 34 35,42 8 8,33 0 0,00
46 59 61,46 35 36,46 2 2,08 0 0,00
47 73 76,04 18 18,75 4 4,17 1 1,04
48 85 88,54 11 11,46 0 0,00 0 0,00
49 70 72,92 22 22,92 4 4,17 0 0,00
Rata-rata 75,30 21,28 3,27 0,15

Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang

indikator Sopan Santun, dapat dilihat bahwa dari 96 responden.

Pertanyaan no 43 tentang Guru saling menghormati dengan guru


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

yang lain pada saat berpapasan(menyapa dengan sebutan yang

pantas) yang menyatakan Selalu sebesar 87,50%, Sering sebesar

11,46%, Kadang-kadang sebesar 1,04% dan Tidak Pernah 0%.

Pertanyaan no 44 tentang Guru selalu mengucapkan kalimat

yangbaik dan baku dalam bertutur kata yang menyatakan Selalu

84,38%, Sering sebesar 12,50%, Kadang-kadang sebesar 3,13%,

Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 45 tentang Guru mempersilahkan

siswa untuk berpendapat yang menyatakan Selalu 56,25%, Sering

35,42%, Kadang-kadang 8,33%, Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no

46 tentang Guru selalu mengucapkan terima kasih setelah

mendapat bantuan dari siswa maupun dari guru lain atau karyawan

yang menyatakan Selalu 61,46%, Sering 36,36%, Kadang-kadang

2,08% dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 47 tentang Guru

melakukan salam, senyum, dan sapa di sekolah yang menyatakan

Selalu 76,04%, Sering 18,75%, Kadang-kadang 4,17% dan Tidak

Pernah 1,04%. Pertanyaan no 48 tentang Guru berpakaian rapi dan

sopan yang menyatakan Selalu 88,54%, Sering 11,46%, Kadang-

kadang01% dan Tidak Pernah %. Pertanyaan no 49 tentang apakah

guru pada saat memasuki kelas, mengucapkan salam (Misalnya

selamat pagi, siang) yang menyatakan Selalu 72,92%, Sering

22,92%, Kadang-kadang 4,17% dan Tidak Pernah 0%.

g. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Indikator Percaya

Diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

Indikator Percaya Diri enam pertanyaan. Hasilnya dapat kita lihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.8
Tanggapan Responden tentang Indikator Percaya Diri
No Tanggapan Responden
Pertanyaan Selalu (4) Sering (3) Kadang- Tidak Pernah
kadang (2) (1)
F % F % F % F %
50 28 29,17 37 38,54 28 29,17 3 3,13
51 54 56,25 31 32,29 10 10,42 1 1,04
52 53 55,21 27 28,13 16 16,67 0 0,00
53 71 73,96 24 25,00 1 1,04 0 0,00
54 22 22,92 53 55,21 14 14,58 7 7,29
55 19 19,79 44 45,83 33 34,38 0 0,00
Rata-rata 42,88 37,50 17,71 1,91

Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang

indikator Percaya Diri, dapat dilihat bahwa dari 96 responden.

Pertanyaan no 50 tentang Guru dalam menyampaikan materi

dengan suara yang lantang yang menyatakan Selalu sebesar

29,17%, Sering sebesar 38,54%, Kadang-kadang sebesar 29,17%

dan Tidak Pernah 3,13%. Pertanyaan no 51 tentang Guru

memberikan motivasi kepada siswanya yang menyatakan Selalu

56,25%, Sering sebesar 32,29%, Kadang-kadang sebesar 10,42%,

Tidak Pernah 1,04%. Pertanyaan no 52 tentang Guru selalu

menatap siswa-siswanya pada saat materi disampaikan yang

menyatakan Selalu 55,21%, Sering 28,13%, Kadang-kadang

16,66%, Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 53 tentang Guru pada

saat dikelas dengan sikap yang tegap atau tidak grogi yang

menyatakan Selalu 73,96%, Sering 25,00%, Kadang-kadang 1,04%

dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 54 tentang Guru pada saat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

dikelas gerak tubuhnya tidak berlebihan (Misalnya suka

menggerak-gerakan tanggan berlebihan) yang menyatakan Selalu

22,92%, Sering 55,21%, Kadang-kadang 14,58% dan Tidak Pernah

7,29%. Pertanyaan no 55 tentang Guru pada saat mengajar dikelas

suka jalan-jalan (Misalnya jalan kedepan atau kebelakang) yang

menyatakan Selalu 19,79%, Sering 45,83%, Kadang-kadang

34,38% dan Tidak Pernah 0%.

Tabel 4.9
Hubungan Antara Perilaku Jujur Guru dengan Nilai Afektif
Correlations

Jujur NilaiAfektif
Spearman's rho Jujur Correlation **
1.000 .282
Coefficient
Sig. (2-tailed) . .005
N 96 96
NilaiAfektif Correlation **
.282 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .005 .
N 96 96
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan output diatas diketahui bahwa N atau jumlah data

penelitian adalah 96, kemudian nilai sig.(2-tailed) sebesar 0.005

sebagaimana dasar pengambilan keputusan diatas, maka dapat

diartikan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

perilaku jujur guru dengan hasil belajar afektif. Selanjutnya dari

output di atas diketahui correlation coefisien (koefisien korelasi)

sebesar 0,282, maka nilai ini menandakan hubungan yang rendah

antara perilaku jujur guru dengan hasil belajar afektif, sehingga

guru harus lebih jujur dalam mendidik siswanya, sebagai contoh


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

ketika guru dalam menyampaikan materi ketika guru tidak

menguasai materi tersebut lebih baik guru mengatakan yang

sebenarnya dan menjadikan tugas atau pekerjaan bersama - sama.

Tabel 4.10
Hubungan Antara Perilaku Disiplin Guru dengan Nilai Afektif
Correlations

NilaiAfektif Disiplin
Spearman's rho NilaiAfektif Correlation **
1.000 .393
Coefficient
Sig. (2-
. .000
tailed)
N 96 96
Disiplin Correlation **
.393 1.000
Coefficient
Sig. (2-
.000 .
tailed)
N 96 96
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan output di atas diketahui bahwa N atau jumlah data

penelitian adalah 96, kemudian nilai sig.(2-tailed) 0,000,

sebagaimana dasar pengambilan keputusan diatas, maka dapat

diartikan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

perilaku disiplin guru dengan hasil belajar afektif. Selanjutnya, dari

output di atas diketahui correlation coefisien (koefisien korelasi)

sebesar 0,393, maka nilai ini menandakan hubungan yang rendah

antara perilaku disiplin guru dengan hasil belajar afektif, sehingga

guru harus lebih disiplin dalam berpakaian maupun dalam

mendidik siswanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Tabel 4.11
Hubungan Antara Perilaku Tanggung Jawab Guru dengan
Nilai Afektif

Correlations
Tanggung
NilaiAfektif Jawab
Spearman's rho NilaiAfektif Correlation **
1.000 .546
Coefficient
Sig. (2-
. .000
tailed)
N 96 96
TanggungJawab Correlation **
.546 1.000
Coefficient
Sig. (2-
.000 .
tailed)
N 96 96
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan output di atas diketahui bahwa N atau jumlah data

penelitian adalah 96, kemudian nilai sig.(2-tailed) 0,000,

sebagaimana dasar pengambilan keputusan diatas, maka dapat

diartikan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

perilaku tanggung jawab guru dengan hasil belajar afektif.

Selanjutnya, dari output di atas diketahui correlation coefisien

(koefisien korelasi) sebesar 0,546, maka nilai ini menandakan

hubungan yang sedang antara perilaku tanggung jawab guru

dengan hasil belajar afektif, sehingga perlu dipertahankan dan di

tingkatkan lagi perilaku tanggung jawab guru terhadap siswa –

siswanya dan tugas sebagai pendidik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Tabel 4.12
Hubungan Antara Perilaku Toleransi Guru dengan
Nilai Afektif

Correlations

NilaiAfektif Toleransi
Spearman's rho NilaiAfektif Correlation **
1.000 .487
Coefficient
Sig. (2-tailed) . .000
N 96 96
Toleransi Correlation **
.487 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .
N 96 96
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan output di atas diketahui bahwa N atau jumlah data

penelitian adalah 96, kemudian nilai sig.(2-tailed) 0,000,

sebagaimana dasar pengambilan keputusan diatas, maka dapat

diartikan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

perilaku toleransi guru dengan hasil belajar afektif. Selanjutnya,

dari output di atas diketahui correlation coefisien (koefisien

korelasi) sebesar 0,487, maka nilai ini menandakan hubungan yang

sedang antara perilaku toleransi guru dengan hasil belajar afektif,

dalam mentolerir siswa guru sudah cukup baik harap di

pertahankan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Tabel 4.13
Hubungan Antara Perilaku Gotong Royong Guru dengan
Nilai Afektif
Correlations

NilaiAfektif GotongRoyong
Spearman's rho NilaiAfektif Correlation **
1.000 .452
Coefficient
Sig. (2-tailed) . .000
N 96 96
GotongRoyo Correlation **
.452 1.000
ng Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .
N 96 96
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2
tailed)

Berdasarkan output di atas diketahui bahwa N atau jumlah data

penelitian adalah 96, kemudian nilai sig.(2-tailed) 0,000,

sebagaimana dasar pengambilan keputusan diatas, maka dapat

diartikan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

perilaku gotong royong guru dengan hasil belajar afektif.

Selanjutnya, dari output di atas diketahui correlation coefisien

(koefisien korelasi) sebesar 0,452, maka nilai ini menandakan

hubungan yang sedang antara perilaku gotong royong guru dengan

hasil belajar afektif, sehingga perlu dipertahankan dan di

tingkatkan lagi guru dalam bekerjasama dengan rekan guru maupun

siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Tabel 4.14
Hubungan Antara Perilaku Sopan Santun Guru
dengan Nilai Afektif

Correlations
Sopan
NilaiAfektif Santun
Spearman's rho NilaiAfektif Correlation **
1.000 .436
Coefficient
Sig. (2-tailed) . .000
N 96 96
SopanSantun Correlation **
.436 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .
N 96 96
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan output di atas diketahui bahwa N atau jumlah data

penelitian adalah 96, kemudian nilai sig.(2-tailed) 0,000,

sebagaimana dasar pengambilan keputusan diatas, maka dapat

diartikan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

perilaku sopan santun guru dengan hasil belajar afektif.

Selanjutnya, dari output di atas diketahui correlation coefisien

(koefisien korelasi) sebesar 0,436, maka nilai ini menandakan

hubungan yang sedang antara perilaku sopan santun guru dengan

hasil belajar afektif, tetap di pertahankan dan perlu di tingkatkan

lagi, guru dalam bertutur kata maupun bertingkah laku karena guru

adalah panutan bagi siswa – siswanya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Tabel IV.15
Hubungan Antara Perilaku Percaya Diri Guru dengan
Nilai Afektif

Correlations

NilaiAfektif PercayaDiri
Spearman's rho NilaiAfektif Correlation **
1.000 .481
Coefficient
Sig. (2-tailed) . .000
N 96 96
PercayaDiri Correlation **
.481 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .
N 96 96
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan output di atas diketahui bahwa N atau jumlah data

penelitian adalah 96, kemudian nilai sig.(2-tailed) 0,000,

sebagaimana dasar pengambilan keputusan diatas, maka dapat

diartikan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

perilaku percaya diri guru dengan hasil belajar afektif. Selanjutnya,

dari output di atas diketahui correlation coefisien (koefisien

korelasi) sebesar 0,546, maka nilai ini menandakan hubungan yang

sedang antara perilaku percaya diri guru dengan hasil belajar

afektif, sehingga perlu ditingkatkan lagi perilaku percaya diri guru

sewaktu mengajar atau mendidik siswanya agar siswa menjadi

lebih semangat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

C. Pembahasan

1. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Jujur Guru Sesuai Dengan

Kompetensi Inti-2

Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang indikator

jujur, dapat dilihat bahwa dari 96 responden, peneliti membahas 3

kriteria dari tanggapan siswa yang terbesar terhadap perilaku jujur guru

yaitu pertanyaan no 1 tentang guru memberikan sanksi terhadap murid

mencontek siswa menjawab kuesioner kadang-kadang sebesar 63,54% ,

pertanyaan no 6 tentang guru melapor pada yang piket jika terlambat ke

sekolah siswa menjawab kuesioner tidak pernah sebesar 93,75%,

pertanyaan no 8 tentang guru melapor atau meminta ijin kepada

sekolah, ketika guru berhalangan hadir untuk mengajar siswa menjawab

kuesioner selalu sebesar 78,12%.

2. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Disiplin Guru Sesuai Dengan

Kompetensi Inti-2

Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang indikator

jujur, dapat dilihat bahwa dari 96 responden, peneliti membahas 3

kriteria dari tanggapan siswa yang terbesar terhadap perilaku jujur guru

yaitu pertanyaan no 10 tentang guru mengikuti upacara bendera siswa

menjawab kuesioner selalu sebesar 91,67% , pertanyaan no 15 tentang

guru selalu menegur siswa yang berpenampilan tidak seperti anak

sekolah (misalnya bajunya dikeluarkan) siswa menjawab kuesioner


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

selalu 82,29%, pertanyaan no 20 tentang guru membuang sampah pada

tempatnya siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 92,71%.

3. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku tanggung jawab Guru Sesuai

Dengan Kompetensi Inti-2

Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang indikator

jujur, dapat dilihat bahwa dari 96 responden peneliti membahas 3

kriteria dari tanggapan siswa yang terbesar terhadap perilaku disiplin

guru yaitu pertanyaan no 26 tentang guru menanyakan siswa yang tidak

masuk sekolah siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 89,58%,

pertanyaan no 29 tentang guru meminta maaf apabila terjadi kesalahan

siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 76,04%, pertanyaan no 30

tentang guru memberikan sanksi kepada siswa yang melanggar siswa

menjawab kuesioner selalu sebesar 79,17%.

4. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Toleransi Guru Sesuai Dengan

Kompetensi Inti-2

Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang indikator

jujur, dapat dilihat bahwa dari 96 responden peneliti membahas 3

kriteria dari tanggapan siswa yang terbesar terhadap perilaku disiplin

guru yaitu pertanyaan no 34 tentang guru menghargai pendapat siswa

siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 59,38%, pertanyaan no 35

tentang guru memberikan izin kepada siswa yang sakit untuk pulang

kerumah siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 79,17%, pertanyaan

no 36 tentang guru memberikan kesempatan kepada siswa yang datang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

terlambat kesekolah dengan disertai lapor siswa menjawab kuesioner

selalu sebesar 43,75%.

5. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Gotong Royong Guru Sesuai

Dengan Kompetensi Inti-2

Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang indikator

jujur, dapat dilihat bahwa dari 96 responden peneliti membahas 3

kriteria dari tanggapan siswa yang terbesar terhadap perilaku disiplin

guru yaitu pertanyaan no 37 tentang guru terlibat aktif dalam kegiatan

sekolah siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 67,71%, pertanyaan

no 38 tentang guru melaksanakan tugas dari sekolah siswa menjawab

kuesioner selalu sebesar 80,21%, pertanyaan no 39 tentang guru

melaksanakan piket sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan siswa

menjawab kuesioner selalu sebesar 89,58%.

6. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Sopan Santun Guru Sesuai

Dengan Kompetensi Inti-2

Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang indikator

jujur, dapat dilihat bahwa dari 96 responden peneliti membahas 3

kriteria dari tanggapan siswa yang terbesar terhadap perilaku disiplin

guru yaitu pertanyaan no 43 tentang guru saling menghormati dengan

guru yang lain pada saat berpapasan siswa menjawab kuesioner selalu

sebesar 87,50%, pertanyaan no 44 tentang guru selalu mengucapkan

kalimat yang baik dan baku dalam bertutur kata siswa menjawab

kuesioner selalu sebesar 84,38%, pertanyaan no 48 tentang guru


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

berpakain rapi dan sopan siswa menjawab kuesioner selalu sebesar

88,54%.

7. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Percaya Diri Guru Sesuai

Dengan Kompetensi Inti-2

Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang indikator

jujur, dapat dilihat bahwa dari 96 responden peneliti membahas 3

kriteria dari tanggapan siswa yang terbesar terhadap perilaku disiplin

guru yaitu pertanyaan no 51 tentang guru memberikan motivasi kepada

siswanya siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 56,25%, pertanyaan

no 52 tentang guru selalu menatap siswa-siswanya pada saat materi

disampaikan siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 55,21%%,

pertanyaan no 53 tentang guru pada saat dikelas dengan sikap yang

tegap atau tidak grogi siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 73,96.

8. Hubungan Antara Perilaku Jujur Guru dengan Nilai Afektif

Perilaku jujur guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan positif yang

signifikan dan koefisien korelasinya rendah (0,282) namun demikian

tetap memiliki hubungan perilaku jujur guru dengan nilai afektif siswa,

dengan kata lain perilaku guru di kelas akan mempengaruhi perilaku

siswanya contohnya ketika guru itu terlambat masuk ke kelas guru

selalu berkata sebenarnya dan jujur terhadap siswanya mengapa guru

tersebut terlambat dan ketika guru tidak tahu akan pertanyaan siswa

maka guru tersebut terbuka dan jujur kepada siswa bahwa guru tidak

mengetahuinya dan menjadikan tugas bersama untuk mencari jawaban


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

atas pertanyaan siswa yang di ajukan, guru menjadi sosok yang utama

bagi siswa-siswanya, guru menjadi cerminan siswanya serta guru sangat

dihormati oleh siswanya, untuk itu guru sangat berpengaruh bagi

perkembangan jiwa anak didik.

9. Hubungan Antara Perilaku Disiplin Guru dengan Nilai Afektif

Perilaku disiplin guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan positif

yang signifikan dan koefisien korelasinya rendah (0,393) namun

demikian tetap memiliki hubungan perilaku disiplin guru dengan niali

afektif siswa, dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di kelas

akan mempengaruhi perilaku siswanya contohnya ketika guru

berpakaian rapih maka siswanya pun akan mengikuti gurunya untuk

berpenampilan rapih dan pada hari-hari tertentu guru selalu memakai

seragam dinasnya maka siswanya pun akan selalu disiplin dalam

berseragam sekolah, untuk itu guru sangat berpengaruh bagi

perkembangan jiwa anak didik.

10. Hubungan Antara Perilaku Tanggung Jawab Guru dengan

Nilai Afektif

Perilaku tanggung jawab guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan

positif yang signifikan dan koefisien korelasi sedang (0,546) namun

tetap memiliki hubungan perilaku tanggung jawab guru dengan nilai

afektif siswa, dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di kelas

akan mempengaruhi perilaku siswanya contohnya ketika guru

bertanggung jawab mengampu peserta didik dengan baik maka


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

siswanya pun akan bertanggung jawab atas pekerjaan rumah yang di

berikan oleh sang guru.

11. Hubungan Antara Perilaku Toleransi Guru dengan Nilai

Afektif

Perilaku toleransi guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan positif

yang signifikan dan koefisien korelasi sedang (0,487) namun tetap

memiliki hubungan perilaku toleransi guru dengan nilai afektif siswa,

dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di kelas akan

mempengaruhi perilaku siswanya contohnya ketika ada seorang siswa

yang tidak mengerjakan PR atau tugas rumahnya guru memberikan

tugas lain ini merupakan cerminan dari sosok seorang guru dengan

murah hati untuk mentolerir siswanya yang tidak mengerjakan tugas di

rumah, dan guru merupakan cermin bagi siswa agar guru selalu menjadi

sosok idola bagi siswanya.

12. Hubungan Antara Perilaku Gotong Royong Guru dengan Nilai

Afektif

Perilaku gotong royong guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan

positif yang signifikan dan koefisien korelasi sedang (0,452) namun

tetap memiliki hubungan perilaku gotong royong guru dengan nilai

afektif siswa, dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di kelas

akan mempengaruhi perilaku siswanya contohnya guru selalu terlibat

aktif dalam kegiatan di sekolah maka siswanya pun akan mengikuti


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

gurunya untuk terlibat sosial dalam kegiatan sekolah maupun di luar

sekolah.

13. Hubungan Antara Perilaku Sopan santun Guru dengan Nilai

Afektif

Perilaku sopan santun guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan

positif yang signifikan dan koefisien korelasi sedang (0,436) namun

tetap memiliki hubungan perilaku sopan santun guru dengan nilai

afektif siswa, dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di kelas

akan mempengaruhi perilaku siswanya contohnya guru selalu bertutur

kata yang baik maka siswanya pun akan bertutur kata yang baik.

14. Hubungan Antara Perilaku Percaya Diri Guru dengan Nilai

Afektif

Perilaku percaya diri guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan

positif yang signifikan dan koefisien korelasi sedang (0,481) namun

tetap memiliki hubungan perlilaku percaya diri guru dengan hasil

belajar afektif siswa, dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di

kelas akan mempengaruhi perilaku siswanya contohnya guru selalu

tampil percaya diri sewaktu mengajar di depan murid-muridnya, tegas

dalam menyampaikan materi maka siswanya pun akan melakukan hal

yang sama dengan yang gurunya lakukan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian persepsi siswa terhadap perilaku guru sesuai

kompetensi inti 2:

1. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku jujur guru dengan hasil

belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. (2-tailed) 0,005 dan

koefisien korelasi sebesar 0,282, maka nilai ini menandakan hubungan

rendah antara perilaku jujur guru dengan hasil belajar afektif.

2. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku disiplin guru dengan hasil

belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. (2-tailed) 0,000 dan

koefisien korelasi sebesar 0,393, maka nilai ini menandakan hubungan

rendah antara perilaku disiplin guru dengan hasil belajar afektif.

3. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku tanggung jawab guru

dengan hasil belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. (2-tailed)

0,000 dan koefisien korelasi sebesar 0,546, maka nilai ini menandakan

hubungan sedang antara perilaku tanggung jawab guru dengan hasil belajar

afektif.

4. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku toleransi guru dengan hasil

belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. (2-tailed) 0,000 dan

koefisien korelasi sebesar 0,487. maka nilai ini menandakan hubungan

sedang antara perilaku toleransi guru dengan hasil belajar afektif.

124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

5. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku gotong royong guru dengan

hasil belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. (2-tailed) 0,000 dan

koefisien korelasi sebesar 0,452, maka nilai ini menandakan hubungan

sedang antara perilaku gotong royong guru dengan hasil belajar afektif.

6. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku sopan santun guru dengan

hasil belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. (2-tailed) 0,000 dan

koefisien korelasi sebesar 0,436, maka nilai ini menandakan hubungan

sedang antara perilaku sopan santun guru dengan hasil belajar afektif.

7. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku percaya diri guru dengan

hasil belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. (2-tailed) 0,000 dan

koefisien korelasi sebesar 0,481, maka nilai ini menandakan hubungan

sedang antara perilaku percaya diri guru dengan hasil belajar afektif.

B. Keterbatasan

Penelitian ini masih memiliki keterbatasan dalam pembuatannya antara

lain sebagai berikut:

1. Sebagian besar data penulis dari kuesioner yang diisi para siswa, sehingga

kebenaran penelitian ini tergantung pada keseriusan para siswa mengisi

kuesioner.

2. Keterbatasan waktu dalam mengambil data melalui kuesioner dari siswa

dikarenakan waktu penelitian bersamaan dengan jam pelajaran.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

3. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti, maka peneliti tidak bisa

melakukan wawancara terhadap guru sehingga hasil penelitian afektif

diambil berdasarkan rapot para siswa.

4. Keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis yang masih jauh dari

kesempurnaan.

C. Saran

Bedasarkan kesimpulan yang telah peneliti buat, maka peneliti

memberikan saran-saran:

1. Bagi Sekolah

Kurikulum harus dapat dijadikan pedoman dalam melakukan tugas-tugas

khusus pada inti KI-2 yaitu tentang:

a. Jujur

Dalam memberikan informasi kepada calon siswa tentang visi dan misi

sekolah sebaiknya sekolah lebih terbuka dan jujur.

b. Disiplin

Sekolah sebaiknya lebih tegas lagi terhadap siswa ataupun guru jika ada

yang melanggar aturan – aturan yang berlaku di sekolah.

c. Tanggung Jawab

Sekolah sebaiknya memberikan sanksi yang berat jika ada siswa yang

kedapatan sedang merokok ataupun melanggar aturan sekolah agar nama

sekolah tetap terjaga dengan baik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

d. Toleransi

Sebaiknya sekolah dalam memberikan toleransi kepada siswa ataupun

guru tidak berlebih ataupun kurang agar siswa maupun guru tidak

membuat penyelewengan waktu ataupun hal – hal yang negatif.

e. Gotong Royong

Sebaiknya sekolah selalu rutin melakukan kegiatan bersih-bersih di

sekolah ataupun mengadakan piknik atau mengadakan pertandingan agar

siswa dan guru bisa melatih dan menjali kerjasama.

f. Sopan Santun

Tetap di pertahankan dalam bertutur kata yang baik dan sekolah bisa

saling menghormati antar sekolah, sekolah antar orang tua murid, sekolah

dengan guru, dan sekolah dengan peserta didik.

g. Percaya Diri

Sekolah sebaiknya memberikan motivasi kepada guru agar lebih semangat

dan siap dalam materi ataupun ketika sedang mempromosikan sekolah

kepada calon siswa.

2. Bagi Guru

a. Jujur

Guru sebaiknya selalu memberikan informasi kepada murid bahwa

mencontek adalah tindakan yang tidak jujur.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

b. Disiplin

Guru sebaiknya selalu datang tepat waktu pada saat jam mengajar ataupun

ketika berangkat dari rumah sampai sekolah ini menjadikan cerminan bagi

siswa – siswanya.

c. Tanggung Jawab

Guru sebaiknya selalu menanyakan siswa yang tidak masuk sekolah dan

memberikan sanksi kepada siswa bagi yang melanggar aturan sekolah

maupun yang tidak mengerjakan tugas.

d. Toleransi

Sebaiknya guru dalam memberikan toleransi kepada siswa tidak berlebih

ataupun kurang agar siswa tidak membuat penyelewengan waktu ataupun

hal – hal yang negatif.

e. Gotong Royong

sebaiknya guru dan siswa selalu rutin melakukan kegiatan bersih-bersih di

sekolah ataupun mengadakan piknik atau mengadakan pertandingan agar

siswa dan guru bisa melatih dan menjali kerjasama.

f. Sopan Santun

Tetap di pertahankan dalam bertutur kata yang baik dan guru bisa saling

menghormati antar sekolah, sekolah antar orang tua murid, sekolah dengan

guru, dan sekolah dengan peserta didik.

g. Percaya Diri

guru sebaiknya memberikan motivasi kepada siswa agar lebih semangat

dan siswa bisa menjadi lebih percaya diri ketika mengadakan presentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

3. Peneliti selanjutnya

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadikan sumber referensi dan

inspirasi sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya dengan

mengkaji variabel yang berbeda.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Sarwono, sarlito. 2009. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Runtukahu Tombokan J. 2013. Analisis Perilaku Terapan untuk Guru. Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media.

Kurniawan Rony, Magdalena Nonie, Carolina Verani, Setiawan Rony, Sunjoyo. 2013.

Aplikasi Spss untuk Smart Riset. Bandung: Cv Alfabeta.

Djamarah Bahri Syaiful. 2005. Guru dan Anak Didik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Metcalf. K Kim, Jenkins Bainer Deborah, Cruickshank R. Donald. 2014. Perilaku Mengajar.

Jakarta: Salemba Humanika.

Mulyasa H, E. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Peraturan Pemerintah No 32. Tahun 2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah

Nomor 09 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Permendikbud RI Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik

Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Sudjana, Nana. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:

______________ Sinar Baru.2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Rosda Karya.

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sarwono, Sarlito. 2009. Pengantar Psikologi umum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sadirman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Premastuti, Natalia. 2014. Model Pengolahan Data Elektronik 1 (PDE 1). Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma.

Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional (sisdiknas). Jakarta: Sinar Grafika.

Widoyoko, Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Zuriah, Nurul. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

(Http://www.staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian%20deskriptif.pdf) Di unduh hari

senin, jam 12.30.

(http://www.smptn1-dbn.sch.id/2014/09/kurikulum-2013.html). Di unduh hari senin, jam

12.30

Rahmawati, Selly, Sunarti.2014. Penilaian dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Penerbit

Andi Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lembar Kuisioner

I. Mohon identitasanda ditulis sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Nama :

Umur :

JenisKelamin : Laki-laki Perempuan

Asal Sekolah :

Kelas :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Yogyakarta, ..... Januari 2015.

Kepada Yth :
Siswa Kelas VIII
SMP...................

Dengan Hormat,
Dalam rangka penyusunan tugas akhir saya di Program Studi Pendidikan Akuntansi
saya bermaksud mengadakan penelitian dengan “Pelaksanaan Kurikulum 2013 di Sleman
Bagian Timur yang Ditinjau dari KI 2 Terhadap Hasil Belajar Pada Siswa Kelas VIII SMP
N.................... Tahun Ajaran 2014/2015.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka mohon bantuan dan kesediaan siswa-siswi
kelas VIII SMP N .............. untuk mengisi kuisioner ini dengan baik dan jujur sesuai dengan
kondisi dan keadaan yang dialami saat ini. Kuisioner ini tidak akan berpengaruh terhadap
nilai atau prestasi akademik Anda. Sebelum mengisi kuisioner ini, dimohon untuk membaca
petunjuk pengisian kuisioner. Atas bantuan dan partisipasi Anda, peneliti mengucapkan
banyak terimakasih
Peneliti,

..............
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lembar Kuesioner

Mohon diberi tanda centang () pada kolom S (Selalu), SR (Sering), KD (Kadang-
kadang) atau TP (Tidak Pernah) setiap nomor yang sesuai dengan keadaan yang
sesungguhnya.

A. JUJUR
No Pertanyaan S SR KD TP
1. Guru memberi sanksi terhadap
murid yang mencontek.
2. Guru memberi informasi kepada
murid bahwa mencontek adalah
tindakan yang tidak jujur

3. Guru memberi informasi tentang


menjiplak karya orang lain
dengan tidak menyebutkan
namanya adalah tindakan yang
tidak jujur
4. Guru pernah menginformasikan
tentang sanksi/hukum bagi orang
yang menjiplak.
5. Guru menginformasikan barang-
barang (berharga) kepada siswa
6. Guru melapor pada yang piket
jika terlambat kesekolah.
7. Guru selalu meminta maaf
ketika salah dalam
menyampaikan materi.
8. Guru melapor atau meminta ijin
kepada Sekolah, ketika guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berhalangan hadir untuk mengajar.

B. DISIPLIN
No Pertanyaan S SR KD TP
9. Guru datang tepat waktu pada
saat jam mengajar dikelas
10. Gurumengikut upacara bendera.
11. Guru meminta tugas kepada
siswa tepat pada waktu yang
sudah dijanjikan.
12. Guru dalam menyampaikan
materi di dalam kelas sangat
mudah di tangkap.
13. Guru pada saat mengajar
menggunakan kalimat yang baik
dan baku sehingga mudah
dimengerti oleh siswa.
14. Guru selalu mengenakan
pakaian dinas

15. Guru selalu menegur siswa yang


berpenampilan tidak seperti anak
sekolah.(Misalnya bajunya
dikeluarkan)
16. Guru memberikan sanksi kepada
siswa yang berpenampilan tidak
seperti anak sekolah(Misalnya
bajunya dikeluarkan)
17. Guru memberikan sanksi kepada
siswa yang tidak menyelesaikan
pekerjaan rumah (PR).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18. Guru menanyakan pekerjaan


rumah (PR) kepada siswa

19. Guru membuat persiapan


sebelum mengajar
20. Guru membuang sampah pada
tempatnya.

21. Guru menegur siswa yang tidak


membuang sampah pada
tempatnya.
22 Guru memberikan sanksi kepada
siswa yang membolos pada jam
sekolah
23 Guru memberikan sanksi kepada
siswa yang nongkrong dikantin
sebelum bel istirahat berbunyi.

C. TANGGUNG JAWAB
No Pertanyaan S SR KD TP
24. Guru membagikan hasil ulangan
siswa
25. Guru memberikan sanksi
kepada siswa yang tidak
menyelesaikan pekerjaan rumah
26. Guru menanyakkan siswa yang
tidak masuk sekolah
27. Guru melakukan persiapan
sebelum mengajar.
28. Guru selalu melakukan sesuatu
yang pernah dijanjikan atau
diucapkan.
29. Guru meminta maaf apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terjadi kesalahan.

30. Guru memberikan sanksi


kepada siswa yang melanggar
peraturan sekolah.
31. Guru mengajar sesuai dengan
jadwal yang sudah ditetapkan
dari sekolah
32. Ketika guru berhalangan hadir
pada saat jam mengajar, Apakah
guru memberikan tugas dikelas?

D. TOLERANSI
No Pertanyaan S SR KD TP
33. Guru memberikan tugas lain,
apabila siswa tidak
menyelesaikan pekerjaan
rumah(PR)
34. Guru menghargai pendapat
siswa
35. Guru memberikan izin kepada
siswa yang sakit untuk pulang
kerumah.
36. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa yang datang
terlambat kesekolah dengan
disertai lapor

E. GOTONG ROYONG
No Pertanyaan S SR KD TP
37. Guru terlibat aktif dalam
kegiatan sekolah.
38. Guru melaksanakan tugas dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sekolah.(Misalnya pergi ke dinas,


ikut seminar atau wrokshop)
39. Guru melaksanakan piket sesuai
dengan jadwal yang telah di
tetapkan.
40. Guru membentuk siswa dalam
diskusi kelompok.
41. Guru menggantikan guru yang
lain ketika ada guru lain yang
berhalangan hadir ke sekolah
(sakit, rapat, atau ditugaskan
keluar kota oleh dinas).
42. Guru mengajak siswa untuk
membersihkan kelasnya secara
bersama-sama

F. SOPAN SANTUN
No Pertanyaan S SR KD TP
43. Guru saling menghormati
dengan guru yang lain pada saat
berpapasan(menyapa dengan
sebutan yang pantas).
44. Guru selalu mengucapkan
kalimat yangbaik dan baku
dalam bertutur kata.
45. Guru mempersilahkan siswa
untuk berpendapat.
46. Guru selalu mengucapkan
terima kasih setelah mendapat
bantuan dari siswa maupun dari
guru lain atau karyawan.
47. Guru melakukan salam,
senyum, dan sapa di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48. Guru berpakaian rapi dan sopan

49. Apakah guru pada saat


memasuki kelas, mengucapkan
salam? (Misalnya selamat pagi,
siang)

G. PERCAYA DIRI
No Pertanyaan S SR KD TP
50. Guru dalam menyampaikan
materi dengan suara yang
lantang.
51. Guru memberikan motivasi
kepada siswanya
52. Guru selalu menatap siswa-
siswanya pada saat materi
disampaikan.
53. Guru pada saat dikelas dengan
sikap yang tegap atau tidak
grogi

54. Guru pada saat dikelas gerak


tubuhnya tidak berlebihan
(Misalnya suka menggerak-
gerakan tanggan berlebihan)
55. Guru pada saat mengajar dikelas
suka jalan-jalan (Misalnya jalan
kedepan atau kebelakang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tanggapan Responden tentang Indikator Jujur


No Tanggapan Responden
pertanyaan Selalu (4) Sering (3) Kadang- Tidak Pernah
kadang (2) (1)
F % F % F % F %
1 18 18,75 11 11,45 61 63,54 6 6,25
2 49 51,04 35 36,45 12 12,5 0 0
3 16 16,66 32 0,33 34 35,41 14 14,58
4 16 16,66 17 17,70 43 44,79 20 20,83
5 27 28,12 18 18,75 29 30,20 22 22,91
6 44 45,83 29 30,20 14 14,58 9 9,37
7 55 57,29 26 27,08 11 11,45 4 4,16
8 75 78,12 14 14,58 3 3,12 4 4,16
Rata-rata 39,05 19,56 26,94 20,83

Tanggapan Responden tentang Indikator Disiplin


No Tanggapan Responden
pertanyaan Selalu (4) Sering (3) Kadang- Tidak
kadang (2) Pernah (1)
F % F % F % F %
9 23 23,96 32 33,33 40 41,67 1 1,04
10 88 91,67 6 6,25 2 2,08 0 0,00
11 44 45,83 42 43,75 9 9,38 1 1,04
12 28 29,17 26 27,08 42 43,75 0 0,00
13 59 61,46 29 30,21 8 8,33 0 0,00
14 69 71,88 17 17,71 10 10,42 0 0,00
15 79 82,29 13 13,54 4 4,17 0 0,00
16 44 45,83 26 27,08 24 25,00 2 2,08
17 20 20,83 33 34,38 39 40,63 4 4,17
18 50 52,08 34 35,42 12 12,50 0 0,00
19 42 43,75 35 36,46 19 19,79 0 0,00
20 89 92,71 4 4,17 1 1,04 2 2,08
21 65 67,71 22 22,92 9 9,38 0 0,00
22 64 66,67 24 25,00 6 6,25 2 2,08
23 59 61,46 16 16,67 15 15,63 6 6,25
Rata-rata 57,15 24,94 16,67 1,25

Tanggapan Responden tentang Indikator Tanggung Jawab


No Tanggapan Responden
pertanya Selalu (4) Sering (3) Kadang- Tidak Pernah
an kadang (2) (1)
F % F % F % F %
24 36 37,50 39 40,63 21 21,88 0 0,00
25 26 27,08 40 41,67 26 27,08 4 4,17
26 86 89,58 9 9,38 1 1,04 0 0,00
27 46 47,92 41 42,71 9 9,38 0 0,00
28 27 28,13 47 48,96 21 21,88 1 1,04
29 73 76,04 18 18,75 5 5,21 0 0,00
30 76 79,17 17 17,71 2 2,08 1 1,04
31 82 85,42 13 13,54 0 0,00 1 1,04
32 68 70,83 21 21,88 7 7,29 0 0,00
Rata-rata 60,19 28,36 10,65 0,81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tanggapan Responden tentang Indikator Toleransi


No Tanggapan Responden
Pertanyaan Selalu (4) Sering (3) Kadang- Tidak
kadang (2) Pernah (1)
F % F % F % F %
33 11 11,46 29 30,21 48 50 8 8,33
34 57 59,38 27 28,13 11 11,46 1 1,04
35 76 79,17 19 19,79 1 1,04 0 0,00
36 42 43,75 37 38,54 1 1,04 0 0,00
Rata-rata 48,44 29,17 15,89 2,34

Tanggapan Responden tentang Indikator Gotong Royong


No Tanggapan Responden
Pertanyaan Selalu (4) Sering (3) Kadang- Tidak Pernah
kadang (2) (1)
F % F % F % F %
37 65 67,71 29 30,21 2 2,08 0 0,00
38 77 80,21 12 12,50 7 7,29 0 0,00
39 86 89,58 9 9,38 0 0,00 1 1,04
40 25 26,04 40 41,67 30 31,25 1 1,04
41 43 44,79 30 31,25 20 20,83 3 3,13
42 34 35,42 35 36,46 27 28,13 0 0,00
Rata-rata 57,29 26,91 14,93 0,87

Tanggapan Responden tentang Indikator Sopan Santun


No Tanggapan Responden
Pertanyaan Selalu (4) Sering (3) Kadang- Tidak Pernah
kadang (2) (1)
F % F % F % F %
43 84 87,50 11 11,46 1 1,04 0 0,00
44 81 84,38 12 12,50 3 3,13 0 0,00
45 54 56,25 34 35,42 8 8,33 0 0,00
46 59 61,46 35 36,46 2 2,08 0 0,00
47 73 76,04 18 18,75 4 4,17 1 1,04
48 85 88,54 11 11,46 0 0,00 0 0,00
49 70 72,92 22 22,92 4 4,17 0 0,00
Rata-rata 75,30 21,28 3,27 0,15

Tanggapan Responden tentang Indikator Percaya Diri


No Tanggapan Responden
Pertanyaan Selalu (4) Sering (3) Kadang- Tidak Pernah
kadang (2) (1)
F % F % F % F %
50 28 29,17 37 38,54 28 29,17 3 3,13
51 54 56,25 31 32,29 10 10,42 1 1,04
52 53 55,21 27 28,13 16 16,67 0 0,00
53 71 73,96 24 25,00 1 1,04 0 0,00
54 22 22,92 53 55,21 14 14,58 7 7,29
55 19 19,79 44 45,83 33 34,38 0 0,00
Rata-rata 42,88 37,50 17,71 1,91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil Uji Validitas I


Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Yang Sesuai Dengan KI 2
Scale Mean Cronbach's
if Item Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Alpha if Item
Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
Butir 1 181.8125 258.849 .298 . .915
Butir 2 180.8542 259.157 .367 . .914
Butir 3 181.7187 260.225 .225 . .916
Butir 4 181.9375 259.491 .235 . .916
Butir 5 181.6979 255.329 .310 . .915
Butir 6 181.1146 251.555 .492 . .913
Butir 7 180.8646 254.203 .480 . .913
Butir 8 180.5417 259.304 .371 . .914
Butir 9 181.4167 258.877 .329 . .914
Butir 10 180.3437 264.207 .299 . .914
Butir 11 180.8958 255.673 .531 . .912
Butir 12 181.3854 254.681 .464 . .913
Butir 13 180.7083 256.251 .543 . .912
Butir 14 180.6250 258.658 .409 . .913
Butir 15 180.4583 258.946 .535 . .913
Butir 16 181.0729 256.616 .375 . .914
Butir 17 181.5208 255.094 .451 . .913
Butir 18 180.8437 260.007 .328 . .914
Butir 19 181.0000 259.621 .314 . .914
Butir 20 180.3646 259.413 .505 . .913
Butir 21 180.6562 254.060 .639 . .911
Butir 22 180.6771 254.221 .585 . .912
Butir 23 180.8854 255.366 .394 . .914
Butir 24 181.0312 261.357 .265 . .915
Butir 25 181.3854 254.239 .516 . .912
Butir 26 180.3542 261.621 .544 . .913
Butir 27 180.8542 263.094 .208 . .915
Butir 28 181.1771 256.000 .504 . .912
Butir 29 180.5312 258.652 .497 . .913
Butir 30 180.4896 260.168 .426 . .913
Butir 31 180.4062 264.981 .187 . .915
Butir 32 180.6042 260.789 .339 . .914
Butir 33 181.7708 260.136 .280 . .915
Butir 34 180.7396 256.068 .537 . .912
Butir 35 180.4583 260.314 .523 . .913
Butir 36 180.9792 258.231 .375 . .914
Butir 37 180.5833 255.909 .707 . .912
Butir 38 180.5104 263.031 .238 . .915
Butir 39 180.3646 265.181 .190 . .915
Butir 40 181.2917 260.440 .282 . .915
Butir 41 181.0625 255.912 .404 . .913
Butir 42 181.1667 259.382 .308 . .914
Butir 43 180.3750 261.458 .525 . .913
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Scale Mean Cronbach's


if Item Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Alpha if Item
Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
Butir 44 180.4271 260.163 .502 . .913
Butir 45 180.7604 260.500 .335 . .914
Butir 46 180.6458 258.189 .550 . .913
Butir 47 180.5417 256.335 .584 . .912
Butir 48 180.3542 263.115 .454 . .914
Butir 49 180.5521 256.418 .638 . .912
Butir 50 181.2812 258.057 .349 . .914
Butir 51 180.7917 261.219 .278 . .915
Butir 52 180.8542 254.757 .520 . .912
Butir 53 180.5104 261.410 .415 . .914
Butir 54 181.3021 255.603 .446 . .913
Butir 55 181.3854 265.060 .099 . .916
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil Uji Validitas II


Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Yang Sesuai Dengan KI 2
Scale Mean Squared Cronbach's
if Item Scale Variance if Corrected Item- Multiple Alpha if Item
Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
Butir 1 175.0833 253.277 .296 . .916
Butir 2 174.1250 253.437 .371 . .915
Butir 3 174.9896 254.179 .238 . .917
Butir 4 175.2083 253.977 .231 . .917
Butir 5 174.9688 249.631 .313 . .917
Butir 6 174.3854 245.924 .495 . .914
Butir 7 174.1354 248.413 .489 . .914
Butir 8 173.8125 253.564 .376 . .915
Butir 9 174.6875 253.312 .327 . .915
Butir 10 173.6146 258.513 .300 . .916
Butir 11 174.1667 250.077 .531 . .913
Butir 12 174.6562 248.838 .474 . .914
Butir 13 173.9792 250.547 .548 . .913
Butir 14 173.8958 252.936 .414 . .914
Butir 15 173.7292 253.231 .541 . .914
Butir 16 174.3438 251.217 .367 . .915
Butir 17 174.7917 249.577 .448 . .914
Butir 18 174.1146 254.524 .321 . .915
Butir 19 174.2708 254.094 .309 . .916
Butir 20 173.6354 253.708 .510 . .914
Butir 21 173.9271 248.531 .637 . .913
Butir 22 173.9479 248.534 .590 . .913
Butir 23 174.1562 249.670 .398 . .915
Butir 24 174.3021 255.560 .271 . .916
Butir 25 174.6562 248.502 .522 . .913
Butir 26 173.6250 255.963 .544 . .914
Butir 27 174.1250 257.774 .191 . .916
Butir 28 174.4479 250.629 .494 . .914
Butir 29 173.8021 253.003 .499 . .914
Butir 30 173.7604 254.626 .421 . .915
Butir 31 173.6771 259.379 .181 . .916
Butir 32 173.8750 255.100 .341 . .915
Butir 33 175.0417 254.335 .286 . .916
Butir 34 174.0104 250.179 .551 . .913
Butir 35 173.7292 254.621 .527 . .914
Butir 36 174.2500 252.842 .365 . .915
Butir 37 173.8542 250.357 .704 . .913
Butir 38 173.7812 257.394 .237 . .916
Butir 40 174.5625 255.175 .266 . .916
Butir 41 174.3333 250.309 .405 . .915
Butir 42 174.4375 253.849 .304 . .916
Butir 43 173.6458 255.789 .526 . .914
Butir 44 173.6979 254.487 .505 . .914
Butir 45 174.0312 255.020 .327 . .915
Butir 46 173.9167 252.414 .560 . .914
Butir 47 173.8125 250.849 .579 . .913
Butir 48 173.6250 257.521 .446 . .915
Butir 49 173.8229 250.842 .636 . .913
Butir 50 174.5521 252.481 .348 . .915
Butir 51 174.0625 255.554 .278 . .916
Butir 52 174.1250 249.037 .526 . .913
Butir 53 173.7812 255.773 .414 . .915
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Scale Mean Squared Cronbach's


if Item Scale Variance if Corrected Item- Multiple Alpha if Item
Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
Butir 54 174.5729 250.184 .439 . .914
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil Uji Validitas III


Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Yang Sesuai Dengan KI 2
Scale Cronbach's
Variance if Squared Alpha if
Scale Mean if Item Corrected Item- Multiple Item
Item Deleted Deleted Total Correlation Correlation Deleted
Butir 1 167.8646 246.350 .292 . .916
Butir 2 166.9062 246.233 .378 . .915
Butir 3 167.7708 247.063 .240 . .917
Butir 4 167.9896 247.063 .227 . .917
Butir 5 167.7500 242.611 .313 . .917
Butir 6 167.1667 238.793 .501 . .914
Butir 7 166.9167 241.109 .501 . .914
Butir 8 166.5938 246.475 .378 . .915
Butir 9 167.4688 246.188 .330 . .916
Butir 10 166.3958 251.336 .306 . .916
Butir 11 166.9479 242.913 .539 . .914
Butir 12 167.4375 241.680 .481 . .914
Butir 13 166.7604 243.489 .551 . .914
Butir 14 166.6771 245.926 .412 . .915
Butir 15 166.5104 246.105 .546 . .914
Butir 16 167.1250 244.132 .370 . .915
Butir 17 167.5729 242.689 .444 . .915
Butir 18 166.8958 247.547 .317 . .916
Butir 19 167.0521 247.587 .286 . .916
Butir 20 166.4167 246.793 .501 . .914
Butir 21 166.7083 241.451 .642 . .913
Butir 22 166.7292 241.505 .593 . .913
Butir 23 166.9375 242.586 .401 . .915
Butir 24 167.0833 248.414 .274 . .916
Butir 25 167.4375 241.322 .531 . .914
Butir 26 166.4062 248.938 .540 . .915
Butir 28 167.2292 243.736 .489 . .914
Butir 29 166.5833 246.182 .486 . .914
Butir 30 166.5417 247.977 .396 . .915
Butir 32 166.6562 248.165 .334 . .915
Butir 33 167.8229 247.031 .296 . .916
Butir 34 166.7917 243.051 .557 . .914
Butir 35 166.5104 247.537 .529 . .914
Butir 36 167.0312 246.178 .349 . .915
Butir 37 166.6354 243.287 .709 . .913
Butir 38 166.5625 250.501 .225 . .916
Butir 40 167.3438 248.165 .264 . .916
Butir 41 167.1146 243.071 .413 . .915
Butir 42 167.2188 246.825 .303 . .916
Butir 43 166.4271 248.668 .530 . .915
Butir 44 166.4792 247.326 .512 . .914
Butir 45 166.8125 248.112 .319 . .916
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Scale Cronbach's
Variance if Squared Alpha if
Scale Mean if Item Corrected Item- Multiple Item
Item Deleted Deleted Total Correlation Correlation Deleted
Butir 46 166.6979 245.455 .556 . .914
Butir 47 166.5938 244.181 .560 . .914
Butir 48 166.4062 250.328 .456 . .915
Butir 49 166.6042 243.821 .638 . .913
Butir 50 167.3333 245.530 .344 . .916
Butir 51 166.8438 248.449 .280 . .916
Butir 52 166.9062 241.896 .533 . .914
Butir 53 166.5625 248.607 .420 . .915
Butir 54 167.3542 243.010 .446 . .914

Reliabilitas
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Cronbach's Alpha Items N of Items
.916 .928 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Reliabilitas
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Cronbach's Alpha Items N of Items
.916 .928 51

Model Summary and Parameter Estimates

Dependent Variable:chisquare

Model Summary Parameter Estimates

Equation R Square F df1 df2 Sig. Constant b1

Linear .433 71.862 1 94 .000 .040 .011

The independent variable is Mahalanobis Distance.

Anda mungkin juga menyukai