Anda di halaman 1dari 7

Tugas

Nama: Bungawaty

NIM: 21530121063

1. Identifikasi ditempat kerja saudara masing-masing apakah sudah menerapkan pasien safety
dan PI secara benar!

Dalam Permenkes No. 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien pasal 5 ayat (5)
disebutkan bahwa setiap rumah sakit wajib mengupayakan tercapainya Sasaran Keselamatan
Pasien. Sasaran Keselamatan Pasien meliputi tercapainya hal-hal sebagai berikut :

1) Mengidentifikasi pasien dengan benar;

2) Meningkatkan komunikasi yang efektif;

3) Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai;

4) Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien
yang benar;

5) Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan; dan

6) Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh

Dalam upaya untuk mencegah insiden keselamatan pasien di rumah sakit WHO
(Collaborating Centre for Patient Safety resmi menerbitkan panduan “Nine ife-Saving Patient
Safety Solutions” (“Sembilan Solusi Keselamatan Pasien Rumah Sakit”). Sembilan topik yang
diberikan solusinya adalah sebagai berikut:

1. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip/norum atau look-alike, sound-alike
medication names/ LASA
2. Identifikasi pasien
3. Komunikasi saat serah terima/pengoperan pasien

1
Tugas

Nama: Bungawaty

NIM: 21530121063

4. Tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar


5. Pengendalian cairan elektrolit pekat (concentrated)
6. Pastikan akurasi pemberian obat pada transisi asuhan
7. Hindari kesalahan pemasangan kateter dan selang (tube)
8. Penggunaan alat injeksi sekali pakai
9. Tingkatkan kebersihan tangan (hand hygiene) untuk pencegahan infeksi (HAIs/ Healthcare
Associated Infections)

Melakukan Pencegahan Infeksi sesuai menurut WHO (2009) menetapkan indikasi five
moments hand hygiene di Rumah Sakit meliputi:

1. Sebelum menyentuh pasien Hand hygiene yang dilakukan sebelum menyentuh pasien yang
bertujuan untuk melindungi pasien dengan melawan mikroorganisme, dan di beberapa kasus
melawan infeksi dari luar, oleh kuman berbahaya yang berada di tangan.

2. Sebelum melakukan prosedur bersih / aseptik (membersihkan luka) Hand hygiene yang
dilakukan sebelum melakukan prosedur bersih / aseptik bertujuan untuk melindungi pasien
dengan melawan infeksi kuman berbahaya, termasuk kuman yang berada di dalam tubuh
pasien.

3. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien Hand hygiene yang dilakukan setelah kontak
dengan cairan tubuh pasien bertujuan untuk melindungi petugas kesehatan dari infeksi oleh
kuman berbahaya dari tubuh pasien dan mencegah penyebaran kuman di lingkungan perawatan
pasien.

4. Setelah menyentuh pasien Hand hygiene dilakukan setelah menyentuh pasien bertujuan
untuk melindungi petugas kesehatan dari kuman yang berada di tubuh pasien dan melindungi
lingkungan perawatan pasien dari penyebaran kuman.

5. Setelah menyentuh peralatan di sekitar pasien Hand hygiene yang dilakukan setelah
menyentuh peralatan di sekitar pasien bertujuan untuk melindungi petugas kesehatan dari

2
Tugas

Nama: Bungawaty

NIM: 21530121063

kuman yang berada di tubuh pasien yang kemungkinan juga berada di permukaan/benda-benda
di sekitar pasien dan untuk melindungi lingkungan perawatan dari penyebaran kuman.

2. Berikan masing-masing 2 contoh,singkat!

Contoh:

1. Kebijakan dan Prosedur

Kebijakan dan/atau prosedur yang secara kolaboratif harus dikembangkan untuk


memperbaiki proses identifikasi, khususnya proses yang digunakan untuk mengidentifikasi
pasien ketika pemberian obat, darah atau produk darah; pengambilan darah dan spesimen lain
untuk pemeriksaan klinis; atau memberikan pengobatan atau tindakan lain.

Kebijakan dan/atau prosedur memerlukan sedikitnya dua cara untuk mengidentifikasi seorang
pasien, seperti hal berikut :

 nama pasien, dengan dua nama pasien.


 nomor identifikasi menggunakan nomor rekam medis.
 tanggal lahir.
 gelang (identitas pasien) dengan bar-code, atau cara lain.
Catatan : Nomor kamar atau lokasi pasien tidak bisa digunakan untuk identifikasi.

Kebijakan dan/atau prosedur juga menjelaskan penggunaan dua pengidentifikasi/penanda yang


berbeda pada lokasi yang berbeda di fasilitas pelayanan kesehatan, seperti di pelayanan ambulatori
atau pelayanan rawat jalan yang lain, unit gawat darurat, atau kamar operasi.

Identifikasi terhadap pasien koma yang tanpa identitas, juga termasuk. Suatu proses kolaboratif

3
Tugas

Nama: Bungawaty

NIM: 21530121063

digunakan untuk mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur untuk memastikan telah mengatur
semua situasi yang memungkinkan untuk diidentifikasi.

Gelang Pasien

Pasangkan gelang identifikasi pada pergelangan tangan pasien yang dominan (sesuai dengan
kondisi). Petugas akan memastikan gelang terpasang dengan baik dan nyaman untuk pasien. Jika
gelang tidak bisa dipasang di pergelangan tangan pasien, dapat kenakan pada pergelangan kaki.

Warna Gelang

Gelang warna merah muda untuk pasien dengan jenis kelamin perempuan, biru untuk pasien
dengan jenis kelamin laki-laki, merah untuk pasien dengan alergi obat, kuning untuk pasien dengan
risiko jatuh, dan ungu untuk pasien yang menolak tindakan resusitasi (Do Not Rescucitation).

Kegiatan Identikasi Pasien :

1. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh menggunakan nomor
kamar atau lokasi pasien.
2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.
3. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan
klinis Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan / prosedur.
4. Diberlakukan kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang
konsisten pada semua situasi dan lokasi.

Beberapa hal penting identifikasi pasien (dapat berakibat fatal); pada saat : memberikan obat,
darah, atau produk darah, mengambil darah dan spesimen lain untuk pengujian klinis, sebelum
memberikan perawatan dan prosedur, bagi bayi; identifikasi juga dilakukan sebelum mentransfer
dari kamar bayi ke kamar ibu.

4
Tugas

Nama: Bungawaty

NIM: 21530121063

2. Menggunakan Komunikasi yang Efektif


Komunikasi efektif adalah sasaran kunci utama dari sasaran keselamatan pasien karena
komunikasi adalah penyebab yang paling sering menimbulkan masalah keselamatan pasien
(patient safety). Komunikasi yang efektif yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dipahami
oleh penerima dapat membantu mengurangi kesalahan dalam pemberian pelayanan dan juga dapat
membantu meningkatkan keberhasilan pelaksanaan program keselamatan pasien. Maka dalam
pelaksanaan komunikasi efektif harus dibangun aspek kejelasan, ketepatan, sesuai dengan konteks
baik bahasa dan informasi, alur yang sistematis, dan budaya.

3. Analisis terkait pasien safety dan PI dalam lingkungan kerja anda yang belum maksimal,
berikan masing-masing 2 contoh!

>> Kurang maksimal dalam hal komunikasi.


Contoh: komunikasi yang tidak efektif dalam pelayanan, seperti tidak tepat waktu, tidak akurat,
kurang lengkap dan tidak jelas, tidak mudah dipahami oleh pasien untuk menghindari
kesalahan dalam memberikan pelayanan kesehatan.

>>Petugas kesehatan
Contoh: Kurang menjaga kebersihan tangan untuk membatasi penularan patogen. Kurangnya
kepatuhan menjaga kebersihan tangan yang merupakan prilaku yang mendasar bagi petugas
kesehatan.

5
Tugas

Nama: Bungawaty

NIM: 21530121063

4. Solusi terkait pertanyaan no.3!

1. Strategi Penerapan
Komunikasi Efektif yang diterapkan di Rumah Sakit adalah dengan menggunakan Strategi
SBAR yang terdiri dari :
 S : Situation, Yakni penjelasan situasi terkini yang terjadi pada pasien.
 B : Background, Yakni informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi
dan latar belakang pasien terkini.
 A : Assessment, Yakni hasil pengkajian kondisi pasien terkini/ terakhir.
 R : Recommendation, Yakni rekomendasi apa yang perlu dilakukan untuk
mengatasi masalah terhadap pasien ybs.

Adapun contoh komunikasi yang efektif dalam hubungan interpersonal perawat dengan
keluarga pasien adalah sebagai berikut:

 Perkenalan, Seorang perawat diminta untuk memperkenalkan diri di hadapan


keluarga pasien. Pasien saat sakit biasanya ditemani oleh keluarganya. Peran
keluarga di sini sebagai perantara. Tahap pertama untuk mendapatkan
komunikasi yang efektif antara seorang perawat dengan keluarga pasien adalah
perawat akan menanyakan status keluarga apakah orang yang bersama pasien
merupakan keluarga pasien.
 Keluhan, Perawat pada tahapan ini memberikan beberapa pertanyaan yang
kemudian akan dijawab oleh keluarga pasien apabila pasien diantar dengan
keluarganya. Namun perawat juga dapat menanyakannya langsung dengan
pasiennya apabila pasien tidak mengalami sakit yang parah. Komunikasi yang
dilakukan antara perawat dengan keluarga pasien ini akan dicatat atau direkam
seputar data-data dari pihak pasien yang kemudian akan dilakukan proses
pemeriksaan oleh dokter.

6
Tugas

Nama: Bungawaty

NIM: 21530121063

 Permasalahan, Permasalahan adalah tahap ketiga untuk mencapaik


komunikasi yang efektif antara perawat dengan keluarga pasien. Permasalahan
yang dimaksud adalah penyakit yang diderita oleh pasien. Permasalahan inilah
yang menjadi pembahasan utama untuk berkomunikasi dengan keluarga pasien.
Apabila pasien mengalami permasalahan kesehatan yang cukup berat maka
dokter akan memberikan tindakan untuk mencapai kesembuhan pasien.
Perawat akan memiliki peran penting pada tahap ini. Perawat akan memberikan
informasi kepada keluarga psien apabila dibutuhkan sebuah tindakan dari pihak
rumah sakit.

2. Dalam maningkatkan tingkat kepatuhan dengan kebersihan tangan di tenaga kesehatan,


berbagai hal yang dapat diperhatikan dalam upaya ini, diataranya: target, pedekatan multi-
aspek yang berfokus dalam perubahan sistem, dukungan administratif, motivasi,
ketersediaan hand rub berbahan dasar alkohol, pelatihan, dan pendidikan intensif tenaga
kesehatan dan reminder di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai