Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KOLOID

Disusun oleh :
Magfira Siti Nurhaliza
XI MIPA 2

SMA NEGERI 3 TARAKAN


2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................6
2.1 Sistem Koloid Dalam Pengelompokkan Campuran...............................................................6
2.2 Macam-macam Koloid dan Pengelompokannya...................................................................6
2.3 Beberapa macam koloid dan penggunaannya........................................................................8
2.4 Sifat- sifat Koloid.................................................................................................................10
2.5 koloid Dalam Kehidupan Sehari-hari..................................................................................11
BAB III..........................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................14
3.2 Saran.....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................15
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan memberi petunjuk dan
kekuatan kepada penulis sehingga makalah “koloid” ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun
dan dibuat berdasarkan materi-materi yang ada. Materi-materi bertujuan agar dapat menambah
pengetahuan dan wawasan siswa dalam belajar mengenal koloid serta siswa juga dapat
memahami nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam berpikir dan bertindak.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir semester untuk bidang study
kimia, dan lebih lanjut semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan seputar
koloid. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Tarkan, 15 Mei 2021

Magfira Siti Nurhaliza


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem koloid berhubungan dengan proses-proses di alam yang mencakup berbagai bidang.
Misalnya saja, makanan yang kita makan (dalam ukuran besar) sebelum digunakan oleh
tubuh terlebih dahulu diproses sehingga berbentuk kolid dan protoplasma dalam sel-sel
makhluk hidup. Dalam kehidupan sehari-hari ini, sering kita temui beberapa produk yang
merupakan campuran dari beberapa zat, tetapi zat tersebut dapat tercampur dengan merata.
Misalnya saat kita membuat susu, serbuk atau tepung susu bercampur secara merata dengan
air panas. Kemudian, es krim yang biasa kita konsumsi mempunyai rasa yang beragam. Es
krim tersebut barulah disimpan dalam lemari es agar tidak meleleh. Semua itu merupakan
sistem koloid. Udara yang mengandung sistem koloid, misalnya polutan padat yang
terdispersi (tercampur) dalam udara, yaitu asap dan debu. Juga air yang terdispersi dalam
udara yang disebut kabut merupakan sistem koloid. Mineral-mineral yang terdispersi dalam
tanah, yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan juga merupakan koloid. Penggunaan sabun
untuk mandi dan mencuci berfungsi untuk membentuk koloid antara air dengan kotoran
yang melekat (minyak). Campuran logam selenium dengan kaca lampu belakang mobil yang
menghasilkan cahaya warna merah juga merupakan sistem koloid.

1.2 Rumusan Masalah


Apa itu kolid ?
Apa saja jenis-jenis koloid ?
Bagaimana penggunaan koloid ?
Bagaimana cara membuat koloid ?
Bagaimana cara memurnikan koloid dari partikel yang tidak dibutuhkan ?
Apa saja contoh koloid dalam kehidupan sehari-hari ?

1.3 Tujuan Penulisan


Menjelaskan apa itu koloid.
Menjelaskan macam-macam koloid.
Menjelaskan penggunaan koloid.
Menjelaskan sifat-sifat koloid.
Menjelaskan cara membuat koloid.
Menjelaskan cara memurnikan koloid dari partikel yang tidak dibutuhkan.
Menjelaskan contoh-contoh koloid dalam kehidupan sehari-hari.

1.4Manfaat Penulisan
Agar dapat mengetahui dan memahami apa itu koloid.
Agar dapat mengetahui macam-macam koloid.
Agar dapat mengetahui penggunaan koloid.
Agar dapat mengetahui sifat-sifat koloid.
Agar dapat mengetahui cara membuat koloid.
Agar dapat mengetahui cara memurnikan koloid.
Agar dapat mengetahui contoh-contoh koloid dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN

Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana partikel-patrikel
zat yang berukuran koloid tersebar merata dalam zat lain. Ukuran koloid berkisar antara 1-100
nm. Contoh : mayones dan cat, mayones adalah campuran homogen di air dan minyak, dan cat
adalah homogen zat padat dan zat cair.

2.1 Sistem Koloid Dalam Pengelompokkan Campuran


Sistem koloid adalah suatu campuran yang keadaannya terletak di antara campuran
homogen (larutan) dan heterogen ( suspensi). Dengan kata lain, campuran koloid merupakan
bentuk peralihan campuran dari heterogen menjadi homogen. Pada dasarnya campuran
koloid itu bersifat homogen, dan unsur-unsur pembentuk campuran itu sudah menyatu dan
sulit dibedakan. Hanya saja campuran itu tidak dibentuk oleh sebaran-sebaran molekul,
melainkan berupa gabungan dari beberapa molekul. Namun karena bentuknya sangat kecil,
gabungan-gabungan molekul itu sulit dikenali lagi. Untuk membedakan sistem koloid
dengan sistem pencampuran lainnya, bisa dilihat pada tabel berikut ini.

LARUTAN KOLOID SUSPENSI


Terdiri atas satu fase Terdiri atas satu fase Terdiri atas dua fase
Homogen Homogen Heterogen
Jernih Keruh Keruh
Tidak memisah jika Tidak memisah jika Memisah jika didiamkan
didiamkan didiamkan
Tidak dapat disaring Dapat disaring Dapat disaring
Dapat diamati dengan Dapat diamati dengan
Tidak dapat diamati
mikroskop ultra mikroskop biasa
Diameter partikel 10-7 – Diameter partikel > 10-5
Diameter partikel 10-7 cm
10-5 cm cm
Penulisan A (aq) Penulisan A (s) Penulisan A (s)

2.2 Macam-macam Koloid dan Pengelompokannya


Sistem koloid terdiri atas dua fase atau bentuk, yakni fase terdispersi (fase dalam) dan fase
pendispersi ( fase luar, medium). Zat yang fasenya tetap, disebut zat pendispensi. Sementara
itu, zat yang fasenya berubah merupakan zat terdispensi. Berdasarkan fase zat terdispersi,
sistem koloid terbagi atas tiga bagian yaitu kaloid sol, emulsi, dan buih. Sol ialah koloid
dengan zat terdispersinya fase padat. Emulsi ialah koloid dengan zat terdispensinya fase cair.
Buih ialah koloid dengan zat terdispensinya fase gas. Berdasarkan fase mediumnya, sol,
emulsi, dan buih masih terbagi atas beberapa jenis.
1. Koloid Sol
Koloid sol terdiri atas bagian-bagian berikut :
a. Sol padat (padat-padat)
Sol padat ialah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase padat.
Contohnya : logam paduan, kaca berwarna, intan hitam, dan baja.
b. Sol cair (padat-cair)
Sol cair ialah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase cair. Hal
ini berarti zat terdispersi fase padat dan medium fase cair.
Contoh : cat, tinta, dan kanji.
c. Sol gas (padat-gas)
Sol gas (aerosol padat) ialah koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase
gas. Hal ini berarti zat terdispersi fase padat dan medium fase gas.
Contoh : asap dan debu.

2. Koloid emulsi
Koloid emulsi terbagi ke dalam tiga jenis, sebagai berikut :
a. Emulsi padat (cair-padat)
Emulsi padat (gel) ialah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam satu fase
padat. Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase padat.
Contoh : mentega, keju, jeli, dan mutiara.
b. Emulsi cair (cair-cair)
Emulsi cair (emulsi) ialah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase
cair. Ha ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase cair.
Contoh : susu, minyak ikan, dan santan kelapa.
c. Emulsi gas (cair-gas)
Emulsi gas (aerosol cair) ialah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat
fase gas. Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase gas.
Contoh : obat-obatan insektisida (semprot), kabut dan hair spray.

3. Koloid Buih
Buih padat terdiri atas dua jenis, sebagai berikut :
a. Buih padat (gas-padat)
Buih padat ialah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase padat. Hal
ini berarti zat terdispersi fase gas dan medium fase padat.
Contoh : busa jok dan batu apung.
b. Buih cair (gas-cair)
Buih cair (buih) ialah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase cair.
Hai ini berarti zat terdispersi fase gas dan medium fase cair.
Contoh : buih sabun, buih soda, dan krim kocok.

Klarifikasi di atas dapat pula disusun dalam delapan pola peggolongan, yaitu
sebagai berikut :

Fase
Fase
No Pendispers Nama Koloid contoh
Terdispersi
i
Buih sabun, shampo,
1 Gas Cair Buih, deterjen
krim kocok
2 Gas Padat Busa padat Karet busa, batu apung
3 Cair Gas Aerosol cair Kabut
Susu, santan, minyak
4 Cair Cair Emulsi
ikan, es krim
5 Cair Padat Emulsi padat Mutiara, keju, jeli
6 Padat Gas Aerosol padat asap
Cat, tinta, larutan agar-
7 Padat Cair Sol
agar
Sol padat, Kaca berwarna,
8 Padat Padat
logam campuran
2.3 Beberapa macam koloid dan penggunaannya
Ada banyak penggunaan sistem koloid baik di dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
berbagai industri seperti industri kosmetik, makanan, farmasi dan sebagainya. Beberapa
macam koloid tersebut antara lain :

1. Aerosol
Aerosol adalah sistem koloid di mana partikel padat atau cair terdispersi dalam gas.
Aerosol yang dapat kita saksikan di alam adalah kabut, awan, dan debu di udara. Dalam
industri modern, banyak sediaan insektisida dan kosmetika yang diproduksi dalam
bentuk aerosol dan sering kita sebut sebgai obat semprot.
Contoh : hair spray, deodorant, dan obat nyamuk.

2. Sol
Sol adalah sistem koloid di mana partikel padat terdispersi dalam cairan. Berdasarkan
sifat adsorbsi dari partikel padat terhadap cairan pendispersi, kita kenal dua macam sol :
a. Sol liofil, di mana partikel-partikel padat akan mengadsorpsi molekul cairan
sehingga terbentuk suatu selubung di sekililing partikel padat itu. Liofil memiliki
arti “cinta cairan” ( Bahasa Yunani; lio=cairan; philia=cinta). Sol liofil yang
setengah padat disebut gel. Contoh gel yaitu selai dan gelatin. Ciri-ciri sol liofil
antara lain sebagai berikut :
1. Dapat dibuat langsung dengan mencampurkan fase terdispersi dengan medium
terdispensinya
2. mempunyai muatan yang kecil atau tidak bermuatan, pertikel-partikel sol liofil
mengadsorpsi medium pendispersinya.
3. Viskositos sol liofil > viskositas medium pendispersi
4. Tidak mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit
5. Reversibal, artinya fase terdispersi sol liofil dapat dipisahkan dengan koagulasi
6. Dapat diubah kembali menjadi sol dengan penambahan medium

b. Sol liofob, dimana partikel-partikel padat tidak mengandsorpsi molekul cairan.


Liofob artinya “takut cairan” (phobia=takut). Contoh koloid liofob adalah sol
sulfida dan sol logam. Ciri-cirinya sebagai berikut :
1. Tidak dapat dibuat hanya dengan mencampur fase terdispersi dan medium
pendispersinya
2. Memiliki muatan positif atau negatif
3. Partikel-partikel sol liofob tidak mengadsorpsi medium pendispersinya
4. Memberikan efek tyndall yang jelas
5. Akan bergerak ke anode atau katode, tergantung jenis muatan partikel. Jika
medium pendispersinya berupa air, kedua macam koloid di atas masing-masing
disebut koloid hidrofil (cinta air) dan koloid liofob ( takut air). Contoh koloid
hidrofil adalah kanji, protein, lem, sabun, dan gelatin. Adapun contoh koloid
hidrofob yaitu sol-sol sulfide dan sol-sol logam.
4. Emulsi
Emulsi adalah suatu sistem koloid di mana zat terdispersi dan medium pendispersi
sama-sama merupakan cairan. Agar terjadi suatu campuran koloid, harus ditambahkan
zat pengemulsi (emulgator). Susu merupakan emulsi lemak dalam air, dengan kasein
sebagai emulgatornya. Obat-obatan yang tidak larut dalam air banyak yang dibuat dan
dipanaskan dalam bentuk emulsi. Contohnya emulsi minyak ikan. Emulsi yang dalam
bentuk semipadat disebut krim.

2.4Sifat- sifat Koloid


1. Efek Tyndall
a. Ada peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid.
b. Terjadi karena partikel koloid yang berupa ion atau molekul berukuran besar
mampu menghamburkan cahaya yang diterima ke segala arah.
c. Semakin besar ukuran dan konsentrasi partikel koloid, semakin besar efek Tyndall.
Contohnya, warna merah dan jingga di langit saat pagi atau sore hari, sorot lampu
di suasana kabut dan malam hari, dan sorot lampu proyektor, serta debu yang
tampak di pagi hari

2. Gerak Brown
Adalah gerakan acak partikel koloid dalam medium pendisperinya. Terjadi karena
tumbukan tidak seimbang antara partikel-partikel koloid. Bermanfaat untuk menjadikan
koloid menjadi stabil dan pencegah pengendapan (koagulasi)
Contohnya, gerak air + susu dalam koloid

3. Elektoforesisa
Adalah peristiwa pergerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik yang
mengakibatkan partikel-partikel koloid bergerak ke elektrode yang mempunyai muatan
berlawanan dengan muatan koloid.
Contohnya, lorong pabrik yang dipasangi lempeng logam bermuatan negatif, mesin
cottrel
4. Adsorpsi
Adalah proses “penyerapan” suatu partikel zat berupa ion, atom, ataupun molekul pada
permukaan zat lain. Mengakibatkan partikel koloid menjadi bermuatan sejenis dan
partikel-partikel koloid tersebut saling berjauhan sehingga tidak terjadinya
penggumpalan atau koagulasi.
Contohnya, pemisahan mineral logam dari bijinya, mandi atau membersihkan badan,
penjernihan air tebu pada proses pembuatan gula pasir, penyembuhan sakit perut dengan
norit atau serbuk karbon, penjernihan air tawas menggunakan A12(SO4)3, dan adsorpsi
racun-racun berwujud gas dengan arang halus

5. Koagulasi
Adalah peristiwa pengendapan partikel-partikel koloid sehingga fase terdisperi terpisah
dari medium pendispersinya alias tidak menyatu. Terjadi karena dispersi koloid
kehilangan kestabilan dalam mempertahankan partikelnya untuk bergabung serta
dihilangkannya muatan koloid. Jika suatu koloid bermuatan negatif, maka larutan
paling cocok untuk mengkoagulasikan (mengumpulkan) larutan tersebut dengan koloid
yang bermuatan positif paling besar.
Contohnya, menyadap getah karet dengan CH3COOH atau HCOOH, pengumpulan
lumpur pada penjernihan air, mesin cottrell, dan penetralan albuminoid dalam darah.

6. Dialisis
Adalah sifat koloi untuk mengurangi ion-ion pengganggu dengan tidak membuat koloid
bersentuhan dalam air dan tetap berada di kantong semipermiabel.
Contohnya, hemodialisis pada penderita gagal ginjal.

7. Koloid pelindung
Adalah koloid yang dapat melindungi koloid lain agar tidak terjadi koagulasi.
Contohnya, lesitin (dalam margarin), gelatin (dalam kristal es krim), minyak silikon
(melindungi campuran zat warna), dan kasein dalam susu.

8. Koloid liofil
Mepunyai afisitas yang besar untuk menarik air, stabil, kekentalannya tinggi, gerak
Brown dan efek Tyndall tidak ada, hanya zat organik, dapat kembali jika dilucut air
lagi.
Contohnya, sol agar-agar, sol kanji, gelatin, sabun, dan deterjen.
9. Koloid liofob
Mempunya afinitas yang kecil untuk menarik air, tidak stabil, kekentalan rendah, ada
gerak Brown dan efek Tydall, hanya zat anorganik, tidak dapat kembali jika dilucuti air,
dan partikel terdispersinya mengadsorpsi ion.
Contohnya, sol AgC1, sol CaCO3, dan sol logam lainnya.

2.5 koloid Dalam Kehidupan Sehari-hari


Sifat karakteristik koloid yang penting yaitu sangat bermanfaat untuk mencampur zat yang
tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi skala besar.
Oleh karena sifat tersebut, sistem koloid menjadi banyak kita jumpai dalam industri (aplikasi
koloid untuk produksi cukup luas). Tetapi selain industri, selain koloid juga banyak dapat
kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari. Contohnya saja di alam, kedokteran,
pertanian, dsb.
1. Pengumpalan darah
Darah mengandung sejumlah kolid protein yang bermuatan negative. Jika terdapat luka
kecil, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiplik atau tawas yang
mengandung ion-ion AI+3 dan Fe+3, dimana ion-ion tersebut akan membantu
menetralkan muatan-muatan partikel koloid protein dan membantu pengumpalan darah.

2. Pembentukan delta di muara sungai


Air sungai mengandung partikel-partikel koloid pasir dan tanah liat yang bermuatan
negatif. Sedangkan air laut mengandung ion-ion Na+, Mg+2, dan Ca+2 yang bermuatan
positif. Ketika air sungai bertemu di laut, maka ion-ion positif dari air laut akan
menetralkan muatan pasir dan tanah liat. Sehingga, terjadi koagulasi yang akan
membentuk suatu delta.

3. Pengambilan endapan pengotor


Gas atau udara yang dialirkan ke dalam suatu proses industri sering kali megandung zat-
zat pengotor berupa partikel-partikel koloid. Untuk memisahkan pengotor ini,
digunakan alat pengendap elektroslatik yang pelat logamnya yang bermuatan akan
digunakan untuk menarik partikel-partikel koloid.

4. Pemutihan gula
Dengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid
tanah diatomae atau karbon, partikel-partikel koloid kemudian akan mengadsorpsi zat
warna tersebut. Sehingga gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan.

5. Penjernihan air
Air keran (PDAM) yang saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah liat, lumpur,
dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk
menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan berbagai langkah agar partikel
koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas
(AI2SO4)3. Ion AI3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidrolisis membentuk
partikel koloid AI(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi : AI 3+ + 3H2O AI(OH)3
+ 3H+. Setelah itu, AI(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid
tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian
mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana partike-
partikel zat yang berukuran koloid tersebar merata dalam zat lain. Sistem koloid adalah
suatu campuran yang keadaannya terletak diantara campuran homogen (larutan) dan
heterogen (suspensi). Sistem koloid terdiri atas dua fase yakni fase terdispersi (fase dalam)
dan fase pendispersi (fase luar, medium). Zat yang fasenya tetap disebut zat pendispensi,
sementara zat yang fasenya berubah disebut zat terdispensi. Sifat-sifat koloid yaitu, efek
tyndall, gerak brown, adsorpsi koloid, muatan koloid sol, koagulasi, dan koloid pelindung.
Cara pembuatan sistem koloid dapat dilakukan dengan memperbesar partikel larutan atau
memperkecil partikel suspensi. Ada dua metode dasar dalam pembuatan sistem koloid sol
yaitu, metode kondensasi dan metode dispersi. Untuk pertikel-partikel yang mengganggu
pembuatan sistem koloid digunakan metode pemurnian yaitu, dialisis, elektrodialisis, dan
penyaring ultra.

3.2 Saran
Sebaiknya dalam memanfaatkan penerapan sistem koloid ini, kita harus tetap berpegang
teguh pada prinsip agar apapun yang nantinya akan kita lakukan tidak melanggar norma-
norma yang berlaku di masyarakat serta tidak merugikan pihak lain. Dengan begitu semua
pihak akan merasa diuntungkan oleh apa yang kita lakukan.

DAFTAR PUSTAKA

https://r.search.yahoo.com/_ylt=AwrxhXK6LJ9gXEEAJShP5At.;_ylu=Y29sbwMEcG9zAzEE
dnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1621073210/RO=10/RU=https%3a%2f%2fartikelsiana.com
%2fpengertian-koloid-sifat-jenis-jenis-koloid-sifat
%2f/RK=2/RS=ENtvHBhw.1AEZmxyDLhRqqkrUlA-

https://amaldoft.wordpress.com
http://nabilahfairest.multiply.com/journal/item/38/koloid
http://user.cbn.net.id/johanoni/koloid.htm
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_sma7/kelas_x/koloid/
http://romdhoni.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/7578/koloid.pdf
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/citra06015
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid

Anda mungkin juga menyukai