Anda di halaman 1dari 18

CH 5.

POPULASI
DAN SAMPEL

Metodologi Penelitian

Dahlia, S.Pd., M.Si


Populasi
 Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek
dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan
sekedar jumlah yang ada pada subjek/ objek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang
dimiliki objek/subjek tersebut.
Sampel
 Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.

 Sampel digunakan apabila jumlah populasi besar dan


peneliti memiliki keterbatasan, baik biaya, waktu, dan
juga tempat. Apa yang dipelajari dari sampel
kesimpulannya dapat diberlakukan untuk populasi.
Karena itulah, maka sampel yang digunakan harus
betul-betul representatif (mewakili) populasi, agar
kesimpulan yang diambil tidak salah
TEKNIK SAMPLING

Non Probability
Probability sampling
sampling

1. Simple random
sampling 1. Sampling sistematis
2. Proportionate stratified 2. Sampling kuota
random sampling 3. Sampling incidental
3. Disproportionate
4. Purposive sampling
stratified random
5. Sampling jenuh
sampling
6. Snowball sampling
4. Area (cluster sampling)
Probability Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel
yang memberi peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Teknik ini terdiri atas :
1. Simple random sampling
Yaitu cara pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi itu. Cara ini dilakukan apabila populasi
dianggap homogen (sama)

2. Proportionate stratified random sampling


(penarikan sampel secara berstrata yang proporsional)
Yaitu teknik yang digunakan apabila populasi memiliki
anggota/ unsur yang tidak homogen dan berstrata
(bertingkat) secara proporsional
Contoh :
Suatu organisasi yang mempunyai karyawan dari latar
belakang pendidikan yang berstrata. Misalnya jumlah
karyawan lulus S2 = 45, S1 = 100, SMK = 600, SMP =
400,SD = 300

3. Disproportionate Stratified Random Sampling


(penarikan sampel secara berstrata yang tidak
proporsional)
Yaitu teknik yang digunakan bila populasi yang berstrata
tetapi kurang proporsional
Contoh :
Pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai lulusan S3 = 4
orang, S2 = 3 orang, S1 = 90 orang, SMA = 800 orang
SMP = 700 orang .

Maka lulusan S2 dan S3 semua diambil sebagai sampel


karena 2 kelompok ini terlalu kecil bila diabndingkan
dengan kelompok lainnya.
4. Area Sampling/Cluster Sampling (pengambilan sampel
dengan pengelompokkan)
• Yaitu teknik yang digunakan untuk menentukan sampel
apabila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat
luas, misal penduduk dari sebuah Negara, propinsi, atau
kabupaten

Contoh :
Di Indonesia terdapat 30 provinsi dan sampelnya
menggunakan 15 provinsi maka pengambilan 15 provinsi
itu dilakukan secara random
Nonprobability Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel
yang tidak memberikan kesempatan sama bagi setiap unsur
atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Teknik Ini terdiri atas :
1. Sampling Sistematis
Yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
Contoh : anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari
semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu dari 1 sampai
100. Pengambilan sampel dapat ditentukan apakah nomor
ganjil saja, atau nomor genap saja, atau kelipatan dari
bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima,
maka yang diambil sebagai sampel adalah yang bernomor
5, 10, 15,….., 100.
2. Sampling Kuota
• Yaitu teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri (kategori) tertentu sampai kuota
(jumlah) yang diinginkan.

Contoh :
Seorang peneliti akan melakukan penelitian tentang
pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam
urusan IMB. Jumlah sampel yang ditentukan 250 orang.
Langkah pertama, peneliti memilah anggota populasi atau N
menjadi sub populasi (kategori), selanjutnya masing-masing
sub populasi mendapatkan jatah secara seimbang, misalnya
sub populasi ada 5 kelompok, maka masing-masing sub
populasi harus mendapatkan data dari 50 orang sehingga
berjumlah 250 orang.
Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada 250
orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai,
karena belum memenuhi kuota yang ditentukan

3. Incidental Sampling/Accidental Sampling.


• Yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
cocok sebagai sumber data
4. Purposive Sampling
 Yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu, baik atas dasar pertimbangan pribadi peneliti,
maupun pertimbangan para ahli. Sampel yang dipilih
adalah subjek yang tidak hanya sebagai pelaku, tetapi juga
memahami seluk-beluk permasalahan penelitian yang
menjadi fokus kerja peneliti.

 Misalnya : peneliti ingin meneliti tentang kualitas penyajian


laporan keuangan, maka sampel sumber datanya adalah
bagian keuangan yang membuat laporan tersebut.
5. Sampling Jenuh
• Yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, atau kurang
dari 30 orang, atau peneliti ingin membuat generalisasi
dengan kesalahan yang sangat kecil.

• Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, di mana semua


anggota populasi dijadikan sampel
6. Snowball Sampling
• Yaitu teknik pengambilan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil (misal satu atau dua orang), kemudian
membesar, sampai peneliti memandang jumlah sampel
telah memadai, dan data yang diperlukan telah lengkap.
Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama
semakin besar.

• Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak


tahu tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu
satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa
dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih
banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk
menunjukkan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan
sampel
MENENTUKAN UKURAN SAMPEL
• Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka
peluang kesalahan generalisasi semakin kecil, dan sebaliknya
makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin
besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).

• Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan


dalam penelitian ? jawabannya tergantung pada tingkat
ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki peneliti. Tingkat
ketelitian/ kepercayaan yang dikehendaki peneliti sering
tergantung pada sumber dana, waktu, dan tenaga yang
tersedia.
 Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil
jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya makin
kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar
jumlah anggota sampel yang diperlukan sebagai sumber
data
• Untuk menghitung jumlah anggota sampel banyak sekali
rumus yang bisa digunakan, salah satunya adalah
rumus Slovin, yaitu :
• n= N
1+ Ne2
di mana :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Contoh :
Diketahui jumlah populasi (N) adalah 125, dan tingkat
kesalahan yang dikehendaki (e) adalah 5% atau sama
dengan 0.05, maka jumlah sampel yang dapat digunakan
adalah :
n= 125
1+125 (0.05)2

n = 95,23 dibulatkan menjadi 95


Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai