Anda di halaman 1dari 8

Indonesian Journal of Social Responsibility (IJSR) Vol. 1, No. 2, (2019), hal.

69-76

PENDAMPINGAN REMAJA DI KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT DALAM


PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SEBAGAI PELESTARIAN BUDAYA

1 2 3
Dianingtyas M. Putri , Eli Jamilah Mihardja , Prima Mulyasari Agustini
Program Studi lmu Komunikasi, Universitas Bakrie, Jakarta, 12960, Indonesia
1 2 3
E-mail: dianingtyas.putri@bakrie.ac.id*, eli.mihardja@bakrie.ac.id, prima.agustini@bakrie.ac.id

DOI: https://doi.org/10.36782/ijsr.v1i02.13

Abstrak

Memasuki era 4.0 yang dikenal sebagai era disrupsi, dibutuhkan inovasi, problem solving,
dan kreativitas untuk menghadapinya, sehingga mengharuskan beragam aspek untuk
maju dan dapat mengikuti perkembangan kemajuan teknologi di beragam aspek, salah
satunya aspek pariwisata. Kurangnya mengenalkan potensi kearifan lokal budaya yang
dimiliki melalui promosi dengan penggunaan media sosial khususnya Instagram menjadi
sumbatan mengapa aspek pariwisata ini perlu digalakan. Agar efektif, maka perlu
diberikan pembekalan mengenai optimalisasi penggunaan media sosial khususnya
Instagram untuk melakukan promosi pariwisata dan mengenalkan potensi kearifan lokal
yang dimiliki oleh Kabupaten Garut, seperti seni Wayang Golek, Surak Ibra, dan
sebagainya yang dikenalkan kembali melalui Heman Ka Budak merupakan kesenian Sunda
yang diadakan helaran mingguan kebudayaan dan kesenian Kuningan dengan
mengangkat kesenian asli yang berkolaborasi dengan seniman muda Kuningan.
Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya
remaja milenial Generasi Z tentang upaya pelestarian budaya lokal melalui media sosial
Instagram, dan mempromosikan budaya lokal di Kabupaten Kuningan Jawa Barat.
Metode dalam pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini meliputi observasi awal
daerah kegiatan, pemetaan masalah, pelaksanaan kegiatan dengan mengikutsertakan
mahasiswa, serta pendampingan berupa pelatihan penggunaan media sosial Instagram
sebagai pelestarian budaya. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat menunjukan bahwa
setelah mengikuti pelatihan meningkatkan kesadaran peserta dalam penggunaan media
sosial Instagram sebagai pelestarian budaya, serta peserta mempunyai keterampilan
dalam membuat promosi budaya yang menarik dan efektif melalui Instagram.

Kata Kunci: pelestarian, budaya, kesadaran, Instagram, Kuningan

Abstract

Entering the 4.0 era, known as the era of disruption, innovation, problem-solving, and
creativity are needed to deal with it, thus requiring various aspects to advance and be able
to keep abreast of technological advances in various aspects, one of which is tourism. The
lack of introducing the potential of local cultural wisdom possessed through promotion
with the use of social media, especially Instagram, is a barrier to why this aspect of
tourism needs to be promoted. To be effective, it is necessary to provide human capital
training on optimizing the use of social media, especially Instagram to promote tourism
and introduce the potential of local wisdom owned by Garut Regency, such as Wayang
Golek, Surak Ibra, etc. which are reintroduced through Heman Ka Budak are Sundanese

69
*Corresponding author: dianingtyas.putri@bakrie.ac.id
Indonesian Journal of Social Responsibility (IJSR) Vol. 1, No. 2, (2019), hal. 69-76

art which is held a weekly culture and Kuningan art exhibition by raising the original art in
collaboration with young Kuningan artists. This service aims to increase public
understanding, especially Generation Z millennial youth about efforts to preserve local
culture through social media Instagram, and promoting local culture in Kuningan, West
Java Regency. The methods in implementing this community service program include
initial observation of the activity area, problem mapping, implementing the activity by
involving students, community assistance in the form of training to use Instagram social
media as a cultural preservation. The results of community service activities show that
after participating in training increases awareness of participants in using Instagram
social media as cultural preservation, and participants have the skills in making attractive
and effective cultural promotions through Instagram.

Keywords: preservation, culture, awareness, Instagram, Kuningan

Latar Belakang harus dianggap secara baik, jika tidak akan


Memasuki era revolusi 4.0, menimbulkan permasalahan sosial yang
mengharuskan beragam aspek seperti aspek akan merambah pada jati diri dan identitas
ekonomi, pendidikan, industri, dan bangsa Indonesia yang berbudaya. Teknologi
pariwisata untuk mengikuti kemajuan menjadi sebuah hasil inovasi perkembangan
teknologi berbasis digital. Melalui acara kecerdasan manusia yang harus dtanggapi
Musyawarah Nasional (Munas) yang secara baik, jika tidak akan menimbulkan
disampaikan oleh Presiden Republik permasalahan sosial yang akan merambah
Indonesia Joko Widodo, mengenai harapan pada jati diri dan identitas bangsa Indonesia
Bangsa Indonesia mampu bersaing dengan yang berbudaya.
negara lain dalam berbagai hal, tentu pesan Dilansir dari media online Bisnis.com
ini memberikan maksud serta tujuan dan dengan judul wacananya “Generasi Milenial
kesadaran bahwa bagaimana cara kita untuk Perlu Jaga Kearifan Lokal” menyampaikan
dapat menggunakan media internet serta bahwa arus globalisasi dan informasi begitu
optimalisasi pengunaannya bukan untuk diri cepat mempengaruhi cara pandang, budaya,
sendiri, sebagai pemenuhan pribadi, namun dan gaya hidup di kalangan generasi
bisa memberikan kontribusi pada hal yang milenial. Sehingga terdapat implikasi secara
lebih besar cakupannya. Era revolusi 4.0 sosial adanya kecenderungan remaja
dikenal sebagai era disrupsi, dimana memiliki karakter ingin serba instan, karena
beragam sektor hukum, ekonomi, politik, asyik berkutat dengan smartphone yang
dan sebagainya sedang melakukan menyediakan banyak hal secara mudah dan
peningkatan. Bagaimana dengan cepat.
kebudayaan? Agus Gumiwang Kartasasmita selaku
Kebudayaan seringkali dianggap sebagai Menteri Sosial Republik Indonesia pun
sesuatu yang tidak menarik karena memiliki menambahkan bahwa kearifan lokal di
sifat tradisional, kuno, dan tidak dibumbui Indonesia merupakan salah satu pilar yang
dengan gaya kekinian dari pergaulan anak penting bagi terciptanya harmonisasi
muda zaman sekarang. Arus kemajuan era hubungan yang baik antar masyarakat,
globalisasi dan modernitas di masyarakat termasuk dalam pemanfaatan sumber daya
menimbulkan kesan yang saling berlawanan alamnya agar tidak menimbulkan konflik
antara budaya dengan kemajuan teknologi. secara sosial. Dengan kata lain, adanya
Teknologi menjadi sebuah hasil inovasi teknologi yang marak saat ini ternyata sudah
perkembangan kecerdasan manusia yang menggeser aktivitas atau kegiatan

70
Indonesian Journal of Social Responsibility (IJSR) Vol. 1, No. 2, (2019), hal. 69-76

masyarakat khususnya remaja yang awalnya perkembangannya harus ditanggapi dengan


dilakukan di dunia nyata beralih ke dunia cepat, dengan memunculkan terobosan-
maya. terobosan baru dalam promosi kebudayaan.
Dr. Tri Kuntoro Priyambodo. M.Sc. Penggunaan media internet menjadi salah
menjelaskan derasnya arus budaya asing satu solusi yang dapat digunakan, disamping
yang masuk telah mengakibatkan perilaku media-media konvensional dan kegiatan
dan nilai-nilai dalam kehidupan dan pertukaran budaya. Selain itu, kurangnya
pergaulan masyarakat tidak lagi berpegang pemahaman dan inovasi dalam manajemen
pada nilai-nilai dan akar budaya Indonesia. pemasaran, menyebabkan produk/
Tri Kuntoro menyampaikan dalam Diskusi kebudayaan tidak dapat dipasarkan dengan
Selasa Pagi dengan tema “Kebudayaan, baik (Widiastuti dkk., 2019).
Nasionalisme, dan Pancasila dalam Media jejaring sosial merupakan sarana
Tembang, Gending, dan Geguritan” di Pusat yang efektif untuk mempromosikan budaya-
Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri budaya nusantara, pengguna muda
(PKKH) Universitas Gajah mada (UGM) di mendominasi pengguna internet di
Yogyakarta. Indonesia, terutama media jejaring sosial.
Hal ini dimaksudkan karena belakangan Hal ini menjadi kekuatan yang besar bagi
ini masyarakat kita lebih mengutamakan peningkatan promosi kebudayaan
untuk mengikuti arus budaya global dan nusantara. Untuk menarik minat pengguna
melupakan nilai-nilai budaya asal yang muda diperlukan kreatifitas dan kemasan
berasal dari nenek moyang kita dulu. Faktor promosi yang menarik dengan tetap
utamanya adalah kurang mengenalkan mengedepankan unsur budaya tradisional.
budaya lokal pada generasi penerus dengan Pencitraan budaya nusantara yang dikemas
memanfaatkan media digital secara optimal. dengan teknologi dan penggunaan media
Tidak hanya itu di Kabupaten Kuningan Jawa jejaring sosial akan mengubah citra dan
Barat memiliki banyak seni budaya lokal pandangan terhadap budaya itu sendiri.
namun akibat terkikisnya budaya asal Kegiatan PKM ini ditujukan untuk
dengan datangnya budaya baru, dan tidak milenial Gen Z, dimana generasi ini memiliki
dipelihara oleh generasi penerusnya maka karakteristik cakap dalam penggunaan
seni budaya yang memiliki potensi punah. media internet, khususnya media sosial.
Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Media sosial sudah menjadi gaya hidup (life
Bandung Toto Sucipto di Bandung style) mereka, selain itu eksistensi mereka di
menyampaikan terdapat sekitar 39 seni dunia maya ini dikategorikan menjadi dua
tradisional yang pernah hidup di Jawa Barat menurut Nukman di media online
kini punah dan tidak dipentaskan kembali, cnnindonesia.com dengan judul “Membaca
dalam nasional.kompas.com dengan judul Generasi Z Lewat Perilaku di Media Sosial”
“39 Kesenian Jabar Punah”. Toto Sucipto yakni creator dan conversationalist.
menambahkan “Jika tidak pernah Creator adalah orang yang membuat
dipentaskan dan tak ada regenerasi, seni konten tertentu di blog, situs web, atau pun
tradisional tersebut bakal punah”. Beberapa akun YouTube, sedangkan conversationalist
kesenian tidak pernah ditampilkan pada merupakan orang yang lebih senang
generasi sekarang, namun tercatat dalam menggunakan Facebook, Path, dan Twitter
sejumlah naskah lama adalah Karawitan Elet, untuk berinteraksi. Nukman menilai bahwa
Empet, Mamanukan, dan Sarawelet. Gen Z ada di kategori creator, karena banyak
Promosi kebudayaan yang selama ini ruang yang bisa dimanfaatkan oleh mereka
terbatas pada penggunaan media-media untuk berkreasi seperti Instagram. Adanya
yang konvensional, harus segera diubah. smartphone saat ini yang sudah sangat
Keberadaan teknologi informasi (IT) dan memadai juga untuk membuat foto, video

71
Indonesian Journal of Social Responsibility (IJSR) Vol. 1, No. 2, (2019), hal. 69-76

dan editing. Tidak heran, Gen Z enggan terhadap upaya pelestarian budaya lokal,
untuk menjadi pegawai, cenderung menjadi dan promosi budaya lokal di Kabupaten
entrepreneur atau self-employee. Kuningan, Jawa Barat yang belum dikenal
Mengetahui hal ini, Gen Z memang dan diketahui oleh masayarakat luas melalui
kreatif menggunakan media sosial sebagai penggunaan media sosial Instagram secara
peluang usaha, melakukan personality brand optimal.
dengan menggunggah segala macam bentuk
aktivitas yang dilakukannya. Namun, masih Rumusan Masalah
belum melek media (literasi media) sebagai Kegiatan PKM ini merumuskan masalah
promosi pariwisata dan mengenalkan sebagai berikut mengetahui bahwa
masing-masing kearifan lokal budaya yang Indonesia sedang menghadapi era revolusi
dimiliki melalui akun instagram pribadi industri 4.0, yang memengaruhi beragam
mereka. Dengan kata lain, minimnya tingkat aspek hingga lini. Salah satunya adalah aspek
kesadaran remaja milenial Gen Z untuk budaya, dimana jika tidak diupayakan untuk
mengenalkan kearifan budaya lokal dan melakukan suatu perubahan atau
pariwisatanya. peningkatan yang lebih baik maka kearifan
Pada jurnal Pengabdian Kegiatan lokal akan terkikis atau tergerus, sehingga
Masyarakat (PKM) sebelumnya dengan judul akan memberikan efek yang cukup signifikan
“Pelatihan Pemanfaatan Media Sosial Untuk di beragam aspek yakni sosio-ekonomi,
Promosi Pariwisata dan Potensi Kearifan masyarakat lokal, dan sebagainya.
Lokal di Pantai Sayang Heulang Kab. Garut” Tanggung jawab ini bukan hanya
disampaikan bahwa angka penetrasi media dibebankan kepada pemerintah, namun dari
sosial terus bergerak naik menandakan kita untuk kita dalam melestarikan kearifan
luasnya penggunaan platform online di lokal. Dalam upaya pelestariannya tersebut
tengah masyarakat. perlu dibantu untuk menumbuhkan
Kemudian, sesuai dengan sifat dasarnya kesadaran masyarakatnya khususnya
media sosial memungkinkan semua orang remaja, sebab mereka adalah generasi muda
berkreasi dan menyebarkan konten sendiri yang dapat membantu melestarikan budaya
(user-generated content) sehingga pihak lokal dengan mengenalkan budaya lokal
manapun sepanjang memiliki akun dan yang mereka miliki, serta menumbuhkan
terkoneksi internet dapat aktif menjadi bangga akan budaya lokalnya melalui media
produser konten di berbagai platform sosial Instagram sebagai mediumnya.
jejaring sosial. Agar efektif digunakan Oleh karenanya, Kabupaten Kuningan di
sebagai saluran promosi pariwisata perlu Jawa Barat perlu diberikan sosialisasi literasi
adanya pembekalan mengenai strategi media berupa penggunaan media sosial
penggunaan dan penyiapan konten Instagram untuk meningkatkan kesadaran
termasuk panduan etika bermedia sosial remaja dalam melestarikan budaya lokalnya,
bagi stakeholders pariwisata. seperti seni Wayang Golek merupakan seni
Pembekalan ini diberikan pada peninggalan nenek moyang yang memiliki
masyarakat yang tinggal di Kebupaten Garut, nilai-nilai (value) luhur serta penuh dengan
yang mana mereka memiliki potensi kearifan falsafah kehidupan, kemudian Heman Ka
lokal di Kawasan wisata Pantai Sayang Budak adalah kesenian Sunda yang diadakan
Heulang Desa Mancagahar Kecamatan helaran mingguan kebudayaan dan kesenian
Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Kuningan, acara ini diselenggarakan oleh
Barat. Sedangkan, jurnal PKM ini berfokus Dinas Pendidikan Kuningan yang
pada memberikan pembekalan berupa berkolaborasi dengan seniman muda
pelatihan pada remaja milenial Gen Z Kuningan.
tentang meningkatkan kesadaran diri

72
Indonesian Journal of Social Responsibility (IJSR) Vol. 1, No. 2, (2019), hal. 69-76

Acara ini ingin mengangkat kesenian asli penyuluhan terlebih dahulu mengenai
budaya Sunda yang hampir terkikis dengan materi yang akan disampaikan nanti pada
mengajak remaja untuk berpartisipasi tampil saat pelaksanaan kemudian diberitahukan
dan mengasah bakat atau potensi yang juga mengenai metode penyampaiannya
dimiliki. Dengan demikian dalam rumusan selama pelaksanaan berlangsung, kemudian
masalah yang akan diangkat adalah instruktur memberikan peran yang harus
bagaimana penggunaan media sosial dilakukan oleh mahasiswa saat dalam
Instagram untuk meningkatkan kesadaran pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan saat
remaja akan pelestarian budaya, khususnya pelaksanaan kegiatan.
di Kabupaten Kuningan di Jawa Barat.

Metode Kegiatan
Usai disampaikan diatas mengenai
rumusan masalah dalam kegiatan
Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini,
maka dalam metode kegiatan PKM dilakukan
untuk meningkatkan softskill dan hardskill
peserta yakni siswa-siswi SMA di Kabupaten
Kuningan, Jawa Barat. Adapun kegiatan yang
dilakukan di awal adalah dengan melakukan Gambar 1. Pemberian Materi Penggunaan
kordinasi topik, survei lokasi, rapat Media Sosial Instagram
koordinasi dengan tim. Pada poin ini (Sumber: Dokumentasi penulis)
dilakukan oleh tim dengan pertemuan
secara berkala, berupa brainstorming Pembahasan
mengenai materi, serta metode Tahap awal kegiatan PKM ini, dilakukan
penyampaian materi yang akan dilaksanakan observasi dan survei awal di daerah kegiatan
saat pelaksanaan PKM. yakni di Kabupaten Kuningan. Pada tahap
Kemudian, dilakukan juga observasi di awal ini, pertemuan dengan Bapak Dodon
wilayah yang sudah ditentukan yakni Sugiarto dari Dinas Pendidikan dan
Kuningan, Jawa Barat. Di poin ini juga, Kebudayaan Kabupaten Kuningan, Jawa
menyertakan mahasiswa untuk Barat juga selaku penggagas kegiatan
berpartisipasi dalam kegiatan PKM. Lalu poin Heman Ka Budak, Kepala Sie Pendidikan dan
berikutnya dilanjutkan dengan persiapan Kebudayaan (Slamet Riyadi), Staf Area
materi/teknik penyampaian dimana pada (Barnas Susanto, Ehan Rohandi), kemudian
poin ke dua ini, dilakukan pemikiran yang Seniman Lokal (Abah Deden Swaloka).
matang terhadap materi yang akan Dalam pertemuan ini dihasilkan
disampaikannya, berupa topik utamanya, beberapa hal diantaranya, kesepakatan
konten atau isi yang mau disampaikan yang untuk mengadakan kegiatan pendampingan
disesuaikan dengan kebutuhan audience nya kepada para siswa SMA dalam penggunaan
yakni siswa SMAN 1 Kuningan, Jawa Barat. media sosial Instagram sebagai pelestarian
Selanjutnya, poin ke tiga pelaksanaan budaya. Sebelumnya telah dilakukan FGD
kegiatan. Pada poin ini mengikutsertakan (Focus Group Discussion) dengan Kabid
mahasiswa dalam kegiatan pengabdian yang Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Sie
bertujuan agar mengimplementasikan ilmu Pendidikan dan Kebudayaan, Staf Area,
yang sudah diberikan. Disini peran Seniman Lokal yang berjumlah sembilan
mahasiswa yang sudah diundang untuk ikut orang, hasilnya menujukan bahwa
berpartisipasi akan membantu dalam masyarakat harus selalu diingatkan akan
pelaksanaan kegiatan dilakukan memberikan budaya lokal Kuningan, Jawa Barat yang

73
Indonesian Journal of Social Responsibility (IJSR) Vol. 1, No. 2, (2019), hal. 69-76

dimiliki melalui pagelaran seni budaya Media sosial digunakan sebagai alat
Heman Ka Budak yang diselenggarakan penyebaran informasi, dimana Indonesia
setiap minggu. memiliki banyak suku, budaya, destinasi
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan wisata alam yang sangat indah. Di zaman era
kesadaran masyarakat dengan menampilkan yang serba mudah saat ini, masyarakat
seni budaya lokal melalui tarian-tarian yang Indonesia, khususnya generasi milenial dan
selama ini hampir ditinggalkan oleh Gen Z, memiliki peluang untuk
masyarakatnya. Tidak hanya itu, memperkenalkan daerahnya, baik dalam
memberikan kesempatan bagi generasi skala nasional maupun internasional.
muda untuk menampilkan talenta seni yang Remaja menggunakan media sosial,
dimilikinya, serta meningkatkan keberanian khususnya Instagram adalah untuk
diri melalui tarian tersebut. mereperesentasikan diri, sebagai bagian dari
Mayoritas masyarakat memfungsikan self-image dan self-identity.
teknologi media sosial mereka untuk Kegiatan pengabdian dilakukan pada
hiburan saja, tanpa menggunakannya Minggu, 30 Juni 2019 di SMAN 1 Kuningan,
sebagai fungsi informasi mengenai kegiatan Jawa Barat. Materi disampaikan dalam
Heman Ka Budak, inilah sebagai salah satu bentuk pelatihan dan sharing session dengan
hambatan atau kendala yang dihadapi yakni siswa/siswi SMAN kelas 12 yang aktif
literasi media sosial yang masih kurang. melakukan kegiatan seni tari budaya lokal
Tidak hanya itu saja, hasil dari FGD Kuningan dengan alat bantu powerpoint
menyatakan peserta juga mengakui adanya yang disajikan melalui LCD. Pada pemaparan
kesulitan dalam memberdayakan kegiatan materi ini, diarahkan pada pengenalan dan
Heman Ka Budak untuk meraih donasi meski pemahaman peserta tentang media sosial
penggunaan media baru sebagai strategi dan bagaimana memanfaatkannya untuk
promosi memperkenalkan seni lokal telah promosi budaya lokal dengan menekankan
dilakukan, belum mampu menarik perhatian pada konten, angle foto yang disajikan di
para donatur. Instagram.
Dengan kata lain, kegiatan promosi Selama kegiatan berlangsung, respon
untuk mengenalkan budaya lokal melalui peserta ditunjukan dengan antusiasme
acara Heman Ka Budak masih kurang. Oleh mereka baik secara verbal dan non-verbal
sebab itu, mengetahui bahwa banyak yang komunikasi dimana peserta memberikan
menggunakan media sosial Instagram adalah respon positif dengan melontarkan berbagai
Gen Z maka untuk meningkatkan kesadaran pertanyaan di sela-sela pemaparan materi.
remaja Generasi Z dalam kegiatan Terlihat bahwa banyak hal yang peserta
pengabdian ini adalah memberikan literasi belum ketahui bahwa dengan membagikan
media sosial Instagram untuk promosi kegiatan mereka melalui akun Instagram
budaya lokal yang dimiliki Kuningan, Jawa pribadi yang selama ini dilakukan adalah
Barat melalui akun Instagram pribadinya. salah satu bentuk upaya mereka dalam
Media sosial merupakan media yang mengenalkan budaya lokal Kuningan, Jawa
paling sering digunakan oleh generasi Barat meskipun belum optimal. Adanya
milenial dalam kehidupan sehari-hari. kegiatan pengabdian ini diberikan strategi
Berdasarkan data yang di release oleh komunikasi yang bisa dilakukan oleh peserta
Hootsuite, menangani profil media sosial terkait dengan pengemasan pesan melalui
yakni audience profile, pada Januari 2019, konten-konten yang menarik.
terlihat bahwa audiens terbesar pengguan
media sosial adalah generasi muda dalam Kesimpulan
rentang 18-34 tahun, yang mencapai 37%. Kegiatan pengabdian kepada
masyarakat yang berupa pelatihan

74
Indonesian Journal of Social Responsibility (IJSR) Vol. 1, No. 2, (2019), hal. 69-76

penggunaan media sosial Instagram untuk budaya lokal Kabupaten Kuningan, Jawa
meningkatkan kesadaran remaja akan Barat. Terima kasih juga pada masyarakat
pelestarian budaya lokal di Kabupaten lokal Kabupaten Kuningan, Jawa Barat yang
Kuningan, Jawa Barat dapat disimpulkan telah memperkenalkan berupa tarian,
bahwa peserta yang sebelumnya belum nyanyian budaya Kuningan melalui Heman
memahami mengenai pemanfaatan media Ka Budak di Car Free Day (CFD) Jawa Barat.
sosial Instagram sebagai pelestarian budaya
lokal Kabupaten Kuningan usai mengikuti Daftar Pustaka
pelatihan. Berikutnya, peserta yang Ananda, Dwi Rizqa. 2018. Presiden Jokowi
sebelumnya belum memahami mengenai dan Menristekdikti Mohamad Nasir
peran pentingnya generasi muda untuk Tekankan Pentingnya Investasi di
berpartisipasi dalam kegiatan promosi Bidang Sumber Daya Manusia
budaya Kuningan, setelah mengikuti [Internet]. [Diakses pada 25 Juli 2018].
pelatihan ini. Tersedia pada: https://www.ristek
Terakhir, peserta yang sebelumnya tidak dikti.go.id/siaran-pers/presiden-jokowi-
mempunyai keterampilan dalam membuat dan-menris tekdikti-mohamad-nasir-
promosi budaya yang menarik dan efektif tekankan-penti ngnya-investasi-di-
melalui media sosial Instagram sebagai bidang-sumber-daya-ma-usia/2/
mediumnya, setelah mengikuti pelatihan Andriani, Dewi. 2018. Generasi Milenial
muncul ide-ide kreatifitas dan lebih terampil Perlu Jaga Kearifan Lokal [Internet].
dalam membuat konten-konten di [Diakses pada 15 Desember 2018].
Instagramnya. Dengan kata lain, pentingnya Tersedia pada: https://kabar24.bisnis.
kearifan lokal dengan memanfaatkan com/read/20181201/15/865322/genera
kemajuan teknologi dalam hal ini Instagram, si-milenial-perlu-jaga-kearifan-lokal
merupakan upaya pembentukkan identitas Atiko, Gito., Sudrajat, Ratih Hasanah.,
bangsa Indonesia yang mana saat ini concern Nasionalita, Kharisma. 2016. Analisis
utama agar tidak terkikis oleh budaya global Strategi Promosi Pariwisata Melalui
yang masuk seiring berkembanganya Media Sosial Oleh Kementerian
kemajuan teknologi. Pariwisata RI. Jurnal Sosioteknologi,
Sebab, jika tidak diupayakan dengan 15(3): 378-389.
menumbuhkan kesadaran pada generasi Gumilar, Gumgum., Adiprasetio, Justito.,
muda maka arus golbalisasi dan teknologi Maharani, Nunik. 2017. Literasi Media:
informasi yang sangat cepat dapat Cerdas Menggunakan Media Sosial
memberikan pengaruh besar terhadap cara Dalam Menanggulangi Berita Palsu
pandang, budaya, dan gaya hidup di (HOAX) Oleh Siswa SMA. Jurnal
kalangan generasi milenial yang sudah Pengabdian Kepada Masyarakat
masuk pada Gen Z. Universitas Padjajaran, 1(1): 35-40.
Gumilar, Gumgum. 2015. Pemanfaatan
Ucapan Terima Kasih Instagram Sebagai Sarana Promosi Oleh
Terima kasih kepada Lembaga Pengelola Industri Kreatif Fashion Di
Pengabdian Masyarakat Universitas Bakrie Kota Bandung. Jurnal Ilmu Politik dan
yang telah mendanai dan memfasilitasi Komunikasi, V(2): 77-84.
dalam pelaksanaan kegiatan PKM ini, lalu Hilmi, M.A. Al,& Fajar, G. 2010. Pemanfaatan
terima kasih juga pada sekolah SMAN 1 Game Mobile Pada Platform Android
Kuningan, Jawa Barat yang telah Berbasis Unity Game Engine Untuk
berpartisipasi dalam kegiatan pelatihan Melestarikan Bahasa Daerah Cirebon di
mengenai penggunaan media sosial Kalangan Genereasi Muda. Jurnal Arus
Instagram sebagai media untuk promosi Elektro Indonesia, 2(3): 25-29.

75
Indonesian Journal of Social Responsibility (IJSR) Vol. 1, No. 2, (2019), hal. 69-76

JPNN.com. 2018. Generasi Milenial Diajak Sj., Nuyah Asri. 2018. Pelatihan Pemanfaatan
Menjadi Pelopor Perdamaian [Internet]. Media Sosial untuk Promosi Pariwisata
[Diakses pada 30 November 2018]. dan Potensi Kearifan Lokal Di Pantai
Tersedia pada: http://www.jpnn.com/ Sayang Heulang Kab. Garut. Jurnal
news/generasi-milenial-diajak-menjadi- Pengabdian Kepada Masyarakat
pelopor-perdamaian Universitas Padjajaran, 2(2).
Machruf, B., Hairunnisa, Wibowo, S.E. 2018. Sofyan, Eko Hendrawan (Ed). 2012. 39
Peran Media Sosial Instagram Dalam Kesenian Jabar Punah [Internet].
Menarik Minat Berkunjung Mahasiswa [Diakses pada 17 November 2019].
Ilmu Komunikasi Universitas Terdapat pada: https://nasional.kompas
Mulawarman Di Wisata Ladang Budaya .com/read/2012/10/05/06165929/39.K
Tenggarong. Jurnal Ilmu Komunikasi esenian.Jabar.Punah
Universitas Mulawarman, 7(1). Suasih, E. 2018. The Branding Of Surabaya
Putranto, W. A.,& Sari, I.N. 2018. Pelestarian Through Its Local Food In@ Kulinersby
Warisan Budaya Di Local Studies Center Instagram Account: A Critical Visual
Dengan Pemanfaatan Media Sosial. Analysis [Disertasi]. Surabaya:
Diplomatika: Jurnal Kearsipan Terapan, Universitas Airlangga.
1(2): 71-81. Widayanti, Riya. 2015. Pemanfaatan Media
Saputra, Sandi Jaya., Adiprasetio, Justito., Sosial Untuk Penyebaran Informasi
Kusmayadi, Ika Merdekawati. 2018. Kegiatan Sekolah Menengah Kejuruan
Pentingnya Literasi Media. Jurnal Pasundan Tangerang. Jurnal Abdimas
Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Esa Unggul, 1(2).
Universitas Padjajaran, (2)3. Widiastuti, T., Mihardja, E., Agustini, P. 2019.
Satria. 2018. Minimalkan Pengaruh Budaya Women’s Participation on Tourism
Asing, PKKH Gelar Sarasehan Budaya Villages’ Management in The Dieng
dan Pancasila [Internet]. [Diakses pada Pandawa Tourism Awareness Group.
4 Desember 2018]. Terdapat pada: ASEAN Journal of Community
https://www.ugm.ac.id/id/newsPdf/238 Engagement, 3(1): 122-138.
1-minimalkan.pengaruh.budaya.asing.
pkkh.gelar.sarasehan.budaya.dan.panca
sila
Setyaningrum, M. H. H. 2018. Influencer
Instagram Menjadi Penggerak Yang
Menceriminkan Nilai Gotong Royong di
Palu Donggala. Madiun: Universitas
Katolik Widya Mandala Madiun

76

Anda mungkin juga menyukai