Anda di halaman 1dari 4

Analisis Mineralogi dan Kandungan Kimia Endapan Lumpur Sidoarjo dan Arah Pemanfaatannya

Tri Winarno , Jenian Marin, Yeremia B. A. Gunawan


Hasil XRD menunjukkan bahwa pada lusi 1 clay-Air dried didapatkan peaks mineral Montomorillonite,
halloysite, dan kaolinit yang tergolong mineral lempung juga dijumpai mineral laumontite, illit dan
nacrite

Sementara itu pada lusi 1 clay-ethylene glycol didapatkan peaks mineral yang lebih banyak dan beragam
yaitu montmorillonit, halloysite, kaolinit, palygorskite, dickite, dan laumontite serta konsentrasinya pun
lebih tinggi

Masing2 tanah liat sampel diberi dua metode yang berbeda sebelum pengujian XRD dengan tujuan
untuk mengetahui mineral-mineral yang muncul pada masing2 metode. Metode pemberian larutan
etilen-glikol untuk mengidentifikasi mineral-mineral yang memiliki sifat non-swelling seperti illit dan
klorit. Selain itu untuk memisahkan mineral smektit (montmorillonit) dengan mineral lempung mixed
layers dikarenakan memiliki genesis yang berbeda.

Sintesis dan Karakterisasi ZSM-5 & MCM-22 sebagai Adsorben pada Adsorpsi Limbah Pewarna
Rhodamin-B

Jose Senaresta Santoso dan Muhammad Rizal Al Hafiz


ZSM-5 dapat disintesis dari kaolin. Lama waktu kristalisasi divariasi antara lain 12 , 24, 48, dan 72 jam.
Hasil dari XRD kaolin, silikat, dan ZSM-5 dengan variasi waktu. Refleksi karakterisasi kaolin teridentifikasi
pada munculnya refleksi di 12.32; 19.87; 20.34; 24.85; 26.61; 28.51; 34.95; 35.40; 35.91; 38.37 dan
39.22° dengan Puncak tajam yang dihasilkan pada 12.32 dan 24.85°. pada variasi waktu 12 jam muncul
puncak gemuk yang menunjukan mulai terbentuknya kristal ZSM-5 yang tak berbentuk, sementara itu
pada ZSM-5/24, ZSM-5/48 dan ZSM-5/72 memiliki puncak dengan intensitas tinggi yang menandakan
bahwa sampel merupakan padatan kristalin dan sangat mirip dengan pola tipe structure zeolit MFI. Pita
intensitas sampel kaolin tidak muncul pada ZSM-5 menandakan ikatan pada kaolin tidak berkaitan
dengan terbentuknya ikatan baru pada ZSM-5

Uji sintesis MCM-22 yang dibuat dari Silika Sol (26,6% berat SiO2),natrium aluminat (43% berat Al2O3
dan 51.5% berat Na2O), Heksametilamin (HMI) dalam 98% pelarut organik dan air destilasi, Natrium
aluminat dilarutkan dalam air destilasi, diikuti dengan penambahan larutan natrium hidroksida (0,10 g /
ml) diuji dengan XRD dilakukan dengan variasi waktu sintesis diantaranya sampel A) 60 jam, B) 76 jam,
C) 84 jam, D) 90 jam, E) 96 jam, F) 108, dan G) 120 jam. pada waktu kristalisasi 60, 76, 84 jam mulai
terjadi pembentukan fase MCM-22. pada kristalisasi 90-120 jam terbentuk MCM-22 murni dengan
konsentrasi paling tinggi berada pada waktu 120.

Invesgation on the Structural, Linear-Nonlinear Optical and Electrical Charasteristic of Cd and Mn doped
Polar Lithium Sulfate Monohydrate Crystals

Anbumani Silambarasan, Rajeev Bhatt, P. Rajesh. Indranil Bhaumik


(a) Spektrum serbuk XRD dan (b) tampilan puncak yang diperbesar

XRD memperlihatkan doping cd dan mn yang dimasukkan pada kristal LSMH mempengaruhi kualitas
kristal hal ini dapat dilihat terdapat Peaks tambahan pada Lebar penuh pada setengah maksimum
(FWHM) diantara 60-70. Ini disebabkan oleh kekosongan kation karena dopan valensi tinggi, Cd (II),
digabungkan sebagai pengganti kation inang valensi bawah (Li). Karena jari-jari ionik Cd(II) (92 pm) dan
Mn (II) (80 pm) lebih besar dibandingkan dengan Li (73 pm) untuk koordinasi tetrahedral 4-koordinat
akan menghasilkan distorsi struktur dan FWHM yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai