Anda di halaman 1dari 3

Nama : Bayu Sugara (2010631070010) dan Gustiana Pramudia Wardani (2010631070079

Kelas : PJKR 3B

Studi Kasus Mengenai Kurikulum di jenjang SMP

Latar Belakang Masalah

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, danbahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Fungsi kurikulum ialah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang pada
dasarnya kurikulum memiliki komponen pokok dan komponen penunjang yang saling berkaitan
dan berinteraksi satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Komponen
merupakan satu sistem dari berbagai komponen yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan
satu sama lainnya, sebab kalau satu komponen saja tidak ada atau tidak berjalan sebagaimana
mestinya.

Jika dihitung Indonesia telah mengalami perubahan kurikulum sebanyak 11 (sebelas)


macam, sampai pada akhirnya dengan pergantian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan
Kurikulum 2013. Rencana implementasi kurikulum 2013 tidak terdapat perbedaan yang
signifikan kecuali:

1. penekanan pada pendidikan karakter


2. pengurangan jumlah mata pelajaran/bidang studi dan dibarengi penambahan jam belajar
3. upaya menyambungkan keberlanjutan antara kompetensi yang ada di SD, SMP, hingga
SMA/SMK.

Sebenarnya, jika hanya itu saja, tidak perlu mengubah kurikulum dan cukup dengan merevisi
Kurikulum 2006 : KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) sehingga akan lebih efektif dan
efisien baik dari segi teknis maupun pembiayaan.

Para guru yang ditunjuk sebagai pelaksana kurikulum merasa bingung dengan diterapkannya
kurikulum 2013 ini. Kebanyakan dari mereka masih menggunakan kurikulum sebelumnya yakni
kurikulum KTSP dalam pembelajarannya, karena mereka belum begitu paham dengan kurikulum
2013 yang sebenarnya, padahal beberapa dari mereka telah dilatih dalam persiapan pelaksanaan
Kurikulum 2013. Salah satu perbedaan antara kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya
adalah adanya buku siswa dan buku guru yang telah disediakan oleh pemerintah pusat sebagai
buku wajib sumber belajar di sekolah.
Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap peserta didik
dengan ketersediaan kegiatan pada buku siswa dan buku guru. oleh karena itu guru perlu
mencermati buku guru maupun buku siswa yang disediakan pemerintah ini. Hal ini diperlukan
mengingat buku yang disediakan pemerintah ditujukan untuk keperluan skala nasional. Padahal
masing-masing sekolah memiliki karakteristik siswa masing-masing. Dengan demikian, guru
diharapkan mampu mencermati dan menganalisis buku guru ataupun guru siswa, agar kekeliruan
dan ketidaktepatan buku yang disesuaikan dengan karakteristik siswa masing-masing sekolah
telah diketahui lebih awal.

Permasalahan

Dalam pelaksanaannya, dengan diterapkannya kurikulum 2013 ini banyak ditemui beberapa
kendala, diantaranya sebagai berikut :

1. Kesulitan Guru dalam memahami Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
2. Guru Merasa Kurang Dilatih untuk Melaksanakan Kurikulum 2013 dalam Kegiatan
Pembelajarannya.
3. Belum Adanya Silabus Final Mengakibatkan Kesulitan dalam Pembuatan RPP
4. Guru sebagai manajer di kelas belum memahami benar implementasi kurikulum 2013
yang seharusnya. Meskipun sudah dilakukan pelatihan-pelatihan terhadap guru, tetapi
belum semua guru memahaminya secara baik. Pun guru yang mengikuti pelatihan belum
semua informasi terkait dengan implementasi kurikulum terserap dengan baik.
5. Kurangnya buku panduan pelajaran dari Pemerintah Pusat. Bahkan di beberapa sekolah
SMP yang menjadi pilot project penerapan Kurikulum 2013 di Kabupaten Tegal (dan
mungkin di kabupaten lainnya di Indonesia), hanya terdapat dua buku panduan. Untuk
mengatasi itu, pihaknya mengunduh buku panduan dari internet dan memperbanyaknya.
6. Guru mengalami kesulitan dengan pendekatan berbasis saintifik (5M)
7.

Penyelesaian

 Bimbingan berkelanjutan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP


dengan lengkap. Guru menunjukkan keseriusan dalam memahami dan menyusun RPP
apalagi setelah mendapatkan bimbingan pengembangan/penyusunan RPP dari peneliti.
Informasi ini peneliti peroleh dari hasil pengamatan pada saat mengadakan wawancara
dan bimbingan pengembangan/penyusunan RPP kepada para guru.
 Kemampuan yang sudah tertanam khususnya dalam penyusunan RPP hendaknya terus
dipertahankan dan ditingkatkan/ dikembangkan.

Anda mungkin juga menyukai