Disusun oleh:
KELOMPOK II
1. Ernawati
2. Anita Noviana
3. Masliana
4. Widiya Nurmina
5. Leni Rolimah
6. Ema Muyasaroh
7. Hindun Arfiani
8. Ena Niana
9. Asdella Masitha
10. Imas Supriyatin
0
BAB I
PENDAHULUAN
1
tenaga kesehatan atau tenaga lainnya yang kuallifikasi pendidikannay lebih
rendah.
Bidan yang bekerja di desa mempunyai wilayah kerja atau wilayah
pelayanan. Masyarakat yang berada di dekat tempat aktivitas bidan merupakan
sasaran utama pelayanan kebidanan komunitas mendorong bidan bekerja aktif,
tidak menunggu pasien dating ketempat kerjanya. Bidan harus aktif memberi
pelayanan terhadap ibu dan anak balita baik di dalam maupun di luar unit
kerjanya. Untuk itu bidan harus mengetahui perkembangan kesehatan masyarakat
dari waktu ke waktu. Pemantauan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
harus dilakukan oleh bidan komunitas.
Konsep kebidanan terdiri dari beberapa kompenen yang membentuk suatu
konsep kebidanan komunitas . unsur- unsur yang tercakup dalam keidanan
komunitas adalah bidan, pelayanan kebidanan, sasaran pelayanan, lingkungan dan
pengetahuan, serta teknologi.
Ciri kebidanan komunitas adalah menggunakan populasi sebagai unit
analisis. Populasi dapat kelompok sasaran (jumlah perempuan, jumlah kepala
keluarga, jumlah laki-laki, jumlah neonates, jumlah balita) dalam area yang dapat
ditentukan sendiri oleh bidan. Analisis situasi merupakan proses sistematis untuk
melihat fakta, data atau kondisi yang ada dalam suatu lingkup wilayah.
2
1.3. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan, dalam hal
ini komunitas.
3. Bidan sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu
menjalin kerja sama yang baik.
4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas, baik yang
mendukung maupun mengahambat sehingga hal ini perlu diantisipasi.
5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan.
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.
5
dan lintas-sektoral) untuk mengatasi masalah komunitas serta melakukan rujukan
kebidanan dan non kebidanan jika perlu.
Intervensi kebidanan tersebut difokuskan pada tiga level pencegahan yaitu sebagai
berikut.
6
2.2 Riwayat kebidanan komunitas di Indonesia dan di Negara lain.
7
Pada tahun 1989 pemerintah membuat kebijakan melaksanakan “cash program”
secara nasional yang memperbolehkan lulusan sekolah pendidikan kepeawatan (SPK)
untuk langsung masuk ke Progran Pendidikan Bidan yang dikena dengan Program
bidan A (PBB A). lama pendidikan na 1 tahun dan lulusannya langsung ditempatkan
di desa-desa yang kemudian disebut sebagai bidan desa (BDD),
Namun selama bekerja didesa, tugas pokok BDD tidak hanya melaksanakan
pelayanan kebidanan, tetapi juga harus dapat melayani pengobatan umum.
Masyarakat menganggap BDD tidak hanya sebagai tenaga kesehatan yang menolong
persalinan tetapi juga sebagai tenaga promotif, preventif, dan kuratif yang sangat
diandalkan oleh masyarakat desa. Bidan di desa dianggap sebagai ujung tombak
peningkatan status kesehatan ibu dan anak di desa/masyarakat yang mempunyai
peran penting dalam pembangunan investasi dini, yaitu penanganan kesehatan ibu
hamil dan laktasi sebagai modal dasar pembangunan sumber daya manusia (SDM).
Pada awalnya BDD diangkat sebagai PNS, namun kemudian dalam perjalanannya
BDD di berikan status kontrak atau PTT sesuai dengan kemampuan daerah setempat.
8
2.3 Tujuan dari Kebidanan Komunitas
1) Tujuan Umum
Asuhan kebidanan di komunitas harus mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat khususnya kesehatan perempuan di wilayah kerja bidan.
2) Tujuan Khusus
- Meningkatkan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan tanggung
jawab bidan.
- Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalnan,
perawatan nifas dam perinatal secara terpadu.
- Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko kehamilan,
persalinan, nifas dan perinatal.
- Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian ibu dan anak.
- Membangun jejaring kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat
setempat atau terkait.
Prinsip pelayanan atau asuhan kebidanan komunitas.
1. Kebidanan komunitas sifatnya multidisiplin meliputi ilmu kesehatan
masyarkat, social, psikolgi, ilmu kebidanan, dan ilmu lainnya yang
mendukung peran bidan di komunitas.
2. Berpedoman pada etika profesi kebidanan yang menjunjung harkat
dan martabat kemanusiaan klien.
3. Ciri kebidanan komunitas adalah menggunakan populasi sebagai unit
analisis. Populasi bias berupa kelompok sasaran (jumlah perempuan,
jumlah Kepala keluarga, jumlah laki-laki, jumlah nonatus, jumlah
9
perempuan usia subur dalam1 RT atau 1 kelurahan kawasan
perumahan/perkantoran.
4. Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup sebagai target sasaran
pelayanan, namun perubahan pola pikir dan terjalinnya kemitraan
seperti: PKK, kelompok ibu-ibu pengajian dan kader kesehatan.
5. System pelaporan kebidanan komunitas, berbeda dengan kebidanan di
klinik. System pelaporan kebidanan komunitas berhubungan dengan
wilayah kerja yang menjadi tanggung jawabnya.
Ada 10 pelayanan kesehatan komunitas yang sangat penting dan dapat digunakan
untuk menjamin praktik kebidanan komunitas yang komperhensif.
10
2. Mendiagnosis dan menyelidiki masalah kesehatan komunitas dan hal-hal yang
dapat membahayakan kesehatan komunitas, contohnya pengawasan melekat
di komunitas.
3. Menginformasikan, mendidik, dan memberdayakan masyarakat mengenai
issue.
4. Memobilisasi kemitraan komunitas dan tindakan untuk mengidentifikasi dan
memecahkan masalah kesehatan contoh, mendiskusikan dan memfasilitasi
kelompok komunitas untu promosi kesehatan.
5. Menyusun rencana dan kebijakan yang mendukung masalah kesehatan
kounitas individu.
6. Mendorong kepatuhan masyarakat terhadap undang-undang dan peraturan
yang melindungi dan menjamin keamanan.
7. Menghubungkan masyarakat kepada fasilitas pelayanan kesehatan personal
yang dibutuhkan dan memastikan penyediaan layanan kesehatan tersebut.
8. Memastikan kompetensi petugas pemberi layanan kesehatan masyarakat atau
individu.
9. Mengevaluasi efektivitas, keterjangkauan, dan kualitas layanan kesehatan
individu dan masyarakat.
10. Melakukan riset atau penelitian untuk mendapatkan wawasan baru dan solusi
terhadap masalah kesehatan masyarakat.
11
4. Mempunyai keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain (hubungan
antar manusia).
5. Luwes dan melakukan pendekatan kepada masyarakat.
6. Memiliki kemampuan komunikasi yang bagus (komunikatif).
7. Memiliki kemampuan berorganisassi.
8. Memiliki kemampuan bekerjasama dengan orang lain.
1. Pencegahan penyakit
2. Skrinining atau deteksi dini untuk di rujuk.
12
3. Asuhan kegawatdaruratan ibu dan neonatal.
4. Pertolongan pertama pada penyakit akut untuk kemudian dirujuk.
5. Pengobatan ringan.
6. Asuhan pada kondisi kronik.
7. Memberikan pendidikan kesehatan.
8. Mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
13
BAB III
PENUTUP
Saran
Kami sebagai penulis bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
maka dari itu kami mengharapkan saran dan keritiknya, agar menjadi lebih baik lagi,
dan kami harap pembuatan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca dan pengetahuan wawasan yang lebih luas mengenai ”ASUHAN
KEBIDANAN KOMUNITAS”
14