Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Pegawai Negeri Sipil atau disingkat PNS, merupakan bagian dari pegawai
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mempunyai peran sebagai perencana, pelaksana,
dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas
dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Implementasi dari peran tersebut di atas tidaklah mudah. Aparatur Sipil Negara
(ASN) harus mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga mampu
melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien.
Sejalan dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan merujuk Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4);
CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses diklat
terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Diperlukan sebuah penyelenggaraan pelatihan yang inovatif dan terintegrasi agar
dapat menghasilkan PNS profesional yang berkarakter dalam melaksanakan tugas dan
jabatannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan
pemersatu bangsa serta dapat mengimplementasikan nilai-nilai dasar profesi PNS
yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, Anti
korupsi).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
889/MENKES/PER/V/2011 tetang registrasi, izin praktik, dan izin kerja tenaga
kefarmasian disebutkan bahwa Asisten Apoteker adalah tenaga yang membantu
Apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian. Pekerjaan kefarmasian adalah
perbuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan, dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan
obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan
obat dan obat tradisional. Puskesmas adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan

1
dimana pelayanan kefamasian termasuk didalamnya, yang tentunya harus diampu dan
dikelola oleh seorang Asisten Apoteker.
Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan merupakan bagian dari
pekerjaan kefarmasian. Pengelolaan sediaan farmasi dan alkes adalah suatu proses
yang merupakan siklus kegiatan yang dimulai dari perencanaan,
pengadaan/produksi, penerimaan, pendistribusian, pengawasan, pemeliharaan,
penghapusan, pemantauan, administrasi, pelaporan, dan evaluasi yang diperlukan
bagi kegiatan pelayanan. Tujuan pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan
yaitu agar tersedianya sediaan farmasi dan alat kesehatan yang bermutu dalam
jumlah dan pada saat yang tepat sesuai spesifikasi dan fungsi yang ditetapkan oleh
panitia farmasi dan terapi secara berdaya guna dan berhasil guna . Pengelolaan
sediaan farmasi dan alkes oleh farmasi mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan
pelayanan kesehatan di Puskesmas. Pengelolaan sediaan farmasi dan alkes yang kurang
optimal dapat menyebabkan terjadinya penumpukan stok obat yang berujung kepada
banyaknya obat yang kadaluwarsa. Hal ini tentunya akan memicu terjadinya kekosongan
obat dan pasien tidak mendapatkan obat yang sesuai dengan diagnosanya. Oleh karena
itu pengelolaan  obat  yang  kurang efektif dan efisien  akan berpengaruh terhadap
peran Puskesmas secara keseluruhan.

I.2. Tujuan
Yang menjadi tujuan dalam pelatihan dasar ini adalah:
1. Peserta mampu menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN dalam
melaksanakan setiap pekerjaan/ kegiatan yang dilakukan, dan berkontribusi
dalam memperkuat visi dan misi instansi.
2. Peserta mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai
Asisten Apoteker Terampil dalam mengoptimalisasi pengelolaan sediaan
farmasi di Gudang Obat.

I.3 Tugas Pokok/Penugasan


1. Menerima dan mencatat penerimaan obat dari Gudang Farmasi Kabupaten
dan dari sumber lain (bila ada).
2. Membuat dan mengisi kartu stok obat di gudang obat.

2
3. Mencatat dan melaporkan penerimaan dan pengeluaran obat dari gudang
obat.
4. Memonitor obat di apotek, pustu dan pos puskeling.
5. Membantu Kepala Puskesmas dalam merencanakan kebutuhan obat.
6. Membuat LPLPO
I.4. Unit Kerja
Pelaksaaan aktualisasi ini berlokasi di unit kerja penulis yaitu UPTD. Puskesmas
Tabanan I yang beralamat di Jalan Raya Yeh Gangga, Desa Sudimara, Kabupaten
Tabanan.

I.5 Visi, Misi, Motto dan Tata Nilai UPTD. Puskesmas Tabanan I
I.5.1 Visi
I.5.2 Misi
I.5.3 Motto
I.5.4 Tata Nilai

I.6. Penetapan Core Issue


Beberapa isu atau masalah yang ditemukan di UPTD. Puskesmas Tabanan I perlu
dianalisis untuk menentukan satu isu utama dan terpenting yang selanjutnya akan
dirancang kegiatan untuk memecahkan isu tersebut. Dalam penetapan isu utama
tersebut, penulis menggunakan metode kriteria APKL dan USG. Metode kriteria
APKL dan metode USG dapat kita lihat dalam tabel berikut:

3
Tabel 1.6.1
Metode Kriteria APKL

N ISU (A) (P) (K) (L) Ket


o.
1. Belum Memen
optimaln     uhi
ya syarat
pengelola
an
sediaan
farmasi
dan alkes
di UPTD.
Puskesm
as
Tabanan
I
2. Kurang Tidak
tertatany   -  memen
a uhi
penyimp syarat
anan obat
di ruang
apotek
farmasi
3. Kurangn Memen
ya     uhi
kebersiha syarat
n dalam
peracikan
obat
puyer
untuk

4
pasien
bayi dan
anak.
Keterangan :
Aktual (A) : benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan di masyarakat
Problematik (P) : isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga
perlu dicarikan solusinya segera
Kekhalayakan (K) : isu yang menyangkut hajat orang banyak
Layak (L) : isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk
dimunculkan pemecahan masalahnya.

Dari hasil analisis APKL diatas maka didapatkan 2 (dua) isu yang memenuhi
syarat untuk dikembangkan sebagai permasalahan yang harus segera mendapat
penanganan dan dianalisis kembali menggunakan metode analisis USG seperti pada
tabel I.6.2 berikut

5
Tabel 1.6.2
Metode USG

No. ISU (U) (S) (G) Jumlah


Belum optimalnya pengelolaan
1. sediaan farmasi dan alkes di
5 5 5 15
UPTD. Puskesmas Tabanan I
Kurangnya kebersihan dalam
2. peracikan obat puyer untuk
4 4 4 12
pasien bayi dan anak.

Keterangan : Skor :
U = Urgency 5 = Sangat gawat/serius/berdampak
S = Seriousness 4 = Gawat/serius/berdampak
G = Growth 3 = Cukup gawat/serius/berdampak
2 = Kurang gawat/serius/berdampak
1 = Tidak gawat/serius/berdampak
Berdasarkan analisis isu menggunakan metode USG diatas dapat disimpulkan
bahwa isu nomor 1 (satu) mendapatkan jumlah terbesar sehingga menjadi prioritas
utama yang akan dipecahkan permasalahannya.

6
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

II.1. Formulir Rancangan Aktualisasi


Unit Kerja : UPTD. Puskesmas Tabanan I
Identifikasi Isu :
1. Belum optimalnya pengelolaan sediaan farmasi
dan alkes di UPTD. Puskesmas Tabanan I.
2. Kurang tertatanya penyimpanan obat di ruang
farmasi.
3. Kurangnya kebersihan dalam peracikan obat
puyer untuk bayi dan anak.
Isu Utama : Belum optimalnya pengelolaan sediaan farmasi dan
alkes di UPTD. Puskesmas Tabanan I
Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi pengelolaan sediaan farmasi dan alkes
di UPTD. Puskesmas Tabanan I
Untuk melaksanakan gagasan pemecahan isu tersebut dibuatlah beberapa
kegiatan, yaitu :
1. Melakukan penyimpanan sediaan farmasi dan alkes secara alfabetis dan
menggunakan sistem FEFO (First Expired First Out).
2. Melakukan pelabelan warna sesuai dengan masa kadaluwarsa obat.
3. Membuat daftar obat-obatan yang mendekati tanggal kadaluwarsa kepada
dokter penulis resep agar bisa dilakukan penggantian (substitusi) obat.
4. Melakukan rolling obat, dimana obat yang jarang terpakai dan mendekati
masa kadaluwarsa bisa di rolling ke sub unit yang paling sering meresepkan
obat tersebut.
5. Membuat grafik suhu ruangan untuk menjaga stabilitas suhu yang sesuai
untuk penyimpanan obat.
6. Membuat buku catatan mutasi obat ke sub unit dan buku penerimaan obat
dari GFK ke gudang farmasi puskesmas.
7. Merancang sistem pencatatan dengan menggunakan aplikasi Microsoft
Excel.

7
Tabel II.1.1
Tabel Rancangan Kegiatan Aktualisasi

KONTRIBUSI PENGUATA
KETERKAITAN
N THD VISI- N NILAI
KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA
O MISI ORGANISAS
PELATIHAN
ORGANISASI I
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan a. Membuat format nama- Nama-nama sediaan  Akuntabilitas
penyimpanan nama sediaan farmasi farmasi dan alkes Semua proses dari
sediaan farmasi dan alkes yang tersedia yang telah dicetak. awal pembuatan
dan alkes secara di gudang disesuaikan Sediaan farmasi dan format nama sampai
alfabetis dan dengan LPLPO alkes tersusun rapi dengan penyusunan
menggunakan kemudian serta mempermudah sediaan farmasi dan
sistem FEFO mencetaknya. petugas apabila alkes dilakukan
(First Expired b. Menempelkan nama- hendak mengambil sampai selesai.
First Out). nama sediaan farmasi sediaan farmasi dan  Nasionalisme
dan alkes yang telah alkes Semua sediaan farmasi
dicetak tersebut pada dan alkes
rak obat secara mendapatkan

8
KONTRIBUSI PENGUATA
KETERKAITAN
N THD VISI- N NILAI
KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA
O MISI ORGANISAS
PELATIHAN
ORGANISASI I
alfabetis. perlakukan yang sama
c. Menyusun sediaan tanpa membeda-
farmasi dan alkes bedakan.
menggunakan sistem  Etika publik
FEFO Penyusunan sediaan
farmasi dan alkes akan
mempermudah dan
mempercepat
penyiapan sediaan
farmasi dan alkes
dalam pelayanan
pasien
 Komitmen mutu
Melaksanakan rencana
kegiatan sesuai dengan
aturan yang dibuat dan

9
KONTRIBUSI PENGUATA
KETERKAITAN
N THD VISI- N NILAI
KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA
O MISI ORGANISAS
PELATIHAN
ORGANISASI I
menyelesaikannya
tepat waktu sesuai
dengan rencana.
 Anti korupsi
Semua sediaan farmasi
dan alkes dibuatkan
nama dengan format
yang sama

2 Melakukan a. Petugas farmasi Tanggal kadaluwarsa  Akuntabilitas


pelabelan warna melakukan pelabelan sediaan farmasi dan
sesuai dengan warna untuk sediaan alkes dapat diketahui  Nasionalisme
masa kadaluwarsa farmasi dan alkes hanya dengan melihat Menjaga ketersediaan
obat. yang mendekati label tanpa harus sediaan farmasi dan
kadaluwarsa dengan memeriksa setiap box alkes
ketentuan sebagai sediaan farmasi dan  Etika publik

10
KONTRIBUSI PENGUATA
KETERKAITAN
N THD VISI- N NILAI
KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA
O MISI ORGANISAS
PELATIHAN
ORGANISASI I
berikut : alkes  Komitmen mutu
1. Tahun berjalan  Anti korupsi
warna merah muda Setiap obat diberikan
2. Tahun berjalan +1 label warna sesuai
warna kuning dengan ketentuan
3. Tahun berjalan +2 tanpa terkecuali
warna hijau
Untuk tahun selanjutnya
berulang kembali seperti
diatas
b. Pelabelan juga
dilakukan pada
sediaan farmasi dan
alkes yang akan
dikirim ke sub unit
c.

11
KONTRIBUSI PENGUATA
KETERKAITAN
N THD VISI- N NILAI
KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA
O MISI ORGANISAS
PELATIHAN
ORGANISASI I
3 Membuat daftar a. Melakukan pemeriksaan Daftar sediaan farmasi  Akuntabilitas
obat-obatan yang sediaan farmasi dan dan alkes yang  Nasionalisme
mendekati tanggal alkes secara cermat mendekati tangga Mendiskusikan solusi
kadaluwarsa untuk mengetahui masa kadaluwarsa untuk melakukan
kepada dokter kadaluwarsanya subtistusi obat dengan
penulis resep agar b. Membuat daftar sediaan dokter penulis resep
bisa dilakukan farmasi dan alkes yang  Etika publik
penggantian mulai mendekati masa  Komitmen mutu
(substitusi) obat. kadaluwarsa
 Anti korupsi
Membuat daftar
sediaan farmasi dan
alkes yang mendekati
masa kadaluwarsa
sesuai dengan jumlah
yang sebenarnya

12
KONTRIBUSI PENGUATA
KETERKAITAN
N THD VISI- N NILAI
KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA
O MISI ORGANISAS
PELATIHAN
ORGANISASI I
4 Melakukan rolling a. Membuat daftar Daftar sediaan farmasi  Akuntabilitas
obat, dimana obat sediaan farmasi dan dan alkes yang jarang  Nasionalisme
yang jarang alkes yang jarang terpakai dan mendekati Bekerja sama dengan
terpakai dan terpakai dan mendekati masa kadaluwarsa teman sejawat di
mendekati masa masa kadaluwarsa. serta daftar pemakaian masing-masing sub
kadaluwarsa bisa b. Menghubungi masing- sediaan farmasi dan unit
di rolling ke sub masing sub unit untuk alkes masing-masing  Etika publik
unit yang paling mengetahui jumlah sub unit  Komitmen mutu
sering pemakaian sediaan
 Anti korupsi
meresepkan obat farmasi dan alkes
tersebut. tersebut.

5 Membuat grafik a. Merancang form dan Tersedianya form  Akuntabilitas


suhu ruangan membuat format grafik grafik suhu ruangan Konsistensi dalam
suhu. mengisi grafik suhu
b. Menempel grafik suhu ruangan pada pagi dan

13
KONTRIBUSI PENGUATA
KETERKAITAN
N THD VISI- N NILAI
KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA
O MISI ORGANISAS
PELATIHAN
ORGANISASI I
di tembok siang hari
c. Mengaplikasikan garfik  Nasionalisme
suhu setiap hari di pagi Format kontrol suhu
dan siang hari. dibuatn seragam untuk
semua sub unit tanpa
membedakan
 Etika publik
 Komitmen mutu
Grafik diletakkan
dalam map dan di
tempel di tembok
sehingga rapi dan
mudah dilihat agar
bisa pantau setiap hari
 Anti korupsi
Grafik dibuat

14
KONTRIBUSI PENGUATA
KETERKAITAN
N THD VISI- N NILAI
KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA
O MISI ORGANISAS
PELATIHAN
ORGANISASI I
sebenarnya sesuai
dengan suhu pada saat
pencatatan.
6 Membuat buku a. Mengadakan buku di Tersedianya buku  Akuntabilitas
catatan mutasi puskesmas catatan mutasi obat Pencatatan dilakukan
obat ke sub unit b. Merancang dan dan penerimaan obat secara rutin tiap
dan penerimaan membuat format menerima ataupun
obat dari IFK c. Mengaplikasikan buku mengirimkan sediaan
farmasi dan alkes
 Nasionalisme
 Etika publik
 Komitmen mutu
 Anti korupsi

7 Merancang sistem a. Membuat master Tersedianya sistem  Akuntabilitas


pencatatan dengan LPLPO dengan format yang memudahkan Pencatatan dilakukan

15
KONTRIBUSI PENGUATA
KETERKAITAN
N THD VISI- N NILAI
KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA
O MISI ORGANISAS
PELATIHAN
ORGANISASI I
menggunakan yang telah ditentukan. dalam pengontrolan secara
aplikasi Microsoft b. Mengirim master masa kadaluwarsa berkesinambungan
Excel. LPLPO tersebut ke sediaan farmasi dan  Nasionalisme
masing-masing sub unit alkes Semua sub unit
agar tercipta format diwajibkan
LPLPO yang sama menggunakan format
untuk semua sub unit master LPLPO yang
c. Mulai merancang sitem dikirimkan oleh
pencatatan dengan petugas Gudang di
menggunakan Puskesmas
Microsoft Excel dengan  Etika publik
menggunakan formula
sesuai dengan yang  Komitmen mutu
ditetapkan.  Anti Korupsi
Setiap sub unit
mendapatkan format

16
KONTRIBUSI PENGUATA
KETERKAITAN
N THD VISI- N NILAI
KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA
O MISI ORGANISAS
PELATIHAN
ORGANISASI I
LPLPO yang sama

17
BAB III

PENUTUP

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut
ini.
1. Isu utama yang diangkat dalam rancangan ini adalah “Belum optimalnya
pengelolaan sediaan farmasi dan alkes di UPTD. Puskesmas Tabanan I“.
Pemilihan isu tersebut telah melalui analisis penetapan terlebih dahulu. Setelah
rancangan aktualisasi ini dilaksanakan, diharapkan pengelolaan sediaan
farmasi dan alkes bisa lebih dioptimalkan guna untuk meningkatkan mutu
pelayanan kefarmasian.
2. Ada beberapa tahapan kegiatan dalam rancangan kegiatan aktualisasi ini yang
akan dilaksanakan selama 30 hari kerja di UPTD. Puskesmas Tabanan I yaitu
dari tanggal 11 Oktober sampai dengan 20 November 2019. Tahapan kegiatan
dilaksanakan dengan bekerja sama dengan teman sejawat tenaga teknis
kefarmasian, perawat dan dokter
3. Kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan terdiri dari:
a. Melakukan penyimpanan sediaan farmasi dan alkes secara alfabetis dan
menggunakan sistem FEFO (First Expired First Out).
b. Melakukan pelabelan warna sesuai dengan masa kadaluwarsa obat.
c. Membuat daftar obat-obatan yang mendekati tanggal kadaluwarsa kepada
dokter penulis resep agar bisa dilakukan penggantian (substitusi) obat.
d. Melakukan rolling obat, dimana obat yang jarang terpakai dan mendekati
masa kadaluwarsa bisa di rolling ke sub unit yang paling sering
meresepkan obat tersebut.
e. Membuat grafik suhu ruangan untuk menjaga stabilitas suhu yang sesuai
untuk penyimpanan obat.
f. Membuat buku catatan mutasi obat ke sub unit dan buku penerimaan obat
dari IFK ke gudang farmasi puskesmas.
g. Merancang sistem pencatatan dengan menggunakan aplikasi Microsoft
Excel.
4. Harapan penulis mengenai rancangan kegiatan aktualisasi ini terlaksananya
tugas dan tanggungjawab Asisten Apoteker sebagai pelaksana pekerjaan

18
kefarmasian dimana dapat memberikan pelayanan yang … sehingga visi dan
misi puskesmas dapat terlaksana, yaitu -----

19

Anda mungkin juga menyukai